Jae Bok
berjalan di gang masuk rumah Na Mi tak sengaja bertabrakan dengan seseorang
sampai payungnya terjatuh. Jung Hee dalam mobil menelp istrinya ingin tahu
keberadaanya. Jae Bok dengan nada marah memberitahu kalau didekat rumha Na Mi
untuk bertemu. Jung Hee panik bertanya kenapa istrinya mau bertemu dengan Na
Mi.
“Untuk
membunuh dia!!” ucap Ja Bok penuh amarah, Jung Hee mengajak agar mereka bicara
dirumah nanti tapi Jae Bok sudah lebih dulu menutup telpnya.
Jae Bok
menaiki tangga yang licin dikagetkan dengan melihat Na Mi sudah bergeletak di
tangga dengan posisi terbalik, saat menyentuh untuk menyadarkan tanganya
terkena darah. Ia panik mencari ponselnya dalam tas tak sengaja ikat rambut Hae
Wook terjatuh.
Ia
menemukan ponselnya di saku jaketnya tapi karena tanganya gemetar membuat
ponselnya malah terjatuh. Ketika ingin menelp 911, tiba-tiba dua orang datang
membawa tandu memeriksa kedaaan Na Mi, terlihat tangan Na Mi yang bergerak.
Jae Bok
dengan wajah panik bertanya apakah Na Mi itu meninggal. Pria itu mengatakan
kalau Na Mi hidup dengan ada denyut jantungnya.
Jae Bok pikir Na Mi terpeleset dari tangga karena hujan deras dan licin.
Na Mi
akhirnya dibawa ke dalam ambulance, Jae Bok memutuskan untuk naik walaupun
petugas bertanya apakah ia adalah keluarganya. Saat itu Jung Hee baru datang
dengan wajah panik masuk ke gang rumah, saat menaiki tangga melihat jepitan
rambut anaknya dan menyakinik kalau istrinya itu sudah datang.
Ia panik
berlari masuk ke dalam rumah memanggil Na Mi, di dalam rumah terlihat sangat
berantakan dan foto Na Mi dengan ibunya bahkan jatuh. Dengan wajah kesal
padahal sudah mengatakan kalau tak berkelahi.
Jae Bok
menelp suaminya, Jun Hee langsung menanyakan keberadaanya, Jae Bok pun
memberitahu kalau sedang dalam ambulance. Jung Hee kaget dengan nada kesal
bertanya seberapa banyak memukulnya. Jae Bok menegaskan kalau ia tak mukulnya
sama sekali bahkan tidak berkelahi karena sampai dirumah sudah pingsan.
Saat itu
Na Mi membuka matanya mentap Jae Bok dan ingin memegang tanganya. Jae Bok
memegang tangan Na Mi meminta agar bisa bernafas perlahan. Jung Hee masih
mendengar dari telp ingin tahu apa yang terjadi dalam ambulance.
Na Mi
seperti berusaha bicara tapi nafasnya perlahan-lahan menghilang dan akhirnya
tanganya pun lemas. Jae bBok panik begitu juga Jung Hee ingin tahu keadaan Na
Mi sekarang.
Bong Goo
mengemudikan mobilnya, mengingat saat Na Mi dengan senyuman melambaikan tangan
padanya, seperti merasakan sesuatu yang aneh. Ponselnya berdering wajahnya
langsung kaget saat mengangkat telpnya.
Jung Hee
masuk ke dalam lorong rumah sakit dengan wajah panik memanggil nama Na Mi. Jae
Bok duduk diam dengan wajah lesu. Jung Hee langsung mencengkram badan istrinya
tak percaya kalau sampai tega melakukan itu. Jae Bok menegaskan kalau ia tak
melakukan apapun.
“Walaupun
kalau Na Mi dan aku melakukan kesalahan padamu, bagaimana bisa seorang manusia
melakukan hal itu?” ucap Jung Hee menuduh istrinya. Jae Bok langsung memukul
kepala suaminya.
“Sadarlah...
Jung Hee. Apa aku ini bodoh? Walaupun kau melakukan kesalah aku tidak akan
melakukan sesuatu yang bodoh. Aku seharusnya memberikanmu pelajaran. Walaupun kau tergila-gil dengan wanita lain,
seharusnya kau menjaga tingkahmu didepan istrimu.” Ucap Jae Bok dengan mata
berkaca-kaca
Saat itu
Dokter keluar dari ruangan, Jung Hee pun langsung menanyakan apakah ia bisa
bertemu dengan Na mi. Dokter bertanya apakah ia keluarganya, Jung Hee binggung
menjawabnya. Jae Bok pun langsung memberitahu kalau Jung Hee adalah suaminya.
Jung Hee mengelk dan saat itu Bong Goo datang terlihat dengan mata sedih.
Bong Goo
dan Jae Bok kaget karena kembali bertemu,Dokter bertanya apa hubungan dengan
korban. Bong Goo mengaku kalau ia sebagai kakak dari Na Mi. Jae Bok kaget untuk
kedua kalinya ternyata wanita menjadi selingkuhan suaminya adik dari Bong Goo,
rekan kerjanya.
Jung Hee
dan Bong Goo masuk ke kamar mayat melihat Na Mi yang sudah terbujur kaku dengan
luka dibagian kepala. Jung Hee hanya bisa menangis memanggil Na Mi. Bong Goo
berusaha menahan rasa sedihnya dan bertanya penyebab Na Mi meninggal
Dokter
memberitahu Na Mi mengalami cedera saat jatuh tapi penyebab kematianya adalah
serangan jantung dan juga menemukan banyak pil tidur dalam perutnya. Jung Hee
kaget karena Na Mi meminum pil tidur.
Jae Bok
menunggu diluar ruangan, Jung Hee keluar langsung menanyakan pada istrinya
apakah ia benar-benar menemukan Na Mi dengan keadaan tak sadarkan diri, seperti
masih tak percaya. Jae Bok merasa kalau Jung Hee berpikir dirinya itu
berbohong.
“Kau
sebelumnya sangat marah karena aku ingin meminta cerai. Lalu kau mengatakan
akan membunuhnya” ucap Jung Hee.
“Itu
benar... Aku sangat marah seperti orang gila, bagaimanapun itu jika aku
membunuh seseorang maka yang pertama aku bunuh itu kau bukan dia. Kau adalah
penyebba semua masalah ini. Aku akan
memberikan mu pelaha mengapa aku harus membunuh dia?!!” tegas Jae Bok
“Apa yang
buruk dengan hal ini? Apakah yang salah dengan cinta? Aku seorang manusia. Aku dapat mengubah pikiran ku, bukankan
terlalu buruk kalau sampai meninggal?” kata Jung Hee tetap menyalahkan Jae Bok.
Bong Goo
langsung memukul Jung Hee sampai jatuh terguling, dengan nada penuh amarah
kalau semua itu salah Jung Hee. Jae Bok kaget tiba-tiba Bong Goo memukul
suaminya. Bong Goo langsung mencengkram tubuh Jung Hee dengan berdiri di
dinding.
“Kau
adalah pria menikah, tapi kau menghancurkan kehidupan seorang wanita muda.”ucap
Bong Goo marah, Jung Hee tak terima dianggap menghancurkan hidup Na Mi.
“Apa yang
kau lakukan sebagai kakaknya, Na Mi menjaga ibunya sendiri. Dia menyelesaiakan
semua hutang dari renternir dan bertahan hidup. Apa yang sudah kau lakukan
sebagai kakak!!! “ ucap Jung Hee ikut marah
“Aku
bukan kakaknya!!!” tegas Bong Goo ingin memukul Jung Hee. Jae Bok menahan
tangan Bong Goo meminta agar menghentikanya.
Bong Goo
melihat Jae Bok yang menangis akhirnya menurunkan tanganya. Saat itu dua polisi
datang mencari yang nama Shim Jae Bok. Jae Bok pun membalikan badannya.
Eun Hee
menerima telp Jae Bok terlihat kaget menanyakan keadaanya, Jae Bok mengaku
baik-baik saja walaupun duduk di dalam mobil polisi lalu meminta agar
menitipkan anaknya yang tertidur. Eun Hee pikir tak perlu mengkhawatirkanay
tentang Jin Wook and Hae Wook.
Setelah
menutup telp, Nyonya Choi datang bertanya apa terjadi sesuatu. Eun Hee langsung
menatap sinis Nyonya Choi seperti mengetahui kalau itu ulahnya.
Polisi
menginterogasi Jae Bok dengan menanyakan apa saja yang dilakukan. Jae Bok
mengulang kalau ketika sampai di TKP Na Mi sudah tak sadarkan diri di tangga
dan bisa mengetahuinya waktunya ketika ambulance pergi dari rumah.
“Tapi
apakah kau tidak menemukan sesuatu yang aneh? Dia berjanji ingin bertemu dengan
ku, tapi meminum pil tidur. Lalu Mengapa
rumah Na Mi itu kacau balau?” “ ucap Jae Bok binggung
“itu Karena kau itu bertengkar di dalam rumah
dan membuat rumahnya itu berantakan”
kata polisi
“Aku
tidak berkelahi dengan dia!!” tegas Jae Bok berteriak marah
Polisi
melihat Jae Bok seperti tak bisa mengontrol rasa amarahnya. Jae Bok merasa
polisi juga menuduhnya, akhirnya ia memutuskan tak akan menjawab pertanyaan
sampai pengacarnya datang. Polisi bertanya apakah ia sudah menyewa
pengacara. Jae Bok mengak kalau nanti
akan melaukanya dan meminta makan lebih dulu karena lapar. Polisi lain masuk
memberitahu kalau temanya datang, Jae Bok kaget melihat yang datang adalah Eun
Hee.
Eun Hee
membawakan sup dan juga makanan lainya,mengaku kalau khawatir setelah Jae Bok
menelpnya. Jae Bok pikir lebih baik tak menelp, tapi menelp karena
anak-anaknya. Eun Hee mengatakan kalau mereka semua tidur dan meminta seorang
pembantu agar datang kalau memang terbangun.
Nyonya
Choi pun menjaga dua anak Jae Bok yang tertidur pulas, seperti ada tatapan
dingin penuh kebencian. Jae Bok binggung
kalau ada seorang pembantu yang datang ditengah malam. Eun Hee mengaku kalau
seseorang yang selalu membantunya kalau sedang membutuhnya. Jae Bok bisa
mengerti dan mulai makan sup daging dengan lahap.
“kenapa
kau menatapku seperti itu?” ucap Jae Bok binggung, Eun He hanya menatapnya.
“Apa kau
sudah dengan tentang kejadian Na Mi? Ah.. itu sungguh memalukan” kata Jae
Bok seperti tak bisa menutupi wajahnya.
Tiba-tiba Eun Hee menatap Jae Bok sambil mengusap air matanya. Jae Bok binggung
melihat Eun Hee.
“Aku
mengerti tentangmu. Sebenarnya aku juga...” ucap Eun Hee tak bisa berkata-kata.
Jae Bok pikir Eun Hee mengalami sesuatu. Eun Hee tak ingin membahasnya menyuruh
Jae Bok makan saja.
“Kenapa ?
Apa Kyung Woo juga menyelingkuhinya?” tanya Jae Bok
Saat itu
polisi masuk ruangan memberitahu kalau
sudah menemukan kenapa alasan Na Mi meninggal yaitu bunuh diri. Jae Bok kaget seperti tak yakin Na Mi
melakukanya. Polisi memberitahu kalau
sudah menemukan surat wasiat dalam kamarnya.
Jae Bok pun bertanya-tanya kenapa Na Mi bunuh diri.
Jae Bok pulang
kerumah, Jung Hee mengikuti istrinya ke dapur meminta maaf atas kejadian
sebelumnya Karena mencurigai mereka berdua yang berkelahi dan melakukan itu
karena sangat kaget.
“Koo Jung
Hee... Ayo kita bercerai.. Aku kan sudah bilang... tidak akan ada kesempatan
kedua kalau terjadi kejadian yang sama.” Ucap Jae Bok
“Sayang,
Aku tahu a tidak pantas untuk mengatakan apapun Aku memang bertekad untuk ...”
kata Jung Hee mencoba untuk menenangkan istrinya.
“Tidak
ada lagi kompromi... Ayo kita bercerai.” Tegas Jae Bok seperti sudah sangat
sakit hati
“Sayang Bukankah
terlalu keras kalau cerai pada saat seperti ini?” komentar Jung Hee
Jae Bok
heran Jung Hee bisa berkata seperti itu kalau itu alasanya karena Na Mi meninggal. Ia mengaku dirinya memang
terkejut, bingung dan juga merasa kasihan pada Na Mi Tapi, dia bukan satu-satunya
yang mati hari ini, karena dirinya jugajuga mati
“Shim Jae
Bok meninggal sebagai istri Koo Jung Hee. Kau bilang tidak akan berselingkuh
lagi dan janji kau akan melupakannya. Selain itu kau berencana untuk melarikan
diri.” Ucap Jae Bok
“Melarikan
diri itu ide Na Mi, bukan aku.... Aku hanya ... aku hanya merindukannya... Aku
sangat merindukannya.. Aku mencoba melupakannya, tapi kami bertemu satu sama
lain. Ini sangat menyakitkan melihat dia menderita.,, Aku memang sudah goyah.. Itu
sebabnya aku bilang kita harus mulai lagi dan tidak bisa putus dengan dia. Tapi,
Sebenarnya aku tidak memiliki keberanian untuk melarikan diri.” Ungkap Jung
Hee.
“Wah..
Jung Na Mi yang malang. Dia dipercaya kebohonganmu dan sangat percaya diri di
hadapanku Bagaimanapun, Bukan hanya kau berencana untuk melarikan diri saja,
tapi Kau bahkan dicurigaiku Kenapa kau melakukannya? Mengapa kau pikir aku yang
membunuhnya?” kata Jae Bok marah
Jung Hee
mengaku sangat menyesal karena mendengar kalau Na Mi meninggal dan kehilangan
kendali. Jae Bok bisa mengerti Jung Hee itu
sangat marah sampai kehilangan kendali, tapi menurutnya mana mungkin
bisa Jung Hee menuduh istrinya sebagai pembunuh. Jung Hee meminta maaf atas
kesalahanya dan mengaku semua salah.
“Tentu
saja, kau harus minta maaf.Lebih dari 1.000 kali... Tapi.. Aku tidak akan memaafkanmu
lagi. Ayo kita bercerai.” Tegas Jae Bok lalu menyuruh Jung Hee agar pergi lebih
dulu.
“Kami
hanya merencanakan untuk tinggal di sini selama dua bulan.” Ucap Jae Bok, Jung
Hee menolak
“Aku
tidak bisa melakukan itu. Apa Kau ingin memisahkanku dari anak-anak? Aku tidak
bisa hidup tanpa mereka.” Kata Jung Hee, Jae Bok pun bertanya apa yang ingin
dilakukan sekarang.
“Kalau
kau ingin bercerai, Aku yang akan membesarkan mereka. Kau bisa bebas dan
menemukan seorang pria yang baik untukmu” ucap Jung Hee.
Jae Bok
kesal berpikir dirinya itu sama seperti Jung Hee, menurutnya tak mungkin bisa
tanpa anak-anak danbertemu dengan seorang pria yang baru. Jung Hee pikir karena
itulah mereka itu harus hidup bersama demi
anak-anak. Ia kembali berjanji tidak akan mengkhianati dan akan jadi orang baik
“Apa ini
yang kau mau?! Kau mau mengemis, jadi sekarang kau ... membuat anak-anak jadi
alasannya?” ucap Jae Bok marah
“Aku tidak
peduli apa yang kau pikirkan. Lagi pula, aku tidak akan tinggal jauh dari Jin
Wook dan Hae Wook” tegas Jung Hee
“Apa makasudmu?.
Anak anak, biar aku yang membesarkannya” ucap Jae Bok
Keduanya
bersikukuh tak mau melepaskan anak mereka,
Jae Bok pikir tak ada cara lain yaitu mengambil jalur hukum. Jung Hee
pun setuju Jae Bok bisa melakukan yang dinginkan. Jae Bok menegaskan aklau
merkea melalui jalur pengadilan, Jung
Hee yang akan merugi karean menipu dan berselingkuh bahkan tidak mampu untuk
mendukung mereka.
“Apa kau
pikir kau bisa mendukung mereka baik? Kau memang mendapatkan pekerjaan. Tapi Aku
mungkin akan berpenghasilan lebih besar.” Ucap Jung Hee tak mau kalh.
“Apa Kau
pikir begitu?... Baiklah, Ayo kita coba dan lihat siapa yang menang.” Kata Jae
Baek. Jung Hee pun menantang agar mereka segara melakukanya.
Eun Hee
sedari tadi mendengar pertengkaran keduanya buru-buru bersembunyi saat Jung Hee
keluar dari lantai dua. Jae Bok duduk diam dimeja makan mengingat kata-kata
suaminya "Ayo kita lakukan" berpikir kalau suaminya itu memang ingin
bercerai. Jung Hee pun pun terlihat kesal berdiri ditaman. Sementara Eun Hee
melihat dari jendela kamarnya seperti menebar senyum.
Abu Na Mi
sudah di taruh dalam kotak setelah dikremasi dengan foto bersama ibunya. Bong
Goo menatap sinis sambil bergumam Na Mi yang masih memberikan senyuman padanya.
Jae Bok juga ikut melihatnya sambil bergumam.
“Bagaimana
bisa kau tersenyum setelah memalu paku ke dalam hatiku?” umpat Jae Bok kesal,
dibalik dinding Jung Hee menatap dari kejauhan dengan wajah sedih.
“Jung Na
Mi. Aku memang membencimu tapi tolong beristirahatlah dengan damai.” Ucap Jae
Bok
Hye Ran
berbisik pada temanya kalau suaminya datang, Jae Bok hanya melirik lalu
mengajak temanya untuk pergi saja. Jung Hee akhirnya memberanikan diri mendekat
lalu menangis di depan Bong Goo dan Shim Kyu yang berdiri disampingnya.
Jung Hee
menangis meraung-raung didepan penyimpanan abu, Jae Bok dan Hye Ran melihat
dari lantai atas. Hye Ran mengeluh temanya ingin datang karena pasti akan marah
lagi. Jae Bok pikir tak ada pilihan karena keduanya saling mengenal dan setidaknya
harus melihatnya untuk terakhir kalinya, serta ia juga merasa kasihan pada Na
mi
“Kau ini
benar benar rumit, Pilih saja salah satu, Kau itu Mengasihaninya atau
membencinya.” Ucap Hye Ran. Sementara
Jung Hee masih terus menangis, Jae Bong memilih untuk pergi saja.
Ketika
keluar Jae Bong tak sengaja berpapasan dengan teman Na Mi dengan terburu-buru
masuk krematoriu, Jae Bong lalu seperti pernah melihat wanita itu sebelumnya
tapi lupa. Hye Ran pun bertanya siapa wanita itu apakah temanya Na Mi. Saat itu
Sam Kyu datang menyapa Hye Ran.
“Aku
tidak tahu harus berkata apa, Kau pasti sangat tertekan tapi bertahanlah” kata
Sam Kyu pada Jae Bok lalu bertanya pad Hye Ran kapan akan pergi.
“Aku
ingin pergi denganmu. Sudah lama kita tidak berjumpa.” Ucap Sam Kyu
“Kau
tidak membawa mobilmu kan? untuk menghemat bensin.” Sindir Hye Ran, Sam Kyu
beralasan kalau cuaca cerah dan berangin jadi untuk apa membawa mobil dan
bensin mobil juga sudah mahal
“Dasar
Pelit... Apa kau masih hidup seperti itu?” ejek Hye Ran, Jae Bok menyuruh
temanya pergi karena harus mengajar. Hye Ran pun pergi bersama dengan Sam Kyu.
Teman Na Mi pun mengintip melihat keduanya yang pergi.
Jae Bok
mengemudikan mobilnya dan melihat sosok pria yang berjalan sendirian dan
memundurkan mobil lalu memanggil “Kang Pembohong” lalu bertanya apakah tidak
membawa mobilnya. Bong Goo mengangkat botol wine kalau sedang minum jadi tak bisa
membawa mobil.
“Pulanglah
dengan selamat.” Ucap Jae Bok ingin mengemudikan mobilnya kembali, Bong Goo
tiba-tiba berdiri menghalangi mobil Jae Bok.
“Hei....kau
ini. kau bisa terluka.” Teriak Jae Bok marah
“Aku punya
pertanyaan dan permintaan. Kau tidak akan melakukannya, kan?” kata Bong Goo,
Jae Bok membenarkan
Jae Bok
mengemudikan mobil menerima telp dari Eun Hee, Eun HEe bertanya Apa
pemakamannya sudah selesai dan pasti sangat lelah. Jae Bok merasa Eun Hee yang
lebih lelah karena menjaga Hae Wook dan seharusnya sudah menemukan TK untuk
anaknya.
“Aku
sepertinya belum memberitahumu sebelumnya tapi aku sudah mendaftarkannya di sebuah TK
Mereka bilang dia harus mendaftarkan diri terlebih dahulu, jadi aku
mendaftarkannya TK terbaik di daerah ini, jadi aku pergi kesana saja” ucap Eun
Hee, Jae Bok kaget Eun Hee tiba-tiba mendaftarakan TK untuk anaknya.
“Aku
minta maaf, karena sudah memutuskannya sendiri. Kalau kautidak suka, maka kau bisa
mengirimnya ke tempat lain.” Kata Eun Hee meredah.
“Aku
yakin dengan pilihanmu.. Terima kasih” ucap Jae Bok terlihat tak enak hati.
“Kalau
ada waktu ayo kita pergi bersama sama. Aku yakin ka akan menyukainya. Aku sudah
sampai sekarang.” Ucap Eun Hee lalu menutup telpnya.
Saat
masuk sekolah terlihat penjaga sekolah yang ramah menyapa Eun Hee yang terlihat
ramah, Sementara Jae Bok heran dengan Eun Hee malah memilihkan sekolah untuk
anaknya. Disamping Jae Bok sedari tadi sudah duduk Bong Goo dengan wajah lesu.
Jae Bok
bertanya apa permintaan Bong Goo itu. Saat itu juga mobil sedikit oleng dan
akhirnya memilih untuk berhenti di tepi jalan. Jae Bok kaget karena Bong
Goo ingin mengajaknya bertemu dengan Ibu
Jung Na Mi di hari pemakaman putrinya. Bong Goo mengatakan akalu Ibu Na Mi tidak
tahu apa yang terjadi dengan anaknya.
“Apapun
itu, Kenapa aku harus bertemu dengannya? Dan dari semua hari, kenapa hari ini?”
kata Jae Bok kesal lalu menyuruh Bong Goo segera turun dengan melepakan sabuk
pengamanya dan menyuruh naik taksi saja.
“Kalau kau
mau kesana, kenapa harus dengan ku?” kata Jae Bok, Bong Goo memasang kembali
sabuk pengamana tetap meminta agar Jae Bok pergi denganya. Jae Bok tetap
menolaknya.
“Kau kan
berpura pura jadi pacar palsuku kemarin” kata Bong Goo
“itu kan
karena kau mendorongku untuk melakukannya. Aku hanya bingung saja.” Kata Jae
Bok
“Sekarang
aku juga sedang mendorongmu” ucap Bong Goo, Jae Bok tak peduli.
“Aku harus
pergi menemuinya hari ini, tapi aku tidak bisa pergi sendiri. Bantu kau, kau Anggap
saja ini hadiah belasungkawa untuk keluarga Na Mi. Na Mi ... memintaku untuk
sering sering melihat ibunya.” Kata Bong Goo memohon.
“Si
brengsek itu tidak seperti dirinya sendiri... mengemis seperti ini, tapi aku
terus menolaknya. Aku sangat menyesal, tapi terlalu memalukan untuk pergi ke
sana sendirian” akui Bong Goo
Keduanya
akhirnya pergi ke rumah sakit, Jae Bok melihat pakaian Bong Goo yang kusut dan
terlihat seperti dari pemakaman, karean terlihat berbeda dari biasanya dan
pasti ibu Na Mi akan menanyakan apa ada sesuatu. Bong Goo pun meminta agar Jae
Bok menunggunya sebentar.
Tiba-tiba
seseorang tak sengaja menabrak Jae Bok dan meminta maaf, Jae Bok teringat
dengan seorang wanita yang menabraknya sebelumnya lalu memanggil Bong Goo sebelum
masuk ke dalam toilet.
“Apa kau
tahu teman Jung Na Mi yang tingginya lebih dariku dan rambutnya Seperti gaya orang Latin? Apa Kau
tahu dia?” tanya Jae Bok
“Kau
bilang Latin? Seorang pria?” kata Bong
Goo, Jae Bok mengataka kalau temanya
ituSeorang gadis karena melihatnya di pemakaman tadi dan tampak tidak
asing
“Setahuku
Dia tidak punya teman perempuan.” Kata Bong Goo
“Apa kau
benar-benar tidak tahu apa-apa? Kau sedikitpun tidak tertarik pada adikmu
sendiri” ejek Jae Bok
Bong Goo
pun heran kenapa Jae Bok menanyakan hal itu. Jae Bok merasa kalau pernah
melihat wanita itu sebelumnya. Bong Goo tak peduli memilih untuk masuk ke
toilet. Seorang pria masuk menatap Jae Bok dengan tatapan heran, Jae Bok pun
sadar berdiri didepan toilet pria.
Keduanya
masuk kamar, Ibu Na Mi terlihat hanya melamun melihat keluar jendela. Jae Bok
pun menyapanya lebih dulu. Ibu Na Mi terlihat bahagia merasa kalau seperti
mendapatkan tanda baik kalau Jae Bok akan datang.
“itu
bukan karenaku tapi Pasti karena Bong Goo akan datang.” Kata Jae Bok
“Oh iya
Bong Goo. Apa kau mendengar kabar dari Na Mi? Kenapa dia tidak menjawab
teleponnya akhir-akhir ini.” Kata ibu Na Mi
“Dia
selalu seperti itu, pasti senang di rumah barunya di pinggiran kota.” Kata Bong
Goo menutupi kebohongannya. Ibu Na Mi pun percaya.
“Kenapa
Jung Hee harus dpergi ke luar kota? Kau belum pernah bertemu dengan Jung Hee
kan? Dia pacar Na Mi, pria sangat manis dan baik.” Ungkap Ibu Na Mi, Jae Bok
terdiam medengar suaminya yang dianggap pacar wanita lainya.
“Manis dari aman, padahal terlebih dia sepertinya
sudah menikah.” Komentar Bong Goo sinis.
Ibu Na Mi
tak percaya merasa yakin Jung Hee orang yang baik. Jae Bok pun memberikan kode
kalau dirinya itu baik-baik saja.
Akhirnya
keduanya keluar dari rumah sakit, Jae Bok memikirkan aalu ada yang aneh dengan
bertanya siapa yang memanggil ambulans malam itu dan juga Kalau Jung Na Mi mau
bunuh diri mengapa sebelumnya begitu percaya diri ingin menemuinya dan
megatakan akan pergi dengan suaminya
“Mereka
mungkin memang menemukan catatan bunuh diri tapi itu mungkin tidak bunuh diri.”
Ucap Bong Goo
“Lalu
apa? Pembunuhan? Siapa?Kenapa?” tanya Jae Bok penasaran
“Kita
harus menyelidikinya, lalu Apa yang suamimu lakukan?” tanya Bong Goo
“Koo Jung
Hee itu.. Sedang berkabung dalam kesedihannya.Dia bahkan menuduh istrinya
sendiri.” Kata Jae Bok
Bong Goo
pun mengucapkan terimakasih atas bantuanya hari ini. Jae Bok melihat Bong Goo tidak
butuh supir untuk pulang, lalu akan pergi. Bong Goo dengan wajah serius meminta
maaf stas nama Na Mi karean adik tirinya
itu sudah melakukan sesuatu yang salah
“Tidak
ada alasan bagimu untuk meminta maaf. Aku yakin dia juga merasa menyesal. Dia
anak yang manja tapi bukan orang jahat. Aku yakin kaulah yang ingin meminta
maaf ... Kepada Jung Na Mi. Jangan menyesal, Karena tidak menjadi kakak yang
baik untuknya” kata Jae Bok
“Menyesal
apanya? Aku sama sekali tidak melakukan kesalahan.” Ucap Bong Goo mengelak
dengan gayanya.
“Aku tahu
kau berbohong, tapi Kau tidak bisa menipuku” ucap Jae Bok lalu pamit pergi.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar