PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 30 September 2018

Review Time, Drama Paling Sedih 2018



Berapa banyak waktu lagi kalian akan hidup??
Apa yang sudah kalian lakukan selama hidup ini??
Drama Time menceritakan tentang Hidup Soo Ho yang mengorbankan hidupnya, untuk menebus dosa pada Ji Hyun. Kalian musti nonton ini karena akting Jung Hyun yang berbanding terbalik dengan drama Waikiki....
Kayanya gue akan bikin cerita Happy Ending Time Versi  Dyah deedee.. Gimana ada usul cerita kaya gimana???
Kita doakan yah semoga Jong Hyun bisa semakin membaik dan senyuman bisa terlihat lagi kaya waktu di Waikiki dan School 2018.
Silahkan yang di klik Video yang udah aku bikin yah.. Terimakasih yang udah nonton, jangan lupa kasih jempol juga yah..

Ps : Drama yang akan dibuat selanjutnya Come And Hug Me & Mr Sunshine.

Cek My Wattpad...LA LAKERS
Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Jumat, 28 September 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : MBN

Ma Sung pergi ke kuil, Ki Joon sedang duduk berdoa sambil mengantuk-ngatuk. Ma Sung datang diam-diam mengambil kayu memukul pundak Ki Jon yang tertidur. Ki Joon kembali terbangun dan mencoba konsetrasi tapi makannya kembali terpenjam. Ma Sung kembali memukulya, Ki Joon pun membalikan badan melihat Ma Sung yang datang.
 “Dasar pria menyedihkan... “ ejek Ma Sung. Ki Joon kaget melihat Ma Sung datang menemuinya. 

Keduanya berada diluar kuil, Ki Joon berkata layaknya biksu dengan lemah lembut mengatakan saat seseorang datang ke pegunungan, sebaiknya  ditawari teh dan Ma Sung sebaiknya menikmati aroma tehnya dan minum secara perlahan.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Ma Sung melihat sikap Ki Joon.
“Aku sedang mempelajari meditasi Zen. Bisakah kau rasakan sukacita mengelilingiku?” kata Ki Joon dengan gaya seorang biksu.
“Kenapa kau tidak memangkas habis rambutmu? Ayo Bangunlah.... Bercandamu keterlaluan... Kau terlalu tua untuk membangkang, Cepat bangun dan pulanglah.” Kata Ma Sung mengajak pergi.
“Lepaskan, aku tidak mau pulang!” jerit Ki Joon. Ma Sun heran dengan sikap Ki Joon.
“Apa terjadi sesuatu padamu?” tanya Ma Sung. Ki Joon mengaku kisah Percintaannya berakhir. Ma Sung binggung.
“Gi Bbeum... dia berkata menyukaimu.” Kata Ki Joon. Ma Sung heran Gi Bbeum malah mengaku perasaannya pada Ki Joolasan.
Ma Sung mengartikan kalau itu alasan Ki Joon bertingkah seperti ini. Ki Joon kesal dengan komenta Ma Sung karena menurutnya sekarang dunia runtuh dan semua berakhir rusak. Ma Sung mengerti jadi meminta kembali Ki Joon agar pulang dan Berhenti menyusahkan semua orang. Ki Joon tetap menolaknya.
“Aku tidak mau pulang, tidak mau! Aku tidak mau melihat wajahmu lagi.” Ucap Ki Joon
“Ki Joon... Aku akan memberitahumu sekarang, sebenarnya aku sedang sakit.” Kata Ma Sung. Ki Joon panik mengetahui Ma Sung sakit.
“Apa kau sesakit perasaanku? Kau sama sekali tidak sakit. Kau bahkan tidak tahu sakit itu apa. Aku tidak pernah melihatmu sakit.” Kata Ki Joon tak percaya

“Aku harap kau bersedia mendengarkanku. Jangan membuang-buang waktu.” Kata Ma Sung. Ki Joon merasa kalau tak membuang-buang waktu .
“Jika kau tidak ikut denganku, maka aku tidak akan kemari lagi. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.. Hiduplah dengan bahagia disini. Jadi Makan banyak rumput” kata Ma Sung pamit pergi.
“Hyung... Belikan aku daging sebelum pergi... Aku lapar.” Ungkap Ki Joon. Ma Sung tersenyum menyuruh agar ikut denganya. 


Gi Bbeum masuk kantor bertanya apakah Jae Min sudah temukan Ki Joon dan sengaja berlari jadi ingin tahu Dimana Ki Joon. Jae Min mengatakan kalau ada  diKuil. Gi Bbeum binggung kenapa Ki Joon pergi kesana.  Jae Min memberitahu kalau Tn. Investor sudah membawanya pulang. Saat itu juga Ma Sung datang dengan Ki Joon.
“Ki Joon... Ada apa denganmu? Aku khawatir.” Kata Gi Bbeum tanpa mau menatap Ma Sung.
“Apa Kau tidak melihatku? Seharusnya kau menyapaku.” Keluh Ma Sung. Ki Joon senang karena Gi Bbeum yang mengkhawatirkannya.
“Aku merasa baikan setelah melihatmu.” Ungkap Ki Joon. Gi Bbeum  mengaku khawatir dan memastikan apakah Ki Joon sakit karena melihat pipinya yang cekung.
“Apa Kau tak melihatku? Pipiku cekung karenamu.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum tak peduli.
“Apa suasana hatimu buruk karena semangka tempo hari?” tanya Gi Bbeum.
“Tidak, aku sudah padukan dengan soda, rasanya enak.” Kata Ki jOon.
Ma Sung binggung mereka membahas semangka dan merasa kalau sedang dicuekin. Ki Joon malah mengejek Ma Sung tak pergi karena pasti sibuk. Ma Sung mengaku lelah menyetir karena Ki joon jadi meminta agar memberikan teh.
“Teh? Yang benar saja. Kudengar kau dijodohkan dengan putri CEO Kang.” Kata Ki Joon. Ma Sung kaget mendengarnya.
“Tidak. Apa yang kau bicarakan?” ucap Ma Sung menyangkal dan melihat wajah Gi Bbeum kesal.
“Aku dengar kau akan menikah tahun ini... Selamat.” Kata Ki Joon sengaja mengoda. Gi Bbeum akhirnya memilih pergi. Ma Sung panik langsung mengejar Gi Bbeum sambil mengumpat pada Ki Joon.
“Baiklah. Suasana kalian tak cukup baik. Aku tak bisa menyerah, aku tidak akan!” ejek Ki Joon melihat Ma Sung keluar gedungnya. 



Ma Sung mengejar Gi Bbeum sampai depan gedung, meminta agar mendengarkan. Gi Bbeum sudah tahu kalau Ma Sung akan menikah. Ma Sung menegaskan kalau Ki Joon  cuma bercanda dan Gi Bbeum tak perlu mempercayainya.
“Kalau begitu, kau pasti kencan dengan Lee Ha Im.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung tak habis pikir mendengarnya.
“Bukankah tadi siang kalian saling cekikikan?” sindir Gi Bbeum. Ma Sung menyangkal kalau mereka tak seperti itu.
“Kami memang bersama, tapi cuma mengobrol. Kenapa kau selalu saja salah paham disaat tahu perasaanku?” keluh Ma Sung
“Apa yang kutahu?” tanya Gi Bbeum,  Ma Sung mengatakan tentang Perasaan yang sebenarnya.
“Yah.... Aku kira mengetahui perasaanmu yang sebenarnya. Itulah kenapa aku menunggumu kemarin dan tiga tahun lalu. Tapi, kau mempermainkan perasaanku.” Tegas Gi Bbeum marah. Ma Sung mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Kalau bukan, jelaskan padaku. Apa yang bisa meluruskan kesalahpahamanku?” kata Gi Bbeum penasaran.
“Jadi, masalahnya... Maafkan aku.” Ucap Ma Sung tak bisa menjelaskan.
Gi Bbeum tak percaya kalau Ma Sung masih menolak untuk memberitahunya lalu memilih pergi, Ma Sung  ingin menahan Gi Bbeum pergi tapi tak kuasa dan membiarkan pergi. 


Sek Yang sibuk menekan bel rumah, Ma Sung pun membuka pintu dari interkomnya. Sek Yang masuk rumah mengeluh pada Ma Sung yang mengubah sandi rumahnya. Ma Sung pikir sudah pasti diubah karena tak mungkin bisa percaya pada Sek Yang.
“Berikan aku petunjuk. Bagaimana kalau ada situasi gawat?” kata Sek Yang
“Joo Gi Bbeum.” Ucap Ma Sung. Sek Yang mengeluh karena tak tahu dari kata Joo Gi Bbeum dan ingin tahu apa passwordnya.
“Ada sesuatu yang tidak kau ketahui... Ah, sekarang aku benar-benar seperti bajingan... Aku sudah menjadi pria tidak tahu malu.” Keluh Ma Sung
“Jadi Apa yang dikatakan Ketua Gong?” tanya Sek Yang
“Dia sudah menganggapmu pengkhianat dan ingin memecatmu.” Ucap Ma Sung. Sek Yang mengeluarkan surat dari saku jasnya.
“Singkirkan.. Itu kebiasaan buruk. Kau sudah dicap pengkhianat, jadi kau harus tetap menempel padaku, paham?” tegas Ma Sung. Sek Yang memasukan kembali suratnya.
“Mulai saat ini...Hati-hatilah pada Dokter Yoon.” Ucap Sek Yang memperingati bosnya.
“Kenapa? Apa Karena dia juga berada di pihak Ketua?” kata Ma Sung. Sek Yang kaget kalau Ma Sung mengetahuinya.
“Aku baru saja mengetahuinya. Tapi Kenapa mereka menganggapku musuh? Dan sejak kapan?” tanya Ma Sung kebingungan. 


CEO Kim menanyakan tentang hasil penemuan anak buahnya. Si pria mengaku mendengar sesuatu yang sangat menarik, tentang kutukan keluarga kaya. CEO Kim bingung apa maksudnya Kutukan keluarga kaya.
“Dia terlahir dengan sendok emas, jadi hidupnya sungguh terberkati. Nasibnya dikutuk. Dia memiliki masalah pada ingatannya akibat kecelakaan tiga tahun lalu.” Jelas si pria
“Masalah dengan ingatan? Kalau begitu, dia tidak mengingat waktu kecelakaannya?” tanya Sek Yang
“Tentu saja tidak. Otaknya sekarat dan Katanya dia tidak punya banyak waktu untuk hidup. Ingatan yang belum muncul...” kata si pria.
Ma Sung melihat foto tangga saat malam hari di china tapi tak mengingat kejadian itu, saat di rumah sakit pun belum bisa mengingatnya. 
Dokter Yoon bertanya pada Ma Sung apakah tidak mengalami gejala itu lagi sejak terakhir kali. Ma Sung mengaku kalau baik-baik saja sekarang dan tak mengalaminya. Dokter Yoon ingin tahu apakah mengingat sesuatu yang dilupakannya.  Ma Sung mengaku Tidak ingat.

“Dokter, apa kau tahu mengenai Proust ? Segera setelah si karakter memakan madeleine yang dicelupkan ke dalam teh jeruk nipis. Dia mengingat semua ingatan masa kecilnya. Itu sudah dikonfirmasi oleh tim ilmuwan.” Cerita Ma Sung
“Kenapa kau membicarakan itu?” tanya Dokter Yoon.
“Ingatanku tidak hilang. Tapi, bercecer disuatu tempat dalam otakku. Sinyal tidak dikirim ke tempat itu. Jika kau dapatkan sinyal yang tepat, maka kau bisa temukan semua ingatanmu.” Ungkap Ma Sung
“Jadi, apa kini kau anggap itu gejalamu?” tanya Dokter Yoon.
“Jika hilang satu ingatan membantuku mendapatkan ingatan lain, mungkin saja aku bisa mengingat kecelakaanku dari tiga tahun lalu.” Kata Ma Sung dengan menatap curiga. 


Keduanya berjalan bersama, Ma Sung mengatakan akan mengunjungi pusat pengobatan karena Konstruksi telah selesai. Dokter Yoon pikir memang sudah waktunya jadi akan berkunjung juga. Ma Sung juga berpikir seperti itu lalu mereka pun berpisah.
“Hipnosis berkomunikasi dengan ingatan seseorang.” Gumam Ma Sung
“Tak lagi mengalah berarti kau tidak lagi mempercayainya.” Gumam Dokter Yoon bisa melihat sikap Ma Sung berubah. 

CEO Jang memperlihatkan sebuah naskah dan mereka akhirnya punya peluang, kalau itu adalah web drama jadi Gi Bbeum akan ikut audisinya. Ki Joon dkk menjerit tak percaya mendengarnya.  Gi Beum menyakinkan kalau  akan bekerja keras.
“Ya, ini luar biasa... Ayo kita piknik akhir pekan ini.” Ucap Ki Joon. CEO Jang heran Ki Joon malah membicarakan itu
“Gi Bbeum dan aku akan dapatkan pekerjaanyang mungkin akan mengubah hidup kami. Kami sebaiknya menambah semangat lagi,  Kita harus pergi ke suatu tempat yang indah. Gi Bbeum sudah banyak menderita. Kita sebaiknya pergi ketempat yang indah.” Ucap Ki Joon
“Apa kau punya waktu, Gi Bbeum?” tanya CEO Jang. Gi Bbeum setuju bertanya mereka akan pergi kemana.
“Aku tahu tempat bagus.” Kata Ki Joon bersemangat lalu mengeluh karena si “bulu” menelpnya dan langsung merejectnya. 
Min Chul binggung karena Ki Joon tak mengangkat. Ha Im brtanya apakah Ki Joon mengangkatnya. Mi Chul mengaku kalau Ki Joon mereject telpnya Ha Im kesal mengambil ponselnya karena akan mengakhirinya hari ini dan mencoba kembali menelp Ki Joon.

Ki Joon sedang duduk dengan Jae Min mengeluh melihat Ha Im yang menelpnya lagi,  tak percaya kalau wanita benar-benar bersikeras sekali lalu menyuruh Jae Min agar mengakatnya kalau dirinya tidak ada. Jae Mi n mengeluh karena harus mengangkatnya.
“Katakan aku tidak ada.” Ucap Ki Joon. Jae Min mengangkat telpnya, tapi  malah memberikan pada Ki Joon agar bicara pada Ha Im.
“Kau Mau apa?” ucap Ki Joon sinis. Ha Im tak percaya Ki Joon malah mengatakan hal itu.
“Kenapa kau tidak menghubungiku?” tanya Ha Im. Ki Joon binggung kenapa harus harus menghubungi Ha Im.
“Apa kau sok jual mahal?” kata Ha Im. Ki Joon pikir kenapa harus bersikap seperti itu yang membuatnya pusing saja.
“Kau dimana? Ayo ketemu.” Kata Ha Im. Ki Joon menyuruh agar Bicara pada manajernya lalu menutup telpnya.
Ha Im berteriak marah, Min Chul bertanya apakah Ditutupnya lagi. Ha Im memerintahkan Mi Chul agar mencaritahu dimana bisa menemui Ki Joon sekarang. Mi Chul bertanya apakah Ha Immenyukai Ki Joon. Ha Im tanpa sadar menjawab “Ya” dan langsung meralatkan kalau itu benar.
“Pria akan melarikan diri kalau kau seperti ini.” Kata Mi Chul. Ha Im tak peduli menyuruh Mi Chul agar mencari cara bertemu dengan Ki Joon. Mi Chul pun menganguk mengerti. 


Ki Joon dkk berjalan ke sebuah tempat yang terlihat asri, mereka tak percaya kalau semua terlihat indah. Ki Joon pun dengan bangga bisa mengajak semua pekerja agencynya.
“Bagaimana bisa tidak ada orang disini? Apa disini tempat untuk berkemah?” ucap CEO Jang heran.
“Bukannya greenbelt?” tanya Jae Min,Ki Joon mengaku Bukan. ruang terbuka hijau
“Tidak, ini area berkemah untuk umum. Jadi, kita boleh memakainya.” Kata Ki Joon menyakinkan.
“Apa kita bisa memasangnya disana?” tanya Gi Bbeum. Ki Joon menganguk lalu mengajak untuk pergi kesana. 

Sementara Ma Sung sedang berkeliling memberitahu ruangan diatas akan disediakan kelas melukis dan membuat kue, lalu ada area olah raga dengan aula ditengah. Ia pun menunjuk ruangan lain akan dijadikan panggung teater dimana pasien bisa menonton.
“Segala hal yang ada di Pusat Pengobatan, dibangun untuk pasien demensia agar bisa hidup bebas disini. Mereka harus menikmati kehidupan mereka. Dibanding bangunan dan jalan besar, lebih baik bangunan kecil dan jalan setapak. Saat kalian melihat arsitektur disini, kalian bisa melihat nilai tempat ini. Hidup keseharian dan kebebasan.” Jelas Ma Sung lalu keluar dari bangunan.
“Jalur hutan yang kalian lihat di sini sebagai penyelaras lingkungan. Pasien bisa menghirup udara segar disini.” Jelas Ma Sung lalu merasakan sesuatu.
“Tunggu, apa kalian mencium bau masakan? Ini Aromanya seperti daging.” Kata Ma Sung lalu bertanya pada manager.
Ma Sung bertanya pada Manager apakah Apa ada orang lain disini selain tim medis. Manager mengaku tak ada dengan wajah panik dan Tidak ada yang memasak. Ma Sung bingung ingin tahu aroma apa. Manager mnegaku baru saja membakar kayu di insinerator. Tapi Ma Sung merasa ini bukan bau kayu.
“Pokoknya, pastikan melarang siapapun masuk sebelum dibuka.” Tegas Ma Sung. Manager pun menganguk mengerti.
“Kita istirahat 10 menit sebelum melanjutkan.” Kata Ma Sung lalu mencoba mencari sesuatu. 


Di sebuah tempat, Papan bertuliskan  [Piknik Pertama Star Entertainment] CEO Jang dan juga Jae Min memanggang makanan, Ki Joon sibuk mengambil foto untuk social media, sementara Gi Bbeum sibuk dengan menarik barang-barang lalu menyuruh agar Ki Joon membantu. Ki Joon lebih suka selfie.
Ma Sung menelp Gi Bbeum ingin tahu Apa rencananya besok dan mengajak untuk menonton film. Gi Bbeum pikir kalau Ma Sung ingin mencampakkannya lagi. Ma Sung berjanji kalau akan menempati sekarang. Dan ingin tahu film apa yang disukai Gi Bbeum  karena ia suka dengan film action.
“Aku suka film horor. Kita tidak punya kesamaan, jadi tidak akan berhasil.” Kata Gi Bbeum mencoba menolak
“Aku juga suka film horor. Jadi Mau nonton apa? Kita akan nonton film horor. Kau bisa jam berapa?” ucap Ma Sung mengebu-gebu.
Tapi, bagaimana ya? Aku sedang diluar kota sekarang, kurasa aku tidak bisa pergi besok” kata Gi Bbeum
Ma Sung ingin tahu Diluar kota Dimana. Terdengar suara Ki Joon yang menyuruh Gi Bbeum untuk makan daging.  Ma Sung cemburu karena Gi Bbeum sedang bersama pria. Gi Bbeum pikir sudah pasti bukan wanita dan langsung menutup ponselnya karena harus pergi.
Ma Sung tak percaya kalau Gi Bbeum keluar kota bersama pria? Dan bermalam diluar.


Semua berkumpul di depan rumah, taman yang luas dan duduk di meja taman. Ki Joon tak percaya kalau Gi Bbeum bukan pemeran utamanya dan cuma peran wanita paruh baya. Gi Bbeum pun tidak masalah karena tetap  akan bekerja keras dapatkan peran itu.
“Tetap saja, itu tidak benar... CEO Jang, apa cuma itu saja?” kata Ki Joon marah. CEO Jang yang mabuk membenarkan.
“Apa? Apa comeback ini akan menghasilkan uang yang kau butuhkan? Kata Ki Joon.
“Dia membuang harga dirinya demi diberi peluang audisi.” Ucap Jae Min
“Itu sungguh sulit bagiku.” Ungkap CEO Jang. Ki Joon mengeluh CEO Jang tak perlu mengemis, karena bisa gunakan uang.
“Mereka harus menjual diri untuk membayar kita. Kau bukan siapa-siapa yang akan didengar. Mereka menolak tiap mendengar kata Gi Bbeum. Itulah kenapa kita harus mengemis.” Jelas Jae Min
“Apa kau tahu apa motto CEO Jang? Mari beritahu orang-orang bahwa Joo Gi Bbeum masih hidup.” Kata Jae Min
“Motto menyedihkan macam apa itu? Kita seharusnya menembus hollywood.” Ungkap Ki Joon mengebu-gebu.
“Aku akan bekerja keras dan dapatkan peran ini. Aku tahu betapa berharganya peran ini bagiku.” Kata Gi Bbeum. 


Ma Sung kembali berkeliling dan kaget melihat ada  seseorang berkemah dilahanya.  Ia lalu melihat papan bertuliskan [Piknik pertamaStar Entertainment] dan bertanya Siapa yang mengizinkan mereka masuk. Manager mengaku kalau Ki Joon.
“Dimana dia sekarang? Seorang manajer harus pandai bicara.” Kata Ma Sung lalu melihat naskah didepanya. 

Gi Bbeum mencari-cari naskahnya, lalu berpikir kalau  pasti meninggalkannya di tempat kemah dan akan mengambilnya. Ki Joon pun akan ikut dengan Gi Bbeum lalu dikagetkan dengan Ma Sung sudah berjalan  kearahnya. Ki Joon heran karena Ma Sung datang.
“Aku yang harusnya bertanya, apa yang kau lakukan disini?” ucap  Ma Sung
“Kami kemari untuk piknik. Siapa yang mengundangmu?” balas Ki Joon.
“Piknik? Apa kau kurang akal sehat? Ini tempatku bekerja.” Tegas Ma Sung. Gi Bbeum membela Ki Joon.
“Ini adalah wilayah bebas berkemah.” Kata Gi Bbeum, Ma Sung tahu kalau Ki Joon yang mengatakan hal itu.
“Ini wilayah bisnis yang sakral dan bahkan belum dibuka.” Tegas Ma Sung
“Apa kau sungguh akan sepicik ini? Aku bisa gunakan jika kepepet.” Balas Ki Joon.
Ma Sung mengeluh Ki Joon sedang kepepet padahal hanya sedang makan daging dan juga minum.  Ki Joon menegaskan kalau Ma Sung sedang rapat suatu proyek. Ma Sung mengaku sudah membacanya dan tidak bisa dibiarkan.
“Naskahku... Kembalikan.” Kata Gi Bbeum melihat naskahnya.
“Katamu kau tidak bisa nonton film, Apa karena kau bersama mereka?” ucap Ma Sung marah
“Tentu saja, ini lebih menyenangkan dibanding nonton film.” Balas Gi Bbeum.
“4,600 dikali 76.” Kata CEO Jang yang mabuk dan Ma Sung bisa menjawab dengan benar “349,600.”
Ma Sung mengeluh karena menjawabnya, CEO Jang memuji Ma Sung yang cerdas lalu tiba-tiba jatuh pingsan. Semua panik, Ki Joon berteriak memanggil Ma Sung agar memberikan CPR, Ma Sung mengeluh kalau menganggapnya apabila butuh pertolongan saja.
Ki Joon pikir karena Ma Sung dokter jadi meminta membantunya,  Ma Sung tahu kalau CEO Jang itu kepanasan karena makan siput jadi biarkan saja. Akhirnya CEO Jang bangun, mereka pun bisa bernafas lega. Ma Sung menyuruh mereka berdiri apabia tak mabuk dan tak ikut denganya sekarang. Ki Joon mengeluh karena mereka harus menurutinya. Ma Sung tak peduli menyuruh mereka agar ikut denganya. 

Ki Joon dan Gi Bbeum membersihkan sampah disekitar kemah. Ma Sung menyuruh mereka membersihkan dengan benar, bahkan ada kantong plastik, Soju, Tissue. Ki Joon terlihat kesal, Ma Sung sambil tersenyum memperingatkan sepupunya agar melakukan dengan benar.
Saat itu Jae Min datang membisikan sesuatu pada Ki Joon lalu Ki Joon pun memberitahu Gi Bbeum untuk pergi. Ma Sung menyuruh agar Ki Joon pelan-pelan dengan senyuman bahagia. Gi Bbeum panik karena ditinggal begitu saja. 

Ma Sung mengeluh dengan cara Gi Bbeum memanggil Ki Joon seperti sudah sangat dekat. Gi Bbeum mengaku Bukan apa-apa dan meminta Ma Sung agar Berhenti menatapnya. Ma Sung mengelak kalau sedang menatap pohon belakang Gi Bbeum yang terlihat cantik sekali.
“Kapan kau akan menyerahkan naskahku?” tanya Gi Bbeum. Ma Sung mengatakan setelah  membereskan sampahnya.
“Berbuat jahil memakai barang orang sungguh perbuatan buruk” ucap Gi Bbeum
“Itu Konyol sekali. Kau memanggang daging, minum soju dan cekikikan dengan pria dilokasi kerjaku. Itu disebut apa? Bisa kukatakan itu perampokan dan kurang moral” kata Ma Sung
“Apa maksudmu kurang moral? Aku kira ini tempat kemah, dan aku sungguh tidak tahu.” Tegas Gi Bbeum
Ma Sung merasa Gi Bebum berpikir akan memaafkanya kalau memang tidak tahu menurtnya itu lebih tidak bertanggungjawab dan apa hutan dan pohon yang salah. Gi Bbeum pikir itu benar juga lalu bertanya Tempat ini untuk apa. Ma Sung menyuruh Gi Bbeum berhenti berkerja dan juga ikut denganya. 


Gi Bbeum sempat terdiam, Ma Sung heran karena Gi Bbeum maah tak  mengikutinya. Gi Bbeum mengikuti Ma Sung heran padahal hanya bertanya tempat apa tapi malah malah jalan-jalan. Ma Sung ingat kalau berjalan-jalan membuat Gi Bbeum bahagia.
“Wah, indahnya” kata Gi Bbeum berdiri didepan air mancur.
“Itu adalah air mancur kenangan. Jika kau melempar koin kesana, itu akan mengembalikan waktu yang terlupakan... Waktu yang paling berharga.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum memikirkan tentang waktu yang terlupakan?
“Air mancur kenangan. Salah satu lokasi penting di tempat ini. Air mancur ini memberi imbalan waktu yang terlupakan bagi siapa saja yang kehilangan ingatan mereka.” Jelas Ma Sung
“Joo Gi Bbeum... Ini adalah pusat pengobatan.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum ingin tahu siapa yang tinggal disini.
“Orang yang sungguh ingin hidup normal, Sepertiku.” Akui Ma Sung. Gi Bbeum binggung kenapa seperti Ma Sung.
“Jika kau berdiri disini, akan membawamu pada waktu paling membahagiakanmu. Jadi Kapan kau merasa paling bahagia, Joo Gi Bbeum?” tanya Ma Sung. 


Gi Bbeum mengingat saat Ma Sung mengatakan “Bisakah kau berikan hatimu?” lalu mereka melihat sebuah bunga dan Ma Sung mengatakan kalau itu Kenangan.
Setelah itu mereka bertemu kembali, Gi Bbeum melihat gambar di tangan Ma Sung bertanya apakah menggambarnya. Ma Sung mengaku sengaja menatonya.
Gi Bbeum sebelumnya pernah makan es krim dan berpikir kalau Ma Sung mengingatkanya akan kenangan. Tapi Ma Sung malah bertanya kenapa apa itu.
“Apa aku bisa menjadi kekasihmu? Itu yang kuinginkan” kata Ma Sung sebelumnya menyatakan perasaanya lalu mereka berciuman untuk pertama kalinya.
“Katamu kita berciuman, kan? Kapan itu?”tanya Ma Sung setelah tiga tahun tak bertemu.
“Tiga tahun lalu... Akhir bulan Juni.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung lalu meminta maaf karena tidak mengingatnya.

“Waktu yang paling membahagiakanku. adalah saat yang tidak cukup penting bagi seseorang untuk mengingatnya. Apakah itu merupakan kebahagiaan atau bukan? Tapi Kurasa itu bukan kebahagiaan.” Pikir Gi Bbeum
“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum pikir Tak ada gunanya Ma Sung melakukan sesuatu
“Karena hidup kita mengalir dijalan yang berbeda.” Pikir Gi Bbeum lalu berjalan pergi dengan mengambil naskahknya. 


Ma Sung menerima telp dari temanya di luar negeri kalau penanaman modal untuk Pusat Pengobatan telah dipastikan hari ini dan sedang perjalanan bisnis ke Singapura jadi adakan rapat dua hari lagi di Seoul, Ma Sung pun dengan senang hati akan menunggu.
Saat itu didepan desa penyembuhan, Ki Joon tak percaya melihat Ha Im yang datang. Ha Im ingin masuk dengan melewati penjaga, tapi Penjaga menghalangi Ha Im untuk masuk.
“Jangan biarkan dia masuk...Hei, hentikan dia.” Kata Ki Joon menyuruh Jae Min melarang Ha Im masuk.
“Dia tamu kita” ucap Jae Min. Ki Joon makin marah marah karena Ha Im dianggap tamunya.
“Dia artis top.” Kata Jae Min. Ki Joon kesal ingin melawan dengan menghalagi Ha Im masuk mengunkan jurusTaekwondo.Tapi Jae Min tetap mengajak Ha Im masuk. 
Gi Bbeum berlatih dialog di pinggir danau, lalu melihat tulisan yang ditulis Ma Sung “Dilarang bersentuhan, Larangan keras adegan ciuman.” Lalu mengambar bunga yang ada tanganya dengan tulisan “Kumohon berhenti marah.” Wajah Gi Bbeum bisa tersenyum membacanya. 


Ma Sung kembali merasakan pusing, tiba-tiba kenangannya kembali datang saat Gi Bbeum menyebut nama J-O-Y” lalu bertanya siapa namanya mereka pun berkenalan. Ma Sung menarik Gi Bbeum karena telah mencoret kertas perjanjianya.
“Aku banyak berhutang budi padamu hari ini.” Kata Gi Bbeum yang menerima  sepatu dari Ma Sung
“Jika kita bertemu lagi, kau harus melunasi semuanya.” Goda Ma Sung
Gi Bbeum yang tercebur di kolam, Ma Sung pun menolongnya sambile mengatakan tidak akan meninggalkannya. Lalu Ma Sung memberitahu nama bunga serratula coronata dan arti bunga  itu Kenangan. Gi Bbeum pikir itu akan menjadi kenangan kisahnya hari ini. Ma Sung meralat kalau itu akan jadi kisah mereka berdua.
Ma Sung binggung Gi Bbeum malah lari. Gi Bbeum mengaku karenbelum ingin berpisah dengan Ma Sung. Lalu menikmati nyanyian Gi Bbeum menari bersama, saat itu Gi Bbeum menyakinkanakan penggemarnya dalam tiga menit.
“Apa aku harus jadi penggemarmu?” ucap Ma Sung mengoda. Gi Bbeum pikir kalau Ma Sung tidak perlu jadi penggemarnya kalau tidak mau.
“Bagaimana kalau aku jadi kekasihmu? Itu yang kuinginkan.” Kata Ma Sung lalu memberikan ciuman.

Ma Sung tersenyum mengingat semua kenangan dengan Gi Bbeum akhirnya kembali lalu berlari mencarinya. Gi Bbeum masih ada di pinggir danau melihat Ma Sung berpikir kalau ingin minta maaf sudah coret-coret naskahnya. Ma Sung tetap diam
“Yah...Aku akan memaafkanmu.” Ucap Gi Bbeum, Ma Sung berjalan mendekat.
“Bisakah aku jadi kekasihmu? Itu yang aku inginkan. Tiga tahun lalu, itu kalimat saat hari pertama kita bertemu... kan?” ucap Ma Sung
“Katamu... kau tidak mengingatnya.” Kata Gi Bbeum binggung.
“Ini juga harus terjadi.” Ucap Ma Sung mencium Gi Bbeum. Gi Bbeum seperti sangat shock
“Mari kita...benar-benar kencan” kata Ma Sung dan akhirnya menciuman Gi Bbeum. Gi Bbeum pun tak menolak ciuman Ma Sung.
Bersambung ke episode 9

Cek My Wattpad...LA LAKERS

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Sinopsis Devilish Joy Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Gi Bbeum masuk menunggu di tempat akan bertemu dengan Ma Sung, tapi setelah menunggu lama orang yang mulai dicintainya itu tak datang juga. Akhirnya Gi Bbeum dengan wajah kecewa memilih untuk pulang.
Ma Sung yang mengalami sakit dikepalanya dan melupakan apa yang akan dilakukan menelp Dokter Yoon untuk bisa bertemu, wajahnya terlihat panik. Gi Bbeum berjalan pulang melepaskan syalnya, tak sengaja sebuah  bel sepeda berbunyi dan syalnya pun terjatuh.
Syal terlindas oleh ban sepeda dan lewat begitu saja. Gi Bbeum terdiam karena tiga tahun yang lalu merasakan hal yang sama saat tak bisa bertemu dengan Ma Sung. 

Ma Sung sudah duduk di ruangan Dokter Yoon mencoba mengambar yang dilihat dalam ingatanya. Dokter Yoon datang dengan wajah panik bertanya  Apa ada masalah. Ma Sung mengatakan mulai mengalami gejala pada sistem limbik dan itu sudah dimulai.
“Apa gejalanya?” tanya Dokter Yoon seperti menahan bahagianya.
“Pusing, diplopia dan blackout.” Ucap Ma Sung. Dokter Yoon ingin tahu berapa lama Ma Sung mengalami blackout
“Sekitar satu atau dua menit.” Kata Ma Sung. Dokter Yoon mengartikan kalau itu kerusakan ingatan.
“Kau ingat akan melakukan apa?”tanya Dokter Yoon ingin memastikan.
“Aku ingin menghubungi seseorang. Aku tidak ingat siapa, tapi terjadi sesuatu yang aneh.” Jelas Ma Sung. Dokter Yoon tak mengerti maksud dari aneh.
“Saat ingatanku hilang. Aku mengingat hal lain. Gambar Ini bukan mimpi.” Kata Ma Sung. Dokter Yoon pun bertanya kalau bukan mimpi lalu apa.
“Kurasa ini ingatan masa kecilku, tapi aku belum tahu apa.” Ucap Ma Sung masih ragu. 

Nan Jooo kaget melihat temanya yang pulang cepat sekali. Gi Bbeum mengaku hanya ingin pulang saja dan cukup banyak kena angin pegunungan jadi ingin pulang. Nan Joo bisa tahu kalau Gi Bbeum dicampakkan lagi.
“Ada apa dengan pria itu? Padahal sebelumnya dia begitu mengejarmu. Apa Kau yakin, kalian akan bertemu?” ucap Nan Joo
“Ya, aku yakin... Aku yakin kalau kami seharusnya bertemu.” Kata Gi Bbeum yang sebelumnya bahkan Ma Sung meminta agar memakain pakaian yang bagus.
“Apa terjadi sesuatu padanya?” pikir Nan Joo. Gi Bbeum pikir Jika terjadi sesuatu pasti Ma Sung akan menghubunginya.
“Tapi, sudah sangat terlambat.” Keluh Gi Bbeum. Nan Joo merasa kasihan pada Gi Bbeum karena terjadi lagi padanya.
“Saat aku memberanikan diri untuk memulai sesuatu dengannya, Aku merasa seolah dia mundur selangkah, Sama halnya dengan tiga tahun lalu. Kami sudah bersebrangan dua kali, Kami tidak ditakdirkan, kan? Itu pertanda buruk.” Ungkap Gi Bbeum sedih. 


Ma Sung mengingat kembali yang masuk ke dalam otaknya, saat Nyony Gong membisikan sesuatu pada telinganya.
“Kau sungguh tidak beruntung dan bocah nakal Ini salahmu sampai kedua orang tuamu meninggal. Kau lebih baik mendengarkan bibimu. Kalau tidak, kau akan kena masalah besar.” Ucap Nyonya Gong
“Apa mungkin trauma terhadap cahaya..” kata Ma Sung mengingat saat kejadian kecelakan dan tergeletak di jalan dengan lampu yang menyoroti matanya.
Ia akhirnya keluar rumah mencoba membuka kacamata untuk melihat lampu di depan rumahnya, tapi sepertinya tak mungkin bisa melakuanya. Saat itu Sek Yang datang tanpa bersuara bertanya Apa yang dilakukan bosnya. Ma Sung berteriak ketakutan, begitu juga Sek Yang. 
“Kau mengagetkanku.” Jerit Ma Sung tersadar kalau Sek Yang datang.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Sek Yang, Ma Sung tak menjawab menyuruh Sek Yang masuk ke dalam rumah. 


“Kau benar-benar menakutkanku.  Apa kau sedang waras? Kau sebaiknya jangan bercanda. Kau bisa mati kalau sampai pingsan lagi.” Kata Sek Yang
“Dasar Ucapanmu itu. Apa Kau mengkhawatirkanku?” ejek Ma Sung
“Kenapa kau memintaku datang?” tanya Sek Yang.
“Katamu kau ingin mengatakan sesuatu” ucap Ma Sung. Sek Yang pikir Ma Sung ingin bicara lain waktu.
“Katakan sekarang. Apa Kau sudah makan? Kau mau makan apa?” kata Ma Sung mengajak Sek Yang masuk ke rumah lebih dulu. Sek Yang menolak tapi Ma Sung tetap mengajaknya masuk. 


Direktur Yeon marah karena sikap Ma Sung yang berani mencurigai mereka dan bersikap seolah tidak tertarik pada perusahaan, bahkan  Sekarang memakai saham untuk mengabaikan petinggi serta memutuskan secara sepihak.
“Pada tingkat ini, siapa yang tahu? Bahkan kursi Ketua mungkin saja akan dimintanya.” Ucap Direktur Yeon. Dokter Yoon dan Ketua Gong hanya bisa diam. 

Sek Yang gugup saat melihat menu makanan lengkap diatas meja. Ma Sun menyuruh Sek Yang untuk makan. Sek Yang hanya terdiam, Ma Sung mengeluh Sek Yang hanya diam saja dan merasak kalau sedang meracuni makanannya. Sek Yan akan mulai makan tapi memilih menaruh kembali sumpitnya.
“Aku ingin mengaku. Sejujurnya, Ketua Gong memintaku melapor padanya mengenaimu. Selama tiga tahun... Aku menjadi mata-mata. Tapi Aku cuma melapor padanya waktu tidur dan sandi rumahmu. Aku sungguh... sungguh tidak tahu kalau sesuatu seperti itu akan terjadi. Maafkan aku.” Aku Sek Yang
Ia lalu menaruh surat pengunduran dirinya, Ma Sung pikir Sek Yang itu tak punya hak untuk mengundurkan diri
“Aku tidak bisa melakukannya lagi, aku punya kesadaran.” Ungkap Sek Yang merasa tak enak hati.
“Cukup pura-pura kau tidak punya kesadaran.” Kata Ma Sung. Sek Yang menolak karena ingin jadi orang baik dan kembali meminta maaf.
Ma Sung mengeluarkan ponselnya, Sek Yang melihat nama Ma Sung yang menelp dengan wajah binggung. Ma Sung meminta agar Sek Yang membaca nama dilayar ponselnya. Sek Yang membaca  "Bukan keluarga atau kekasih."
“Ya, aku memang bukan siapa-siapa.” Ucap Sek Yang sedih. Ma Sung menghela nafas bukan seperti itu maksudnya.
“Kau bukan keluarga atau Kekasih atau yang lain. Bagiku, kau seseorang yang tidak bisa aku gambarkan. Kau juga salah satu ingatanku... Lalu Tadi... aku hilang ingatan sebentar.” Ungkap Ma Sung. Sek Yang kaget mendengarnya.
“Kurasa aku mulai alami masalah pada ingatanku.” Kata Ma Sung, Sek Yang memastikan kalau Ma Sung baik-baik saja
“Tidak, aku tidak baik-baik saja. Ini akan terjadi lagi dan aku tidak akan mengingat lagi. Jadi Aku butuh kau untuk membantuku... Aku minta tolong.” Ungkap Ma Sung tulus.
Sek Yang hanya terdiam, Ma Sung mengejek Pria macam apa yang tidak setia dan kabur lalu merobek surat pengunduraan diri. Sek Yang panik meminta Ma Sung menahanya sebentar. Tapi Ma Sung pikir kalau  Pembahasan selesai setelah merobek surat pengunduran diri.
“Aku ingin tahu apa yang sudah kau lupakan, mari kita bicarakan.” Kata Sek Yang
“Entahlah. Aku ingin menghubungi seseorang tapi ingatanku malah hilang. Kurasa itu panggilan penting.” Cerita Ma Sung
“Kalau begitu sudah bisa diduga” ucap Sek Yang tersenyum. Ma Sung tak mengerti apa maksudnya.
“Kau pergi dengan terburu-buru setelah pertemuan petinggi. Kau pasti sudah telat bertemu dengan Joo Gi Bbeum. Itulah kenapa kau ingin menghubunginya.” Kata Sek Yang
“Kenapa baru bilang sekarang? Sudah Jangan makan itu.” Kata Ma Sung marah lalu masuk ke dalam kamarnya.
“Sebaiknya aku satukan kembali surat pengunduran diriku.” Keluh Sek Yang mencoba menyatuhkan surat pengunduran diri. 

Sa Rang sibuk dandan dikamar, Gi Bbeum mencuci piring dengan wajah kesal karena Yang dinginkan cuma makan bareng da Ma Sung yang bilang itu kencan. Ia merasa Semakin mengingatnya makin dibuat jengkel, lalu mulai berpikir kalau tak terjadi sesuatu pada Ma Sung.
Ma Sung diam-diam mengintip dari dekat rumah Gi Bbeum seperti tak berani mendekati. Gi Bbeum akan membuang sampah melihat Ma Sung bersembunyi akhirnya berani mendekati, mengumpat Ma Sung yang tidak punya malu
“Dia bilang Malu? Kurasa kami memang punya kencan.” Gumam Ma Sung lalu meminta maaf.
“Maaf untuk apa?” tanya Gi Bbeum sinis. Ma Sung mengatakan itu karena tidak datang dikencan mereka.
“Kita sudah sepakat ketemuan, kan?” ucap Ma Sung. Gi Bbeum makin kesal mendengarnya.
“Jadi, kau Cuma asal ngomong gitu?” kata Gi Bbeum marah. Ma Sung kebingungan karena bukan seperti itu maksudnya.
“Kenapa kau melakukan ini padaku? Kau mencampakkanku tiga tahun lalu, kemudian muncul kembali dan menggoyahkanku. Sekarang, kau bertanya apa kita sepakat ketemuan untuk kencan ? Kau benar-benar bajingan.” Ucap Gi Bbeum mengeluarkan semua unek-uneknya.
Ma Sung tak percaya Gi Bbeum mengatakan hal itu,  menurutnya kalau  kata keterlaluan. Ia mengaku Dulu dan hari ini, ada sesuatu yang muncul. Gi Bbeum ingin tahu Apa yang muncul sampai Ma Sung tidak ingat janji yang sudah dibuatnya.
“Jadi... Aku tidak bisa memberi alasannya.” Ucap Ma Sung tak bisa mengakuinya.
“Mana ada alasan tidak bisa menjelaskan pada seseorang? Kau cuma tidak ingin memberitahuku. Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung mengaku Bukan seperti itu. Gi Bbeum kesal melempar sampahnya.
“Apa yang kau lakukan? Apa kau gila?”kata Ma Sung. Gi Bbeum membenarkan dirinya memang gila.
“Kalau kau, apa kau tidak gila juga? Aku sudah menunggu berjam-jam, bagaimana aku bisa tidak gila?” teriak Gi Bbeum
“Kenapa bicaramu seperti itu pada Oppa” kata Ma Sung,
Gi Bbeum makin marah karena Ma Sung ingin dianggap Oppa dan memperingatkan Ma Sung agar Jangan datang kerumahnya lagi lalu bergegas pergi. Ma Sung binggung karena itu artinya Gi Bbeum meminta agar membuangkan sampah untuknya. 



Ma Sung menuliskan kembali catatan harian seperti biasa  [Cacat ingatan dimulai, Seiring hilang ingatan, ingatan lama muncul.]
Ia lalu mengingat yang dikatakan Sek Yang kalau cuma melaporkan waktu tidur dan sandi rumahnya tapi sungguh tidak tahu sesuatu seperti ini akan terjadi.
Akhirnya Ma Sung berdiri didepan rumah memikirkan password kuncinya, lalu memikirkan sesuatu dengan senyuman membuat kunci baru masuk ke dalam rumahnya. 

Sa Rang dan Ja Rang bersama-sama menarik ayahnya masuk ke rumah dan memastikan agar kepalanya tak terbentur. Sa Rang mengeluh pada Gi Bbeum agar bisa membantu. Ja Rang melihat Kakaknya sedang sibuk jadi tak perlu mengangunya.
“Aku tidak punya waktu untuk membantu kalian saat ini.” Kata Gi Bbeum didepan laptopnya. Sa Rang kesal karena seharusnya kakaknya bisa membantu sedikit.
Gi Bbeum melihat semua surat hutan yang diterimanya, lalu pikiran kembali teringat yang dikatakan Ma Sung kalau mereka akan berkencan.  Tapi ia memperingatkan Ma Sung agar jangan datang kerumahnya lagi. Ia pun memilih untuk tak memikirkan karena akan ikut Kontes Lakon Drama. 

Jae Min meminta Ki Joon agar bangun, Ki Joon yang tertidur tengkurap mengaku kalau sudah mati, dan tak perlu bicara pada orang mati. Jae Min kembali memanggil Ki Joon agar bangun. Ki Joon yang kesal menyuruh Jae Min pergi saja.
Nyonya Gong datang menyuruh Jae Min untuk diam, dan sempat menyentuh bagian badan anaknya dengan stick golf. Ki Joon meminta agar menghentikan. Nyonya Gong sudah siap memukul bokong anaknya dengan stick golf. Ki Joon tersadar langsung berguling dan kaget melihat ibunya yang datang.
“Kenapa kau tidak hadir dalam rapat petinggi?” ucap Nyonya Gong marah
“Kondisiku sedang tidak baik.” Kata Ki Joon. Nyonya Gong mengeluh kalau  Ki Joon yang cuma makan dan bermalasan jadi tak mungkin  Kondisi tidak baik.
“Ini tempatku bekerja, tolong jaga martabatmu.” Ucap Ki Joon melawan. Nyonya Gong makin marah mendengarnya.
“Kau tidak datang rapat karena tidur, kan?” kata Nyonya Gong
“Ya, aku tidak datang karena aku sibuk tidur. Lagipula Kenapa aku harus hadir disana? Aku tidak tertarik dan tidak tahu apa yang dibicarakan disana.” Ucap Ki Joon berani bicara pada ibunya.
“Dasar Kau bocah kurang ajar... Kau tidak makan berhari-hari. Kau mau apa sekarang?” ucap Nyonya Gong
“Aku mau mati, aku mau mati dan menghilang!Apa yang pernah kau lakukan untukku, ibu?” kata Ki Joon. Nyonya Gong tak terima dengan ucapan anaknya.
“Aset kita senilai 2 triliun won. Dasar Kau bocah busuk.” Ucap Nyonya Gong
“Seperti inilah hidupku. Ini semua salahmu, ibu!!!! Aku jelek dan bodoh dibanding Ma Sung. Kenapa aku seperti ini?!!” keluh Ki Joon.  Nyonya Gong mulai mencengkram baju anaknya.
“Inilah kenapa orang tidak menyukaiku. Mereka semua membenciku! Kenapa kau menangis? Karena aku merasa diperlakukan tidak adil. Aku merasa tidak adil dalam segala hal.” Ungkap Ki Joon marah. Nyonya Gong hanya bisa menangis seperti tersadar. 



Ma Sung sedang ada di ruanganya, Sek Yang masuk memberitahu kalau ada tamu. Ma Sung seperti tak mengenal CEO Kim bertanya siapa. CEO Kim memberikan Kartu namanya, Ma Sung membaca nama “Kim Bum Soo”lalu bertanya ada perlu apa
“Banyak hal.  Kau sudah melakukan siaran TV bersama Ha Im.” Ucap CEO Kim. Ma Sung bertanya lalu kenapa.
“Dia benar-benar sudah dipermalukan hari itu dan terluka Karena ucapan cerobohmu.” Ucap CEO Kim
“Maaf, sepertinya aku melakukan kesalahan pada siarannya.” Komentar M Sung
“Itu bukan kesalahan. Tapi Itu seperti sudah direncanakan. Kau sengaja ingin jadi topik pembicaraan. Indra perasaku cukup tajam mengenai hal semacam itu. Aku sudah berada di ranah ini sejak lama. Kenapa kau ingin memuncaki pencarian?” ucap CEO Kim penasaran.
“Apa yang didapatkan pria tajir dari pencarian teratas? Apa tujuanmu tampil disana? Ha Im adalah bintang populer. Apa Kau tahu berapa banyak kontrak iklan yang hilang akibat siaran itu? Jadi Kau harus ganti rugi atas kerugiannya, Tn. Gong.” Kata CEO Kim
“Terikat kontrak dengan RS Sunwo atau Hotel... itu sudah cukup. Kami sebelumnya tidak pernah bekeja dengan Sunwoo. Jadi Mari kita permudah. Lagipula kau memakai model iklan.” Ucap CEO Kim meminta penawaran
“Aku akan pertimbangkan jika Lee Ha Im benar-benar berharga. Jadi Kalau urusanmu sudah selesai, pergilah. Aku punya janji temu lain.” Kata ma Sung berdiri dari tempat duduknya.
“Bagaimana kau mengenal Joo Gi Bbeum? Dan bagaimana kau mengenalnya? Sebelumnya dia artisku. Apa kau mengenalnya dari tiga tahun lalu?” tanya CEO Kim penasaran.
“Kenapa aku harus menjawabnya?” balas Ma Sung tak ingin menunjukan kalau dirinya hilang ingatan.
“Apa kita kebetulan sebelumnya pernah bertemu? Aku merasa pernah bertemu denganmu sebelumnya.” Komentar CEO Kim.
“Tampangmu seperti orang yang tidak layak di ingat. Jadi Pergilah” balas Ma Sung
“Aku punya tampang tak menyenangkan, kan? Baiklah. Jadi Mohon hubungi aku.” Komentar CEO Kim lalu pergi. Ma Sung menatap kartu nama Kim Bum Soo]


Di lokasi syuting, Ma Chul kebingungan didepan mobil. Sementara Ha Im sibuk melihat handphoneya lalu melihat foto Ki Joon yang kusut dengan caption [Aku lambang kesialan.] Ia bertanya-tanya ada apa dengan wajah payah itu lalu menuliskan komentar.
CEO Jang datang ke sebuah tempat pergi menemui PD Oh menanyakan apakah naskahnya sudah selesai, karena sebelumnya mengatakan selesai minggu ini. PD Oh seperti tak peduli mengatakan sudah selesai tapi tidak menjamin bisa memberi peran.
“Tentu saja. Biarkan kami mempelajarinya dulu.” Kata CEO Jang
Saat itu CEO Kim berbicara dengan PD Lain mengatakan kalau Ha Im  tak seburuk yang di isukan meminta agar merawat Ha Im dengan baik karean tak ada hasil baik yang didapat dari konflik. PD Noh binggung melihat CEO Jang berada di lantai.
“Apa Empire Entertainment terlibat dalam dramanya juga? Apa Belakangan ini yang tidak terlibat dengan mereka?” tanya CEO Jang.
“Semua artis populer berada dalam agensi itu. Jika Kim Bum Soo terlibat kali ini juga tidak akan berhasil.” Ucap PD Noh. Dan CEO Jang terlihat lesu mendengarnya. 



Gi Bbeum berada di depan sebuah kotak, wajahnya terlihat ragu akhirnya menaruh file nama dirinya [Joo Gi Bbeum] lalu mulai berdoa Bahkan sekali saja sudah cukup jadi memohon agar memberikan peluang. Ia pun tak lupa memberikan jurus agar bisa ikut casting. 

Saat akan menuruni tangga berpapasan dengan CEO Kim, CEO Kim menyapa Gi Bbeum dengan menyindir kalau mantan artisnya itu membagikan identitasnya dimana-mana untuk audisi peran kecil. Ia mengejek kalau Joo Gi Bbeum yang hebat menjadi pengemis.
“Bagaimana kau bisa tahu, kalau aku memasukan semua berkasku?” ucap Gi Bbeum binggung.
“Semua artis yang muncul di TV sekarang dari agensiku. Mulai Program musik, drama, variety. Aku punya pegangan kuat dalam segala konten.” Kata CEO Kim bangga
“Jadi, apa yang ingin kau katakan?” balas Gi Bbeum kesal
“Aku punya banyak pengaruh dalam penyiaran. Aku hanya mengatakan "Jika kau mengundang orang yang tak aku sukai, maka artisku tidak akan muncul di programmu." Itu Berakhir hanya dalam satu kalimat. Apa Kau sudah paham sekarang?” kata CEO Kim memperingati.
“Jadi Cepatlah menyerah dan temukan jalan yang lain, Apa kau paham? Jangan berkeliaran di industri ini.” Ucap CEO Kim.
“Apa kau takut padaku? Ada alasan kenapa akutidak boleh comeback, kan? Apa kau merasa bersalah atas seuatu?” ucap Gi Bbeum berani melawan. CEO Kim terlihat panik dan mencoba menyangkal
“Kau memakai segala kekuatan untuk menginjak akar mati sepertiku... Kim Bum Soo, kau pasti sudah berbuat salah padaku. Tapi Ngomong-ngomong, apa itu soal tiga tahun lalu?” komentar Gi Bbeum.
CEO Kim terlihat marah dan merasa kalau semua hanya omong kosong,  Gi Bbeum menyindir kalau itu aneh sekali, karena baru pertama kali  melihat sorot wajah itu dan ia jadi penasaran kenapa CEO Kim bersikap begini. Jadi ia menegaskan akan memastikan membersihkan Namanya atas kasus tiga tahun lalu jadi CEO Kim bisa menunggu dan melihatnya saja.
“Apa Kau tahu, Jang Wook Jin Dia sudah bekerja keras cuma agar kau dapat peran. Jangan membuat dirimu berhutang budi padanya. Berhenti sombong.” Komentar CEO Kim. Gi Bbeum tak peduli. 



CEO Jang mengajak berlatih Gi Bbeum kalau seolah-olah suaminya selingkuh. Gi Bbeum pun melampiaskan semua amarahnya pada boneka dengan aktingnya yang kuat, Keduanya langsung memberikan tepuk tangan pada akting Gi Bbeum.
“Kau pelakon terbaik Korea untuk perlakuan tidak adil. Kau akan langsung dapatkan peran setelah melakukan audisi.” Ucap Jae Min . Gi Bbeum mengucapkan Terima kasih.
“Kau tidak bisa ikut audisi.” Kata CEO Jang. Gi Bbeum bingung kenapa tak bisa.
“Drama kali ini terlibat artis dari agensi Empire Entertainment.” Kata CEO Jang
“Aku cuma ingin berlatih saja.” Ucap Gi Bbeum mencoba tak sedih
“Cari proyek lain tanpa keterlibatan artis Empire Entertainment.” Ucap CEO Jang. Jae Min mengeri
“Yang ditandai melibatkan artis Empire Entertainment. Jadi Mereka mengais semuanya dan Tidak ada celah untuk kita.” Kata CEO Jang memperlihatkan semua judul drama. Gi Bbeum akhirnya berkata kalau . Aku perlu membicarakan sesuatu pada CEO Jang. 


Keduanya duduk di cafe, CEO Jan pikir kalau Gi Bbeum akan membahas mengenai audisinya. Gi Bbeum tahu  kalau CEO Jang selalu dicela karena dirinya jadi sangat merasa bersalah atas hal itu. CEO Jang pikir memang dirinya yang selalu dicela.
“Tapi, aku akan mengubah celaan itu menjadi pujian dan kebanggaan untukmu. Jangan memikirkan hal tak berguna. Dan Terima ini.” Kata CEO Jang memberikan sebuah amplop. Gi Bbeum binggung apa itu.
“Ini bayaran acara dari program tempo hari. Kau butuh uang untuk biaya sekolah saudaramu. Walaupun Tidak banyak.” Ucap CEO Jang
“Aku bahkan tidak melakukan pekerjaan benar waktu itu. Apa aku sungguh boleh menerimanya?” kata Gi Bbeum merasa tak enak hati.
“Apa maksudmu? Tentu saja kau boleh mengambilnya, Ini adalah bayaran atas nyawamu... Sebelumnya, aku sudah keliru, jadi Maafkan aku atas hal itu.” Ungkap CEO Jang. Gi Bbeum pikir itu bukan salah CEO Jang
“Jangan mengira hanya kau saja yang dikritik. Semua orang terkena kritikan pada titik tertentu. Mari menunggu sedikit lebih lama.Mari lakukan semua usaha dan bertahan. Aku ingin kau lebih sukses dari sebelumnya. Aku akan membuatmu menjadi pelakon yang sebenarnya.” Kata CEO Jang yakin
“Aku merasa malu, tapi terima kasih banyak.” Ucap Gi Bbeum.
“Ngomong-ngomong, kenapa aku tidak melihat Ki Joon belakangan ini? Apa ini karena isu itu? Kau Hubungi Tn. Investor.” Ucap CEO Jang. Gi Bbeum binggung meminta CEO Jang saja yang menelp Ma Sung.
“Kau lolos malam itu karena Gong Ma Sung. Dia membawa keberuntungan buatmu. Jadi Hubungi dia.” Tegas CEO Jang. Gi Bbeum pun tak bisa menolak. 


Beberapa dokter keluar dari ruang rapat, lalu terkesiam melihat Ha Im yang ada didepan pintu. Mereka pun sibuk mengambil foto, Ha Im bergaya ramah dengan senyuman. Ma Sung akhirnya datang dengan tatapn sinis menyuruh semua dokter bubar. 
“Tepatnya memakan waktu 57 menit kau datang padaku.” Ucap Ha Im
“Kau pasti benar-benar usaha keras selama 57 menit itu. Apa yang bisa kulakukan untukmu?” tanya Ma Sung dengan wajah dingin .
“Apa aku bisa dapatkan konsultasi? Jadwalku kosong.” Ucap Ha Im
“Apa perlu aku jelaskan kembali? Kau tidak bisa menerobos antrian untuk berkonsultasi. Kau harus mendaftar dulu di resepsionis. Disini artis tidak diperlakukan secara khusus.” Tegas Ma Sung
“Aku perlu mendapatkan permintaan maaf.” Balas Ha Im. Ma Sung pikir Terakhir kali sudah meminta maaf.
“Dan Juga, Lee Ha Im... Aku atau Ki Joon? Kenapa kau tidak memberi kepastian soal itu?” tegas Ma Sung. Ha Im binggung kepastian apa maksudnya.
“Kenapa aku harus tertarik pada si dungu itu?” keluh Ha Im. Ma Sung mengaku sudah mendengar merka berdua di pesta tempo hari.
“Ki Joon pria yang polos. Jadi Jangan mengganggunya kecuali kau menyukainya.” Ucap Ma Sung
“Kata siapa aku... Orang yang kusuka itu kau, Gong Ma Sung.” Tegas Ha Im
“Aku menyukai Joo Gi Bbeum. Aku tidak ingin dia salah paham.” Balas Ma Sung lalu melihat ponselnya karena seseorang menelp. 


Ma Sung tersenyum melihat nama Gi Bbeum yang menelp. Gi Bbeum bertanya apaka Ma Sung bisa menghubungi Ki Joon. Ma Sung mengoda kalau Gi Bbeum memakai Ki Joon sebagai  alasan untuk menelponnya. Gi Bbeum mengaku bukan itu.
“Aku tidak bisa menghubunginya belakangan ini dan aku khawatir. Apa kau tahu keberadaannya?”tanya Gi Bbeum
“Aku yakin dia baik-baik saja, dia bukan anak kecil.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau Ma Sung tak tahu akan menutup telpnya.
“Tunggu. Bagaimana kalau ketemu dan bicara? Kau dimana?” ucap Ma Sung akan pergi. 

Ha Im menahanya karena Ma Sung akan pergi saat sedang bersamanya. Ma Sung panik karena Gi Bbeum akan mendengar suara Ha Im. Gi Bebum bertanya apakah Ma Sung sedang bersama seseorang. Ma Sung berbohong kalau sedang sendirian.
Tapi saat itu dua orang dokter datang menyapa Ha Im memberika minum,  Gi Bbeum bisa mendengarnya, menyindir Ma Sung kalau sepertinya sedang sibu dan menyuruh kembali bekerja lalu menutup telpnya. Ma Sung akhirnya memperingatkan Ha Kim agar jangan datang lagi ke rumah sakit, Ha Im terlihat kesal. 

Ma Sung berjalan dengan wajah uring-uringan, Sek Yang mengejarnya memberitahu kalau Ketua Gong mencarinya. Ma Sung pun menemui Ketua Gong yang mencari dalam ruanganya.  Nyonya Gong tahu kalau Ma Sung yang sudah mengesampingkan dan mengabaikannya jadi pasti punya alasan.
“Jika kau tertarik pada perusahaan, kau bisa memintanya kapapun.” Kata Nyonya Gong memberikan penawaran.
“Aku tidak tertarik pada lainnya. Tapi Cukup jangan campuri Pusat Pengobatan. Pusat pengobatan itu semacam misi yang harus aku lindungi.” Tegas Ma Sung. Nyonya Gong pikir Ma Sung yang meragukannya.
“Aku meragukan tekadku.” Ungkap Ma Sung seperti tak percaya diri.
“Akan ada banyak pembicaraan terkait rapat. Orang akan berdesus kau egois dan munafik. Lalu Akan muncul desus mengenai penyakitmu, juga... Kita perlu meredam desas-desus itu. Jadi Singkirkan sekretaris Yang.” Perintah Nyonya Gong
“Kenapa aku harus melakukan itu?” tanya Ma Sung, Nyonya Gong pikir Orang yang bersalah yang harus bertanggungjawab.
“Aku tidak punya niat memecatnya.” Tegas Ma Sung. Nyonya Gong mengaku terkejut karena Ma Sung menjadi orang yang berbeda hanya karena wanita dengan nada sinis.
“Aku ingin tahu akan sesuatu, padamu bibi. .. Di hari pemakaman orang tuaku, Apa kau ingat yang kau katakan padaku?” tanya Ma Sung.
Nyonya Gong terlihat gugup mengaku tak ingat, dan bertanya Apa yang di katakannya seperti ingin mengetes. Ma Sung mengaku tidak ingat karena masih terlalu muda lalu pamit pergi karena harus rapat. Nyonya Gong meminta Ma Sung agar membawa pulang Ki Joon karen anaknya itu hanya mendengarkan Ma Sung. 
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...LA LAKERS

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"



 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09