PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 17 Maret 2017

Sinopsis Radiant Office Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright :MBC
Manager Park bicara pada Woo Jin mengeluh tak tahu cara mereka yang  bekerja di luar kantor dan menjelaskan bahwak Bekerja di Tim Penjualan bisa sangat menyulitkan. Ia u tahu mereka hanya pekerja kontrak dan harus memilih karyawan laki-laki untuk timku.
“Kau seharusnya tidak mempekerjakan karyawan perempuan jika kau tidak menyukai mereka. Kau 'kan yang menerima mereka? Apa harus aku laporkan ini ke tim HRD dan membatalkan perekrutan?” ucap Woo Jin
“Apa maksudmu? Tugas menerima orang bekerja itu bukan main-main.Kau bersikap baiklah dan masukkan karyawan wanita itu ke timmu. Apa kau paham?” kata Manager Park menepuk pundak Woo Jin, Woo Jin hanya menatap dengan tatapan curiga.
“Kenapa kau menerima mereka?” tanya Woo Jin, Manager Park mengatakan kalau Itu karena membutuhkan mereka.
“Karena itulah, apa alasannya menerima mereka? Berdasarkan standar apa?” ucap Woo Jin mendesak

“ Yang Jelas aku bukannya menerima  orang yang konyol. Kenapa kau terus bertanya alasan aku menerima mereka? Aku menerima mereka karena aku  dapat menggunakan kemampuan mereka.” Kata Woo Jin
“Kalau kau menerima orang konyol..., mungkin aku bisa memahaminya.” Komentar Woo Jin
“Pokoknya...,aku ingin Jang Kang Ho atau Do Ki Taek yang masuk di timku. Setidaknya dua orang itu tidak terlihat terlalu konyol di mataku Dan Juga, soal Eun Ho Won-ssi sebaiknya masuk Tim Penjualan. Itulah menurutku.”ucap Woo Jin lalu keluar dari ruangan.
Manager Park merasa lehernya seperti sesak karena Woo Jin  sudah seperti mencekik orang dan berpikir mengetahui sesuatu. 

Ketiganya duduk di pantry terlihat frutasi, Kang Ho pikir Won Jin itu mengingatnya dan tak mungkin bisa satu tim denganya karena pasti akan panik. Ho Won pikir keduanya masih beruntung dibanding dirinya.   Ho Won mengaku kalau juga takut dengannya.
“Konyol sekali ini. Dia pacarku, tapi... Ahh... Sudahlah. Itu hanya masalahku sendiri.” Ungkap Ki Taek tak mau membahas masalahnya.
“Sebenarnya...,dia semalam datang ke mini market  tempatku bekerja paruh waktu. Aku tidak tahu dia  datang sengaja atau tidak. Aku cemas sekali.” Cerita Ho Won
“Aku yakin  dia tidak tahu kau bekerja di sana. Jadi itu tak mungkin, Kalaupun dia tahu,  maka kau pura-pura saja dia tak tahu.” Kata Ki Taek 

Saat itu seorang wanita muda bernama Lee Kkot Bi masuk bertanya apa yang berpura-pura dan mengaku ingin tahu mereka membicarakan. Ho Won berpura-pura kalauhanya melihat bagan perusahaan saja dan masih belum terbiasa.
“Asisten manajer perempuan yang kita lihat tadi itu siapa? Apa dia Ha Ji Na?” ucap Ho Won mulai membahasnya.
“Dia sepertinya sangat tegas.” Komentar Kang Ho, Ki Taek langsung berkomentar kalau Ji Na itu dia cantik. Kang Ho merasa kalau selera wanita Ki Taek itu aneh.
“Dia bukan orang yang ramah.” Ucap Kkot Bi melihat bagan perusahaan lalu menunjuk ke nama Park Sang Man.
“General Manager Tim Penjualan, Park Sang Man. Julukannya Brengsek Sang Man. Dia salah satu dari 3 orang terbrengsek disini. Dia awalnya bekerja  sebagai karyawan penjualan Dia paling hebat soal urusan  politik perusahaan. Dia sering memanggil orang..dengan sebutan "orangku". Dia tipe orang yang...mencoba membuat sekutu. Jika kau membuat dia kesal,  dia akan membuat hidupmu sengsara.” Ucap Kkot Bi

Manager Park bermain golf dalam ruangan menerima sesuatu dari Yong Jae. Kkot Bi mengatakan Karena Manajer Jo Sung Kyung  sekarang ditunjuk...ke tim penjualan, jadi  orang menjuluki mereka Trio Brengsek. Ketiganya melonggo mendengarnya.
“Si Brengsek Sang Man,  Manajer Jo, dan Asisten Lee Yong Jae. Mereka Trio Brengsek.” Ucap  Kkot Bi menujuk pada bagan.
“Manajer Jo Suk Kyung.Julukannya Penyihir Kejam,  dan Ratu Tim Penjualan. Dia seorang perfeksionis. Karena itulah dia naik jabatan lebih cepat dari siapa pun...,tapi karena dia wanita maka Dia tidak naik jabatan ke posisi general manager. Dialah orang yang paling ulet  yang pernah kutemui.” Ucap Kkot Bi
Saat itu Sung Kyung yang tengah hamil besar masih duduk mengetik di depan komputer. Kkot Bi mendengar kalau Sung Kyung rela bekerja lembur seharian dan rumor beredar kalau dipindahkan dari  Tim Marketing ke Tim Penjualan karena dijanjikan akan naik jabatan.

“Tapi masalah sebenarnya adalah dia ini.” Ucap Kkot Bi menujuk nama seseorang. Yong Ja membungkuk 90 derajat saat Direktur Han lewat didepannya. 
“Asisten Manajer Lee Yong Jae.  Julukannya Pembungkuk.Ketika dia melihat atasannya...,maka dia langsung membungkuk serendah-rendahnya.” Ucap Kkot Bi
Semua tak bisa menahan tawa, Ki Taek pun menanyakan umur dari Yong Jae.  Kkot Bi pikir umurnya antara 30 atau 31. Kang Ho pun menanyaan tentang Ha Ji Na yang mengantar mereka. Ji Na duduk didepan komputer dengan cermin disampingnya lalu mengunakan lipstik. Seseorang memanggilnya,  Ji Na yang sibuk memoles bibirnya meminta untuk menunggu sebentar.

“Julukan Asisten Manajer  Ha Ji Na adalah Madam Wajah. Dia menghabiskan hari-harinya merias wajahnya.” Ucap Kkot Bi
“Tapi dia kelihatan seperti wanita karir.” Komentar Ho Won, Ki Taek tersenyum mendengarnya.
“Tentu saja, itu hanya dari cara berpakaiannya saja.” Kata Kkot Bi, Ho Won pun menunjuk nama Won Jin.
“Dia general manager baru perusahaan ini. Oleh karena itu, aku belum punya informasi tentang dia. Pokoknya, kalian semua harus ambil hati para manajer disini. Dengan begitu, kerjaan kalian  pasti dipermudahkan.” Saran Kkot Bi
“Tidak mungkin aku bisa ambil hati General Manager Seo. Jadi Aku harus ambil hati General Manager Park saja.” Gumam Ho Won
Kkot Bi melihat ketiganya punya depan yang unik, Eun Ho Won, Jang Kang Ho, Do Ki Taek. Dan menyebutkan gabungan "Eun Jang Do". Kang Ho memberanikan diri bertanya siapa wanita yang sedari tadi memberitahu tentang semua pegawai. Kkot Bi memperkenalkan diri sebagai Sekretaris Direktur Utama dan yakin kalau Mulai sekarang, mereka pasti butuh bantuannya. 



Ketiga pun berdiri didepan Suk Kyung yang duduk didepan mereka. Suk Kyung bertanya pada Yong Jae apakah sudah pergi ke toko cabang  di Ilsan. Yong Jae mengaku belum, Ho Won melihat tatapan mata Suk Kyung yakin kalau memang Penyihir Kejam.
Suk Kyung menyuruh Yong Jae agar pergi ke sana, Ho Won merasakan tanganya langsung dingin. Suk Kyung lalu bicara pada ketiganya yang  belum ditugaskan untuk  bidang tertentu dan menjelaskan bahwa toko penting untuk penjualan dan menyuruh mereka pergi serta amati keadaan disana.
“Apa kau sebelumnya kenal General Manager  Park atau General Manager Seo?” tanya Suk Kyung, Ho Won mengelengkan kepala kalau tak mengenal keduanya.
“Ajak mereka ke toko dan  perkenalkan mereka dengan karyawan disana.” Perintah Suk Kyung pada Yong Jae.

“Baiklah.. Akan kulatih mereka di toko. Setelah itu, apa kami boleh pulang setelah dari toko?” kata Young Jae mencari kesempatan
“Kembalilah kesini sebelum rapat kita dimulai.” Kata Suk Kyung, Yong Jae beralasan kalau ingin mengantar mereka pulang setelah itu. Karena ini hari pertama dan akan kembali jam 4.
“Pokoknya mereka juga harus kembali kesini. Karena ini rapat perusahaan, kuharap kalian memahami pekerjaan kita.” Kata Suk Kyung. Ketiganya mengangguk mengerti.
“Apa kubilang, kita tidak boleh pulang. Kalian ini banyak maunya di hari pertama.” Komentar Yong Jae menyalahkan anak baru lalu berjalan keluar ruangan. 

Ho Won berbicara pada Suk Kyung sebelum meninggalkan kantor, meminta izin agar masuk ke Tim Penjualan dengan menyakinkan kalau sungguh ingin bekerja di tim penjualan dan bisa kerja dengan baik karena  pernah bekerja paruh waktu.
“Aku akan bekerja keras.” Ucap Ho Won berusaha agar Suk Kyung bisa membuatnya bergabung dengan tim penjualan.
“Semua orang juga bekerja keras. Tapi keinginan perusahaan adalah semua pekerjaan beres dan berhasil.” Ucap Suk Kyung, Ho Won pun menganguk mengerti. 

Ki Taek mengemudikan mobilnya, Yong Jae dengan sombongnya melepaskan sepatu dan menaikan kakinya ke arah kursi depan lalu memberitahu kalau pegawai kantor sering mengeluh soal jenis kelaminn dan ia pun tidak suka kerja dengan perempuan. Ho Won yang mendengarnya hanya bisa diam saja.
“Siapa yang melakukan semuanya? Karyawan laki-laki. Setelah bekerja beberapa tahun..., perempuan suka  mengambil cuti hamil. Lalu Ketika mereka punya anak,  maka mereka mengatakan, "Anakku sakit." Terus kau mau apa? Aku juga sakit.” Kata  Yong Jae mengeluh.
“Asisten Lee.. Aku jago minum... Aku tidak punya pacar, jadi juga  tidak akan menikah dalam waktu dekat. Jadi Aku juga pasti takkan punya anak dalam waktu dekat. Jadi, apa boleh aku  masuk di Tim Penjualan?” ucap Ho Won meminta izin
“Kau ini aneh sekali. Tidak punya pacar bukanlah hal yang patut dibanggakan. Tapi apapun itu...,jika kau ingin bekerja  di bawah kendaliku..., maka kau harus lupa kalau kau seorang wanita. Apa Kau sanggup?” ucap Yong Jae 

Ho Won terdiam teringat kembali pesan dari Kkot Bi “Berwaspadalah terhadap Pembungkuk. Dia itu musuhnya pegawai sementara, pembenci wanita. Kau harus selalu berkata,  "Ya, aku pasti bisa." Hanya Itu saja. Perlakukan dia seperti  anak SD.”
Akhirnya Ho Won mengikuti saran Kkot Bi dengan mengatakan “Ya aku pasti bisa.” Yong Jae melihat Sikap Ho Won itu  ternyata lebih bagus dari dugaanya dan memujinya.
Mereka akhirnya sampai di sebuah toko dan Ki Taek memarkir mobilnya hanya dengan mulus. Yong Jae memuji Ki Taek yang pandai mengemudi. Ki Taek mengaku dulu menjadi sopir waktu wajib militer. Yong Jae pun bertanya dimana Ki Taek di tempatkan.
“Aku ditempatkan di Divisi 24,  Nomor Resimen 72.” Ucap Ki Taek. Yong Jae tak percaya kalau dulu juga wamil di tempat itu.

“Kau masuk tahun berapa?” tanya Yong Jae. Ki Taek menjawa  2008 dan bertanya balik. Yong Jae merasa kalau ia menjadi juniornya dan berpikir kalau itu tak penting dibahas
“Yang lebih penting adalah kau itu cuma karyawan baru. Karena itulah pria seharusnya  tidak perlu bicara soal wamil. Tapi, Do Ki Taek. Kau sepertinya sudah cukup dewasa. Berapa umurmu?” kata Yong Jae, Ki Taek menyebut umurnya 32 tahun.
Yong Jae tak ingin membahasnya lagi lalu mengajak mereka keluar dari mobil. Kang Ho berbisik kalau si Pembungkuk lebih muda dari Ki Taek tapi mengunakan banmal. Ki Taek pikir memang Kebanyakan pria seperti itu.

Yong Jae yang baru masuk toko langsung keluar dan bergegas mengajak semua untuk pergi, Ki Taek belum sempat keluar binggung kenapa mereka harus pergi. Mereka akhirnya keluar dari toko dengan cepat.
“Tadi ada wanita membeli tempat tidur  di toko itu.” Ucap Yong jae.
Flash Back
Seorang wanita melihat kasur didalam toko dan bertanya apakah ini ukuran queen.  Pegawai  toko membenarkannya. Akhirnya si wanita membeli kasur dan memasang sperai yang dibelinya tapi malah terlihat keberasaran dan tahu kalau itu bukan ukuran queen yang dinginkanya.
“Tempat tidur itu tempat tidur mahal dan ukuran queen .Tempat tidur itu awalnya bukan berukuran king. Biasanya tempat tidur ukuran queen  sudah disediakan bedcover langsung. Tapi untuk tempat tidur ukuran king, bedcover-nya harus dibuat secara khusus.” Cerita Yong Jae. Si wanita yang melihat sperainya itu tak cukup merobeknya dengan kesal  

“Dia pesan seprai buatan khusus yang mahal untuk tempat tidur ukuran king-nya. Tapi dia bilang tempat tidurnya terlalu kecil. Dia terus menerus protes dan marah-marah ke toko.” Cerita Yong Jae.

Ho Won pikir mereka hanya tinggal mengembaliakn saja uangnya,  Yong Jae pikir Ho Won iytu tidak bisa berbisnis, karena tak mungkin bisa  mengembalikan uangnya, padahal tempat tidurnya sudah dibeli berbulan-bulan yang lalu dan mereka tidak bisa mengembalikan uangnya  hanya karena pelanggan  berubah pikiran dan Toko cabang tidak boleh merugi.
“Tapi kenapa kau yang bertanggung jawab atas hal itu?” tanya Ki Taek. Yong Jae juga tak mengerti karena dirinya  tidak salah apa-apa.
“Aku hanyalah karyawan  yang tak berdaya. Semua orang menyalahkan kantor pusat atas kasus-kasus seperti ini. Apa harus aku yang disalahkan?” ucap Yong Jae, semua menjawab tidak. 

Akhirnya mereka kembali ke kantor. Suk Kyung memberitahu pada Yong Jae kalau ada tamu yang menunggunya yaitu Pelanggan tempat tidur ukuran king. Yong Jae binggung kapan pelanggan itu datang padahal baru saja meihatnya. Suk Kyung mengatakan pelangan itu baru saja datang dan menunggu di ruang rapat.
“Manajer, kau bisa bilang padanya kalau aku belum sampai kesini? Bagaimana aku bisa menghadapinya?” ucap Yong Jae ketakutan
“Kau yang bertanggung jawab  atas toko cabang.” Kata Suk Kyung
“Itu bukan salahku. Jadi pihak toko-lah  yang harus menyelesaikan masalah ini.” Kata Yong Jae. Suk Kyung pikir yang dijual itu produk mereka
“Aku lebih baik mengundurkan diri saja. Tidak ada harapan buat bisa menangani pelanggan itu.” Kata Yong Jae. 

Ho Won maju mengatakan kalau  akan menghadapinya. Yong Jae binggung menghadapai apa maksudnya. Ho Won menegaskan  kalau akan menyelesaikan urusannya dan meminta kalau berhasil maka mengizinkan untuk bergabung dengan tim penjualan dan menyakinkan kalau ingin bekerja di tim penjualan.
“Kau Ikuti saja panduan ini. Dia pokoknya tidak bisa mengembalikan atau menukar tempat tidurnya. Jangan terlalu banyak minta maaf, karena nanti kelihatannya kita yang salah. Jangan bertindak seolah kita yang salah. Pokoknya, kau harus profesional.” Perintah Yong Jae sebelum masuk ruang rapat. Ho Wo mengangguk mengerti. 

Saat masuk Yong Jae menyapa Pelanggan Setia karena ada urusan mendesak jadi Ho Won akan menanggapi keluhannya. Ho Won mulai berbicara sesuai dengan panduan. Si pelanggan terlihat marah kalau nanti yang harus baca panduannya dengan mengulang kalimat yang selalu di dengar olehnya.
“Apa kalian semua itu menghafalnya? Kau saja sudah seperti orang bodoh.  Tapi beraninya kau membodohiku?” ucap Si pelanggan mulai marah. Yong Jae meminta untuk tenang, saat itu juga Pelanggan mulai menjambak rambut Yong Jae.
Ho Won berusaha merelai tapi pelanggan yang marah langsung mengejarnya. Yong Jae mengulang kesalahan dengan memanggilnya Ahjumma. Si wanita makin marah, Yong Jae akhirnya berhasil keluar dengan rambut yang acak-acakan meminta agar mereka lapor polisi karean pelanggan itu sudah gila. Ho Won dalam ruangan mencoba menenangkan dengan memeluk si pelangan. 

Woo Jin pergi ke bagian pabrik melihat sosok pria tua bernama Heo Goo Dong lalu menyapanya. Goo Dong melihat Woo Jin yang datang berkomentar kalau cepat sekali  datang Padahal ingin  mengunjunginya di kantor pusat.
“Kau salah kirim surat ke orang. Jadi aku yakin ada alasannya. Ini harusnya dikirim ke pihak audit,  tapi suratnya malah terkirim kepadaku.” Ucap Woo Jin
“Tapi, kenapa kau bisa tahu aku disini?” tanya Goo Dong
“Bukankah kau ingin  aku untuk menemuimu? Isi dari berkas ini dan  pembukaan lowongan kerja yang ke-10. Cukup mudah untuk menebaknya.” Kata Woo Jin
“Aku mengirimnya sebagai hadiah yang berguna untukmu.” Komentar Goo Dong lalu mengajak untuk makan sup karena udara diluar sangat dingin. 

Si pelanggan mengaku kalau selama ini sering beruruan denga orang bodoh tapi tak pernah bertemu dengan orang segila Ho Won bahkan tidak bertanggung jawab soal masalah ini. Ho Won memberitahu kalau ia adlaah seorang pekerja kontrak Hauline sambil berlutut
“Kau bilang Seorang pekerja kontrak? Jadi kau tidak punya  otoritas atau tanggung jawab. Kau hanyalah karyawan sementara yang  akan diberhentikan beberapa bulan lagi. Apa kau akan membiarkanku mengembalikan tempat tidurnya?” ucap si pelanggan
“Mengembalikan tempat tidur mungkin tidak bisa tapi sangat mudah bagi  perusahaan untuk memberhentikanku. Anda boleh memukul sesukamu dan  boleh mengumpat. Saya bisa menahan semuanya. Tapi... bisa mendapatkan posisi sementara ini jauh lebih sulit daripada  menahan semua perlakuan Anda.” Ucap Ho Won melepaskan ID Cardnya.
“Jika Anda keluar dari ruangan ini..., maka saya juga mungkin harus  berhenti dari pekerjaan saya.” Kata Ho Won
Si pelanggan bertanya apakah Apa orang-orang di luar sana menyuruh Ho Won berhenti kalau tidak bisa mengatasi keluhanya. Ho Won pikir mungkin akan seperti itu tapi tidak bisa berhenti begitu saja karena ia akhirnya mendapatkan pekerjaaan setelah 100 kali ditolak. Pelanggan itu kaget mendengar cerita Ho Won. 

Di luar ruangan
Yong Jae merasakan pipinya sakit setelah di pukul dan rambutnya yang rontok. Ki Taek membawakan air minum dan Kang Ho memberikan obat anti panik.  Yong Jae ingin Ji Na melihat kalau rambutnya pasti rontok karean tadi di tarik.
Suk  Kyung ingin masuk ke dalam ruangan, Yong Jae langsung menahannya karena mungkin pelanggan itu bisa mematahkan rahangnya. Suk Kyung tetap ingin masuk tapi Yong Jae menahanya tak memperbolehkan masuk.
Woo Jin datang bertanya ada apa dengan mereka.  Suk Kyung memberitahu kalau sedang menghadapi keluhan pelanggan. Woo Jin mengetahui keduanya adalah tim penjualan dan bertanya, siapa yang berurusan dengan pelanggan itu sekarang.

Di dalam ruangan.
Pelanggan mengetahui kalau Ho Won gagal yang ke 100 kali  karena Woo Jin dan ternyata datang ke kantor lain, Woo Jin jadi Manager juga.  Ho Won membenarkan kalau Woo Jin itu selalu memarahinya, lalu meminta maaf karenamembicarakan tentang diribukannya memecahkan masalah.
“Hidupku dan hidupmu memang menyedihkan.” Ucap Si pelanggan lalu menangis, Ho Won binggung apakah terjadi masalah dengan pelangganya.
“Akhirnya aku bertemu seorang pria  setelah ikut kencan buta 100 kali. Setelah membeli semua perabot  untuk rumah kami, si brengsek itu mencampakkanku dan memilih seorang wanita yang lebih muda dan lebih kaya dariku. Apa kurangnya aku ini sampai  si brengsek itu...” ucap Si pelanggan sedih tapi tak boleh menangis.
“Saya sungguh bisa memahami perasaan Anda dan Pasti tertekan sekali.” Ucap Ho Won dan mereka pun saling berpelukan sambil menangis. 

Woo Jin menyuruh Yong Ji agar masuk ke dalam sekarang,  Yong Jae panik. Woo Jin dengan menyidir kalau mereka ingin  karyawan baru yang belum selesai membaca buku panduan layanan pelanggan yang mengatasinya. Yong Jae takut karena pelanggan itu menurutnya sudah gila. Saat itu Ho Won keluar dengan pelanggan.
“Jangan khawatirkan  soal keluhanku. Pekerja kontrak itu sudah mengatasinya. Aku juga tidak perlu pengembalian uang. Jadi lanjutkan saja kerja kalian.” Kata si pelangan. Semua melonggo melihatnya.
“Jangan hindari masalah Tapi hadapilah. Baik itu masalah dengan seseorang atau pekerjaan.” Tegas Pelanggan pada Yong Jae lalu meningglkan kantor.
“Hei, apa yang terjadi? Bagaimana caranya kau membujuk wanita itu?” tanya Yong Jae pada Ho Won.
“Manajer Jo, aku berhasil mengatasinya. Sekarang aku boleh masuk  ke tim penjualan, 'kan?” ucap Ho Won menagih janji. Woo Jin melirik tak percaya. 

Kkot Bi bertanya pada Ho Won cara membunjuk si pelanggan karena melihat Yong Jae Si Pembungkuk itu saja sampai lega setengah mati. Ho Won mengaku tidak melakukan apa-apa tapi hanya perlu berlutut. Kko Bi memuji Ho Won hebat juga.
“Apa aku harus memberitahumu informasi penting? Di antara tiga karyawan sementara...,salah satu dari kalian akan dipekerjakan untuk posisi permanen. Tepat pada akhir kontrak tiga bulan.”ucap Kkot Bi, Ho Won tak percaya mendengarnya.
“Ya, aku serius. Aku jelas  sekali mendengarnya.ini Kabar baik, kan?” kata Kkot Bi 

Semua tim penjualan makan malam bersama termasuk Ho Won dan Kang Ho.  Manager Park dengan bangga mengatakan kalau tim penjualan yang merupakan  tim impian Hauline lalu mengajak bersulang.  Mereka pun makan daging panggang.
“Aku yakin Yong Jae sudah tahu.  Mereka karyawan sementara  yang baru mulai bekerja hari ini dan Mereka ini pemasok kita, Jeje Furniture. CEO Song, beserta para pekerjanya Dan dia manajer baruku, Jo Suk Kyung.” Ucap Manager Park memperkenalkan anak magang dan juga Suk Kyung pada CEO Song.
“Mohon bantuannya. Senang bertemu kalian.” Kata CEO Song menyapa semua tim penjualan. Mereka pun kembali bersulang.
Yong Jae mencari kesempatan untuk menuangkan minuman pada Manager Park dianggap sebagai mentor seumur hidupnya dan  Kebanggaan tim penjualan jadi meminta agar terus mengajri mereka dan melindungi. Manager Park mengaku kalau hanya merasa malu sekaligus senang. Saat itu Ho Won melihat dari kejauhan.
Teringat kembali ucapan Kkot Bi “Di antara tiga karyawan sementara..., salah satu dari kalian akan dipekerjakan untuk posisi permanen.” Lalu memberitahu Kang Ho agar membuat Manager Park menyukainya,  Kang Ho binggung. Sementara Ho Won langsung pindah ke samping Manager Park  mencari kesempatan agar bisa menuangkan minuman.
“General Manager, aku akan bekerja keras. Aku akan menjadi anggota tim penjualan. Aku akan setia padamu!” ucap Ho Won, Manager Park berpikir Ho Won itu mabuk.
“Oh, Eun Ho Won sebenarnya memiliki  keterampilan layanan pelanggan yang hebat. Sepertinya dia bisa bekerja dengan baik.” Kata Suk Kyung memujinya.
Manager Park mengaku sudah mendengarnya lalu menyuruh Ho Won minum agar bisa bekerja sama. Ho Won merendahkan diri kalau masih banyak belajar. 


Mereka pun keluar dan terlihat Ho Won yang mabuk, Kang Ho yang melihatnya terlihat khawatir dan duduk didepan restoran. CEO Song keluar bertemu dengan Manager Park sengaja memberikan bingkisan dan juga amplop berisi uang.
Suk Kyung baru keluar sempat kaget melihatnya dan terlihat tak suka dengan Manager Park yang mencari keuntungan dari jabatanya. Ho Won yang mabuk melihatnya kalau Manager Park menerima amplop. Kang Ho panik langsung menutup mulut Ho Won.  Saat itu Yong Jae datang memberitahu kalau mereka siap buat ronde kedua.
Tiga pria mulai menyanyi terlihat mulai mabuk, Suk Kyung duduk diam seperti terpaksa ikut karena masuk tim penjualan. Ho Won terlihat sudah tertidur karena terlalu banyak minum.  Manager Park mendekati Ho Won bertanya apakah ia mabukl. Ho Won langsung terbangun mengaku tidak mabuk.

“Kumpul-kumpul perusahaan juga merupakan bagian dari pekerjaanmu. Kenapa anak muda zaman sekarang kurang semangat? Ambil gelas kalian.” Ucap Manager Park yang melihat keduanya sepertinya mencurigakan.
“General Manager... Sepertinya aku tak bisa minum... Badanku tidak enak.” Kata Ho Won, Manager Park pikir Ho Won bisa minum dan nanti badanya akan merasa lebih enak.
Mereka pun tak bisa menolak sebagai pegawai kontrak, Manager Park terus menyuruh mereka minum agar lebih bersemangat. Suk Kyung melihat Manager Park yang sudah mabuk lalu meminta agar menghentikanya. Manager Park mengejek Suk Kyung itu wanita yang sudah menikah jadi ta perlu ikut campur.
Ho Won sudah dipaksa aga bisa menghibur mereka semua. Suk Kyung meminta Ho Won juga Berhenti minum. Akhirnya Manager Park meminta agar mereka menghentikan musiknya dan mengajaknya agar minum saja. 


Ki Taek masuk duduk dimeja kerjanya terlihat bernafas lega. Woo Jin keluar dari ruangan betanya pada Ji Na apakah ia selama ini selalu menyusundokumen seperti ini. Ji Na kaget karena akan bersiap-siap pulang.
“Apa kau pikir orang bisa. mengerti dengan melihat dokumen ini begitu saja?” ucap Woo Jin memarah. Ji Na mengatakan kalau sebelumya disuruh oleh.
“Susun ulang...setiap dokumen proyek.” Perintah Woo Jin tak ingin mendengar alasanya.
“Kenapa dia harus menyuruhku sekarang? Padahal ini sudah waktunya pulang.” Keluh Ji Na 

Ki Taek yang mendengarnya menawarkan bantuanya, Ji Na dengan sinis kalau Ki Taek tak tahu apapan jadi  tak bisa membantunya.  Ki Taek mengaku merasa seperti a dilahirkan kembali dan merasa seperti memulai hidup baru hari ini.  Ji Na mengeluh dengan yang dikatakan Ki Taek seperti omong kosong.
“Aku akan hidup dengan rasa syukur mulai sekarang. Aku pikir bisa  melakukan apa saja sekarang. Ji Na... Bisakah kita menjalin hubungan lagi?” kata Ki Taek
“Jika aku mau, aku dari dulu  takkan putus denganmu.” Ucap Ji Na lalu pergi meninggalkanya. 

Kang Ho menelp Ki Taek meminta agar menjemput Ho Won kaena mungkin bisa dalam bahaya. Ho Won terlihat sedang bernyanyi dengan Manager Park. Ki Taek bertanya kenapa dia minum banyak. Kang Ho menceritkan kalau Ho Won  minum semuanya tanpa pikir-pikir dulu.
“Apa kalian berdua tidak bisa langsung pergi saja darisana?” ucap Ki Taek, Ji Na terlihat makin asik bernyanyi,  Kang Ho pun memilih untuk menyingkir sedikit menjauh.  
“Hyung. Bukankah kita harusnya bilang padanya? tadi aku melihatmu membaca hasil pemeriksaan  kesehatanmu.” Kata Kang Ho, Ki Taek langsung bergegas menanyakan keberadaan karena akan segera datang.
“Sebenarnya...,aku juga sudah  dapat hasil pemeriksaan kesehatanku. Kita berdua tidak sakit parah Dokter yang di UGD waktu itu ternyata membicarakan soal kesehatannya Ho Won. Kita harus memberitahunya. ” Kata Kang Ho.
Dilembaran yang diatas meja terlihat Ki Taek yang tak mengidap penyakit apapun. Saat Kang Ho pergi, Ho Won keluar dan mendengar kalau  dirinya adalah yang terkena penyakit parah dan waktunya hanya tinggal 6 bulan lagi. 

Ho Won pergi ke ruangan tim pemasaran lalu melihat hasil  milik KI Taek yang ternyata tak ada penyakit. Sambil menahan tangis lalu menuliskan surat pengunduran diri. Tiba-tiba lampu ruangan menyala, Ho Won langsung bersembunyi.
Woo Jin datang merasakan ada orang yang ada didalam ruangan langsung bertanya siapa itu. Ho Won pun mengangkat kepalanya yang bersembunyi dibalik meja. Woo Jin mendekat dan langsung bertanya apa yang ada ditanganya, Ho Won langsung mendekap surat pengunduran dirinya.
Bersambung ke episode 3

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar