Manager
Park bicara pada Woo Jin mengeluh tak tahu cara mereka yang bekerja di luar kantor dan menjelaskan bahwak
Bekerja di Tim Penjualan bisa sangat menyulitkan. Ia u tahu mereka hanya
pekerja kontrak dan harus memilih karyawan laki-laki untuk timku.
“Kau
seharusnya tidak mempekerjakan karyawan perempuan jika kau tidak menyukai
mereka. Kau 'kan yang menerima mereka? Apa harus aku laporkan ini ke tim HRD dan
membatalkan perekrutan?” ucap Woo Jin
“Apa
maksudmu? Tugas menerima orang bekerja itu bukan main-main.Kau bersikap baiklah
dan masukkan karyawan wanita itu ke timmu. Apa kau paham?” kata Manager Park
menepuk pundak Woo Jin, Woo Jin hanya menatap dengan tatapan curiga.
“Kenapa
kau menerima mereka?” tanya Woo Jin, Manager Park mengatakan kalau Itu karena membutuhkan
mereka.
“Karena
itulah, apa alasannya menerima mereka? Berdasarkan standar apa?” ucap Woo Jin
mendesak
“ Yang
Jelas aku bukannya menerima orang yang
konyol. Kenapa kau terus bertanya alasan aku menerima mereka? Aku menerima
mereka karena aku dapat menggunakan
kemampuan mereka.” Kata Woo Jin
“Kalau
kau menerima orang konyol..., mungkin aku bisa memahaminya.” Komentar Woo Jin
“Pokoknya...,aku
ingin Jang Kang Ho atau Do Ki Taek yang masuk di timku. Setidaknya dua orang
itu tidak terlihat terlalu konyol di mataku Dan Juga, soal Eun Ho Won-ssi
sebaiknya masuk Tim Penjualan. Itulah menurutku.”ucap Woo Jin lalu keluar dari
ruangan.
Manager
Park merasa lehernya seperti sesak karena Woo Jin sudah seperti mencekik orang dan berpikir
mengetahui sesuatu.
Ketiganya
duduk di pantry terlihat frutasi, Kang Ho pikir Won Jin itu mengingatnya dan
tak mungkin bisa satu tim denganya karena pasti akan panik. Ho Won pikir
keduanya masih beruntung dibanding dirinya. Ho Won
mengaku kalau juga takut dengannya.
“Konyol
sekali ini. Dia pacarku, tapi... Ahh... Sudahlah. Itu hanya masalahku sendiri.”
Ungkap Ki Taek tak mau membahas masalahnya.
“Sebenarnya...,dia
semalam datang ke mini market tempatku
bekerja paruh waktu. Aku tidak tahu dia datang
sengaja atau tidak. Aku cemas sekali.” Cerita Ho Won
“Aku
yakin dia tidak tahu kau bekerja di
sana. Jadi itu tak mungkin, Kalaupun dia tahu, maka kau pura-pura saja dia tak tahu.” Kata Ki
Taek
Saat itu
seorang wanita muda bernama Lee Kkot Bi masuk bertanya apa yang berpura-pura
dan mengaku ingin tahu mereka membicarakan. Ho Won berpura-pura kalauhanya
melihat bagan perusahaan saja dan masih belum terbiasa.
“Asisten
manajer perempuan yang kita lihat tadi itu siapa? Apa dia Ha Ji Na?” ucap Ho
Won mulai membahasnya.
“Dia
sepertinya sangat tegas.” Komentar Kang Ho, Ki Taek langsung berkomentar kalau
Ji Na itu dia cantik. Kang Ho merasa kalau selera wanita Ki Taek itu aneh.
“Dia
bukan orang yang ramah.” Ucap Kkot Bi melihat bagan perusahaan lalu menunjuk ke
nama Park Sang Man.
“General
Manager Tim Penjualan, Park Sang Man. Julukannya Brengsek Sang Man. Dia salah
satu dari 3 orang terbrengsek disini. Dia awalnya bekerja sebagai karyawan penjualan Dia paling hebat
soal urusan politik perusahaan. Dia
sering memanggil orang..dengan sebutan "orangku". Dia tipe orang
yang...mencoba membuat sekutu. Jika kau membuat dia kesal, dia akan membuat hidupmu sengsara.” Ucap Kkot
Bi
Manager
Park bermain golf dalam ruangan menerima sesuatu dari Yong Jae. Kkot Bi
mengatakan Karena Manajer Jo Sung Kyung sekarang
ditunjuk...ke tim penjualan, jadi orang
menjuluki mereka Trio Brengsek. Ketiganya melonggo mendengarnya.
“Si Brengsek
Sang Man, Manajer Jo, dan Asisten Lee
Yong Jae. Mereka Trio Brengsek.” Ucap
Kkot Bi menujuk pada bagan.
“Manajer
Jo Suk Kyung.Julukannya Penyihir Kejam, dan Ratu Tim Penjualan. Dia seorang
perfeksionis. Karena itulah dia naik jabatan lebih cepat dari siapa pun...,tapi
karena dia wanita maka Dia tidak naik jabatan ke posisi general manager. Dialah
orang yang paling ulet yang pernah
kutemui.” Ucap Kkot Bi
Saat itu Sung
Kyung yang tengah hamil besar masih duduk mengetik di depan komputer. Kkot Bi
mendengar kalau Sung Kyung rela bekerja lembur seharian dan rumor beredar kalau
dipindahkan dari Tim Marketing ke Tim
Penjualan karena dijanjikan akan naik jabatan.
“Tapi masalah
sebenarnya adalah dia ini.” Ucap Kkot Bi menujuk nama seseorang. Yong Ja
membungkuk 90 derajat saat Direktur Han lewat didepannya.
“Asisten
Manajer Lee Yong Jae. Julukannya
Pembungkuk.Ketika dia melihat atasannya...,maka dia langsung membungkuk serendah-rendahnya.”
Ucap Kkot Bi
Semua tak
bisa menahan tawa, Ki Taek pun menanyakan umur dari Yong Jae. Kkot Bi pikir umurnya antara 30 atau 31. Kang
Ho pun menanyaan tentang Ha Ji Na yang mengantar mereka. Ji Na duduk didepan
komputer dengan cermin disampingnya lalu mengunakan lipstik. Seseorang
memanggilnya, Ji Na yang sibuk memoles
bibirnya meminta untuk menunggu sebentar.
“Julukan
Asisten Manajer Ha Ji Na adalah Madam
Wajah. Dia menghabiskan hari-harinya merias wajahnya.” Ucap Kkot Bi
“Tapi dia
kelihatan seperti wanita karir.” Komentar Ho Won, Ki Taek tersenyum
mendengarnya.
“Tentu
saja, itu hanya dari cara berpakaiannya saja.” Kata Kkot Bi, Ho Won pun
menunjuk nama Won Jin.
“Dia
general manager baru perusahaan ini. Oleh karena itu, aku belum punya informasi
tentang dia. Pokoknya, kalian semua harus ambil hati para manajer disini. Dengan
begitu, kerjaan kalian pasti
dipermudahkan.” Saran Kkot Bi
“Tidak
mungkin aku bisa ambil hati General Manager Seo. Jadi Aku harus ambil hati General
Manager Park saja.” Gumam Ho Won
Kkot Bi
melihat ketiganya punya depan yang unik, Eun Ho Won, Jang Kang Ho, Do Ki Taek.
Dan menyebutkan gabungan "Eun Jang Do". Kang Ho memberanikan diri
bertanya siapa wanita yang sedari tadi memberitahu tentang semua pegawai. Kkot
Bi memperkenalkan diri sebagai Sekretaris Direktur Utama dan yakin kalau Mulai
sekarang, mereka pasti butuh bantuannya.
Ketiga pun
berdiri didepan Suk Kyung yang duduk didepan mereka. Suk Kyung bertanya pada
Yong Jae apakah sudah pergi ke toko cabang
di Ilsan. Yong Jae mengaku belum, Ho Won melihat tatapan mata Suk Kyung
yakin kalau memang Penyihir Kejam.
Suk Kyung
menyuruh Yong Jae agar pergi ke sana, Ho Won merasakan tanganya langsung
dingin. Suk Kyung lalu bicara pada ketiganya yang belum ditugaskan untuk bidang tertentu dan menjelaskan bahwa toko
penting untuk penjualan dan menyuruh mereka pergi serta amati keadaan disana.
“Apa kau
sebelumnya kenal General Manager Park
atau General Manager Seo?” tanya Suk Kyung, Ho Won mengelengkan kepala kalau
tak mengenal keduanya.
“Ajak
mereka ke toko dan perkenalkan mereka
dengan karyawan disana.” Perintah Suk Kyung pada Yong Jae.
“Baiklah..
Akan kulatih mereka di toko. Setelah itu, apa kami boleh pulang setelah dari
toko?” kata Young Jae mencari kesempatan
“Kembalilah
kesini sebelum rapat kita dimulai.” Kata Suk Kyung, Yong Jae beralasan kalau
ingin mengantar mereka pulang setelah itu. Karena ini hari pertama dan akan
kembali jam 4.
“Pokoknya
mereka juga harus kembali kesini. Karena ini rapat perusahaan, kuharap kalian
memahami pekerjaan kita.” Kata Suk Kyung. Ketiganya mengangguk mengerti.
“Apa kubilang,
kita tidak boleh pulang. Kalian ini banyak maunya di hari pertama.” Komentar Yong
Jae menyalahkan anak baru lalu berjalan keluar ruangan.
Ho Won
berbicara pada Suk Kyung sebelum meninggalkan kantor, meminta izin agar masuk
ke Tim Penjualan dengan menyakinkan kalau sungguh ingin bekerja di tim
penjualan dan bisa kerja dengan baik karena
pernah bekerja paruh waktu.
“Aku akan
bekerja keras.” Ucap Ho Won berusaha agar Suk Kyung bisa membuatnya bergabung
dengan tim penjualan.
“Semua
orang juga bekerja keras. Tapi keinginan perusahaan adalah semua pekerjaan
beres dan berhasil.” Ucap Suk Kyung, Ho Won pun menganguk mengerti.
Ki Taek
mengemudikan mobilnya, Yong Jae dengan sombongnya melepaskan sepatu dan
menaikan kakinya ke arah kursi depan lalu memberitahu kalau pegawai kantor sering
mengeluh soal jenis kelaminn dan ia pun tidak suka kerja dengan perempuan. Ho
Won yang mendengarnya hanya bisa diam saja.
“Siapa
yang melakukan semuanya? Karyawan laki-laki. Setelah bekerja beberapa tahun...,
perempuan suka mengambil cuti hamil.
Lalu Ketika mereka punya anak, maka mereka
mengatakan, "Anakku sakit." Terus kau mau apa? Aku juga sakit.” Kata Yong Jae mengeluh.
“Asisten
Lee.. Aku jago minum... Aku tidak punya pacar, jadi juga tidak akan menikah dalam waktu dekat. Jadi
Aku juga pasti takkan punya anak dalam waktu dekat. Jadi, apa boleh aku masuk di Tim Penjualan?” ucap Ho Won meminta
izin
“Kau ini
aneh sekali. Tidak punya pacar bukanlah hal yang patut dibanggakan. Tapi apapun
itu...,jika kau ingin bekerja di bawah
kendaliku..., maka kau harus lupa kalau kau seorang wanita. Apa Kau sanggup?”
ucap Yong Jae
Ho Won
terdiam teringat kembali pesan dari Kkot Bi “Berwaspadalah terhadap Pembungkuk.
Dia itu musuhnya pegawai sementara, pembenci wanita. Kau harus selalu
berkata, "Ya, aku pasti bisa."
Hanya Itu saja. Perlakukan dia seperti anak
SD.”
Akhirnya
Ho Won mengikuti saran Kkot Bi dengan mengatakan “Ya aku pasti bisa.” Yong Jae
melihat Sikap Ho Won itu ternyata lebih
bagus dari dugaanya dan memujinya.
Mereka
akhirnya sampai di sebuah toko dan Ki Taek memarkir mobilnya hanya dengan
mulus. Yong Jae memuji Ki Taek yang pandai mengemudi. Ki Taek mengaku dulu menjadi
sopir waktu wajib militer. Yong Jae pun bertanya dimana Ki Taek di tempatkan.
“Aku
ditempatkan di Divisi 24, Nomor Resimen
72.” Ucap Ki Taek. Yong Jae tak percaya kalau dulu juga wamil di tempat itu.
“Kau masuk
tahun berapa?” tanya Yong Jae. Ki Taek menjawa
2008 dan bertanya balik. Yong Jae merasa kalau ia menjadi juniornya dan
berpikir kalau itu tak penting dibahas
“Yang
lebih penting adalah kau itu cuma karyawan baru. Karena itulah pria
seharusnya tidak perlu bicara soal
wamil. Tapi, Do Ki Taek. Kau sepertinya sudah cukup dewasa. Berapa umurmu?”
kata Yong Jae, Ki Taek menyebut umurnya 32 tahun.
Yong Jae
tak ingin membahasnya lagi lalu mengajak mereka keluar dari mobil. Kang Ho
berbisik kalau si Pembungkuk lebih muda dari Ki Taek tapi mengunakan banmal. Ki
Taek pikir memang Kebanyakan pria seperti itu.
Yong Jae
yang baru masuk toko langsung keluar dan bergegas mengajak semua untuk pergi,
Ki Taek belum sempat keluar binggung kenapa mereka harus pergi. Mereka akhirnya
keluar dari toko dengan cepat.
“Tadi ada
wanita membeli tempat tidur di toko itu.”
Ucap Yong jae.
Flash Back
Seorang
wanita melihat kasur didalam toko dan bertanya apakah ini ukuran queen. Pegawai
toko membenarkannya. Akhirnya si wanita membeli kasur dan memasang
sperai yang dibelinya tapi malah terlihat keberasaran dan tahu kalau itu bukan
ukuran queen yang dinginkanya.
“Tempat
tidur itu tempat tidur mahal dan ukuran queen .Tempat tidur itu awalnya bukan
berukuran king. Biasanya tempat tidur ukuran queen sudah disediakan bedcover langsung. Tapi untuk
tempat tidur ukuran king, bedcover-nya harus dibuat secara khusus.” Cerita Yong
Jae. Si wanita yang melihat sperainya itu tak cukup merobeknya dengan kesal
“Dia pesan
seprai buatan khusus yang mahal untuk tempat tidur ukuran king-nya. Tapi dia
bilang tempat tidurnya terlalu kecil. Dia terus menerus protes dan marah-marah
ke toko.” Cerita Yong Jae.
Ho Won
pikir mereka hanya tinggal mengembaliakn saja uangnya, Yong Jae pikir Ho Won iytu tidak bisa
berbisnis, karena tak mungkin bisa mengembalikan
uangnya, padahal tempat tidurnya sudah dibeli berbulan-bulan yang lalu dan
mereka tidak bisa mengembalikan uangnya hanya
karena pelanggan berubah pikiran dan Toko
cabang tidak boleh merugi.
“Tapi kenapa
kau yang bertanggung jawab atas hal itu?” tanya Ki Taek. Yong Jae juga tak
mengerti karena dirinya tidak salah
apa-apa.
“Aku
hanyalah karyawan yang tak berdaya. Semua
orang menyalahkan kantor pusat atas kasus-kasus seperti ini. Apa harus aku yang
disalahkan?” ucap Yong Jae, semua menjawab tidak.
Akhirnya
mereka kembali ke kantor. Suk Kyung memberitahu pada Yong Jae kalau ada tamu
yang menunggunya yaitu Pelanggan tempat tidur ukuran king. Yong Jae binggung
kapan pelanggan itu datang padahal baru saja meihatnya. Suk Kyung mengatakan
pelangan itu baru saja datang dan menunggu di ruang rapat.
“Manajer,
kau bisa bilang padanya kalau aku belum sampai kesini? Bagaimana aku bisa
menghadapinya?” ucap Yong Jae ketakutan
“Kau yang
bertanggung jawab atas toko cabang.” Kata
Suk Kyung
“Itu
bukan salahku. Jadi pihak toko-lah yang
harus menyelesaikan masalah ini.” Kata Yong Jae. Suk Kyung pikir yang dijual
itu produk mereka
“Aku lebih
baik mengundurkan diri saja. Tidak ada harapan buat bisa menangani pelanggan
itu.” Kata Yong Jae.
Ho Won maju
mengatakan kalau akan menghadapinya.
Yong Jae binggung menghadapai apa maksudnya. Ho Won menegaskan kalau akan menyelesaikan urusannya dan
meminta kalau berhasil maka mengizinkan untuk bergabung dengan tim penjualan
dan menyakinkan kalau ingin bekerja di tim penjualan.
“Kau Ikuti
saja panduan ini. Dia pokoknya tidak bisa mengembalikan atau menukar tempat
tidurnya. Jangan terlalu banyak minta maaf, karena nanti kelihatannya kita yang
salah. Jangan bertindak seolah kita yang salah. Pokoknya, kau harus
profesional.” Perintah Yong Jae sebelum masuk ruang rapat. Ho Wo mengangguk
mengerti.
Saat
masuk Yong Jae menyapa Pelanggan Setia karena ada urusan mendesak jadi Ho Won
akan menanggapi keluhannya. Ho Won mulai berbicara sesuai dengan panduan. Si
pelanggan terlihat marah kalau nanti yang harus baca panduannya dengan
mengulang kalimat yang selalu di dengar olehnya.
“Apa
kalian semua itu menghafalnya? Kau saja sudah seperti orang bodoh. Tapi beraninya kau membodohiku?” ucap Si
pelanggan mulai marah. Yong Jae meminta untuk tenang, saat itu juga Pelanggan
mulai menjambak rambut Yong Jae.
Ho Won
berusaha merelai tapi pelanggan yang marah langsung mengejarnya. Yong Jae
mengulang kesalahan dengan memanggilnya Ahjumma. Si wanita makin marah, Yong
Jae akhirnya berhasil keluar dengan rambut yang acak-acakan meminta agar mereka
lapor polisi karean pelanggan itu sudah gila. Ho Won dalam ruangan mencoba
menenangkan dengan memeluk si pelangan.
Woo Jin
pergi ke bagian pabrik melihat sosok pria tua bernama Heo Goo Dong lalu
menyapanya. Goo Dong melihat Woo Jin yang datang berkomentar kalau cepat
sekali datang Padahal ingin mengunjunginya di kantor pusat.
“Kau
salah kirim surat ke orang. Jadi aku yakin ada alasannya. Ini harusnya dikirim
ke pihak audit, tapi suratnya malah
terkirim kepadaku.” Ucap Woo Jin
“Tapi,
kenapa kau bisa tahu aku disini?” tanya Goo Dong
“Bukankah
kau ingin aku untuk menemuimu? Isi dari
berkas ini dan pembukaan lowongan kerja
yang ke-10. Cukup mudah untuk menebaknya.” Kata Woo Jin
“Aku
mengirimnya sebagai hadiah yang berguna untukmu.” Komentar Goo Dong lalu
mengajak untuk makan sup karena udara diluar sangat dingin.
Si pelanggan
mengaku kalau selama ini sering beruruan denga orang bodoh tapi tak pernah
bertemu dengan orang segila Ho Won bahkan tidak bertanggung jawab soal masalah
ini. Ho Won memberitahu kalau ia adlaah seorang pekerja kontrak Hauline sambil berlutut
“Kau
bilang Seorang pekerja kontrak? Jadi kau tidak punya otoritas atau tanggung jawab. Kau hanyalah
karyawan sementara yang akan diberhentikan
beberapa bulan lagi. Apa kau akan membiarkanku mengembalikan tempat tidurnya?”
ucap si pelanggan
“Mengembalikan
tempat tidur mungkin tidak bisa tapi sangat mudah bagi perusahaan untuk memberhentikanku. Anda boleh
memukul sesukamu dan boleh mengumpat.
Saya bisa menahan semuanya. Tapi... bisa mendapatkan posisi sementara ini jauh
lebih sulit daripada menahan semua
perlakuan Anda.” Ucap Ho Won melepaskan ID Cardnya.
“Jika Anda
keluar dari ruangan ini..., maka saya juga mungkin harus berhenti dari pekerjaan saya.” Kata Ho Won
Si
pelanggan bertanya apakah Apa orang-orang di luar sana menyuruh Ho Won berhenti
kalau tidak bisa mengatasi keluhanya. Ho Won pikir mungkin akan seperti itu
tapi tidak bisa berhenti begitu saja karena ia akhirnya mendapatkan pekerjaaan setelah
100 kali ditolak. Pelanggan itu kaget mendengar cerita Ho Won.
Di luar
ruangan
Yong Jae
merasakan pipinya sakit setelah di pukul dan rambutnya yang rontok. Ki Taek
membawakan air minum dan Kang Ho memberikan obat anti panik. Yong Jae ingin Ji Na melihat kalau rambutnya
pasti rontok karean tadi di tarik.
Suk Kyung ingin masuk ke dalam ruangan, Yong Jae
langsung menahannya karena mungkin pelanggan itu bisa mematahkan rahangnya. Suk
Kyung tetap ingin masuk tapi Yong Jae menahanya tak memperbolehkan masuk.
Woo Jin
datang bertanya ada apa dengan mereka.
Suk Kyung memberitahu kalau sedang menghadapi keluhan pelanggan. Woo Jin
mengetahui keduanya adalah tim penjualan dan bertanya, siapa yang berurusan
dengan pelanggan itu sekarang.
Di dalam
ruangan.
Pelanggan
mengetahui kalau Ho Won gagal yang ke 100 kali
karena Woo Jin dan ternyata datang ke kantor lain, Woo Jin jadi Manager
juga. Ho Won membenarkan kalau Woo Jin
itu selalu memarahinya, lalu meminta maaf karenamembicarakan tentang diribukannya
memecahkan masalah.
“Hidupku
dan hidupmu memang menyedihkan.” Ucap Si pelanggan lalu menangis, Ho Won
binggung apakah terjadi masalah dengan pelangganya.
“Akhirnya
aku bertemu seorang pria setelah ikut
kencan buta 100 kali. Setelah membeli semua perabot untuk rumah kami, si brengsek itu mencampakkanku
dan memilih seorang wanita yang lebih muda dan lebih kaya dariku. Apa kurangnya
aku ini sampai si brengsek itu...” ucap
Si pelanggan sedih tapi tak boleh menangis.
“Saya
sungguh bisa memahami perasaan Anda dan Pasti tertekan sekali.” Ucap Ho Won dan
mereka pun saling berpelukan sambil menangis.
Woo Jin
menyuruh Yong Ji agar masuk ke dalam sekarang,
Yong Jae panik. Woo Jin dengan menyidir kalau mereka ingin karyawan baru yang belum selesai membaca buku
panduan layanan pelanggan yang mengatasinya. Yong Jae takut karena pelanggan
itu menurutnya sudah gila. Saat itu Ho Won keluar dengan pelanggan.
“Jangan
khawatirkan soal keluhanku. Pekerja kontrak
itu sudah mengatasinya. Aku juga tidak perlu pengembalian uang. Jadi lanjutkan
saja kerja kalian.” Kata si pelangan. Semua melonggo melihatnya.
“Jangan
hindari masalah Tapi hadapilah. Baik itu masalah dengan seseorang atau
pekerjaan.” Tegas Pelanggan pada Yong Jae lalu meningglkan kantor.
“Hei, apa
yang terjadi? Bagaimana caranya kau membujuk wanita itu?” tanya Yong Jae pada
Ho Won.
“Manajer
Jo, aku berhasil mengatasinya. Sekarang aku boleh masuk ke tim penjualan, 'kan?” ucap Ho Won menagih
janji. Woo Jin melirik tak percaya.
Kkot Bi
bertanya pada Ho Won cara membunjuk si pelanggan karena melihat Yong Jae Si
Pembungkuk itu saja sampai lega setengah mati. Ho Won mengaku tidak melakukan
apa-apa tapi hanya perlu berlutut. Kko Bi memuji Ho Won hebat juga.
“Apa aku
harus memberitahumu informasi penting? Di antara tiga karyawan sementara...,salah
satu dari kalian akan dipekerjakan untuk posisi permanen. Tepat pada akhir
kontrak tiga bulan.”ucap Kkot Bi, Ho Won tak percaya mendengarnya.
“Ya, aku
serius. Aku jelas sekali mendengarnya.ini
Kabar baik, kan?” kata Kkot Bi
Semua tim
penjualan makan malam bersama termasuk Ho Won dan Kang Ho. Manager Park dengan bangga mengatakan kalau
tim penjualan yang merupakan tim impian
Hauline lalu mengajak bersulang. Mereka pun
makan daging panggang.
“Aku
yakin Yong Jae sudah tahu. Mereka
karyawan sementara yang baru mulai
bekerja hari ini dan Mereka ini pemasok kita, Jeje Furniture. CEO Song, beserta
para pekerjanya Dan dia manajer baruku, Jo Suk Kyung.” Ucap Manager Park
memperkenalkan anak magang dan juga Suk Kyung pada CEO Song.
“Mohon
bantuannya. Senang bertemu kalian.” Kata CEO Song menyapa semua tim penjualan.
Mereka pun kembali bersulang.
Yong Jae
mencari kesempatan untuk menuangkan minuman pada Manager Park dianggap sebagai
mentor seumur hidupnya dan Kebanggaan tim
penjualan jadi meminta agar terus mengajri mereka dan melindungi. Manager Park
mengaku kalau hanya merasa malu sekaligus senang. Saat itu Ho Won melihat dari
kejauhan.
Teringat kembali
ucapan Kkot Bi “Di antara tiga karyawan sementara..., salah satu dari kalian akan
dipekerjakan untuk posisi permanen.” Lalu memberitahu Kang Ho agar membuat
Manager Park menyukainya, Kang Ho
binggung. Sementara Ho Won langsung pindah ke samping Manager Park mencari kesempatan agar bisa menuangkan
minuman.
“General
Manager, aku akan bekerja keras. Aku akan menjadi anggota tim penjualan. Aku
akan setia padamu!” ucap Ho Won, Manager Park berpikir Ho Won itu mabuk.
“Oh, Eun
Ho Won sebenarnya memiliki keterampilan
layanan pelanggan yang hebat. Sepertinya dia bisa bekerja dengan baik.” Kata Suk
Kyung memujinya.
Manager
Park mengaku sudah mendengarnya lalu menyuruh Ho Won minum agar bisa bekerja
sama. Ho Won merendahkan diri kalau masih banyak belajar.
Mereka pun
keluar dan terlihat Ho Won yang mabuk, Kang Ho yang melihatnya terlihat
khawatir dan duduk didepan restoran. CEO Song keluar bertemu dengan Manager
Park sengaja memberikan bingkisan dan juga amplop berisi uang.
Suk Kyung
baru keluar sempat kaget melihatnya dan terlihat tak suka dengan Manager Park
yang mencari keuntungan dari jabatanya. Ho Won yang mabuk melihatnya kalau
Manager Park menerima amplop. Kang Ho panik langsung menutup mulut Ho Won. Saat itu Yong Jae datang memberitahu kalau
mereka siap buat ronde kedua.
Tiga pria
mulai menyanyi terlihat mulai mabuk, Suk Kyung duduk diam seperti terpaksa ikut
karena masuk tim penjualan. Ho Won terlihat sudah tertidur karena terlalu
banyak minum. Manager Park mendekati Ho
Won bertanya apakah ia mabukl. Ho Won langsung terbangun mengaku tidak mabuk.
“Kumpul-kumpul
perusahaan juga merupakan bagian dari pekerjaanmu. Kenapa anak muda zaman
sekarang kurang semangat? Ambil gelas kalian.” Ucap Manager Park yang melihat
keduanya sepertinya mencurigakan.
“General
Manager... Sepertinya aku tak bisa minum... Badanku tidak enak.” Kata Ho Won,
Manager Park pikir Ho Won bisa minum dan nanti badanya akan merasa lebih enak.
Mereka
pun tak bisa menolak sebagai pegawai kontrak, Manager Park terus menyuruh
mereka minum agar lebih bersemangat. Suk Kyung melihat Manager Park yang sudah
mabuk lalu meminta agar menghentikanya. Manager Park mengejek Suk Kyung itu
wanita yang sudah menikah jadi ta perlu ikut campur.
Ho Won sudah
dipaksa aga bisa menghibur mereka semua. Suk Kyung meminta Ho Won juga Berhenti
minum. Akhirnya Manager Park meminta agar mereka menghentikan musiknya dan
mengajaknya agar minum saja.
Ki Taek
masuk duduk dimeja kerjanya terlihat bernafas lega. Woo Jin keluar dari ruangan
betanya pada Ji Na apakah ia selama ini selalu menyusundokumen seperti ini. Ji
Na kaget karena akan bersiap-siap pulang.
“Apa kau
pikir orang bisa. mengerti dengan melihat dokumen ini begitu saja?” ucap Woo
Jin memarah. Ji Na mengatakan kalau sebelumya disuruh oleh.
“Susun
ulang...setiap dokumen proyek.” Perintah Woo Jin tak ingin mendengar alasanya.
“Kenapa
dia harus menyuruhku sekarang? Padahal ini sudah waktunya pulang.” Keluh Ji Na
Ki Taek
yang mendengarnya menawarkan bantuanya, Ji Na dengan sinis kalau Ki Taek tak tahu
apapan jadi tak bisa membantunya. Ki Taek mengaku merasa seperti a dilahirkan
kembali dan merasa seperti memulai hidup baru hari ini. Ji Na mengeluh dengan yang dikatakan Ki Taek
seperti omong kosong.
“Aku akan
hidup dengan rasa syukur mulai sekarang. Aku pikir bisa melakukan apa saja sekarang. Ji Na... Bisakah
kita menjalin hubungan lagi?” kata Ki Taek
“Jika aku
mau, aku dari dulu takkan putus
denganmu.” Ucap Ji Na lalu pergi meninggalkanya.
Kang Ho
menelp Ki Taek meminta agar menjemput Ho Won kaena mungkin bisa dalam bahaya.
Ho Won terlihat sedang bernyanyi dengan Manager Park. Ki Taek bertanya kenapa
dia minum banyak. Kang Ho menceritkan kalau Ho Won minum semuanya tanpa pikir-pikir dulu.
“Apa
kalian berdua tidak bisa langsung pergi saja darisana?” ucap Ki Taek, Ji Na
terlihat makin asik bernyanyi, Kang Ho
pun memilih untuk menyingkir sedikit menjauh.
“Hyung.
Bukankah kita harusnya bilang padanya? tadi aku melihatmu membaca hasil
pemeriksaan kesehatanmu.” Kata Kang Ho,
Ki Taek langsung bergegas menanyakan keberadaan karena akan segera datang.
“Sebenarnya...,aku
juga sudah dapat hasil pemeriksaan
kesehatanku. Kita berdua tidak sakit parah Dokter yang di UGD waktu itu ternyata
membicarakan soal kesehatannya Ho Won. Kita harus memberitahunya. ” Kata Kang
Ho.
Dilembaran
yang diatas meja terlihat Ki Taek yang tak mengidap penyakit apapun. Saat Kang
Ho pergi, Ho Won keluar dan mendengar kalau
dirinya adalah yang terkena penyakit parah dan waktunya hanya tinggal 6
bulan lagi.
Ho Won
pergi ke ruangan tim pemasaran lalu melihat hasil milik KI Taek yang ternyata tak ada penyakit.
Sambil menahan tangis lalu menuliskan surat pengunduran diri. Tiba-tiba lampu
ruangan menyala, Ho Won langsung bersembunyi.
Woo Jin
datang merasakan ada orang yang ada didalam ruangan langsung bertanya siapa
itu. Ho Won pun mengangkat kepalanya yang bersembunyi dibalik meja. Woo Jin
mendekat dan langsung bertanya apa yang ada ditanganya, Ho Won langsung
mendekap surat pengunduran dirinya.
Bersambung
ke episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar