PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 13 Maret 2017

Sinopsis Tomorrow With You.Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

[Dua Tahun Kemudian ; Masa Depan]
So Joon menyapa detektif Kim tapi sepertinya Detektif itu tak mengingatnya. Ia mengingatkan kalau mereka bertemu saat kasus kecelakaan Shin Sung Kyu dari Happiness dua tahun lalu, Detektif Kim mengingat dulu lalu bertanya apakah ingin bertemu denganya, So Joon membenarkan. Detektif Kim mengaku agak sibuk sekarang.
“Tunggu. Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal.Setelah kecelakaan Shin Sung Kyu, itu adalah sesuatu yang menurutmu mencurigakan ‘kan?” kata So Joon memastikanya
“Tapi...bukankah kau Presdir Myreits?” kata Detektif Kim, So Joon membenarkan.
“Oh! Bukannya kau dilaporkan hilang?Presdir Myreits dilaporkan hilang setelah insiden itu.Detektif Jo yang menangani kasusnya.” Kata Detektif Kim yakin
“Ah, pasti ada kesalahan.” Kata So Joon gugup lalu bergegas pergi dengan alasan harus kembali bekerja.

Detektif Kim berjalan dilorong membahas tentang  Presdir Myreits yaitu Presdir perusahaan investasi real estatedan suami Bap Soon. Ketua Tim mengingat kalau orang hilang itu. Detektif Kim pun membenarkan dugaanya.
“Dia menghilang dua tahun lalu saat musim dingin, tapi dirahasiakan dari media.Memang kenapa?” tanya Detektif Jo, Detektif Kim pun menanyakan hasilnya.
“Bicara apa, sih? Ya masih berstatus orang hilanglah!” kata Detektif Jo, Detektif Kim kaget karena baru saja bertemu.
Detektif Jo kaget dengan memastikan kalau itu Yoo So Joon. Detektif Kim membenarkan.  Detektif Jo bertanya pakaian apa yang dikenakan apakah memakai pakaian musim panas atau bersikap aneh. Detektif Kim melihat kalau Kelihatan baik-baik saja keduanya pun pergi ke Depan kantor. Sementara So Joon sengaja bersembunyi mendengar pembicaraan keduanya.
“Aku tidak pergi atas kehendakku. Apa Aku menghilang?”gumam So Joon. 

Ki Doong dan Direktur Wang keluar dari kantor, lalu Direktur Wang yang merasa sangat kesepian mengajaknya untukk minum bersama. Ki Doong menolak mungkin lain kali saja. Direktur Wang tetap mengajaknya pergi, Ki Doong berjanji lain kali akan menemaninya.
So Joon datang dengan topi lalu memeluk Ki Doong dari belakang. Ki Doong kaget dan yakin kalau itu So Joon dari masa lalu. So Joon mengajak mereka untuk bicara di tempat sepi.

So Joon berjalan lebih dulu, Ki Doong bertanya kemana mereka akan pergi. So Joon mengatakanKe tempat sepi. Ki Doong mengaku tidak tahu kenapa temannya seperti itu, menurutnya lebih baik pergi makan dari pada berada di jalan.
“ Mau kau dari masa lalu atau apa,  aku senang melihatmu. Jadi, ayo kita makan bersama.” Ucap Ki Doong
“Bagaimana aku bisa hilang? Kau bilang hubunganku dengan Ma Rin tidak berjalan baik. Jadi, apa kami berpisah dan aku pergi ke luar negeri? Katakan yang sebenarnya, karena aku sudah tahu keadaannya. Kenapa aku jadi orang hilang?” tanya So Joon
“Aku tidak tahu. Kau pergi ke masa depan dan tidak kembali.” Kata Ki Doong, So Joon binggung kenapa bisa seperti itu.
“Aku tidak tahu yang terjadi padamu. Bukankah kau yang menjalaninya? Jadi Mana bisa aku tahu?” kata Ki Doong binggung

“Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya padaku? Kenapa kau justru mengatakan kebohongan jahat itu? Kenapa kau melakukannya?” kata So Joon marah
“Ma Rin yang memintaku berkata begitu.” Kata Ki Doong, So Joon tak percaya kenapa Ma Rin seperti itu.
“Dia pasti ingin kembali pada masa sebelum menikah denganmu.” Ucap Ki Doong, So Joon meminta agar tak perlu bohong lagi.
“Suatu pagi kau menghilang. Tidak peduli bagaimanapun dia berusaha,  dia tidak tahu kau masih hidup atau tidak.” Cerita Ki Doong
So Joon meminta agar Ki Doong Berhenti berbohong. Ki Doong memberitahu bahwa Ma Rin masih belum bisa melupakan So Joon, tinggal sendirian di rumah dan menunggnya.  Menurutnya Itu  Betapa menyakitkan bagi Ma Rin menanti So Joon sekian lama.
So Joon tidak bisa lagi mempercayai temanya jadi lebih baik diam saja,  Ki Doong tahu kalau ini sesuatu yang semestinya tidak pernah terjadi, menurutnya Jika mereka tidak pernah bertemu, hal ini tidak akan terjadi jadi itu sebabnya berbohong. So Joon menyuruh Ki Doong agar  Jangan bicara lagi.
“Hei. Jujurlah... Apa di masa depanmu yang sesungguhnya kau menjadi orang hilang? Tidak, 'kan? Aku memikirkannya secara mendalam.. Kenapa kau bisa menghilang? Itu Karena kau mengubah masa depanmu. Kau mestinya tidak pernah menikahi Ma Rin. Lalu Kau tiba-tiba menikahi dia sehingga masa depanmu berubah total.” Ucap Ki Doong dengan nada tinggi
“Lalu kenapa? Apa Kau menyuruhku menjalani kehidupan yang sudah digariskan?” kata So Joon marah
“Demi kebaikanmu...Atau, demi kebaikan Ma Ri, maka kau harus mengembalikan semua ke semula.” Pesan Ki Doong, So Joon yang marah memilih untuk pergi 


Ki Doong menelp Ma Rin memberitahu baru saja bertemu So Joon. Dari dua tahun lalu, saat Ayah Se Young meninggal dan sudah tahu nanti akan menghilang. Ma Rin bertanya kalau Ki Doong itu tidak mengatakan yang sebenarnya. Ki Doong mengatakan tidak.
“Kelihatannya dia tidak tahu apa pun soal Kim Yong Jin. Aku mengatakan padanya seperti yang kau mau. Tapi, kurasa... kita harus memberitahu dia soal Kim Yong Jin.” Kata Ki Doong, Ma Rin menolaknya.
“Jika dia tahu segalanya, maka dia tidak akan bisa menghentikannya. Sedari awal...semestinya dia tidak berjumpa denganku dan Harusnya begitu. Jika dia bisa kembali ke masa lalu sekarang dan berpisah dariku... Jika kami berpisah, maka So Joon tidak perlu mengalami hal-hal buruk seperti ini. Sejak awal, ini semua karena aku.” Ungkap Ma Rin
“Aku tidak yakin kita melakukan hal yang benar. Apakah melakukan ini akan membuat So Joon bertahan hidup? Ini sangat sulit untukku.” Akui Ki Doong dan melihat Se Young yang datang dan langsung menutup telpnya. 

Se Young tersenyum bahagia duduk disamping Ki Doong,  lalu melihat temanya itu terlihat tegang. Ki Doong mengaku baru saja dapat telepon lalu menanyakan apa yang dibawanya. Se Young membawakan sebuah kartu bertuliskan  [KAMI AKAN MENIKAH.] sepertinya keduanya akan menikah.
Sementara Ma Rin sedang duduk sendirian di ruang tengah, menyakinkan dirinya kalau melakukan hal yang benar.
“Jika aku ingin menyelamatkan So Joon maka aku harus mengembalikan semua seperti semula. Kau melakukan hal yang benar.” Ucap Ma Rin sambil menangis 

Flash Back
“Ma Rin masih pergi ke Stasiun Namyeong beberapa hari sekali dan menunggu di sana seharian. Dia berharap kau akan kembali. Saat kau menghilang, kebahagiaan yang kau miliki itu tidak akan lebih dari sebulan. Hanya untuk berbahagia sebulan, Apa dia harus mengganti dengan rasa sakit selamanya? Kembalilah dan akhiri.” Ucap Ki  Doong
So Joon terdiam saat itu melihat Ma Rin pulang mengemudikan mobilnya, Ma Rin melonggo dari mobil menyuruh So Joon agar masuk mobil karena sudah berlatih mengemudi di tempat yang tidak ada mobil lain jadi bisa mengubah haluan dengan lancar sekarang.
“Butuh berapa lama melakukan itu?” tanya So Joon, Ma Rin pikir butuh waktu 3 bulan.
“3 bulan...Apa tidak terlalu lama?” komentar So Joon,
“Kalau mau sedikit berusaha,  aku bisa mengantarmu ke kantor. Saat kau sakit...” kata Ma Rin, So Joon tiba-tiba langsung menciumnya. 



Keduanya naik mobil. So Joon pikir Ma Rin sudah mempercayainya sekarang.  Ma Rin membela diri kalau Ini bukan masalah kepercayaan. So Joon menyuruh Ma Rin mulai menyalakan lampu sen lalu ubah haluan.  Ma Rn tak mau melakukan karena ada banyak mobil. So Joon menyakinan tak terjadi apa-apa jadi meminta agar pindah jalur.
“Bagaimana kalau pengemudi itu tidak memahami pikiranku?”ucap Ma Rin ketakutan, So Joon meminta agar percaya padanya. Ma Rin pun mengikutinya sambil mengerakan sedikit stirnya sambil menutup mata karena ketakutan.
“Hei... Bisa-bisanya kau menutup mata?” kata So Joon memarahinya, Ma Rin ikut marah tak ingin belajar mengemudi dari suaminya karena membuatnya tertekan.
“Apa Kau akan belok kanan saja terus?” ejek So Joon
Ma Rin ingat di film "One Fine Spring Day", Lee Young Ae duduk di pangkuan Yoo Ji Tae menurutnya Romantis sekali saat pria itu mengajari wanitanya Tapi realita-nya Tidak romantis sama sekali. So Joon membeirtahu kalau itu melanggar hukum dan tak boleh mengemudi di pangkuan seseorang
“Lalu bagaimana dengan hukum mencium seseorang di jalan?Tidak baik untuk moral masyarakat.” goda Ma Rin, So Joon mengalihkan pembicaran dengan kembali mengajar Ma Rin agar memindakan jalur. Ma Rin mengikutinya dan langsung berhasil keduanya terlihat bahagia.
“Kau bisa melakukannya selagi mempercayaiku,Kerja bagus. Aku bangga sekali padamu.” Ucap So Joon memuji. 


Ma Rin menyuruh Soo Joon berbaring saja, So Joon mengaku merasa sangat aneh, kalau sebelumnya ia menciumnya duluan tapi kenapa Ma Rin  hari ini  agresif sekali. Ma Rin mengungkapkan perasaan cintanya dan mengajak mereka agar berbaring saja, So Joon mengatakan  akan berbaring dan menatap Ma Rin
“Bisa kau katakan padaku sekarang? Bagaimana kau bisa pergi ke dunia lain? Bagaimana cara sampai di sana?” tanya Ma Rin yang berbaring dikursi mobil dengan saling menatap.
“Subway. Dari Stasiun Namyeong ke Stasiun Seoul. Jadwal kedatangan subwaynya, dalam 1 menit 30 detik.” Ucap So Joon, Ma Rin tak mengerti maksudnya.
“Saat sampai di lokasi insiden di Stasiun Namyeong, maka aku sampai di masa depan.” Cerita So Joon
“Apa Kau pergi ke masa depan menggunakan subway, yaitu Subway yang digunakan orang berangkat dan pulang kerja?” kata Ma Rin
“Ya.. dan Aku bisa memilih tahun tujuanku berdasarkan suasana hati.”akui So Joon.
Ma Rin benar-benar tak percaya mendengarnya,  Soo mengaku kalau Awalnya, merasa seperti itu kemudian menyadari itu nyata dan fasanya seolah menjadi pemilik dunia.

Flash Back
So Joon berjalan pertama kali melonggo tak percaya kalau bisa ke masa depan. Do Sik pun menemaninya dibelakang. So Joon benar-benar tak percaya kalau ada di tahun 2015. Do Sik meminta So Joon bersikap biasa saja karena membuatnya malu, lalu menunjuk di etalase. model ponsel tahun 2015.  So Joon melonggo melihat semua sangat Futuristik sekali.
“Apa Aku sungguh bisa pergi ke masa depan kemudian kembali Ahjussi, aku bisa kaya.” Ucap So Joon bahagia. 

Ma Rin merasa itu tidak adil dan seperti diskriminasi, karena ia juga korban selamat kecelakaan tapi kenapa hanya So Joon yang bisa melakukanya.  So Joon juga tak tahu dan apakah memang ada hubungan dengan selamat  dari kecelakaan itu atau tidak. Ma Rin pergi Dengan tiket subway, bisa melakukan perjalanan ke masa depan menurutnya Harganya murah sekali.
“Tapi, Kemampuan mengemudiku akan meningkat setiap harinya. Aku bisa mengemudi untukmu kapanpun kau mau. Bisa tidak kau berhenti menggunakan transportasi umum? Aku lebih senang lagi kalau kau tidak naik subway juga. Belakangan ini terlalu berat untukmu. Tidak peduli bagaimanapun masa depan maupun hari esok berjalan... tidak bisakah kita jalani saja? Kita hidup dan bersenang-senang.” Ucap Ma Rin
“Apa Kau tidak penasaran Soal masa depan hubungan kita?” kata So Joon

“Kau tidak berada di sini. Saat kau pergi ke masa depan, maka kau tidak berada di sini. Kau pergi ke suatu tempat yang tidak terjangkau olehku,  membuatku merasa takut. Aku takut kau akan menghilang dan tidak kembali lagi. Membayangkan kau tidak berada di sini, maka aku merasa sangat kesepian. Seolah ada badai topan yang menyerang hatiku. Jadi, jangan pergi ke tempat yang tidak terjangkau olehku.” Kata Ma Rin memohon
So Joon pikir harus pergi. Ma Rin menanyakan alasanya dan berpikir itu karena Ayah Se Young. So Joon mengaku bukan itu. Ma Rin ingin tahu alasan dan menyebutkan itu mengetaui tentang tanah. So Joon membenarkan.
“Tapi, aku ingin kau bekerja keras saja di sini.” Pinta Ma Rin, So Joon tetap mengatakn harus pergi.
“Aku harus pergi agar kita bisa hidup makmur. Dan Juga, ada banyak hal seru di dunia lain. Kau bahkan tidak akan bisa membayangkannya.”ungkap So Joon. 


Ma Rin mengingat ucapan So Joon “Dari Namyeong ke Stasiun Seoul. Jangka waktu tepatnya 1 menit 30 detik. Saat melewati lokasi insiden di Stasiun Namyeong maka aku sampai di masa depan.” Ia pun sudah sampai didepan stasiun.
“Yoo So Joon. Jika kau berkeras pulang pergi begitu,  maka aku akan mengikutimu ke masa depan. Kalau kau mati,  aku ikut bersamamu. Kalau hidup, kita bersama.” Ucap Ma Rin
Ma Rin mulai menaiki subway mencoba menghitung 1 menit, 30 detik dan terdengar suara pengeras suara kalau sudah sampai Stasiun Seoul. Ia pun menyadari kalau Tidak berhasil. Tapi Ma Rin tak mau menyerah mencoba kembali dengan memejamkan matanya setelah itu bertanya pada penumpang yang duduk dibelakangya.
“Tahun berapa ini?” tanya Ma Rin bersemangat. Si bibi binggung dan menjawab Tahun 2016.
Ma Rin terus mencoba seperti orang yang sedang bertranportasi dengan melompat, tapi malah membuat orang-orang menatapnya seperti orang gila

Akhirnya Ma Rin keluar dari subway merasa tidak berhasil untuknya dan merasa sangat lelah. Saat itu melihat sosok So Joon masuk ke dalam kereta dan langsung mengikuti masuk ke pintu didepanya.
Ia berjalan mencari sosok suaminya, So Joon kaget saat berada di perbatasan gerbong bertemu dengan istrinya. Ma Rin bertanya apakah So Joon akan pergi lagi dan menurutny itu lebih seperti makan dalam sehari. So Joon kaget kenapa Ma Ri datang ke subway.
“Memang Kenapa? Aku hanya warga Seoul yang naik subway? Apa Ada masalah dengan itu?Aku sudah memintamu jangan pergi.” Kata Ma Rin kesa
“Maaf, tapi aku akan menghilang... Sebentar lagi aku akan menghilang.” Kata So Joon, Ma Rin memohon agar So Joon tak pergi dengan memegangnya,
“Aku tidak bisa mengendalikannya.” Kata So Joon, Ma Rin pun memegang lengan So Joon agar tak pergi tapi So Joon  sudah menghilang. Ma Rin pun hanya bisa menangis sendirian. 

[24 MARET 2019: SEHARI SEBELUM KECELAKAAN]
So Joon sudah pindah ke stasiun masa depan, senga pergi ke hari terakhir dimana  bisa bebas pulang pergi yaitu sehari sebelum kematian mereka berdua dan ingin tahu kehidupan Ma Rin.  Ma Rin keluar dari rumah dan mengemudikan mobilnya. So Joon melihat Ma Rin pengemudi yang ahli sekarang jadi tidak perlu cemas.
“Ma Rin masih belum bisa melupakanmu. Dia tinggal sendirian di rumahmu dan menunggumu.”
Akhirnya ia masuk ke rumah melihat sekeliling rumah yang tak berubah sama sekali, lalu melihat sebuah brosur “PAMERAN FOTO SONG MA RIN” 

So Joon pun pergi ketempat pameran, dua pegawai keluar dari gedung membicarakan Ma Rin karena merasa kasihan karena Suaminya tidak akan datang. Si pegawai itu membenarkan padahal Banyak sekali foto suaminya.Tapi tidak datang di hari yang penting.
“Apa sebenarnya yang terjadi antara mereka?Bahkan mereka tidak bercerai.” Komenta pegawai satunya, So Joon terdiam mendengar komentar orang tentang Ma Rin karena dirinya tak datang dalam pameran.
“Suaminya tiba-tiba saja menghilang dan Ma Rin menunggunya.Bukankah sudah dua tahun?” ucap si pegawai, Pegawai itu membenarkan dan mengaku tidak mengerti yang terjadi lalu bergegas untuk pergi makan. 

So Ri melihat semua foto hasil Ma Rin sudah dipasang dengan rapi. Ma Rin berdiri didepan foto besar So Joon dengan tatapa sedih, So Ri mengajak Ma Rin agar besok datang lagi, dan melihat tatapan temanya itu malah sedih.
“Ekspresi macam apa itu di hari baik seperti ini?Mereka bilang, kau sudah berhasil. Ini Pameran foto!! Selama ini kau terus membahasnya.” Kata So Ri, Ma Rin mengaku dirinya bahagia.
“Bukankah sudah saatnya kau melupakan dia?Sekarang kau punya galeri foto sendiri.Kau harus menikmati hidupmu sekarang.” Kata So Ri
“Mana bisa aku melupakan dia?Aku tidak tahu dia masih hidup atau tidak.  Bahkan keberadaannya. Jadi tak mungkin bisa melupakan dia. Seandainya kami bersama di hari seperti ini,pasti menyenangkan sekali.” Ungkap Ma Rin lalu mengajak mereka pulang.
Didepan Gallery,  So Ri akan mengemudikan mobil, Ma Rin menolak karena  harus mampir ke suatu tempat. So Ri mengerti dan meminta agar bisa  Hati-hati mengemudinya.  So Joon sudah menunggu hanya melihat Ma Rin dari kejauhan. 

So Joon mengingat ucapan Ki Doong “Ma Rin masih pergi ke Stasiun Namyeong Station beberapa hari sekali dan menunggu seharian. Dia berharap kau kembali.” Ma Rin menunggu didepan stasiun, So Joon melihatnya dari belakang dengan tatapan sedih.
“ Kau bahkan tidak tahu yang akan terjadi padamu besok. Kenapa justru di sini?” gumam So Joon lalu melangkah pergi
Ia pergi kerumah  Do Sik mengendor pintu memanggilnya, meminta agar keluar. Ia tahu Besok adalah hari terakhir jadi ingin tahu  Apa yang akan terjadi pada Ma Rin dan Apa akan berakhir seperti itu. Atau Ma Rin meninggal dalam keadaan masih menunggunya.
“Aku tarik ucapanku untuk kau tidak ikut campur dalam kehidupanku.Tolong bantu aku.Kau pasti tahu yang akan terjadi besok. Ahjussi!” teriak So Joon depan pintu
Seorang wanita dan anaknya baru datang binggung melihat So Joon yang berteriak didepan pintu, memberitahu kalau itu rumah mereka. So Joon kebingungan dan meminta maaf. 

Akhirnya So Joon kembali dan menangis dalam kereta perjalanan pulang, ketika menuruni tangga melihat Ma Rin yang menunggu ditempat yang sama. Ma Rin heran melihat wajah So Joon yang kusut padahal sudah menghilang begitu saja. So Joon bertanya apakah Ma Rin menunggunya. Ma Rin membenarkan
“Kenapa?Kau kan tidak tahu kapan aku akan kembali.Kenapa kau menunggu?Kenapa kau bodoh sekali menungguku?” ucap So Joon seperti tak ingin Ma Rin sedih
“Aku menunggu karena mencemaskanmu.” Ucap Ma Rin
“Jangan menunggu.Saat kau menunggu, membuatku terbebani.” kata So Joon
“Apa Hanya itu yang bisa kau katakan padaku?” ucap Ma Rin kesal lalu keluar dari stasiun. 

“Kau menghilang tepat di depan mataku.Aku bahkan menggenggam tanganmu, tapi kau menghilang. Apa Kau bahkan tidak memikirkan betapa terkejut dan cemasnya aku? Jadi Mana mungkin aku tidak menunggu?Aku bahkan hampir mati karena cemas.” Ucap Ma Rin
“Tidak peduli kemanapun aku pergi dan selarut apa pun, kau hanya perlu melakukan yang kau maudan hidup dengan baik.” Kata So Joon
Ma Rin heran dengan tingkah So Joon yang aneh, padahal  belum lama mengetahui So Joon yang berbeda dari orang lain dan juga So Joon yang baru mengalami masa sulit, jadi pasti mencemaskannya, bahkan tidak punya waktu memikirkan bagaimana seharusnya kita hidup.

“Apa Kau bahkan tidak peduli betapa membingungkan dan mengejutkan ini untukku? Apa Kau tidak menganggapku ada? Jadi, kau mau aku bagaimana? Apa yang harus kulakukan untuk menyenangkanmu?” ucap Ma Rin marah
“Aku minta padamu terakhir kalinya. Jangan pergi. Jangan menghilang dari pandanganku. Itu membuatku takut dan khawatir.  Aku sangat cemas dantidak memiliki keyakinan menjalani kehidupan seperti itu.” pinta Ma Rin
“Kalau begitu mari lakukan... Menikahimu... Kurasa itu adalah kesalahan. Kita...harus mengembalikan seperti semula.” Kata So Joon, Ma Rin hanya bisa melonggo mendengarnya ucapan So Joon
Bersambung ke episode 12

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: