PS
: All images credit and content copyright : KBS
Jung Hee
pergi ke sekolah melihat anaknya yang sedang berlatih sendirian, lalu mengingat
ucapan guru kalau Jin Woo sangat khawatir dengan ayahnya dan menyukai Jung Hee
lebih dari orang lain. Jin Wook lalu melihat ayahnya memainkan piano, Keduanya
pun berlatih main musik bersama.Setelah itu jalan bersama.
“Gurumu
bilang kau melakukannya dengan baik. Aku mengatakan kepadanya kalau kau mungkin
sedikit berduri akhir-akhir ini karena kau telah mencapai pubertas, tapi kau
hebat. Itulah yang ayah katakan kepadanya. Kau melakukannya dengan baik, kan?”
ucap Jung Hee. Jin Wook hanya diam saja.
“Apa
Ketua kelasmu terus mengejek kalau Ayah pengangguran? Jangan terlalu
dipikirkan. Dia melakukannya karena kau seorang gitaris yang bagus” kata Jung
Hee. Jin Wook pikir sudah tahu akan hal itu.
“Sekarang
dengar, Kau memang anakku. Ayah juga mempertanyakan apakah ayah anak adopsi /
tidak, ketika ayah masih seusia mu Tapi ayah sadar dari waktu ke waktu, Betapa
konyolnya aku” ucap Jung Hee, Jin Wook meminta maaf pada ayahnya karena sangat
tidak dewasa.
“Ayah
dulu juga sama.. Karena kita sama sama sudah besar, kita harus jadi ayah dan
anak” kata Jung Hee memeluk anaknya bahwa sangat mencintai anaknya.
Jin Wook
mengirimkan pesan pada ayahnya, “Aku tidak akan jatuh, Ayah juga jangan Jatuh. Aku
mencintaimu ayah.” Jung Hee melihat anaknya memang anak yang hebat, lalu mersa
tak percaya kalau dirinya itu meragukannya dan meminta maaf atas kesalahanya.
Jae Bok
tak percaya kalau Jung Hee akan menyerah
dengan hak asuh. Jin Hee meminta Jangan ajukan laporannya. Jae Bok berpikir itu karena Jin Wook bukan
anaknya. Jung HEe yakin kalau Jin Wook itu anaknya Bahkan kalau bukan anak
biologisnya tetaplah anaknya. Jae Bok pikir kalau masih harus meragukannya dan
mengajak untuk tes DNA.
“Aku yang
salah, Jae Bok. Aku tidak tahu apa skema yang Cha Kyung Woo rencanakan tapi aku
tidak seharusnya meragukan mu. Aku sangat marah ... jadi menelponnya, tapi
tidak di angkat . Dia pasti merasa bersalah.”kata Jung Hee
“Apa
kau...melakukan sesuatu sampai dia dendam denganmu?” pikir Jae Bok, Jung Hee
pikir Tidak ada...
“Bagaimanapun,
Aku tidak layak menjadi seorang ayah atau suami. Seolah-olah kecurangan itu
tidak cukup, Aku menuduhmu membunuh Na Mi . dan menduga Jin Wook bukan anakku Aku
benar-benar tidak pantas untuk menjadi suami. Jadi aku sudah membuat
keputusanku Aku akan... menceraikanmu. Aku akan melakukan apa pun yang kau
inginkan.” Ucap ung Hee
“Tapi... Aku
punya permintaan.. Tidak bisa kita hidup bersama-sama seperti yang kita lakukan
sekarang ... sampai anak-anak tumbuh dewasa? Kalau kita berpisah seperti ini,
maka akan menjadi trauma bagi mereka. Dan juga bagiku. Aku rasa ... Aku tidak
bisa hidup tanpa mereka.” Ungkap Jung Hee sambil menangis. Jae Bok hanya
terdiam.
Jae Bok
pulang ke rumah melihat Eun Hee yang duduk sendirian sambil minum, Eun Hee
bertanya apakah Kyung Woo menelpnya. Jae Bok mengatakan kalau tidak bisa
menghubunginya. Eun Hee pikir Kyung Woo selalu seperti itu tanpa kabar dan merasa
lebih baik setelah memberitahu Jae Bok.
“Kau
berbohong selama ini denganku, Hatimu pasti sudah lelah. Sekarang berhentilah
dan jadilah kuat.” Ucap Jae Bok memberikan semangat.
“Bagaimana
dengan kakak? Dengan suamimu...” tanya Eun HEe.
“Kami
mengakhirinya dan tetap berteman baik.” Kata Jae Bok
Eun Hee
memastikan kalau Jae Bok berpisah, Jae Bok menganguk lalu memberikan nasehat
agar jangan minum sendiri karena akan menjadi kebiasaan.
Jae Bok
dikamar mengingat ucapan Jung Hee yang mengaku tidak bisa hidup tanpa anak-anak
jadi hidup bersama dengan status bercerai. Sementara Eun Hee dilantai atas
terlihat bahagia karena mengetahui hubungan Jung Hee dan Jae Bok berakhir dan tetap berteman baik.
Ibu Jung
Hee datang melihat rumah yang ditempati anaknya sangat besar. Hae Wook seperti
senang melihat neneknya yang datang. Jae Bok pun meminta tolong pada ibu
mertuanya agar bisa menjaga anaknya. Ibu mertuanya pikir senang kalau Jae Bok
memutuskan untuk mencoba lagi. Jae Bok melirik Jung Hee, seperti sengaja
berbohong.
Jae Bok
sudah terlambat, saat itu tak sengaja bertemu dengan Eun Hee baru selesai
berolaraga, Jae Bok melihat Sepertinya Eun Hee berada dalam suasana hati yang
baik. Eun Hee mengaku akan menjadi kuat. seperti yang Jae Bok katakan serta tidak
akan bergantung pada siapa pun.
“Pemikiran
yang bagus. Semuanya akan baik baik saja” ucap Jae Bok pamit pergi. Eun Hee pun
berharap agar harinya menyenangkan.
Jae Bok
sudah masuk mobil meminta agar Eun Hee masuk saja, tapi Eun Hee sudah lebih
dulu masuk tanpa pamit.
Di ruang
makan, Jung Hee sedang sarapan bersama ibunya. Eun Hee datang membawakan sup
kedelai. Jung Hee memberitahu kalau ibunya sangat suka. Ibu Jung Hee mencuim
Baunya enak sekali. Eun Hee Ini sangat baik untuk ibu Jung Hee. Jung Hee
mengajak agar makan bersama saja, Eun Hee menolak.
Hye Ran
melihat tempat itu itu lebih baik dan Ruang pilatesnya jauh lebih besar. Won
Jae menyalahkan Hye Ran jadi masuk tiga anggota kelompok Fitnes. Hye Ran pikir
kalau Won Jae punya banyak uang jadi ingin mendapatkan keuntungan dari teman
yang kaya.
“Aku
masih baru disini dan perlu membawa klien VIP supaya kinerjaku terlihat. Kenapa
harus aku yang membuat kinerjamu terlihat?” keluh Won Jae
“Sebagai
Sahabat” pikir Hye Ran, Won Jae pikir bukan sahabat tapi sebenarnya musuh.
Hye Ran
tiba-tiba melihat istri dari Tuan Park membagikan selembaran. Won Jae pikir
wanita tambun itu mengajar di sini. Berapa orang membawa selembaran dan
keduanya melihat dari yang terjatuh,
“Bukankah
ini kau? Ini mirip denganmu tapi Rambutmu ke atas begini” kata Won Jae. Hye Ran
marah melihat selebaran dengan tulisan agar tak ikut dengan kelas pilatesnya
lalu mengejar istri Tuan Park.
“Aku tidak
ada hubungannya dengan dia.” Ucap Won Jae saat melihat beberapa menatapnya
karena duduk berdiri sebelahan dan berpura-pur sedang menunggu suaminya.
[Gedung
pengadilan]
Jae Bok
tak percaya mereka benar-benar dipisahkan sekarang. Jung HEe pikir masih punya
tiga bulan. Jae Bok pikir karena sepakat untuk tinggal di rumah yang sama dan
membesarkan anak-anak bersama-sama, jadi menjadi orangtua dan teman yang baik
dengan mengulurkan tangan agar bisa berjabat tangan.
“Selama 3
bulan ini, tidak bisakah kau mempertimbangkannya?” kata Jung Hee
“Aku
ingin makan siang dengan mu tapi aku harus pergi bekerja.” Ucap Jae Bok. Jung
Hee menyuruh Jae Bok pergi, Tapi Jae Bok menyuruh Jung Hee agar pergi lebih
dulu. Jung Hee pun berjalan dengan berbeda arah.
“Jangan
menangis... Jangan berbalik dan berjalan dengan angkuh” teriak Jung Hee.
Jae Bok
terdiam melihat punggung Jung Hee teringat kenangan dengan suaminya saat
menonton konser mengambil bunga dari tanganya, Lalu Jung Hee yang berteriak
gembira datang ke tempat Jae Bok berkerja kaalu sudah bisa berkerja keduanya
pun berpelukan dengan wajah bahagia.
“Jadi
beginilah akhir sejarah kita..Koo Jung Hee Aku tidak menyesal ... Walaupun itu
panas dan indah... Sudah Cukup..” ucap Jung Hee berjalan pergi.
Jung Hee
menatap foto keluarganya saat bermain ditaman bermain, senyuman Jae Bok
terlihat senang, sambil menangis mengaku kalau itu kesalahnya. Bosnya berteriak
menyuruh Jung Hee agar kembali berkerja. Jung Hee mencoba mengangkat batu tapi
membuat terjatuh dan berteriak kesakitan pada pingganya.
Eun Hee
berlari masuk rumah sakit dengan wajah panik, bahkan membiarkan mobilnya
didepan lobby. Ia berjalan ke dalam UGD melihat Jung Hee yang terbaring dengan
mata tertutup.
“Dasar
orang miskin... Apa Kau tinggalkan aku hanya untuk hidup sedih seperti ini?
Beri aku sedikit waktu. Aku akan menyelamatkanmu.” Ucap Eun Hee dengan air mata
mengalir.
Jung Hee
membuka mata binggung melihat Eun Hee yang datang. Eun Hee mengaku kalau
mendengar dari nenek Jin Wook jadi
datang mengantiknya. Jung Hee meminta maaf karena membuat Eun Hee datang lalu
menjerit kesakitan saat bergerak.
Jae Bok
dkk minum bersama merayakan statusnya sebagai single kembali. Won Jae memberikanselamat
atas melarikan diri dari kehidupan pernikahan yang memuakkan pada temanya. Hye
Ran pun mengucapkan Selamat Datang di
Single Life. Jae Bok mengucapkan terimakasih lalu melihat meja belakangnya ada
beberapa anak muda yang minum bersama.
“Aku
ingin melakukan semuanya ketika aku seusia mereka, dan merasa seperti bisa
melakukan nya” ucap Jae Bok, Hye Ran pikir Jae Bok masih bisa melakukannya.
“Betul. kehidupan
baru mu saja dimulai, Tinggalkan dengan angkuh.” Kata Won Jae
“Ya. Aku
akan menjalani hidupku 1x lagi.. Ayo kita minum sampai K.O” kata Jae Bok, Semua
bersulang bersama-sama.
“Tempat
ini penuh dengan aroma pemuda. Hei..coba bayangkan masa muda kita..Coba
menghirupnya aromanya” kata Hye Ran
Tiba-tiba
si pemuda melihat ke arah meja mereka, Hye Ran binggung tiba-tiba ditatap oleh
pemuda tampan lalu memuji kalau anak anak muda punya standar yang tinggi juga.
Jae Bok melihatnya dan merasa kalau laki-laki itu menatapnya.
“Hei.. Kakak..
kakak, Sadarlah. Mereka semua murid-muridk.. Mereka sudah menyukaiku sejak awal.
Dia pasti kehilangan akal. Jangan melihat mereka. aku tidak mau membayar
mereka.” Kata Won Jae. Keduanya langsung mengejek temanya yang pelit.
“Maksudku..Aku
teringat sesuatu, Apa kau tahu apa yang terjadi di apartemennya?” kata Won Jae,
Hye Ran mengancam temanya akan mati kalau membicarakanya, Jae Bok langsung
penasaran, keduanya terlihat bahagia seperti anak remaja.
“ Baiklah..
Mari kita bahagia, Shim Jae Bok. Jadilah percaya diri dan jalani kehidupan mu”
gumam Jae Bok yang bisa tertawa bahagi dengan temanya.
Ketiga
duduk berjejer, Jae Bok merasa kalau mencium bau dengan Hidup dan kenangan. Won
Jae pikir memang sangat tercium Cinta pertama Jae Bok dan suaminya saat ini ditikam dari belakang.
Hye Ran mengejek Won Jae kalau tidak ingin berbicara buruk tentang orang mati,
tapi mantan suami Won Jae itu sama saja
“Lebih
buruk dibandingkan memacari orang yang sudah menikah” balas Won Jae
“Itu
pertama kalinya aku membuat kesalahan. aku benar-benar berpikir Tuan Park sudah
bercerai” tegas Won Jae
“Jae
Bok...Ini masih masa 3 bulanmu sebelum benar-benar bercerai, Jadi pikirkan
baik-baik, Bahkan seorang wanita kaya
sepertiku, itu benar-benar sulit untuk hidup sendiri di dunia ini.
Terutama bagi perempuan.” Kata Won Jae.
“Bagi pria
juga..kalau tidak punya uang. Aku harus melakukan apa yang bisa aku lakukan”
kata Jae Bok
Won Jae
ingin tahu apa yang dikatakan ibu mertuanya, Jae Bok menceritakan kalau ibu mertuanya bilang
untuk memaafkan dan melupakannya karena ia juga melakukan hal yang sama. Tapi
ia tidak mau karean tidak ingin pernikahan tanpa cinta ataupun kepercayaan. Ia juga
tak akan Tinggal bersama-sama dan keluar dari kewajiban. Hye Ran pikir kalau
dianggal seperti latihan. Won Jae pikir itu untuk temanya.
“Kalian
sok naif... Aku tahu kau orangnya begitu dan bisa mengakuinya. Selamatkan diri
sendiri” kata Hye Ran dan bersama dengan Won Jae tertawa.
“Aku
bilang jangan bicara tentang itu!” ucap Jae Bok kesal
“Apa
masalahnya? Won Jae sudah hidup begitu selama bertahun-tahun. Apa gunanya punya
uang dan intelek? Kapan kau terakhir kali menerima cintamu? Tubuhmu sudah pasti
berjamur.” Ejek Hye Ran, lalu membuat kepalanya ditoyor. Jae Bok melihat
temanya pasti kesakitan.
“Tapi
kenapa hidupku jadi sangat berarti? Aku sudah hidup dengan penuh gairah. Ini
disebut retribusi ... Ketika bertemu pria berarti kau sudah jamuran” ungkap Hye
Ran seperti ngelantur. Jae Bok hanya diam tanpa berkomentar memikirkan nasib
rumah tangganya saat itu Bong Goo menelp
Keduanya
sudah ada depan sebuah gedung berjendela kaca,
Jae Bok bnggung kenapa harus menelp padahal sedang minum minum. Bong Goo pikir Anak buah
sewaannya itu akhirnya berguna juga. Jae Bo pun melihat ke dalam.
Nyonya Choi
sedang berbicara dengan teman Na Mi memastika kaalu bukan ia yang menelp. Yoo
Young mengaku bukan dan tak ada gunanya melakukan itu. Jae Bok mengenal Nyonya
Choi bekerja dengan Eun Hee yang tinggal
di lantai pertama. Bong Gi merasa sudah menduganya. Keduanya akhirnya masuk cafe.
“Ahjumoni.
Apa kau yang mengirimkan Jung Na Mi uang 30,000
dolar? Kau memakai nama . Choi Duk Boon untuk membuat identitas
sementara.” ucap Bong Goo memperlihatkan kertas milik Na Mi. Nyonya Choi
mengeluarkan ID Card bernama “Moon Hyung Sun”
“Apa kau
melihat itu? Namaku Moon Hyung Sun, aku bekerja dengannya sebelum jadi cleaning
service. Itu sebabnya kami bertemu sekarang” tegas Nyonya Choi, Yoo Young pun
hanya bisa diam saja.
Bong Goo
mengumpat kesal, Jae Bok bisa mengerti tapi
mereka tidak punya bukti dan Nama aslinya bukan Choi Duk Boon Bong Goo mengaku punya bukti lalu
memperlihatkan sebuah bros yang menurutnya mungkin punya Nyonya Choi yang tadi
“Aku pergi
untuk membersihkan tempat Na Mi” kata Bong Goo, Jae Bok memutuskan akan
mengambilnya karena ingin mengujinya
Eun Hee
mengemudikan mobil menanyakan keadaan Jung Hee,
Jung Hee mengaku merasa lebih baik. Eun Hee pikir karena Jung Hee segera
dibawa ke RS jadi pasti akan cepat
sembuh. Jung Hee mengaku beruntung hari ini bahkan dapat perawatan juga
“Jangan
beritahu Je Bok , nanti dia pasti khawatir” ucap Eun Hee
“Aku juga
tahu, Dia pergi keluar dengan teman-temannya hari ini. Aku akan merasa buruk kalau
itu jadi hancur karena aku.” Kata Jung Hee
“Jae Bok
pasti bahagia, Punya seorang suami yang baik.” Komentar Eun Hee memuji
“Kalau
dia bahagia, dia tidak akan menceraikan aku.
Kami mengajukan surat cerai hari ini.” Kata Jung Hee.
Eun Hee
terlihat kaget tak melihat lampu merah dan sempat mengerem mendadak dengan
tangan menahan dada Jung Hee. Jung Hee tiba-tiba merasakan sesuatu. Jae Bok
meminta maaf tidak melihat lampunya merah.
“Tapi apa
mungkin kita pernah bertemu sebelumnya? Sepertinya kau terlihat tidak asing”
kata Jung Hee, Eun Hee mengaku tidak ingat
Eun Hee
membantu Jung Hee berjalan masuk, lalu kaget melihat Jae Bok sudah berdiri di
tangga. Jae Bok bertanya apakah terluka. Jung Hee mengaku jatuh saat di lokasi
konstruksi. Eun Hee mengatakan kalau ibu tidak bisa ke RS jadi datang
mengantikanya.
“Kau
mengatakan "Ibu” itu artinya Neneknya Jin Wook?” kata Jae Bok tak percaya
karena baru bertemu sekali dengan marah
“karena
Kau sibuk bekerja, dan ibuku harus menjaga Hae Wook. Itu sebabnya ...” ucap
Jung Hee mencoba menjelaskanya.
“Eun
Hee... Jika ini terjadi lagi, Tolong segera hubungi aku.Ayah dari anak anakku
terluka..jadi aku yang harus pergi. Bukankah Kau sudah melanggar batasanmu. “
kata Jae Bok
Eun Hee
beralasan kalau kejadiannya mendadak. Jung Hee mengucapkan terimakasih dan naik
ke lantai atas. Jae Bok bertanya nama
dari pembantunya itu, Eun Hee menyebut nama Moon Hyung Su dan bertanya kenapa
menanyakan hal itu.
“Kaulah
yang harus bertanya padanya sendiri. Sebenarnya, dia menjatuhkan ini. Ini
miliknya, kan?” kata Jae Bok, Eun Hee sempat panik dan akhirnya membenarkanya.
“Itu..bukan
milikku.” Kata Nyonya Choi tak mau mengakuinya.
“Ini
jatuh di tempat Jung Na Mi, Kau menjatuhkannya ... dihari dia meninggal.” Kata Jae
Bok sengaja menekanya ucapanya.
“Apa yang
kau bicarakan? Itu bukan milikku!” teriak Nyonya Choi, Jae Bk pun memutuskan akan
mengambilnya
“Ada
banyak lagi yang ingin ku tunjukkan padamu dan Ada beberapa lagi. Kalau
begitu..Aku mendapatkanmu..Ahjumma” kata Jae Bok membuat Eun Hee dan Nyonya
Choi terlihat panik.
Jae Bok
pergi ke dapur bingggung karena ponsel Bong Goo ada dalam saku jaketnya, dan tahu kalau besok ada penelitian lalu
bergegas pergi. Jung Hee terlihat cemburu melihat Jae Bok yang pergi menemui
Bong Goo dimalam hari. Sementara
dikamar, Jae Bok berbicara dengan Nyonya Choi
“Aku
bilang jangan tinggalkan jejak. Apa yang akan kau lakukan sekarang? Bros itu
kan milik ibu, Kau menjatuhkannya di hari Jung Na Mi meninggal, kan?” ucap Jae
Bok, Nyonya Choi tetap mengelak
“Mengapa
aku harus berada di sana?” ucap Nyonya Choi
“Karena
ibu yang membunuhnya.Apa kau pikir aku tidak tahu?” kata Eun Hee.
Bong Goo
pulang ke rumah merasa sangat lelah lalu mengecek pintu yang tak bisa terkunci
lagi, dengan kesal memanggil Sam Kyu dan
mengomel karena sehabis makan tak bersihkan dan pergi ke kamar mandi.
Seseorang
berjalan perlahan ke meja makan, Bong Goo langsung bisa menangkap orang yang
menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Lalu dikagetkan dengan melihat sosok Na Mi
dan berpikir kalau mimpinya menular karean pernah muncul dalam mimpi Shim Jae
Bok. Na Mi mendekat
“Aigoo...Jangan
mendekat..., pergilah... aku memiliki energi yang kuat.” Ucap Bong Gook
ketakutan membentuk salip. Tapi Na Mi tak pergi malah memanggil “Oppa”
“Kenapa
aku tidak bisa bangun?” ucap Bong Goo, Jae Bok masuk ke rumah kaget melihat Na
Mi, Bong Goo seperti baru sadar kalau ini bukan
mimpi.
Bersambung
ke episode 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar