PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 29 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ji A mengangkat telp dari ayahnya, Tuan Nam ingin tahu keberadaan anaknya. Ji A berbohong kalau ada di luar. Tuan Nam memberitahu anaknya kalau Teman JI A datang untuk menemuinya. Ji A bingung siapa temanya padahal sudah bilang jangan membukakan pintu untuk siapa pun.

“Ini karena ayah mengenali wajahnya.” Kata Tuan Nam. Ji A bingung siapa yang ayahnya kenal dan berpikir kalau Lee Yeon?

“ Bukan. Pemuda berwajah pucat yang pernah ayah ceritakan. Anyelir.” Ucap Tuan Nam. Ji A kaget mendengarnya. Immogi pun meminta ponsel dari tangan Tuan Nam. 


“Sudah kubilang, aku tidak akan bersikap baik lagi padamu.” Ucap Immogi

“Aku tidak akan membiarkanmu. Jika menyentuh orang tuaku, kau...” teriak Ji A marah

“Berhentilah menolak takdirmu. Aku bisa menghancurkan semua yang kau pedulikan.” Ucap Immogi


“Siapa kau? Kau bukan teman Ji-ah, bukan?” kata Ibu Ji A marah. Ji A memohon agar ibunya tak melawan Immogi.

“Kalian ingin menggantung diri.” Ucap Immogi mulai menghipnotis. Ji A berteriak histeris.

Ji A akan berlari keluar rumah, Tuan Hyun menahanya karena Ji A tidak boleh keluar. Ji A tetapharus pergi karena Ibu dan ayahnya dalam bahaya. Ia berteriak histeris memikirkan kedua orang tuanya. 



Tuan Nam dan istirnya sudah disiap mengantukan dirinya dengan tali yang sudah disiapkan. Immogi pun melihat foto-foto Ji A seperti keluarga yang bahagia. Keduanya sudah siap mengantungkan diri, saat itu Yeon datang langsung memutuskan talinya.

Immogi kaget dan terlihat marah, Yeon juga kesal. Immogi akhirnya menyuruh keduanya tidur. Yeon pun menahan keduanya agar tak jatuh lalu membawanya masuk ke dalam kamar. Immogi pun duduk dengan santai di ruang tengah.

“Bagaimana kau tahu aku di sini?” ucap Immogi. Yeon mengaku baru pulang dari Sungai Styx.

“Penerawangan wanita tua itu?” kata Immogi. Yeon memberitahu kalau Nenek mengubah Daftar Ji-ah.

“Berkat kau menyebarkan wabah.”kata Yeon. Immogi memberitahu Dia masih hidup dan baru saja bicara dengannya.

“Karena Hyuneuiong melindunginya untukku. Tapi itu tidak akan bertahan lama.” Ucap Yeon

“Kau bilang baru pulang dari sana. Kenapa kau tidak memohon agar dia menyelamatkannya?”ucap Immogi 



“Aku sudah berusaha memohon.” Ucap Yeon. Immogi merasa a itu tidak berhasil.

“Jika Ji-ah mati, separuh tubuhmu juga tidak akan aman.” Kata Yeon. Immogi pun ingin tahu apa yang akan dilakukan.

“Apa yang sebenarnya kau inginkan?”kata Yeon. Immogi meminta Yeon agar bisa menebaknya.

“Keberadaanmu saja kurang sempurna. Saat kau menjadi anak manusia dan bahkan sekarang. Kau makhluk terkutuk yang membuatmu berpikir apa dewa menciptakanmu hanya untuk merusakmu. Itulah Imoogi.” Ucap Yeon mengejek.

“Kau ingin berkelahi, bukan?” ucap Immogi. Yeon mengaku bukan tapi Sebaliknya. Immogi bingung

“Bagaimana jika ada cara yang lebih baik daripada terobsesi denganku atau Ji-ah untuk mengisi kekosongan itu? Bagaimana jika kau bisa memiliki posisi yang roh gunung kelas bawah tidak berani mengejarnya?” ucap Yeon. 

“Katakan lebih jelas.”kata Immogi. Yeon memberitahu Dewa bagi dewa.Immogi pikir itu Tidak mungkin.

“Penguasa Sungai Styx. Mari bersama mengalahkan penguasa Sungai Styx.” Ucap Yeon.

“Menarik. Siapa yang menduga? Apa Kau mengkhianati wanita tua itu?” ucap Immogi

“Aku siap melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ji-ah.” Kata Yeon. Immogi pun menegaskan kalau Yeon ingin bekerja sama denganku

“Ya, aku bahkan siap untuk gagal dengan bedebah sepertimu.” Kata Yeon. Immogi pun menanyakan syaratnya.

“Lepaskan Ji-ah. Keluarkan separuh dari dirimu dari tubuhnya. Tinggalkan kami berdua selamanya. Hanya itu syaratku.” Ucap Yeon

“Jika menjadi aku, apa kau akan percaya ini bukan jebakan?”ucap Immogi. Yeon menyakinkan kalau Tidak akan.

“Kalau begitu, tebaklah. Apa jawabanku?”ucap Immogi. Yeon tahu Immogi  ingin menolak, tapi pada akhirnya akan menerima tawarannya.

“Apa yang membuatmu begitu yakin?” tanya Immogi. Yeon pikir mereka berdua ada di jalan buntu.

“Jika menolak tawaranku, maka kau kehilangan separuh dirimu. Dan Aku kehilangan Ji-ah. Kita akan saling membunuh dan dikirim ke Neraka. Itu yang kuharapkan sejak kencan terakhirku dengannya. Katakan jika kau berubah pikiran. Waktumu sampai matahari terbit besok.” Ucap Yeon 



Shin Joo tak percaya Yoo Ri  mengetahui Imoogi akan membunuh mereka, tapi menahannya disini dan ingin tahu alasanya. Ia pun memastikan kalau Immogi mengancamnya atau dimanipulasi seperti saat menusuk Lee Rang. Yoo Ri mengaku bukan keduanya. Shin Joo ingin tahu alasanya.

“Siapa yang peduli dengan orang-orang itu?” kata Yoo Ri. Shin Joo tak percaya Yoo Ri menganggap "Orang-orang itu?"

“Kukira kau datang untuk menemuiku. Aku sangat mencemaskanmu. Tapi... Aku hanya umpan... Kau memanfaatkan perasaanku.” Ucap Shin Joo marah. Yoo Ri mencoba memanggilnya.

“Berhenti... Jika kau bicara lagi, aku mungkin akan menyesal karena jatuh cinta kepadamu.” Ucap Shin Joo marah dan berjalan pergi. Yoo Ri pun hanay bisa terdiam. 


Yeon pulang dan Ji A langsung memeluknya. Yeon pikir Ji A pasti sangat khawatir dan memberitahu kalau kedua orang tuanya aman bahkan ia juga menghapus ingatan mereka jadi tidak ingat lagi pernah bertemu Imoogi. Ji A pun mengucapkan terimakasih pada Yeon.

“Ini salahku. Seharusnya tidak kutinggalkan mereka.” Kata Shin Joo tertunduk. Ji A pikir ini bukan salah Shin Joo

“Aku tahu kau menjaga mereka agar aman. Terima kasih, Hyuneuiong, karena melindungi Ji-ah saat aku pergi.” ucap Yeon

“Sekarang apa rencanamu?” tanya Tuan Hyun. Yeon mengaku bekerja sama dengan Imoogi. Mereka kaget mendengarnya.

“Apa karena Nenek?” tanya Tuan Hyun. Yeon membenarkan. Tuan Hyun pikir Pada akhirnya, dia berbalik melawan Yeon.

“Dia memberiku kesempatan lain untuk melawannya.”kata Yeon. Ji A meminta agar memberitahu detailnya.

“Dia memberiku dua hari lagi. Selama itu, kau akan aman.” Ucap Yeon. Ji A pun memikirkan sesuatu.

“Tentu saja. Kau tidak akan mati... Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.” Kata Yeon.

“Maka, kau bekerja sama dengan Imoogi...” kata Ji A. Yeon menegaskan kalau itu tipuan. Shin Joo pun sudah menduganya.

“Apa syarat Nenek?” tanya Tuan Hyun. Yeon mengaku Tidak ada, selain harus berhasil menangkap Imoogi.

Tuan Hyun ingin bicara, tapi Yeon berpikir bicara Nanti saja karena ingin makan dengan Ji-ah. Ia pamit masuk ke dalam kamar karena akan berganti pakaian, wajahnya langsung berubah serius saat masuk kamar. 



Flash Back

“Bagaimana jika aku memberitahumu bahwa ini akan berakhir sama apa pun upayamu? Antara kau dan dia, hanya satu dari kalian yang bisa hidup.” Ucap Nenek Yeon

“Apa Ini harus berakhir dengan cara yang sama? Kalau begitu, tidak ada lagi yang perlu dipikirkan.” Ucap Yeon.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Nenek Yeon. Yeon memperlihatkan sisik Immogi kalau akan menelannya.

“Begitu Imoogi di tubuh Ji-ah dipindahkan kepadaku, maka aku akan melompat ke Sungai Styx bersama separuh Imoogi. Dengan begitu, dia tidak akan pernah dilahirkan kembali.” ucap Yeon

“Melompat ke Sungai Styx artinya...” kata Nenek Yeon. Yeon mengaku sudah tahu kalau Tidak ada reinkarnasi lagi untuknya.

“Aku tidak akan pernah bisa kembali kepada Ji-ah.” Ucap Yeon lalu menatap wajahnya ke arah cermin seperti ingin memastikan apakah sudah ada Immogi dalam tubuhnya. 



Tuan Choi terbaring meminta maaf pada Nyonya Bok atas semua masalah ini dan meminta agar membawa saja  ke rumah sakit. Nyonya Bok memberitahu kalau Rumah sakit tidak akan berguna karena Ini tidak seperti penyakit yang ditahu.

“Aku kedinginan.” Kata Tuan Choi meminta agar Nyonya Bok memegang tanganya. Nyonya Bok meminta agar bisa bertahan.

“Pertarungan mengerikan ini akan segera berakhir. Bertahanlah sampai saat itu. Aku tahu kau bukan orang biasa.” Kata Nyonya Bok memegang tangan Tuan Choi. 


Tuan Hyun membuka pintu dan kaget melihat Nyonya Bok dan Tuan Choi saling berpegangan tangan, langsung memalingkan wajahnya. Tuan Hyun mengaku penasaran kenapa restorannya tutup dan meminta maaf, melihat Tuan Choi langsung kaget melihatnya.

Ia pun menarik Nyonya Bok keluar dari ruangan, dan bertanya apakah tahu siapa sama dia. Nyonya Bok tak mengerti maksudnya. Tuan Hyun memberitahu kalau pria itu adalah suaminya. Nyonya Bok kaget mendengarnya.

“Suamimu dari kehidupanmu sebelumnya yang kau rindukan seumur hidupmu.” Kata Tuan Hyun. Nyonya Bok kaget mendengarnya. 


Tuan Kwon berteriak didepan sel “Ada yang sekarat di sini!.. Astaga. Kumohon.” Detektif datang memastikan keadaan Tuan Kwon dan melihat Ada bercak di sekujur tubuhnya. Tuan Kwon meminta agar Tolong bawa  ke rumah sakit.

“Tidak ada gunanya... Cepat atau lambat, kau akan mati. Apa yang terjadi padamu?” ucap Detektif melihat Tuan Kwon yang terus mengaruk-garuk tubuhnya.

“Sejak kapan detektif Korea memakai sepatu sebersih itu?” kata Tuan Kwon dan akhirnya melihat berubah menjadi Rang. 


“Aku benci aturan berpakaian.” Kata Rang. Tuan Kwon bertanya  Siapa yang mengutusnya, Lee Yeon? Atau...

“Apa itu penting? Kau sekarat sekarang.” Kata Rang. Tuan Kwon yakin Rang kemari bukan hanya untuk melihatnya mati.

“Aku suka itu... Lihat. Aku bahkan membeli berondong jagung. Aku bahkan mencari pemakaman untuk didatangi.” Ucap Rang

“Apa yang kau inginkan? Katakan.”ucap Tuan Kwon. Rang melihat Tuan Kwon orang yang sekarat.

“Jangan berani membuat kesepakatan... Apa Kau masih merasa Imoogi melindungimu? Saat Imoogi mati, penyakit menyebalkan ini juga akan hilang, bukan?” ucap Rang.

“Kurasa begitu... Tolong keluarkan aku.” Kata Tuan Kwon.  Rang ingin tahu alasanya.

“Aku bekerja untuk Imoogi lebih lama dari yang kau tahu. Artinya tidak ada yang lebih mengenalnya daripada aku.” Kata Tuan Kwon

“Lantas? Kau pikir bisa bebas dan sembuh secara gratis hanya dengan beberapa kata? Aku tidak mau... Aku bukan petarung andal. Aku benci ada bekas luka di tubuhku.” Kata Rang

“Aku paham maksudmu... Rupanya itu alasanmu kemari. Kau tidak ingin mengotori tanganmu.” Ucap Tuan Kwon. 


Saat itu di CCTV terlihat detektif yang sengaja mengeluarkan Tuan Kwon dari sel penjara. Detektif Kim menunggu diruangan, Detetif lain datang memberitahu kalau Dia kabur. Detektif Kim bingung bertanya siapa. Detektif memberitahu kalau tersangka pembunuhan berantai.

“Siapa yang membebaskannya?” tanya si detektif Kim marah. Si detektif melangkah mundur ketakutan.

“Aku melihat rekaman kamera pengawas dan...” ucap Si detektif gugup. Detektif Kim bingung apa kelanjutanya. Detektif memberitahu kalau itu Detektif Kim sendiri yang melepasakanya. Detektif Kim kaget mendengarnya. 


Ji A dan Yeon pergi ke restoran Gopchang Gobbuni, wajah Ji A bahagia karena diberikan Kejunya banyak sekali. Yeon hanya terus menatap Ji A. Ji A bingung bertanya ada apa. Yeon melihat Ji A terlihat cantik. Ji A menaruh sumpit dan meminat Yeon agar Berjanji kepadanya.

“Mari kita kemari lagi saat salju pertama turun.” Ucap Ji A. Yeon pun menyetujuinya.

“Aku ingin kau menghabiskan Natal denganku. Kita akan pergi ke pantai yang kita kunjungi lagi.”kata Ji A. Yeon pun menganguk setuju.



“Dan di Hari Tahun Baru, datanglah ke rumahku. Mari makan tteokguk dengan orang tuaku. Dan di hari ulang tahunku...” ucap Ji A.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Yeon. Ji A langsung membisikkan pada telinga Yeon. Yeon pun akan menyiapkanya.

“Apa yang harus kau lakukan untuk menepati janjimu hari ini?” kata Ji A. Yeon berjanji harus panjang umur dengan saling berjanji. Mereka pun langsung bersulang. 



Sae Ron duduk taman, tiba-tiba seseorang membawakan buket bunga. Ia tak percaya melihat Jae Hwan yang membawanya dan merasa memaksanya melakukan ini. Jae Hwan merasa Seharusnya bilang ini hari ulang tahunnya. Sae Ron pikir Kini siapa yang memedulikan ulang tahun kalender bulan seseorang.

“Hanya ibuku yang mengingatnya...Aroma Bunganya harum... Aku punya dua ikan tropis di rumahku.” Ucap Sae Ron

“Mereka juga punya nama?” tanya Jae Hwan. Sae Ron menjawab Deokbae dan Chunsam.

“Mereka dari keluarga Kim Gyeongju. Aku akan membelikan mereka akuarium yang lebih besar saat gajian bulan ini. Apa Kau mau mengadopsi mereka?” ucap Sae Rom

“Baiklah. Buat permohonan dahulu.” Ucap Jae Hwa mengeluarkan mini cake dan juga lilin.

“Semoga aku bisa mendapat kue lagi dari Jae-hwan di hari ulang tahunku kelak.”kata Sae Ron. Jae Hwan lalu melihat dibagian leher Sae Ron keluar bercak merah. 



Yeon memberikathu kalau Ini gelas terakhir. Ji A pikir Mungkin ini soju terakhir yang mereka minum bersama jadi akan meminumnya perlahan. Yeon bingung Ji A yang mengatakan hal itu. Ji A menceritakan  Tadi Imoogi di tubuhnya bilang, kalau punya dua hari terbaik.

“Saat waktunya tiba, aku hanya akan menjadi cangkang kosong.” Kata Ji A. Yeon menyakinkan Ji A kalau Itu tidak akan terjadi.

“Mungkin lebih baik aku mati. Jika aku mati, Imoogi akan pergi dan aku tidak perlu menyakiti keluarga dan teman yang kusayangi serta kau.” Ucap Ji A

“Jangan pernah berpikir seperti itu lagi.” Kata Yeon. Ji A mengaku ingin tahu.

“bagaimana kau akan hidup saat kau ditinggalkan sendirian.” Ucap Ji A. Yeon mengatakaan akan menyalahkan dirinyadalam waktu lama,

“Lalu berpikir aku gagal melindungimu lagi.” Kata Yeon. Ji A juga berpikiran yang sama.

“Kurasa sekarang aku tidak bisa hidup layak tanpamu. Jadi, kita harus saling melindungi. Jangan pernah menuruti keinginan Imoogi.” Kata Ji A. 



Saat itu Jae Hwan menelp, Ji A mengangkatnya lalu berteriak kaget. Ia pun berlari ke taman dan melihat Sae Ron terlihat lemah. Sae Rn mengeluh kalau sudah melarang Ji A datang tapi malah tetap datang.  Ji A meihat tubuh Sae Ron yang dipenuhi bintik merah

“Kenapa ini terjadi padamu? Kenapa?” ucap Ji A memegang tangan temanya.

“Jangan sentuh aku. Kau bisa terinfeksi.” Kata Sae Ron, tapi Ji A tak peduli langsung memeluk temanya. 


Rang membawa Tuan Kwon dibawah terowongan, lalu berkomentar Tuan Kwon tidak tampan dan meminta agar Jangan saling bertemu lagi. Tuan Kwon memegang pistol dengan tangan bergetar mengaku tidak tahu ini akan berakhir dengannya.

“Benar. Seharusnya aku membunuhmu. Itu tetap akan terjadi. Lakukan yang terbaik untuk nyawamu.” Ucap Rang

“Kau hampir tidak bisa berbaikan dengan kakakmu. Kau pikir bisa menghadapi akibatnya?” kata Tuan Kwon

“Tidak. Lee Yeon tidak akan memaafkanku. Kami mungkin tidak bisa bertemu lagi. Tapi ini lebih baik daripada melihatnya mati.” Ucap Rang

“Sudah cukup. Berandal emosional sepertimu tidak punya akhir yang baik.”kata Tuan Kwon

“Tidak ada lagi ceplukan dan aku hanya punya satu nyawa manusia. Jadi, jangan membuatku sial. Aku akan menghabiskan uangku sebelum mati.” Kata Rang. Tuan Kwon pun turun dari mobil dan pamit pergi.

“Lindungi wanita itu. Aku akan menyelamatkan Yu-ri dan menyelamatkanmu.” Gumam Rang. 



Nyonya Bok menangis mengeluh tidak mengenalinya padahal dia ada di depannya bahkan Tuan Kwon terus menarik perhatianku. Ia merasa Sikapnya sangat keras kepadanya.

“Kerinduan mendalammu padanya pasti telah terwujud dan hubungan lamamu membawanya kemari.” Kata Tuan Hyun

“Apa gunanya? Aku hampir tidak bisa menemukannya lagi, tapi dia seperti itu. Ini keterlaluan. Yang benar saja..” kata Nyonya Bok

“Apa semua ini kebetulan? Berpusat pada Yeon dan gadis itu, semua hubungan yang terjalin berkumpul di satu tempat. Pasangan dari kehidupan lampau, keluarga, teman-teman, dan musuh.” Kata Tuan Hyun. Nyonya Bok terlihat bingung.

 “Aku gugup. Aku khawatir sesuatu yang tidak bisa kita tangani akan dimulai sekarang.” Kata Tuan Hyun 


Ji A membawa Sae Ron masuk ke dalam kamar menegaskan harus tinggal di sini untuk sementara dan meminta Jae Hwan agar Tetaplah bersamaknya. Sae Ron menyuruh Jae Hwan pulang dan Jangan tetap di sini karena bisa dalam bahaya.

“Jika benar, aku pasti sudah terinfeksi Atau ini masa inkubasi.” Ucap Jae Hwan. Sae Ron meminta agar Jae Hwan di pukul saja.

“Aku tidak akan pergi meski kau memukulku. Aku akan melindungimu. Kau butuh perawat. Aku akan bicara dengannya. Jaga dia.” Kata Jae Hwan dan Ji A pun keluar kamar bertemu dengan Yeon. 


“Bagaimana dengan Pak Choi?” tanya Ji A. Yeon memberitahu Tuan Choi  memuntahkan telur, tapi kondisinya belum membaik.

“Telur apa itu?” tanya Ji A. Yeon menjawab Ada bayi ular di dalamnya dan Bayi ular itu memakan bagian dalam manusia.

“Aku tidak sanggup melihatnya mati.” Kata Ji A menangis. Yeon menegaskan kalauTidak akan pernah.

“Semuanya akan segera berakhir. Jika dia mengambil umpan yang kulempar, maka... Jadi, sampai saat itu tunggulah sebentar lagi.” Ucap Yeon. 


 Immogi trdiam mengingat yang dikatakan Yeon “Mari bersama mengalahkan penguasa Sungai Styx. Katakan jika kau berubah pikiran. Waktumu sampai matahari terbit besok.”

Yeon gugup menunggu diruang makan,  dikamar Ji A mencoba menyuapi Sae Ron untuk makan. Sae Ron mulai merasakan sakit pada tubuhnya. Jae Hwan dan Ji A langsung panik melihatnya. Sampai pagi hari, Immogi belum juga menelp Yeon. Yeon pun pasrah tapi saat itu telpnya berdering. 


Yeon dan Immogi pun bertemu. Immogi setuju mereka bersama mengalahkan penguasa Sungai Styx dan mengajak untuk bersalaman. Tapi Yeon seperti enggan bergandengan tangan.



Di rumah, Rang kaget kalau Lee Yeon dan Imoogi dan berpikir Shin Joo sedang bercanda. Shin Joo membenarkan. Rang mengatakan kalau itu tak boleh. Shin Joo bingung apa maksudnya.  Rang memberitahu kalau Ini misi bunuh diri.

“Bedebah itu berencana mati bersama Imoogi.” Kata Rang yakin. Di rumah Tuan Kwon Yeon dan Immogi saling bertatapan dan akhirnya berjabat tangan. 



“Lee Yeon, kau akan terjebak dalam perangkap yang kau buat.” Gumam Immogi berjabat tangan

“ Dengan ini, kita berdua akan berada dalam situasi yang sama. Situasi yang begitu memasukinya, kau tidak akan bisa keluar sampai kita berdua mati.” Balas Yeon bergumam.

Tapi saat itu Ji A dirumah kaget melihat seseorang yang tiba-tiba datang kerumahnya. Tuan Kwon dengan pistol memberitahu kalau Ji A harus mati agar  bisa hidup jadi Akan mengakhiri semuanya dengan tangannya.

“Jangan lakukan ini. Jika melakukannya, kau akan...” ucap Ji A tapi Tuan Kwon langsung melepaskan tembakanya. 


Ji A keluar dari kantor melihat hujan yang turun padahal Tidak ada hujan di prakiraan cuaca. Ia pun menutupi kepala dengan tas tapi tiba-tiba Yeon datang membawakan payung. Ia kaget mbertanya Kapan Yeon tiba di sini. Yeon mengaku Begitu hujan tidak terduga dimulai.

“Apa Kau akan mengantarku pulang?” tanya Ji A. Yeon meminta Ji A agar  Jangan kehujanan.

“Apa Kau sudah selesai bekerja?” tanya Yeon. Ji A membenarkan karena  hanya perlu menyunting, jadi menyelesaikannya dengan cepat.

“Siapa yang ganggu pertemuan Ji-ah dengan keluarganya yang lama hilang?” tanya Yeon

“ Ketua timku.” Kata Ji A. Yeon mengaku kalau itu dirinya. Ji A kaget mendengarnya.

“Aku tidak naik mobilku hari ini.” Kata Yeon. Ji A mengingat Yeon meninggalkannya di rumah

“Hanya butuh 20 menit untuk sampai ke rumahmu. Kita tidak akan punya banyak waktu untuk berkencan karena orang tuamu. Belikan aku ramyeon. Maka, aku akan melepasmu.” Ucap Yeon sengajak memeluk Ji A dengan erat. 



Ji A membeli ramyun cup dan makan berebutan. Yeon mengeluh kalau satu tidak cukup. Ji mengaku Sama sekali tidak cukup dan langsung makan kimbap. Yeon pikir harus beli dua. Ji A memberitahua kalau Ada dua syarat agar ramyeon terasa enak.

“Kau tahu itu apa?.. Pertama, sup kimchi. Apa yang kedua? Orang yang selalu mencoba memakannya. Aku akan membuatnya terasa sangat enak.” Ucap Ji A dan Yeon melihat Ji A makan dengan lahap.

“Aku ingin minum kuahnya, tapi tidak jadi.” Kata Ji A. Yeon bingung memangnya kenapa. 

“Aku takut akan menginginkan soju.” Ucap Ji A. Yeon memuji Ji A  sangat berpendidikan.

“Apa Kau tahu mi dalam ramyeon sepanjang 40 meter jika direntangkan? Setinggi lantai 13 apartemen.” Kata Yeon.

“Kenapa kau tiba-tiba sok pintar?” ucap Ji A heran. Yeon mengaku   bahkan tidak ingin setengah bungkus ramyeon jauh dari Ji A dengan terus memeluknya. 

“Siapa yang menyatakan suka dengan ramyeon? Kau selalu menggemaskan.” Kata Ji A

“Aku terkenal menggemaskan sejak di Baekdudaegan. Sudah lama kau tidak terlihat sebahagia ini.” Kata Yeon melihat Ji A tersenyum dipelukanya.

“Saat aku pulang, ibu dan ayahku menungguku, dan kau ada di sampingku. Semua impian masa depanku telah terwujud, tapi siapa yang akan mewujudkan impian masa depan Lee Yeon?” kata Ji A

“Aku penasaran seperti apa rasanya menjadi manusia.” kata Yeon. Ji A pikir Siapa yang peduli Yeon manusia atau Gumiho

“Kau ada di sampingku sekarang.” Kata Ji A dan mereka terus memeluknya dengan erat.

Bersambung ke episode 15

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Nenek Yeon sudah menuliskan di komputernya [Daftar. Nama, Nam Ji-ah. Lahir, 3 Maret 1991. Mati, Hari Ini] Ia sangat yakin menentukan kalau Ji A akan mati  Hari ini.

[Episode 14, Jalan Buntu]

Ji A akhirnya tersadar melihat Yeon, lalu meminta maaf. Ia mengaku Saat menuju ke ruangan ini, tubuhny mulai bertindak sendiri. Yeon memberitahu kalau Ji A menahannya dengan baik. Ji A mengaku masih bisa merasakannya.

“Dia bergerak di kepalaku dengan cara yang membuatku merinding. Ayo bergegas. Aku ingin menghabiskan momen terakhirku sebagai diriku sendiri. Di sampingmu..” ucap Ji A

“ Mari kita akhiri pertarungan membosankan ini. Untuk selamanya.” Kata Yeon memegan tangan Ji A.





Immogi terlihat sangat marah, berjalan di trotoar dan setiap orang yang terkena sisiknya langsung jatuh tak sadarkan diri. Di dalam mobil, Yoo Ri melonggo tak percaya melihatnya. Immogi masuk mobil mengajak mereka segera pergi.

 “Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Apa Kau suka membuat dunia menjadi kacau? Itukah alasannya?” tanya Yoo  Ri

“Tidak... Sejujurnya, aku suka membaca buku.” Ucap Immogi. Yoo Ri ingin tahu alasan Immogi melakukan ini

“Aku ingin Lee Yeon mati.” Kata Immogi. Yoo Ri bertanya apakah Immogi pikir Lee Yeon mudah mati

“Itulah alasannya. Dia tidak lelah dan terus mengejarku. Dia terus berusaha mengubah takdirnya. Tidak ada yang bisa dia ubah. Dia dan aku sudah melewati batas.” Ucap Immogi.

 


Yeon akhirnya membawa Ji A keluar dari ruangan. Rang melihat kakaknya langsung memastikan keadaanya apakah terluka. Yeon mengaku tidak.  Rang tak percaya dan mengajak mereka terluka sekarang sambil mengeluh Yeon yang berani berbohong.

“Ini satu-satunya cara.” Kata Shin Joo. Rang menyuruh agar Shin Joo menutup mulutnya saja.

“Sudah jelas saat dia mengumpulkan kita untuk rapat strategi.” Kata Shin Joo.  Rang mengeluh meminta Shin Joo Berhentilah berlagak tahu.

“Dia tidak mungkin membahas pencarian pedang Uiryeong yang asli. Dia kasar dan akan membunuh seseorang lebih dahulu.” Kata Shin Joo. Yeon kesal mendengarnya.

“Kau cenderung bertindak langsung, bukan mengikuti aturan. Itu maksudku.” Kata Shin Joo

“Jadi, kau sudah mendapatkan jawaban yang kau inginkan?” tanya Rang. Yeon mengaku kurang lebih seperti itu

“Apa jawabannya?” tanya Rang. Yeon menjawab kunci. Rang tak mengerti kunci apa.

“Kunci yang dia perlukanuntuk pindah ke tubuh lain.” Kata Yeon memberikan sebuah sisik milik Immogi.

“Jadi, bisakah kita mengeluarkannya dari tubuh Produser Nam?” tanya Shin Joo. Yeon menjawab Itu tidak cukup. Shin Joo kaget mendengarnya.

“Aku akan menguburnya selamanya agar tidak akan pernah bisa kembali.” ucap Yeon. 






“Berhenti.. Apa Kau tidak mendengarku?!! Begitu membuka pintu itu dan pergi, kau akan kehilangan semuanya. Akan kupastikan itu!” teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun membalikan badanya.

“Apa yang kumiliki?” tanya Tuan Hyun. Nenek Yeon menjawab Pemilik Sungai Styx, status yang menjadi dewa, dan kehidupan abadi.

“Kuberikan semua itu padamu!” teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun mengaku Bukan itu yang diinginkan, Melainkan Istri dan putranya.

“Sayang... Hidup bersamamu selamanya adalah hukuman terbesarku.”ucap Tuan Hyun lalu melangkah pergi.

“Berhenti... Kubilang berhenti!” teriak Nenek Yeon, tapi Tuan Hyun tetap pergi meninggalkan istrinya. 


Di ruangan  ["Looking For Urban Legends"] Tuan Choi datang dengan tubuh yang lemah. Sae Ron dan Jae Hwan datang melihat Tuan Choi bartanya Apa terjadi sesuatu dan apakah baik-baik saja. Tuan Choi terlihat memiliki bintik merah dibagian lehernya.

“Pak Choi bilang apa?” tanya Ji A menelp Jae Hwan. Jae Hwan memberitahu kalau Tuan Choibilang seorang polisi meninggal.

“Apa penyebabnya?” tanya Ji A. Jae Hwan menjawab  Penyebab kematiannya serangan jantung, tapi saat melakukan RJP, tubuhnya dipenuhi bercak aneh.

“Dia juga memuntahkan sejenis telur.” Ucap Jae Hwan. Ji A kaget mendengar Telur. Semua yang ada direstoran terdiam.

“Apa Mereka masih bersama Pak Choi?” tanya Yeon. Ji A pun ingin tahu keberadaan keduanya.

Tuan Choi sedang berdiri didepan Sae Ron sambil mengeluhKesialan macam apa ini di usianya ini, karena melihat seseorang mati tepat di depan matanya da melihatnya sendiri. Ji A bisa mendengar suara Tuan Choi dan langsung meminta agar cepat menjauh darinya.



“Pak Choi pergi ke kantor polisi?” tanya Nyonya Bok. Ji A membenarkan kalau Tuan Chi melakukan RPJ pada orang yang meninggal.

“Tidak ada yang terjadi, bukan?” kata Nyonya Bok  khawatir. Ji A mengaku belum tahu.  Rang melihat ponselnya dan meminta agar mereka melihatnay.

Ji A melihat berita [Mayat Dipenuhi Bercak, Kematian Misterius di Tengah Kota] Ia membaca Jumlah kematian meningkat sangat pesat. Yeon pun tahu kalau itu ulang Immogi, lalu bergegas pergi  dan akan segera kembali. JiA bertanya kemana Yeon akan pergi.

“Pulanglah lebih dahulu. Jangan pergi sendirian dan ikutlah dengan mereka.” Ucap Yeon pada Ji A.

Ji A terlihat gugup melihat Yeon yang pergi. Yeon mengemudikan mobilnya dan Tuan Hyun sudah berharap agar Yeon harus bergegas karena Nenek merekayasa Daftar Ji-ah.]

“Ada apa?” tanya Ji A pada Shin Joo. Shin Joo memberitahu Semua berjalan sesuai peringatannya.

“Peringatan apa?” tanya Ji A. Shin Joo mengatakan Dia bilang wabah akan menyebar dan semua orang yang dipedulikan akan dibunuh.

“Tunggu. Ibu dan ayahku.” Kata Ji A akan pergi. Shin Joo menahanya dan berjanji akan memeriksanya.

“Kau Pulanglah seperti kata Lee Yeon.” Ucap Shin Joo. Ji A tetap khawatir dan akan pergi.

“Jangan khawatir... Lee Rang, tolong antar dia.” Ucap Shin Joo akhirnya pergi lebih dulu meninggalkan Rang dan Ji A.


“Katakan, "Tolong antar aku pulang." Kata Rang mengoda. Ji A pikir lebih baik mati.

“Kalau begitu, matilah. Aku tidak peduli jika Imoogi mengambilmu. Bagiku, kau sama saja dengannya.” Ucap Rang

“Bukankah itu yang seharusnya kukatakan kepadamu?” ejek Ji A. Rang pikir Ji A adalah Imoogi wanita.

“Kenapa kita tidak berpisah?” ucap Rang. Ji A tak peduli dan langsung berjalan sendirian. Rang melihat Ji A Gadis yang keras kepala.

“Apa yang dilihat Lee Yeon darinya? Sudahlah.” Keluh Rang tak peduli. 




Rang melihat dari kejauhan Ji A yang berjalan sendiri, saat itu sebuah truk tak bisa mengerem dan Ji A mengambil boneka yang terjatuh. Truk pun akan menabraknya, tapi tiba-tiba Truk berhenti dan seseorang menahanya. Ji A kaget melihat Tuan Hyun menyelamatkanya.

“Syukurlah...aku tidak terlambat... Ji-ah, kau baik-baik saja?” kata Tuan Hyun memastikan. Rang melihat dari kejauhan seperti tak percaua

“Orang-orang di Sungai Styx bertindak... Sesuatu yang sangat buruk segera terjadi.” Gumam Rang. 

Yeon masuk ke ruangan nenek Yeon terlihat sangat marah, Nenek Yeon meminta Yeon Sebaiknya  bicara dengan bijak karenaSuasana hatinya saat ini seburuk suasana hati Yeon. Yeon tahu  Pada akhirnya, Nenek Yeon merekayasa daftar itu.

“Kau berbalik melawanku dan melakukan sesuatu yang tidak akan kau maafkan. Inikah yang kau inginkan?” ucap Yeon marah

“Aku tidak akan menarik daftar, apa pun yang kau katakan. Itulah pilihanku.” Ucap Nenek Yeon.

“Wabah menyebar karena orang lain. Kenapa menghukum Ji-ah?”keluh Yeon marah 

“Apa Kau bisa menyakitinya dengan menusuknya pakai pedang?” kata Nenek Yeon. Yeon hanya bisa terdiam mengingat saat menusuk imoogi hanya bolong saja tapi tak bisa membunuhnya.

 “Masalahnya adalah hal di dalam gadis itu.Untuk menyingkirkan itu dan mengalahkan yang lain, gadis itu harus mati.” Ucap Nenek Yeon

“Aku tidak akan mengatakan ini lagi. Kembalikan menjadi normal.” Kata Yeon. Nenek Yeon pikir Ini normal.

“ Ini caramu mengakhiri semuanya.” Ucap Nenek Yeon. Yeon pikir tidak seperti itu.

“Tidak ada yang boleh membawa Ji-ah. Bahkan kau.” Kata Yeon yakin. Nenek Yeon pikir Ini sudah di luar kendalinya, Yeon langsung mengeluarkan pedangnya. Nenek Yeon pun menyuruh Yeon maju 



“Jadi, sampai aku mati, hal-hal seperti kecelakaan mobil tadi akan terus terjadi? Untung aku sudah berpamitan dengan ibu dan ayahku.” Kata Ji A baru tahu dari Tuan Hyun

“Maafkan aku.” Ucap Tuan Hyun. Ji A heran kenapa Tuan Hyun meminta maaf padahal sudah menyelamatkan nyawanya.

“Aku berusaha menghentikan ini, tapi hanya ini yang bisa kulakukan.” Kata Tuan Hyun

“Bagaimana dengan Lee Yeon?” tanya Ji A. Tuan Hyun memberitahu Yeon pergi untuk menghadapi Nenek.

“Apa Dia akan baik-baik saja?” tanya Ji A. Tuan Hyu mengaku tak tahu.

“Sampai hari ini, dia tidak pernah merelakan sesuatu yang sudah dia tekadkan. Yeon juga tahu itu.” Kata Tuan Hyun

“Karena aku, Lee Yeon... Dia mempertaruhkan semua yang dia miliki.” Kata Ji A merasa bersalah. 



Yeon menaruh pedang di meja nenek Yeon dan mengatakan kalau akan  menawarkan nyawanya dan memberi waktu  tiga hari saja. Ia pikir Jika  gagal menangkapnya dalam tiga hari, maka nenek Yeon bisa ambillah nyawanya. Nenek Yeon mengatakan tidak bisa melakukan itu.”

“Dia sudah lepas kendali.” Ucap Nenek Yeon.  Yeon kaget memberitahu kalau punya sisiknya.

“Ini sudah terlambat.” Kata Nenek Yeon. Yeon yakin  bisa menangkapnya dan bisa mengalahkan Imoogi!

“Berapa orang yang akan dia bunuh dalam tiga hari ke depan? Apa nyawa mereka lebih berharga daripada orang yang ingin kau selamatkan?” kata Nenek Yeon.

“Selamatkan dia. Tolong jangan bunuh Ji-ah. Aku akan melakukan apa pun. Aku akan melakukan apa pun untukmu.” Ucap Yeon terlihat sangat frustas.

“Ambil saja pedangmu. Hentikan ini dan lawan aku seperti sikapmu yang sewajarnya!” kata Nenek Yeon. Yeon langsung berlutut memohon.

“Yeon... Andai ini bisa dibatalkan, aku tidak mungkin memulainya.” Kata Nenek Yeon.

“Teganya kau melakukan ini kepadaku.” kata Yeon marah. Nenek Yeon menegaskan kalau kehilangan putra dan suaminya.

“Jangan pikir aku takut kehilanganmu.” Ucap Nenek yeon. Yeon menegkasan kalau Nenek Yeon akan menyesali ini. 




“Kapan semuanya menjadi kacau? Andai tidak bertemu denganku, Lee Yeon masih hidup dengan baik sebagai roh gunung... Ahh... Tidak... Andai aku tidak lahir....” Ucap Ji A sambil menangis.

“Nak, ini bukan salahmu... Kenapa kau menyalahkan diri sendiri dan menyangkal takdirmu?” ucap Tuan Hyun

“Aku merasa semuanya salahku.”kata Ji A. Tuan Hyun menegaskan Makhluk abadi seperti mereka pun sama saja.

“Kita semua membutuhkan kenangan untuk diandalkan. Aku punya kenangan akan putraku yang hilang. Pengantin Siput punya kenangan akan suami penyayangnya. Yeon mengandalkan kenangan tentangmu.” Kata Tuan Hyun

“Imoogi memberitahuku bahwa aku akhirnya akan membunuh Lee Yeon dengan tanganku.” Kata Ji A

“Sekarang, kalian bertarung untuk saling menyelamatkan... Kau dan Yeon.” Ucap Tuan Hyun. 



Yeon terlihat sangat frustasi duduk didepan gedung, berkata kalau Ini jalan buntu. Ia pun akan pergi tapi Nenek yeon keluar dari gedung mengeluh karena pemantiknya tidak berfungsi. Yeon tahu Nenek yeon bilang akan berhenti merokok.

“Aku berusaha keras untuk berhenti merokok. Aku pernah mencoba eundan, koyok nikotin, dan permen karet nikotin. Kini bahkan ada obat untuk itu. Aku melakukan berbagai hal, tapi tidak ada yang berhasil.” Keluh Nenek Yeon akhirnya duduk dibangku taman.

“Apa maksudmu?” ucap Yeon. Nenek Yeon piki Bagaimana jika memberitahu Yeon bahwa ini akan berakhir sama, apa pun upayanya.

“Antara kau dan dia, hanya satu dari kalian yang bisa hidup.” Kata Nenek Yeon. Yeon bertanya apakah Ini harus berakhir dengan cara yang sama?


Rang terbangun dari tidurnya tanpa sadar tubuhnya sudah di penuh stiker., lalu tak sengaja mengingjak maninan dan berteriak kesakitan. Su Ho pun datang menawarkan untuk meniup bagian yang sakit. Rang mengejek Su Ho yang baik sekali.

“Atau kau mau mobil ini?” tanya Su Ho memperlihatka mainannya. Rang tak mau membahasnya lagi.

“Omong-omong, bersihkan hidungmu yang beringus saat ada aku. Aku sangat mudah mual. ... tapi... Sudah berapa lama kau memakai baju itu? Apa Kau mencucinya?”tanya Rang. Su Ho mengelengkan kepala.

“Pergilah ke pasaraya dan belilah baju. Aku sangat sadar akan kebersihan.” Ucap Rang memberikan kartu kreditnya. Su Ho mengikutinya, Rang memberitahu kalau mau ke toilet. Su Ho menunggu didepan pintu.

“Hei... Stiker apa ini? Habislah kau saat aku keluar!” teriak Rang. Tapi Su Ho tersenyum mendengarnya. 


Ibu dan Ayah Ji A duduk ditaman merasa Cuacanya sangat cerah sambil kopi. Ibu Ji A merasa Pohon ini sudah tumbuh besar. Tuan Nam juga merasa Pohon ini tumbuh dengan baik dan bertanya apa yang dipikirkan istrinya seperti tak ceria.

“Entah ke mana kita pergi selagi waktu berlalu.” Ucap Ibu Ji A. Tuan Nam membenarkan kalau mereka hilang dalam jangka panjang.

“Rasanya aneh, bukan? Yang kuingat hanyalah aku tertidur. Aneh karena aku tidak mengalami luka baring dan Ji-ah tampak agak gelisah.” Ucap Ibu Ji A

“Aku teringat legenda Pulau Ieo. Legenda saat nelayantidak sengaja terbawa ke pulau dan saat kembali, 100 tahun telah berlalu.” Ucap Tuan Nam

“Bagaimanapun, aku bersyukur Ji-ah tumbuh dengan baik seperti pohon itu.” Kata Ibu Ji A.

Di dalam mobil, Shin Joo berjaga-jaga tersenyum mendengar percakapan kedua orang tua Ji A. Ia pun melihat cincin yang disimpannya dan tak bisa diberikan pada Yoo Ri. 



Rang makan cornflakes dengan wajah sendu sambil mengeluh kalau Hanya itu makanan yang mereka punya. Su Ho pikir Ini lezat. Rang megaku ingin makan naengmyeon dan memanggil Yoo Ri dengan wajah sedih. Su Ho ingin tahu Kapan dia akan datang

“Aku sedang memikirkan itu, waktu terbaik.” Ucap Rang. Su Ho heran rang yang hanya berpikir

“Saat aku selesai berpikir, Lee Yeon akan kehilangan sesuatu.” Kata Rang. 


Flash Back

Di kedai kopi, Yeon menegaskan sudah 600 tahun berlalu jadi akan mengakhiri pertarungan panjang ini selamanya. Rang bertanya Bagaimana jika Yeon gagal. Yeon menegaskan kalau Itu sebabnya membutuhkan adiknya.

“Jika sesuatu terjadi padaku,maka aku ingin kau mengakhiri ini. Aku ingin kau menjadi senjata terakhirku.” Ucap Yeon

“Aku menolak melakukannya. Aku tidak peduli jika Imoogi mengakhiri dunia atau membunuh wanitamu. Kita punya hal berbeda yang ingin kita lindungi.” Ucap Rang. Yeon mengeluh mendengarnya.

“Lindungi wanita itu. Aku akan menyelamatkan Yu-ri dan menyelamatkanmu.” Ucap Rang. 


“Kenapa kau tersenyum?” tanya Su Ho heran. Rang mengingat kalau baru sadar tidak bisa menjadi anak baik lalu pamit perg.

“Jaga rumah, Geomdung.” Ucap Rang. Su Ho heran dipanggil Geomdung. Rang hanya tersenyum dan berjalan pergi. 


Di restoran Makanan Korea tradisional, Pengantin Siput

Tuan Choi datang dengan penuh semangat. Nyonya Bok heran Tuan choi yang datang saat ini. Tuan Choi mengaku ingin makan samgyetang. Nyonya Bok memastikan kalau Tuan Choi tidak merasa sakit, Tuan Choi pikir itu Tidak mungkin.

“Mungkin tidak terlihat, tapi aku melakukan 200 squat per hari. Apa kau  mau lihat pahaku?” ucap Tuan Choi bangga. Nyonya Bok malu meminta agar menghentikanya dan meminta Tuan Choi untuk duduk.

 


“Tujuh polisi dibawa ke rumah sakit hari ini. Bagaimana dengan Pak Choi?” ucap Jae Hwan berjalan dilorong dengan wajah khawatir.

“Kau melihatnya. Dia baik-baik saja. Aku menyuruhnya ke rumah sakit, tapi dia tidak mau mendengarkanku.”ucap Sae Ron

“Jika Pak Choi baik-baik saja, kita juga akan baik-baik saja, bukan?” kata  Jae Hwan

“Mari pikirkan soal penyuntingan untuk saat ini. Ayolah.” Kata Sae Ron. Jae Hwan menganguk. 


Tuan Choi mulai makan meminta maaf mengganggu Nyonya Bok selama persiapan karena ia mengaku tidak berselera makan pagi ini Tapi makanan ini benar-benar melegakan perutnya. Nyonya Bok pun berbisa tersenyum. Tiba-tiba Tuan Choi meminta Nyonya Bok memegang tanganya.

“Ada apa? Ada masalah?” tanya Nyonya Bok. Tuan Choi ingin tahu apakah demam. Nyonya Bok memeriksa dahi Tuan Choi menjawab  Sama sekali tidak.

“Astaga, kau dingin sekali... Ulurkan tanganmu. Tanganmu juga dingin. Bagaimana bisa suhu tubuh manusia begitu rendah?” ucap Nyonya Bok dan kaget melihat ada bintik merah.

Tuan Choi tiba-tiba merasa tersedak sesuatu dan Nyonya Bok mencoba untuk mengeluarkanya. Tuan Choi langsung mengeluarkan telur dari mulutnya. Nyonya Bok kaget kalau itu adalah telur ular. 


Jae Hwan dan Sae Ron masuk ruang editing, melihat pria yang sedang tertidur. Sae Ron menyuruh Jae Hwan membangunkanya. Jae Hwan menyuruh bangun tapi tubuh si pria sudah lemas dan banyak bintik merah. Ia pu memeriks denyut nadi lalu memastikan kalau pria itu sudah meninggal.

“Cepat telepon ambulans. Aku akan memanggil seseorang.” Kata Sae Ron lalu bergegas keluar ruangan, tapi Ia sangat shock karena melihat melihat semua pegawai tak sadarkan diri. 


Ji A kaget mengetahui kalau Semua orang di lantaiyang sama dengan mereka itu Meninggal. Ia pun menyalakan TV dilayar proyektor, berita pun disiarkan.

 [Berita terkini. Banyak orang di Seoul meninggal karena alasan yang tidak diketahui. Baru dua hari sejak kasus pertama di rumah sakit di Geumran. Pemerintah menganggap itu penyakit yang tidak diketahui dengan angka kematian tinggi yang sangat menular.]

 [Ada bercak merah di sekujur tubuh orang yang mati. Menurut laporan autopsi kasus pertama, organnya rusak parah seolah mereka diserang hewan.]

Ji A terlihat shock dengan Tuan Hyun karena Immogi seperti wabah yang mematikan. 


Yoo Ri masuk rumah Tuan Kwon yang cukup besar, Immogi menuruni tangga meminta pendapat Yoo Ri tentang penampilanya.  Yoo Ri menjawab Payah dan itu bukan seleranya. Immogi pikir ini normal. Yoo Ri pun bertanya Immogi ingin pergi kemana.

“Minum teh... Kau juga boleh mengunjungi seseorang.” Kata Immogi. Yoo Ri bingung Mengunjungi siapa.

“Kekasihmu... Temui dia.” Kata Immogi. Yoo Ri tak percaya Immogi memperbolekanya pergi. 


Shin Joo menatap cincinya dan tersenyum bahagia melihat Yoo Ri yang menelp lalu menanyakan keadaanya. Yoo Ri mengajak bertemu. Shin Joo kaget apakah harus sekarang sambil melihat kearah rumah Ji A dan ingin tahu ingin bertemu dimana. Yoo Ri pikir akan mendatanginya. 


Ji A frustasi dengan sosok Immogi di dalam tubuhnya. Ia membawa pisau menyuruhnya keluar karena tahu kalau Immogi bersembunyi di dalam dirinya. Tapi Immogi tak mau keluar. Ji A menyuruhnya segera keluar dan akan melukai tanganya.

“Jika tidak keluar dalam hitungan tiga, maka aku akan bunuh diri... Satu, dua, tiga.” Ucap Ji A sudah siap menusuk lehernya.


“Dasar jalang gila. Beraninya kau menyuruhku keluar padahal kau hanya cangkang.” Ucap Immogi yang terlihat ada sisik dibagian leher.

“Cangkang? Kau tinggal di tubuh orang lain tanpa membayar sewa, tapi bersikap seperti pemilik” ucap Ji A yang melihat Immogi ada dicermin.

“Pemiliknya akan segera berubah. Dalam satu atau dua hari, tubuhmu akan sepenuhnya menjadi milikku.”Ucap Immogi

“Itu lebih lama dari dugaanku.”  Kenapa? Kelereng rubah sudah lama menghilang.” Kata  Ji A

“Itu akibatnya. Aku tidur terlalu lama karena diikat dengan kelereng. Berpamitanlah lebih awal. Setelah pemiliknya berganti, orang yang akan terjebak di tubuh ini dan tertidur selamanya adalah kau.” Ucap Immogi 


“Artinya sampai saat itu, kau tidak akan stabil. Sial. Apa yang bisa dilakukan oleh orang sepertimu?” kata Immogi mengejk.

“Bagaimana jika aku mati sebelum itu?” kata Ji A. Immogi pikir Ji A tidak bisa melakukan itu.

“Manusia bisa melakukan apa pun jika ingin melindungi sesuatu. Mereka bisa menjadi jalang gila.” Kata Ji A memegang pisau. 


Yeon mengemudikan mobilnya dan mulai melihat orang-orang yang tiba-tiba mati dan yang lainya meminta tolong.  Ji A terus berbicara dengan Immogi. Immogi mengejek Ji A itu wanita jalang. Ji A pikir ini sudah selesai dan memperingatkan Immogi Jangan bertingkah dan masuklah.

“Aku hanya ingin memastikan itu... Dengar. Aku akan membunuh Lee Yeon dengan tubuhmu. Karena Lee Yeon tidak mungkin merelakanmu.” Ucap Immogi

“Jika punya waktu untuk mengkhawatirkan hubungan orang lain, kau harus mengurus tubuhmu yang lain. Sepertinya dia tidak bisa melupakan rasa sakit karena ditolak dan ingin menyeretmu dan aku ke Neraka.” Ucap Ji A.

“Tidak mungkin.” Kata Immogi. Ji A menegaskan kalau Daftarnya sudah berubah.

“Kau pikir dia tidak tahu Nenek Sungai Styx akan melakukan ini saat dia membunuh orang tidak bersalah?” kata Ji A.

Tuan Hyun mengetuk pintu bertanya apakah Ji A ada didalam. Ji A mengatakan akan segera keluar lalu Imoogi pun menghilang. 



Shin Joo berlari menemui Yoo Ri yang menunggu ditaman lalu memastikan tak ada yang terluka. Yoo Ri mengaku tidak terluka. Shin Joo pun mengucap syukur. Yoo Ri mengaku sangat khawatir hingga berpikir akan mati.

“Bagaimana kau bisa kemari? Kau kabur? Kenapa kau tidak bilang itu karena Imoogi?” kata Shin Joo

“Bagaimana dengan Lee Rang?” tanya Yoo Ri. Shin Joo memberitahu Lee Rang siuman dengan selamat.

“Dia tidak mengatakannya, tapi sepertinya dia sangat mencemaskanmu.”kata Shin Joo. Yoo Ri pun mengucap syukur.

“Ayo. Jika mendengar kau kembali dengan selamat, dia pasti akan...” kata Shin Joo mengajak pergi. Yoo Ri mengaku tak bisa. Shin Joo bingung mendengarnya.

“Aku tidak bisa pergi... Aku tidak bisa pergi, begitu juga kau.” Kata Yoo Ri menahanya. Shin Joo tak mengerti apa maksudnya.

“Aku memegangmu dan mengulur waktu.” Kata Yoo Ri. Shin Joo pun merasakan sesuatu dan akan pergi. Yoo Ri langsung menghadangnya.

“Lepaskan aku.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri menegaskan kalau mereka tidak bisa pergi.

Flash Back

Immogi memberitahu Yoo Ri kalau boleh mengunjungi seseorang. Yaitu pacarnya. Yoo Ri pun heran ingin tahu alasan harus menurutinya. Immogi mengatakan Karena jika Shin-ju muncul di depannya maka ia akan mati.

Yoo Ri menatap Shin Joo tak ingin melepaskan karena takut akan mati oleh Immogi. Shin Joo pun terdiam terlihat sangat marah dan kebingungan.

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted