PS : All
images credit and content copyright :MBC
Jaksa
Yoon menahan amarahnya saat masuk dengan memegang saurat Pemberitahuan Tindakan
Disipliner, di dalam ruangan sudah ada kepala Jaksa dan juga Kepala Lee. Jaksa
Yoon mengatakan kalau Pemberitahuan pemberhentiantiba-tiba dikirim ke kantornya.
Kepala Jaksa pikir Jaksa Yoon itu harus berkemas sekarang.
“Aku akan
pergi...,tapi ingin bertanya.Kasus pembunuhan Yoon So Hee. Apa kalian berdua sudah
merencanakan semuanya dan menentukan hasilnya sendiri?” ucap Jaksa Yoon, Kepala
Jaksa marah mendengar tuduhan jaksa Yoon.
“Yoon
Sunbae... Sepertinya kau sendiri yang sudah dapat keputusan dari rencanamu itu.
Sepertinya kau ingin Choi Tae Ho menjadi pelakunya apapunyang terjadi. Bukankah
begitu?” kata Jaksa Lee
“Kau
sendiri yang sudah merencanakan semuanya dengan hasil: Seo Joon Oh sebagai
pelakunya.Karena itulah kaumembebaskan Choi Tae Ho.” Kata Jaksa Yoon
“Yoon Tae
Young, pergi saja kau diam-diam.Kenapa kau mencobacari masalah disini? Apa Kau
pikir itu semua direncanakan?Apa kau langsung salah menuduh orang tiap kali
rencanamu gagal?” kata Kepala Jaksa Marah
“Baiklah.
Aku secara mental sudahsiap tidak bekerja di kejaksaan lagi jadi aku tidak
punya masalah pergidarisini. Tapi hanya karena aku berhenti bukan berarti
kalian bakallolos akan perbuatan kalian ini.Aku akan pastikan memanfaatkan
pengalaman bekerja disini dengan baik bahkan setelah berhenti jadi jaksa.Aku
akan membuat kalian berwaspada sepanjang hari.” Tegas Jaksa Yoon, Kepala Yoon
sempat marah tapi membuatnya tak bisa berkata-kata.
Bong Hee
sampai di halte membuka ponselnya, berita di internet pun tersebar [Seo Joon Oh
dalam Persembunyian, Kenapa Korban PertamaMenyembunyikan Seo Joon Oh?] Wajahnya
pun langsung disembunyikan karena terlihat ada fotonya dalam internet.
Tiga
orang remaja, lalu membahas Bong Hee yang memiliki sifat suka menggoda pria dan
masih berani keluar-keluar setelah menjebak Tae Ho sebagai pembunuh, kalau itu
dirinya mungkin takkan bisa keluar dari rumah. Bong Hee memilih pergi ke
menaiki bus, tatapan orang dalam bus seperti berbisik mengenali dirinya.
Ho Hang
mengajak CEO Hwang keluar dari rumah sakit dengan kursi roda dan melihat ada
beberapa anak buah seperti menjaga mereka, Akhirnya kembali masuk dalam, ternyata didepan ruangan juga
ada orang seperti mengawasi.
Ia
memberitahu CEO Hwang kalau mereka sedang diawasi, CEO Hwang dengan gerakan
bibirnya menyebut nama Joon Oh. Ho Hang bertanya apakah mereka sedang diawasi
karena Joon Oh, CEO Hwang membenarkan dengan mengedipkan matanya. Ho Hang pun
memikirkan tentang Joon On dan memutuskan untuk kamar kecil dulu untuk
bersembunyi.
Ji Ah dan
Ki Joon masuk mobil melihat ada mobil yang berhenti tak jauh dari mereka. Ji Ah
piki Sepertinya ada orang yang membuntuti mereka dan itu artinya harus berhenti
menghubungi Joon Oh. Ki Joon pikir seperti itu untuk saat ini.
Ki Joon
menelp kembali Joon Oh, Joon Oh sedang datang toilet memberitahu Bong Hee sudah
pulang, menurutnya lebih aman di rumah, dibanding bersamanya. Ki Joon pikir
juga sepert itu Sebaiknya tidak boleh bersama dulu. Joon Oh pun menutup
telpnya.
Saat itu
dua orang pelajar melihat wajah Joon Oh, yang keluar disiang hari. Mereka pun
langsung membicarakan kalau Bong Hee itu kaki tangannya Seo Joon Oh. Joon Oh
pun mendengar pembicaraan keduanya dari depan toilet.
Bong Hee
pulang ke rumah, melihat banyak tulisan didepan rumahnya “Kenapa kau tidak mati
saja di pulau?. Kaki tangan pembunuh, Enyah kau!!”
Sementara
didalam rumah dua bibi kembali bertengkar dengan Ibu Bong Hee dengan saling
menjambak, Si bibi pikir tak ada yang
salah dengan ucapanya kalau Bong Hee
jatuh cinta dengan seorang pembunuh dan anaknya itu naif sekali dan sudah tak waras?
Ibu Bong
Hee membela anaknya, menurutnya Daripada menumpahkan kecap ke seharusnya
men-segel bibirnya lalu menjambak dua bibi yang menganggunya, Si bibi satunya
mengambil baskom dan ingin menyiram air saat itu Bong Hee baru masuk terkena
siraman air.
Si bibi
malah mengeluh Bong Hee yang datang tiba-tiba, Ibu Bong Hee berteriak mengusir
keduanya untuk segera pergi, dan memarahi karena sudah menyiram putrinya, Bong
Hee terdiam dengan tatapan sedih karena keadaanya sekarang malah makin kacau.
Ibu Bong
Hee hanya diam saja sambil tertunduk, Bong Hee mengerikan rambutnya mengetahui
ibunya pasti merasa kesulitan dan marah. Ibu Bong Hee hanya diam, Bong Hee
merayu Ibuny agar tak marah. Ibu Bong Hee merasa anaknya itu tak tahu sama
sekali.
“Apa kau
tahu bagaimana Mengerikannya ketika orang menganggapmu yang aneh-aneh? Kenapa hidup kita bisa
berubah seperti ini?” ucap Ibu Bong Hee sedih
“Tidak,
Ibu... Anggap saja ini sebagai angin lalu... Semuanya akan berlalu. Setelah itu
terjadi, kebenaran akan terungkap kalau Seo Joon Oh dan aku tidak bersalah.”
Kata Bong Hee menyakinkan.
“Kau ini
keras kepala sekali. Sifatmu ini
keturunan dari siapa?” keluh Ibu Bong Hee
“Aku kuat
dan berhati lembut seperti Ibu. Aku ini mirip Ibu.” Ucap Bong Hee lalu mengeluh
lapar karena belum makan apa-apa sepanjang hari
“Karena
semua sudah berubah seperti ini...,maka kita harus kuat. Bilang pada pria itu,
Kalau dia tidak bisa menangani situasi ini..., maka Ibu akan memarahinya.” Ucap
Ibu Bong Hee marah
“Seo Joon
Oh pasti sangat berterima kasih pada
Ibu.” Kata Bong HEe, Ibu Bong Hee yang sudah kesal memilih untuk pergi.
Jaksa
Yoon dan Joon Oh duduk di pinggir Sungai Han, Jaksa Yoon menceritkan kemarin
mengunjungi kantor polisi untuk menemui Jang Do Pal Tapi tidak bertemu dengannya, dengan alasan polisi
belum boleh bertemu siapa pun.
“Kenapa?
Apa dia takut kalau dia akan berubah pikiran?” kata Joon Oh, Jaksa Yoon pikir
seperti itu. Saat itu CEO Jang duduk diam seperti merenungkan dirinya.
“Dia pasti
banyak pikiran karena Choi Tae Ho sudah bebas. Untuk saat ini, pasti sulit
mengunjungi Jang Do Pal kecuali Choi Tae Ho yang mulai bergerak. Aku punya
banyak waktu sekarang dan akan menyelidiki
Jang Do Pal dan Choi Tae Ho.” Kata Jaksa Yoon
“Apa
menurutmu ada caranya?” tanya Joon Oh, Jaksa Yoon yakin Tak ada yang mustahil.
“Bagian
tersulit adalah tetap gigih menghadapi situasi ini. Kita tunjukkan pada mereka
bahwa tidak ada yang mustahil.” Kata Jaksa Yoon.
Bong Hee
baru menekan ponselnya dikagetkan dengan suara Joon Oh yang mengomel karena
tidak bisa menghubunginya sepanjang hari. Bong Hee kaget dan heran karena Joon
Oh yang mengangkat teleponnya cepat sekali. Joon Oh memberitahu kalau sudah
menelpnya dari tadi berpikir kalau Bong Hee itu tidak memeriksa ponselnya. Bong
Hee seperti tak sadar.
“Apa
semuanya baik-baik saja di rumah?”tanya Joon Oh, Bong Hee pun mengetahui kalau
Joon Oh sudah baca artikel itu rupanya dan memberitahu kalau baik-baik saja,
“Beritahu
ibumu. Kalau semua ini sudah beres...,maka aku akan minta maaf pada ibumu.”
Kata Joon Oh yang menerima telp dari atas mobinya.
“Jangan
khawatir soal itu. Kau harus tetap waspada dan harus aman” kata Bong Hee
“Aku
aman-aman saja, jadi jangan khawatir. Aku
mengkhawatirkanmu.” Ungkap Joon Oh.
Bong Hee
mengaku baik-baik saja jadi jangan khawatirkannya dan besok akan kembali lagi. Joon Oh ternyata duduk tak
jauh dari Bong Hee bisa melihatnya dari kejauhan, ia pikir kalau Besok terlalu
cepat jadi menyuruhya agar dirumah saja lebih lama lagi karena keadaan pasti
sulit kalau bersamanya. Bong Hee yakin Joon Oh pasti bosan kalau tak ada dirinya.
Joon Oh terdiam menatap Bong Hee dengan wajah sedih.
“Benar
juga, aku pasti bakal bosan.” Ucap Joon Oh, Bong Hee pun berjanji akan ke
Seoul.
“Bong
Hee... Cepatlah kesini.” Ucap Joon Oh yang berjarak tak jauh dari rumah Bong
Hee. Bong Hee mengerti menutup telp dan segera masuk kerumah. Joon Oh sedih
karena dirinya malah membuat keadaan Bong Hee juga bahagia.
Bong Hee
sudah siap berangkat, ibunya masuk kamar melihat anaknya yang tidak sarapan.
Bong Hee pikir tak perlu karena tidak lapar. Ibunya ingin anaknya harus makan
di saat seperti ini agar bisa semangat. Bong Hee seperti ingin cepat pergi ke
Seoul.
“Bong
Hee... apa kau yakin bisa mempercayai orang itu?Untuk mempercayai seseorang dan
selalu mendukung..., maka kau juga harus kuat. Apa Kau sanggup?” kata ibu Bong
Hee.
Bong Hee
menganguk mengerti dengan mata berkaca-kaca memeluk ibunya, Ibu Bong Hee
menepuk punggung anaknya yang menangis lagi. Bong Hee mengucapakanTerima kasih.
Beberapa
jaksa keluar dari agency, Tae Ho melihat dari lantai atas. Byung Joo baru akan
masuk melihat Tae Ho memlih untuk pergi seperti ketakutan, Tae Ho memanggilnya
dan meminta agar memperlihatkan ponselnya, lalu menelp Joon O dengan ponsel
Byung Joo. Joon Oh pikir yang menelp Byung Joo langsung mengangkatnya.
“Ini aku,
Hyung.” Ucap Tae Ho, Joon Oh yang marah tak ingin di panggil “Hyung” karena
tidak pernah merasa kalau mereka kakak adik dan ingin tahu alasanya menelepon
“Kita
dulu biasa memanggil seperti itu. Semua sudah berubah sekarang.” Komentar Tae
Ho
“Berhenti
bicara omong kosong, Aku bahkan tidak ingin mendengar suaramu. Sudah, aku tutup” kata Joon Oh tak
bisa menahan amarahnya, Tae Ho kembali memanggil Joon Oh.
“Aku juga
tidak ingin sejauh ini. Aku juga
manusia. Hatiku juga hancur jika melihatmu menderita lagi. Jadi Hyung,
sudahlah, lupakan perkara ini. Menyerahlah jika kau tidak ingin membuat orang-orang
terdekatmu terluka. Aku menelepon Cuma untuk memberitahumu hal itu.” Kata Tae
Ho
Saat itu
Jaksa Cho memberitahu Jaksa Yoon, kalau
keadanya Gawat. Joon Oh dan Jaksa Yoon terlihat tegang mendengarnya.
Polisi
memberitahu kalau sudah mendapat lokasi Ra Bong Hee saat ini yaitu
dalam perjalanan ke Seoul sekarang. Jaksa Lee pun meminta agar segera membawa
ke kantor jaksa.
“Surat
perintah penangkapan Ra Bong Hee telah dikeluarkan. Sepertinya Lee Jae
Joon sudah mengeluarkan ultimatumnya.
Jadi Kita harus bagaimana?” ucap Jaksa Cho binggung, Joon Oh dan Jaksa Yoon
nampak bingung
Polisi
sudah memegang profile milik Bong Hee, Sementara Bong Hee dalam bus duduk
disebelah pria seperti seorang polisi dan mencurigakan. Bong Hee terlihat
ketakutan menutupi wajahnya dan tak merasakan getaran ponselnya saat jaksa Yoon
menelp.
Jaksa
Yoon pikir Bong Hee dalam perjalanan dalam perjalanan jadi tak sadar dengan
ponselnya, jaksa Cho panik karena Bong Hee yang tidak tahu apa yang terjadi
jadi lebih bai sekarang harus mencoba mencarinya. Joon Oh tiba-tiba ingin masuk
mobil, Jaksa Yoon menahanya.
“Kau mau apa?
Mereka bertindak seperti ini untuk melacakmu.” Kata Jaksa Yoon menyadarkanya.
“Aku tahu
itu. Tapi mana bisa aku diam saja?” ucap
Joon Oh kebingungan
“Jangan
lakukan ini. Kita cari cara terbaik saja dulu.” Kata Jaksa Yoon menenangkan.
“Bong Hee
tidak salah apapun...,tapi dia mau ditangkap. Aku harus mencoba mencegah ini semua.” Kata Joon Oh masuk ke
dalam mobil.
Jaksa
Yoon terus mencoba menelp tapi Bong Hee seperti tak sadar ponselnya bergetar
karena pria duduk disebelahnya mencurigakan. Joon Oh sampai di halte mencari ke
bagian kedatangan. Jaksa Yoon dan Jaksa Yoon datang, mereka berpecar agar
mencari Joon Oh dan Bong Hee.
Bong Hee
baru turun dari bus, tiba-tiba pria tadi memanggilnya. Bong Hee tegang berpikir
pria itu adalah polisi. Tapi ternyata pria itu hanya mengembalikan ponsel milik
Bong Hee yang jatuh dikursi. Bong Hee bisa bernafas lega saat itu telp masuk
dan ingin mengangkatnya, saat itu polisi dengan surat penangkapan.
Joon Oh
mencari Bong Hee mendengar jeritan Bong Hee yang meminta agar dilepaskan,
polisi menarik Bong Hee sampai dilihat oleh orang-orang di halte bus.
Joon Oh
ingin mendekat, Jaksa Yoon datang langsung menahanya karena kalau polisi
melihatnya maka akan tertangkap. Bong Hee terus meminta agar dilepaskan, Joon
Oh tak tega melihat Bong Hee yang dibawa oleh polisi atas kesalahanya. Jaksa
Yoon langsung menariknya dengan mendorongnya pada dinding bus.
“Seo Joon
Oh... Sadarlah... Jika kau terlibat sekarang, kalian berdua akan ditangkap.
Maka aku tidak bisa membantumu lagi.
Tahanlah jika kau ingin menyelamatkannya. Apapun yang terjadi. Sekarang Kita
pergi dari sini dulu.” Kata Jaksa Yoon
“Aku akan
menyuruh Byung Joo membawa mobilmu. Kau harus sangat berwaspada.Jika mereka
membuntutimu,kau bisa dalam masalah besar. “ucap Jaksa Yoon yang melihat Joon
Oh hanya menatap keluar jendela
“Apa yang
akan terjadi sekarang? Mereka menculik Bong Hee. Apa yang akan terjadi padanya?”
kata Joon Oh khawatir
Bong Hee
melihat ponselnya dan sedikit tegang dalam mobil polisi lalu masuk ke gedung
kejaksaan. Jaksa Lee sudah menunggu di ruang interogasi dengan laptop.
Jaksa
Yoon seperti tahu kalau Bong Hee akan bertemu Lee Jae Joon lalu akan menanyakan
dimana keberadaan Joon Oh. Dan Jaksa Lee pasti akan mengatakan kalau akan
melepaskan Bong Hee jika memberitahukan dimana keberadaan Joon Oh.
“Dia
pasti akan terus menerus menanyakan
keberadaanmu sampai Bong Hee memberitahunya. Dia tahu bahwa dengan membuat Bong Hee menderita adalah cara
yang tepat untuk menangkapmu. Dia pasti akan berusaha keras sehingga kau tidak
punya pilihan selain pergi menemui Jaksa itu sendiri.” Cerita Jaksa Yoon
didalam mobil
Jaksa Lee
mulai menanyakan keberadan Joon Oh pada Bong Hee, tapi Bong Hee dengan tatapan
dingin mengatakan tidak tahu. Jaksa Lee memperingatakan kalau terus seperti
ini, maka akan mempersulit keadaannya
sendiri dan meminta agar memberitahunya.
“Kau bisa
keluar dari sini jika memberitahu kami di mana dia. Apa kau mau terus-terusan
seperti ini?” ucap Jaksa Lee sambil mengebrak meja untuk menakuti Bong Hee,
tetap saja Bong Hee diam.
“Kita
lihat saja siapa yang menang.” Kata Jaksa Lee lalu keluar dari ruangan.
Joon Oh
berada di pinggir sungai Han, Jaksa Yoon datang dengan wajah sedikit panik
membahas yang dikatakan Joon Oh apakah yakin karena menurutnya memang bukan keputusan tepat.
“Tapi,
aku tidak bisa membiarkan mereka seperti ini.” Ucap Joon Oh, Jaksa Yoon seperti
tak bisa berbuat apapun.
Bong Hee
duduk diam, salah seorang jaksa memberitahu kalau bisa pergi sekarang.
Bong Hee
keluar dari kejaksaaan, melihat Jaksa Yoon sudah menunggunya dengan mata
berkaca-kaca bertanya apa sebenarnya yang terjadi dan kenapa bisa keluar dari
kantor kejaksaan. Jaksa Yoon seperti hanya diam saja. Saat itu Jaksa Lee masuk
ruanganya melihat Joon Oh sudah ada dalam ruanganya.
“Joon Oh
sudah memutuskannya.” Ucap Jaksa Yoon, Bong Hee tak ingin Joon On melakukan
ingin kembali masuk. Jaksa Yoon menahanya.
Flash Back
Joon Oh
pikir dirinya itu gilatapi tidak ada pilihan lain, karena Hanya ada satu cara
ini yaitu akan menyerahkan diri.
Joon Oh
pun bertemu dengan Jaksa Lee dalam ruanganya,
Jaksa Lee berkomenta kalau sangat sulit bertemu dengan Joon Oh dan Karena telah menyerahkan dirinya
maka tidak langsung saja. Joon Oh hanya menatap Jaksa Lee dengan senyumanya
Bong Hee
pikir seharusnya Jaksa Yoon mencegahnya padahal sebelumnay menyarankan agar tak
pergi ke kantor kejaksaan dan betapa teganya Jaksa Yoon yang membiarkan saja.
Ia pikir dengan menyerahkan diri tanpa rencana yang matang, artinya tamatlah
bagi Seo Joon Oh. Joon Oh tak banyak bicara hanya mengemudikan mobilnya.
Jaksa
Yoon membawa Joon Oh ke ruangan interogasi, ia mengeluh kalau Joon Oh yang tak bicara selama berjam-jam
sejak mengucapkan namanya. Joon Oh hanya diam saja.
“Kenapa
kau tidak jawab pertanyaanku? Bukannya kau datang ke sini untuk menyerahkan
diri?” kata Jaksa Yoon mulai marah.
Kepala
jaksa dalam ruang kontrol bertanya apakah Joon Oh masih tidak bicara. Anak
buahnya memberitahu kalau sudah enam jam. Kepala Jaksa heran dengan tingkah
Joon On hanya tak mau bicara.
Joon Oh
pun diberikan makan tapi hanya dimainkan saja, setelah itu bermain didepan kaca
didepan ruang kontrol dengan menuliskan dikaca. Jaksa Lee pikir Joon Oh sudah
gila.
Flash Back
Jaksa
Yoon memperingatkan Joon Oh agar jangan beritahu Jaksa apapun, dengan Apapun
yang jaksa lakukan, jangan menunjukkan reaksi apapun karena Jika melakukannya,
maka pihak akan bicara dengannya.
Akhirnya
Jaksa Lee kembali masuk dengan berkomentar cara makan Joon Oh yang lucu dan
menegaskan harus jawab pertanyaannya.
“Kenapa
kau membunuh Yoon So Hee? Dia memanggilmu pembunuh. Apa benar demikian?” ucap
Jaksa Lee, Joon Oh tetap diam.
“Apa Kau
mau diam terus? Sampai kapan kau mau diam? Kau sendiri yang datang pada kami,
kan? Kenapa kau tidak bicara? Keadaan tidak akan membaik walaupun kau terus
seperti ini. Apa Kau pikir tingkahmu ini akan membuatkuberhenti menjebloskanmu
ke penjara?” ucap Jaksa Lee akhirnya ninggikan suaranya.
“Jadi Apa
maumu? Untuk apa kau menyerahkan diri
seperti ini?” kata Jaksa Lee, Joon Oh meliriknya.
Flash Back
Jaksa
Yoon memberitahu saat Jaksa Lee mengatakan itu maka Joon Oh harus mengatakan
tawaran yang menggoda bagi Jaksa Lee.
“Aku akan
bicara..., tapi tolong bantu aku sedikit. Jang Do Pal, Izinkan aku menemui dia.”
Kata Joon Oh
“Kenapa
kau ingin menemuinya? Jika aku mengizinkanmu menemuinya..., apa untungnya
buatku?” ucap Jaksa Lee.
“Anda
hanya ingin satu hal, 'kan? Jika Anda mengizinkanku menemui dia..., mungkin aku
akan memberikan apa yang Anda mau.” Kata
Joon Oh.
Flash Back
Jaksa
Yoon tahu Bagi Jaksa Lee, tidak ada yang lebih penting dari pengakuan Joon Oh
sekarang maka akan mengizinkannya menemui Jang Do Pal, setidaknya sekali.
Kepala
Jaksa bertemu dengan CEO Jang, dan
langsung menegaskan bahwa Orang yang memerintahkan seseorang untuk membunuh
Hwang Jae Goo adalah CEO Jang orangnya, dan ingin tahu Dimana menyembunyikan anak
buahnya, yaiu orang yang membawa
suntikan saat itu ke RS. Kepala Jaksa hanya diam saja.
“Jawab
aku sekarang!” teriak kepala Jaksa, CEO Jang hanya diam sambil memejamkan
matanya.
Flash Back
“Jang Do
Pal pasti merasa sangat tertekan. Polisi
sudah melakukan segalanya untuk menemukan anak buahnnya itu.” Ucap Jaksa Yoon
Akhirnya
CEO Jang dibawa keluar dari sel penjara, CEO Jang bertanya kemana akan
dibawanya.
“Jika
antek itu tertangkap...,maka Jang Do Pal akan segera dinyatakan bersalah atas
tindak upaya pembunuhan. Itu artinya, dia mungkin akan dipenjara seumur hidup.
Jang Do Pal sadar akan hal itu..., tapi dia masih tidak melakukan apa-apa
kecuali berdiam diri. Menurutmu apa artinya itu?” kata Jaksa Yoon
“Ini artinya
pasti ada sesuatu yang dia andalkan.” Kata Joo Oh
“ Choi
Tae Ho pasti telah dibebaskan karena adanya kesepakatan. Tae Ho pasti sudah
berjanji untuk menyingkirkan anak buahnya tersebut.” Kata Jaksa Yoon
Joon Oh
pun mengartikan kalau harus melibatkan
dirinya pada dua orang itu. Jaksa Yoon
menyerahkan semuanya pada Joon Oh, bisakan
membuat Jang Do Pal memihaknya atau tidak. Ia tahu Tidak ada yang
pastijadisemua itu takkan mudah
CEO Jang
melihat Joon Oh yang ada dalam ruang interogasi, Joon Oh mengejek yang dipakai
oleh CEO Jang pada kepalanya dn kelihatannya baik-baik saja. CEO Jang tak ingin
berlama-lama ingin tahu Kenapa mau menemuinya.
“Membiarkan
mereka berdua sendirian di satu ruangan..., apa tidak masalah?” ucap jaksa
junior khawatir, Jaksa Lee meminta agar membesarkan volume agar bisa mendengar
pembicaraan keduanya.
“Bagaimana
rasanya tinggal disini?” tanya Joon Oh, CEO Jang pikir Tidak ada yang perlu dikhawatirkan sekarang
jadi merasa lebih baik.
“Kau
berpendirian luas juga, Padahal kau yang
dipenjara, bukannya Tae Ho” komentar Joo Oh
“Jika kau
mencoba Memprovokasiku, untuk entah apa
yang kau rencanakan...” kata CEO Jang tak ingin terhasut.
Joon Oh
pun bertanya apakah Tae Ho sering menengokinya dan tahu yang dilakuanya
belakangan ini. CEO Jang pikir tak perlu harus tahu itu. Joon Oh pikir CEO Jang
harus tahu, karena ia yang menanggung
semua kesalahan hanya untuk
mendapatkan bantuan, jadiseharusnya mengetahui apakah ia mampu melakukannya.
“Apa
menurutmu Tae Ho sungguh akan
membantumu? Kau sudah banyak berbuat keji demi dia tapi dia tidak akan
melakukan apapun demi kau. Sepertinya dia sudah lupa untuk membantumu.” Kata
Joon Oh kembali menghasut.
“Aku
tidak mengerti apa yang kau katakan. Aku tidak pernah meminta bantuan padanya,
dan...” kata CEO Jang berdalih, lalu Joon Oh menyela
“CEO
Hwang...sudah bisa bicara sekarang.” Kata Joon Oh
CEO Jang
merasa merasa tak perlu harus mendengar perkataannya dan ingin keluar. Joon Oh
langsung menariknya dengan mendorongnya kepintu. Jaksa Lee dan yang lainya
langsung berlari keluar untuk merelainya. Joon Oh seperti marah karena CEO Jang
seperti mempercayai Tae Ho. Jaksa Yoon tak bisa membuat pintu karena dikunci,
Joon Oh tetap mencengkram baju CEO Jang seperti ingin mengancamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar