Jung Hee
baru pulang dikagetkan dengan melihat istrinya yang duduk dimeja makan, karena
sebelumnya meninggalkan sudah tertidur. Jae Bok melihat kaki Jung Hee yang
pergi tanpa kaos kaki lalu bertanya apakah tak merasa kedinginan. Jung Hee
hanya diam saja. Akhirnya keduanya pun duk berhadapan.
“Kau suka
bom Soju ku, kan?” kata Jae Bok menuangkan bir ke dalam gelas, Jung Hee
membenarkan karena racikan Jae Bok terbaik
membuatnya selalu cerita ketika sedang terpuruk.
“Apa kau
masih Ingat ketika ayahkumasih hidup?Ketika dia tahu aku hamil Jin Wook, ia
mengalahkanmu sampai babak belur. Kau pandai
memblokir pukulan jika menginginkanya tetapi kau tidak menghindarinya sama
sekali dan menerima semuanya.” Ucap Jae Bok
“Ketika kau
berkata, "Aku benar-benar mencintai Jae Bok ..."dan memohon,
"Tolong biarkan aku menikahinya,"Aku benar-benar terharu Aku berkata
pada diriku sendiri, "Orang ini benar-benar mencintaiku. Baik. Mari kita
percaya dan mengikutinya."Bahkan jika ia mengatakan matahari adalah bulan,
mari kita percaya padanya."” Ungkap Jae Bok
Tapi Jae
Bok mengingat kalau Jung Hee mengkhianati
dan memutuskan untuk mempercayai lagi,
bahkan akan tetap mempercayainya. Jung Hee mengucapkan terimakasih karena
mempercayainya. Jae Bok pun mengungkapkan kalau ia juga mencintai Jung Hee.
Jung Hee terdiam mendengar pengakuan perasaan istrinya.
Jae Bok membuat
bom soju dengan mencampurkan gelas soju pada bir dan memberikan gelas pertama
sebagai dirinya, lalu gelas kedua sebagai persahabatan dan gelas ketiga adalah
cinta, dan gelas keempat percaya pada suaminya serta gelas yang terakhir
adalah adalah melupakan. Jung Hee dan
akhirnya meminum semua gelas yang dibuatkan istrinya lalu meminta maaf dan
berjanji akan berusaha lebih baik lagi.
Bong Goo
menelp Sam Kyu memberitahu kalau sedang
menuju ke rumah klien sekarang lalu bertanya Seberapa besar kasus yang sampai
perlu pergi ke rumah. Sam Kyu pikir ampaknya
situasi cukup mengerikan dan akan bertemu juga di rumah klienya nanti. Bong Goo
terlihat penuh semangat bertemu dengan klienya.
Sementara
Eun Hee terlihat penuh semangat di pagi hari dengan membuka gorden, lalu
memoles wajahnya dengan make up dan juga parfum. Sampai akhirnya pelayan datang
memberitahu kalau penyewa rumah sudah datang.
Paman
pengemudi truk memberitahu hanya akan membongkar truk jadi tak akan membawanya
masuk. Jae Bok memberitahu orang yang mengangkat barang sedang dalam perjalanan
jadi meminta agar membantunya. Si paman tak mungkin bisa mengangkat semua
barang ke dalam rumah tingkat, Jae Bok terus memohon agar bisa membantu.
Saat itu
Eun Hee datang dengan beberapa pria meminta agar Jae Bok membiarkan
orang-orangnya yang membawa barang-barangnya. Jae Bok menolak lalu menyuruh
mereka berhenti karena orang yang menolongnya akan segera datang.
Eun Hee
pikir pemilik rumha yang seharusnya melakukan jadi lebih baik biarkan pria yang
dibawanya untuk membantu tapi Jae Bok tetap menolak, akhirnya Eun Hee pun bisa
menerima dan bertanya keberadaan suami Jae Bok. Jae Bok mengatakan kalau
suaminya sedang bekerja.
Ia pun
kesal sendiri karena Hye Ran yang mengataan kalau meminta
bantuan untuk Membongkar truk. Saat itu Sam Kyu datang memberitahu kalau Hye
Ran memintanya agar datang. Jae Bok melonggo kaget lalu bertanya apakah datang
sendirian. Sam Kyu mengatakan semua karyawan sedang ada rapat jadi hanya satu
saja.
Bong Goo
turun dari mobil, langsung kaget melihat Jae Bok ada didepan rumah. Begitu juga
Jae Bok. Bong Goo pun bertanya apakah Jae Bong itu klien besar. Jae Bong melonggo karena
mengartikan kalau Bong Goo datang untuk membantunya pindahan.
Sam Kyu
akhirnya bicara dengan Bong Goo, mengingatkan kalau mereka memutuskan untuk
menjadi mitra, jadi meminta agar bisa saling membantu keluar dari masalah ini.
Bong Goo mengumpat kesal dan mengingatakn dirinya itu seorang pengacara lalu Sam Kyu memindahkan
kotak, menurutnya itu tak mungkin dengan tangan yang berharga miliknya.
“Hei. Dia
itu klien, Kami memiliki kasus Cho Young
Bae juga dan Mereka mungkin bercerai segera.” Ucap Sam Kyu
“Sudahlah...
Lupakan.. aku tidak ingin kasusnya.” Kata Bong Goo
Saat itu
terdengar suara jeritan, Jae Bok berusaha membawa lemari kecil tapi karena tak
kuat menaruhnya kembali, tapi malah membuat kakinya terinjak. Eun Hee
melihatnya berusaha merayu agar membiarkan orang-orangnya itu saja. Jae Bong
tetap menolaknya. Sam Kyu dan Bong Goo melihat dari kejauhan seperti kasihan
pada Jae Bok.
Akhirnya
Sam Kyu mulai membantu membawakan kardus begitu juga Bong Goo dengan terpaksa
membuka jas dengan pin pengacara. Bong Goo mengumpat kesal harus membawa lemari
lalu merasa yakin Jae Bok sudah tahu kalau dirinya akan datang.
Jae Bok
menegaskan kalau tahu Bong Goo akan datang maka menyuruhnya pulang. Sementara
di dalam rumah sudah ada banyak pelayan yang memberesihkan ruangan. Eun Hee
memohon pada Jae Bok agar bisa mengizinkan untuk membantu. Sekali ini saja
sebagai hadiah pindah rumah Kakak.
Salah
seorang pelayan mendengar ucapan mereka lalu tak sengaja jatuh saat Eun Hee
pergi. Jae Bok melihatnya membantu berdiri, dan melihat label nama perusahaan “pelayan
jane” si wanita pun bergegas pergi saat melihat Bong Goo masuk ruangan. Bong
Goo yang keberatan terlihat kesal menyuruh Jae Bok untuk minggir.
Si wanita
menelp Na Mi di kamar mandi, memberitahu kalau kakaknya ada dirumah Eun
Hee. Na Mi binggung kenapa kakaknya ada
disana si wanita juga tak tahu dan mengenal Jae Bok.
Na Mi
memperingatkan temanya agar jangan sampai Bong Goo melihatnya karena bisa mati
berdua, Si wanita menganguk mengerti, saat itu Eun Hee masuk terlihat dengan
tatapan dingin, teman Na Mi langsung berpura-pura sedang membersihkan wastafel.
Bong Goo
baru selesai mengangkat barang melihat ada sebuah tangga keatas, Eun Hee
langsung memperingatkan agar tidak boleh naik ke sana. Bong Goo mengerti
seperti tak tahu kalau ada lantai tiga padahal
Rumahnya terlihat hanya bertingkat dua dari luar.
“Sebesar
apa rumah ini? Kurang dari 350 meter persegi, kan?” ucap Bong Goo, Eun Hee tak
menyahut memilih untuk pergi.
“Apa-apaan
itu? Apa dia sok jual mahal? Apa dia sudah menyukaiku? Ahh...Begitukah?” pikir
Bong Goo membanggakan dirinya.
Eun Hee
mendekati Jae Bok bertanya apakah Para pengangkut barangnya sudah pergi. Jae
Bok mengangguk, Eun Hee dengan ramahnya kalau berniat memberi mereka minuman.
Saat itu Jin Wook datang, Jae Bok kaget berpikir kalau datang sendirian. Jin Wook memberitahu kalau Bibi Won Jae sedang
memarkir mobil.
Jae Bok
menyuruh anaknya memperkenalkan diri, saat itu Eun Hee langsung tertarik dengan
Jin Wook memujinya tampan sekali. Jae
Bok menyuruh Jin Wook memperkenalkan diri dan memberitahu kalau Eun Hee yang
tinggal di lantai satu. Jin Wook pun memperkenalkan diri dengan sopan.
Saat itu
Won Jae dan Hae Wook masuk rumah, Hae Wook langsung berlari memeluk ibunya. Jae
Bok ingin memperkenalkan Eun Hee pada Won Jae, tapi Eun Hee seperti lebih
tertarik pada Hae wook yang memujinya cantik. Jae Bok pun menyuruh anaknya agar
memperkenalkan diri. Hae Wook seperti malu hanya menyembunyikan wajahnya
dibelakang badan ibunya.
“Hai. Aku
temannya Jae Bok.” Ucap Won Jae ingin memperkenalkan diri tapi Eun Hee malah
berjongkok didepan Hae Wook.
Hai, Hae
Wook. Aku Eun Hee, Lee Eun Hee. Semoga kita cepat akrab.” Ungkap Eun Hee
seperti tak peduli pada Won Jae memilih untuk dekat dengan Jin Wook dan Hae
Wook. Hye Ran juga ikut masuk melihat Rumah
Eun Hee luar biasa.
Cha Rin
masuk kamar yang ditempat Hae Wook merasa kalau kamarnya itu lebih bagus dari
kamarnya. Hye Ran dan Won Jae melonggo
melihat kamar anak yang luas dan juga banyak mainan. Jin Wook masuk kamarnya
langsung terkesima dengan meja dan layar komputer yang kerena.
“Dari
mana Ibu mendapatkan semua ini? Apa Ibu memenangkan lotre?” kata Jin Wook
bahagia
“Kita
meminjam barang-barang keponakan Bibi Eun Hee.” Kata Jae Bok
“ Kedua
keponakanku pindah ke AS. jadi, kini semuanya milikmu.” Ungkap Eun Hee dengan
senyuman manisnya.
Jae Bok
melarang agar menganggap jadi milk anaknya dan meminta agar merawat semuanya
dengan baik selagi mereka tinggal disana dan Jangan dirusak. Jin Wook mengerti
dengan berangan-angan bisa tinggal dirumah itu. Eun Hee mendekati Jin Wook
mengelus kepalanya dengan menyurhnya agar tinggallah di rumah ini
selama-lamanya.
Jae Bok
dan teman-temanya berkumpul, Hye Ran
melihata Anak-anak senang berada di rumah yang besar dan akan sedih
meninggalkan semuany setelah dua bulan. Jae Bok sudah memberitahu anaknya tapi berpikir
dirinya seperti melakukan kesalahan menurutnya Uang memang sumber masalah.
“Benar
sekali. Bisa-bisanya Kyung Woo pergi ke AS sekarang. Kau tidak bisa
merencanakan ini dengan mulus.” Ucap Hye Ran
“Apa Kau
sudah memberi tahu wanita itu soal nama Hae Wook? Sebelumnya Dia tahu nama Hae Wook, padahal belum kau
beri tahu.” Kata Won Jae yang menyadarinya.
Jae Bok
seperti tak sadar, Hye Ran pikir Pasti Hae
Wook sudah memberi tahu Eun Hee. Jae Bok pun menyakinkan kalau anaknya yakin
sudah memberi tahu. Hye Ran pun bertanya dimana Jung Hee dan berpikir kalau
suami temanya itu tersesat. Jae Bok mengatakan suamianya sedang menuju kerumah
yang baru.
Jung Hee
terkantuk-kantuk di dalam bus, sampai akhirnya terbangun karena bus berhenti.
Matanya melihat sosok yang dirindukanya sedang membagikan brosur, Na Mi
mendapatakn pekerjaan baru untuk membagikan brosur di restoran yang baru.
Akhirnya
Jung Hee memaksa untuk turun pada sopir bus yang baru meninggalkan halte.
Keduanya pun bertemu saling menatap,
akhirnya Na Mi berusaha untuk kabur dari Jung Hee. Ia pun sempat jatuh
saat menaiki tangga penyeberangan, dan melempar Jung Hee dengan sepatu. Jung
Hee kesakitan memegang matanya, Na Mi pun panik mendekatinya. Jung Hee langsung
memeluk Na Mi mengaku kalau sangat merindukanya.
Semua
berkumpul di meja makan, Eun Hee memberika kejutan sebuah cake. Hye Ran tak
percaya kalau Eun Hee membuatkan juga sebuah cake untuk mereka. Eun Hee mengakku kalau ingin menyambut mereka
dirumahnya. Hye Ran memuji Eun Hee yang cantik dan pandai memasa menurutnya
Suaminya sangat beruntung.
“Entahlah.
Kurasa dia tidak terlalu menyukainya.” Ungkap Eun Hee.
“Kenapa
begitu? Kebanyakan pria berfantasi memiliki istri sempurna sepertimu.” Komentar
Won Jae
Benar?
Apalagi kalau istrinya berasal dari keluarga kaya.”kata Hye Ran
“Mungkin
suamiku unik. Ketimbang istri sempurna, dia lebih memilih wanita kuat dan
tomboi. Seperti kau, Unnie” kata Eun Hee.
Jae Bok
yang mendengarnya saat minum langsung tersedak, Hye Ran langsung menyimpulkan
cinta pertama suami Eun Hee pasti seperti Jae Bok. Eun Hee pikir Mungkin saja
karena suamian itu jarang bercerita. Won
Jae pun langsung bertanya apakah Eun Hee lulusan Universitas Sehyun.
Eun Hee
sedikit panik dari matanya lalu mengaku
berkuliah di Kanada. Hye Ran mengaku kalau wajah Eun Hee itu tampak
familier. Sebelum Hye Ran bicara Eun Hee sudah lebih dulu memperhatikan Jin
Wook agar minum jus mangga yang dibuatkanya. Ia melayani Jin Woon dan Hae Wook
dengan menuangkanya, sementara Cha Rin dibiarkan begitu saja.
Jae Bok
akhirnya bisa berbaring dikamarnya dengan merasakan tubuhnya yang pegal. Saat
itu pesan dari Jung Hee masuk “Sayang, aku sedang berada di Suwon, Ayahnya Hwang Ki mendadak
meninggal.” Jae Bok mengeluh suaminya itu tidak pernah bisa menolak siapa pun. Lalu
memilih untuk tak memperdulikanya dan tertidur.
Malam
hari, Eun Hee diam diam berkeliling rumah, Jin Wook dan Hae Wook tidur dikamar
masing-masing seperti sangat nyenyak tidur dikamar yang luas dan nyaman.
Jae Bok
terbangun dari tidurnya, sempat kaget melihat kamarnya dan tersadar kalau sudah
pindah. Jung Hee mencari-cari rumah
barunya, saat itu Jae Bok menelp, Ia sedikit kaget mengetahui istrinya itu
bangun.
“Bisa-bisanya
kau seperti ini dan kau Cuma mengirim satu pesan.” Kata Jae Bok marah
“Maaf,
semalam tidak banyak orang yang berjaga.” Kata Jung Hee
“Hwang Ki
punya berapa ayah?” tanya Jae Bok, Jung Hee sempat panik sampai akhirnya menyebut hanya satu saja.
“Aku
hanya mengujimu. Cepat pulang.” Kata Jae Bok
Jung Hee
baru saja memasukan ponsel ke dalam saku bajunya, Eun Hee baru selesai berolah raga melihat
Jung Hee memastikan kalau ia adalah ayahnya Jin Wook. Jung Hee membenarkaan,
Eun Hee berkomenter kalau dugaany benar karena mirip dengan Jin Wook.
“Aku
tinggal di lantai satu...” ucap Eun Hee, Jung Hee langsung menyebut Ahjumaa
yaitu Istrinya pemilik rumah
“Maaf.
Kudengar, kau sudah menikah.” Kata Jung Hee melihat Eun Hee seperti tak suka
dipanggil Ahjumaa.
“Benar...
Aku Lee Eun Hee. Senang bertemu denganmu. Bagus sekali, pada hari pertama kita
di sini.” Ucap Eun Hee mengulurkan tanganya, Jung Hee pun menjabatanya dan sempat
kesima dengan kecantikanya, lalu segera menarik tanganya.
Jung Hee
masuk rumah, Jae Bok sudah melirik sinis bertanya Apa ingin mengatakan sesuatu. Jung Hee
mengelengkan kepalanya dan sedikit panik. Jae Bok menyuruh suaminya agar
melepaskan bajunya karena akan mencucinya, Jung Hee masih tak percaya kalau
rumahnya bagus sekali
Saat itu
Jin Wook dan Hae Wook menyambut ayahnya, Hae Wook bertanya Kenapa Ayah tidak
pulang semalam. Jung Hee meminta maaf kalau mengaku ada urusan lalu mengajak
untuk sarapan.
Jae Bok
pergi ke tempat cuci pakaian dan melihat selang yang belum terpasanga, Eun Hee
datang melihat Jae Bok yang ingin mencuci pakaian. Jae Bok memberitahu kalau lupa
memasang memasang keranya kemarin. Eun Hee dengan baik hati menyuruh agar memberikan
karena akan mencuci sekalian.
“Tidak,
aku hanya cukup memasang ini. Aku bisa melakukannya.” Kata Jae Bok menolak tapi
Eun Hee memaksa kalau akan mencucinya. Jae Bok pun tak bisa menolak
“Kau pasti
memakai pewangi lavender dan Sabun mandi atau losion. Mungkin semacamnya. Aku
mencium aroma lavender.” Komentar Eun Hee mencium baju pakaian Jung Hee.
“Kami
tidak memakainya.” Kata Jae Bok lalu terdiam sebelumnya Hae Wook berkomentar Na
Mi yang sangat harum, Na Mi mengaku Lavender adlah aroma kesukaan bibi.
Jung Hee
mengambil jaketnya dalam lemari, teringat kembali pertemuan dengan Na Mi tadi
malam.
Flash Back
Na Mi
bertanya apakah Jung Hee sungguh bisa meminta bercerai kepada istrinya dan bisa
memberi tahu bahwa ingin bersamanya. Jung Hee pikir Hidup cuma sekali dan tidak bisa hidup tanpa Na
Mi. Na Mi pun meminta Jung Hee agar
mengatakan hari ini, sambil memegang tangan agar mereka bisa lari ke
tempat yang mustahil ditemukan siapa pun dan hidup berdua saja. Jung Hee pun
setuju.
“Apa kamu
hendak bekerja lagi, Pada hari Minggu?” tanya Jae Bok masuk melihat suaminya
sudah rapi. Jung Hee mengangguk
“Jung
Hee... Apa kau menemui Na Mi lagi?” kata Jae Bok curiga, Jung Hee menyangkalnya
Jae Bok seperti
tak percaya, Jung Hee berusaha menyakinkan dan segera pamit pergi. Jae Bok
mengingatkan suaminya kalau mereka telah
berjanji. Jika berselingkuh lagi, maka
tidak akan memaafkannya. Jung Hee mengerti dan segara bergegas keluar.
Dihalaman
rumah, Jung Hee mengumpat pada dirinya yang bodoh karen tidak bisa beri tahu
istrinya padahal bisa saja langsung memberitahukanya. Jin Wook dan Hae Wook
memanggil ayahnya, melihat Jung Hee
ingin pergi bekerja memohon agar tak pergi.
Saat itu
Jae Bok melihat dari balkon Jung Hee sedang bermain bola dengan dua anaknya
merasa kalau ada yang tidak beres. Saat itu terlihat Eun Hee keluar untuk
menjemur pakaian dan Jae Bok melihat dari atas tatapan Eun Hee pada suaminya.
Jung Hee pamit pergi pada anaknya, EunH Hee dengan ramah berharap agar hari
Jung Hee menyenangka, lalu melihat ke lantai atas, Jae Bok yang melihat Eun Hee
langsung mengucapkan terimakasih
Jae Bok
menelp Na Mi memberitahu kalau melanggar janjinya, Na Mi pikir Jung Hee mengatakan sesuatu. Jae Bok pikir
kalau suaminya akan memberitahu kalau menemui Na Mi lagi dan Jung Hee sudah
tahu akan dihabisi olehnya kalau melakukannya
lagi.
“Kami
akan pergi jauh, Berdua saja” kata Na Mi sibuk membereskan pakaian. Jae Bok
kaget mendengarnya.
“Aku
minta Maaf.. tapi tolong ceraikan Jung Hee.” Ucap Na Mi, Jae Bok langsung
bertanya keberadaan Na Mi sekarang
“Ayo kita
bertemu.” Ucap Jae Bok, Na Mi juga ingin
menemuinya karena sibuk siang ini jadi mengajak untuk bertemu nanti malam.
“Kau
tinggal di mana? Berikan alamatmu.” Kata Jae Bok, Na Mi mengajak untuk bertemu
di luar saja. Jae Bok dengan nada tinggi menyuruh Na Mi agar memberikan
alamatnya sekarang.
Bong Goo
pergi menemui ibunya, melihat ibu Na Mi sedang tertidur teringa kembali ucapan
Jae Bok “Apa pun yang kau lakukan, itu tidak akan menyakiti ibumu sedikit pun. Karena
Kenapa? Dia sudah senang bisa melihat putranya yang sangat dia rindukan.”
Saat itu
Bong Goo ingin memegang tangan ibunya, Na Mi baru masuk melihat kakaknya yang
datang, Bong Goo kaget karena Na Mi sudah ada dibelakangnya lalu menariknya
pergi.
Bong Goo
melirik sang adik merasa kalau sekarang
menjadi kebiasaan kalau berbohong tentang ingin pergi. Na Mi mengaku
sudah pergi, tapi ada perubahan, walaupun begitu sekarang harus pergi jauh jika
tidak ingin mati. Bong Goo bertanya apakah ada masalah dengan Utang dengan
lintah darat lagi
“Ahh... Benar.
Istri pria itu memergokimu... Kau Berubahlah, mengerti?” kata Bong Goo
menasehati
“Terima
kasih telah menjenguk Ibu.” Ucap Na Mi
“Apa Kau
sedang sekarat? Kenapa sikapmu aneh?” komentar Bong Goo heran
Na Mi
meminta agar Bong Goo terus menjenguk ibunya
setidaknya sekali sepekan. Bong Goo menolak karena hanya mampir dan ada urusan disekita rumah sakit dan hanya untuk kali terakhir. Na Mi tak peduli memilih
untuk pamit pergi. Bong Goo melihat kaki Na Mi yang jalan dengan pincang
Didalam
mobil, Bong Goo mengaku kalau hanya berdalih saja. Na Mi melihat mobil milik
Bong Goo itu bagus lal berpikir Kakaknya berpacaran dengan wanita kaya. Bong
Goo menegaskan bahwa dirinya yang mampu
membeli mobil.
“Kau punya
banyak uang, jadi, bersikap baiklah kepada Ibu.” Ucap Na Mi
“Kenapa
aku harus bersikap baik kepada ibumu? Kau ini seperti pengemis saja.” Ejek Bong
Goo
Na Mi menaruh
dua buah jeruk diatas dashboard, Bong Go menolak kaena tidak suka jeruk. Na Mi
hanya tersenyum.
Bong Goo
mengantar Na Mi sampai pulang ke rumah, dan melihat lingkungan itu seperti berbau
kotoran, Na Mi pun menunjuk tinggal di atap apartemen dan akan pindah besok.
Bong Goo heran dengan adiknya seperti selalu
menjadi buronan.
Na Mi pun
pamit pergi, Bong Goo bertanya pada adiknya apakah membutuhkan uang, Na Mi
pikir tak perlu lalu meminta agar mengupaskan jeruk untuk Ibu saat menjenguk
nanti dan sudah banyak sekali di bawah ranjang. Bong Goo mengeluh itu
Merepotkan sekali dan untuk apa juga melakukan itu.
Na Mi
menuruni tangga untuk masuk ke tempat barunya tinggal, Bong Goo kembali ke
mobilnya melihat Na Mi yang melambaikan tangan di atas tangga sebelum masuk
rumahnya.
Jae Bok
menuruni tangga, Eun Hee mendekatinya bertanya apakah Jae Bok akan pergi. Jae
Bok mengaku kalau ada urusan. Eun Hee meminta agar Jae Bok berhati-hati karena Di
luar hujan deras.
Saat itu
Eun Hee mendapatkan kesempatan melihat Jin Wook yang sudah tertidur memeluk
gitar dengan menatapnya dalam-dalam, seperti sangat terobsesi dengan anak. Ia
pun pergi ke kamar Hae Wook, mengelus rambutnya tapi beberapa saat kemudian ia
sudah berbaring disamping anak Jae Bok menemaninya tidur.
Jae Bok
berada di dalam bus agar menyadarkan diri karena harus melindungi keluarganya dan . sudah memutuskan
untuk memilih Jung Hee, jadi, tetaplah seperti sekarang.
Saat
masuk ke sebuah gang rumah, tak sengaja ditabrak oleh seorang pria yang membuat
payungnya jatuh. Tatapan Jae Bok sempat binggung dan kesal karena pria itu
pergi begitu saja.
Sementara
dirumah, Eun Hee melihat didepan kaca kaalu Hujan deras. Di hari seperti ini
dan selalu memiliki firasat bahwa sesuatu akan terjadi. Saat itu dibelakangnya
sudah ada Young Bae dan menerima sebuah telp dengan tatapan serius.
Jae Bok
menaiki tangga rumah dan dikagetkan dengan Na Mi yang sudah dengan posisi
terbalik berada ditangga tak sadarkan diri, jeritan histerisnya pun terdengar
lalu mencoba menyadarkan Na Mi tapi ditanganya malah terlihat darah dibagian
kepala.
Inisial J&H, apa mgkn untuk jae wook dan hae wook??
BalasHapusBukan J&H deh, kaya'a K&H
BalasHapus