PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 25 Maret 2017

Sinopsis Radiant Office Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBC
Ho Won menegaskan kalau tidak bisa berhenti seperti ini dan berbicara pada Suk Kyung karena menurutnya sangat tidak adil. Ia mengaku dirinya memang salah tapi  bukan karena karyawan sementara hanya disebabkan oleh ketidak tahuannya.
“Tidak ada orang yang mengajariku sistem perusahaan. Kalian mengajari Oh Jae Min... semuanya langkah demi langkah  karena dia karyawan tetap. Tapi tidak ada yang mengajari kami pekerja kontrak karena... kami juga akan diberhentikan beberapa bulan lagi.” Ucap Ho Won menyalahkan seniornya, Suk Kyung mencoba menyela
“Aku minta maaf. Tapi... aku bisa kerja dengan baik  jika Anda mengajariku. Hal itu juga berlaku bagi karyawan sementara disini. Aku ingin menunjukkan pada Anda kalau aku bisa.” Tegas Ho Won
“Hei, Eun Ho Won. Kau sudah buat masalah besar buat General  Manager (GM) Park. Apa Kau pikir ini tidak adil? Coba kau tanya orang-orang. Kalau kau kurang ajar,  setidaknya punya hati nuranilah sedikit.” Sindir Yong Jae

“Aku... Aku baru mulai menyukai perusahaan ini. Aku ingin mengatakan kalau aku menyadari betapa bagusnya perusahaan Hauline. Kenapa Anda salah menangkap maksudku?” ungkap Ho Won
“Tapi perusahaan bagus itu tidak menginginkanmu. Buat apa juga perusahaan ini menginginkanmu? Kau sudah memfitnah bos-mu dengan kebohonganmu. Jadi Tak usah bicara lagi, pergi saja sekarang.”kata Yong Jae membawakan barang.
Ho Won tak bisa terima ketika dianggap kebohongan, lalu menegaskan kalau ia bukan lagi  orang yang sama seperti kemarin serta tidak mau diperlakukan tidak adil lagi dan berpikir kalau harus membuktikan padamu kalau  tidak berbohong karena Ada CCTV di setiap restoran sekarang jadia bisa tahu siapa yang bayar makanan dan mengambil struk-nya.
Saat itu Manager Park keluar ruangan mendengarnya pembicaraan memilih untuk kembali masuk ruangan. Yong Jae pikir kalau pegawai di kantor ini  merasa tidak nyaman bekerja sama dengan Ho Won
“Aku tidak merasa seperti itu, Asisten Lee. Eun Ho Won orang yang  baik dan pekerja keras jadi aku ingin bekerja dengan dia.” Ucap Tuan Heo, Yong Jae mengatakan maksudnya bukan seperti itu
“Kita ambil suara saja.” Ucap Tuan Heo, Ki Taek pikir itu ide yang bagus. Ji Na memperingtakan Ki Tae agar segera menurunkan tanganya.
Tuan Heo pun bertanya pendapat usulanya karena Yang penting adalah  pendapat dari rekan-rekan kerjanya jadi ambil suara itu ide yang bagus, dan  Menurut Ho Won  ini merupakan perlakuan tidak adil. Yong Jae seperti ingin menolak tapi mengaku orang yang meyakini demokrasi liberal. Akhirnya Suk Kyung berdiri bertanya pada Ho Won apakah ingin mereka mengambi suara.
“Oke. Ho Won. Tapi harus menerima  hasil pemungutan suara,  Jika kami menolakmu, maka kau akan menerima hasil keputusannya dan keluar dari perusahaan ini  tanpa keberatan, paham?” kata Yong Jae, Ho Won mengangguk mengerti. Terlihat senyuman Woo Jin penuh arti. 


Flash Back
Yong Jae berada di depan restoran ingin menolak pemberian dari sub kontraktor, tapi manager itu tetap ingin memberikanya. Yong Jae tak ingin menerimanya karena bisa dipecat. Si pria bertanya dimana kantungnya, Yong Jae membuka jasnya dan akhirnya amplop pun berada dalam saku jasnya.
“Aish. Aku menerima amplop itu... Ahh.. Kenapa aku menerimanya? Kalau mereka menyelidiki hal ini, mereka akan mencari tahu tentangku juga. Bagaimana ini?” ucap Yong Jae panik mencari ide.

Yong Jae masuk ruangan mencoba menerka-nerka kalau  Manager Park past tidak setuju Ho Won bekerja di kantor mereka, lalu Suk Kyung menurutnya pasti setuju karena mendukung karyawan sementara itu.
Lalu  ia melihat ke arah Tuan Heo pasti setuju, Ji Na dan Jae Min sudah pasti tak setuju dan Woo Jin pasti tak akan setuju dan hasilnya 2 lawan 5 dengan begitu Ho Won tak akan berkerja lagi. 


Ho Won duduk diam dalam pantry, terdengar teriakan Yong Jae agar mereka berkumpul dalam ruangan rapat. Ki Taek mendengarnya mengajak Ho Won untuk segera pergi. Ho Won terlihat sedih, Ki Taek minta agar Ho Won tak menyerah karena mungkin beruntung kali ini.
“Kau bilang "Mungkin kau beruntung kali ini." Aku selama ini sudah berkali-kali ditipu dengan kalimat itu.” Ucap Ho Won sedih.
Mereka sudah berkumpul diruangan rapat, Ji Na memberikan selembar kertas kecuali pegawai kontrak. Manager Park berpidato lebih duu kalau Ini situasi yang mengerikan dan yang terjadi di kantor hari ini adalah skandal.
“Dengan menjebak rekan kerja lainnya...Kesalahpahaman kecil bisa menyakiti  perasaan beberapa orang. Rasa ketidakpercayaan dan permusuhan bisa  meningkat di kantor.” Ucap Manager Park terus mengoceh, Woo Jin menyuruh mereka segera bergegas saja karena tidak punya waktu
"Sebelum kita ambil suara untuk menciptakan  rasa keadilan dan perdamaian..., maka Eun Ho Won, silakan berdiri. Apa kau akan bersedia menerima hasil pemungutan suara." kata Manager Park  Ho Won mengangguk
“Kau tidak akan menimbulkan masalah  terlepas dari hasilnya, 'kan? Aku suka semuanya tentang dirimu kecuali saat kau terlalu banyak bicara.” Kata Manager Park
“Ya, aku akan menerima hasilnya.” Ucap Ho Won, Manager Park pun mengajak mereka untuk mulai. 
“Manager Park. Kenapa kami tidak boleh ambil suara?” ucap Ki Taek menyela
“Karyawan sementara memang tak boleh ambil suara.” Kata Ji Na berbisik


“Karyawan sementara juga bekerja di sini. Mereka berhak buat ambil suara. Keadilan, kesetaraan, kebebasan  dan representasi. Kita harus mengikuti empat pilar perusahaan kita. Dan Kami juga orang dewasa. Aku yakin kami punya hak buat ambil suara.” Kata Ki Taek
“Aku juga tidak bisa membantah itu.  Kau harus membiarkan mereka ambil suara” ungkap Woo Jin, akhirnya Manager Park pun menyuruh Ji Na agar memberikan kertas suara.
“Ho Won, kau tidak boleh ambil suara dan Kasih kertasnya ke Kang Ho.” Kata Manager Park. Ho Won binggung kenapa tak boleh.
“Tapi, selama pemilihan presiden atau pemilihan anggota MPR/DPR..., si calon juga ambil suara, 'kan?” ucap Ho Won
“Tapi ini bukan pemilihan ketua kelas. Ini ibarat keputusan dewan juri di persidangan untuk menentukan apakah  kau bersalah atau tidak. Terdakwa mana bisa ambil suara di pengadilan, bukankah begitu?” komentar Woo Jin Mereka pun mulai menuliskan suara mereka setelah itu keluar dari ruangan. 


Di ruangan terbuka, Ji Na akan memulai menghitung  hasil pemungutan suara untuk menentukan apakah Eun Ho  Won akan tetap bekerja atau tidak. Dengan "O" untuk setuju dan "X" yang tidak setuju  untuk membiarkan dia tetap bekerja.
Yong Jae mulai menuliskan setiap tanda tidak setuju wajahnya tersenyum dan cemberut saat tanda setuju. Tapi Ki Taek kebalikan terlihat gembira dengan melihat tanda  “O” dan kedaaan imbang 4 yang setuju dan empat yang tidak setuju, Semua tenggang menunnggu akhir dari kertas suara. 

Manager Park berbicara dengan Woo Jin agar menerima Ho Woon di timnya, Woo Jin mengeluh kenapa harus dirinya dan menolak. Manager Park meminta agar Woo Jin mau menerimanya. Wok Jin kesal karea harus selalu berurusan  dengan masalah Manager Park dan  harus menerimanya.
“Aku tidak bisa menerimanya dan Kau tahu sendiri Direktur Utama bagaimana. Situasimu berbeda, jadi terimalah dia.” Kata manager Park merengek
“Aku bakal pura-pura tidak mendengar ini semua.” Ucap Woo Jin akan keluar ruangan. Manager Park menahanya.
“Kalau begitu, aku akan memberikan otoritas  penuh atas pemasaran produk baru. Puas?” kata Manager Park, Woo Jin pikir  Tim pemasaran memang  sudah punya kewenangan atas hal itu.
“Kalau begitu, aku tidak akan  mengganggu kerjaan kalian. Aku hanya akan membuat penjualan  tanpa menyentuh analisis tim-mu. Dengan kata lain, kau bisa melakukan apapun semaumu.” Kata Manager Park memberikan keuntungan lagi.
Woo Jin pikir kalau Manager Park menganggapnya semudah itu, karena menurutnya Hal itu tidak cukup buat meyakinkannya. 


Flash Back
Tuan Heo melihat surat yang dituliskan Ho Won,  ia pikir Woo Jin tidak akan bertahan di Hauline  berdasarkan cara kepemimpinan Manager Park dan Mengetahui kelemahan seseorang pasti ada untungnya dan bisa memanfaatkan keuntungan  itu ketika membutuhkannya. Woo Jin tak mengerti maksudnya
“ Kita takkan rugi apapun. Kita punya saksi dan bukti. Ini sama saja membunuh dua  burung sekaligus dengan satu batu.” Ucap Tuan Heo
Woo Jin menegaskan bahwa  Tim pemasaran layak mendapatkan  hal yang lebih dari yang disebutkan menurutnya kalau dirinya menerima biang onar itu, berarti  banyak yang di dapatkan,  Manager Choi mengeluh kalau Woo itu Orang ini licik sekali dan ingin tahu apa keinginanya. 

Akhirnya Woo Jin keluar memberitahu bahwa Mulai hari ini, Eun Ho Won akan  pindah ke tim pemasaran. bertukar posisi dengan Oh Jae Min ke tim penjualan. Lalu meminta Ji Na agar memberitahu HRD dengan Pengalihan karyawan tetap
“Pemindahan karyawan sementara hanya membutuhkan  penukaran meja.” Ucap Woo Jin pada Ho Won,
“Apa Aku dipindahkan ke tim penjualan?” ucap Jae Min seperti tak setuju
“Berdasarkan hasil pemungutan suara, dia hanya perlu tetap bekerja. Kenapa dia jadi tukar  posisi dengan Oh Jae Min? Apa Eun Ho Won tidak bisa  berada di tim penjualan?” keluh Ji Na
“Aku punya hak atas  pemindahan karyawan sementara.” Kata Woo Jin lalu bergegas pergi. Ho Won dan Ki taek terlihat senang.
“Pegawai sementara beraninya  menyusahkan asisten manajer, Padahal kerjaanku saja  sudah sulit tanpa dia.” Sindir Ji Na 

Woo Jin menyindir Ho Won itu hebat karena membuat  masalah terus setiap hari bahkan kena masalah dengan  dua general manager dalam sehari Dan setelah itu,  masih dapat dukungan dari rekan kerja. Ia pun ingin tahu rahasia yang dimiliki oleh Ho Won.
“Ini karena Anda mendiskriminasiku. Jika Anda mengajariku,  aku pasti bisa kerja dengan baik. Aku bukan orang tidak berguna,  Manager Seo. Aku ingin bisa bekerja dengan baik.” Ucap Ho Won membela diri
“Aku tidak akan lagi mentolerir kesalahan apapun. Jika kau buat kesalahan lagi,  maka kau keluar. Kau tidak akan bisa  berada di kantor ini selama sedetik pun dan tidak akan diperkenankan berada di kantor. Tapi aku akan membiarkanmu menebus kesalahanmu itu. Apa Kau masih ingin kerja disini?” ucap Woo Jin
“Yang pasti ini tidak lebih parahdaripada mati.” Gumam Ho Won. Woo Jin menunggu jawaban Ho Won.
“Tentu saja...,.aku masih ingin kerja disini. Tapi, ada yang ingin kutanyakan. Anda terus menyuruhku buat mengundurkan diri.  Aku tidak mengerti kenapa Anda sekarang menerimaku.” Ucap Ho Won binggung
“Bukannya kau ingin menunjukkan kalau kau punya masa depan? Masa depanmu akan menyedihkan dan tak berguna. Aku ingin melihatnya sendiri. ” Ucap Woo Jin 

Ki Taek membuat kopi tiba-tiba Kkot Bi datang merasa tak percaya kalau dia bisa melakukan dan menurutnya Ho Won  memang hebat. Ki Taek tak mengerti maksudnya. Kkot Bi memberitahu Setelah mereka  kena masalah dengan GM Brengsek, maka tidak akan merasa hidup dan baru sekarang ada orang yang berhasil melawannya.
“Tapi apa kau tahu yang lebih lucunya ? General Manager Seo mengganti karyawan tetapnya dengan Ho Won.” Ucap Ki Taek bangga
“Bukankah itu aneh? Siapa coba yang mau mengganti karyawan tetapnya dengan karyawan sementara?” ucap Kkot Bi, Ki Taek pikir seperti itu.
“Kalau saja Kang Ho  tidak mengkhianatinya...,Manager Brengsek pasti sudah tamat riwayatnya.” Ucap Kkot Bi, Ki Taek binggung bertanya Kang Ho mengkhianti siapa. Kkot Bi hanya bisa menutup mulutnya. 

Ki Taek menarik Kang Ho ke atas gedung dengan bertanya kalau temanya itu mengkhianati  Ho Won di ruangan Direktur dan sebabnya masuk padahal mengatakan kalau  tidak ada yang terjadi. Kang Ho merasa kalau itu bukan salahnya merasa tak ada yang bisa dilakukan agar bisa tetap di kantor. 

Flash Back
Kang Ho pulang bersama dengan Yong Jae yang mabuk dengan taksi. Yong Jae memberitahu kalau ingin bertahan di perusahaan..., maka harus membuat para  general manager memihaknya.  Serta Pura-pura saja tidak  dengar apa yang didengar dan dilihatnya. 

Ki Taek tahu kalau Kang Ho harus jaga sikap. Kang Ho pikir tak ada pilihan kalau setuju dengan Ho Won,  maka juga akan dipecat. Ki Taek menegaskan Kalau Kang Ho pria sejati, seharusnya mengatakan yang sebenarnya dan tega mengkhianati rekan kerjanya.
“Dia hanyalah karyawan sementara,  rekan kerja dari mana? Itu Memang benar yang kukatakan tadi.” Ucap Kang Ho. Ki Taek langsung mencengkram baju Kang Ho dengan penuh amarah.

“Kalau kau mengkhianatinya, Lalu dia bisa apa Kau tahu sendiri situasi dia bagaimana.” Ucap Ki Taek. Kang Ho mendorong melepaskan cengkraman.
“Lagipula dia tidak bisa lama-lama bekerja. Siapa yang tahu  hidupnya tinggal berapa lama lagi?” teriak Kang Ho.  Ki Taek langsung memberikan pukulan sampai Kang Ho terjatuh
“Jika ucapanmu benar, gadis malang itu  tidak akan bisa lama-lama bekerja. Apa kau pikir aku akan dapat pekerjaan tanpa kualifikasi yang kupunya? Lagipula posisi tetap itu juga akan jadi milikmu!  Posisi itu juga nanti buatmu.” Teriak Ki Taek marah merasa tak percaya dengan hidup yang konyol lalu menuruni tangga. 


Woo Jin memberikan Tugas Tim Pemasaran pada timnya, memberitahu Hanya ada satu pemain depan di tim yaitu dirinya sendiri dan mereka itu masih baru  atau kurang pengalaman serta statusnya hanyalah karyawan sementara seperti sengaja menyindir Ho Won.
“Singkat kata, tim kita terlalu lemah buat berkembang di pasar yang penuh persaingan ini. Namun, kita tidak boleh mengeluh. Oleh karena itu, aku akan mengambil bagian dalam pelaksanaan segala sesuatu  di atas tugas manajerialku. Bagan yang kalian lihat sekarang dibuat untuk tiga anggota tim.” Ucap Woo Jin
“Asisten Ha, aku ingin kau melatih Manager Heo karena dia belum pernah melakukan pemasaran.” Kata Woo Jin padad Ji Na
“General Manager Seo, mana  bisa aku melatih Manajer Heo?”ucap Ji Na, Tuan Heo merendahkan diri dengan meminta bantuan pada Ji Na sebagai mentor.
“Di tim ini ada 5 orang. Tapi, kenapa tugas ini dibuat untuk 3 orang?” kata Ji Na mengeluh
“Manajer Heo tidak punya pengalaman soal pemasaran..., jadi kau harus melatih dan  membimbing dia, Asisten Ha. Manajer Heo dan aku akan bertanggung jawab atas menampilkan produk akhir serta melakukan pemasaran awal. Dan tugas mempromosikan semua produk  yang ada dan memberikan dukungan pemasaran, aku ingin Asisten Ha yang melakukannya.” Kata Woo Jin
Ho Won seperti menunggu diberikan tugas. Woo Jin mengatakan kalau  Pemasaran online untuk produk baru memberikan pada Ji Na.  Ji Na mengeluh kalau tugasnya makin banyak. Wo Jin pikir tak ada pilihan padahal ingin memberikan  tugas itu pada karyawan tetap yang baru , untuk menangani pemasaran online  setelah masa percobaan tapi situasinya sedikit berubah.
“Kalau begitu aku ingin ditugaskan mengenai tugas yang tadinya akan diberikan ke Oh Jae Min. Jika Anda dapat mempercayakan tugas itu padaku..., maka aku ingin bertanggung jawab  atas pemasaran online.” Ucap Ho Won 
“Apa kau tahu betapa  pentingnya peluncuran produk baru?” kata Woo Jin meremehkan. Ho Won menyakinkan kalau pasti bisa melakukannya.
“Karena itulah lakukan saja tugas yang baik sesuai yang diperintahkan. Kau itu tidak kompeten. Jadi Tahu diri, Kalian berdua harus mendukung kami, setiap kali kami butuh bantuan.” Kata Woo Jin
“Bagaimana Anda bisa  tahu jika aku tidak kompeten, padahal Anda saja  belum memberikan tugas apapun?” ucap Ho Won marah
“Kalau begitu, coba saja.” Ucap Woo Jin menantang dengan melempar pulpen merahnya. Ho Won bisa menangkap di dengan bibir atasnya membuat Woo Jin  melonggo kaget.
Tapi pada kenyataanya, Ho Won hanya diam dengan berlatih menaruh pulpen dibagian bibir atas tapi malah jatuh. 



Yong Jae minum kopi didepan pintu lalu memanggil Jae Min agar mendekatinya, Jae Min pun menghampiri seniornya. Yong Jae pikir karena mereka satu tim, jadi  harus saling jujur dan ingi tahu suaranya. Jae Min memperlihatkan spidol hijau dengan tangan silang, Yong Jae mengingat kertas suara dengan tinta hijau.
“Kau harusnya sudah bilang ke  aku kalau kau ingin Ho Won di tim-mu. Aku pasti dengan senang hati langsung menyarankan dia ke tim-mu.” Ejek Yong Jae mendekati Ji Na
“Kalau begitu kau mau dia ke tim-mu lagi sekarang? Kalau saja aku bisa aku membuang dia ke tim-mu, sudah kulakukan sekarang.” Balas Ji Na kesal. Yong Jae pikir itu hasilnya pasti Ji Na tak setuju, 

Ki Taek memberikan susu pisang dan Ho Won makan sandwich.  Ho Won ingin tahu siapa saja yang pilih setuju karena tahu Manajer Heo dan  Ki Taek yang memilih setuju. Ki Taek pikir dan Kang Ho. Ho Won menghitung kalau itu hanya empat orang.
“Berarti salah satu dari tiga orang itu. Tidak mungkin si Brengsek itu.” Gumam Ho Won membayangangkan antara Manager Park, Ji Na atau Woo Jin
“Pokoknya tidak mungkin  GM Brengsek atau GM Seo yang pilih setuju.” Kata Ho Won, Ki Taek juga yakin kalau bukan Ji Na.
“Kedua general manager itu sangat membenciku. GM Seo jelas tidak setuju, dan  aku yakin GM Brengsek juga sudah kesal padaku karena  aku sudah mengadukannya.” Ucap Ho Won penasaran.

“Apa cuma itu yang ingin kau ketahui?” tanya Ki Taek
“Aku tidak punya waktu, uang atau tempat tujuan. Jika tahu soal itu tidak ada untungnya..., maka aku lebih baik tidak ingin tahu soal itu. Nomor satu keinginanku adalah selalu mendapatkan pekerjaan. Aku ingin mengerahkan semua jiwa ragaku. Dan terlihat keren.” Ucap Ho Won
“Maaf. Aku sebenarnya...”kata Ki Taek, Ho Won menyela kalau sudah mengetahuinya kalau dirinya sakit

“Aku menjual motorku dan melakukan pemeriksaan di RS. Dan masih ada sisa uangnya. Aku ingin kau ambil uang itu, dan kau harus pemeriksaan ke RS.” Kata Woo Jin, Ho Won pun ingin tahu kelanjutanya setelah itu.
“Apa Kau tahu... Setiap kali aku ingin dipilih untuk sesuatu, apapun itu..., tapi tidak pernah dipilih. Setiap kali aku berharap kalau aku takkan terpilih..., tapi aku tanpa disangka pasti terpilih. Begitulah hidupku. Selalu seperti itu. Tapi ini... Kalau aku memastikan jawabannya, harapan terakhirku pasti  akan menghilang. Aku sudah suka seperti ini. Aku sungguh merasa  seolah-olah hidup baru.” Ungkap Ho Won dengan mata berkaca-kaca. 

Manager Park memberikan berkas pada Direktur Han,  lalu menatap atasanya sambil bergumam kaalu pasti bisa membuat posisi Direkur jadi miliknya jadi miliknya dengan nama  "Direktur Utama Park Sang Man." Menurutanya Berkelas sekali dibandingkan nama Direktur Han yang kedengaran konyol.
Ia pun mengkhayal memiliki papan nama [Direktur Utama Penjualan  dan Pemasaran, Park Sang Man] Kkot Bi pun jadi sekertarisnya, Manager Park mengaku lelah jadi meminta agar membatalkan jadwal sore hari. Kkot Bi memberitahu jadwal makan dengan ketua. Manager Park pikir harus datang jadi meminta Kkot Bi menyiapkan mobil.

“Ya, Ketua sudah tua. Sekarang anaknya yang lebih punya kuasa. Dan Memangnya dia bisa apa? Yang  dia lakukan cuma menandatangani dokumen. Tapi aku orang yang kerja semuanya.” Gumam Manager Park sambil menatap langit-langit.
Tuan Park menyadarkan lamunan Manager Park dengan menyenggolnya, meminta agar Kerjayang fokus. Manager Park mengelak kalau baru saja melamun dan mengeluh kalau seharusnya Direktur Han itu  lebih mendukungnya tapi malah bersikap baik pada Woo Jin saja.
“Dia itu gila..., tapi kerjaan dia bagus. Tapi kau? Kau saja tak bisa mengatur karyawan sementaramu. Ini Membuatku malu saja.” Kata Direktur Han, Manager Park pun tak bisa berkata-kata lagi. 


Direktur Han melihat berkas Kajian Subkontraktor Pemasaran lalu menanyakan alasan Woo Jin memperburuk perusahaan yang sudah bagus kerjanya. Woo Ji menjelaskan Harganya kurang efisien dan Ditambah lagi, *outsourcing pemasaran  online terlalu mahal sertar mereka sudah lama bekerja sama dengan subkontraktor yang sama.
“Ada alasan yang jelas atas hal itu Yang seharusnya tidak jadi masalah. Kenapa kau bilang kurang efisien?  Perusahaan mereka ini baik-baik saja.”ucap Direktur Han
“Kita akan terus bekerjasama dengan perusahaan yang rekam jejaknya bagus. Namun, menurutku kita harus mengganti  perusahaan yang tidak efisien... dengan perusahaan yang bisa menghasilkan keuntungan yang lebih kompetitif buat kita.”jelas Wo Jin
“Makanya itu, jadi maksudku...” kata Direktur Han, Woo Jin langsung menyela agar Direktur Han bisa membaca dan  akan menunggu persetujuannya.  Direktur Han berteriak  kesal karena lancang sekali. Manager Park hanya diam saja tanpa banyak komentar 

Woo Jin melihat Laporan Kontrak Agen Pemasaran dengan Kontrak Outsourcing, Ji Na terlihat tersenyum memberikan laporanya. Woo Jin merasa tidak lihat ada hasil yang berbeda. Ji Na mengatakan akan bekerja sama dengan perusahaan yang sama, jadi... Woo Jin ingin tahu alasanya.
“Karena kita telah bekerja sama dengan  perusahaan itu selama bertahun-tahun. Kinerja mereka bagus. Mereka telah menaikkan biaya sebesar 10 persen.” Ucap Ji Na
“Kenapa demikian?” tanya Woo Jin, Ji Na kaget Woo Jin menanyakan hal itu.
“Mereka telah menaikkan tarif  sebesar 10 persen setiap tahun dan Memang dari dulu sudah seperti itu.” Jelas Ji Na, Woo Ji ingin tahu alasanya.
“Aku juga tidak tahu. Memang itu sudah kebijakan darisana  sebelum aku mengerjakan tugas ini.” Kata Ji Na
“Kenapa? Yang kutanya itu alasannya. Mana bisa kau sebut kebijakan seperti itu tanpa alasan yang masuk akal? Kau itu sudah jadi Ass. Manajer selama  5 tahun. Tapi kau tak tahu alasannya?”teriak Woo Jin terdengar sampai keluar ruangan.
Ho Won dan pegawai lainya sampai binggung karena Woo Jin terlihat sangat marah didalam ruangan pada Ji Na. Woo Jin menegaskan  tidak bisa menyetujui  laporan semacam ini dan merasa kecewa dengan cara kerja Ji Na.
“General Manager Seo, Kerjaanku banyak. Aku sungguh kelelahan. Ho Won masih karyawan sementara, jadi dia tidak banyak membantu Aku harusnya memeriksanya dulu sebelum menyerahkannya padamu Ini tugas sederhana, jadi  kupikir aku pasti berhasil.” Jelas Ji Na meminta maaf sambil menangis. 


Saat keluar ruangan Ji Na menghapus air mata seperti hanya bohongan, lalu memarahi Ho Won dengan tak becus, padahal sebeumnya ia menulis laporan yang  bagus tahun lalu jadi Ho Won seharusnya juga sudah memeriksanya. Ho Won mengaku tak mengerti maksudnya.
“Laporan ini tidak disertakan alasannya. Ini Menyebalkan sekali. Aku tahu kau itu karyawan sementara,  tapi kau tidak boleh seceroboh ini.” Ucap Ji Na memarahi Ho Won. 

Ho Won akhirnya membaca semua berkas di mulai dari  Penjualan untuk kuartal 4 tahun 2016 dan mencatat semua yang penting dalam bukunya, lalu memanggil  Ji Na  bertanya Apa ada data lagi untuk pemasaran online. Ji Na dengan ketus kalau sudah cukup data yang dimilikinya jadi lebih baik  ulas saja dengan baik. Ho Wo pun mengerti. 

Ho Won memberika laporanya, Woo Jin merasa Ho Won berpikir perusaan mereka gudangnya uang, karena Ho Won menjelaskan dalam tumpukan kertas atau sedang protes karena bekerja keras
“Jika Anda membacanya,  maka Anda akan melihat bahwa perusahaan kita menggunakan daftar yang sama dari blog dan strategi pemasaran  yang sama setiap tahun. Tapi menurutku ada yang aneh. Apa Menurutmu subkontraktor kita mencurigakan?” kata Ho Won
“Jadi kau membuang semua kertas ini  hanya untuk menjelaskan hal itu?” ucap Woo Jin mengomel
“Aku ingin merapikannya dan menunjukkannya pada Anda.” Kata Ho Won, Woo Jin pikir tak ada gunanya. Ho Won merasa kalau ... ada yang mencurigakan
“Untuk melaporkan kejahatan, telepon 112. Kalau ada kebakaran, telepon 119. Jika ada subkontraktor yang mencurigakan,  telepon 0810.” Kata Woo Jin dengan nada tinggi
Ho Won binggung dengan nomor telp yang terakhir, Woo Jin memberitahu kalau itu nomor ekstensi Ho Won, dengan nada tinggi menyuruh Jangan cuma bilang kalau subkontraktor mencurigakan Tapi cari juga solusinya dan itu tugasnya menyuruh membawa kertas yang tak ada gunanya. 

Ho Won membawa sekotak minuman, Manager Minimarket berpikir Ho Won akan pergi, Ho Won mengatakan tidak karena mau menggunakan usahanya untuk menjadi orang berkuasa. Manager minimarket binggung,
“Ini pertama kalinya aku ingin menjadi orang berkuasa selama 28 tahun hidupku. Selama ini hidupku selalu sial.  Bos tahu itu, 'kan? Karena itulah aku akan menjadi  orang penguasa yang keren.” Ucap Ho Won bangga, Manager Minimarket heran dengan perkataan Ho Won.
“Aku utang ini semua, ya!” kata Ho Won seperti ingin Manager membayar semua barang yang diambil dari gaji yang tak dibayar.  

Ho Won duduk sendirian binggung karena merasa tak dipedulikan, seorang manager datang sambil mengeluh kalau mereka bisa saja menelp daripada datang. Ho Won mengaku kalau setiap kali menelp selalu mendapat jawaban orang yang bertanggung  jawab lagi tidak ada di tempat. Si pria itu pikir kalau Ho Won bisa menerima saja.
“Saya sudah membaca dokumennya...,dan ada yang masih tidak pahami. Dan di kantor kami, tidak  ada data yang cukup memadai...,jadi apa boleh saya membaca beberapa  dokumen terkait di perusahaan Anda?” Ucap Ho Won
“Apa kau orang yang diberikan tugas ini?” kata si pria denga nada mengejek
“Aneh. Padahal aku ini dari perusahaan atasan mereka.” Gumam Ho Won dan memberitahu sebagai seorang karyawan baru dengan posisi sementara.
“Ah..Kau karyawan sementara rupanya. Hauline makin parah saja,Jadi karyawan sementara sudah ditugaskan untuk hal seperti ini? Para asisten manajer di sini saja tidak mau bicara dengan pemula.” Ucap Si manager

Ho Won ingin mengatakan sesuatu tapi si pria mengaku sibuk dan akan rapat jadi lebih baik Pulang saja dulu dan nanti akan mengirim  dokumennya lewat email.
“Apa Anda tidak bisa memberikan dokumennya padaku sekarang saja? Saya sudah jauh-jauh ke sini dan tidak  bisa pulang dengan tangan kosong.” Ucap Ho Won
“Sudah kubilang nanti  kukirim lewat email.” Tegas si pria dengan nada tinggi
“Aku yang berkuasa di sini.” Gumam Ho Won menyakinkan
“General Manager kami sekarang ini tidak senang dengan perusahaan Anda. Jika Anda begini terus, maka nanti akan ada masalah.” Ucap Ho Won
Si manager tak peduli sambil mengejek Ho Won yang berani padahal  masih karyawan sementara. Ho Won akhirnya keluar ruangan dengan kesal kalau si manager itu kasar bahkan melihat penampilannya dari atas ke bawah.
Bersambung ke part 2


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar