Na Mi
menjerit menjerit melihat Jae Bok ada didalam lemarinya dan mengetahui bahwa
wanita itu adalah Istri Jung Hee. Saat itu Na Mi ingin memanggil Jung Hee, tapi
Jae Bok sudah lebih dulu menutup mulut Na Mi dengan mengancamnya.
Jung Hee
berbicara di telp terlihat sangat marah, sampai akhirnya Tuan Cho yang
berbicara membuatnya hanya terdiam dan mengatakan akan kembali ke kantor juga.
“Na Mi....
Apa sesuatu terjadi?” teriak Jung Hee, Jae Bok memperingatkan Na Mi agar tak
memberitahu. Na Mi pun dengan wajah ketakutan mengatakan tak ada apapun.
“Aku akan
kembali ke kantor lebih dulu” teriak Jung Hee, Na Mi berteriak ingin ikut. Jae
Bok langsung menariknya sebelum Na Mi pergi. Jung Hee pun berjalan kembali ke
kantor.
Jae Bok
pun langsung bertanya apa sebenernya dalam rumah Na Mi dan bertanya apakah
mereka berdua kencan lalu menduganya
kalau sudah hidup bersama. Na Mi ketakutan, Jae Bok berteriak menyuruh Na Mi
menjawabnya.
“Ya...
memang benar” akui Na Mi seperti menantang. Jae Bok benar-benar tak percaya
dengan keberanian Na Mi yang mengatakanya.
Saat itu
Na Mi berusaha kabur dan langsung keluar dari rumahnya, Jae Bok pun mengejarnya
dan dari belakang meraih rambut Na Mi yang panjang Saat itu tanganya bisa
mengambil beberapa helai rambut selingkuhan suaminya yang cukup banyak. Na Mi
segera masuk ke dalam bus yang berhenti dan Jae Bok pun tak bisa mengejarnya
karena bus sudah lebih dulu pergi, hanya ada rambut Na Mi yang berhasil di
tariknya.
Jae Bok
berjalan seperti tanpa arah, hidupnya seperti terasa hancur mengetahui suaminya
yang selingkuh dan juga sudah dipecat dari pekerjaan. Hye Ran dan Won Jae pun
datang melihat temanya berjalan sendirian. Hye Ran ingin tahu hasilnya apakah
temanya itu bertemu dengan wanita itu.
Jae Bok
menganguk lalu memperlihatkan helaian rambut yang berhasil diambilnya. Keduanya
kaget seperti tak percaya Jae Bok bisa sebrutal itu, Hye Ran melihat Jae Bok
yang shock mengajarkan agar bisa tenang dengan membantu mengatur penafasaanya
seperti pilates. Won Jae pikir temanya itu hanya bisa waktu, lalu menyuruhnya
agar naik mobil sekarang karena tak mungkin mengemudi sendirian. Hye Ran pun
menyalahkan Won Jae yang memberitah Jae Bok tentang hal ini.
Jae Bok
pun memilih untuk pergi saja. Keduanya bertanya mau kemana sekarang. Jae Bok
mengaku ingin berjalan saja dan mereka bisa pergi. Hye Ran pikir cuaca sangat
dingin jadi tak mungkin berjalan lalu mengajaknya pulang atau ke ruamh Won Jae.
“Aku
malu!!! Aku ingin sendiri...” ucap Jae
Bok menahan rasa sedihnya keduanya pun
bisa mengerti dan membiarkan Jae Bok berjalan meninggalkan mereka.
Na Mi
duduk sendirian di dalam bus teringat kembali saat dirinya ketahuan sedang
berselingkuh dengan Jae Bok, ponselnya pun terlihat pesan dari rumah sakit
harus memberikan deposit. Akhirnya ia menelp dengan nama “Kerja paruh waktu”
Choi Duk
Boon mengangkatnya, Na Mi memberitahu kalau sudah melakukannya. Duk Boon pun
memuji kerja Na Mi sesuai dengan perintahnya dan akan membuat deposit.
Bong Goo
memasukan semua barang dalam ruanganya, semua orang melihatnya. Ia pun menyuruh
semuanya kembali berkerja karena seperti tak bisa pernah melihat seseorang
dipecat sebelumnya. Ia lalu melihat file yang di jejer rapih dengan note diatas
map.
“Wahh...
Ahjumaa... Shim Jae Bok ... Dia
benar-benar ... bekerja keras sampai akhir. Apakah dia bertindak seperti
Cinderella?” komentar Bong Goo tak percaya
Lalu ia
heran karena Jae Bok tak diangkat jadi pegawai tetap lalu melihat dari tirai
jendela, Jae Bok yang sibuk berkerja lebih giat dibanding yang lainya. Dan
akhirnya bayangan itu hilang karena Jae Bok sudah tak berkerja lagi. Bong Goo
mengaku merasa bersalah.
Jae Bok
duduk diam di pinggir sungai Han, mengingat kembali kejadian saat suaminya itu
mencium wanita lain didepan matanya. Ia benar-benar tak percaya Jung Hee
suaminya, tega melakukan itu padanya dan mengumpat marah.
Flash Back
Jung Hee
berteriak memanggil Jae Bok dengan wajah bahagia masuk ke dalam supermarket
bagian buah, lalu memberitahu kalau sudah diterima kerja. Jae Bok tak percaya
mendengarnya. Jung Hee menyakinkan dan salng berpelukan.
“Aku akan
kerja keras lebih darimu dan akan
memperlakukanmu seperti seorang puteri.” Ucap Jung Hee wajah bahagia. Jae Bok
pun seperti sangat bahagia memeluk suaminya yang bisa mendapatkan pekerjaan.
Semua bibi yang melihat dua pasangan itu pun memberikan selamat pada keduanya.
Jae Bok
mengingat kenangan dengan Jung Hee membuatnya makin marah dan menegaskan kalau
suaminya itu akan dihukum.
Tuan Cho
kembali memarahi Jung Hee kalau memang tak bisa lebih baik keluar saja, bahkan
sampai mengacaukan kontrak. Jung Hee menjelaskan kalau tidak benar-benar
bertanggung jawab atas ini karena Tuan Kim yang berkerja dengan kontrak
tersebut sebelum keluar dari perusahaan, lalu setelah melihatnya kalau kontrak
itu menawarkan pilihan konyol.
Tuan Cho
tak mau tahu kalau Jung Hee sekarang yang
berada di proyek ini sekarang jika berkerja dengan benar maka tidak akan
terjadi dan mulai mengumpat dengan memukul mulut Jung Hee. Jung Hee tak
tahan lagi akhirnya melawan Tuan Cho yang sudah terlalu kasar.
“Bahkan
jika kinerjaku itu tak baik dan aku seorang karyawan tidak kompeten, kau tidak
harus melecehkanku seperti ini.” Teriak Jung Hee marah, Tuan Cho malah
menantang Jung Hee kalau memang ingin memukul bosnya.
“Hei..
Kau adalah tipe seseorang, bahkan tidak bisa menjadi laki-laki ... di depan
istrinya. Semua yang kau lakukan adalah hanya berbicarCa omong kosong” ejek
Tuan Cho, Jung Hee makin mendelik marah.
“Apa kau
marah? Jika kau marah, lebih baik pukul aku saja” ucap Tuan Cho. Saat itu Jung
Hee tak bisa menahan emosinya mendorong Tuan Cho. Tuan Cho pun terdorong sampai
ke lemari, Jung Hee panik meminta maaaf pada atasanya karena tak bermaksud
seperti itu. Tuan Cho tiba-tiba terlihat lemas dan akhirnya jatuh pingsan, Jung
Hee makin panik membangunkan atasannya. Saat itu anak buah lain masuk melihat
Tuan Cho yang tak sadarkan diri dan hanya ada Jung Hee dalam ruangan.
Jae Bok
berjalan kembali dari sungai han, melihat ponselnya berdering mengangkat dengan
nada tinggi. Bong Goo yang menelpnya sampai kaget mendengar teriakan Jae Bok.
Jae Bok pun bertanya kenapa menelpnya. Bong Goo sedikit gugup, lalu membahas
tentang selama ini yang membuat Jae Bok sampai akhir.
“Aku sudah
menyelesai semuanya dengan sempurna sebelum meninggalkan. Apa yang kau ingin
aku lakukan sekarang?” ucap Jae Bok ketus. Bong Goo heran mendengar Jae Bok
terdengar cerewet sekali.
“Kau
bilang Sempurna?!! Apa yang sempurna? Ada dokumen yang hilang.” Ucap Bong Goo.
Jae Bok
menyuruh Bong Goo agar melihat dengan baik karena semua berkas itu sudah ada
lalu menutup telpnya. Bong Goo berteriak kesal memanggil Ahjumma, lalu melihat
di kotaknya kalau Jae Bok luka dengan berkas biaya konstruksi di tahun 2014 lalu
mencari nama Jae Bok
Jae Bok
masih berjalan mendengar ponselnay berdering terlihat kesal karena Bong Goo
masih terus menelpnya, tapi kali ini bukan dari Bong Goo. Dengan nada sopan, Jae
Bok membenarkan kalau Jung Hee nama suaminya lalu terlihat kaget.
Jae Bok
pergi ke kantor polisi menanyakan pada bagian receptionist kalau ia istri dari Koo
Jung Hee. Polis wanita memberitahu Jung Hee ada di sel nomor dua. Jung Hee
langsung mendekati istrinya didepan sel dengan sedikit mengeluh karena datang
terlambat.
“Apakah
Anda istri Koo Jung Hee?” tanya polisi, Jae Bok membenarkan. Jung Hee meminta
istrinya kalau ingin keluar dari sel sekarang.
“Bahkan
jika orang tersebut mengaku perzinahan, tidak ada hukum yang memungkinkan kau
untuk mengurung dia. Mereka menyingkirkan pidana biaya terhadap perzinahan.”
Ucap Jae Bok menduga Jung Hee terkena kasus perselingkuhan.
Polisi
binggung mendengarnya, Jae Bok pikir
suaminya terkena kasus seperti itu. Akhirnya dengan duduk di depan polisi, Jae
Bok dikagetkan kalau suaminya terkena kasus Serangan. Polisi menjelaskan kalau
Jung Hee itu menyerang bosnya yaitu Cho Young Bae. Jae Bok tak percaya menurutnya itu tak
mungkin.
Polisi
memberitahu Tuan Cho yang menderita cedera dibagian kepala sudah ada di rumah
sakit srta tak ingin tidak ingin bernegosiasi penyelesaian hanya ingin Jung Hee
di penjara untuk diinterogasi. Jae Bok melihat suamianya yang berlutut seperti
berharap agar di bisa segera keluar.
“Semenjak
Tuan Ko Jung Hee ada didalam , kita harus datang ke kesepakatan tentatif..”
Jelas polisi dan Jae Bok menatap sinis suaminya teringat kembali perselingkuhan
yang terjadi didepan matanya
“Jika
kita datang ke sebuah kesepakatan tentatif, dia bisa dibebaskan segera Namun, salah
satu harus dihukum untuk dosa-dosa mereka.” Tegas Jae Bok, Polisi dan Jung Hee
kaget dengan keputusan Jae Bok yang membiarkanya.
Jae Bok
mengatakan kalau akan membiarkan suaminya berada dalam sel, Polisi mencoba
menjelaskan kalau ini adalah kasus yang mudah diselesaikan, jika menghubungi
Mr. Cho sekarang dan suaminya bisa pulang. Jae Bok mengatakan kalau tidak ingin
melakukan itu lalu berjalan pergi. Jung Hee berteriak memanggil istrinya karena
ingin keluar.
Jae Bok
pun mengumpat suaminya kalau lebih baik membusuk dalam sel penjara untuk
menghukum perbuatanya dengan mengumpatnya pengkhianatanya. Jung Hee meminta
istrinya agar mengeluarkanya, Jae Bok menegaskan kalau Jung hee layak
mendapatkannya dan tidak akan membuatnya keluar.
Jae Bok
berjalan tak sengaja menjatuhkan sebuah tas wanita yang berjalan berpapasan
denganya. Keduanya terlihat terkejut, Eun Hee mengingat Jae Bok yang ingin
menyewa rumahnya tapi menolak lalu bertanya apa yang dilakukan di kantor
polisi. Jae Bok mengatakan akalu memiliki urusan untuk datang dan ingin segera
pergi.
“Apakah
ada masalah? tidak terlihat begitu baik, Unnie” ucap Eun Hee. Jae Bok tak ingin
membahasnya memilih untuk segera pamit pergi dan heran karena Eun Hee yang baru
ditemuinya pertama kali sudah memanggilnya “Unnie”
Saat itu
Eun Hee masuk ke dalam kantor polisi, tanpa melalui bagian receptionist terus
berjalan sampai semua polisi menatap heran. Ia berhenti tak jauh dari sel
melihat Jung Hee yang duduk dengan wjah kebingggungan, Jung Hee heran melihat
Eun Hee yang terus menatapnya dan akhirnya memilih untuk memalingkan wajahnya.
Sebuah
firma hukum melihat lamaran kerjaan milik Bong Goo, lalu Bong Goo bertanya
apakah hanya itu jumlah tawaran padanya. Si pria pikir pasti tak cukup dan
ingin tahu berapa jumlah yang ada dipikiranya.
“Termasuk
Biayatransfer, menurutku Aku setidaknya ... mendapatkan beberapa juta”kata Bong
Goo, Si pria hanya tertawa.
Bong Goo
pun keluar dari ruangan sambil mengumpat marah kalau orang yang ditemuinya tak
tahu malu, karena berani menawarkan gaji yang kecil disaat dirinya sebagai pengacara terkenal.
Saat
berjalan ke lift, Bong Goo melihat sosok wanita mengingatkanya pada Jae Bok
yang sebelumnya terlihat marah karena menganggap kalau suah mengetahui kalau
tak diangkat jadi pekerja tetap dan sengaja membuat bekerja berkerja lembur
karena sudah mengetahui akan dipecat. Bong Goo dibuat penasaran apakah Jae Bok
sudah membaca pesanya atau tidak.
Didepan
gedung Bong Goo menelp Jae Bok, bertanya apakah sudah membaca pesanya atau
belum. Jae Bok mengaku belum melihatnya. Bong Goo terlihat kesal, lalu
memberitahu Ada sebuah file yang hilang yaitu biaya konstruksi ditahun 2014 dan ingin tahu
keberadaanya.
“Dimana
lagi menurutmu? Aku sudah menarush semua dimeja tadi” kata jae Bok ketus
“Aku
meneleponmu karena itu tidak ada. Kau mungkin membawanya kerumah dan segera
membawakannya padaku, Kita harus bertemu” ucap Bong Goo terdengar seperti
mencari alasan.
“Kenapa
harus aku? Aku... tidak memiliki satu lembar kertas yang dibawa dari kantor. Jadi lihatnya dengan
baik-baik karena Aku benar-benar tidak memilikinya.” Ucap Jae Bok. Tapi Bong
Goo yakin bawahnya itu pasti membawanya.
“Kau
lebih baik lihat dengan hati-hati, dan tidak pernah meneleponku lagi.” Kata Jae
Bok dan kembali menutup telp lebih dulu. Bong Goo pikir Jae Bok benar-benar
marah.
“Apakah
dia benar-benar berpikir aku membuat berkerja malam itu karena tahu akan di
pecat? Aku dipecat juga dan juga orang yang jujur. Mengapa dia salah paham?”
kata Bong Goo lalu menyakinakan dirinya kalau tak bersalah dalam hal ini.
Saat itu
sebuah klakson terdengar Bong Goo tersenyum melihatnya. Seorang wanita turun
menyapa Bong Goo dengan berlari ke pelukanya mengaku sangat merindukan pria
bertubuh bongsor itu. Bong Goo pun sedikit mengendongnya. Si wanita mengaku
kalau hampir mati karena merasa kehilangan Bong Goo.
Keduanya
pun pergi ke sebuah toko pakaian pria, Si wanita terlihat kesal dengan Bong Goo
yang diperlukan tak baik, menyuruhnya untuk Berhenti sekarang karena Bong Goo tidak
akan rugi. Bong Goo pikir dirinya bisa mendirikan perusaaan sendiri, Si wanita
pikir itu bagus. Bong Goo terlihat
senang mendengarnya.
“Tapi Aku
tidak dapat membantumu, Ayahku masih melacak accountku. Walaupun begitu aku
bisa membelikanmu pakaian sesekali, Jadi Tunggu sampai Ayah memberi kita izin
untuk menikah.” Ucap Si wanita. Bong Goo
terlihat kaget karena tak bisa mendapatkan bantuan dari si wanita.
“Yah..
Jangan khawatir tentangku, dan tak perlu repot-repot memikirkanya” kata Bong
Goo dengan wajah cemberut.
Si wanita
melihat Bong Goo seperti marah karena tak bisa membantunya, Bong Goo hanya diam
saja. Si wanita akhirnya menyuruh pegawai mengambil semua baju kemeja yang
digantung untuk Bong Goo. Bong Goo pun bisa tersenyu mendapatkan pakaian secara
gratis.
Jung Hee
duduk diam dalam sel tahannya, mengingat kejadian sebelumnya merasa tak mungkin
tiba-tiba Tuan Cho yang terluka bagian kepalanya karena jatuh perlahan. Lalu ia
pun bertanya-tanya kenapa istrinya meninggalkanya begitu saja.
“Dia
tidak akan meninggalkanku... Ahh.. Apakah dia pergi untuk menemukan seorang
pengacara?” ucap Jung Hee merasa yakin suaminya bisa menolongnya.
Jin Wook
kembali mengeluh ibunya yang pulang terlambat, Jae Bok pun meminta maaf pada
sang anak lalu bertanya dimana Hae Wook. Ibu mertuanya keluar dari kamar
memberitahu kalau Hae Wook sedang tidur. Ia pun mengomel pada Jae Bok kalau
seharusnya menelepon tempat penitipan anak jika terlambat pulang dan berani
meninggalkan anak-anak sendirian. Jae
Bok memeriksa Hae Wook yang sudah tertidur pulas.
“Apakah
kau menjadi seperti ini karena kau bekerja? Anakku bisa mendapatkan lebih dari yang
kau dapatkan” sindir ibu Jung Hee.Jae Bok hanya diam saja.
Jae Bok
pun menanyakan anaknya apakah sudah makan malam. Jin Wook yang terlihat kesal
memilih untuk masuk ke dalam kamar. Ibunya makin menyindir Jae Bok yang tidak
melakukan pekerjaan rumah tangga apapun karena ada pakaian kotor di mesin cuci
dan wastafel penuh piring, menurutnya yang dilakukan Jae Bok itu hanya mencari
uang jajan saja.
“Ibu...
Jung Hee lulus universitas oleh uang jajanku,
Aku bahkan memberikan uang padamu.
Apakah kau tidak ingat?” ucap Jae Bok seperti tak tahan mendengar lagi
sindiran dari ibu mertuanya.
“Aku berkerja
seumur hidupku tapi selalu mengurus
rumah dan melakukan tugas. Bahkan bangun
lebih pagi untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga dan membuat hidangan yang suami yang disukainya” kata Ibu Jung Hee
membela diri.
“Lalu Apa
gunanya? Suamimu bahkan tidak berterima kasih. Dia berselingkuh dan berjudi.
Dia menghabiska semua tabunganmu” ucap Jae Bok menyadarkan ibu mertuanya. Ibu
Jung Hee heran melihat Jae Bok yang berani melawanya.
“Apakah
sesuatu terjadi pada Anda?” kata ibu Jung Hee karena mengela Jae Bok tak biasa
seperti ini. Jae Bok membenarkan.
“Apakah
suamimu mengkhianatimu ?” kata Ibu Jung Hee, Jae Bok membenarkan. Ibunya tak
percaya kalau anaknya itu tidak akan
pernah melakukan itu.
“Mungkin
dia tidur dengan pelacur untuk semalam.” Kaya Ibu Jung Hee membela anaknya.
“Bahkan
hanya untuksemalam tidak dapat diterima. Bagaimana bisa seorang suami
menghabiskan semalam dengan orang lain? Dan Juga, itu bukan hanya untuk satu
malam, Mereka sering tidur bersama” ucap Jae Bok sedikit meninggikan suara.
Ibu Jung
Hee panik meminta agar Jae Bok tak berteriak karena anak-anaknya yang sedang
tidur. Jae Bok pun menenangkan diri mengucapkan terimakasih dan akan mengantar
pulang. Ibu Jung Hee menolak karena terlalu takut duduk bersebelahan dengan
menantunya.
“Lebih
baik kau melupakan.... Semua orang melakukannya.Hal ini tidak mudah hidup dengan
seorang pria yang populer. Kau tahu betapa tampan dia saat masih kuliah. Dia
menolak semua gadis kaya yang
mengejarnya, dan ...” ucap Ibu Mertuanya seperti menyesal anaknya menikah
dengan Jae Bong
“Aku akan
mengatakan, kalau Aku punya cowok kaya yang benar-benar menyukaiku juga. Dan
seharusnya aku bisa menikah dengan dia” ucap Jae Bong sudah tak bisa menahan
amarah yang selam ini dipendamnya, lalu memesan Taksi untuk ibu mertuanya dan
masuk ke dalam kamar. Ibu Jung Hee mengeluh pada anaknya yang harus ketahuan
kalau sedang berselingkuh
Hae Wook
terlihat gelisah ditempat tidurnya, Jae Bok melihat anaknya bertanya kenapa tak
bisa tidur. Hae Wook bertanya kapan ayahnya pulang karena sangat merindukan bau
tubuh ayahnya. Jae Bok Ayah terlambat karena pekerjaan dan menemaninya untuk
tidur. Hae Wook mengangguk dengan wajah cemberut
Jae Bok
terdiam mengingat saat Jung Hee berteriak memangilnya agar bisa mengeluarkanya,
lalu berpikir untuk mengeluarkan suaminya saja. Tapi menyakinkan diri kalau
tidak bisa memaafkannya yang sudah dilakukan suaminya.
Jung Hee
tertidur sendirian dalam sel yang dingin, lalu dikagetkan dengan Jae Bok yang
sudah berdiri depan sel. Ia mengulurkan tangan Jae Bok agar mengajaknya segera
pulang bersama, Jae Bok hanya menatapnya. Akhirnya keduanya pun keluar dari
kantor polisi.
“Apakah
kau pergi untuk mencari tahu apa yang terjadi? Bagaimana Mr. Cho? Apa yang dia
katakan?” ucap Jung Hee saat keluar dari ruangan.
“Aku
menelepon untuk mengunjunginya di rumah sakit, tapi istrinya mengatakan untuk
datang kembali besok. Dia pasti tidak
dalam keadaan baik.” Kata Jae Bok sinis.
“Itu
pasti tak akan seperti itu, Aku
benar-benar tidak memukulnya. Aku pikir kau meninggalkanku, meskipun kau pasti
tidak seperti itu.” Kata Jung Hee yakin kalau istrinya tak akan tega
melakukanya.
“Kau
bilang "tidak seperti itu"? Jika aku tidak "seperti itu,"
lalu aku orang seperti apa?” ucap Jae Bok bergumam dirinya yang itu dianggap
bodoh karena ditusuk oleh suaminya dari belakang.
Jung Hee
terdiam lalu terdengar bunyi suara perutnya, mengaku kalau lapar membuatnya
pusing. Saat itu Na Mi berlari masuk ke dalam kantor polisi dan melihta Jung
Hee sudah keluar, saat itu melihat ada Jae Bok dan akhirnya memilih untuk
bersembunyi. Jung Hee pun melihat Na Mi sambil berjalan ke mobil menyuruh Na Mi
segera pergi. Na Mi terlihat sedih karena tak bisa bertemu dengan Jung Hee.
Jung Hee
makan dengan lahap dan tersadar sedari tadi istrinya hanya menatapnya, lalu
menyuruhnya agar makan ramen juga. Jae Bok mengaku kalau sebelumnya sudah
banyak makan ramen.
“Kenapa
memangnya? Apakah itu aneh bahwa Istri makan sendiri ... sementara suaminya
terkunci di sel tahanan? Apakah kau merasa dikhianati?” kata Jae Bok
“Tidak..
Itu bisa dimengerti, kau membutuhkan energi. Tapi untuk membuat laporan, kau
tidak melakukannya. Dia terus memukulku dengan botol air. Yang aku lakukan
hanya menahanya, Kau percaya padaku, kan?” ucap Jung Hee, Jae Bok hanya menatap
dingin. Jung Hee pikir istrinya tak akan
percaya.
“Aku bisa
lakukan sampai kemarin. Sampai aku menemukan bahwa kau melakukan pengkhiantan
terhadapku”guman Jae Bok menahan amarahnya.
“Apakah kau
tidak memiliki sesuatu untuk mengatakan
kepadaku ?” kata Jae Bok sengaja memancingnya.
Jung Hee terlihat binggung
Jae Bok
pikir Sepertiingin meminta maaf untuk sesuatu hal. Jung Hee pikir itu karena
tidak mendapatkan surat kontrak dari klien dan juga rumah sewa, lalu meminta
maaf. Jae Bok menegaskan bukan itu dan memastikan kalau suaminya itu tak
mengerti dengan sesuatu yang dilakukan itu salah.
Jung Hee
mengaku benar-benar tak tahu, Jae Bok seperti ingin langsung bicara tapi saat
itu. Hae Wook keluar dari kamar menyapa ayahnya, merasa sedih karena ayahnya
datang terlambat lalu mencium bau badan ayahnya yang sangat disukainya. Jae Bok
pun hanya bisa terdiam melihat kedekatan keduanya.
Jae Bok
melihat dari depan pintu kamar anaknya, Jung Hee terlihat sedang membaca
dongeng untuk anak bungsunya. Ia pun terlihat seperti merasa tak enak hati
karena suaminya itu terlihat sangat disayangi oleh anaknya, tapi dirinya sudah
dikhianati karena perselingkuhanya.
[Rumah Sakit Joongang]
Jae Bok
dan Jung Hee masuk ke sebuah rumah sakit kecil melihat Tuan Cho yang dirawat.
Jung Hee binggung melihat keadaan Tuan Cho dengan penyanggah leher dan perban
dikepalanya, bahkan tubuhnya terlihat
seperti terkena struk, lalu menyakinkan kalau tidak seperti itu kemarin saat
jatuh.
“Dia memang
tidak sepert iitu, tetapi karena ia jatuh, pasti rusak saraf. Dia sudah lumpuh
sejak pagi ini” jelas Dokter, Jung Hee dan Jae Bok terlihat kaget.
“Tapi kenapa
Anda pindah rumah sakit? Lebih baik untuk berada di sebuah rumah sakit besar.”
Kata Jae Bok heran
“Kami
pindah dia karena ini lebih dekat ke rumah! Apakah kauberpikir kita berbohong ?
Aku berharap ini adalah bohong” ucap si istri sambil menangis menenangkan
suaminya seperti kesakitan.
“Kita
tidak bisa menyelesaikan, bahkan jika kau menawarkan satu miliar dolar. Dan
Kau! Aku akan mengirimmu ke penjara dan
merusak hidupmu!
“ teriak istri Tuan Cho. Jung Hee tertunduk meminta maaf.
“ teriak istri Tuan Cho. Jung Hee tertunduk meminta maaf.
“Aku
minta maaf tentang apa yang terjadi pada Mr. Cho. Jika penyelidikan membuktikan
Suamiku yang bersalah, maka dia akan membayar dosa-dosanya. Tapi tidak ada bukti
yang ditemukan, Jadi Jangan memperlakukan dia seperti seorang penjahat” kata
Jae Bok membela
Istri
Tuan Cho makin marah, Jae Bok sudah melihat apa yang diposting di perusahaan pada
papan buletin kalau seolah-olah semuanya
adalah kesalahan suaminya. Istri Tuan Cho tak terima dengan ucapan Jae Bok
menyuruhnya untuk keluar saja. Jun Hee yakin kalau ini salah paham tapi istri
Tuan Cho sudah mendorongnya untuk keluar dari ruangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar