PS : All
images credit and content copyright : KBS
Saat akan
pergi ke parkiran Jae Bok bertemu dengan Jung Hee dengan nada sinis pasti
suaminya itu ingin melihat ibu mertuanya.
Jung Hee bingggung apa yang dilakukan istrinya datang ke rumah
sakit. Jae Bok pun menyuruh Jung Hee
segera pergi melihat Ibu mertuanya. Jung
Hee memanggil istrinya binggung karena dianggap mengunjungi ibu mertuanya.
Jae Bok
pergi mengemudikan mobilnya mencoba mencari TK anaknya yang dipilihkan oleh Eun
Hee. Akhirnya ia mampir ke dua tempat TK terdengar jawaban dari guru kalau tak
ada nama Koo Hae Wook yang mendaftar hari ini. Jae Bok mencoba menelp Eun Hee
tapi ponselnya sedang tak aktif.
Teringat
kembali ucapan polisi “Jung Na Mi sedang terancam oleh rentenir. Mereka
mengancam untuk menyakiti ibunya serta pacarnya
dan keluarga Koo Jung Hee.”
Jae Bok
kembali ke rumah memanggil nama anaknya tapi tak terlihat, lalu terdengar tawa
di lantai bawah dan langsung membuka pintu. Hae Wook baru selesai mandi dengan
Eun Hee, memanggil ibunya dengan senyuman bahagia. Jae Bok langsung menarik
sang anak ke pelukanya.
“Kau
bilang itu TK terdekat. Tapi kenapa tidak dia ada? Aku sudah memeriksa tiga TK
terdekat, dan tidak ada yang tahu dia. Aku sangat takut! Kenapa kau memilih TK-
nya sendiri Atau setidaknya memberitahu aku dimana persis tempat itu!” teriak
Jae Bok panik dan marah
“Maafkan aku..
Aku tidak memikirkannya.. TK itu tidak mengizinkan akses keluar masuk..Mereka
baru membukanya pendaftaran jadi... Maafkan aku” ucap Eun Hee kaget.
Hae Wook
yang mendengar ibunya berteriak menangis di pelukan Jae Bok, Eun Hee ingin
memeluknya tapi Jae Bok sudah mengendongnya dan keluar dari kamar.
Nyonya
Choi keluar dengan tatapan dingin lalu memperkenalakn diri sebagai pembantu
yang sudah lama tinggal dirumah itu. Jae Bok mengetahui kalau wanita itu yang
membantu menjaga anaknya lalu mengucapkan terimakasih, Eun Hee menatap sinis
pada Nyonya Choi dan ikut pergi ke ruangan sementara Jae Bok pergi ke lantai
atas.
Hae Wook dan
Jae Bok berbaring dikamar, Anaknya bertanya apakah ibunya isangat terkejut. Jae
Bok membenarkan, dan Hae Wook melihat wajah ibunya dengan lingkar mata yang
hitam tanda terkejut. Jae Bok mengaku kalau hanya lelah.
“Apa kau
suka TK barumu?” tanya Jae Bok. Hae Wook dengan penuh semangat mengatakan sangat
menyukainya.
“Aku
belajar bermain piano dan balet Ibu
harus datang dan melihatnya” ucap Hae Woo, Jae Bok berjanji akan datang ke
sekolahnya besok lalu menyuruhnya tidur lebih dulu karena akan membuatkan
makanan.
“Aku
senang ibu di rumah.” Ucap Hae Wook. Jae Bok juga mengaku sangat senang bersama
dengan anaknya.
Eun Hee
memanggil Jae Bok dari depan kamar, Jae Bok membuka pintu. Eun Hee melihat Jae
Bok tampak lelah, Jadi membuatkan teh. Jae Bok pun mengucapkan terimakasih
sebelum pergi meminta maaf karean sebelumnya memarahinya.
“Aku
panik ketika tidak bisa menemukan Hae Wook.” Kata Jae Bok. Eun Hee bisa
mengerti.
“Aku suka
anak-anak, tapi belum pernah jadi seorang ibu, jadi tidak terlalu mengerti apa
yang kau rasakan” ungkap Eun Hee.
Akhirnya
Pintu pun ditutup, Jae Bok bergumam kalau Eun Hee itu selalu membuatnya merasa lebih buruk dan itu lah kemampuanny Kemampuannya
untuk membuat orang lain merasa bersalah.
Jung Hee
membaca surat yang ditinggalkan Na Mi “Utang terus tumbuh. Ini tak akan
tertahankan.” Bong Goo pun bertanya apakah
Jung Hee benar-benar tidak melihat kalau
Na Mi ditekan atau diancam karena utangnya.
“Dia
khawatir dengan utang nya, tapi dia bilang Oppanya akan membantunya keluar.” Kata
Jung Hee, Bong Goo binggung bertanya kapan tepatnya.
“Itulah
sebabnya Dia mengatakan itu akan baik-baik saja.” Kata Jung HEe, Bong Goo
bertanya kapan yang mengatakan.
“Dulu...
waktu kami akan putus.” Ungkap Jung Hee, Bong Goo makin binggung mereka yang
sempat putus.
“Aku
tidak pernah memberinya uang. Apa dia mendapatkannya dari pria kaya ?” kata
Bong Goo
Jung Hee
membela kalau Na Mi itu bukan wanita seperti itu dan tidak akan memanfaatkan
prianya demi uang. Bong Goo berkomentar Jung Hee yang tahu dengan baik, tapi membiarkan seperti ini
terjadi. Jung Hee bertanya pada Bong Goo apa yang dilakukan sebagai kakaknya.
“Apa Na
Mi bahagia ... Pacaran denganmu?” tanya Bong Goo, Jung HEe mengangguk. Bong Goo
pun bisa bersyukur.
“Na Mi
itu..selalu bertingkah seperti dia senang, tapi dia tidak pernah bahagia
itulah yang aku tahu. Tapi, aku tidak
bisa memaafkan ... fakta bahwa kalian sudah menikah.” Kata Bong Goo, Jung Hee
kembali menangis memanggil nama Na Mi ...
Bong Goo
pulang kerumah lalu melihat sebuah lembaran kertas atas nama Jung Na Mi dan
terlihat uang Deposito dari Choi Duk
Boon, 30,000 dollar. Ia bertanya-tanya siapa “Choi Duk Boon". Teman Na Mi
datang menemui Nyonya Choi.
“Apa
benar.. Jung Na Mi tidak mengatakan apa-apa? Apa Dia tidak memintamu untuk
memegang apa pun untuknya?” kata Nyonya Choi, Teman Na Mi membenarkan.
“Jangan
mencoba sesuatu yang lucu, atau kau akan mati tanpa ada yang mengetahui.
Mengerti? Jadi berapa banyak yang kau butuhkan? Untuk utangmu, jadi Katakan
padaku.” Kata Nyonya Choi
Jae Bok
mencuci wajahnya, mengingat kembali saat suaminya marah menuduh dirinya yang
melakukan sesuatu pada Na Mi sampai meninggal, bahkan menangis meraung-raung di
pemakaman.
“Jangan
marah, Shim Jae Bok.. Jangan merasa tidak adil, perasaan orang memang sering
berubah. Apa yang bisa kau lakukan? Jadi Terima itu.” Ucap Jae Bok
Terlihat wajah Na Mi yang penuh luka di sampingnya, Jae Bok
menjerit agar meminta Na Mi tak mendekatinya dengan wajah ketakutan. Ia meminta
agar Na Mi pergi dari dirinya. Jung Hee baru pulang mendengar istrinya yang
berteriak.
Jae Bok
seperti melihat Na Mi yang melotot menatap tepat didepan wajahnya, Jung Hee
mencoba menyadarkan istrinya yang bermimpi buru, Jae Bok yang ketakutan
terbangun dan langsung menarik rambut Jung Hee. Jung Hee kaget tiba-tiba Jae
Bok menarik rambutnya.
Jae Bok
sadar melihat suaminya yang ada didepanya langsung menendangnya seperti merasa
sangat jijik.
Jae Bok mengemudikan
mobilnya terlihat sedikit pucat, Hae Wook bertanya apakah ibunya sakit. Jae Bok
mengaku kalau tidak sakit sama sekali
jadi tak perlu mengkhawatirkannya.
Saat itu
mereka pun masuk ke sebuah sekolah yang cukup besar dan terlihat mahal. Jae Bok
memastikan kalau itu sekolahnya. Hae Wook membenarkan kalau sekolahnya. sangat
keren.
Eun Hee langsung
menyapa Jae Bok yang mengantar Hae Wook pergi ke sekolah. Jae Bok pikir kalau
akan pergi sendiri saja, Eun Hee pikir
karena baru pertama kali untuk Jae Bok jadi harus datang juga ke sekolah.
“Selamat
pagi, Emily... Apa Anda pengasuhnya Emily?” ucap seorang guru berambut pirang
dengan bahasa inggris. Jae Bok binggung anaknya di panggil Emily dan dianggap
sebagai pengasuh.
“Emily
adalah ballerina terbaik di TK kami. Bagaimana kalau membiarkan dia mengambil
beberapa pelajaran tambahan?” ucap gurunya mengunakan bahasa inggris pada Eun Hee.
Eun Hee pun menyetujui ide tersebut.
Jae Bok
mencoba bicara saat itu, beberapa temanya memanggil Hae Wook dengan panggilan
Emily dan mengajaknya pergi bermain. Sang
guru dan Eun Hee akan masuk, Jae Bok memanggilnya dengan bahasa inggris yang
fasih memberitahu guru anaknya.
“Aku
Bukan pengasuhnya Hae Wook tapi Aku adalah ibunya. Dia tetangga kami yang
tinggal di lantai pertama. Sesuatu tiba-tiba terjadi jadi aku tidak bisa
datang, ketika Hae Wook terdaftar untuk TK disini” ucap Jae Bok dengan penuh amarah.
“Benarkah?
Aku minta maaf.” Kata gurunya. Eun Hee pun seperti sedih mengaku kalau dirinya
hanya tetangganya.
Eun Hee
mengikuti Jae Bok sampai keluar dari sekolah dan bertanya apakah marah. Jae Bok
menjawab tidak, karena Eun Hee yang melakukannya untuk Hae Wook, jadi tak ada
alasan untuk marah tapi menurutnya Tapi sekolahnya ini tidak dengan keluarganya.
“Aku akan
mengirimnya di tempat lain saja” ucap Jae Book
“Kenapa
keluar dari sini? Orang-orang disini sudah mendaftar dan menunggu lebih dari
setahun. Kita beruntung karena ada pembukaan.” Kata Eun Hee
“Tapi,
ini tidak benar Dan, Kami hanya disana selama dua bulan. Jadi Kami akan pindah
setelah dua bulan.” Kata Jae Bok
“Ini
hanya dua bulan, jadi mengapa kau tidak membiarkan dia ...” kata Eun Hee
“Lalu
Bagaimana setelah dua bulan? Setelah menghadiri sekolah ini, maka dia akan
kecewa ketika harus dipindahkan ... ke sekolah yang rendah. Aku Terima kasih kau sudah memikirkannya tapi
aku akan memindahkan dia ke TK lain.” Ucap Jae Bok
Saat masuk
ke dalam mobil merasakan tubuhnya lemas dan berjalan sepoyongan. Terdengar suara
Hae Wook yang menyanyi dengan teman-temanya mengunakan bahasa inggris. Jae Bok terdiam
seperti merasa kasihan pada anaknya.
Sam Kyu
dan Bong Goo melihat rekaman CCTV dan menemukan seseroang yang menaruh selembar
kertas didepan pintu. Bong Goo melihat wanita dengan Jeans dan sepatu kets. Dan
terlihat seperti sepatu desainer terkenal. Sam Kyu pikir itu mungkin temannya
Na Mi karena Na Mi juga mengenakan
barang KW juga sama seperti Bong Goo. Bong Goo mengeluh temanya yang selalu
mengejek
“Na Mi
tidak punya teman perempuan.” Kata Bong Goo dan teringat kembali saat Jae Bok
membahas tentang teman Na Mi bergaya
Orang Latin?
“Namanya
"Choi Duk Boon".... Choi Duk Boon memberinya uang. Apa hanya itu
saja? Aku akan mencari tahu siapa orang ini. Apa Kau tahu, aku mencium kasus
besar.” Ucap Sam Kyu penuh semangat
“Hei.
Galilah baik dan menyeluruh Jangan menggunakan ide konyol.” Tegas Bong Goo, Sam
Kyu bertanya seperti apa contohnya.
“Jangan
mencari cara untuk mendapatkan uang. Aku suka kau secara keseluruhan, tapi
itulah masalahmu”ejek Bong Goo
Sam Kyu
kesal karena Bong Goo menggoda teman setianya, lalu bertanya keadaan ibunya. Bong Goo menegaskan bahwa
wanita itu bukan ibunya.
Bong Goo
akhirnya kembali menjenguk, Ibu Na Mi heran melihat anaknya datang lagi padahal
kemari baru saja datang. Bong Goo mengaku kalau hanya lewat saja dan bertanya
apakah pernah mendengar sesuatu dari Na
Mi. Ibu Na Mi bertanya masalah apa. Bong Goo tak membahasnya, lalu meminta agar
menghubunginya kalau membutuh sesuatu.
“Apa aku
bisa... Menelfonmu?” ucap Ibu Na Mi mengodanya, Bong Goo memilih untuk pamit
pergi.
“Bong
Goo...ambillah jeruk ini, aku punya banyak. Aku tidak tahu mengapa dia
membelinya sangat banyak.” Kata Ibu Na Mi
“Siapa
yang melakukan itu? Apakah Na Mi?” tanya Bong Goo heran, Ibu Na Mi menceritakan
anaknya itu berjuang untuk membawa
sekardus buah beberapa hari yang lalu.
Bong Goo
mengingat ucapan Na Mi saat mengantarnya pulang “Kupaskan beberapa jeruk untuk
Ibu kalau kau mengunjunginya.Ada banyak di bawah ranjangnya” Bong Goo langsung
membukanya dan melihat ada sebuah buku agenda.
Bong Goo
keluar melihat isinya diary Na Mi yang
hanya bertuliskan "Lipstik Stocking,
dua botol Soju" dan “Target tercapai”. Ia berpikir kalau itu diet, dibagian belakang ada sebuah
note yang dituliskan Na Mi.
Ia
berrjalan dilorong mengirimkan pesan pada Jae Bok menanyakan keberadaanya. Jae
Bok mengatakn sedang mengisi nutrisinya.
Bong Goo mengeluh pada tingkah “Ahjumma”
Jae Bok
sudah dipasang selang infus dan mulai berbaring, lalu melihat bayangan berjalan
di depan ruangan. Ia berpikir dirinya itu bermimpi buruk lagi lalu meminta Jung
Na Mi. Jangan datang dan muncul kembali, saat tirai terbuka Jae Bok menjerit
histeris.
Bong Goo
kaget melihat Jae Bok yang ketakutan sambil menjerit, Perawat pun datang melihat kedaaan Jae Bok
lalu memarahi Bong Goo yang
menakut-nakuti pasien. Bong Goo mengaku kalau hanya ingin memeriksa
apakah Jae Bok itu sudah tertidur atau tidak.
Jung Hee
pergi ke tempat bangunan yang biasa dia berkerjanya, Bosnya melihat Jung HEe
yang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar jadi menyuruhnya untuk tak
datang lagi.
Akhirnya
ia kembali pulang hanya terlihat papan nama “Lee Eun Hee” lalu mencari kartu untuk kunci
rumah tapi seperti hilang. Ia
mengeluarkan ponsel dan ingin menelp Jae Bok, seperti enggan karena istrinya
itu masih marah. Saat akan pergi Eun Hee memanggil Jung Hee dengan membawa
sebuket bunga.
“Kenapa
kau tidak masuk?” sapa Eun Hee ramah, Jung Hee mengatakan kehilangan kunci
“Apa kau
tidak tahu sandinya?” tanya Eun Hee, Jung Hee mengangguk
“Aku lupa
seharus sudah bilang lebih cepat.” Kata Eun Hee lalu pergi ke arah pintu
menekan tombol.
Jung Hee
melihatnya dengan sangat dekat, saat itu keduanya saling menatap seperti
merasakan sesuatu. Jung Hee memberitahu nomor sandinya 010.321. keduanya pun
masuk, Eun Hee menatap Jung Hee dari belakang seperti merencanakan sesuatu.
Bong Goo
sudah berbaring dengan selang infus, Jae Bok mengejak Bong Goo yang
mengikutinya. Bong Goo mengelak kalau dirinya juga butuh beberapa nutrisi lalu
menyuruh Jae Bok yang membayar. Jae Bok berteriak kaget, Bong Goo menahan tawa
kalau dirinya itu hanya bercanda dan sudah membayar untuk Jae Bok juga.
“Seharusnya
kau traktir yang lebih mahal. Tapi, Kenapa kau kesini?”tanya Jae Bok. Bong Goo
memberikan secarik kertas yang dituliskan
Na Mi
Jae Bok
mengejek tulisan tangan Na Mi yan jelas dan mulai membacanya “Aku pergi ke rumah
Oppa hari ini, berpura-pura untuk memecah rekor Jimmy Hendrix. Aku hanya ingin
melihat ... bagaimana dia hidup.”
Ia mengingat
saat Na Mi datang ke rumahnya lalu dengan sombongnya mengatakan kalau pria tak bisa
menolak seseorang yang muda dan cantik.
“Istrinya... sangat sulit, tapi dia
sepertinya orang yang baik. Aku terpaksa mengambil Oppa dari dia. Ayo kita
berhenti berbuat dosa ... bahkan jika uang adalah masalahnya.”
Jae Bok
pun bertanya-tanya kenapa uang masalahnya, menurutnya ia tidak mungkin
berkencan Koo Jung Hee demi uang. Bong Goo bertanya apakah Jae Bok mengenal
seseorang yang bernama Choi Duk Boon. Jae Bok malah balik bertanya siapa orang
yang disebutkanya itu.
“Aku juga
tidak tahu tapi Na Mi menerima uang dari Choi Duk Boon.” Kata Bong Goo, Jae Bok
tak percaya mendengarkanya.
“Mengapa
hidupnya sangat rumit?” komentar Jae Bok.
“Koo Jung
Hee juga tidak tahu dengan Choi Duk Boon” ucap Bong Goo
Jae Bok
tak percaya Bong Goo sudah bertanya dengan suaminya juga. Bong Goo hanya bisa
menghela nafas panjang sambil mengumpat Na Mi itu si anak miskin dan menaruh lengan
diatas matanya. Jae Bok heran melihat Bong Goo yang berhenti di tengah-tengah
percakapan.
“Dia
seorang anak ceria bahkan ketika berhenti bersekolah. Dia bukan orang yang akan
menyerah dengan hidupnya” kata Bong Goo mengenal sosok Na Mi
“Pengacara
kang... Apa kau menangis karena adikmu?” ucap Jae Bok , Bong Goo hanya diam
seperti merasa sangat menyesal
“Apa yang
bisa kau lakukan? Kau mungkin merasa hal-hal buruk dan penyesalan, tapi tidak
ada gunanya. Karena itu berbaiklah dengan ibumu. Jangan terlalu kasar dengannya”
kata Jae Bok menasehati
Tapi
ternyata Bong Goo sudah tertidur pulas bahkan mendengkur, Jae Bok mengumpat Bong Goo yang mencoba untuk
terlihat keren tapi bertindak seperti orang tua karena mendengkur.
Saat itu
ia melihat selimut Bong Goo kurang ditarik ke atas, Jae Bok ingin menariknya
tapi karena mengunakan infus tak bisa menariknya. Ia mengunakan kaki untuk
menariknya, tapi yang terjadi malah membuat kakinya kram. Bong Goo pun kaget
dengan jeritan Jae Bok dan memijat kakinya, perawat menatap dingin. Bong Goo
mengaku semua bukan karean dirinya.
Jae Bok
pulang melihat Jung Hee sedang membereskan meja, dengan sinis bertanya apa yang
sedang dilakukan suaminya itu. Jung Hee mengatakan sampai di rumah lebih awal, jadi sedang beres
beres, lalu bertanya apa yang akan mereka makan untuk malam nanti karena akan
memasaknya.
“Kau
harus istirahat dan kelihatannya lelah.” Ungkap Jung Hee mencoba melayani istrinya.
“Koo Jung
Hee.. Bukankah kita sedang bertengkar? Apa kau lupa kita akan berpisah?” kata
Jae Bok sinis
“Sayang Aku
sudah memikirkannya. Kita lebih baik tidak bercerai. Bayangkan betapa traumanya
anak anak nanti” kata Jung Hee
“Lalu
kenapa kau melakukan sesuatu yang akan melukai mereka? Kau bahkan mencurigaiku
sebagai pembunuh Bagaimana bisa kau menyakitiku seperti itu? Apa kau pikir aku
bisa menerima semua itu dan hidup denganmu?” kata Jae Bok marah
“Coba
lihatlah... Kau selalu mengatakan aku menyakitimu, tetapi apakah kau pikir aku
tidak terluka juga? Dari mulai nikah sampai sekarang Apa kau tahu betapa
sakitnya hatiku? Kau menyebutku tidak kompeten dan berkata kalau aku tidak bisa
melakukan apa-apa.” Ucap Jung He mengeluarkan semua uneg-unegnya.
“Apakah
itu sebabnya kau berselingkuh? Apa Karena aku terus menyakiti perasaanmu?” ucap
Jae Bok dengan nada tinggi.
“Aku
menyukai Na Mi bukan karena dia masih muda dan cantik, tapi karena dia memperlakukanku
seperti seorang pria. Semua orang di kantor memperlakukanku seperti seorang
pecundang, tapi dia memperlakukanku seperti aku adalah yang terbaik. Dia mengatakan
selama aku bersamanya, tidak akan ada yg membuatnya takut.” Kata Jung Hee.
“Kau
bilang Seorang pria? Dan Terbaik? Kau tidak seorang pria maupun terbaik untukku”
tegas Jae Bok
Jung Hee
pikir sudah bisa melihat kalau dirinya itu bukan seorang pria dimata istrinya.
Jae Bok pun membalika sikap Jung Hee apa memperlakukan diriny seperti seorang
wanita, Apa kau ingat kapan saat terakhir tidur dengannya. Jung Hee pikir tak
mungkin bisa melakukan kalau Jae Bok saja tidak menganggapnya sebagai seorang
pria bahkan memperlakukannya seperti selokan
“Kaulah
yang melemparkanku ke selokan! Hutang ayahmu dan pinjaman dengan teman-temanmu.
Aku bekerja sendiri mati matian untuk membawa uang sebanyak mungkin, kerja
lembur setiap malam ... Dan meminta Won Jae untuk menjemput anak-anak ...” kata
Jae Bok marah
“Coba
Lihatlah Uang, Uang , Uang.. Uang selalu jadi masalahmu Bagaimana bisa aku melihatmu
sebagai seorang wanita? Kalau tahu dulu aku akan membiarkanmu dengan cinta
pertamamu itu. Dia punya banyak uang, kan? Maka kau tidak akan hidup seperti
ini! Apa yang kau lihat dariku?” ucap Jung Hee bener-benar mengeluarkan
amarahnya.
“Benar
juga.. Apa yang sudah ku lihat darimu?.. Aku mengacaukan hidupku sendiri dan
tidak menyalahkan orang lain... Itu sebabnya aku ingin bercerai!!! Koo Jung Hee...
Ayo kita akhiri” tegas Jae Bok lalu keluar dari rumah.
Jung Hee
seperti serba salah dan memukul mulutnya karean kelepasan. Eun Hee melihat saat
Jae Bok keluar pergi ke halaman. Jae Bok seperti sedang menenangkan diri dari
amarahnya. Eun Hee datang dengan sikap ramahnya bertanya kenapa Jae Bok diluar
karena udara dingin.
“Aku
merasa frustasi.. Tadi..Aku menyakiti perasaanmu, kan? Ketika aku mengatakan
akan memindahkan TK nya” kata Jae Bok membantu Eun Hee mengangkat jemuran
“Tidak.. aku paham perasaanmu” ucap Eun Hee. Jae Bok melihat
bordiran inisial "K dan H" sebelum bertanya Eun Hee sudah
menjawabnya.
“Ini
inisial Suamiku dan aku, Kyung Woo and Eun Hee. Apa kau bertengkar dengan
suamimu lagi ?” tanya Eun Hee, Jae Bok pikir Eun Hee mendengarnya
“Tidak.
aku hanya menebak saja.”kata Eun Hee, Jae Bok akhirnya memberitahu bahwa Jung
Na Mi. Selingkuhan suaminya.
“Mereka
menemukan buku hariannya. Dia menulis bahwa merasa kasihan denganku,Rasanya aneh
saat membaca itu.” Cerita Jae Bok, tangan Eun Hee terlihat gemetar
mendengarnya.
“Tapi...
Aku merasa bersalah dengannya dan tidak bisa memaafkannya. Suamiku terus
memohonku untuk memaafkannya, tapi aku tidak bisa. Aku benar-benar tidak bisa. Bukankah
aneh? Mereka orang-orang yang bersalah, Tapi kenapa aku merasa seperti aku yang
berbuat dosa?” cerita Jae Bok
“Itu
karena kau terluka, Karena Luka itu.. masih berdarah dan belum sembuh. Jadi
bagaimana kau bisa memaafkan? Tentu kau tidak bisa.” Komentar Eun Hee.
Jae Bok
membahas tentang saat datang ke kantor polisi, Eun Hee mengatakan “Aku benar-benar
mengerti denganmu. Sebenarnya aku...” seperti tak bisa berkata-kata. Jae Bok
pun bertanya Apa sesuatu yang buruk
terjadi juga pada dengan tetangganya itu. Eun Hee membenarkan.
“Sebenarnya..
Aku punya satu.. Sebuah luka yang mendalam...Suamiku punya wanita lain... Kejadiannya
sudah lama.. Dari sebelum dia bertemu denganku Dia itu cinta pertamanya suamiku”
cerita Eun Hee, Jae Bok kaget
mendengarnya.
“Aku
Merasa seperti wanita lain itu selalu ... Berada di hati pria yang aku cintai
... Tidak ada yang bisa mengerti ... Betapa menyakitkannya kejadian itu” cerita
Eun Hee
Jae Bok
yang shock menjatuhkan handuknya, dari tanganya. Eun Hee dengan nada sinis akan
mengambilnya sendiri. Jae Bok pun bertanya apakah Eun Hee tahu tentang cinta
pertama nya itu, Eun Hee mengaku sudah mengetahuinya yaitu Jae Bok dengan
tatapan dingin. Jae Bok terlihat benar-benar Shock.
Bersambung
ke episode 6
Aku benar-benar curiga sama Eun Hee ini, dari awal aneh. Emang sih orang baik itu tentu masih ada, cuma kok glagatnya seperti semua hal yg Jae Bok alami dia tahu? Semangat buat admin nulis ceritanya...
BalasHapus