PS
: All images credit and content copyright : KBS
Eun Hee
mengikuti Jae Bok keluar rumah meminta agar
mempertimbangkannya lagi dan sudah mendekorasi lantai dua, lalu memasang
kertas dinding baru dan gorden untuknya dan menyarankan untuk mendekorasi untuk
anak-anak. Jae Bok bisa mengerti
“Aku
seharusnya menghentikanmu melakukan itu dan kurang pengertian. Maafkan aku.” Ucap
Jae Bok dan kembali membalikan badan.
“Tidak.
Jujur saja, aku tidak mau meminta maaf kepadamu lagi. Aku terus-menerus merasa
bersyukur dan tidak enak, ini sungguh membuatku stres.” Akui Jae Bok
“Kau
tidak perlu merasa tidak enak, Anggap saja adikmu yang melakukannya. Bahwa Kau
hidup bersama adik...” kata Eun Hee
“Kau
orang baik, tapi kau bukan adikku. Andai saja kau bisa menjadi teman yang baik.
Seseorang yang tidak membuatku merasa tidak enak dan tidak nyaman. Jadi Selamat tinggal.” Ucap Jae Bok saat masuk
mobil tersadar kalau tasnya teringgal.
Eun Hee
langsung langsung berlari masuk ke rumah akan mengambilkanya, Jae Bok ingin
menolaknya karena Tasnya ada di kursi
kamar. Saat itu Eun Hee sudah sampai di lantai atas, Jae Bok baru masuk rumah
dan bertanya Apa tasnya ada di kamar. Eun Hee menatap cermin mengatakan kalau
menemukan tasnya.
“Aku bisa
mengambilnya sendiri.” Ucap Jae Bok dan Eun Hee keluar dari kamar
memperlihatkan tas ditanganya lalu berlari menuruni tangga.
“Hati-hati.
Jangan berlari.” Pinta Jae Bok khawatir, saat itu juga Eun Hee hilang
keseimbangan dan jatuh berguling dari tangga. Jae Bok panik melihat keadaan Eun
Hee. Eun Hee mengaduh kesakitan dibagian kakinya.
Jae Bok
memasak bubur sambil menelp Won Jae kalau Pengasuh temanya itu menjemput Hae
Wook. Won Jae memberitahu kalau baru mendapatkan
nomor seseorang yang mengenal Kyung Woo, tapi orang sedang pergi dinas. Jae Bok
meminta agar temanya itu tetap mencari.
Akhirnya
Jae Bok masuk kamar membawakan semangkuk bubur untuuk Eun Hee yang sudah
mengunakan infus. Ia pikir Eun HEe seharusnya dirawat di rumah sakit karena
Dokter juga bilang seperti itu. Eun Hee mengaku benci rumah sakit dan muak
berada di sana.
“Maafkan
aku, Kau tidak bisa pergi karena aku.” Ucap Eun Hee merasa bersalah.
“Kurasa
aku tidak bisa pergi sebelum kondisimu membaik.” Kata Jae Bok. Eun Hee menyurh
Jae Bok untuk pergi.
“Pembantuku
akan segera datang dan aku bisa memanggil perawat jika diperlukan.” Kata Eun
Hee.
“Kau
terluka karena aku. Bagaimana mungkin aku pergi? Aku tidak sekejam itu.” Ucap Jae
Bok
“Aku
senang karena terluka, kau tidak jadi pergi.” Ungkap Eun Hee.
Jae Bok
heran Eun Hee bisa mengatakan itu, Eun Hee meminta maaf karena cuma senang ada Jae Bok dirumahnya,
tapi tetap saja yang dikatakan sungguh-sungguh karena mulai mirip seperti Jae
Bok setelah mereka tinggal bersama.
“Aku
tidak punya teman dekat. Saat kubilang aku jengkel soal cinta masa lalu
suamiku, itu hanya karena aku teringat kembali. selagi aku berbicara dengan Kau.
Bagaikan luka yang tiba-tiba Kau ingat setelah pernah melupakannya. Bagaikan
nyeri saraf.” Ucap Eun Hee, Jae Bok tak banyak komentar menyuruh Eun Hee makan
saja dulu.
“Bukankah
hari ini Jin Wook ada konser?” kata Eun Hee, Jae Bok mengatakan kalau Suaminya
akan datang dan juga teman-temannya.
“Kau juga
harus datang. Aku baik-baik saja, jadi kau harus pergi dan Jin Wook pasti akan
kecewa.” Kata Eun Hee.
Jae Bok akan
keluar dari rumah, seorang pelayan datang memberikan sebuket bunga dari Eun Hee
untuk Jin Wook. Jae Bok ingin masuk tapi
pelayan memberitahu kalau Eun Hee sedang tidur.
Akhirnya
Jin Wook naik keatas panggung dengan gitarnya dan mulai menyanyi dengan percaya
diri. Dua teman Jae Bok sudah datang dengan Hae Wook, Jae Bok pun akhirnya datang sedikit
terlambat.
“Apa
pemilik rumahmu baik-baik saja? Apa dia terluka parah?” tanya Hye Ran
“Ya. Dia
harus berbaring di ranjang untuk sementara.” Cerita Jae bok
“Ini Aneh
sekali... Jarang sekali seseorang jatuh di tangganya sendiri.”komentar Won Jae.
Jae Bok pikir itu karena Eun Hee berlari.
Eun Hee
duduk di kamarnya melihat dress yang tergantung, seperti baju yang seharusnya
digunakan untuk datang tapi tak bisa digunakanya.
Hye Ran
merekam Jin Wook tampil dengan wajah bahagia, Won Jae bertanya apakah Jung Hee
tidak datang. Jae Bok pikir datang dan
berada dibelakang. Hye Ran melihat Jin Wook terlihat sangat keren dan
mengingatkan pada Jung Hee di masa lalu.
“Bagaimana
jika dia seperti Jung Hee kelak? Itu berbahaya.” Komentar Won Jae
“Berarti
akan ada wanita yang mencintai dia seperti seseorang yang kita kenal.” Ejek Hye
Ran .
Jae Bok
sempat kesal lalu mengingat kembali kenanganya dengan Jung Hee saat masih muda.
Jung Hee menjadi vokalis band yang dielu-elukan oleh pengemaranya. Suaranya juga
lantang seperti Jin Wook. Saat itu beberapa penggemar di pinggir panggung ingin
bersalaman, Jae Bok sengaja memberikan bunga dan saat itulah mata mereka saling
menatap karena Jung Hee memegang tanganya.
Sementara
Jung Hee sedanga melayani tamu para Ahjumma kaya menyanyikan lagu trot dengan
gitarnya. Seorang Ahjumma memaksanya agar mau minum.
Jin Wook
turun dari panggung, Hye Ran langsung menghampiri memujinya keren sekali dan
membuatnya langsung jatuh cinta. Jin Wook pun Terima kasih. Jae Bok memberikan
sebuket bunga dengan memuji anaknya, Jin Wook mencari-cari seseorang lalu
bertanya dimana Bibi Lee.
Jae Bok
terlihat merasa bersalah, dan mengatakan kalau Eun HEe. sedang tidak enak
badan, semua berusaha membuat Jin Wook sedang dengan memujinya.
Ketiga
berbicara bersama, Hye Ran mengetahui Jae Bok yan akan kembali lagi ke rumah
itu. Jae Bok pikir merasa turut bersalah karena Eun Hee yang terluka dan juga
seperti membebani Won Jae dan juga Che Ri. Hye Ran mengumpat kesal pada temanya
yang membuat merasa tidak enak.
“Aku
memangnya kenapa? Keputusanmu benar. Kau tidak perlu merasa tidak enak karena
membayar sewa rumahnya. Jangan merasa bersalah dan tetaplah di sana sampai
pindah.” Tegas Won Jae, Jae Bok juga memiliki rencana seperti itu.
“Apa
ayahnya Jin Wook sungguh tidak datang? Apa dia bekerja di suatu tempat lagi?”
kata Won Jae yang tak melihat Jung Hee.
Jung Hee
merasakan mual sehabis melayani tamu dan harus minum, si bosnya datang memberikan
minuman pereda mabu agar tetap sadar. Jung Hee mengeluh kalau sebelumnya hanya
bermain saja, bukan seperti ini.Bongs pikir kalau memang seperti ini bisnis di
bidang karaoke dan menegaskan akalu mencari uang tidak mudah, jadi meminta agar
bisa bertahan.
Jae Bok
menelp suaminya dari nada suaranya berpikir Jung Hee minum lagi dan bertanya
apakah ia sudah lupa Jin Wook ada konser. Jung Hee mengaku sudah berniat
datang, tapi tiba-tiba ada sesuatu, belum selesai bicara Jae Bok sudah
menyelanya.
“Lalu apa
kau tidak mengizinkanku membesarkan anak-anak? Bagaimana bisa kamu membesarkan
anak-anak jika seperti ini? Kau bahkan tidak bisa menjadi ayah yang becus dan seharusnya
tidak egois.” Ucap Jae Bok marah, Jung Hee mencoba menjelaskan bukan seperti itu.
Jae Bok
langsung menutup ponselnya dengan nada kesal. Jung Hee pun tak bisa berbuat
apapun, saat pulang melihat banyak mainan yang dijual tapi seperti uangnya tak
cukup hanya bisa menatapnya.
Nyonya
Choi masuk ruangan dengan wajah panik kalau Eun Hee itu ingin mati dengan jatuh
dari tangga dan ingin melihat karena takut kalau kakinya bisa lumpuh lagi dan
meminta digerakanya. Eun Hee langsung menepis tangan Nyonya Choi.
“Apa Kau
berniat berlagak seperti seorang ibu lagi?” ucap Eun Hee sinis, Nyonya Choi terdiam
seperti merasa bersalah.
Terdengar
suara Jin Wook memanggil Eun Hee kalau sudah kembali pulang. Eun Hee langsung
mengubah wajahya mencoba tersenyum ceria.
Jin Wook
kaget melihat Eun Hee yang ada di kursi roda,
Eun Hee mencoba mengalihkanya dengan memeluknya karena sangat
merindukannya. Jin Wook ingin tahu apa
yang terjadi pada bibi Lee. Eun Hee mngaku kalau jatuh dari tangga.
Jae Bok
pun masuk rumah, Eun Hee menyapa Hae Wook tapi Hae Wook hanya diam saja
dipelukan ibunya. Eun Hee berpesan pada dua anak Jae Bok agar berhati-hati jika
hendak menuruni tangga
“Unnie...
Terima kasih.” Kata Eun Hee melihat Jae Bok yang datang kembali membawa tas
besar. Ia meminta Nyonya Choi membawakanya, tapi Jae Bok menolak lalu menyuruh
Jin Wook bicara tentang bunganya. Jin Wook mengucapkan terimakasih
“Maaf,
bibi tidak bisa datang. Padah Bibi ingin sekali menyaksikanmu tampil.” Ucap Eun
Hee
“Aku akan
tampil lagi untuk Bibi lain kali.” Kata Jin Wook penuh semangat, Eun Hee pun
dengan senang hati akan menantikannya.
Saat itu
Jung Hee baru pulang memanggil anaknya dengan membawa sebuah balon, dua anaknya
langsung memeluk ayahnya. Hae Wook mengeluh ayahnya yang bau alkohol. Jung Hee
meminta maaf karean cuma minum sedikit. Lalu mengendong dua anaknya dan pergi
menaiki tangga.
Eun Hee
dan Nyonya Choi melihat sosok Jung Hee dengan tatapan yang berbeda. Jae Bok pun
bertanya keadaan Eun Hee apakah masih terasa sakit. Eun Hee mengaku karena Jae
Bok datang jadi sudah membaik. Jae Bok
pun pamit untuk naik ke lantai atas.
Jung Hee
akan keluar dari kamar mandi dikagetkan dengan Jae Bok sudah ada didepan pintu.
Ia mengaku kalau ingin datang ke konser Jin Wook, tapi harus bekerja. Jae Bok
pun mengajak Jung Hee masuk kamar, Jae Bok memberitahu kalau baru saja
mendapatkan pekerjaan.
“Kau
bekerja di mana?” tanya Jae Bok. Jung Hee berbohong berkerja di perusahaan
konstruksi.
“Mereka
terus membuatku minum karena aku pegawai baru. Aku tidak bisa menolaknya. Aku
tidak punya pilihan.” Ucap Jung Hee
“Tapi
kita harus tetap memproses perceraian kita.” Kata Jae Bok tetap pada
pendirinya.
Jung Hee
masih berusaha agar mereka tak bercerai. Jae Bok pikir sebelumnya Jung Hee yang
mengingkan mereka bercerai dan ibunya juga sudah mengetahuinya. Jung Hee pikir
harus memberi tahu ibunya karena setelah mereka berpisah, maka ibunya akan
mengurus anak-anak. Jae Bok heran suaminya bisa berkata seperti itu.
“Aku
sudah mencari tahu, dan kata mereka pihak yang bisa menafkahi anak-anak dengan
pengasuh yang jelas biasanya mendapatkan hak asuh. Jika kau mulai bekerja lagi,
siapa yang akan mengurus mereka?” ucap jung Hee.
“Apa Kau
sudah mencari tahu soal itu?” kata Jae Bok tak percaya
“Tentu
saja, mau tidak mau aku melakukan karena kau bersikeras ingin bercerai. Aku tidak
mau kehilangan anak-anak dan tidak bisa hidup tanpa mereka.” Kata Jung Hee.
“Aku terkesan
mengusirmu tanpa alasan. Aku tidak akan memberikan anak-anakku kepadamu, jadi,
jangan pernah berharap.” Tegas Jae Bok
“Aku juga
tidak mau berpisah.” Balas Jung Hee
Jin Wook
masuk kamar merasa dugaanya benar kalau kedua orang tuanya itu akan
bercerai. Jae Bok memarahi anaknya yang
menguping. Jin Wook mengumpat ibunya pembohong, dengan membuang Ayah karena tidak
menghasilkan uang. Jae Bok melonggo kaget.
“Koo Jin
Wook... Jangan membentak ibumu!” ucap Jung Hee membela istrinya.
“Ibu
benar-benar diktator. Ibu tidak membiarkan Ayah atau aku melakukan apa pun.” Kata
Jin Wook marah
“Dasar
nakal. Kau harus dicambuk.” Ucap Jung Hee lalu menarik Jin Wook masuk ke dalam
kamar.
Jae Bok
mengikutinya memperingatakan Jung Hee agar tak memukul anaknya, Hae Wook yang
mendengar orang berteriak-teriak hanya bisa menangis. Jae Bok pun memeluk
anaknya agar tenang.
“Maafkan
ayah karena melewatkan konsermu. Ayah sungguh ingin melihatmu tampil dan sudah
melihat videonya. Ternyata Putra ayah terlihat keren. Ayah tidak bisa jadi penyanyi
solo hingga masuk kuliah dan Putra ayah luar biasa.” Ungkap Jung Hee tanpa
menatap anaknya.
Jin Wook
pun terdiam, Jung Hee lalu menatap anaknya
membahas kalau mereka tadi membicarakan soal kemungkinan berpisah dan
sadar tidak seharusnya begitu bahka tidak bersungguh-sungguh.
“Kau juga
pasti bicara kasar saat bertengkar dengan teman-temanmu. Itu sama seperti itu.
Tapi sebenarnya, ibumu tidak bersalah dalam hal ini...Ayah yang bersalah.” Akui
Jung Hee.
“Apa
kesalahan Ayah?” tanya Jin Wook
“Ini
sesuatu yang sangat memalukan untuk kau ketahui. Ayah akan memberitahumu kelak.”
Kata Jung Hee.
Jae Bok
membuka pintu kamar anaknya melihat Jung
Hee memainkan gitar untuk anaknya. Saat itu ia mengingat ucapan Eun HEe “Merasa
seperti wanita lain selalu berada di hati pria yang kucintai dan Tidak ada yang
bisa memahami betapa sakitnya.”
Ia
membayangkan kalau tepat dibelakang suaminya ada Na Mi yang bersadar di
punggung Jung Hee dan suaminya itu juga sangat mencintai Na Mi.
“Apakah
ini yang dirasakan Eun Hee? Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku tidak mungkin
memundurkan waktu dan memaafkan dia.” Kata Jae Bok
Hae Wook
sedang memainkan balon, Jin Wook dengan sengaja melepaskanya membuat balon terbang ke langit-langit, Jae Bok sedang masak didapur mendengar suara
Hae Wook karena kejahilan kakaknya, akhirnya ia datang dan mencoba mengambil
balon.
Saat itu
Jae Bok mengingat sesuatu, yaitu wanita yang membersihkan rumah dan jatuh lalu
ditolong olehnya.Dan sebelumnya sempat berpapasan di pemakaman Na Mi dan melihat sepatu yang digunakan, Ia
pun memastikan dengan CCTV saat ke rumah Bong Goo dengan sepatu yang sama.
Jae Bok melihat
Bong Goo menunggu dengan gaya model, mengejeknya untuk berhenti bergaya.
Keduanya pun berjalan dengan pakaian hitam. Jae Bok bertanya apakah wanita itu
sungguh teman Na Mi. Bong Goo menyebutkan namanya. Son Yoo Kyung. Teman SMP Na
Mi, sudah mengecek semuanya dan menjadwalkan pertemuan.
“Seberapa
tidak pedulinya kau kepada adikmu sampai kau tidak mengenali temannya?” ejek
Jae Bok
“Sudah
kubilang, Na Mi bukan adikku.” Tegas Bong Goo, Jae Bok penasaran apa sebenrnya
hubungan keduanya
“Katamu
dia bukan adik tirimu ataupun semacamnya.” Kata Jae Bok binggung
“Aku akan
memberitahumu hanya satu kali. Istri kedua seseorang yang kupanggil ayah berselingkuh
dan meninggalkan kami demi pria lain, yakni ayahnya Na Mi. Apa kau Paham?” kata
Bong Goo. Jae Bok binggung karena Bong Goo bicara sangat cepat.
Keduanya bertemu
dengan Son Yoo Kyung di sebuah cafe, Yoo Kyung sudah menunggu dengan kaca mata
hitamnya. Bong Goo yakin Yoo Kyung tahu siapa dirinya. Yoo Kyung mengatakan Bong Goo adalah Pria
yang Na Mi anggap kakaknya.
“Apa kau
baru dipukul?” tanya Jae Bok ada luka lebab,Yoo Kyung menyangkalkan kalau hanya
terjatuh dan membuka kacamatanya, Bong Goo memperlihatkan hasil CCTV dengan Yoo
Kyung yang mengunakan masker.
“Itu
bukan aku... Aku tidak tahu di mana tempat tinggalmu.” Kata Yoo Kyung. Jae Bok
yakin kalau Sepatunya sama dengan yang di rumah duka.
“Aku
memakai sepatu hak saat itu.” Kata Yo Kyung mengelak
“Apa Kau
juga tidak tahu soal ini? "Deposito dari Choi Duk Boon, 30.000 dolar"
“tanya Bong Goo. Yoo Kyung tiba-tiba mulai mengumpat marah.
“Dia
mendapatkan 30.000 dolar, tapi tidak membayarku.” Kata Yoo Kyung kesal
Bong Goo
kaget kalau Na Mi itu berhutang pada Yoo Kyung. Yoo Kyung meceritakan bahwa membuat
Na Mi bekerja di tempat kebersihan, tapi keluar dan Na Mi juga meminjam uang
dari orang-orang serta mempersulit keadaannya, bahkan berkencan pria yang sudah
menikah juga demi uang serta berutang untuk membeli pakaian mahal.
Jae Bok
dan Bong Goo keluar dari cafe. Bong Goo merasa heran kalau So Kyung sangat
membenci temannya, tapi kenapa malah menangis tersedu-sedu di rumah duka
menurutnya itu janggal. Bong Goo hanya terdiam seperti merasa shock.
“Apa kau
merasa bersalah karena mencampakkan dia dan membuat hidupnya seperti itu? Suamiku
merindukan Na Mi, kau merasa bersalah kepadanya, dan aku bermimpi buruk setiap
malam karena dia. Dia bahkan sudah tidak ada di dunia ini lagi, tapi
kehadirannya di mana-mana.” Keluh Jae Bok, Bong Goo hanya diam saja.
“Ayo kita
melipur lara, anggap saja kita memukul orang yang sangat kita benci.” Kata Jae
Bok melihat permainan memukul seperti tinju.
Jae Bok
memukul lebih dulu tapi scorenya tak keluar,
Akhirnya Bong Goo yang sedari tadi diam memulai permainan dengan
memukulnya, karena selalu menang mendapatkan permainan terus menerus. Jae Bok
hanya menatap kasihan pada Bong Goo seperti melampiaskan amarahnya yang selama
ini hanya di pendamnya.
Won Jae
menelp, memberitahu kalau berhasil menemukan
informasi soal Kyung Woo. Jae Bok tak percaya mendengarnya., Won Jae dengan wajah
berbinar-benar kalau punya berita luar biasa yaitu Kyung Woo sudah bercerai
tiga tahun lalu. Jae Bok kaget mendengarnya.
“Dia
tidak tinggal bersama istrinya selama lebih dari tiga tahun. Ahh..Tidak
maksudku.. Mereka sudah berpisah dari
sebelum itu, jadi, mungkin sudah lebih lama.” Kata Won Jae
Jae Bok
binggung karena berpikir kalau sebelumnya itu bukan Kyung Woo. Ia mengingat
saat Eun Hee memanggil nama Cha Kyung
Woo lalu seseorang duduk dikursi dan ada bekas luka. Jae Bok yakin kalau itu pasti Kyung Wook.
Jae Bok
menjemput Hae Wook ke sekolah dengan mengandeng tanganya, tapi pikiran melayang
mengingat ucapan Won Jae.
“Dia dan Kyung Woo sudah bercerai,
tapi dia berbohong agar kau tetap berada di rumah itu.”
Jae Bok
yang marah tanpa sadar meremas tangan anaknya, Hae Wook mengaduh kesakitan. Jae
Bok akhirnya sadar meminta maaf pada sang anak lalu mengajaknya pulang.
Jae Bok
turun dari mobil melihat Nyonya Choi juga baru pulang dengan barang belanjanya,
sementara Hae Wook lebih dulu masuk ke dalam rumah. Jae Bok ingin membantu tanp
malah membuat apel yang dibawahnya jatuh karena kantung kertas yang dibawanya
jebol.
Nyonya Choi
hanya lirik sinis dengan sikap Jae Bok dan memilih untuk masuk tanpa
membantunya. Hae Wook membuka sepatunya, dan langsung terdiam ditangga melihat
Eun Hee yang menuruni tangga dengan wajah bahagia dan kaki yang gips seperti bisa
berjalan dengan sempurna. Eun He dengan senyuman menyapa Hae Wook yang pulang
lebih awal.
“Kau
membeli banyak belanjaan. Apa ada tamu yang akan datang?” kata Jae Bok berusaha
ramah, Nyonya Choi dengan ketus membenarkanya.
Jae Bok
masuk rumah memanggil anaknya berpikir kalau sudah naik ke lantai atas. Saat
itu Eun Hee keluar kamar menyapa Jae Bok dengan kursi rodanya. Akhirnya
keduanya duduk bersama diruang tengah, Jae Bok ingi Eun Hee jujur.
“Kenapa
kau berpura-pura belum bercerai? Kau bilang menyewakan lantai dua karena kau
ingin memiliki anak dan juga kurasa terlalu kebetulan bahwa suamimu dipindahkan
ke cabang AS tepat sebelum aku pindah kemari. Tapi..” ucap Jae Bok langsung
disela oleh Eun HEe.
“ Apa aku
seaneh itu sehingga kau mencari tahu latar belakangku?” kata Eun Hee dingin
“ini
memang kurang menyenangkan. Maaf jika aku menyinggungmu, tapi sayangnya itulah
juga yang kurasakan.” Kata Jae Bok
“Jadi,
maksudmu aku membohongi Kakak? Aku bahkan tidak punya suami... Dia sudah
meninggalkanku, tapi aku berpura-pura masih rukun. Memang Kenapa?” kata Eun Hee
dingin
“Entahlah...
Aku juga ingin mengetahuinya.” Kata Jae Bok, Eun Hee akhirnya membenarkan.
“Aku
sudah bercerai 3 tahun 6 bulan lalu. Dan suamiku... Cha Kyung Woo... Dia tidak
tinggal di sini, dan bukan pergi untuk sementara waktu.” Akui Eun Hee.
“Kenapa
kau melakukan ini? Kenapa kau berpura-pura tinggal bersama dengannya dan
berlagak akrab? Apa yang terjadi? Sebenarnya kau orang macam apa?” ucap Jae Bok
heran
Nyonya
Choi memberitahu Eun Hee kalau Direktur sudah datang. Eun Hee terlihat
tersenyum lalu merasak kalau Direktur akan terkejut melihat keadaanya seperti
ini. Jae Bok binggung siapa yang dimaksud Direktur. Eun Hee mengatakan kalau
itu adalah suaminya. Seorang pria masuk
rumah.
“Apa kau
terluka? Bagaimana bisa kau duduk disana?” ucap Kyung Woo, Jae Bok memberanikan
diri menengok kearah sumber suara.
“Bukankah
kau Shim Jae Bok?” ucap Kyung Woo yang mengenalinya, Jae Bok juga kaget kalau
suami Eun Hee itu Kyung Woo, pria cinta pertamanya. Lalu menatap Eun Hee
seperti binggung kenapa keadaan jadi seperti ini.
Bersambung
ke episode 7
ini benar penuh misteri, apalagi eun hee, dia bner2 aneh bkan mendekati gilaššššš
BalasHapusLanjutin mbak, thanks sinopsisnya
BalasHapus