PS : All
images credit and content copyright :MBC
Tae Ho
masuk ke sebuah SPBU melihat Joon Oh membawa sebuah kotak. Sementara Bong Hee
yang selesai mengunci Penyidik Oh menerima telp dari Ki Joon memberitahu kalau Tae
Ho sedang dalam perjalanan sekarang jadi menyuruhnya cepat pergi. Joon Oh
melihat isi kotak ternyata kosong.
Hee Young
memberikan ponsel pada anak buah lainya kalau harus memperbaikinya dan harus
mencari tahu apa isi dalam ponsel karena Pasti ada alasan kenapa semua orang
menginginkan ponsel ini dan harus menyuruh lebih dulu dibanding yang lainya.
Penyidik Oh membawa kardus memberitahu
akan menaruhnya di tempat yang di perintahkan.
CEO Jang
mendengarkan dari alat sadapnya, Hee Young menyuruh Penyidik Oh pergi lebih duu
dan akan menyusul. CEO Jang pun langsung bergerak untuk mengambil ponsel tapi
tertahan oleh Jaksa Yoon.
Bong Hee
kaget melihat Tae Ho dan Joon Oh akhirnya sudah bertemu. Tae Ho tak percaya
melihat dari mata Joon Oh kalau ternyata
masih hidup dan seharusnya tidak hidup. Joon Oh akhirnya menurukan
masker yang dipakainya.
“Aku
selama ini merasa tak hidup, Tae Ho. Karena itulah aku merasa bebas sekarang.”
Kata Joon Oh lalu bergegas pergi menarik Bong Hee untuk pergi bersamanya.
Saat itu
Penyidik Oh baru keluar dari toilet memeriksa bagian bagasinya, lalu melihat
Tae Ho yang berdiri tepat didepan kardus yang sudah dibuka dengan isi lembaran
kertas saja.
Joon Oh
terdiam seperti merasakan sesuatu dalam dirinya, Bong Hee meliriknya lalu
memuji sikap Joon Oh itu bagus karena bisa menahan dirinya. Joon Oh menatap
Bong Hee lalu menyuruhnya agar melihat kedepan saja. Bong Hee pun menurut pada
sang artis.
Bong Hee
memasukan beberapa barang ke dalam tas, Jaksa Yoon sedang bersama dengan jaksa
lainya, menelp Joon Oh bertanya apakah ponselnya ditemukan. Joon Oh mengatakan ponselnya
tidak ada daTae Ho juga tidak menemukannya jadi Pasti ponselnya ada pada Hee
Young. Penyidik Oh terlihat sedikit kecewa.
“dan
Juga... Tae Ho melihatku.” Ungkap Joon Oh, Bong Hee yang mendengarnya terlihat
khawatir.
“Dia
ternyata tiba lebih cepat dari yang kita duga. Mulai besok, kita pasti sibuk.”
Ucap Jaksa Yoon menatap dua anak buahnya yang selalu membantu.
Tae Ho
bertemu dengan CEO Jang di ruanganya. CEO Jang kaget mengetahui Joon Oh masih
hidup seperti tak percaya dan meminta agar menceritakan secara jelas. Tae Ho
kembali menegaskan bahwa Seo Joon Oh masih hidup.
“Bisa-bisanya
kau mengatakan hal itu dengan tenang-tenang begitu?” Sindir CEO Jang dengan
nada tinggi.
“Jangan
marah-marah padaku. Selang beberapa jam lalu, kau saja tak mau kalau aku ikut
ambil bagian. Aku masih marah.” Tegas Tae Ho
“Kau
bilang Aku tak mau kau ambil bagian?
Dengar.... Kau bilang tadi bersama Ji Ah dan Ki Joon. Aku tidak ingin membuatmu
dicurigai kalau aku meneleponmu. Buat apa juga aku tak mau kau ikut ambil bagian?
Ini Tak ada untungnya bagiku.” Ucap CEO Jang
“Jika aku
berencana kau tak ikut ambil bagian... Lalu buat apa aku harus membantumu?
Setelah aku menyelamatkanmu dengan mempertaruhkan segalanya..., kita sudah
bekerjasama.” Kata CEO Jang menyakinkan.
Tae Ho
mengaku kalau dirinya tak mengerti. CEO Jang merasa Tae Ho tidak percaya
padanya. Tae Ho pun bertanya dimana ponselnya apakah sudah menemukannya. CEO Jang mengaku Tidak
ada dan harus mencarinya lagi. Tae Ho meminta agar memberitahu kalau sudah menemukanya.
“Aku akan
mempercayaimu jika kau langsung memberitahuku ponselnya. Apa Paham? Sementara
itu, aku akan mencari Joon Oh. Dan juga Aku butuh orang-orangmu.” Kata Tae Ho,
CEO Jang mengerti
“Kita
harus membuat Joon Oh ditangkap polisi..., agar kau tak bisa dituntut. Dan
ponselnya, akan kita singkirkan. Dengan begitu, kita tidak akan dikendalikan
oleh orang lain. Maka kau akan menjadi tak bercela.”ungkap CEO Jang. Tae Ho
keluar dari ruangan, CEO Jang dengan tatapan dinginya mencukur habis rambutnya,
seperti tanda siap melawan siapapun yang menghalanginya.
Joon Oh
duduk sendirian di luar, Bong Hee datang melihatnya ikut memandang langit
seperti Joon Oh berkomentar kalau Langit malam Seoul gelap sekali, Joon Oh
ingat saat Di pulau terpencil langit begitu cerah Bong Hee juga melihatPenuh
bintang.
“Apa Kau
ingat? Setiap kali aku kesusahan di pulau..., maka aku selalu menatap
bintang-bintang. Menatap bintang membuatku merasa lebih baik.” Ucap Bong Hee
“Benar... Di pulau terpencil. berusaha bertahan hidup
sangat penting dilakukan. Hanya itu yang kupikirkan. Kalau dipikir-pikir, Bong
Hee.. aku merasa lebih tenang di pulau.” Kata Joon Oh,
Ia lalu
teringat sesuatu yang harus diberikan sebelum melupakanya dan mengeluarkan dari
saku jaketnya. Bong Hee binggung apa yang ada didalam tempat seperti telur.
Joon Oh mengaku kalau itu untuk penggunaan darurat.
“Barang
ini membuatku memikirkanmu dan Aku membelinya. Ini barang berharga, tapi
kauboleh memilikinya.” Kata Joon Oh.
“Kau
harus Bilang dulu barang apa itu sebelum aku memutuskan menerimanya atau tidak”
kata Bong Hee binggung
“Aku
membelikannya karena memikirkanmu. Jadi Terima saja.” Keluh Joon Oh
“Makanya
itu, sebelum aku menerimanya...” pikir Bong Hee, Joon Oh tetap memaksa agar
Bong Hee menerima saja.
Bong Hee
seperti tak enak ingin menerimanya, Joon Oh pikir kalau memang tak mau memilih
untuk masuk rumah. Bong Hee menariknya tapi membuat Joon Oh berlutut seperti
hendak melamarnya.
“Kenapa
kau jadi kasar lagi? Kau bilang tidak akan menyakitiku.” Keluh Joon Oh
“Aku
tidak bermaksud menarikmu seperti itu” kata Joon Oh menyuruh agar Bong Hee
mengambilnya.
Bong Hee
akhirnya menerima seperti menerima lamaran dari Joon Oh. Akhirnya Joon Oh
berdiri sambil mengeluh kalau tadi Memalukan sekali lalu bergegas masuk ke
dalam rumah. Bong Hee pun menerima seperti sebuah mutiara yang cantik.
Bong Hee
menelp ibunya bertanya apakah tidurnya nyenyak malam tadi, ibu Bong Hee pikir
sudah pasti tenang lalu bertanya balik pada Bong Hee. Bong Hee mengaku tidurnya
juga nyenyak, lalu merasa kasihan pada ibunya yang kelelahan karena sering
pergi ke Seoul. Ibu Bong Hee pikir tak seperti itu karena yang dilakukan hanya
duduk dalam bus saja.
“Bukan
itu, aku bilang begitu karena Ibu sudah semakin tua. Aku bakal sering-sering
datang kesana untuk menengoki Ibu.” Kata Bong Hee, Ibu Bong Hee berkaca-kaca
mendengarnya.
“Tentu.
Cuaca cerah sekali belakangan ini..., jadi Ibu cukup disibukkan buat menyelam.
Jangan lupa makan, jaga dirimu.” Pesan Ibu Bong Hee, Bong Hee pun meminta
ibunya agar Tidur yang cukup.
Setelah
menutup telpnya, Joon Oh seperti merasakan sesuatu wajahnya terlihat tegang.
Bong Hee pun bertanya ada apa. Beberapa pria masuk ke bagian atap dan langsung
mengobrak ngabrik semua barang. Joon Oh melihat anak buah Tae Ho yang datang
mencari mereka dan langsung mengunci pintu atap.
Bong Hee
mengajak Joon Oh agar cepat pergi walalupun nanti akan rusak didobrak. Keduanya
pun pergi meninggalkan rumah yang selama ini mereka tempati.
Sementara Jaksa Yoon dan dua anak buahnya keluar dari gedungKantor Kejaksaan Changwon, beberapa pria dengan pakaian jas rapi seperti sedang berjaga-jaga.
Sementara Jaksa Yoon dan dua anak buahnya keluar dari gedungKantor Kejaksaan Changwon, beberapa pria dengan pakaian jas rapi seperti sedang berjaga-jaga.
Jaksa
Yoon pikir kalau Orang-orang itu untuk memata-matai mereka merasa tak percaya
kalau mereka itu terang-terangan memata-matai. Jaksa Yoon pikir Sepertinya
mereka ingin tahu keberadaan Seo Joon Oh.Jaksa Yoon makin heran dengan para
preman yang berani memata-matai jaksa.
Ki Joon
berjalan dilorong tiba-tiba seorang ibu datang langsung mencengkramnya terlihat
sangat marah. Ibu Ji Ah tak percaya harus anaknya padahal Ki Joon sudah
mengenalnya sejak Ji Ah masih SMP. Dan sudah dianggap seperti adiknya. CEO Jang
dan Tae Ho baru saja datang melihat Ibu Ji Ah yang sangat marah terlihat
bahagia.
“Teganya
kau melakukannya pada Ji Ah? Kenapa anakku harus terlibat dalam rumor
mengerikan seperti itugara-gara kau?” ucap Ibu Ji Ah marah, Ki Joon menjelaskan
bukan seperti itu maksudnya.
“Menjauhlah
dari Ji Ah dan Hanya Ji Ah yang kumiliki sekarang.” Ancam ibu Ji Ah lalu
melepaskan cengkram pada Ki Joon.
“Kau
harus Dengar, Manajer Jung. Ji Ah menghidupi keluarga kami ... menggantikan mendiang
kakaknya. Dia anak berbakti yang hanya peduli dengan pekerjaannya dan aku,
ibunya. Padahal kukira hari-hari kesuksesannya akhirnya datang. Aku tidak bisa
melihat dia hancur... hanya karena rumor tentang dirimu dan dia.” Kata Ibu Ji
Ah, Saat itu Ji Ah mendengar Ki Joon sedang berbicara dengan ibunya.
“Jika
Anda peduli dengan Ji Ah, berhenti cari untung memakai namanya. Dia hampir mati
di luar sana, tapi masih bekerja keras. Apa Anda tidak merasa kasihan padanya?
Kau bilang Anak berbakti, katamu? Pada siapa? Ji Ah bekerja mati-matian..., dan
Anda mengambil hasil kerjanya tanpa menyisakan sepeser pun buat dia. Kau bilang
Anak berbakti?” ucap Ki Joon.
“Jika
Anda sangat khawatir dengan Ji Ah...,
berhenti memanfaatkannya. Biarkan Ji Ah melakukan apa maunya. Kau sudah
meminjam uang yang cukup banyak dari
perusahaan Dan Ji Ah harus bekerja sampai 60 tahun untuk mengembalikan semua
uang itu.” Tegas Ki Joon
“Memangnya
Siapa kau yang menyarankan apa yang harus kulakukan pada keluargaku? Apa kau
tahu berapa banyak uang yang kupakai
buat membiayai Ji Ah? Uang yang kupinjam tidak bisa dibandingkan dengan uang
pengorbananku.” Kata Ibu Ji Ah
Ji Ah
akhirnya mendekat meminta agar ibunya mendekat. Ibu JI Ah pun menghasut anaknya
kalau sudah mendengar perkataan Ki Joon padanya, Ji Ah tak ingin membahasnya
mengajak ibunya segera pergi saja. Ki Joon seperti makin serba salah, lalu
Ponselnya berdering CEO Jang menelpnya.
Ki Joon
pergi menemui CEO Jang dengan Tae Ho sudah berdiri didekatnya. CEO Jang
langsung membahasa tentang Joon Oh yang sudah
kembali. Ki Joon berpura-pura kaget dengan memastikan bahwa itu maksudnya Seo
Joon Oh sudah mati itu.
“Tak usah
pura-pura tak tahu, Aku melihatnya kemarin.” Kata Tae Ho.
“Lagipula,
aku tidak menyuruhmu kesini buat memastikan hal itu. Aku yakin, demi
menyelamatkan Joon Oh maka kau takkan menyakiti orang lain. Aku tadi melihatmu
bertemu ibunya Ji Ah. Padahal dia belum lama ini minta uang, tapi sekarang dia minta uang lagi.
Wanita itu tidak akan berubah sebelum Ji Ah meninggal.” Ungkap CEO Jang, Ki
Joon mentap CEO Jang teringat kembali ancanman sebelumnya.
Flash Back
“Karena
itulah, kau dan Ji Ah harus...menegaskan tindakan kalian. CEO Hwang, Apa
menurutmu dia sungguh mengalami kecelakaan? Tapi kau Jangan takut. Aku tidak
akan membunuhmu. Ji Ah yang akan kubunuh. Aku penasaran apa Ji Ah tahu, kenapa kau harus menyiakan
impianmu menjadi dokter.” Ucap CEO Jang dengan pistol dikepala Ki Joon untuk
mengancamnya.
CEO Jang
pikir Ji Ah itu tidak perlu tahu, karena akan mati sebentar lagi. Ia menegaskan
pada Ki Joon kalau hanya akan membunuh Ji Ah.
“Kau
bilang akan memastikan kau dan Ji Ah tidak akan menghalangiku kalau aku tidak
membunuhnya. Jangan lupa itu.” Kata CEO Jang
“Berapa
kali aku harus memberitahumu? Kalau aku mengerti. Selain itu, Joon Oh
pasti marah denganku. Walaupun aku
memihaknya sekarang..., maka dia juga pasti takkan mau berurusan denganku lagi.
Aku sudah jahat padanya.” Ucap Ki Joon menyakinkan
“Kalau
dia mau menerimamu lagi...,apa kau ingin memihak padanya?” ucap Tae Ho.
Ki Joon
heran Tae Ho bisa menganggapnya seperti itu. CEO Jang ingin meminta bukti kalau
Ki Joon memihak mereka berdua. Saat itu Ji Ah akan masuk lift, Ki Joon
mengejarnya seperti ingin bicar. Ji Ah seperti tak ingin bicara mengatakan
nanti sajakarena ada interview. Ki Joon pun membiarkan Ji Ah pergi.
Saat itu
Ponsel Ki Joon berdering dan itu telp dari Joon Oh, wajahnya terlihat
kebinggungan karena sebelumnya CEO Jang meminta bukti kala memihak mereka agar
Ji Ah bisa selamat.
Jaksa
Yoon dan yang lainya pergi ke bawah sungai Han, Bong Hee memanggil Jaksa Yoon
dengan Byung Joo didepan sebuah mobil. Joon Oh pun memberikan kursi mereka pada
tiga jaksa sebagai tamu mereka. Jakas Yoon binggung melihat tempat mereka yang
ada dibawa jembatan sungai Han.
“Kami tidak
punya uang, dan ingin mencari tempat yang sepi. Jadi tempat ini pilihan
terbaik. Dan Kalian tahu sendiri, Seo Joon Oh tidak boleh kelihatan
orang-orang.” Ucap Bong Hee
“Aku
senang kau dapat tempat seperti ini. Rasanya kita seperti berkemah.” Komentar
Jaksa Cho
“Tapi Jung
Ki Joon tidak ada di sini. Sepertinya untuk sementara ini kita tak usah
mengandalkannya. Tapi sebaliknya, ada mantan manajerku di sini. Dia seorang
pria yang pendek dan kecil” kata Joon Oh yang tetap mengejek Byung Joo. Byung
Joo pun menyapa semua jaksa.
“Aku
pernah bertemu Jaksa Yoon. Senang bertemu denganmu.” Ucap Byung Joo, Jaksa Yoon
mengajak Jaksa Cho agar memulainya.
“Baik.
Berdasarkan pernyataan Seo Joon Oh dan apa yang telah kita temukan selama menyelidiki
ulang kasus ini kami telah menelusuri dan menerka isi yang mungkin ada di dalam
ponsel So Hee.” Ucap Jaksa Cho.
“So Hee bilang dia akan
bersaksi bahwa kematian Shin Jae Hyun adalah murni pembunuhan..., tapi dia seringkali
berubah pikiran. Mungkin karena itulah Reporter Kim menyelidiki ulang
kasusnya.”
Reporter
Kim menunggu disebuah cafe dan menerima pesan dari So Hee kalau tak jadi
bertemu. Akhirnya Reporter Kim bertemu dengan detektif di bagian Kejahatan dan
Kekerasan untuk mengetahui kasus Shin
Jae Hyun, Detektif memberitahu kalau Kasus itu sudah ditutup.
“Tapi tidak ada bukti, selain
pernyataan Yoon So Hee yang menyatakan Shin
Jae Hyun tidak bunuh diri.”
Reporter
Kim kembali ke rumahnya saat itu melihat CEO Jang yang berada dalam mobil
seperti menguntitnya. Lalu pergi ke bagian kotak surat dan melihat sebuah surat
berisi gambar rekaman CCTV saat Tae Ho masuk ke tempat Jae Hyun setelah Joon
Oh.
“Saat itulah... ada orang yang
mengirimi foto padanya yang bisa dijadikan barang bukti. Setelah kasus itu kembali lagi dalam status awal..., Reporter
Kim mungkin punya pemikiran yang sama seperti kita. Kalau si pelaku
memanipulasi kematian Shin Jae Hyun sebagai bunuh diri.”
Jae Hyun
menatap ke arah apartement, seperti bisa membayangkan saat Tae Ho bertemu
dengan Jae Hyun.
“Choi Tae Ho datang menemui Shin Jae Hyun.”
Saat itu
Tae Ho yang sudah membunuh Jae Hyun pergi naik taksi dengan gugup menemui semua
orang sudah berkumpul bersama dan saat masuk apartement CEO Jang melempar mayat
Jae Hyun dan tetap jatuh diatas mobil CEO Hwang.
“Dia pasti punya komplotan yang
membantunya untuk membuktikan alibinyadan menutupi kejahatannya Pada hari kejadian,
polisi memastikan bahwa ada kamera CCTV di pintu masuk depan dan belakang. Dilaporkan
bahwa tidak ada yang terekam di kedua
CCTV itu, karena CCTV-nya rusak. tapi Reporter Kim dikirimi foto gambar dari
kamera CCTV pintu depan.”
Reporter
Kim pergi menemui satpam penjaga apartement dengan gambar CCTV yang
didapatkanya, tapi satpam itu memilih mengaku tak tahu apapun.
“Aku sudah mencari tahunya,
ternyata CCTV di pintu belakang memang sudah lama rusak..., tapi isi rekaman
CCTV yang di pintu depan tak ada yang terekam pada saat hari kejadian. Intinya
CCTV itu sebenarnya tidak rusak
sepanjang waktu.”
“Jika
Jang Do Pal memang benar komplotannya Choi Tae Ho..., dia pasti membantu Choi Tae
Ho membereskan semuanyadan kabur lewat pintu belakang bukan lewat pintu depan. Kemudian
dia juga pasti menyuap Satpam untuk
mengambil rekaman dari CCTV pintu depan.” Jelas Jaksa Yoon. CEO Jang
membersihkan seluruh darah yang ada di lantai.
“Dan
setelah itu si Satpam langsung mengundurkan diri jadi satpam setelah kejadian
tersebut..,dan kita sampai sekarang pun tak bisa menghubungi satpam itu. Sampai
akhir pekan ini...” kata Jaksa Cho, Byung Joo seperti shock kalau semua adalah
ulah Tae Ho dan CEO Jang. Joon Oh menenangkanya.
“Jadi,
semua itu membuat kita bertanya-tanya apakah Jang Do Pal yang memang mendorong
Shin Jae Hyun keluar jendela. Dan sisanya ada di dalam ponsel.” Kata Jasksa
Yoon
“Tae Ho
dibimbing oleh Jang Do Pal. Dia bukan seorang
penyanyi yang baik...,tapi setidaknya dia punya modal jadi selebriti
jadi CEO Hwang pun juga suka dengan Tae Ho. Jika Tae Ho lagi dalam keadaan
susah, Jang Do Pal pasti langsung membantunya.” Cerita Joon Oh
“Reporter
Kim juga bilang kalau Jang Do Pal mengancam So Hee..., jadi menurutku memang
dia komplotannya. Dan...” kata Bong Hee mengingat saat Soo Hee berbicara di
telp saat masuk pesawat
So Hee
berkata “ Aku akan memberitahumu kalau sudah kembali. Yaitu Hanya hal itu yang
perlu kubicarakan denganmu, Wakil CEO
Jang.” Joon Oh pun bertanya apa kelanjutan ucapan Bong Hee. Bong Hee memilih untuk tak melanjutkan.
Ponsel
Byung Joo berdering, lalu memberitahu Joon Oh kalau seseorang bisa bertemu
dengan mereka. Jaksa Yoon binggung bertanya siapa yang akan bertemu dengan
mereka.
Bong Hee
dan Joon Oh menunggu didalam mobil. Joon Oh seperti tak sabar bertanya sudah
jam berapa sekarang. Bong Hee
memberitahu kalau mereka baru menunggu 10 menit, jadi lebih baik menunggu saja
sebentar lagi karena yakin orang itu pasti akan segera datang.
“Tapi,
Seo Joon Oh, apa kau tidak pernah bertemu
dengannya sebelumnya?” tanya Bong Hee
“Hubunganku
dengan So Hee jadi canggung setelah Jae Hyun meninggal jadi aku tidak kenal siapapun
yang ada di tim manajemennya.” Akui Joon Oh
“Pokoknya,
nanti aku saja yang tanya semuanya padanya. Kau harus menutup mata... dan
mulutmu dan hanya Telingamu saja yang terbuka.” Ucap Bong Hee menarik masker
Joon Oh sampai menutupi wajahnya. Joon Oh mengerti menurunkan kembali
maskernya.
Bong Hee
melihat ada yang datang dan langsung turun dari mobil, Byung Joo datang dengan
seorang wanita. Bong Hee pun menyapa Se Mi dengan berkata sudah banyak dengar tentangnya lalu memberikan minuman
hangat.
“Se Mi...
Kau pindah dari tim Ji Ah Noona ke tim So Hee Noona, 'kan? Apa kau sudah
bersama timnya selama satu tahun?” kata
Byung Joo, Se Mi pikir seperti itu.
“Apa
kalian ingin bicara denganku soal Yoon
So Hee, bukannya Ji Ah?” kata Se Mi lalu terlihat kesal akan pergi. Byung Joo
menahanya
“Padahal
aku sudah membawakanmu kopi. Kau tidak bisa pergi begitu saja.” Kata Byung Joo
menahan agar Se Mi tak pergi. Akhirnya Se Mi pun bertahan. Joon Oh terus
mendengar pembicaraan ketiganya.
“Se Mi
mungkin sudah cukup lama pernah bekerja
sebagai stylist So Hee Noona. Timnya yang lain pada mengubah nomor telepon
mereka, jadi aku tidak bisa menghubungi mereka. Membujuk dia ini juga sangat
sulit.” Cerita Byung Joo, Bong Hee pun mengucapkan terimakasih.
“Ceritakan
padanya apa yang kau tahu soal So Hee Noona.” Kata Byung Joo menyuruh Se Mi tak
perlu takut.
Se Mi
ingin tahu alasannya harus menceritakan So Hee pada Bong Hee. Bong Hee mengerti
kalau menjadi stylist memang sulit kalau
ia juga bekerja sebagai stylist, walaupun hanya sebentar, tapi pernah
mengalaminya Si artis mungkin suka marah-marah atau sensitif.
“Apa So
Hee juga orangnya sensitif?” tanya Bong Hee.
“Tapi, So
Hee Unni itu memang agak aneh.” Ungkap Se Mi
Flash Back
So Hee
masuk ruangan make up dengan panik bertanya dimana ponselnya, Se Mi sedang
membereskan pakaian kalau sebelumnya So Hee yang memegangnya. So Hee dengan
mata melotot kalau sebelumnya memberikan pada Se Mi.
“Aku
sudah bilang, jangan sampai ponselku hilang dan kau harus jaga baik-baik ponsel
itu.” Ucap So Hee lalu mencari-cari di seluruh ruangan dan menemukan terselip
disofa. Wajah So Hee seperti baru saja menemukan sesuatu yang paling
disayanginya.
“Awalnya, aku cuma berpikiran kalau
dia itu kecanduan ponselnya dan kukira hal itu wajar-wajar saja. Tapi kadang,
dia sering serius sekali dan juga sangat
ragu-ragu. Setiap kali aku bersamanya, aku merasa seolah-olah aku bisa gila. Waktu
itu, aku sangat butuh uang untuk melunasi biaya kuliahku.Jika CEO Jang tidak
memberikanku bonus..., aku pasti sudah mengundurkan diri.”
Se Mi
sedang membawa barang, melihat So Hee dengan berbicara serius dengan CEO Jang.
So Hee berkata kalau CEO Jang jangan berani membuat dirinya dalam bahaya
seperti yang dilakukan pada Jae Hyun karena memilik kartu AS CEO Jang. Dan
kalau terjadi sesuatu padanya maka mereka semua akan mati.
“Dan
juga, dia itu sangat kasar dan tidak sopan pada CEO Jang.Aku saja sampai tak
habis pikirkenapa CEO Jang terus memanjakan dirinya” Cerita Se Mi melihat So
Hee seperti berani melawan CEO Jang.
Joon Oh
yang mengetahui cerita Se Mi merasa tak masuk akal karena yakin So Hee yang
diancam. Ji Ah bersama dengan Joon Oh yakin kalau itu masuk akal. Joon Oh pun
menanyakan alasan So Hee mengancam Jang
Do Pal
“Waktu
itu, aku cuma mengira kalau Wakil CEO Jang sangat menyukai So Hee...,tapi aku
sekarang menyadari kalau So Hee-lah orang yang membuatnya panik.” Cerita Ji Ah
Flash Back
Ji Ah
masuk ruangan melihat So Hee sudah duduk disofa lalu melihat CEO Jang sedang
membuat kontrak artis Yoon So Hee. Ia pun merasa kalau mulai dikhianati oleh
aktris di agensinya sendiri. So Hee duduk dengan angkuh.
“Apa Kau
pikir ini masalah sepele? Hah?” kata Ji Ah marah, CEO Jang meminta agar Ji Ah
membiarkan agar So Hee yang dapat
kontrak kali ini saja.
“Selain
itu Aku bisa apa kalau si sutradara sendiri yang menginginkan So Hee buat mainkan peran itu?”
kata CEO Jang
“Kau
bilang aku yang membuat si sutradara terinspirasi
hingga dia membuat karakter untukku. Kau juga sudah menyerahkan semua timku
menjadi timnya So Hee Sekarang, aku harus merelakan peranku pada dia juga?”
ucap Ji Ah marah
“Hei...
So Hee... Kau pasti tahu kelemahan mematikannya Wakil CEO Jang sampai kau bisa
jadi artis yang cepat naik daun seperti sekarang ini, 'kan? Apa Kau puas
sekarang?” kata Ji Ah marah, So Hee tak mengubrisnya memilih untuk keluar
ruangan.
Bong Hee
menceritakan melihat So Hee bicara dengan Jang Do Pal lewat telepon waktu di pesawat. Joon Oh ingin tahu apa yang
dikatakan So Hee. Bong Hee mengingat kalau So Hee akan bicara dengan Wakil CEO
Jang kalau sudah kembali, menurutnya Mungkin itu ada hubungannya dengan Shin
Jae Hyun.
“Tapi dari
percakapannya lewat telepon Wakil CEO Jang sepertinyamemang yang merasa
terancam.” Kata Bong Hee
“Jika dia
mampu mengancam Jang Do Pal..., maka mungkin itu artinya dia punya bukti
kematian Jae Hyun. Jadi apa mungkin buktinya memang ada di ponselnya itu?” kata
Joon Oh
“Jang Do
Pal dan Choi Tae Ho juga sangat mengincar ponselnya. Bukankah itu bisa
jadi karena memang ada bukti di ponsel
itu?” pikir Bong Hee
Joon Oh
tak percaya darimana So Hee bisa mendapatkan bukti itu. Ji Ah mengeluh pada
Joon Oh kalau dia saja seolah-olah bangkit dari kematian dan masih naif sekali.
Byung Joo masuk ke mobil memberitahu tak
perlu menemani Tae Ho kerja hari ini karena Ki Joon yang bersama menemaninya hari ini bahkan menyuruh tak usah datang.
Ji Ah
sedikit binggung, Byung Joo mengaku juga tak tahu alasanya, tapi Tae Ho H dan
Ki Joon menghabiskan hari bersama-sama laluberpikir keduanya seperti akan
menikah, Ji Ah bertanya-tanya kenapa
keduanya harus bersama-sama. Joon Oh berkomentar kalau yakin ada alasannya.
Tae Ho
berbicara ditelp agar memberitahunya langsung kalau sudah tahu keberadaan ponselnya dan harus
melihatnya sebelum CEO Jang. Ki Joon mengemudikan mobil bertanya kemanan mereka sekarang. Tae Ho mengatakan
kalau Ki Joon akan tahu sendiri kalau sudah sampai. Ki Joon pun hanya terdiam.
“Ki Joon
Hyung... Jika kau terlalu banyak berpikir..., Joon Oh dan Ji Ah akan mati. Kau
sebaiknya jangan macam-macam.” Kata Tae Ho memperingatinya. Ki Joon pun
mengangguk mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar