Woo Jin
pikir tiga pegawai kontrak diterima kerja... karena hasil wawancara mereka
bagus. Manager HRD memberitahu Karyawan sementara untuk penjualan dan pemasaran
diseleksi oleh General Manager Park. Woo Jin pikir pekerja sementara dan calon yang
akan mengisi posisi tetap. Manager HRD membenarkan.
“Jadi
maksudmu...mereka diterima lewat koneksi? Bukankah kita harusnya punya prinsip
proses perekrutan? Mereka setidaknya harus memenuhi persyaratan minimum.”
Protes Woo Jin, Manager HRD mengaku tak tahu mengenai hal itu
“Jika kau
mau mendiskusikan soal ini, bicarakan saja dengan General Manager Park.” Kata
Manager HRD berjalan pergi, Woo Jin menahanya.
“Tahun
lalu saja, ada kritikan dalam proses perekrutan. Bukannya kita harus lebih
berhati-hati lagi untuk perekrutan tahun ini?” kata Woo Jin
“Kau
bicara seolah tahun ini juga ada penyimpangan perekrutan.” Balas manager HRD
“Kita
tidak bisa mempekerjakan pekerja yang kompeten kalau proses perekrutannya tidak
adil. Kita tidak bisa mengangkat moral para pekerja kalau ada koneksi terlibat dalam
perekrutan.” Tegas Woo Jin
Si
Manager berbisik mengatakan kalau tugas
Manager Park pasti susah. Woo Jin mengatakan kalau ia masih bisa dengar
suaranya. Si Manager Pun hanya diam saja.
Woo Jin
melihat profil dari tiga pegawai kontrak pada timnya, Manager Park masuk ruangan dengan nada marah
bertanya apakah Woo Jin punya bukti. Ia mengeluh kesal kalau banyak orang
menuduhnya semua belakangan ini, padahal menahan diri selama ini.
“Apa kau
mengkritikku karena hal itu?” kata Manager Park, Woo Jin berpura-pura tak tahu
dan bertanya "Ada apa ini?"
“Kau
menuduhku dan melaporkanku ke Tim HRD. Menurutmu kenapa lagi? Bukankah tidak
masuk akal mempertanyakan hal itu?” ucap
Manager Park marah
“Do Ki
Taek saja tidak diwawancarai. Bukannya wajar mempertanyakan kenapa kau menerima
pelamar kerja ini?” balas Woo Jin
“Sudah
kubilang aku mempekerjakan mereka berdasarkan diri mereka apa adanya. Manager
Seo.. Bukan begini caranya berperilaku dalam masyarakat. Aku berkata begini
karena aku menganggapmu sebagai adik dan rekan.” Kata Manager Park mencoba
membuat Woo Jin tenang.
“Aku
bukan adik atau rekanmu. Anggap aku sebagai manager juga.” Tegas Woo Jin,
Manager Park pun setuju dengan menyindir memanggilnya Manager Seo.
“Biar
kuberitahu kau sekali lagi.. Penilaianku dan pemahamanku akan seseorang mungkin
berbeda darimu. Namun, kau menuduhku menerima kandidat dengan cara yang tidak
adil seperti lewat koneksi pribadi. Aku ini orang yang berpendirian.” Tegas
Manager Park membela diri.
Woo Jin mengerti
jadi menyuruh agar memimpin Pimpinlah timnya berdasarkan keyakinannya dan ia
juga akan memimpin timnya berdasarkan keyakinannya sendiri. Ia menegaskan tidak
bisa terima cara mereka direkrut jadi tidak akan bekerja dengan mereka lagi.
“Apa Kau
tidak menerima mereka? Bagaimana kalau aku membuatmu menerimanya?” kata Manager
Park, Woo Jin pun setuju.
Manager
Park sudah membawa ketiganya dalam ruangan dan mengajak agar mereka bisa
diwawacnara lagi merasa masih kesal karena dituduh seperti itu. Ketiganya hanya bisa tertunduk diam, Manager
Park pun bertanya pda Eun Ho Won, Apa pekerjaan orang tuanya. Ho Won binggung,
Manager Park pikir akan menganti pekerjaanya.
“Dengar
baik-baik... Apa setiap anggota keluargamu ada hubungan dengan perusahaan atau apapun
itu?”kata Manager Park, Ho Won mengelengkan kepala.
“Baik,
apa kau pernah membelikanku apapun seperti coklat, misalnya?” kata Manager
Park, Ho Won mengaku tidak pernah.
Saat itu
di luar, Yong Jae mendengar pembicaraan dari dalam ruangan, lalu mendekati Ji
Na merasa ada Hal mencurigakan yang tidak biasa. Ji Na menoleh menyuruh Yong
Jae pergi saja karena nafasnya yang bau.
“Ji Na,
kau tidak merasakannya? Aku merasakan aura aneh dari ruangan itu. GM Seo
sepertinya sangat marah. Dia bilang ada masalah dalam proses perekrutan.
Firasatku tidak enak.” Ungkap Yong Jae lalu mengeser bangkunya.
Ho Won
mengerti kalau mereka dipanggil, karena
dicurigai masuk dengan koneksi. Manager Park mengatakan bukan seperti itu tapi
Woo Jin yang mencurigainya. Woo Jin
membenarkan kaalu curiga pada tiga orang perkerja kontrak mereka yang diterima
oleh Manager Park
“Ini
bukan seperti yang Anda kira. Aku saja pertama kali bertemu GM Park disini.”
Kata Ho Won , Manager Park pun bisa membela diri mendengarnya.
“Ada alasanku
mencurigaimu. Aku sedang memastikan apa perkiraanku benar atau tidak. Di antara
begitu banyak kandidat, aku tidak yakin alasan kenapa kau mempekerjakan mereka.
Sulit menerima kenyataan kalau kau mempekerjakan orang tanpa diwawancarai dulu.”
Tegas Woo Jin
“GM Seo,
itu hanya karena...” ucap Ki Taek ingin bicara.
“Aku
tidak menanyakan alasan pribadi.” Sela Woo Jin
Ho Won
akhirnya bicara kalau ia tidak punya cukup uang untuk menyuap siapa pun bahkan
Keluarganya juga tidak kenal dengan orang perusahaan dan menurutnya mereka
semua dipekerjakan berdasarkan standar selain CV saja. Manager Park setuju
dengan ucapan Ho Won, menurutnya mereka itu memiliki sifatapa adanya.
“Apa yang
kau harapkan jika kau terus menekan mereka? Yang ada mereka malah jadi sedih
dan sengsara.” Kata Manager Park membela
“Apa
kalian tahu kalau kalian memenuhi syarat untuk posisi tetap setelah tiga bulan?
Tawaran posisi tetap itu takkan berlaku lagi dan GM Park, ingat itu.” Ucap Woo
Jin
“Ini
tidak adil. Apa yang bisa kami lakukan untuk mengubah pendapat Anda?” tanya Ho
Won
“Aku sudah
terlanjur mencurigai kalian.Ini saja aku sudah mencoba mengatasinya.” Ungkap
Woo Jin
“Aku
sudah tahu kalau nanti ada penerimaan posisi tetap setelah habis masa kontrak.
Kami semua senang setelah dengar kabar itu. Bukankah Anda harus memberikan kami
waktu untuk membuktikan jika kami layak diterima di posisi tetap? Sisa waktu
kontrak kami masih banyak.” Ungkap Ho Won semua pun membenarkanya.
“Biar
kuberitahu kau lagi. Aku mempekerjakan mereka hanya berdasarkan diri mereka apa
adanya. Coba kau Lihat, Kang Ho itu cerdas. Ki Taek Kepribadian dia baik dan
Dia seperti rumput liar. Terkadang, kau butuh juga orang seperti dia. Dia orang
yang gigih.”kata Manager Park meminta mereka segera mengatakanya.
“Ya. Tolong
berikan kami kesempatan, GM Seo.” Pinta Ho Won.
“ Kompetisi
harus adil, dan prosesnya harus transparan. Tidak adil namanya jika memberikan
kesempatan kepada orang yang tidak bisa menjamin hal itu.” Kata Woo Jin
“Tapi...,jika
Anda curiga terhadap kami.., bukankah ini keputusan GM Park untuk membuktikan
kalau Anda salah?” ucap Ho Won, Manager Park kaget ditunjuk oleh Ho Won. Woo
Jin bertanya apakah itu maksdnyak kalau membuktikan dirinya bersalah.
Manager
Park bertemu dengan Dokter Seo membahas tentang mempekerjakan karyawan
sementara yang diminta waktu itu, ia mengaku resah karena hal itu dengan
menceritakan ada Manager muda yang menuduh kalau ia menerima mereka dengan cara
yang tidak adil.
“Kau
bilang, Menerima mereka secara tidak adil? Ini Menarik juga. Apa Orang yang kau
maksud itu, Seo Woo Jin?” ucap Dokter Seo, Manager Park membenarkanya.
“Aku juga
tidak yakin kenapa dia diterima perusahaan. Tidak ada orang kantor yang kenal
dengan dia sebelumnya. Dia orang yang tak mau dengar masukan dari orang lain.
Dan ...akhir tahun ini..., tim pemasaran dan penjualan mungkin akan
digabungkan. itu.” Ucap Manager Park sambil mengeluh. Dokter Seo pikir akan
mengurusnya nanti.
“Dia itu
orangnya cukup teliti dan Sulit sekali bekerja sama dengannya.” Keluh Manager
park
“Jika kau
meributkan masalah kecil seperti ini...,pasti di kemudian hari akan lebih
parah. Mereka juga merekomendasikanmu pada kami karena kau dapat dipercaya dan
kompeten. Tapi kau datang padaku mengadu karena kau tidak bisa menangani
masalah kecil seperti ini. Aku jadi kecewa.” Ungkap Dokter Seo
Manager
Park bersusah menyangkalnya, dan hanya mengatakan saja. Dokter Seo melihat
Manager Park terlihat khawatir, lalu membeirtahu kalau Manager Park punya
integritas dan rekam jejaknya bagus dan memastikan kalau tidak pernah melakukan
pelanggaran, Manager Park menyakinkan kalau tak pernah melakukanya.
“Dasar
orang sombong. Apa kau pamer karena kau lebih berkuasa dariku?” gumam Manager
Park kesal
“Jadi
bagaimana...tiga karyawan itu bisa menyesuaikan diri, 'kan?” kata Dokter Seo,
Manager Park mengangguk.
Di luar
cafe, seseorang mengambil foto Dokter Seo Dan Manager Park yang sedang
mengobrol
Ki Taek
sudah menunggu di tangga darurat bertanya pada Ji Na alasan memanggilnya. Ji Na membahas kalau Woo Jin mempertanyakan
cara proses perekrutnya dan ingin tahu apakah mantan pacarnya itu tidak
diwawancara. Ki Taek pikir wajar kalau Woo Jin
bertanya begitu.
“Tidak
ikut wawancara artinya sama saja tak mengikuti proses perekrutan. Jadi Wajar
saja dia mencurigaiku.” Kata Ki taek
“Jadi
kenapa kau tidak... Maksudku, bukannya GM Park yang mempekerjakanmu? Dia
harusnya bisa menjelaskannya pada GM Seo.” Ucap Ji Na heran
“Dia
sudah menjelaskannya, tapi GM Seo tidak percaya padanya.” Jelas Ki Taek
“Jadi,
apa yang akan kaulakukan? Apa kau akan menjelaskan padanya, kalau kau tidak
jadi ikut wawancara karena aku?” ucap Ji Na
Ki Taek
heran melihat Ji Na terlihat panik, Ji
Na balik bertanya kenaoa Ki Taek itu selalu merasa santai soal ini lalu keluar
lebih dulu.
[Tim
Pemasaran]
Suasana
terlihat gelisah, Ki Taek akhirnya berdiri memberitahu Ho Won harus menjelaskannya pada Woo Jin, Ji Na
bertanya apa yang akan dibicarakanya. Woo Jin meminta maaf karena merasa yang
bertanggung jawab mengenai masalah ini.
Ho Won
binggung yang akan dilakukan Ki Taek, Ki
Taek hanya bisa meminta maaf lalu akan masuk ruangan, tapi Ji Na lebih dulu
membuka pintu dengan memberitahu Woo Jin kalau rapat di percepat.
Ki Taek
dan Ji Na duduk bersebelahan, Ji Na mengirimkan pesan ancaman “Awas saja kalau Kau
jelaskan yang sebenarnya padanya.”. Manager Park mulai mengeluh dengan rapat
yang mereka adakan menurutnya kenapa ada orang yang berbelanja online? Padahal
toko kita sudah banyak di seluruh negeri ini.
“Kita
harus mengosongkan toko untuk produk baru. Belanja online itu solusi terbaik buat
mengurangi persediaan kita.” Kata Woo Jin
“Apa belanja
online menjamin produk kita akan terjual habis?” ejek Manager Park
“Karena
itu, kita harus memasarkannya dulu.” Kata Woo Jin, Manager Park mengejek Woo
Jin agar Jangan sok tahu
Keduanya
berdebat dengan pendapat masing-masing, Yong Jae pikir Harusnya ada aturan
kalau rapat cuma berlangsung di bawah 20 menit. Sementara Jae Min berpikir yang
memutuskan semuanya dan lebih baik rapat berdua saja.
Lalu yang lainya sibuk sendirian, Suk Kyung
mengambar, begitu juga Jae Min sementara Yong Jae membuat tingkat persen
kecocokan. Manager Park yang marah
membuka jendela ruangan, saat itu angin berhembus sangat kencang.Semua lembaran
kertas pun berterbangan.
Semua
panik mencoba agar mengambil gambar mereka, sementara kertas yang di tulis Yong
Jae menutupi wajah Managar Park. Manager Park. Jae Min melihat itu permainan
uji kecocokan antara dua orang. Yong Jae panik menyuruh Jae Min agar diam saja.
Tuan Heo
melihat hasilnya dua persen, semua bertanya-tanya kecocokan antara siapa. Woo
Jin dan Manager Park berpikir kalau itu mereka berdua, Manager Park merasa
kalau itu pasti tidak setinggi 2% lalu menyuruh mereka mulai rapat sendiri saja
dan keluar dari ruangan.
Woo Jin
memberitahu Produsen bantal untuk saluran home shopping akan disediakan oleh
perusahaan Modern Goods, Ji Na kaget menanyakan dengan perusahaan Fine Goods.
Woo Jin mengatakan kalau Perusahaan Modern Goods menawarkan harga yang lebih
rendah.
“Tapi
perusahaan itu tidak akan mau membuat penawaran dengan kita. Perusahaan kita
pernah bermasalah dengannya. Sulit buat membuat kesepakatan dengan mereka.”
Ucap Suk Kyung khawatir
“Ya.
Produk bantal mereka memiliki kualitas yang bagus. Banyak perusahaan sedang
mengantri membuat kontrak dengan mereka. Mustahil membuat kontrak dengan mereka
sekarang.” Kata Ji Na
“Bukannya
ini karena kau tidak mau mengusahakannya?” sindir Woo Jin, J Na mengaku kalau
bukan seperti itu.
“ Aku sepertinya tidak bisa diam dengan tidak
menjelaskannya.”balas Ki Taek
Ji Na
langsung mengusulkan agar karyawan sementara yang membuat kontrak dengan Modern
Goods. Maka hal itu bisa menjadi cara terbaik menguji kemampuan mereka. Woo Jin
terlihat marah karena Ji Na ingin membiarkan pegawai sementara menangani
kontrak untuk produk bantal.
“Ya. Lagipula
kita selalu membutuhkan tempat tidur, sofa, dan bantal untuk promosi toko kita.
Jika kita bisa mendapatkan pasokan yang stabil dari Modern Goods..., perusahaan
kita pasti akan terbantu. Kita bisa mendapatkan kontrak utama untuk saluran
home shopping..., dan kemudian kita bisa...” kata Ji Na dan disela oleh Tuan
Heo.
“Bukankah
terlalu sulit bagi mereka menangani tugas ini?” kata Tuan Ho
“Bukannya
tes masuk kerja juga sangat sulit belakangan ini? Mungkin cara ini bisa
dijadikan tes bagi mereka.” Kata Woo Jin, ketiganya hanya bisa tertunduk diam.
Ho Won
pikir karena kedua seniornya mengatakan
sangat sulit membuat kontrak dengan mereka. Wo Jin pikir kalau bkan tes
namanya kalau tidak sulit dan memberikan tugas pada ketiganya untuk menangani
kontrak dengan Modern Goods dan berharap berhasil karena akan menjadi tes kerja
mereka. Saat itu Yong Jae bermain
kecocokan kembali lalu menjerit tak percaya kalau Ho Won dan GM Seo sangat
cocok, 99%.
Ketiga
berdiri didepan Ji Na, Ho Won binggung karena Ji Na saja tidak sanggup menangani tugas ini, Apalagi
mereka. Ji Na menegaskan kalau mereka
tidak akan menugaskan kalau tugas ini mudah dan menurutnya mereka bisa menghapus
kecurigaan Woo Jin serta membuktikan kemampuan mereka dengan cara ini.
“Bukankah
ini kesempatan yang baik? Tunjukkan pada kami kemampuan kalian.” Ucap Ji Na
“Apa Anda
harus seperti ini?” kata Ki Taek, Ji Na balik bertanya apakah Ki Taek harus
seperti itu dan menyuruhnya pergi.
Ketiganya
pergi ke pabrik bantal dengan wajah gugup, Ho Won tak mengira situasinya jadi
seperti ini. Kang Ho pikir Mungkin ini ada baiknya juga, karena Woo Jin bilang
kalau takkan curiga lagi soal perekrutan kalau berhasil menangani tugas ini.
Ho Won pikir
itu kalau memang berhasil, tapi mereka tahu kalau Perusahaan ini sulit dibujuk. Ki Taek pikir
meminta maaf tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah, lebih baik menangani
tugas karena Situasi krisis bisa menciptakan
peluang berjalan masuk
“Tapi
kenapa Ki Taek Hyung terus minta maaf?” tanya Kang Ho binggung
“Sepertinya
karena dia tidak ikut wawancara kerja.” Pikir Ho Woon.
Salah
satu pria menyapa ketiganya, Ki Taek pun memberitau kalau datang unuk memesan bantal. Si pria terlihat senang karena
hampir tidak mengenali wajah mereka dan bertanya Apa ini pertama kalinya ingin
bermitra dengan perusahaan mereka.
Ki Taek
membenarkan lalu bertanya apakah pria tua itu Presdir perusahaan ini. Pria itu
membenarkan dan mengajak agar melihat katalognya dulu saja. Ketiganya pun
mengikutinya, tapi beberapa saat kemudian si presdir langsung mendorong
ketiganya keluar.
“Kalian
harusnya tadi bilang kalau dari Hauline! Dulu, waktu aku mulai buka usahaku
ini..., aku mengirim produk ke Hauline. Apa kalian tahu mereka mempermalukanku
seperti apa?” teriak Si pria itu, Ki Taek mengaku tak mengetahuinya Karena hal
itu terjadi sebelum mereka diterima kerja.
“Jika
kami tidak dapat kontrak dengan Anda, kami bisa dalam masalah. Tolong
pertimbangkan lagi.” Ucap Ki Taek, Presdir tak peduli memilih untuk masuk.
Ki Taek
pasrah mengeluh kalau mereka takkan berhasil. Ho Won yakin Ini pasti alasannya
kenapa mereka bilang sulit mendapatkan kontrak dengan perusahaan ini. Kang Ho
pun bertanya pada Ki Taek apakah mereka
harus menyerah seperti ini. Ki Taek pikir mereka tidak boleh menyerah jadi mengajak untuk pakai
fisik saja.
Beberapa
pekerja sedang memasukan kardus pesenan ke dalam truk, Ki Taek dan Kang Ho
mencoba membantu. Si presdir keluar menegaskan aklau ia tetap bermitra dengan mereka.
Ki Taek dengan ramah mengatakan hanya
ingin membantu saja.
“Kami
tidak akan bermitra dengan kalian dan sudah punya banyak pegawai disini. Keputusanku
takkan berubah.” Kata si presdir melotot
“Kami
masih muda dan kuat. Izinkan kami membantu memuat barangnya.” Ucap Ki Taek
memaksa.
Si
presdir terus memarahi, Ho Won hanya menatap wajah Presdir seperti melihat
sesuatu.
Mereka
pun selesai membereskan semuanya, Presdir keluar dari gedung. K Taek merasa
kalau Ketulusan memang selalu berhasil
dengan meminta agar presdir bisa memberitahu lagi kalau membutuhkan bantuan.
“Sudahlah...
lupakan saja... Jika hal ini akan mengubah keputusanku, daritadi aku pasti
sudah berubah pikiran.” Ucap Presdir memberikan amplop. Ki Taek binggung
“Pergilah
dan makanlah pakai uang itu. Aku tak suka berutang budi pada kalian.” Kata si
presdir, ketiga hanya bisa menghela nafas ternyata usaha mereka gagal.
Tuan Heo
memperlihatkan foto Dokter Seo pada Woo Jin diruanganya, Woo Jin binggung siapa
orang itu Tuan Heo mengatakan Dokter Seo,orang yang sering ditemui Manager
Park, bukan subkontraktor jadi tidak tahu siapa dia.
“Aku
tidak menyangka kau suka menyelidiki seperti ini.” Komentar Woo Jin
“Aigoo.
Ada banyak orang mengawasinya selain aku. Tapi, Manager Seo. Ada orang yang ingin
bertemu denganmu. Apa Kau bisa meluangkan waktu buat bertemu dengannya?” ucap
Tuan Heo
Woo Jin
menunggu disebuah ruangan, seorang pelayan datang memberitahu kalau Ketua
sebentar lagi datang. Ketua Seo datang dengan meminta maaf karena sudah
membuatnya menunggu. Woo Jin pun memperkenalkan nama sebagai manager tim
pemasaran, Keduanya pun duduk bersama.
“Heo Goo
Dong sudah cerita banyak soalmu padaku. Aku mewarisi perusahaan ini dari
ayahku. Ketika aku terlibat untuk memajukan perusahaan ini..., ada seorang
pekerja baru yang dipekerjakan di pabrik. Manajer Heo orangnya.” Cerita Ketua
Seo
“Kudengar
Anda tidak mengelola perusahaan lagi. Boleh saya bertanya kenapa Anda ingin
menemui saya?” kata Woo Jin
“Mengelola
perusahaan sama halnya dengan membesarkan anak. Rasanya perusahaan itu seperti
milikku karena aku membesarkannya ketika perusahaan itu masih kecil..., tapi
ketika perusahaan mulai besar..., maka perusahaan itu tidak lagi milikku. Perusahaan
ini milik karyawan dan konsumen yang membeli produk kita.” Jelas Ketua Seo
Woo Jin
mengemudikan mobilnya sambil mengingat ucapan saat bertemu dengan Ketua Seo.
Flash Back
“Saya
tidak punya niat...memenangkan hati atasan saya. Menurut saya, Hauline perusahaan
bagus dimana pimpinannya, tidak menyalahgunakan kekuasaannya. Saya hanya
berharap Hauline bisa. menjadi tempat kerja dimana kerja keras saya diakui...
dan usaha rekan-rekan saya dihargai.” Kata Woo Jin
“Itulah
yang ingin kulakukan dan kuminta padamu. Aku yakin Goo Dong akan membantumu.”
Kata Ketua Seo
“Bukankah
Anda ini mencoba memanfaatkan saya?” komentar Woo Jin
“Kau
sepertinya bukan orang yang mudah dimanfaatkan. Menurutku kau bukan orang
seperti itu.” Balas Ketua Seo.
Woo Jin
makan bersama dengan Tuan Heo, berkomentar rekan kerjanay itu punya sponsor
yang sangat kuat rupanya. Tuan Heo pikir kalau Ketua Seo sebagai sponsornya
maka tidak akan lama-lama jadi manajer Woo Jin ingin tahu alasan Tuan Heo yang
mengatur pertemuan dengan Ketua
“Kau
tidak akan tahu bagaimana rasanya, menerima amplop gajimu dan menghitung setiap
tagihan. Kau tidak akan tahu betapa senangnya dan leganya, ada amplop di dalam
sakumu.” Cerita Tuan Heo
“Belakangan
ini, gaji diberikan lewat rekening. Jadi aku tidak tahu bagaimana rasanya.”
Balas Woo Jin
“Aku
sering memikirkan masa lalu saat menerima amplop gaji. Dulu, perusahaan sudah
seperti rumahku, dan rekan kerjaku sudah seperti keluarga” kata Tuan Heo, Woo
Jin ingin Tuan Heo mengatakan yang sejujurnya saja.
“Aku
ingin membuat perusahaan ini seperti dulu lagi. Manager Seo... Kau selama ini
melarikan diri seperti pengecut. Jika kau tidak suka perusahaannya, maka
berhentilah. Kau tidak pernah melakukan pekerjaan kotor. Bukankah karena itu kau
melamar ke perusahaan kami?” ucap Tuan Heo sedikit menyindir, Woo Jin ingin
menjelaskan tapi disela.
“Sudah
waktunya berubah sekarang. Jika kau tidak suka, maka perbaiki. Hentikan hal
yang tidak baik. Buatlah perusahaan menjadi tempat yang bisa kau banggakan dan
tempat dimana kau bisa bekerja keras. Kata siapa kau takkan bisa menjadi CEO?”
kata Tuan Heo, Woo Jin terlihat tak begitu percaya diri
“Ketika
rumahmu berantakan..., maka kau harus membersihkannya. Hauline. Marilah kita
membersihkannya.” Kata Tuan Heo.
Woo Jin
pergi ke atap menatap langit sambil menerawang mengingat dengan ucapan Tuan Heo
“Aku ingin Hauline menjadi perusahaan yang dulu lagi. Bukankah kau selama ini melarikan
diri seperti pengecut?”
“Ini
bukan melarikan diri. Jika kau tidak tahan panasnya api kompor, tentu saja kau
harus keluar dari dapur. Lagipula aku tak punya tempat tujuan walau aku ingin
melarikan diri lagi.” Ungkap Woo Jin.
Ho Won
pergi ke minimarket lalu bertanya pada mantan bosnya apakah percaya padanya. Si
Manager pikir pasti karena sudah lama
mengenalnya.Tapi Ho Won merasa kalau bosnya itu
tidak mempercayainya saat berkerja dulu di minimarketnya.
Manager
membela diri kalau itu tak mungkin karena sering membiarkan Ho Won berjaga
sendirian dan satu alasanya kalau itu percaya dan telah membuktikan
kehandalannya. Ho Won seperti tak begitu percaya,
“Coba kau
pikir... Tugas kerjamu dulu disini berurusan dengan uang tunai dan semua produk
di sini. Apa menurutmu aku akan mempercayakan mini market ini pada orang yang
tidak bisa kupercaya?”kata si manager memberikan belanjaan seharga 7ribu won
dengan memberikan minuman gratis.
Ho Won
pun mengucapkan terimakasih dan mengatakan akan hutang, Managernya melonggo. Ho
Won pikir managernya itu percaya jadi boleh berhutang dan pasti akan
membayarnya.
Ho Won
memberikan minuman pada dua rekan kerjanya, Kang Ho pikir Presdir tadi pasti
sangat membenci Hauline karena tidak percaya bahkan tidak kasihan sedikit pun
sama setelah mereka membantunya. Ki taek ememinta maaf menurutnya ini semua
salahnya.
“Ini
bukan salahmu. Aku tak tahu dengan Kang Ho..., tapi menurutku GM Seo juga
curiga terhadapku. Ini jauh lebih sulit daripada masuk ke perusahaan.” Ungkap
Ho Won, Kang Ho pun binggung dengan nasib mereka besok.
“Kita
beritahu GM Heo dulu, habis itubesok ke Modern Goods lagi. Aku juga nanti akan
cari cara.” Kata Ki Taek, Ho Won juga
setuju dengan menyakikan mereka harus
bisa begitu juga Kang Ho
“Baiklah.
Kita pasti bisa jika tetap semangat. Snack Keripik itu tak ada gunanya. Kita
butuh makanan sungguhan. Ayo kita cari makan.” Ucap Ki Taek pergi mencari
makanan.
Ho Won
melihat dompet Ki Taek yang jatuh, lalu dikagetkan dengan melihat foto Ji Na
ada dalam dompet, Kang Ho melihat mata Ho Won yang berubah, Ho Won berpura-pura
tak ada apa-apa. Saat itu Ki Taek baru sadar kalau dompetnya tertinggal saat
akan membayar, lalu akhirnya kembali mengambil dompetnya. Ho Won pun
berpura-pura tak terjadi apapun.
Ho Won
berjalan pulang berbicara sendiri kalau Ki Taek sebelumnya mengatakan sudah
punya pacar lalu menduga pacarnya adalah Ji Na menurutnya Hidupnya Ki Taek sama
sialnya seperti hidupnya. Tapi ia pikir berbeda karena Ki Taek itu Setidaknya
pernah pacaran.
Ho Won
berdiri didepan patung dengan baju kemeja putih, lalu mengingat dengan Dokter
Seo seperti sedang melambaikan tangan padanya. Lalu mengingat kalau harus
mentraktir dr. Seo makan dan berpikir harus menghubunginya, tapi
menurutnya Dokter Seo mungkin tidak
sungguh-sungguh ingin minta traktiran saat itu,
Hyo Ri
baru bangun bingung melihat Ho Won pagi-pagi sudah membuat kimbap berpikir
kalau ada kerja sampingan atau mau
menjualnya di depan stasiun kereta sambil berangkat kerja. Ho Won menyuruh
teman satu kamarnya agar tak banyak bicara sambil terus membuat kimbap walaupun
matanya mengantuk.
Ho Won
dan Kang Ho bertemu sebelum masuk gedung,
Kang Ho bertanya apa yang dibawanya. Ho Won mengatakan membawa Bekal
makan siang, karean mungkin bisa tergerak hatinya dengan membuatkan kimbap dan
bertatanya balik pada Kang Ho.
“Aku bawa
salah satu minuman keras ayahku. Ayahku koleksi minuman keras mahal, jadi dia
takkan sadar kalau aku ambil satu.” Ucap Kang Ho
“Wah, aku
sungguh berharap kalau Presdir menyadari
tulusnya hati kita ini. Tapi, kapan Ki Taek Oppa sampai di sini?” tanya Ho Won
Saat itu
Ki Taek keluar dari gedung membawa kain pel dan juga ember, Ho Won melonggo tak
percaya, Ki Taek mengatakan sudah sampai lebi hdulu dan mengepel seluruh tempat serta Presdir
sebentar lagi datang. Jadi pasti senang melihat perusahaannya bersih. Ho Won membeirtahu
kalau membuatkan makan siang dan Kang Ho
juga bawa minuman keras. Ki Taek pun memberikan semangat agar berhasil.
Presdir
mendorong ketiganya menyuruh mereka membawa pulang karena sudah mengatakan takkan
bermitra dengan mereka. Ki Taek memohon agar mereka bisa memberikan kesempatan
karean situasi mereka sedang sulit.
“Itulah
yang kurasakan saat aku pergi ke Hauline. Sekarang, aku bahkan tidak butuh
mereka lagi. Aku sibuk menangani banyak pesanan dari tempat lain, jadi aku tak
bisa bermitra dengan kalian.” Ucap Presdir sakit hati
“Pak,
sekali ini saja. Tolong kali ini saja. Kami sungguh...” ucap Ki Taek, saat itu
tak sengaja si Presdir yang kesel menjauhkan semua kimbap yang dibawa Ho Won.
“Bersihkan
ini semua, dan pergi dari sini!” perintah Presdir akan berjalan pergi, Ho Won
hanya menatap lalu menarik baju Presdir sebelum pergi, tapi yang terjadia malah
membuat semua kancing baju si Presdir terjatuh.
Ketiganya
duduk dengan wajah sedih, Ki Taek mendengar kaalu Kata orang, selalu ada jalan
keluar walaupun sesulit apapun situasinya. Kang Ho yakin Pasti ada jalan keluar. Ho Won meminta maaf
karena tidak bisa menahan diri karena presdir terus mengingatkan pada ayahnya.
“Tak
perlu minta maaf. Memang dari awal ini tugas yang berat.” Kata Ki Taek
“Aku juga
tadi lihat, memang pesanan dia banyak sekali.” Ungkap Kang Ho
“Baiklah.
Jadi apa rencana B kita?”ucap Ki Taek
“Cari
perusahaan lain yang bisa mengerjakan pesanan kita dengan harga yang sama.” Ucap
Ho Won
Ki Taek
lalu memuji kimbap buatan Ho Won itu enak, Ho Won malu-malu kalau sebelumnya
pernah berkerja di toko kimbap. Ki Taek
pikir kalau mereka membuat buka toko kimbap dengan nama “Eun Jang Do Kimbab.” Lalu
memotong kimbap-nya pakai pisau perak. Ketiganya terlihat berusaha untuk
bahagia.
Suk Kyung
menyudahi pekerjaan lalu meminta Yong Jae agar
memperbarui laporan penjualan sebelum pulang hari ini dan mempersilahkan
Kang Ho dan Min Jae, pulang sekarang. Yong Jae pun tak bisa menolak dengan
melihat semua timnya pulang lebih dulu.
“Eun Ho
Won. Apa Kerjaanmu lancar?” tanya Ji Na, Ho Won mengaku sedang mengusahakannya.
“Buktikan
sendiri dengan kemampuanmu. Jangan cari alasan tak penting.” Pesan Ji Na. Yong Jae
datang ke meja Ji Na.
“Asisten
Ha, kapan kau akan memperkenalkanku pada temanmu?” kata Yong Jae, Ji Na kesal
karena Yong Jae tak bisa bersaba karena
temanya itu lagi sibuk belakangan ini.
“Aku baru
menyadari kalau kalian mungkin tidak... punya waktu pacaran karena selalu kerja
lembur. Asisten Ha, apa kau tidak punya pacar?” ucap Tuan Heo ikut berkomentar,
Ho Won melirik pada Ji Na dan Ki Taek
“Tentu
saja dia punya. Dia sudah lama pacaran.” Ucap Yong Jae, Ji Na langsung
menyindir Yong Jae yang tak punya kerjaan karena terus datang ke timnya.
“Kapan aku
dapat undangan pernikahanmu? Kau bilang pacarmu sudah lulus ujian PNS tahun
lalu. Bukankah kalian akan segera menikah? Banyak orang bilang kalau kau
sebentar lagi akan menikah.” Ucap Yong Jae, Ki Taek meliriknya
“Apa kau
bilang Pacarmu PNS? Baguslah. Padahal aku tadinya ingin menjodohkanmu dengan
keponakanku kalau masih lajang..., tapi ternyata kau sudah punya pacar.” Ucap Tuan
Heo
Ho Won
merasa tak enak melihat wajah Ki Taek akhirnya bertanya pada Tuan Heo yang
belum pulang. Tuan Heo mengaku akan
pulang dan Ji Na pun mengajak mereka semua pulang karena Woo Jin sudah pulang.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar