PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 05 Maret 2017

Sinopsis Tomorrow With You.Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Ki Doong terbangun dan melihat sudah ada ditempat tidur bertelanjang dada dan melihat Se Young tertidur disampingnya. Se Young terbangun dan keduanya sama-sama kaget, karena tidur bersama Ki Doong dan bertanya apa yang terjadi
“Aku juga tidak tahu.Ini kamar dan kasurku, bahkan tasku ada di sana.” Ucap Ki Doong meminta Se Young tak menarik selimut karena merasatidak pakai apa pun di baliknya.
“Apa yang terjadi kemarin malam?” kata Se Young, Ki Doong berteriak kalau dirinya juga tak tahu. 

Flash Back
Se Young yang mabuk menceritakan belum pernah ciuman sampai setua bahkan sudah menjaga dirinya untuk Yoo So Joon tapi ditolak, menyesal dirinya sampai mau melakukan itu dan bodoh sekali dan juga Kenapa ia harus menunggu So Joon.
“Aku pernah berciuman.” Kata Ki Doong, Se Young pikir temanya itu pasti senang.
“Aku melakukannya denganmu, itu Ciuman pertama.”kata Ki Doong, Se Young merasa kalau temanya itu pasti mabuk karena mengaku ciuman denganya.
“Apa Kau ingat saat ada perjalanan kampus bersama? Kita melakukan permainan minum lalu Nomor satu dan tiga ditentukan untuk berciuman.Aku nomor satu, kau nomor tiga.” Cerita Ki Doong
Se Young ingin tahu mereka melakukanya, lalu mendekati Ki Doong dan langsung menciumnya. Ki Doong kaget karena Se Young yang menciumnya lebih dulu. 

Ki Doong disisi kiri tempat tidur, memberitahu kalau Se Young memulainya. Se Young berteriak kesal kalau dirinya sudah mengulang kalau sudah mengerti dan tidak akan meminta bertanggung-jawab. Ki Doong pikir sebagia pria  akan bertanggung-jawab.
“Apa Kau ingin aku bagaimana mulai sekarang?” tanya Ki Doong
“Jangan berpikir melakukan apa pun!” teriak Se Young marah, Ki Doon g ingin mendekat tapi Se Young memperingatkan agar menjagar jarak.
“Hapus saja dari ingatanmu, Kemarin itu hanya kesalahan saja.” Tegas Se Young lalu keluar dari kamar. 

Ma Rin dan So Joon menikmati udara pagi di halama dengan selfie bersama, saat itu Se Young keluar dari villa. So Joon binggung melihat Se Young membawa tas dan mengajak sarapan lalu jalan-jalan. Se Young mengajak kembali ke Seoul saja sekarang. Ki Doong pun mengajak mereka pulang saja. Keduanya binggung berpikir kalau Ki Doong dan Se Young seperti bertengkar. 

Nyonya Cha menunggu disebuah gedung terlihat menunggu seorang dengan gelisah, akhirnya masuk  menyebut nama Song Doo Shik, kalau Uang dikirim tiap bulan dan ingin tahu dari bank serta cabang mana dikirimnya. Petugas Bank mengatakan Kalau uangnya memang sudah dikirim,  maka bisa langsung mengetahuinya yang penting dari salah satu bank kami.
“Dikirim tiap bulan dari cabang Gawol-dong, Dekat dari Stasiun Namyeong dan Ini hari uang selalu dikirimkan” kata pegawai.
Nyonya Cha sudah menunggu didepan bank, Doo Sik melihat kejauhan Nyonya Cha yang sedang berdiri dan langsung bersembunyi. Nyonya Cha pikir Doo Sik itu sudah melihatnya lalu melarikan diri. 

Doo Sik menerima telp dari Yong Jin, dengan kesal menekann kalau Sudahtidak ada yang ingin dikatakan. Yong Jin menjelaskan bahwa menandatangani kontrak karena mempercayainya, kalau Doo Sik mundur, maka  tidak akan bisa mendapatkan 9M won dari tempat lain.
“Semua investor sudah berada di pihak saya.Penalti atas pelanggaran kontrak...Saya tidak bisa membayar penalti pelanggarannya.Mari bertemu dan bicara. Anda meninggalkan beban hutang besar pada saya, Guru.” Ucap Yong Jin, Doo Sik tak peduli lalu menutup telpnya.
“Kelihatannya, dia akan segera meninggalkan Meyrits. Si Kunyuk ini, padahal aku sudah memberi dia kesempatan hidup baik. Aku tidak peduli lagi dan hanya perlu menjauhkan dia dari So Joon.” Kata Doo Sik
Yong Jin seperti frustasi langsung mengacak-ngacak semua barang di ruanganya, semua pegawai melihatnya. Sek hwang mencoba menghalangi dan memberi alasan bosnya itu  bertengkar dengan isterinya.

Ki Doong baru saja bangun, melihat temanya sudah ada diruang tengah. So Joon bertanya kenapa Ki Doong tak masuk kerja dan Presdir perusahaannya ada dirumahnya. Ki Doong mengatakan kalau mengambil cuti secara resmi.
“Aku menemukan sebuah folder aneh di laptopmu” kata So Joon lalu mulai membukanya. Ki Doong seperti tak mengerti.
“Semula, kupikir kau bicara omong kosong saat bilangtidak suka bekerja.Belakangan, sepertinya aku merasakan hal yang sama denganmu.”ungkap Ki Doong lalu bertanya apakah itu  rekaman dari dunia lain.
So Joon membenarkan,  Ki Doong bertanya apakah rekaman Se Young. So Joon binggung akhirnya Ki Doong buru-buru mengalihkanya denan menasehati sebaiknya berhenti memikirkan soal dunia lain dan memikirkan dengan dunia ini.
“Ada banyak rumor buruk soal Direktur Kim.” Kata Ki Doong, So Joon menahanya lalu melihat Doo Sik yang masuk rumahnya seperti mencari sesuatu.  Ki Doong binggung bertanya siapa dan kenapa orang itu ada dirumah mereka. 

[27 OKTOBER 2016, MASA DEPAN]
Doo Shik mencari sesuatu dalam rumah So Joon ke segela ruangan, lalu melihat sebuah tangga tepat dibawa atap. So Joon berlari keluar dari stasiusn bawah tanah mengetahui pada tanggal 27 Oktober, Doo Sik  akan mencuri jurnalnya.

Akhirnya Doo Sik berhasil mengambil jurnal milih So Joon lalu keluar dari rumah. So Joon melihat dari kejauhan. Do Sik naik taksi merobek lembaran kertas karena yang paling penting So Joon tidak boleh tahu Kim Yong Jin pelakunya. So Joon mengikuti dari belakang meminta agar lebih kencang lagi mengemudikanya dan akan membayar berapapun, jadi meminta agar Jangan sampai kehilangan mobil itu.
So Joon berada disebuah tempat pembangunan rumah, terdengar teriakan meminta tolong dan Tuan Shin sudah tertimpa besi. Ma Rin keluar dari bangunan terlihat kebinguangan dengan tangan penuh darah meminta tolong. So Joon ingin mendekat tapi Doo Sik sudah lebih dulu menahanya dan mengajaknya pergi. So Joon tetap memaksa untuk mendekati Ma Rin.

“Kau tidak boleh ke sana sekarang... Kau datang dari masa lalu, 'kan?” ucap Doo Sik mendorong So Joon. So Joon terlihat marah meminta melepaskanya.
“Aku sudah menelepon ambulans, Mereka akan segera tiba. Ini masa depanmu. Jika kau ke sana, bagaimana Ma Rin... Apa yang akan isterimu pikirkan?” kata Do Sik menyadarkan.
“Apa yang sudah kau lakukan pada Ma Rin?” kata So Joon curiga, Doo Sik mengajak So Joon agar pergi sekarang.


Ma Rin duduk menatap makanan diatas meja tapi So Joon yang belm pulang padahal seharusnya sudah kembali dari berkerja. Ma Rin akhirnya duduk di sofa menunggu So Joon.
Keduanya berjalan di sebuah rel kereta seperti tak terpakai, Ma Rin binggung melihat So Joon yang tidak mengatakan apa pun dan hanya terus tersenyum. So Joon mengaku merasa melakukan hal benar dengan menikahimnya dan Hidup sangat menyenangkan.
Ma Rin binggung dimana mereka itu dan kemana mereka akan pergi. Saat itu So Joon hanya menatapnya dan perlahan menghilang. Ma Rin tertiduru mengingau memanggil nama So Joon dan bisa bernafas lega karena hanya mimpi.

So Joon menelp, Ma Rin bertanya kenapa So Joon belum pulang. So Joon mengatakan kalau aku hari ini tidak pulang. Ma Rin menanyakan alasanya, So Joon beralasa ke luar kota untuk bekerja dan harus menyelesaikan pekerjaan sampai besok.
Ma Rin bisa mengerti lalu bertanya apakah suaminya sudah makan. So Joon mengaku sudah dengan nada bergetar dan berpesan agar Ma Rin memastikan mengunci pintu sebelum tidur. Ma Rin mendengar nada suara So Joon memastika kalau tidak terjadi sesuatu yang buruk, karena baru saja bermimpi buruk, lalu berpikir tak perlu membahasnya.
“Tetap saja, berhati-hatilah. Hati-hati pada kendaraan dan orang-orang, berHati-hatilah sebisamu, oke?” kata So Joon, Ma Rin menganguk mengerti. So Joon pun mengucapkan Mselamat malam.

Flash Back
So Joon kaget bertanya siapa yang akan mati. Doo Sik memberitahu  Direktur dari Happiness. Pada tahun 27 oktober  2016 : Masa Depan, Tuan Shin terlihat jatuh dengan pipa menimpa tubuhnya. Doo Sik menceritakan Tuan Shin meninggal Akibat kecelakaan dan Ma Rin tidak sengaja menemukan Shin Sung Kyu terluka.
“So Joon,  jangan terlalu khawatir. Aku akan coba menemukan...” ucap Doo Sik menyakinkan, So Joon pun bertanya kenapa Doo Sik ada di dekat TKP.
“Aku... Apakah Kau mencurigaiku? Aku kemari untuk mencoba menghentikan insiden itu, Mencoba membantu. “kata Doo Sik gugup.
“Kenapa kau harus membantu orang-orang di sekitarku?” ucap So Joon curiga
Doo Sik makin tak bisa berkata-kata, So Joon ingin tahu kenapa Doo Sik melakukan ini padanya. Doo Sik menyakinkan kalau bukan ia yang melakukannya. So Joon tak ingin Doo Sik mengatakan apa pun karena tidak akan percaya dan akan  mencaritahu sendiri.

So Joon pergi ke warnet lalu melihat berita “SHIN SUNG KYU,PRESDIR HAPPINESS MENINGGAL DUNIA - PIHAK BERWAJIB MENYATAKAN SEBAGAI KECELAKAAN.” Ia membaca seperti tak yakin kalau memang  Benar hanya kecelakaan.

So Joon bertemu dengan Se Young bertanya Kapan akan berangkat. Se Young mengatakan Tanggal 27 bulan ini. So Jon mengeluh kenapa haus hari itu. Se Young menegaskan tetap akan berangkat. So Joon mengatakan akan membelikan tiket penerbangan untuk orang tuanya termasuk menyewakan tempat tinggal jadi meminta agar mengajaknya pergi.
“Apa Kau pikir aku mau pergi liburan Aku harus beres-beres, lalu siap-siap bekerja. Aku akan sibuk.” Jelas Se Young
“Ajak saja mereka bersamamu. Mereka pasti sangat cemas dan sebaiknya mereka melihat sendiri dulu kehidupanmu di sana. Setelah mengetahuinya, mereka pasti akan merasa lebih baik.” Kata So Joon berusaha menghindari Tuan Shin dari celaka.
“Aku kan tidak akan mati. Kenapa harus sejauh itu?” keluh Se Young. SO Joon tak mau tahu kalau sudah memesan tiketnya jadi meminta aga Se Young mengajaknya. 

Yong Jin bertemu dengan Presdir Choi dengan menyapa kalau bisnisnya itu lancar. Presdir Choi seperti tak ingin sombong. Yong Jin mendengar banyak hal baik.
“Semua berkatmu, Segala sesuatu jadi baik setelah aku pindah.” Ungkap Presdir Choi. Yong Jin tak percaya mendengarnya.
“Restorannya bagus di sini. Apa kau mau coba? Aku yang traktir.” Kata Presdir Choi. Sek Hwang ingin masuk, Yong Jin langsung  menyuruh agar menunggu diluar.  Sek Hwang mengeluh padahal suka makanan enak.

Yong Jin mulai membahas soal proyek Kota Jangho, menurutnya Presdir Choi akan menyesal kalau tidak ambil bagian karena terpikir orang yang palin penting jadi bergegas datang. Presdir Choi mengaku  ingin minta sesuatu dulu pada Yong Jin. Yong Jin malah heran Presdir Chi meminta lebih dulu tapi akhirnya mempersilahkan.
“Ada tempat yang begitu ingin kubeli, yaitu Gedung ini. Bisakah kau jual untukku?” kata Presdir choi
“Anda juga tahu, tempat ini disewakan oleh perusahaan kami.” Kata Yon Jin

“Berapa mereka dapat dari menyewakannya? Aku bisa memberimu banyak komisi. Sampaikan pada Presdir Yoo soal ini.” Kata Presdir Choi
“Kita sudah saling kenal selama 15 tahun, 'kan?” ucap Yong Jin memastikan. Presdir Choi ingin mereka melakkan kerja sama tahun 2002.
“Saya memberitahu karena Anda, padahal sebenarnya tidak boleh. Kami berencana merobohkan gedung kecil kami dan Anda tidak boleh menyebarkan rumor soal ini.” Kata Yong Jin


Saat keluar restoran Presdir Choi menyapa Tuan Shin yang baru masuk restoran bertanya kenapa datang. Tuan Shin menjawab kalau ada rapat. Presdir Choi mengodanya kalau Tuan Choi datang untuk menemuinya, lalu memperkenalkan Yong Jin, kalau Tuan Shin adalah teman lamanya.
“Dia Direktur Happiness dan Dia Direktur Myreits, perusahaan investasi real estate terbesar negeri ini.” Ucap Presdir Choi. Yong Jin memperkenalkan namanya dengan sopan.
“Kau bekerja di perusahaan hebat.” Ucap Tuan Shin lalu pamit pergi, Yong Jin terus menatap Tuan Shin sebelum keluar restoran. 

Ma Rin dalam mobil kaget dengan permintaan So Joon agar  mengundurkan diri. So Joon pikir Ma Rin tidak bisa selamanya memotret di Happiness jadi akan mencari pekerjaan yang lebih baik dan juga boleh melanjutkan sekolah.
“Apa ini karena aku memijat bahu paman itu? Aku memang memintamu menempel padaku,  tapi apa ini tidak berlebihan?” ucap Ma Rin
“Sejujurnya, kau tidak perlu bekerja di sana karena aku. Kau tidak perlu terikat di sana akibat sejarahku dengan Happiness.” Jelas So Joon
“Apa Kau sungguh ingin aku mengundurkan diri?” tanya Ma Rin ingin menyakinkan. So Joon membenarkan dan  akan senang kalau Ma Rin melakukannya.
“Memang Kenapa? Aku senang memotret di sana dan juga banyak belajar. Aku tidak menginginkan pekerjaan lain.” Kata Ma Rin
So Joon mengaku  merasa tidak nyaman saat Ma Rin disana. Ma Rin mendug itu karena orang tuanya. So Joon membenarkan. Ma Rin mengosok giginya berpikir kalau tetap saja merasa kalau itu adalah pekerjaanya, lalu bertanya-tanya apakah dirinya itu terlalu keras kepala padahal So Jon itu bahkan datang meski merasa tidak nyaman dan berpikir kalau So Joon sedang mencoba menghiburnya. Akhirnya Ma Rin keluar menemui So Joon yang duduk disofa. 


“Maafkan aku...  Tapi, aku sungguh harus menyelesaikan proyek yang sudah kumulai. Aku bekerja di sana atas portofolioku. Di atas semua itu, untuk pertama kalinya aku merasa bangga pada diri sendiri.” Kata Ma Rin
“Aku bisa mencarikan tempat lain yang membuatmu lebih bangga.” Ucpa So Joon
“Tidak mudah dengan kemampuanku ini.Aku kan tidak berpengalaman apa-apa. Aku ingin kau mengakhiri bebanmu atas masa lalu. Sebab itu aku bicara terlalu banyak tanpa berpikir dulu. Bahkan memintamu datang ke sana. Aku tidak mengira hal itu justru lebih membebanimu. aku sangat keras kepala dan tidak bijaksana, 'kan?” kata Ma Rin merasa bersalah.
So Joon menjelaskan bukan seperti itu maksudnya,  Ma Rin berjanji akan lebih berhati-hati mulai sekarang jadi meminta izin agar bisa menyelesaikan proyeknya karena harus bertanggung-jawab. So Joon meminta agar Ma Rin bisa memikirkan lagi. 

So Joon terdiam dibalkon mengingat saat melihat Ma Rin yang berteriak histeris meminta tolong bahkan memanggil So Joon beberapa kali.  Saat itu ia kembali ke kamar melihat Ma Rin yang sudah berbaring, lalu bertanya apakah sudah mengantuk. Ma Rin mengangguk.
“Ada yang ingin kutanyakan padamu. Jika kau bisa melihat masa depan... apa kau akan senang mengetahuinya?” kata So Joon, Ma Rin mengaku akan senang.
“Apa lagi tujuan seseorang sampai meramal kartu tarot dan zodiak?” kata Ma Rin
“Tapi Lebih baik tidak mengetahuinya. Aku sangat penasaran dan gelisah untuk mengetahuinya” ungkap So Joon
Ma Rin menanyakan alasan So Joon yang  tiba-tiba menanyakannya hal itu, So Joon tak ingin membahasnya lagi lalu mulai berbaring, Ma Rin pun memeluk erat suaminya. So Joon terlihat makin tegang dengan semua masa depan yang dilihatnya. 

Keduanya sudah naik mobil. Ma Rin bertanya kemana mereka akan pergi sekarang, lalu menebak akan pergi ke Bioskop atau Makan. So Joon pikir Ma Rin akan tahu kalau mereka sudah sampai. Ma Rin merengek agar So Joon memberitahu karena penasaran.
“Song Ma Rin. Sudah lama tak bertemu... Kau jadi sangat cantik. Aku tahu terlambat, tapi selamat atas pernikahannya. Siapa yang menduga Presdir Yoo orangnya?” kata Si fotographer terkenal yang sebelumnya menolak Ma Rin. So Joon pun mengucapkan terimakasih.
“Kau ingin belajar darinya dan Aku sudah menunjukkan portofoliomu padanya.: kata So Joon
“Astaga. Kau beruntung... Dimana lagi bisa mendapatkan suami seperti ini Kau pasti merasa bahagia. Lalu Kau belajar darimana? Hasil jepretanmu jauh lebih baik.” Puji Fotographer
“So Joon... Dia benci seseorang yang datang melalui koneksi. Kurasa, ini tidak tepat.” Kata Ma Rin lalu keluar dengan wajah marah.

So Joon mengejar Ma Rin yang keluar lebih dulu.  Ma Rin kesal dengan yang dilakukan So Joon dan Bagaimana bias tahu ingin bekerja ditempat itu, dengan sinis merasa kalau  Koneksi So Joon  sangat luar biasa karena Hanya satu kata dari So Jooo maka ia langsung diterima dan merasa kalau hidupnya sangat luar biasa.
“Pikirkan secara rasional dan Pikirkan kalau lebih baik untukmu.” Kata So Joon
“Bagaimana bisa kau meremehkan aku begini? Memang aku minta padamu mencarikan aku pekerjaan? Kau mungkin tidak suka aku bekerja di Happiness,  tapi ini juga tidak benar.” Ucap Ma Rin marah
“Aku melakukan ini untukmu.” Kata So Joon. Ma Rin tak terima dianggap kalau itu untuknya.
“Kau bahkan tidak memahami perasaanku, mana bisa untukku? Apa Kau tahu yang kurasakan belakangan ini? Hubungan kita berjalan lancar,  pekerjaanku juga menyenangkan. Tapi aku terus berpikir,  bagaimana jika semuanya hancur dalam satu waktu? Aku sangat bahagia meskipun juga resah. Jadi, jangan lakukan apa pun. Itu yang kuinginkan.” Kata Ma Rin
“Aku ingin kau hidup bahagia seterusnya. Itu sebabnya aku ingin kau meninggalkan Happiness.” Kata So Joon, Ma Rin tak mengerti yang dikatakan suaminya itu.
“Sesuatu yang buruk akan terjadi di sana.” Kata So Joon, Ma Rin makin tak mengerti. So Joon menarik Ma Rin pergi akan menunjukan karena merasa  lelah dan tidak sanggup menyembunyikannya lagi.


Ma Rin binggung kemana mereka akan pergi dan meminta So Joon melepaskan tanganya. So Joon meminta Ma Rin berdiri sebentar dan melihat billboard elektronik di belakangnya, kalau berita  Sebuah bus akan terguling di jalan raya dan akan ada berita bahwa semua orang selamat secara ajaib. Ma Rin seperti tak mengerti maksudnya.
“Akan ada berita tentang teror di Amerika. Sebuah bus akan terhenti seketika.” Kata So Joon, Ma Rin melonggo dilayar sama dengan yang dikata Soo Joon.
“Pria itu akan menyadari dia salah menaiki bus.” Kata So Joon melihat pria yang naik bus. Ma Rin tak percaya kalau Pria itu akhirnya turun dari bus.
“Pria itu akan berlutut di depan kekasihnya. Ikatan sepatu kekasihnya sudah dibetulkan.” Kata So Joon melihat pria didepanya.
Ma Rin binggung melihat So Joon yang bisa mengetahui semuanya sebelum orang melakukanya. So Joon mengatakan kalau sudah melihat sebelumnya. Ma Rin merasa kalau suaminya jadi menakutkan lalu mengajaknya pulang saj merasa kalau Tempatnya terlalu ramai jadi bicara di rumah.
“Aku... bisa menjelajah waktu.. Sudah Kubilang, aku bisa menjelajah waktu.” Kata So Joon, Ma Rin terdiam seperti mulai menyakinkan walaupun terlihat kaget. 
bersambung ke episode 10

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar