PS : All
images credit and content copyright : TVN
Ki Doong
terbangun dan melihat sudah ada ditempat tidur bertelanjang dada dan melihat Se
Young tertidur disampingnya. Se Young terbangun dan keduanya sama-sama kaget,
karena tidur bersama Ki Doong dan bertanya apa yang terjadi
“Aku juga
tidak tahu.Ini kamar dan kasurku, bahkan tasku ada di sana.” Ucap Ki Doong
meminta Se Young tak menarik selimut karena merasatidak pakai apa pun di
baliknya.
“Apa yang
terjadi kemarin malam?” kata Se Young, Ki Doong berteriak kalau dirinya juga
tak tahu.
Flash Back
Se Young
yang mabuk menceritakan belum pernah ciuman sampai setua bahkan sudah menjaga
dirinya untuk Yoo So Joon tapi ditolak, menyesal dirinya sampai mau melakukan
itu dan bodoh sekali dan juga Kenapa ia harus menunggu So Joon.
“Aku
pernah berciuman.” Kata Ki Doong, Se Young pikir temanya itu pasti senang.
“Aku melakukannya
denganmu, itu Ciuman pertama.”kata Ki Doong, Se Young merasa kalau temanya itu
pasti mabuk karena mengaku ciuman denganya.
“Apa Kau
ingat saat ada perjalanan kampus bersama? Kita melakukan permainan minum lalu Nomor
satu dan tiga ditentukan untuk berciuman.Aku nomor satu, kau nomor tiga.”
Cerita Ki Doong
Se Young
ingin tahu mereka melakukanya, lalu mendekati Ki Doong dan langsung menciumnya.
Ki Doong kaget karena Se Young yang menciumnya lebih dulu.
Ki Doong
disisi kiri tempat tidur, memberitahu kalau Se Young memulainya. Se Young
berteriak kesal kalau dirinya sudah mengulang kalau sudah mengerti dan tidak
akan meminta bertanggung-jawab. Ki Doong pikir sebagia pria akan bertanggung-jawab.
“Apa Kau
ingin aku bagaimana mulai sekarang?” tanya Ki Doong
“Jangan
berpikir melakukan apa pun!” teriak Se Young marah, Ki Doon g ingin mendekat
tapi Se Young memperingatkan agar menjagar jarak.
“Hapus
saja dari ingatanmu, Kemarin itu hanya kesalahan saja.” Tegas Se Young lalu
keluar dari kamar.
Ma Rin
dan So Joon menikmati udara pagi di halama dengan selfie bersama, saat itu Se
Young keluar dari villa. So Joon binggung melihat Se Young membawa tas dan
mengajak sarapan lalu jalan-jalan. Se Young mengajak kembali ke Seoul saja
sekarang. Ki Doong pun mengajak mereka pulang saja. Keduanya binggung berpikir
kalau Ki Doong dan Se Young seperti bertengkar.
Nyonya
Cha menunggu disebuah gedung terlihat menunggu seorang dengan gelisah, akhirnya
masuk menyebut nama Song Doo Shik, kalau
Uang dikirim tiap bulan dan ingin tahu dari bank serta cabang mana dikirimnya.
Petugas Bank mengatakan Kalau uangnya memang sudah dikirim, maka bisa langsung mengetahuinya yang penting
dari salah satu bank kami.
“Dikirim
tiap bulan dari cabang Gawol-dong, Dekat dari Stasiun Namyeong dan Ini hari
uang selalu dikirimkan” kata pegawai.
Nyonya
Cha sudah menunggu didepan bank, Doo Sik melihat kejauhan Nyonya Cha yang
sedang berdiri dan langsung bersembunyi. Nyonya Cha pikir Doo Sik itu sudah
melihatnya lalu melarikan diri.
Doo Sik
menerima telp dari Yong Jin, dengan kesal menekann kalau Sudahtidak ada yang
ingin dikatakan. Yong Jin menjelaskan bahwa menandatangani kontrak karena
mempercayainya, kalau Doo Sik mundur, maka
tidak akan bisa mendapatkan 9M won dari tempat lain.
“Semua
investor sudah berada di pihak saya.Penalti atas pelanggaran kontrak...Saya
tidak bisa membayar penalti pelanggarannya.Mari bertemu dan bicara. Anda
meninggalkan beban hutang besar pada saya, Guru.” Ucap Yong Jin, Doo Sik tak
peduli lalu menutup telpnya.
“Kelihatannya,
dia akan segera meninggalkan Meyrits. Si Kunyuk ini, padahal aku sudah memberi
dia kesempatan hidup baik. Aku tidak peduli lagi dan hanya perlu menjauhkan dia
dari So Joon.” Kata Doo Sik
Yong Jin
seperti frustasi langsung mengacak-ngacak semua barang di ruanganya, semua
pegawai melihatnya. Sek hwang mencoba menghalangi dan memberi alasan bosnya
itu bertengkar dengan isterinya.
Ki Doong
baru saja bangun, melihat temanya sudah ada diruang tengah. So Joon bertanya
kenapa Ki Doong tak masuk kerja dan Presdir perusahaannya ada dirumahnya. Ki Doong
mengatakan kalau mengambil cuti secara resmi.
“Aku
menemukan sebuah folder aneh di laptopmu” kata So Joon lalu mulai membukanya.
Ki Doong seperti tak mengerti.
“Semula,
kupikir kau bicara omong kosong saat bilangtidak suka bekerja.Belakangan, sepertinya
aku merasakan hal yang sama denganmu.”ungkap Ki Doong lalu bertanya apakah
itu rekaman dari dunia lain.
So Joon
membenarkan, Ki Doong bertanya apakah rekaman
Se Young. So Joon binggung akhirnya Ki Doong buru-buru mengalihkanya denan
menasehati sebaiknya berhenti memikirkan soal dunia lain dan memikirkan dengan
dunia ini.
“Ada
banyak rumor buruk soal Direktur Kim.” Kata Ki Doong, So Joon menahanya lalu
melihat Doo Sik yang masuk rumahnya seperti mencari sesuatu. Ki Doong binggung bertanya siapa dan kenapa
orang itu ada dirumah mereka.
[27
OKTOBER 2016, MASA DEPAN]
Doo Shik
mencari sesuatu dalam rumah So Joon ke segela ruangan, lalu melihat sebuah
tangga tepat dibawa atap. So Joon berlari keluar dari stasiusn bawah tanah
mengetahui pada tanggal 27 Oktober, Doo Sik
akan mencuri jurnalnya.
Akhirnya
Doo Sik berhasil mengambil jurnal milih So Joon lalu keluar dari rumah. So Joon
melihat dari kejauhan. Do Sik naik taksi merobek lembaran kertas karena yang
paling penting So Joon tidak boleh tahu Kim Yong Jin pelakunya. So Joon
mengikuti dari belakang meminta agar lebih kencang lagi mengemudikanya dan akan
membayar berapapun, jadi meminta agar Jangan sampai kehilangan mobil itu.
So Joon
berada disebuah tempat pembangunan rumah, terdengar teriakan meminta tolong dan
Tuan Shin sudah tertimpa besi. Ma Rin keluar dari bangunan terlihat
kebinguangan dengan tangan penuh darah meminta tolong. So Joon ingin mendekat
tapi Doo Sik sudah lebih dulu menahanya dan mengajaknya pergi. So Joon tetap
memaksa untuk mendekati Ma Rin.
“Kau
tidak boleh ke sana sekarang... Kau datang dari masa lalu, 'kan?” ucap Doo Sik
mendorong So Joon. So Joon terlihat marah meminta melepaskanya.
“Aku
sudah menelepon ambulans, Mereka akan segera tiba. Ini masa depanmu. Jika kau
ke sana, bagaimana Ma Rin... Apa yang akan isterimu pikirkan?” kata Do Sik
menyadarkan.
“Apa yang
sudah kau lakukan pada Ma Rin?” kata So Joon curiga, Doo Sik mengajak So Joon
agar pergi sekarang.
Ma Rin
duduk menatap makanan diatas meja tapi So Joon yang belm pulang padahal seharusnya
sudah kembali dari berkerja. Ma Rin akhirnya duduk di sofa menunggu So Joon.
Keduanya
berjalan di sebuah rel kereta seperti tak terpakai, Ma Rin binggung melihat So
Joon yang tidak mengatakan apa pun dan hanya terus tersenyum. So Joon mengaku merasa
melakukan hal benar dengan menikahimnya dan Hidup sangat menyenangkan.
Ma Rin
binggung dimana mereka itu dan kemana mereka akan pergi. Saat itu So Joon hanya
menatapnya dan perlahan menghilang. Ma Rin tertiduru mengingau memanggil nama
So Joon dan bisa bernafas lega karena hanya mimpi.
So Joon
menelp, Ma Rin bertanya kenapa So Joon belum pulang. So Joon mengatakan kalau
aku hari ini tidak pulang. Ma Rin menanyakan alasanya, So Joon beralasa ke luar
kota untuk bekerja dan harus menyelesaikan pekerjaan sampai besok.
Ma Rin
bisa mengerti lalu bertanya apakah suaminya sudah makan. So Joon mengaku sudah
dengan nada bergetar dan berpesan agar Ma Rin memastikan mengunci pintu sebelum
tidur. Ma Rin mendengar nada suara So Joon memastika kalau tidak terjadi
sesuatu yang buruk, karena baru saja bermimpi buruk, lalu berpikir tak perlu
membahasnya.
“Tetap
saja, berhati-hatilah. Hati-hati pada kendaraan dan orang-orang,
berHati-hatilah sebisamu, oke?” kata So Joon, Ma Rin menganguk mengerti. So
Joon pun mengucapkan Mselamat malam.
Flash Back
So Joon
kaget bertanya siapa yang akan mati. Doo Sik memberitahu Direktur dari Happiness. Pada tahun 27 oktober 2016 : Masa Depan, Tuan Shin terlihat jatuh
dengan pipa menimpa tubuhnya. Doo Sik menceritakan Tuan Shin meninggal Akibat
kecelakaan dan Ma Rin tidak sengaja menemukan Shin Sung Kyu terluka.
“So
Joon, jangan terlalu khawatir. Aku akan
coba menemukan...” ucap Doo Sik menyakinkan, So Joon pun bertanya kenapa Doo
Sik ada di dekat TKP.
“Aku...
Apakah Kau mencurigaiku? Aku kemari untuk mencoba menghentikan insiden itu,
Mencoba membantu. “kata Doo Sik gugup.
“Kenapa kau
harus membantu orang-orang di sekitarku?” ucap So Joon curiga
Doo Sik
makin tak bisa berkata-kata, So Joon ingin tahu kenapa Doo Sik melakukan ini
padanya. Doo Sik menyakinkan kalau bukan ia yang melakukannya. So Joon tak
ingin Doo Sik mengatakan apa pun karena tidak akan percaya dan akan mencaritahu sendiri.
So Joon
pergi ke warnet lalu melihat berita “SHIN SUNG KYU,PRESDIR HAPPINESS MENINGGAL
DUNIA - PIHAK BERWAJIB MENYATAKAN SEBAGAI KECELAKAAN.” Ia membaca seperti tak
yakin kalau memang Benar hanya
kecelakaan.
So Joon
bertemu dengan Se Young bertanya Kapan akan berangkat. Se Young mengatakan
Tanggal 27 bulan ini. So Jon mengeluh kenapa haus hari itu. Se Young menegaskan
tetap akan berangkat. So Joon mengatakan akan membelikan tiket penerbangan
untuk orang tuanya termasuk menyewakan tempat tinggal jadi meminta agar
mengajaknya pergi.
“Apa Kau
pikir aku mau pergi liburan Aku harus beres-beres, lalu siap-siap bekerja. Aku
akan sibuk.” Jelas Se Young
“Ajak
saja mereka bersamamu. Mereka pasti sangat cemas dan sebaiknya mereka melihat
sendiri dulu kehidupanmu di sana. Setelah mengetahuinya, mereka pasti akan
merasa lebih baik.” Kata So Joon berusaha menghindari Tuan Shin dari celaka.
“Aku kan
tidak akan mati. Kenapa harus sejauh itu?” keluh Se Young. SO Joon tak mau tahu
kalau sudah memesan tiketnya jadi meminta aga Se Young mengajaknya.
Yong Jin
bertemu dengan Presdir Choi dengan menyapa kalau bisnisnya itu lancar. Presdir
Choi seperti tak ingin sombong. Yong Jin mendengar banyak hal baik.
“Semua
berkatmu, Segala sesuatu jadi baik setelah aku pindah.” Ungkap Presdir Choi.
Yong Jin tak percaya mendengarnya.
“Restorannya bagus di sini.
Apa kau mau coba? Aku yang traktir.” Kata Presdir Choi. Sek Hwang ingin masuk,
Yong Jin langsung menyuruh agar menunggu
diluar. Sek Hwang mengeluh padahal suka
makanan enak.
Yong Jin
mulai membahas soal proyek Kota Jangho, menurutnya Presdir Choi akan menyesal
kalau tidak ambil bagian karena terpikir orang yang palin penting jadi bergegas
datang. Presdir Choi mengaku ingin minta
sesuatu dulu pada Yong Jin. Yong Jin malah heran Presdir Chi meminta lebih dulu
tapi akhirnya mempersilahkan.
“Ada tempat
yang begitu ingin kubeli, yaitu Gedung ini. Bisakah kau jual untukku?” kata
Presdir choi
“Anda
juga tahu, tempat ini disewakan oleh perusahaan kami.” Kata Yon Jin
“Berapa mereka
dapat dari menyewakannya? Aku bisa memberimu banyak komisi. Sampaikan pada
Presdir Yoo soal ini.” Kata Presdir Choi
“Kita
sudah saling kenal selama 15 tahun, 'kan?” ucap Yong Jin memastikan. Presdir
Choi ingin mereka melakkan kerja sama tahun 2002.
“Saya
memberitahu karena Anda, padahal sebenarnya tidak boleh. Kami berencana
merobohkan gedung kecil kami dan Anda tidak boleh menyebarkan rumor soal ini.”
Kata Yong Jin
Saat
keluar restoran Presdir Choi menyapa Tuan Shin yang baru masuk restoran
bertanya kenapa datang. Tuan Shin menjawab kalau ada rapat. Presdir Choi
mengodanya kalau Tuan Choi datang untuk menemuinya, lalu memperkenalkan Yong
Jin, kalau Tuan Shin adalah teman lamanya.
“Dia
Direktur Happiness dan Dia Direktur Myreits, perusahaan investasi real estate
terbesar negeri ini.” Ucap Presdir Choi. Yong Jin memperkenalkan namanya dengan
sopan.
“Kau
bekerja di perusahaan hebat.” Ucap Tuan Shin lalu pamit pergi, Yong Jin terus
menatap Tuan Shin sebelum keluar restoran.
Ma Rin
dalam mobil kaget dengan permintaan So Joon agar mengundurkan diri. So Joon pikir Ma Rin tidak
bisa selamanya memotret di Happiness jadi akan mencari pekerjaan yang lebih
baik dan juga boleh melanjutkan sekolah.
“Apa ini
karena aku memijat bahu paman itu? Aku memang memintamu menempel padaku, tapi apa ini tidak berlebihan?” ucap Ma Rin
“Sejujurnya,
kau tidak perlu bekerja di sana karena aku. Kau tidak perlu terikat di sana
akibat sejarahku dengan Happiness.” Jelas So Joon
“Apa Kau
sungguh ingin aku mengundurkan diri?” tanya Ma Rin ingin menyakinkan. So Joon
membenarkan dan akan senang kalau Ma Rin
melakukannya.
“Memang
Kenapa? Aku senang memotret di sana dan juga banyak belajar. Aku tidak
menginginkan pekerjaan lain.” Kata Ma Rin
So Joon
mengaku merasa tidak nyaman saat Ma Rin
disana. Ma Rin mendug itu karena orang tuanya. So Joon membenarkan. Ma Rin
mengosok giginya berpikir kalau tetap saja merasa kalau itu adalah pekerjaanya,
lalu bertanya-tanya apakah dirinya itu terlalu keras kepala padahal So Jon itu
bahkan datang meski merasa tidak nyaman dan berpikir kalau So Joon sedang
mencoba menghiburnya. Akhirnya Ma Rin keluar menemui So Joon yang duduk disofa.
“Maafkan
aku... Tapi, aku sungguh harus menyelesaikan
proyek yang sudah kumulai. Aku bekerja di sana atas portofolioku. Di atas semua
itu, untuk pertama kalinya aku merasa bangga pada diri sendiri.” Kata Ma Rin
“Aku bisa
mencarikan tempat lain yang membuatmu lebih bangga.” Ucpa So Joon
“Tidak
mudah dengan kemampuanku ini.Aku kan tidak berpengalaman apa-apa. Aku ingin kau
mengakhiri bebanmu atas masa lalu. Sebab itu aku bicara terlalu banyak tanpa
berpikir dulu. Bahkan memintamu datang ke sana. Aku tidak mengira hal itu
justru lebih membebanimu. aku sangat keras kepala dan tidak bijaksana, 'kan?”
kata Ma Rin merasa bersalah.
So Joon
menjelaskan bukan seperti itu maksudnya,
Ma Rin berjanji akan lebih berhati-hati mulai sekarang jadi meminta izin
agar bisa menyelesaikan proyeknya karena harus bertanggung-jawab. So Joon
meminta agar Ma Rin bisa memikirkan lagi.
So Joon
terdiam dibalkon mengingat saat melihat Ma Rin yang berteriak histeris meminta
tolong bahkan memanggil So Joon beberapa kali.
Saat itu ia kembali ke kamar melihat Ma Rin yang sudah berbaring, lalu
bertanya apakah sudah mengantuk. Ma Rin mengangguk.
“Ada yang
ingin kutanyakan padamu. Jika kau bisa melihat masa depan... apa kau akan
senang mengetahuinya?” kata So Joon, Ma Rin mengaku akan senang.
“Apa lagi
tujuan seseorang sampai meramal kartu tarot dan zodiak?” kata Ma Rin
“Tapi
Lebih baik tidak mengetahuinya. Aku sangat penasaran dan gelisah untuk
mengetahuinya” ungkap So Joon
Ma Rin
menanyakan alasan So Joon yang tiba-tiba
menanyakannya hal itu, So Joon tak ingin membahasnya lagi lalu mulai berbaring,
Ma Rin pun memeluk erat suaminya. So Joon terlihat makin tegang dengan semua
masa depan yang dilihatnya.
Keduanya
sudah naik mobil. Ma Rin bertanya kemana mereka akan pergi sekarang, lalu
menebak akan pergi ke Bioskop atau Makan. So Joon pikir Ma Rin akan tahu kalau
mereka sudah sampai. Ma Rin merengek agar So Joon memberitahu karena penasaran.
“Song Ma
Rin. Sudah lama tak bertemu... Kau jadi sangat cantik. Aku tahu terlambat, tapi
selamat atas pernikahannya. Siapa yang menduga Presdir Yoo orangnya?” kata Si
fotographer terkenal yang sebelumnya menolak Ma Rin. So Joon pun mengucapkan
terimakasih.
“Kau
ingin belajar darinya dan Aku sudah menunjukkan portofoliomu padanya.: kata So
Joon
“Astaga.
Kau beruntung... Dimana lagi bisa mendapatkan suami seperti ini Kau pasti
merasa bahagia. Lalu Kau belajar darimana? Hasil jepretanmu jauh lebih baik.”
Puji Fotographer
“So
Joon... Dia benci seseorang yang datang melalui koneksi. Kurasa, ini tidak
tepat.” Kata Ma Rin lalu keluar dengan wajah marah.
So Joon
mengejar Ma Rin yang keluar lebih dulu.
Ma Rin kesal dengan yang dilakukan So Joon dan Bagaimana bias tahu ingin
bekerja ditempat itu, dengan sinis merasa kalau
Koneksi So Joon sangat luar biasa
karena Hanya satu kata dari So Jooo maka ia langsung diterima dan merasa kalau
hidupnya sangat luar biasa.
“Pikirkan
secara rasional dan Pikirkan kalau lebih baik untukmu.” Kata So Joon
“Bagaimana
bisa kau meremehkan aku begini? Memang aku minta padamu mencarikan aku
pekerjaan? Kau mungkin tidak suka aku bekerja di Happiness, tapi ini juga tidak benar.” Ucap Ma Rin marah
“Aku
melakukan ini untukmu.” Kata So Joon. Ma Rin tak terima dianggap kalau itu
untuknya.
“Kau
bahkan tidak memahami perasaanku, mana bisa untukku? Apa Kau tahu yang
kurasakan belakangan ini? Hubungan kita berjalan lancar, pekerjaanku juga menyenangkan. Tapi aku terus
berpikir, bagaimana jika semuanya hancur
dalam satu waktu? Aku sangat bahagia meskipun juga resah. Jadi, jangan lakukan
apa pun. Itu yang kuinginkan.” Kata Ma Rin
“Aku ingin
kau hidup bahagia seterusnya. Itu sebabnya aku ingin kau meninggalkan
Happiness.” Kata So Joon, Ma Rin tak mengerti yang dikatakan suaminya itu.
“Sesuatu
yang buruk akan terjadi di sana.” Kata So Joon, Ma Rin makin tak mengerti. So
Joon menarik Ma Rin pergi akan menunjukan karena merasa lelah dan tidak sanggup menyembunyikannya
lagi.
Ma Rin
binggung kemana mereka akan pergi dan meminta So Joon melepaskan tanganya. So
Joon meminta Ma Rin berdiri sebentar dan melihat billboard elektronik di
belakangnya, kalau berita Sebuah bus
akan terguling di jalan raya dan akan ada berita bahwa semua orang selamat
secara ajaib. Ma Rin seperti tak mengerti maksudnya.
“Akan ada
berita tentang teror di Amerika. Sebuah bus akan terhenti seketika.” Kata So
Joon, Ma Rin melonggo dilayar sama dengan yang dikata Soo Joon.
“Pria itu
akan menyadari dia salah menaiki bus.” Kata So Joon melihat pria yang naik bus.
Ma Rin tak percaya kalau Pria itu akhirnya turun dari bus.
“Pria itu
akan berlutut di depan kekasihnya. Ikatan sepatu kekasihnya sudah dibetulkan.”
Kata So Joon melihat pria didepanya.
Ma Rin binggung
melihat So Joon yang bisa mengetahui semuanya sebelum orang melakukanya. So
Joon mengatakan kalau sudah melihat sebelumnya. Ma Rin merasa kalau suaminya
jadi menakutkan lalu mengajaknya pulang saj merasa kalau Tempatnya terlalu
ramai jadi bicara di rumah.
“Aku...
bisa menjelajah waktu.. Sudah Kubilang, aku bisa menjelajah waktu.” Kata So
Joon, Ma Rin terdiam seperti mulai menyakinkan walaupun terlihat kaget.
bersambung ke episode 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar