PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 31 Mei 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Duk Mi berjalan pulang dengan tatapan kosong, Eun Gi sempat bertemu tapi Duk Mi tak mengubrisnya. Akhirnya Eun Gi mengikuti Duk Mi dari belakang seperti memastikan kalau pulang dengan selamat. Duk Mi menaiki tanga rumahnya memberitahu Eun Gi kalau ingin sendiri.
Tuan Sung dirumah sambil mengelap batunya seperti merasakan sesuatu. Duk Mi sudah memasang foto Ryan saat masih kecil dalam bingkai lalu melihat foto Ryan dalam komputernya seperti ingin mengembalikan ingatan masa kecilnya. 


Flash Back
Duk Mi dan Eun Gi sedang bermain, lalu melihat Yoon Jae duduk sendirian dan mereka pun berkenalan kalau namanya Heo Yoon Jae. Mereka mengambar di lapangan, Yoon Jae mengeluh pada Ibu Duk Mi karena Duk Mi menggambarnya lagi. Duk Mi dan Yoon Jae seperti sangat dekat bermain saling mencoret wajah dan juga air mancur.
Duk Mi mengingat kembali saat bertanya pada Ryan “Apa mimpi menakutkan?” Ryan mengaku Bukan sekedar mimp, tapi Menakutkan karena dari ingatannya. Ia memimpikan dihari saat ditelantarkan.

Eun Gi duduk sendirian ditangga rumah Duk Mi, teringat kembali saat bertemu Ryan dengan sebelumnya.
Flash Back
Eun Gi berharap Ryan tidak membenci ibu Duk Mi terlalu banyak karena merasa tersiksa untuk waktu yang sangat lama sebab tidak merawat Ryan.  Ryan mengaku sudah berpikir berkali-kali aklau sebenarnya berterima kasih atas apa yang terjadi.
“Terima kasih... sudah berpikir seperti itu.” Ucap  Eun Gi seperti masih bisa bernafas lega.
“Tapi,.. Sepertinya ada satu anak lagi. Apa yang terjadi padanya? Duk Soo.” Kata Ryan. Eun Gi memberitahu kalau Duk Mi tidak ingat apa pun.



Eun Gi yang menunggu ditangga melihat Tuan Sung datang,  Tuan Sung tahu kalau Eun Gi sengaja duduk menunggu karena mengkhawatirkan Duk Mi. Eun Gi mengangguk lalu bertanya Apa sudah diceritakan semuanya. Tuan Sung mengaku belum tapi menurutnya ini saatnya menceritakannya.
“Apa ingin bersama aku?” tanya Eun Gi, Tuan Sung pikir  akan menceritakan semuanya sendiri dan menyuruh Eun Gi untuk pulang.
“Kau harus menghibur ibumu... Katakan padanya, baik-baik saja. Katakan padanya semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Tuan Sung. Eun Gi menganguk mengerti.
“Eun Gi... Terima kasih, Nak.” Kata Tuan Sung memeluk Eun Gi layaknya seperti anaknya sendiri. Eun Gi akan pergi tapi Tuan Sung kembali memanggilnya.
“Hei, Eun Gi.. Kau tahu kode akses ke rumah Duk Mi, kan?” kata Tuan Sung. Eun Gi hanya terdiam. 


Duk Mi duduk sendirian sambil melihat layar komputernya, saat itu terdengar suara pintu terbuka dan kaget ternyata ayahnya yang datang. Akhirnya keduanya duduk bersama, Duk Mi mengaku benar-benar ingin menyangkalnya lalu memastikan apakah yang dikatakan ibunya memang benar.
“Duk Mi... Ayah tahu kau sedang mengalami banyak hal saat ini. Dan... bahkan semuanya bisa jadi lebih sulit. Tapi,. ada sesuatu yang harus kau ketahui.” Kata Tuan Sung lalu memberikan sebuah foto
“Duk Soo... Adikmu... Sung Duk Soo.” Ucap Tuan Sung, Duk Mi binggung karena memiliki seorang adik.
Duk Mi melihat foto Duk Soo seperti ingatanya tentang anak kecil yang berlari dengan bahagia lalu memanggilnya “Nuna.” Ia pun memastikan siapa anak difoto itu.  Tuan Sung memberitahu kalau itu adalah Adik Duk Mi.
“Saat kau berusia 7 tahun, dia berusia 5 tahun. Kalian mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari TK. Dan kau lupa soal segalanya karena syok. Kau bersamanya hari itu. Sesudah kecelakaan itu, kau tiba-tiba tidak bisa mengingat tentang Duk Soo.” Cerita Tuan Sung.
“Jadi mungkin ibumu sedang berpikiran dengan benar. Dia tidak mampu kehilanganmu sesudah kehilangan Duk Soo. Ibumu... benar-benar tidak punya pilihan lain. Dia tidak dalam kondisi untuk merawat Yoon Jae.” Cerita Tuan Sung
“Kenapa Ayah bilang ini padaku sekarang?” keluh Duk Mi menahan airmatanya.
“Kau tahu, aku selalu takut akan moment ini.Pada saat aku harus menceritakan yang sebenarnya. Aku tahu akan menghancurkan hatimu. Aku berdosa sebagai seorang ayah dan ibumu menanggung semua beban. Jika aku menjadi suami yang lebih kompeten, maka dia tidak perlu meninggalkan Direktur seperti itu.” Cerita Tuan Sung.
“Ibumu benar-benar tidak punya pilihan... Ayah yang membuat Ibu mengambil keputusan yang begitu kejam. Duk Mi, Ayah malu bilang ini padamu, tapi karena kau sekarang sudah dewasa, Menurut ayah, biarkanlah ibumu tenang. Apa baik-baik saja, Duk Mi?” Kata Tuan Sung memohon

Duk Mi menatap foto adiknya dengan mata berkaca-kaca, perlahan ingatanya kembali datang.
Flash Back
Duk Soo yang masih kecil memanggil Duk Mi seperti sangat senang bermain. Duk Mi dan adiknya pun menyanyi  bersama dalam mobil seperti jemputan mereka kesekolah.  Duk Soo menarik tangan Duk Mi berlari keluar rumah. Duk Mi bertanya ada apa.
“Itu Di sana!” teriak Duk Soo menujuk kuda-kudaan, Duk Mi bertanya apakah adiknya ingin naik. Duk Soo menganguk.
“Baiklah. Nuna akan menaikanmu.” Ucap Duk Mi setelah melihat uang receh dalam sakunya. Duk Soo terlihat bahagia.
Duk Mi dan Duk Soo bernyanyi didalam mobil jemputan, keduanya terlihat sangat bahagia. Pengemudi pun terlihat bahagia senang, tapi tiba-tiba sebuah mobil menabrak dari samping, tubuh Duk Mi dan Duk Soo berguncang keras.
Duk Soo memanggil kakaknya, Duk Mi melihat adiknya yang sudah terjatuh dengan kepala penuh luka lalu memegang tangan adiknya sambil memanggil ibunya memberitahu kalau tangan adiknya sangat dingin.
Duk Mi menangis mengingat semua kenangan adiknya yang terlupa dalam ingatanya. 


Ryan melihat foto Duk Mi, seperti ingin menemaninya, teringat dengan yang dikatakan Eun Gi.  “Tolong beri dia waktu... Beri ibuku waktu untuk beri tahu Duk Mi juga. Duk Mi juga perlu waktu untuk mengikhlaskan semuanya.”
Flash Back
Ryan seperti masih memikirkan Duk Mi dan merasa khawatir, Eun Gi memastikan kalau Duk Mi tangguh, jadi  yakin akan baik-baik saja.

Duk Mi pergi ke rumah ibunya, sambil menangis memeluk ibunya meminta maaf. Ibunya memeluk erat Duk Mi meminta agar jangan menangis tapi Duk Mi terus menangis. Akhirnya Duk Mi sudah tenang bersadar dibahu ibunya meminta maaf karena telah menghapus ingatan dan mempersulitnya.
“Berkat kau Ibu masih bisa hidup. Karena... Kau lupa soal semuanya dan tetap bahagia serta karena kau tumbuh dalam cahaya, jadi aku bisa menahan rasa sakit juga.” Kata Ibu DukMi
“Walau begitu, maaf. Setiap orang harus hidup dengan ingatan yang menyakitkan, tapi hanya aku yang menghapusnya dari pikiranku. Aku minta maaf karena menjadi penakut.” Cerita Duk Mi
“ Di tempat kecelakaan itu, Ibu diberitahu bahwa kau tidak melepaskan tangan Duk Soo. Itu sebabnya Ibu yakin dia tidak merasa sendirian selama saat-saat terakhirnya. Aku tahu betul betapa kau menyayangi adikmu. Jadi, tidak apa-apa, Semuanya baik-baik saja sekarang.” Ucap Ibu Duk Mi
“Aku ingat semuanya sekarang... Aku ingat direktur dan Duk Soo. Jangan menahan apa yang ingin kita katakan lagi. Kita akan bicara soal Duk Soo dan mengenang serta mengingat hidupnya.” Ucap Duk Mi. Nyonya Sung mengucapkan Terima kasih pada anaknya. 


Duk Mi berjalan sendirian teringat dengan ucapan ibunya “Duk Mi, Eun Gi... Eun Gi masih kecil saat itu juga, tapi dia harus hidup melalui kematian Duk Soo dan kau menderita kehilangan ingatan. Dia harus jadi kuat demi kita semua. Meskipun dia tidak pernah bilang apa-apa, aku yakin itu menyulitkannya juga.”
Eun Gi duduk sendirian di taman duduk diatas ayuna, Duk Mi akhirnya memanggil Eun Gi dan mereka duduk bersama. Duk Mi mengucapkan Terima kasih untuk selama ini sudah menghibur orang tuaku melewati rasa sakit.
“Ketika aku memikirkannya, kaulah yang selalu membantuku, dan aku yang selalu menerima. Dengan kata lain, karena kau si bedebah Eun Gi.” Kata Dk Mi mengejek.
“Itu, karena aku fan-boymu.” Ucap Eun Gi bangga, Duk Mi tersenyum. Eun Gi lalu menanyakan keadaan Duk Mi sekarang.
“Tidak... Aku tak baik-baik saja.. Tapi Bagaimana kau mengatasi semuanya pada usia sekecil itu?” kata Duk Mi binggung
“Aku bisa karena kita keluarga.” Kata Eun Gi, Duk Mi mengaku juga berterima kasih kepada Eun Gi yang berusia tujuh tahun.
“Hal yang sama berlaku untuk Eun Gi yang di sini bersamaku sekarang. “ ucap Duk Mi dengan senyuman sumringah.
“Aku juga minta maaf.Duk Mi, kurasa aku hanya memberitahumu bahwa senyummu terlihat cantik tidak yang lainnya. Kau benar-benar jelek saat menangis.” Komentar Eun Gi.
Duk Mi mengeluh Eun Gi pembohong. Eun Gi mengaku Itu bukan bohong lalu memastikan kalau akan memberitahu Ryan. Duk Mi menganguk. 


Ryan masuk ruangan timnya, Kyung Ah menyapa lebih dulu lalu memberitahu kalau Duk Mi agak terlambat hari ini. Ryan melihat kursi Duk Mi yang kosong teringat dengan yang dikatakan Eun Gi “Tolong beri dia waktu. Beri ibuku waktu untuk beri tahu Duk Mi juga. Duk Mi juga perlu waktu untuk mengikhlaskan semuanya.”
“Biarkan Nona Sung libur hari ini...” ucap Ryan dan tiba-tiba Duk Mi datang menyapa Ryan. Ryan kaget melihat Duk Mi datang dengan senyuman.
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan.” Ucap Duk Mi dengan wajah serius. 

Keduanya bertemu di luar gallery dan sama-sama ingin memulai bicara. Duk Mi mengaku Eun Gi memberitahukany kalau Ryan sudah mendapatkan kembali ingatannya. Ia pikir ini terlalu sulit untuk ditanggung jadi tidak tahu harus berbuat apa dan hanya ingin bersembunyi...
“Jangan lakukan itu. Jika kau melakukan itu, akan terlalu sulit bagiku.” Kata Ryan
“Tapi, sepertinya itu terlalu sulit untukmu, jadi aku memutuskan untuk melihatmu dengan senyum di wajahku. Jika kita berbagi rasa sakit, itu akan sedikit lebih baik.” Ucap Duk Mi, Ryan mengucapkan Terima kasih.
“Ibuku... Ibuku datang. Dia ingin melihatmu secara pribadi dan meminta maaf... Ibuku...” kata Duk Mi seperti merasa bersalah.
“Tidak apa-apa, Duk Mi.” Kata Ryan menenangkan Duk Mi memegang tanganya lalu melihat Ibu Duk Mi berdiri sendirian. Akhinya Ia meminta Duk Mi menunggu karena akan menemui ibu Duk Mi. 

**
Nyonya Sung terdiam seperti merasa bersalah melihat ke arah gallery. Ryan berjalan mendekat, Nyonya Sung melihat seperti terkejut. Keduanya pun duduk di taman, Ibu Duk Mi mengaku Duk Mi menceritakan semuanya  Bahwa ibu Ryan tidak bisa datang karena kecelakaan.
“Seharusnya aku merawatmu sedikit lebih lama saat itu. Jika aku melakukannya, kau tidak akan menderita begitu lama... Maafkan aku.” Ucap Ibu Duk Mi
“Ibu... Di Korea, aku dengar panggilan untuk orang tua kekasih... "Ibu dan ayah" Apa aku benar? Aku sudah menemukan banyak ibu di Korea. Aku menemukan ibu kandungku dan aku bahkan bisa memanggilmu Ibu.” Kata Ryan dengan senyuman
“Aku tidak pantas untuk disebut sebagai ibu olehmu. Aku tahu sudah terlambat untuk meminta maaf, tapi aku minta maaf.” Ucap Ibu Duk Mi merasa bersalah.
“Jika bukan karena Ibu saat itu, aku akan benar-benar jadi anak yang ditelantarkan di lingkungan yang tak dikenal. Tapi kau... membawa anak tak dikenal ke rumah dan bahkan memberinya makan malam. Kau merawatnya. Terima kasih.” Kata Ryan memegang tangan ibu Duk Mi
“Aku tahu sudah terlambat, tapi terima kasih sudah merawatku dan mencintaiku. Aku sangat berterima kasih, Ibu.” Kata Ryan dengan tulus, Ibu Duk Mi pun ikut mengengam tangan Ryan. 



Duk Mi duduk dengan Ryan memberitahu kalau sudah memutuskan untuk pergi mengunjungi Duk Soo dengan ibunya, dan biasanya  pergi setiap tahun. Selain itu Ia memberitahu kalau Ibunya menyesal mengirim Ryan  ke panti asuhan selama sisa hidupnya.
“Duk Mi... Kenangan itu adalah masa lalu yang menyakitkan bagi Yoon Jae yang berusia tujuh tahun, tapi sekarang bukanlah apa-apa. Jadi,... Kau tidak perlu minta maaf lagi.” Kata Ryan. Duk Mi terlihat binggung.
“Kenangan yang indah dan kenangan berharga. Berikanlah aku itu... Dengan sangat banyak.” Ucap Ryan
“Aku akan... semakin mencintaimu. Jadi, kau akan menjadi bahagia.” Ucap Duk Mi
“Aku sudah menerima cukup banyak cinta. Ajak aku bersamamu Untuk melihat Duk Soo.” Kata Ryan sambil memegang kepala Duk Mi. Duk Mi menganguk setuju. 


Cindy masuk ke ruangan [CHOIKANG JUDO] Eun Gi sedang mengajar menyuruh Cindy segera keluar, tapi Cindy tak peduli malah masuk ke dalam ruangan Eun Gi.  Eun Gi akhirnya datang menemui Sindy.
“Ahjussi, kapan kelasmu berakhir?” tanya Sindy, Eun Gi mengeluh Sindy yang menanyakan hal itu.
“Jika kelasmu berakhir, beri aku tumpangan pulang. Kita pergi ke arah yang sama pula.” Ucap Sindy.
“Aku penasaran. Apa kau pikir aku penurut?” keluh Eun Gi, Sindy pikir sedikit penurut.
“Kelas belum berakhir, jadi pergi naik bus.” Kata Eun Gi ,Sindy ingin membahas sesuatu, Eun Gi mengeluh karena Sindy terus memanggilnya Ahjussi.
“Bisakah aku mendapatkan diskon karena kita saling kenal?” tanya Sindy, Eun Gi dengan penuh semangat mengaku bisa
“Kau dapat menerima diskon 10 persen khusus dan tambahan 10 persen jika kau membawa teman. Apa kau ingin mendaftar?” tanya Eun Gi, Sindy dengan wajah mengejek mengaku tidak lalu keluar ruangan. Eun Gi tak bisa menahan amarahnya. 


Nyonya Eom menunggu dalam mobil, teringat dengan anaknya yang memuji ibu Duk Mi mengaku suka semua yang dimasak bahkan sambil merangkul lengannya masuk ke dalam rumah.
“Bagaimana bisa memanggilnya "Ibu"?  Kenapa?” kata Nyonya Eom kesal, Sek Kim  datang
“Ini Akta Keluargamu.” Kata Sek Kim . Nyonya Eom bernafas lega karean belum menolaknya dan mengajak pergi. Sek Kim binggung kemana mereka akan pergi.
“Untuk menemui putriku... Cepat...” ucap Nyonya Eom. Sek Kim menganguk mengerti. 

Tuan Sung berjalan bersama dengan istriya ingin tahu apa yang dikatakan Ryan.  Nyonya Sung menceritakan kalau Ryan bilang tidak apa-apa, dan bahkan menghiburnya jadi  merasa sangat menyesal dan berterima kasih pada saat yang sama.
Sindy baru saja pulang kaget melihat ibunya datang,  Nyonya Eom tersenyum melihat ibunya. Sindy kaget ibunya tahu keberadaan dan berpikir kalau pasti membuntutinya. Nyonya Eom hanya diam saja. Sindy mengeluh ibunya yang sudah mengusir tapi malah datang.
“Hyo Jin... Pertama, ayo kita pulang dan bicara... Ayo pergi.” ucap Nyonya Eom.
“Ini rumahku sekarang.” Kata Sindy, Nyonya Eom tak habis pikir dengan yang dikatakan anaknya.
“Tangkap dia... Ayo pergi. Ayo pergi!” terik Nyonya Eom menarik anaknya dengans Sek Kim. Sementara Sindy berteriak kalau tidak ingin pergi dan meminta agar melepaskanya. 


Nyonya Sung mengaku  sangat senang karena Ryan bisa bertemu orang tua yang hebat. Keduanya lalu terdengar teriakan Sindy yang  tidak ingin pergi lalu berlari ingin tahu apa yang terjadi.  Sindy berterika tak ingin pulang tapi Nyonya Eom menariknya sampai akan masuk mobil.
“Hei...Kau siapa? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mencoba mengambil putriku?” ucap Ibu Duk Mi menarik Sindy menyelamatkan dan melindunginya.
“Hyo Jin adalah putriku! Kenapa kau terus bilang dia putrimu saat dia milikku? Dia putriku! Minggir! Sek Kim , katakan pada mereka untuk minggir!” teriak Nyonya Eom marah, Ibu Duk Mi melonggo binggung.
“Hyo Jin adalah putriku! Hei, Hyo Jin! Apa kau bukan putriku? Kau adalah putriku! Ya ampun! Sek Kim , bagaimana menurutmu?” kata Nyonya Eom. 

Akhirnya di dalam rumah, Sek Kim duduk memegang tas milik Nyonya Eom. Sementara Ibu Duk Mi duduk meja makan meminta maaf karena  tidak tahu Nyonya Eom adalah ibu Hyo Jin. Nyonya Eom mengeluh Ibu Duk Mi tak tahu karena terlihat persis mirip.
“Hyo Jin, kemasi barang-barangmu dan pulanglah bersama ibumu.” Ucap Ibu Duk Mi. Hyo Jin mengeluh dengan memanggilnya “Ibu...”
“Kenapa kau terus memanggilnya "Ibu"? “ keluh Nyonya Eom kesal. Hyo Jin seperti tak peduli
“Walau dia salah karena mengemas barang-barangmu dan mengusirmu. Tapi sekarang dia datang, sebaiknya kau pulang. Dan untuk Ibu Hyo Jin...” kata ibu Duk Mi dan disela oleh Nyonya Eom
“Namaku Eom So Hye.” Kata Nyonya Eom bangga. Ibu Duk Mi tetap memangginya Ibu Hyo Jin.
“Aku dengar ada orang yang tidak suka disebut sebagai ibu. Tapi mungkin itu karena aku kuno, jadi aku suka. Aku suka saat orang memanggilku Ibu Duk Mi. Rasanya seakan seluruh dunia mengakui kenyataan bahwa aku adalah ibu dari anakku yang berharga.” Ungkap Ibu Duk Mi
“Tapi, kau harus tahu bahwa itu tidak berlangsung lama. Dia mungkin putrimu yang berharga yang kau lahirkan, tapi hanya berlangsung saat dia hidup bersamamu. Kau harus bersikap baik padanya saat dia ada di sisimu. Itu sebabnya ada pepatah, "Kau tidak akan pernah kekurangan air sampai sumurnya mengering." “ jelas ibu Duk Mi
“Bukankah pepatah itu berlaku untuk anak-anak kita? Itu berarti mereka harus baik kepada orang tua mereka saat mereka masih hidup.” kata Nyonya Eom
“Keduanya... Kalian harus bersikap baik satu sama lain saat kalian berdua hidup. Jika kalian saling bertengkar, itu akan menjadi akhir terlepas dari seberapa besar kalian menyesalinya” tegas Nyonya Eom
“Kau tidak boleh memerintah anak semaumu dan menganiaya keluargamu. Antara suami-isteri, orang tua dan anak-anak, dan saudara. Mereka semua hubungan berdasarkan koneksi manusia. Jadi, tidak ada satu pun hubungan yang harus kau terima begitu saja.” Jelas Ibu Duk Mi 
“Tapi kenyataan bahwa kau masih berusaha... Meskipun mungkin sedikit canggung, berarti kau baik-baik saja. Mengerti?” ucap Ibu Duk Mi . Nyonya Eom pikir Ibu Duk Mi sungguh pandai bicara.
“Hyo Jin. Apa kau akan pulang ke rumah sekarang?” kata Nyonya Eom, Duk Mi menganguk setuju.
“Dia bilang dia akan pulang ke rumah. Dia putriku. Bukankah kita mirip? Dia cantik karena dia mirip denganku.” Kata Nyonya Eom memeluk anaknya. 



Ibu Duk Mi mengantar Hyo Jin sampai depan rumah, Nyonya Eom mengucapkan Terima kasih. Hyo Jin berjanji akan berkunjung lagi. Ibu Duk Mi memperbolehkan Hyo Jin datang kapan saja tapi tak boleh datang sesudah  berkelahi dengan ibunya. Hyo Jin menganguk mengerti. 

Shi An melihat video yang dibuat Da In merasa Ini masalah besar. Da In panik berpikir kalau tidak menyukainya. Shi An mengaku sangat menyukainya dengan senyuman lebar. Da In mengeluh kalau sedikit mengagetkannya karena tidak mungkin buruk.
“Nona Choi.. Ayo kita bekerja sama di album berikutnya. Setuju?” ucap Shi An dengan penuh semangat.
“Aku akan memikirkannya.” Ucap Da In jual mahal. Shi An mengaku benar-benar menantikan pameran.

Ryan dan Duk Mi membahas tentang pameran berpikir kalau mereka menggunakan warna lain untuk menyorot tembok utama, Duk Mi pikir melihatnya karena juga menyukai warna itu tapi akan sulit untuk mencampur warna yang tepat.
“Ayo kita lihat kapan mereka mengecatnya.” Ucap Ryan. Duk Mi menganguk setuju. Kyung Ah dan Yoo Sub bertemu dengan para pembantu agar bisa lebih bersemangat.
“Aku akan memberitahu tugas dasar.... Nomor satu... Harap berhati-hati saat memindahkannya.” Ucap Yoo Sub
Yoo Sub memastikan lukisan dipindahkan dengan sangat baik tanpa ada goresan, Sementara Sindy sibuk melihat souvenir yang akan diberikan saat pameran.
Duk Mi melihat tiga pegawai yang lelah lalu memberikan vitamin, Yoo Sub ingin minum juga tapi Duk Mi menolak karena itu vitamin untuk wanita saja. 


Duk Mi berjalan dengan Ryan bertanya apakah pacarnya itu tak lelah.  Ryan mengaku Sedikit Tapi  menikmatinya, karena akhirnya akan melihat pamera yang sudah mereka rencanakan begitu lama, Duk Mi mengajak mereka terus bersemangat...
“Haruskah kita pergi ke rumahku?” ucap Ryan. Duk Mi mengatkan A akan pergi jika Ryan mentraktirnya sesuatu yang lezat.
“Ada sesuatu yang bagus dari itu.” Kata Ryan. Duk Mi ingin tahu apa itu. “Hadiah ulang tahunmu ada di rumahku. Apa kau ingin mengambilnya?” ucap Ryan penuh rahasia 

Duk Mi masuk ruangan ingin tahu dimana hadiah untuknya, Ryan meminta Duk Mi agar menutup matanya lebih dulu.  Duk Mi mengeluh Ryan itu sedang becanda jadi meminta agar memberikan saja.
“Aku mendengarmu saat kau memintaku untuk menutup mata... Apa kau tidak percaya padaku? Begitulah cara kau membuatku menutup mata?” keluh Ryan.
“Baik, aku akan menutup mata.” Kata Duk Mi, Ryan menyuruh Duk Mi agar mengikutinya. Ryan mengajak Duk Mi masuk ke sebuah ruangan,
“Kau tidak tahu seberapa besar aku menantikan ini. Tapi jangan terlalu bersemangat. Apa kau siap?” ucap Ryan. Duk Mi menganguk lalu membuka matanya.
Ia kaget melihat lukisan didepanya, foto dirinya yang sebelumnya hanya sileut sekarang sudah membuat lukisan.  Ryan mengaku kalau akhirnya bisa melukis lagi walaupun Tanganya masih sedikit kaku... Tapi Duk Mi langsun memuji kalau lukisan itu sempurna.
“Aku akan berlatih sedikit lagi...” kata Ryan. Duk mi mengaku sudah sempurna, sekarang juga lalu mengenggam tangan Ryan.
“Kau juga memegang tanganku seperti ini saat kali pertama bertemu. Apa kau ingat?” kata Ryan.
Duk Mi saat masih kecil menyapa Ryan lebih dulu memberitahu namanya Sung Duk Mi dan bertanya Siapa namanya.  Ryan masih ingat yang dikatakan Duk Mi padanya dan bertanya apakah Duk Mi yang ia katakan.
“Aku... Heo Yoon Jae.” Kata Yoon Jae saat itu dan Duk Mi bisa mengingat menyebutkan nama "Heo Yoon Jae."
“Sekarang setelah aku pikirkan,  alasanku tidak bisa melukis padahal hanya itu yang aku miliki mungkin karena semesta menginginkanku untuk menemukan sesuatu yang lebih berharga. Dan itulah tepatnya yang kau lakukan untukku.” Ucap Ryan lalu mencium Duk Mi yang menangis harus.
“Terlalu lama untuk akhirnya bertemu denganmu lagi. Aku merindukanmu, Duk Mi.” Gumam Ryan. Duk Mi pun membalas “Aku merindukanmu, Yoon Jae”.
“Hai, Duk Mi.” Sapa Ryan, Duk Mi pun membalas menyapa Ryan.  Dengan panggilan Yoon Jae.
Bersambung ke episode 16


 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Sinopsis Her Private Life Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Duk Mi yang masih kecil bermain dengan Eun Gi melihat Yoon Jae duduk sendiri lalu menghampirinya dan bertanya Berapa usianya. Yoon Jae menjawab 7 tahun. Duk Mi mengaku mereka memiliki umur yang sama dengan Eun Gi juga.
“Aku Sung Duk Mi, dan dia Nam Eun Gi. Siapa namamu?” tanya Duk Mi. Yoon Jae pun menyebutkan namanya Heo Yoon Jae.
“Apa kau menunggu ibumu? Mau bermain bersama kami?” ucap Duk Mi, Yoon Jae mengangguk lalu mereka bergandengan tangan, Yoon Jae terlihat bahagia. 

[EPISODE 15: KAULAH RUMAHKU]
Ryan melihat wajah Duk Mi yang tertidur didepanya, Duk Mi akhirnya membuka mata sendiri. Ryan bertanya apakah tidurnya nyenyak. Duk Mi menganguk dan kembali menutup matanya. Ryan bertanya apakah Duk Mi masih tidur. Duk Mi mengaku masih tidur. Ryan memberikan ciuman dikening.
“Ini ulang tahunmu... Selamat.” Ucap Ryan kembali memberikan Ciuman, Duk Mi mengucapkan Terima kasih dengan mata tertutup.
“Kau tidak buka mata. Apa Kau tidak ingin melihatku?” keluh Ryan. Duk Mi akhirnya membuka matanya.
“Aku bisa melihat wajahmu sesudah aku bangun. Ini ulang tahun yang luar biasa.” Ucap Duk Mi menatap Ryan didepanya.
“Bangun sekarang. Ini hari ulang tahunku.” Ucap Ryan. Duk Mi merasa tidak perlu bangun. Ryan akhirnya akhirnya membiarkan Duk Mi tidur di pelukanya.
“Haruskah kita tetap seperti ini daripada pergi bekerja? Bagaimana kalau kita berdua berhenti dan jadi pengangguran?” kata Ryan. Duk Mi menolak memilih akan bangun.
“Aku serius. Mari tetap di tempat tidur seperti ini sepanjang hari dan tidak pergi bekerja.” Kata Ryan. Duk Mi menolak, Ryan heran  Kenapa tidak boleh.
“Kau terlalu berharga. Jadi Aku akan menyimpannya.” Ucap Duk Mi, Ryan memuji Duk Mi yang luar biasa. Duk Mi mengaku  sudah cantik sejak pagi.
Ryan memberikan kotoran di mata Duk Mi sambil mengejek kalau itu kotor.  Duk Mi mengeluh mendengarnya sambil memukul Ryan. 

Keduanya gosok gigi bersama, Duk Mi lalu memberikan foam untuk mencukur jenggot Ryan menyuruhnya agar jangan takut. Ryan memastikan apakah ia dapat pergi bekerja. Duk Mi yakin pasti bisa lalu mengejek Ryan yang gemetaran. Ryan mengaku tidak gemetaran. Duk Mi mengeluh karena Ryan yang tidak percaya padanya.
Duk Mi sudah berganti pakaian, duduk di meja makan bertanya apa yang dibuat Ryan. Ryan tahu hari Ini hari ulang tahun Duk Mi jadi harus makan sup rumput laut. Duk Mi bertanya apakah Ryan akan memasaknya sendiri. Rya menganguk.
“Tapi untuk apa cabai dan ginseng Cheongyang ini?” tanya Duk Mi binggung, Ryan pikir Duk Mi menyukai cabai Cheongyang.

“Dan ginseng baik untuk tubuhmu.” Ucap Ryan. Duk Mi pikir kalau Ryan tak harus menambahkannya ke dalam sup rumput laut.
“Benarkah? Maka, aku akan menggunakannya untuk membuat gimbap nanti.” ucap Ryan. Duk Mi menganguk mengerti.
“Pasti enak makan ginseng gimbap.” Kata Ryan, Duk Mi hanya bisa melonggo. Ryan lalu menuangkan rumput laut didalam mangkuk berpikir apakah ini cukup.
“Direktur , Satu bungkus ini cukup untuk 60 porsi... Jadi, ini akan cukup untuk memberi makan 20 orang.” Jelas Duk Mi
“Lalu, haruskah aku mengambil sebanyak ini? Aku akan memasak makanan lezat untukmu. Tunggu sebentar.” Kata Ryan yakin mengambil sedikit rumput laut. Duk Mi menganguk akan menantikannya walaupun tak yakin. 


Duk Mi memilih baju untuk Ryan yang terlihat bagus, Ryan pikir Duk Mi juga harus berganti pakaian dengan memilih satu kemeja miliknya. Duk Mi hanya bisa menatap heran, Ryan pikir  rekan kerja mereka  tahu terlalu banyak soal hubungan mereka.
“Apa kau malu, Shy Boy?” ejek Duk Mi melihat wajah Ryan yang memerah, Ryan menyurh Duk Mi mengunakan pakaian saja.
“Astaga, baiklah. Aku akan pulang dan ganti baju saja.” Kata Duk Mi, tapi Ryan kembali mengoda kalau kemeja miliknya itu akan cocok.

Duk Mi sudah berganti pakaian dan memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik. Ryan tiba-tiba menarik Duk Mi dan mereka berhadapan mengatakan  akan mengoleskannya. Duk Mi binggung bertanya apakah Ryan  pernah melakukannya
“Aku Ryan Gold.” Ucap Ryan bangga lalu memoleskan lipstik dan memuji Duk Mi sudah terlihat cantik.
“Sekarang, giliranku untuk mengoles lipstik padamu. Sepertinya kau perlu lebih banyak.” Kata Duk Mi sudah siap dengan lipstiknya. Ryan panik
Tapi Duk Mi malah memberikan ciuman untuk pacarnya, Ryan mengejek kala ini yang dinginkanya agar pergi bekerja. Duk Mi hanya tersenyum lalu merapihkan lipstik yang menempel dibibir Ryan.

Duk Mi menatap cermin meminta izin pada Ryan akan jadi bintang film karena ini hari ini ulang tahunnya. Ryan menganguk menyetujuinya. Duk Mi pun memasang kacamata hitamnya dan merasa terlihat seperti selebriti.
Akhirnya mereka naik mobil dan Duk Mi seperti sedang melakukan syuting video clip. Ryan pun ikut menyanyi sambil sedikit mengoyangkan badanya ketika musik diputar. 


Sun Joo yang sudah berdamai dengan suaminya membawakan minum, lalu bertanya apakah sedang berkerja membuat proposal variety show. Seung Mi mengaku tidak tapi mengingat janjinya pada Sun Joo kalau hanya akan fokus membuat Sun Joo tertawa.
“Jadi, aku berpikir soal apa yang harus kita lakukan bersama dan menulis proposal tentang itu.” Jelas Seung Min
“Bahkan kau menulis proposal?” kata Sun Joo tak percaya, Seung Min memperlihatkan judul proposal miliknya yaitu "Apa harus pergi berkemah?"
“Berkemah?” kata Sun Joo seperti kaget, Seung Min menjelaskan  Ini tentang pergi berkemah setiap akhir pekan dengan Geon Woo.
“Kita bisa memasak di luar dan melihat bintang-bintang di langit malam. Kita akan dapat bersantai dan memulihkan tenaga.” Jelas Seung Min penuh semangat.
“Tapi apa kita punya tenda?” kata Sun Joo, Seung Min pikir mereka  harus beli dan Ada banyak alat berkemah yang perlu dibeli.
“Oppa, seperti yang kau ketahui, aku sangat sensitif soal tempat tidur.”ucap Sun Joo. Seung Min mengaku lupa.
“Lalu, haruskah kita beli mobil berkemah?” kata Seung Min, Sun Joo mengalihkan dengan bertanya Apa ada hal lain.
“Tentu saja... Inilah judul proposal keduaku... "Memancing". Kata Seung Min. Sun Joo hanya bisa menghela nafas.
“Aku dengar memancing malam benar-benar hebat. Ini lebih kepada menghabiskan waktu bersama daripada memancing. Kita dapat melakukan berbincang. Dan begitu gelap, kita bisa tidur di tenda...” kata Seung Min
“Tidur Tenda? Lagi?” keluh Sun Joo, Seung Min teringat istrinya tak suka. tidur di tenda...
“Jadi Kita harus beli mobil berkemah.” Kata Seung Min, Sun Joo menahan amarah.
“Oppa.... Bagaimana kalau kau lebih fokus pada usaha untuk tak melakukan sesuatu yang tidak aku sukai bukannya mencoba melakukan hal yang aku sukai?” ucap Sun Joo, Seung Min mulai memikirkanya.
“Baiklah, aku mengerti. Lalu, untuk mempelajari hal yang tidak kau sukai, kita perlu banyak berbincang satu sama lain. Jadi, kita harus pergi memancing...” kata Seung Min
“Cukup! Hentikan!” kata Sun Joo kesal, Seung Min tersenyum segera pamit karena harus pergi bekerja sekarang.
“Ayo kita bicara banyak nanti malam tentang hal yang tidak kau sukai selagi kita memancing.” Goda Seung Min, Sun Joo makin marah menyuruh suaminya segera pergi saja.
“Apa yang salah dengannya?” keluh Sun Joo tapi akhirnya bisa tersenyum melihat tingkah suaminya.
“Jika senyum kagum kau itu juga dianggap sebagai senyuman, suamimu berhasil.” Komentar Joo Hyuk. Sun Joo tersenyum melihat suaminya memang lucu sekali. 



Duk Mi memperlihatkan desain terakhir dari ruang pameran. Ryan bertanya apakah Duk Mi sudah  menjalankan simulasi rute pameran. Duk Mi menganguk karena ruang pameran Cha Shi An akan menjadi yang paling ramai, jadi mereka akan menugaskannya ke daerah yang paling luas.
“Dinding palsu akan mulai dibangun minggu depan, dan akan dilukis begitu dipasang.” Kata Duk Mi
“Bagaimana kalau kita menggunakan warna yang lebih kuat untuk dinding utama di pintu masuk ruang pameran?” saran Ryan. Duk Mi setuju.
“Apa kau mempekerjakan semua staf?”tanya Ryan. Kyung Ah memberitahu mereka   selesai merekrut pemandu dan penjaga.
“Dan mereka akan menerima pelatihan mulai minggu depan.” Ucap Kyung Ah. Ryan pikir semuanya...
“Direktur , kau perlu mempersiapkan pidato pembukaan.” Kata Duk Mi mengingatkan. Ryan menganguk mengerti
Duk Mi dan Ryan keluar dari ruangan rapat. Ryan memanggil Duk Mi mengetahui kalau mereka itu sibuk tapi ini pertama kalinya mereka merayakan ulang tahun Duk Mi sesudah mulai berkencan jadi Ia memastikan kalau Duk Mi  akan meluangkan waktu  malam ini.
“Sepertinya aku bisa melakukannya untukmu. Tujuan kita hari ini adalah pulang kerja tepat waktu.” Kata Duk Mi, Ryan tersenyum bahagia. 


Nyonya Sung menatap foto Yoon Jae saat masih kecil teringat kembali kenangan masa lalunya.
Flash Back
Duk Mi, Yoon Jae dan Eun Gi selesai bermain dan ketiganya masih bergandengan tangan.  Nyonya Sung melihat Yoon Jae bertanya apakah ibunya menyuruh menunggu di taman bermain. Yoon Jae memberitahu aklau ibunya akan segera kembali.
“Siapa namamu?” tanya Nyonya Sung, Yoon Jae menyebutkan namanya, Heo Yoon Jae.
“Kau pasti lapar, Yoon Jae. Apa kau ingin datang ke rumah Ajumma dan makan?” tanya Nyonya Sung, Yoon Jae mengelengkan kepala.
“Kenapa? Deok Mi dan Eun Gi juga akan makan.” Ucap Nyonya Sung. Yoon Jae mengaku harus menunggu ibunya di taman bermain.
“Lalu, aku akan menunggu di sana sebagai gantinya. Aku akan memberitahumu kapan Ibumu datang. Bagaimana? Sekarang, naik ke atas dan makan.” Ucap  Nyonya Sung. Yoon Jae akhirnya berlari dengan Duk Mi menaiki tangga.  Nyonya Sung berpesan agar mereka Cuci tangan dulu.
Tuan Sung melihat istrinya menatap foto Yoon Jae sambil mengeluh karena  terus melihat foto itu terus. Nyonya Sung ingin tahu pendapat suaminya, tentang alasan Eun Gi yang bertanya nama anak itu kemarin. Tuan Sung ingat kalau Eun Gi hanya bertanya tanpa alasan.


“Sejak Eun Gi kecil, dia tidak pernah sekalipun berbicara hari itu tanpa sengaja. Aku selalu merasa bersalah tapi berterima kasih. Aku pikir ada sesuatu. Sesuatu yang tidak bisa dia ceritakan.” Ucap Nyonya Sung
“Jika sesuatu yang tidak bisa dia katakan, maka dia tidak akan mengatakannya. Jika sesuatu yang bisa, maka dia akan mengatakannya. Jadi Bersabarlah.” Kata Tuan Sung. 

Ryan menyuruh Duk Mi agar masuk ke restoran lebih dulu. Duk Mi pikir mereka bisa pergi bersama. Ryan pikir Sepertinya waktu reservasinya habis jadi menyuruh Duk Mi agar lebih dulu masuk. Duk Mi menganguk setuju akhirnya masuk restoran.
Duk Mi pergi ke bagian receptionist ingin tahu ruangan atas nama Ryan Gold. Saat masuk ruangan, Duk Mi dikejutkan dengan ruangan yang sudah dihias dan Shi An yang sudah membawaka kue sambil menyanyikan lagu “Selamat ulang tahun”
Wajah Duk Mi melonggo tak percaya, karena idolanya menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. Shi Ah pikir Duk Mi harus membuat permohonan. Duk Mi dengan wajah sumringah mengaku saat ini tidak ada lagi permohonan.
“Kakakku hebat, tapi aku tidak percaya dia terlambat ke pesta yang dia persiapkan sendiri. Aku harap kau memaafkannya.” Ucap Shi An. Duk Mi kaget kalau Ryan yang mengaku terlambat
“Ya, itu sebabnya dia bilang untuk mengucapkan selamat ulang tahun duluan. Itu sebabnya aku berlari.” Kata Shi An. 



Flash Back
Lee Sol dalam restoran mengaku baik-baik saja bertemu Direktur Ryan dan Duk Mi tapi merasa kalau akan merusak kencan mereka. Shi An mengeluh ibunya masih memanggil Ryan dengan sebutan direktur dan meminta agar kembali memanggilnya Heo Yoon Jae.
“Dan Juga, apa salahnya mengganggu kencan mereka?” kata Shi An. Lee Sol menganguk mengerti.
Shi An tiba-tiba menerima pesan dari Ryan “Ini misimu. Kau sendiri, harus sendiri... Kau akan pergi ke ruangan dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Duk Mi. Aku sedikit terlambat.” Lee Sol bertanya siapa yang mengirimkan pesan.
Shi An menjawab kalau itu kakaknya, lalu meminta agar ibunya menunggu sebentar.
Duk Mi tak percaya kalau Ryan sengaja membuat settingan kalau terlambat datang demi membuat dirinya bertemu dengan Shi An.  Shi An mengaku bahkan tidak tahu sekarang hari ulang tahun Duk Mi karena kalau tahu pasti akan membeli hadiah.
“Shi An-ku, kau adalah hadiahku.” Gumam Duk Mi dengan wajah sumringah lalu menerima sebuah pesan di ponselnya.
Ryan mengirimkan pesan, “Bagaimana, kau menyukai hadiahku?” Wajah Duk Mi langsung tersenyum membacanya. Shi An pikir itu pasti pesan dari kakaknya. Duk Mi menganguk lalu membalas pesan Ryan.
“Aku fan-girl paling bahagia sealam dunia. Terima kasih.” Tulis Duk Mi
“Kau punya 20 menit... Pastikan kau tidak menikmati dia lebih dari kau menikmati aku.” Balas Ryan dengan senyuman duduk didepan ibunya


Lee Sol pikir mereka tidak mengganggu ultah Sung Duk Mi. Ryan pikir tak masalah karena yakin Duk Mi akan menyukainya juga dan  Dalam 20 menit,mereka akan pergi dan bergabung. Lee Sol bingung kenapa harus 20 menit.
“Aku suka berduaan dengan Ibu.” Kata Ryan. Lee Sol mengucapkan  Terima kasih sudah memanggilnya Ibu.
“Sebenarnya, masih sedikit canggung. Aku berjanji untuk mengatakannya dengan lebih nyaman lain waktu. Ibu, aku tahu ini aneh untukmu juga, tapi kau bisa memanggil namaku.” Kata Ryan
“Yoon Jae.” Ucap Lee Sol. Ryan menyahut dengan memanggil “ibu” lalu berpikir kalau kali ini ulang tahun Duk Mi tapi ia yang menerima hadiah.
“Sekarang 12 September.. Yoon Jae, ulang tahunmu 12 September.” Kata Lee Sol
“12 September... Kita harus merayakannya bersama tahun ini.” Ucap Ryan. Lee Sol menganguk setuju. 
“Aku membawa foto... Tidak banyak, tapi di usia ini, Ibu menghabiskan waktu untuk mengingatmu... Seberapa besar kau pada usia 10? Seperti apa kau berusia 20? Kau tidak tahu betapa Ibu merindukanmu.” Kata Lee Sol memberikan foto saat Ryan masih 7 tahun dengan mata berkaca-kaca
“Aku akan tunjukkan seperti apa aku pada usia itu Aku punya banyak foto.” Ucap Ryan memegang tangan Ibunya. Lee Sol menganguk mengerti. 


Duk Mi dan Shi An sedang selfie terlihat sangat bahagia. Ryan datang dengan ibunya, Duk Mi terlihat gugup dan menyapa Ibu Shi An. Lee Sol pun mengucapkan Selamat ulang tahun, Duk Mi mengucapkan  Terima kasih.
“Sepertinya kau senang.” Ejek Ryan. Duk Mi tak bisa menutupi rasa bahagia karena ada Shi An disampingnya.
“Mungkin karena kau ada di sini.” Kata Duk Mi gugup, Ryan dan Ibunya saling menatap lalu Duk Mi dan Shi An juga saling menatap. 

Duk Mi terus melihat fotonya dengan Shi An dengan wajah bahagia. Ryan mengantar Duk Mi sampai dirumah dan beberapa kali memanggilnya. Duk Mi menyahut tapi pandangan tetap melihat fotonya bersama Shi An.
“Pacarmu mengantarmu pulang, tapi kau sedang melihat foto-foto Shi An.”keluh Ryan.
“Itu tidak benar.... Ini yang aku lihat... Aku mengagumi pacarku yang tampan.” Kata Duk Mi menganti foto saat bersama dengan Ryan.
“Sejujurnya, aku menyiapkan hadiah ulang tahun.”akui Ryan. Duk Mi bertanya apakah selain fan-meeting
“Itu Belum dikirim. Bisakah kau menunggu beberapa hari lagi?” kata Ryan, Duk Mi pikir Hari ini lebih dari cukup,
“Tapi aku akan menunggu karena kau menyiapkannya.” Ucap Duk Mi penasaran.
“Aku punya sesuatu untuk ditunjukkan. Ini foto aku waktu masih kecil. Ibuku memberikannya kepadaku.” Ucap Ryan. Duk Mi melihat foto Ryan saat masih kecil memujinya kalau itu lucu.
“Kau lucu dan tampan dari lahir.”puji Duk Mi, Ryan meminta Duk Mi agar  menyimpan foto itu di kamarnya. Duk Mi tak percaya mendengarnya.
“Lalu, aku akan memindai ini dan mengembalikannya padamu. Aku tidak bisa menyimpan apa yang jelas berharga bagimu.” Kata Duk Mi penuh semangat.
“Bisakah aku melihat foto lamamu juga?” tanya Ryan. Duk Mi pikir Ryandapat memiliki seluruh album lalu mengaku Hari ini sungguh bahagia. Ryan juga merasa bahagia.


Eun Gi mengemudikan mobilnya teringat saat bertanya pada Sun Joo “Siapa Heo Yoon Jae?” Sun Joo menjawab kalau itu Nama Korea dari Ryan.  Eun Gi memastikan kalau yang dimaksud Direktur Ryan. Sun Joo membenarkan.
“Dia pasti sudah tahu namanya sebelum adopsi.” Ucap Sun Joo. Eun Gi mengelengkan kepala mengingat kembali ingatan seperti  hanya ingin memastikan.
Flash Back
Nyonya Sung bertanya siapa teman anaknya itu, Yoon Jae menjawab namanya Heo Yoon Jae. Eun Gi mencoba menyakinkan kalau Yoon Jae itu memang sama seperti kenangan saat masih kecil. 

Duk Mi melihat foto Ryan didalam komputer setelah discan, memuji pacarnya yang sangat lucu. Eun Gi menelp Duk Mi mengaku  ingin bertanya sesuatu jadi akan bicara sebentar.  Duk Mi setuju dan akhirnya Eun Gi datang mengatakan datang membawa hadiah.
“Apa ini kaki ayam? Kau tentu tahu apa yang aku suka. Lalu kau Mau bertanya apa?” tanya Duk Mi, Eun Gi mengaku tentang Ryan.
“Aku tahu apa yang kau khawatirkan, tapi aku sudah menceritakannya.” Kata Duk Mi
“Bukan itu. Nama korea...” ucap Eun Gi lalu melihat foto Yoon Jae diatas meja Duk Mi
“Ini dia waktu kecil. Bukankah ini luar bisa?” ucap Duk Mi bangga. Eun Gi menyebut nama Heo Yoon Jae.
“Bagaimana kau tahu nama itu? Ah... Sun Joo memberitahumu, kan?” kata Duk Mi. Eun Gi yang panik memilih untuk pamit pergi.
“Tiba-tiba? Katanya mau bertanya.” Kata Duk Mi heran. Eun Gi beralasan lupa dan menyuruh Duk Mi makan saja. Duk Mi mengeluh karena harus makan ceker ayam sendiri.


Ryan menatap foto Duk Mi saat masih kecil yang dikirimkan padanya, tiba-tiba ingatanya datang melihat foto Nyonya Sung.
Flash Back
Nyonya Sung mendorong Ryan agar melepaskan tangan karena bukan ibunya,  Ryan menangsi memanggil ibu Duk Mi, tapi Nyonya Sung tak peduli pergi meninggalkanya.  
“Ahjumma. Kita akan menemui Duk Mi dan Duk Soo, kan? Kita sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, kan?” kata Ryan yang bawa pergi dengan Nyonya Sung.
“Sung Duk Mi dan Duk Soo tidak akan sakit lagi.” Kata Nyonya Sung seperti sangat marah.
Ryan binggung karena terus ditarik sampai ke depan panti asuhan. Nyonya Sung mendorong Ryan dan menyuruh agar melepaskan tanganya, Ryan ingin Nyonya Sung bersamanya, Nyonya Sung menegaskan kalau bukan ibunya. Ryan akhirnya hanya bisa menangis histeris di depan panti asuhan. Ryan terlihat shock dengan ingatan hanya duduk di atas tempat tidur. 


Nyonya Nam berlari mendekati Eun Gi menahan sebentar agar bisa mengatur napas lalu memastikan kalau akan baik-baik saja. Eun Gi menegaskan kalau ia  yang akan bicara jadi Ibunya hanya perlu di sisinya.
“Bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja?” tanya Nyonya Nam, Eun Gi tak menjawab memilih mengajak Ibunya pergi saja. 


Eun Gi hanya bisa tertunduk diam di meja makan dengan ayah dan ibu Duk Mi duduk didepanya. Nyonya Sung pikir kalau akan membahas Eun Gi, karena tahu saat bertanya siapa nama anak kecil itu, merasa curiga ada yang salah.
“Jika kau yang mengatakannya, maka aku mempersiapkan diri... Eun Gi. Ini adalah sesuatu yang harus Ibu ketahui, kan? Katakan... Ibu baik-baik saja” ucap Nyonya Sung terlihat sangat tenang. Eun Gi memegang tangan ibu Duk Mi
“Ibu..... Ini bisa mengejutkan, sedih, atau bahkan menyakitkan. Tapi kau harus ingat ini saja. Kau orang yang baik... Apa yang terjadi saat itu kau tidak punya pilihan.” Tegas Eun Gi, Ibu Duk Mi terlihat binggung
“Direktur Ryan adalah Yoon Jae... Heo Yoon Jae...” ucap Eun Gi, Ibu Duk Mi shock begitu juga ayah Duk Mi
“ Anak itu...Heo Yoon Jae adalah... Direktur Ryan katamu? Anak yang... Anak yang saat itu?” kata Nyonya Sung terbata-bata. Eun Gi dan Nyonya Nam memegang tanga Ibu Duk Mi mencoba agar menenangkanya. 


Ryan duduk di ruangan, terlihat masih canggung karena mengetahui ingatanya kembali.  Pesan dari Duk Mi masuk “Bawakan aku kopi jika kau ingin fotomu kembali.”Akhirnya Duk Mi dan Ryan pergi ke cafe Sun Joo, Sun Joo menyapa Ryan yang sudah lama tak bertemu.
“Hari ini susu ada, kan?” goda Ryan. Sun Joo pikir  Kafe seperti apa yang tidak menyediakan susu lalu menyuruh Geon Woo agar memberikan salam.
“Halo. Namaku Kang Geon Woo, dan aku berusia 7 tahun.” Kata Geon Woo sopan sambil membungkuk.
“Halo. Aku Ryan... Emmmm aku Direktur Heo Yoon Jae” ucap Ryan. Geon Woo bertanya apakah Ryan bermain judo juga
“Bukankah sudah waktunya bagi Geon Woo untuk pergi ke dojo Eun Gi? Kenapa dia masih di sini?” tanya Duk Mi heran
“Dia tiba-tiba mengirim sms, kelas hari ini dibatalkan karena alasan pribadi.” Kata Sun Joo
“Dia tidak mengatakan itu kemarin.” Kata Duk Mi, Ryan menatap heran karena tak tahu Duk Mi bertemu dengan Eun Gi.
“Aku bertemu dengannya sebentar tadi malam. Dia punya sesuatu untuk ditanyakan.”cerita Duk Mi lalu memesan  latte dengan susu kental...

Keduanya akhirnya duduk di taman,  Duk Mi mengembalikan foto Ryan saat masih kecil karena sudah membelikan kopi,sambil memberitahu kalau sudah memindai dan membingkai di kamarnya jadi Ryan bisa datang melihatnya nanti.
“Duk Mi... Apa kau ingat... semua kecilmu?” tanya Ryan ragu, Duk M mengak sedikit
“Tapi tidak saat aku masih sangat kecil.” Akui Duk Mi, Ryan memastikan kalau Duk Mi ingat wajahnya saat... Tapi terhenti karena Duk Mi melihat kalau pesan dari ibunya lalu memberitahu kalau meminta langsung pulang sesudah bekerja.
“Kenapa dia tiba-tiba memintaku pulang? Apa ada masalah? Hari ini. kau harus pulang sendiri. Akan sangat membosankan, kan?” goda Duk Mi, Ryan mengaku tidak akan bosan.
“Apa kau serius?” keluh Duk Mi, Ryan mengaku akan bosan.


Ryan pergi ke tempat latihan Judo, Eun Gi sedang membereskan handuk. Ryan memanggil nama Eun Gi, wajah Eun Gi terlihat gugup mendengar suara Ryan.  Ryan mengaku ingin bertanya sesuatu kepadanya. Akhirnya keduanya berdiri disisi ruangan lain.
“Ingatanku dari sebelum aku diadopsi. Dalam ingatan itu, aku bisa melihat Duk Mi, kau, dan Ibu Deok Mi. Apa kau ingat? Namaku Heo Yoon Jae.” Ucap Ryan memperlihatkan fotonya. Eun Gi mengaku ingat.
“Ini Sudah lama sekali, Heo Yoon Jae.” Ucap Eun Gi, Ryan seperti tak percaya Eun Gi masih bisa mengingatnya. 


Duk Mi terlihat santai menemui ibunya bertanya apa yang ingin dibicarakan dan ingin tahu Bagaimana mengetahui tentang Heo Yoon Jae. Nyonya Sung menceritakan Yoon Jae sedang menunggu ibunya di taman bermain sampai hari sangat gelap.
“Aku hanya akan memberinya makan malam di rumah kami. Aku pikir ibunya akan segera datang dan menjemputnya. Dan saat dia tidak muncul, kupikir dia akan datang pada hari berikutnya. Namun hampir sebulan berlalu. Dan saat itulah kita tiba-tiba menjadi tidak stabil secara finansial.” Cerita Nyonya Sung.
“Lalu? Lalu?” tanya Duk Mi penasaran. Nyonya Sung menceritkan mereka sedang dalam keadaan  kesulitan,
“Aku tidak punya pilihan selain meninggalkannya...” kata Nyonya Sung, Duk Mi tak percaya  mencoba menyangkalnya.
“Tidak. Ibu... Ini tidak benar, bukan? Katakan tidak benar.” Kata Duk Mi. Nyonya Sung mengaku kalau sudah melakukan sesuatu yang tidak dapat dimaafkan... Duk Mi memilih pergi dari rumah. Tuan Sung menenangkan istrinya yang menangis.
**
Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09