Ho Won
menegaskan kalau tidak bisa berhenti seperti ini dan berbicara pada Suk Kyung
karena menurutnya sangat tidak adil. Ia mengaku dirinya memang salah tapi bukan karena karyawan sementara hanya
disebabkan oleh ketidak tahuannya.
“Tidak
ada orang yang mengajariku sistem perusahaan. Kalian mengajari Oh Jae Min...
semuanya langkah demi langkah karena dia
karyawan tetap. Tapi tidak ada yang mengajari kami pekerja kontrak karena...
kami juga akan diberhentikan beberapa bulan lagi.” Ucap Ho Won menyalahkan seniornya,
Suk Kyung mencoba menyela
“Aku
minta maaf. Tapi... aku bisa kerja dengan baik
jika Anda mengajariku. Hal itu juga berlaku bagi karyawan sementara
disini. Aku ingin menunjukkan pada Anda kalau aku bisa.” Tegas Ho Won
“Hei, Eun
Ho Won. Kau sudah buat masalah besar buat General Manager (GM) Park. Apa Kau pikir ini tidak
adil? Coba kau tanya orang-orang. Kalau kau kurang ajar, setidaknya punya hati nuranilah sedikit.”
Sindir Yong Jae
“Aku... Aku
baru mulai menyukai perusahaan ini. Aku ingin mengatakan kalau aku menyadari betapa
bagusnya perusahaan Hauline. Kenapa Anda salah menangkap maksudku?” ungkap Ho
Won
“Tapi
perusahaan bagus itu tidak menginginkanmu. Buat apa juga perusahaan ini
menginginkanmu? Kau sudah memfitnah bos-mu dengan kebohonganmu. Jadi Tak usah
bicara lagi, pergi saja sekarang.”kata Yong Jae membawakan barang.
Ho Won
tak bisa terima ketika dianggap kebohongan, lalu menegaskan kalau ia bukan
lagi orang yang sama seperti kemarin
serta tidak mau diperlakukan tidak adil lagi dan berpikir kalau harus membuktikan
padamu kalau tidak berbohong karena Ada
CCTV di setiap restoran sekarang jadia bisa tahu siapa yang bayar makanan dan
mengambil struk-nya.
Saat itu
Manager Park keluar ruangan mendengarnya pembicaraan memilih untuk kembali masuk
ruangan. Yong Jae pikir kalau pegawai di kantor ini merasa tidak nyaman bekerja sama dengan Ho
Won
“Aku
tidak merasa seperti itu, Asisten Lee. Eun Ho Won orang yang baik dan pekerja keras jadi aku ingin bekerja
dengan dia.” Ucap Tuan Heo, Yong Jae mengatakan maksudnya bukan seperti itu
“Kita
ambil suara saja.” Ucap Tuan Heo, Ki Taek pikir itu ide yang bagus. Ji Na
memperingtakan Ki Tae agar segera menurunkan tanganya.
Tuan Heo
pun bertanya pendapat usulanya karena Yang penting adalah pendapat dari rekan-rekan kerjanya jadi ambil
suara itu ide yang bagus, dan Menurut Ho
Won ini merupakan perlakuan tidak adil.
Yong Jae seperti ingin menolak tapi mengaku orang yang meyakini demokrasi
liberal. Akhirnya Suk Kyung berdiri bertanya pada Ho Won apakah ingin mereka
mengambi suara.
“Oke. Ho
Won. Tapi harus menerima hasil
pemungutan suara, Jika kami menolakmu,
maka kau akan menerima hasil keputusannya dan keluar dari perusahaan ini tanpa keberatan, paham?” kata Yong Jae, Ho
Won mengangguk mengerti. Terlihat senyuman Woo Jin penuh arti.
Flash Back
Yong Jae
berada di depan restoran ingin menolak pemberian dari sub kontraktor, tapi
manager itu tetap ingin memberikanya. Yong Jae tak ingin menerimanya karena bisa
dipecat. Si pria bertanya dimana kantungnya, Yong Jae membuka jasnya dan
akhirnya amplop pun berada dalam saku jasnya.
“Aish.
Aku menerima amplop itu... Ahh.. Kenapa aku menerimanya? Kalau mereka
menyelidiki hal ini, mereka akan mencari tahu tentangku juga. Bagaimana ini?”
ucap Yong Jae panik mencari ide.
Yong Jae
masuk ruangan mencoba menerka-nerka kalau
Manager Park past tidak setuju Ho Won bekerja di kantor mereka, lalu Suk
Kyung menurutnya pasti setuju karena mendukung karyawan sementara itu.
Lalu ia melihat ke arah Tuan Heo pasti setuju, Ji
Na dan Jae Min sudah pasti tak setuju dan Woo Jin pasti tak akan setuju dan
hasilnya 2 lawan 5 dengan begitu Ho Won tak akan berkerja lagi.
Ho Won
duduk diam dalam pantry, terdengar teriakan Yong Jae agar mereka berkumpul
dalam ruangan rapat. Ki Taek mendengarnya mengajak Ho Won untuk segera pergi.
Ho Won terlihat sedih, Ki Taek minta agar Ho Won tak menyerah karena mungkin beruntung
kali ini.
“Kau
bilang "Mungkin kau beruntung kali ini." Aku selama ini sudah
berkali-kali ditipu dengan kalimat itu.” Ucap Ho Won sedih.
Mereka
sudah berkumpul diruangan rapat, Ji Na memberikan selembar kertas kecuali
pegawai kontrak. Manager Park berpidato lebih duu kalau Ini situasi yang
mengerikan dan yang terjadi di kantor hari ini adalah skandal.
“Dengan menjebak
rekan kerja lainnya...Kesalahpahaman kecil bisa menyakiti perasaan beberapa orang. Rasa
ketidakpercayaan dan permusuhan bisa meningkat
di kantor.” Ucap Manager Park terus mengoceh, Woo Jin menyuruh mereka segera
bergegas saja karena tidak punya waktu
"Sebelum
kita ambil suara untuk menciptakan rasa
keadilan dan perdamaian..., maka Eun Ho Won, silakan berdiri. Apa kau akan
bersedia menerima hasil pemungutan suara." kata Manager Park Ho Won mengangguk
“Kau
tidak akan menimbulkan masalah terlepas
dari hasilnya, 'kan? Aku suka semuanya tentang dirimu kecuali saat kau terlalu
banyak bicara.” Kata Manager Park
“Ya, aku
akan menerima hasilnya.” Ucap Ho Won, Manager Park pun mengajak mereka untuk
mulai.
“Manager
Park. Kenapa kami tidak boleh ambil suara?” ucap Ki Taek menyela
“Karyawan
sementara memang tak boleh ambil suara.” Kata Ji Na berbisik
“Karyawan
sementara juga bekerja di sini. Mereka berhak buat ambil suara. Keadilan,
kesetaraan, kebebasan dan representasi. Kita
harus mengikuti empat pilar perusahaan kita. Dan Kami juga orang dewasa. Aku
yakin kami punya hak buat ambil suara.” Kata Ki Taek
“Aku juga
tidak bisa membantah itu. Kau harus
membiarkan mereka ambil suara” ungkap Woo Jin, akhirnya Manager Park pun
menyuruh Ji Na agar memberikan kertas suara.
“Ho Won,
kau tidak boleh ambil suara dan Kasih kertasnya ke Kang Ho.” Kata Manager Park.
Ho Won binggung kenapa tak boleh.
“Tapi,
selama pemilihan presiden atau pemilihan anggota MPR/DPR..., si calon juga
ambil suara, 'kan?” ucap Ho Won
“Tapi ini
bukan pemilihan ketua kelas. Ini ibarat keputusan dewan juri di persidangan
untuk menentukan apakah kau bersalah
atau tidak. Terdakwa mana bisa ambil suara di pengadilan, bukankah begitu?”
komentar Woo Jin Mereka
pun mulai menuliskan suara mereka setelah itu keluar dari ruangan.
Di
ruangan terbuka, Ji Na akan memulai menghitung hasil pemungutan suara untuk menentukan apakah
Eun Ho Won akan tetap bekerja atau
tidak. Dengan "O" untuk setuju dan "X" yang tidak
setuju untuk membiarkan dia tetap
bekerja.
Yong Jae
mulai menuliskan setiap tanda tidak setuju wajahnya tersenyum dan cemberut saat
tanda setuju. Tapi Ki Taek kebalikan terlihat gembira dengan melihat tanda “O” dan kedaaan imbang 4 yang setuju dan
empat yang tidak setuju, Semua tenggang menunnggu akhir dari kertas suara.
Manager
Park berbicara dengan Woo Jin agar menerima Ho Woon di timnya, Woo Jin mengeluh
kenapa harus dirinya dan menolak. Manager Park meminta agar Woo Jin mau
menerimanya. Wok Jin kesal karea harus selalu berurusan dengan masalah Manager Park dan harus menerimanya.
“Aku
tidak bisa menerimanya dan Kau tahu sendiri Direktur Utama bagaimana. Situasimu
berbeda, jadi terimalah dia.” Kata manager Park merengek
“Aku
bakal pura-pura tidak mendengar ini semua.” Ucap Woo Jin akan keluar ruangan.
Manager Park menahanya.
“Kalau
begitu, aku akan memberikan otoritas penuh
atas pemasaran produk baru. Puas?” kata Manager Park, Woo Jin pikir Tim pemasaran memang sudah punya kewenangan atas hal itu.
“Kalau
begitu, aku tidak akan mengganggu kerjaan
kalian. Aku hanya akan membuat penjualan
tanpa menyentuh analisis tim-mu. Dengan kata lain, kau bisa melakukan
apapun semaumu.” Kata Manager Park memberikan keuntungan lagi.
Woo Jin
pikir kalau Manager Park menganggapnya semudah itu, karena menurutnya Hal itu
tidak cukup buat meyakinkannya.
Flash Back
Tuan Heo
melihat surat yang dituliskan Ho Won, ia
pikir Woo Jin tidak akan bertahan di Hauline
berdasarkan cara kepemimpinan Manager Park dan Mengetahui kelemahan
seseorang pasti ada untungnya dan bisa memanfaatkan keuntungan itu ketika membutuhkannya. Woo Jin tak
mengerti maksudnya
“ Kita
takkan rugi apapun. Kita punya saksi dan bukti. Ini sama saja membunuh dua burung sekaligus dengan satu batu.” Ucap Tuan
Heo
Woo Jin
menegaskan bahwa Tim pemasaran layak
mendapatkan hal yang lebih dari yang
disebutkan menurutnya kalau dirinya menerima biang onar itu, berarti banyak yang di dapatkan, Manager Choi mengeluh kalau Woo itu Orang ini
licik sekali dan ingin tahu apa keinginanya.
Akhirnya
Woo Jin keluar memberitahu bahwa Mulai hari ini, Eun Ho Won akan pindah ke tim pemasaran. bertukar posisi
dengan Oh Jae Min ke tim penjualan. Lalu meminta Ji Na agar memberitahu HRD
dengan Pengalihan karyawan tetap
“Pemindahan
karyawan sementara hanya membutuhkan penukaran
meja.” Ucap Woo Jin pada Ho Won,
“Apa Aku
dipindahkan ke tim penjualan?” ucap Jae Min seperti tak setuju
“Berdasarkan
hasil pemungutan suara, dia hanya perlu tetap bekerja. Kenapa dia jadi
tukar posisi dengan Oh Jae Min? Apa Eun
Ho Won tidak bisa berada di tim
penjualan?” keluh Ji Na
“Aku
punya hak atas pemindahan karyawan
sementara.” Kata Woo Jin lalu bergegas pergi. Ho Won dan Ki taek terlihat
senang.
“Pegawai
sementara beraninya menyusahkan asisten
manajer, Padahal kerjaanku saja sudah
sulit tanpa dia.” Sindir Ji Na
Woo Jin
menyindir Ho Won itu hebat karena membuat
masalah terus setiap hari bahkan kena masalah dengan dua general manager dalam sehari Dan setelah
itu, masih dapat dukungan dari rekan
kerja. Ia pun ingin tahu rahasia yang dimiliki oleh Ho Won.
“Ini
karena Anda mendiskriminasiku. Jika Anda mengajariku, aku pasti bisa kerja dengan baik. Aku bukan
orang tidak berguna, Manager Seo. Aku
ingin bisa bekerja dengan baik.” Ucap Ho Won membela diri
“Aku
tidak akan lagi mentolerir kesalahan apapun. Jika kau buat kesalahan lagi, maka kau keluar. Kau tidak akan bisa berada di kantor ini selama sedetik pun dan
tidak akan diperkenankan berada di kantor. Tapi aku akan membiarkanmu menebus
kesalahanmu itu. Apa Kau masih ingin kerja disini?” ucap Woo Jin
“Yang
pasti ini tidak lebih parahdaripada mati.” Gumam Ho Won. Woo Jin menunggu
jawaban Ho Won.
“Tentu
saja...,.aku masih ingin kerja disini. Tapi, ada yang ingin kutanyakan. Anda
terus menyuruhku buat mengundurkan diri.
Aku tidak mengerti kenapa Anda sekarang menerimaku.” Ucap Ho Won
binggung
“Bukannya
kau ingin menunjukkan kalau kau punya masa depan? Masa depanmu akan menyedihkan
dan tak berguna. Aku ingin melihatnya sendiri. ” Ucap Woo Jin
Ki Taek
membuat kopi tiba-tiba Kkot Bi datang merasa tak percaya kalau dia bisa
melakukan dan menurutnya Ho Won memang
hebat. Ki Taek tak mengerti maksudnya. Kkot Bi memberitahu Setelah mereka kena masalah dengan GM Brengsek, maka tidak
akan merasa hidup dan baru sekarang ada orang yang berhasil melawannya.
“Tapi apa
kau tahu yang lebih lucunya ? General Manager Seo mengganti karyawan tetapnya
dengan Ho Won.” Ucap Ki Taek bangga
“Bukankah
itu aneh? Siapa coba yang mau mengganti karyawan tetapnya dengan karyawan
sementara?” ucap Kkot Bi, Ki Taek pikir seperti itu.
“Kalau
saja Kang Ho tidak
mengkhianatinya...,Manager Brengsek pasti sudah tamat riwayatnya.” Ucap Kkot
Bi, Ki Taek binggung bertanya Kang Ho mengkhianti siapa. Kkot Bi hanya bisa
menutup mulutnya.
Ki Taek
menarik Kang Ho ke atas gedung dengan bertanya kalau temanya itu
mengkhianati Ho Won di ruangan Direktur
dan sebabnya masuk padahal mengatakan kalau
tidak ada yang terjadi. Kang Ho merasa kalau itu bukan salahnya merasa
tak ada yang bisa dilakukan agar bisa tetap di kantor.
Flash Back
Kang Ho
pulang bersama dengan Yong Jae yang mabuk dengan taksi. Yong Jae memberitahu
kalau ingin bertahan di perusahaan..., maka harus membuat para general manager memihaknya. Serta Pura-pura saja tidak dengar apa yang didengar dan dilihatnya.
Ki Taek
tahu kalau Kang Ho harus jaga sikap. Kang Ho pikir tak ada pilihan kalau setuju
dengan Ho Won, maka juga akan dipecat.
Ki Taek menegaskan Kalau Kang Ho pria sejati, seharusnya mengatakan yang
sebenarnya dan tega mengkhianati rekan kerjanya.
“Dia
hanyalah karyawan sementara, rekan kerja
dari mana? Itu Memang benar yang kukatakan tadi.” Ucap Kang Ho. Ki Taek
langsung mencengkram baju Kang Ho dengan penuh amarah.
“Kalau
kau mengkhianatinya, Lalu dia bisa apa Kau tahu sendiri situasi dia bagaimana.”
Ucap Ki Taek. Kang Ho mendorong melepaskan cengkraman.
“Lagipula
dia tidak bisa lama-lama bekerja. Siapa yang tahu hidupnya tinggal berapa lama lagi?” teriak
Kang Ho. Ki Taek langsung memberikan
pukulan sampai Kang Ho terjatuh
“Jika ucapanmu
benar, gadis malang itu tidak akan bisa
lama-lama bekerja. Apa kau pikir aku akan dapat pekerjaan tanpa kualifikasi
yang kupunya? Lagipula posisi tetap itu juga akan jadi milikmu! Posisi itu juga nanti buatmu.” Teriak Ki Taek
marah merasa tak percaya dengan hidup yang konyol lalu menuruni tangga.
Woo Jin
memberikan Tugas Tim Pemasaran pada timnya, memberitahu Hanya ada satu pemain
depan di tim yaitu dirinya sendiri dan mereka itu masih baru atau kurang pengalaman serta statusnya
hanyalah karyawan sementara seperti sengaja menyindir Ho Won.
“Singkat
kata, tim kita terlalu lemah buat berkembang di pasar yang penuh persaingan
ini. Namun, kita tidak boleh mengeluh. Oleh karena itu, aku akan mengambil
bagian dalam pelaksanaan segala sesuatu
di atas tugas manajerialku. Bagan yang kalian lihat sekarang dibuat
untuk tiga anggota tim.” Ucap Woo Jin
“Asisten
Ha, aku ingin kau melatih Manager Heo karena dia belum pernah melakukan
pemasaran.” Kata Woo Jin padad Ji Na
“General
Manager Seo, mana bisa aku melatih
Manajer Heo?”ucap Ji Na, Tuan Heo merendahkan diri dengan meminta bantuan pada
Ji Na sebagai mentor.
“Di tim
ini ada 5 orang. Tapi, kenapa tugas ini dibuat untuk 3 orang?” kata Ji Na
mengeluh
“Manajer
Heo tidak punya pengalaman soal pemasaran..., jadi kau harus melatih dan membimbing dia, Asisten Ha. Manajer Heo dan
aku akan bertanggung jawab atas menampilkan produk akhir serta melakukan
pemasaran awal. Dan tugas mempromosikan semua produk yang ada dan memberikan dukungan pemasaran, aku
ingin Asisten Ha yang melakukannya.” Kata Woo Jin
Ho Won
seperti menunggu diberikan tugas. Woo Jin mengatakan kalau Pemasaran online untuk produk baru memberikan
pada Ji Na. Ji Na mengeluh kalau
tugasnya makin banyak. Wo Jin pikir tak ada pilihan padahal ingin
memberikan tugas itu pada karyawan tetap
yang baru , untuk menangani pemasaran online
setelah masa percobaan tapi situasinya sedikit berubah.
“Kalau
begitu aku ingin ditugaskan mengenai tugas yang tadinya akan diberikan ke Oh
Jae Min. Jika Anda dapat mempercayakan tugas itu padaku..., maka aku ingin
bertanggung jawab atas pemasaran online.”
Ucap Ho Won
“Apa kau
tahu betapa pentingnya peluncuran produk
baru?” kata Woo Jin meremehkan. Ho Won menyakinkan kalau pasti bisa
melakukannya.
“Karena
itulah lakukan saja tugas yang baik sesuai yang diperintahkan. Kau itu tidak
kompeten. Jadi Tahu diri, Kalian berdua harus mendukung kami, setiap kali kami
butuh bantuan.” Kata Woo Jin
“Bagaimana
Anda bisa tahu jika aku tidak kompeten,
padahal Anda saja belum memberikan tugas
apapun?” ucap Ho Won marah
“Kalau
begitu, coba saja.” Ucap Woo Jin menantang dengan melempar pulpen merahnya. Ho
Won bisa menangkap di dengan bibir atasnya membuat Woo Jin melonggo kaget.
Tapi pada
kenyataanya, Ho Won hanya diam dengan berlatih menaruh pulpen dibagian bibir
atas tapi malah jatuh.
Yong Jae
minum kopi didepan pintu lalu memanggil Jae Min agar mendekatinya, Jae Min pun
menghampiri seniornya. Yong Jae pikir karena mereka satu tim, jadi harus saling jujur dan ingi tahu suaranya.
Jae Min memperlihatkan spidol hijau dengan tangan silang, Yong Jae mengingat
kertas suara dengan tinta hijau.
“Kau
harusnya sudah bilang ke aku kalau kau
ingin Ho Won di tim-mu. Aku pasti dengan senang hati langsung menyarankan dia
ke tim-mu.” Ejek Yong Jae mendekati Ji Na
“Kalau
begitu kau mau dia ke tim-mu lagi sekarang? Kalau saja aku bisa aku membuang dia
ke tim-mu, sudah kulakukan sekarang.” Balas Ji Na kesal. Yong Jae pikir itu
hasilnya pasti Ji Na tak setuju,
Ki Taek
memberikan susu pisang dan Ho Won makan sandwich. Ho Won ingin tahu siapa saja yang pilih
setuju karena tahu Manajer Heo dan Ki
Taek yang memilih setuju. Ki Taek pikir dan Kang Ho. Ho Won menghitung kalau
itu hanya empat orang.
“Berarti
salah satu dari tiga orang itu. Tidak mungkin si Brengsek itu.” Gumam Ho Won
membayangangkan antara Manager Park, Ji Na atau Woo Jin
“Pokoknya
tidak mungkin GM Brengsek atau GM Seo
yang pilih setuju.” Kata Ho Won, Ki Taek juga yakin kalau bukan Ji Na.
“Kedua
general manager itu sangat membenciku. GM Seo jelas tidak setuju, dan aku yakin GM Brengsek juga sudah kesal padaku
karena aku sudah mengadukannya.” Ucap Ho
Won penasaran.
“Apa cuma
itu yang ingin kau ketahui?” tanya Ki Taek
“Aku
tidak punya waktu, uang atau tempat tujuan. Jika tahu soal itu tidak ada
untungnya..., maka aku lebih baik tidak ingin tahu soal itu. Nomor satu
keinginanku adalah selalu mendapatkan pekerjaan. Aku ingin mengerahkan semua jiwa
ragaku. Dan terlihat keren.” Ucap Ho Won
“Maaf.
Aku sebenarnya...”kata Ki Taek, Ho Won menyela kalau sudah mengetahuinya kalau
dirinya sakit
“Aku
menjual motorku dan melakukan pemeriksaan di RS. Dan masih ada sisa uangnya.
Aku ingin kau ambil uang itu, dan kau harus pemeriksaan ke RS.” Kata Woo Jin,
Ho Won pun ingin tahu kelanjutanya setelah itu.
“Apa Kau
tahu... Setiap kali aku ingin dipilih untuk sesuatu, apapun itu..., tapi tidak
pernah dipilih. Setiap kali aku berharap kalau aku takkan terpilih..., tapi aku
tanpa disangka pasti terpilih. Begitulah hidupku. Selalu seperti itu. Tapi
ini... Kalau aku memastikan jawabannya, harapan terakhirku pasti akan menghilang. Aku sudah suka seperti ini.
Aku sungguh merasa seolah-olah hidup
baru.” Ungkap Ho Won dengan mata berkaca-kaca.
Manager
Park memberikan berkas pada Direktur Han,
lalu menatap atasanya sambil bergumam kaalu pasti bisa membuat posisi Direkur
jadi miliknya jadi miliknya dengan nama "Direktur
Utama Park Sang Man." Menurutanya Berkelas sekali dibandingkan nama
Direktur Han yang kedengaran konyol.
Ia pun
mengkhayal memiliki papan nama [Direktur Utama Penjualan dan Pemasaran, Park Sang Man] Kkot Bi pun
jadi sekertarisnya, Manager Park mengaku lelah jadi meminta agar membatalkan
jadwal sore hari. Kkot Bi memberitahu jadwal makan dengan ketua. Manager Park
pikir harus datang jadi meminta Kkot Bi menyiapkan mobil.
“Ya, Ketua
sudah tua. Sekarang anaknya yang lebih punya kuasa. Dan Memangnya dia bisa apa?
Yang dia lakukan cuma menandatangani
dokumen. Tapi aku orang yang kerja semuanya.” Gumam Manager Park sambil menatap
langit-langit.
Tuan Park
menyadarkan lamunan Manager Park dengan menyenggolnya, meminta agar Kerjayang
fokus. Manager Park mengelak kalau baru saja melamun dan mengeluh kalau
seharusnya Direktur Han itu lebih
mendukungnya tapi malah bersikap baik pada Woo Jin saja.
“Dia itu
gila..., tapi kerjaan dia bagus. Tapi kau? Kau saja tak bisa mengatur karyawan
sementaramu. Ini Membuatku malu saja.” Kata Direktur Han, Manager Park pun tak
bisa berkata-kata lagi.
Direktur
Han melihat berkas Kajian Subkontraktor Pemasaran lalu menanyakan alasan Woo
Jin memperburuk perusahaan yang sudah bagus kerjanya. Woo Ji menjelaskan Harganya
kurang efisien dan Ditambah lagi, *outsourcing pemasaran online terlalu mahal sertar mereka sudah lama
bekerja sama dengan subkontraktor yang sama.
“Ada alasan
yang jelas atas hal itu Yang seharusnya tidak jadi masalah. Kenapa kau bilang
kurang efisien? Perusahaan mereka ini
baik-baik saja.”ucap Direktur Han
“Kita
akan terus bekerjasama dengan perusahaan yang rekam jejaknya bagus. Namun, menurutku
kita harus mengganti perusahaan yang
tidak efisien... dengan perusahaan yang bisa menghasilkan keuntungan yang lebih
kompetitif buat kita.”jelas Wo Jin
“Makanya
itu, jadi maksudku...” kata Direktur Han, Woo Jin langsung menyela agar
Direktur Han bisa membaca dan akan
menunggu persetujuannya. Direktur Han
berteriak kesal karena lancang sekali.
Manager Park hanya diam saja tanpa banyak komentar
Woo Jin
melihat Laporan Kontrak Agen Pemasaran dengan Kontrak Outsourcing, Ji Na terlihat
tersenyum memberikan laporanya. Woo Jin merasa tidak lihat ada hasil yang
berbeda. Ji Na mengatakan akan bekerja sama dengan perusahaan yang sama,
jadi... Woo Jin ingin tahu alasanya.
“Karena kita
telah bekerja sama dengan perusahaan itu
selama bertahun-tahun. Kinerja mereka bagus. Mereka telah menaikkan biaya
sebesar 10 persen.” Ucap Ji Na
“Kenapa
demikian?” tanya Woo Jin, Ji Na kaget Woo Jin menanyakan hal itu.
“Mereka
telah menaikkan tarif sebesar 10 persen
setiap tahun dan Memang dari dulu sudah seperti itu.” Jelas Ji Na, Woo Ji ingin
tahu alasanya.
“Aku juga
tidak tahu. Memang itu sudah kebijakan darisana
sebelum aku mengerjakan tugas ini.” Kata Ji Na
“Kenapa?
Yang kutanya itu alasannya. Mana bisa kau sebut kebijakan seperti itu tanpa
alasan yang masuk akal? Kau itu sudah jadi Ass. Manajer selama 5 tahun. Tapi kau tak tahu alasannya?”teriak
Woo Jin terdengar sampai keluar ruangan.
Ho Won
dan pegawai lainya sampai binggung karena Woo Jin terlihat sangat marah didalam
ruangan pada Ji Na. Woo Jin menegaskan tidak
bisa menyetujui laporan semacam ini dan
merasa kecewa dengan cara kerja Ji Na.
“General
Manager Seo, Kerjaanku banyak. Aku sungguh kelelahan. Ho Won masih karyawan
sementara, jadi dia tidak banyak membantu Aku harusnya memeriksanya dulu sebelum
menyerahkannya padamu Ini tugas sederhana, jadi
kupikir aku pasti berhasil.” Jelas Ji Na meminta maaf sambil menangis.
Saat
keluar ruangan Ji Na menghapus air mata seperti hanya bohongan, lalu memarahi
Ho Won dengan tak becus, padahal sebeumnya ia menulis laporan yang bagus tahun lalu jadi Ho Won seharusnya juga
sudah memeriksanya. Ho Won mengaku tak mengerti maksudnya.
“Laporan ini
tidak disertakan alasannya. Ini Menyebalkan sekali. Aku tahu kau itu karyawan
sementara, tapi kau tidak boleh
seceroboh ini.” Ucap Ji Na memarahi Ho Won.
Ho Won
akhirnya membaca semua berkas di mulai dari
Penjualan untuk kuartal 4 tahun 2016 dan mencatat semua yang penting
dalam bukunya, lalu memanggil Ji Na bertanya Apa ada data lagi untuk pemasaran
online. Ji Na dengan ketus kalau sudah cukup data yang dimilikinya jadi lebih
baik ulas saja dengan baik. Ho Wo pun
mengerti.
Ho Won
memberika laporanya, Woo Jin merasa Ho Won berpikir perusaan mereka gudangnya
uang, karena Ho Won menjelaskan dalam tumpukan kertas atau sedang protes karena
bekerja keras
“Jika
Anda membacanya, maka Anda akan melihat
bahwa perusahaan kita menggunakan daftar yang sama dari blog dan strategi
pemasaran yang sama setiap tahun. Tapi
menurutku ada yang aneh. Apa Menurutmu subkontraktor kita mencurigakan?” kata
Ho Won
“Jadi kau
membuang semua kertas ini hanya untuk
menjelaskan hal itu?” ucap Woo Jin mengomel
“Aku
ingin merapikannya dan menunjukkannya pada Anda.” Kata Ho Won, Woo Jin pikir
tak ada gunanya. Ho Won merasa kalau ... ada yang mencurigakan
“Untuk
melaporkan kejahatan, telepon 112. Kalau ada kebakaran, telepon 119. Jika ada
subkontraktor yang mencurigakan, telepon
0810.” Kata Woo Jin dengan nada tinggi
Ho Won binggung
dengan nomor telp yang terakhir, Woo Jin memberitahu kalau itu nomor ekstensi
Ho Won, dengan nada tinggi menyuruh Jangan cuma bilang kalau subkontraktor
mencurigakan Tapi cari juga solusinya dan itu tugasnya menyuruh membawa kertas
yang tak ada gunanya.
Ho Won
membawa sekotak minuman, Manager Minimarket berpikir Ho Won akan pergi, Ho Won
mengatakan tidak karena mau menggunakan usahanya untuk menjadi orang berkuasa.
Manager minimarket binggung,
“Ini pertama
kalinya aku ingin menjadi orang berkuasa selama 28 tahun hidupku. Selama ini
hidupku selalu sial. Bos tahu itu, 'kan?
Karena itulah aku akan menjadi orang
penguasa yang keren.” Ucap Ho Won bangga, Manager Minimarket heran dengan
perkataan Ho Won.
“Aku
utang ini semua, ya!” kata Ho Won seperti ingin Manager membayar semua barang
yang diambil dari gaji yang tak dibayar.
Ho Won
duduk sendirian binggung karena merasa tak dipedulikan, seorang manager datang
sambil mengeluh kalau mereka bisa saja menelp daripada datang. Ho Won mengaku
kalau setiap kali menelp selalu mendapat jawaban orang yang bertanggung jawab lagi tidak ada di tempat. Si pria itu
pikir kalau Ho Won bisa menerima saja.
“Saya
sudah membaca dokumennya...,dan ada yang masih tidak pahami. Dan di kantor
kami, tidak ada data yang cukup
memadai...,jadi apa boleh saya membaca beberapa
dokumen terkait di perusahaan Anda?” Ucap Ho Won
“Apa kau
orang yang diberikan tugas ini?” kata si pria denga nada mengejek
“Aneh.
Padahal aku ini dari perusahaan atasan mereka.” Gumam Ho Won dan memberitahu
sebagai seorang karyawan baru dengan posisi sementara.
“Ah..Kau
karyawan sementara rupanya. Hauline makin parah saja,Jadi karyawan sementara
sudah ditugaskan untuk hal seperti ini? Para asisten manajer di sini saja tidak
mau bicara dengan pemula.” Ucap Si manager
Ho Won
ingin mengatakan sesuatu tapi si pria mengaku sibuk dan akan rapat jadi lebih
baik Pulang saja dulu dan nanti akan mengirim
dokumennya lewat email.
“Apa Anda
tidak bisa memberikan dokumennya padaku sekarang saja? Saya sudah jauh-jauh ke
sini dan tidak bisa pulang dengan tangan
kosong.” Ucap Ho Won
“Sudah
kubilang nanti kukirim lewat email.” Tegas
si pria dengan nada tinggi
“Aku yang
berkuasa di sini.” Gumam Ho Won menyakinkan
“General
Manager kami sekarang ini tidak senang dengan perusahaan Anda. Jika Anda begini
terus, maka nanti akan ada masalah.” Ucap Ho Won
Si
manager tak peduli sambil mengejek Ho Won yang berani padahal masih karyawan sementara. Ho Won akhirnya
keluar ruangan dengan kesal kalau si manager itu kasar bahkan melihat
penampilannya dari atas ke bawah.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar