Ho Won
menuliskan Surat Pengunduran Diri saat itu Woo Jin masuk bertanya apa yang ada
ditanganya dan mengambilnya dan mengeluh kalau Ho Won masih saja buat masalah menurutnya Ho Won
harusnya bersyukur karena diterima tapi malah sekarang ingin mengundurkan diri.
“Kau
hanyalah pekerja kontrak tiga bulan jadi Tak usah repot-repot menulis ini. Jika
kau ingin berhenti, kemasi saja barangmu dan pergi” kata Woo Jin ketus
“Bukankah ucapanmu terlalu kasar? Aku tahu aku
pekerja kontrak, tapi aku...” ucap Ho Won membela diri
Woo Jin
makin marah bisa mencium Ho Won yang minum dan datang ke kantor. Ho Won meminta maaf, Woo Jin pun ingin tahu
alasan Ho Won datang ke kantor di larut malam. Ho Won pikir kalau pegawai tetap
boleh datang ke kantor di larut malam sementar pegawai kontrak tak boleh. Woo
Jin tak ingin membahasnya menyuruh Ho Won keluar saja dan akan memberitahu
Manager Park.
“Tidak
ada lagi hari esok untukku. Aku suka bekerja di kantor seperti ini. Aku ingin
bekerja di sini..., .jadi aku datang ke sini dalam keadaan mabuk untuk terakhir
kalinya, apa kau puas?” ucap Ho Won berani melawan.
“Kau itu
punya waktu yang banyak buat mabuk-mabukan. Kenapa tidak kau lebih berusaha
saja bekerja? Jika kau ingin jadi karyawan tetap, tingkatkan daya
kompetitif-mu. Ini karena kau tidak memenuhi persyaratan.” Komentar Woo Jin
sinis
“Kalau
begitu, apa kau bisa memberikan posisi buatku?” kata Ho Won
“ Ada
banyak orang yang bisa menggantikanmu.
Kau itu ceroboh dan tidak memiliki
kemauan. Kau tidak punya pengalaman kerja sungguhan. Buat apa aku harus mengandalkan
orang sepertimu?” ejek Woo Jin
“Bagaimana
kau bisa tahu kalau aku ceroboh dan
tidak memiliki kemauan hanya dalam beberapa hari? Aku juga ingin bisa bekerja
dengan baik. Aku ingin menjadi seorang pekerja terhormat seperti kau. Aku
tidak... ingin mati seperti ini.” Ungkap Ho Won
Woo Jin
merasa Ho Won berpikir hidup itu main-main dan perkerjaan sekarang seperti
makanan instan, Ketika sedang terburu-buru, maka akan mengatakan bersedia
melakukan apapun dan ketika sudah tidak butuh,
maka bilang itu kotor lalu ia putus asa ketika sedang kelaparan dan mengasihani
diri sendiri.
“Kau
bilang kau akan bersedia melakukan apapun..., tapi setelah kau diterima, kau
membenci pekerjaanmu. Apa ini Surat pengunduran diri setelah sehari bekerja? Dan Beraninya kau
menulis surat ini setelah mabuk-mabukan? Hari esokmu masih ada karena
pekerjaanmu hari ini. Apa begini caranya kau menjalani hidupmu?!!” ucap Woo Jin
seperti ingin menyadarkan Ho Won
“Aku
mohon maaf. Bagiku...,datang bekerja di sini setiap pagi sudah seperti mimpi. Aku
tidak membenci pekerjaan ini setelah diterima. Malah, aku ingin terus bekerja
disini. Mengasihani diri sendiri artinya aku terlalu memanjakan diriku. Jangan bicara seolah-olah kau tahu segalanya. Orang sepertimu
tidak bisa memahami situasiku. Kau tidak bisa memahami bagaimana hidupku selama ini atau bagaimana
aku bisa sejauh ini. Aku ingin
membuktikan kepadamu kalau aku orang yang layak, kalau aku juga punya masa
depan. Tapi sekarang, aku tidak bisa
membuktikannya.” Kata Ho Won lalu meninggalkan ruangan. Woo Jin hanya diam
saja.
Ho Won
kembali ke rumah dengan membaringkan tubuhnya diteras mengingat ucapan Dokter
Seo kalau hidupnya hanya tinggal enam bulan. Ibu Ho Won menelp menanyakan
pekerjaan anaknya, karena mengetahui dari adiknya kalau tempat kerja Ho Won itu
di perusahaan besar. Ho Won dengan malas menjawab kerjaanya baik.
“Semua
tetangga mengucapkan selamat kepadamu karena sudah dapat pekerjaan. Ibu sangat
bahagia, jadi mentraktir mereka semua.”
Ucap Ibu Ho Won sumringah.
“Tapi,
Ibu... Ibu sudah lama tak meneleponku. Bukannya Ibu harusnya menanyakanku "apa
kau sudah makan?" "Kabarmu baik?" Kalau aku diterima kerja, maka aku jadi putri Ibu. Apa Kalau aku tidak
diterima kerja, aku bukan anak Ibu?”
ucap Ho Won kesal lalu menutup telpnya.
Hyo Ri
baru pulang melihat Ho Won yang duduk di luar kalu berkomentar apa
pentingnya dapat pekerjaan.
Akhirnya
Ho Won masuk kamar merobek semua note yang ada di dinding dan mengeluarkan buku
yang selama ini dibaca tentang Teknik Wawancara Kerja lalu membakarnya walaupun
sudah bertahun-tahun belajar semuanya.
Dan hanya demi sebuah perkerjaan belajar bertahun-tahun. Saat itu
tiba-tiba hujan turun dan memadamkan api.
Woo Jin
pulang mengendarai mobil dengan hujan yang turun sangat deras, lalu mengingat
ucapan Ho Won “Aku ingin membuktikan kepadamu kalau aku orang yang layak, kalau
aku juga punya masa depan.” Ia mengumpat kesal karena Ho Won itu berani
menjawab perkataannya.
Ho Won
pergi ke kantor dengan menaiki bus didalam dompetnya hanya cukup untuk naik
bus. Lalu melihat sebuah mobil pengantar jenazah dan mengingat kembali waktunya
hanya tinggal enam bulan lagi dan langsung menangis. Semua yang ada didalam bus
binggung melihat Ho Won yang tiba-tiba menangis.
“Pepatah bilang, sedikit
kebahagiaan sudah cukup untuk menahan
banyak kesedihan.”
Ho Won
masuk lobby melihat ada selembar uang 50 ribu won lalu berserakan beberapa
barang dilantai. Tuan Heo Goo Dong mencoba untuk lewati pintu dengan barang bawaannya,
Ho Won mendekati memberikan barang-barang yang berjatuhan.
Tuan Heo
mengucapkan terimakasih dan berusaha melompat kembali, tapi karena tubuhnya
yang tambun sedikit susah. Ho Won pun mengeluarkan ID Card dan membuka pintu.
Tuan Heo tersenyum karena Ho Won membantunhya.
Ho Won
mengikutinya sampai akhirnya masuk ke bagian marketing, Woo Jin masuk ruangan
menyapa Tuan Heo yang datang lebih pagi. Ho Won langsung dengan cepat
bersembunyi di balik mejanya. Tuan Heo memberitahu kalau Nanti ada acara antara
personel.
“Karena
perjalanannya jauh, jadi aku berangkat
lebih pagi.” Ucap Tuan Heo dengan senyuman sumringah. Yong Jae masuk menyapa
Woo Jin dan dikagetkan dengan kedatangan Tuan Heo.
“Kau
Manajer Heo dari Tim Logistik.” Ucap Yong Jae, Tuan Heo pun mengenal Yong Jae
berusia 31 tahun. Yong Jae bertanya
alasan Tuan Heo ke kantor pagi-pagi.
“Apa Kau
dipindahtugaskan ke kantor pusat? Apa kau akan bekerja di tim pemasaran? Kenapa
kau mau pindah ke tim yang mengerikan?” ucap Yong Jae. Tuan Heo hanya tersenyum.
Woo Jin
melirik pada Ho Won yang masuk kerja dan langsung bersembunyi, lalu meminta
agar Tuan Heo membereskan barang setelah itu datang ke ruanganya.
“Apa Kabar
General Manajer Brengsek baik- baik saja?” ucap Tuan Heo setelah Woo Jin pergi.
Yong Jin membenarkan
Direktur
Han melempar berkas kalau Presdir sangat
marah dan memarahinya, karena mereka
sudah lama jadi peringkat terbawah industri dan ingin tahu caranya agar bisa
lepas dari hal tersebut.
“Kita
harus mengandalkan semuanya pada Hauliz. Tempat tinggal satu orang makin ramai diminati. Kita tidak bisa
bersaing di pasar dengan harga tinggi sekarang ini.” Ucap Woo Jin
“Semua
orang juga sudah tahu tempat tinggal sendirian
sangat penting Jangan buang waktu kami menyatakan yang sudah jelas. Kita butuh
rencana spesifik.” Komentar Manager Park sinis
“Jika kau
tahu betul, kenapa kau membiarkan penjualan
makin terpuruk seperti ini?” balas Woo Jin. Manager Park pikir Woo Jin sudah
mengetahuinya.
“Setiap
kali tim kami mencoba melakukan sesuatu...,tim pemasaran selalu menghentikan kami. Kami tidak bisa bekerja
jika kau tidak mendukung kami.” Ucap
Manager Park. Woo Jin tak terima dianggap kalau itu salah timnya.
“Maksudku
situasinya jadi berubah semenjak kau
kerja disini. Jujur saja...,tim penjualan kesana kemari mencoba menjual produk.
Sementara itu, tim pemasaran hanya duduk
seharian dan mengeluh soal desain interior toko atau showroom. Kalian semua itu
Cuma bicara saja. Ada banyak hal yang ingin kukatakan juga tapi Aku hanya tidak
ingin mengatakannya.” Komentar Manager Park
Direktur
Han menyuruh Manager Park berhenti lalu ingin tahu saran dari masalah ini. Woo Jin mengatakan kalau mereka perlu strategi
pemasaran yang taktis dan agresif dan tim mereka yang harus memimpin penampilan produk mendatang maka menentukan strategi
pemasaran yang lebih spesifik.
“Tim
desain bisa menangani penampilan produk. Mereka tidak akan mungkin mengizinkanmu
ambil alih.” Kata Direktur Han
“Aku
sudah bicara dengan mereka saat penampilan produk sebelumnya.Mereka sangat
menentang bila tim pemasaran yang ambil alih.” Ucap Suk Kyung. Woo Jin
mengatakan yang akan mengurusnya.
“Baiklah..
Tim pemasaran harus memimpin saat ini. Sedangkan tim penjualan, kerjaan kalian
tidak banyak sampai peluncuran produk nanti. Aku ingin kalian semua mendukung
tim pemasaran.” Ucap Direktur Han menyudahi rapat.
Ho Won
berada didalam toilet berlatih bicara pada atasanya mengucapkan terimakasih
sudah menerimanya kerja di perusahaan dan ingin kerja dengan baik tapi
kehabisan waktu.
“Berkat
kau, aku bisa bekerja di perusahaan seperti ini. Aku telah gagal 100 wawancara
kerja. Terima kasih banyak telah memilihku.” Ucap Ho Won lalu melihat ID Card
pertama yang dimilikinya.
“Butuh
waktu 28 tahun untuk memakai tanda pengenal ini..., tapi hanya sebentar saja
untuk melepasnya. Ini memang waktu yang singkat...,tapi terima kasih atas semuanya,
General Manager.” Ucap Ho Won bicara
sendirian.
Seorang
pria muda masuk menyapa semua dengan nama Oh Jae Min, sebagai karyawan baru.
Yong Jae menyapanya dengan memuji wajah Jae Min seperti seorang pangeran. Ji Na
datang merangkul tangan Jae Min kalau pria muda itu ada timnya.
Ki Taek
terlihat sinis karena Ji Na terlihat ramah dengan pria baru yang masih
muda. Ji Na pun mempernalkan Jae Min
pada Tuan Heo, Suk Kyung dari tim penjualan dan karywana kontrak, Ki Taek, Ho
Won dan Kang Ho.
Kang Ho
terlihat sedang bersembunyi, Jae Min mengenali Kang Ho dengan memanggilnya
“Hyung” dan tak lama berjumpa serta Tak menyangka berkerja di kantor yang sama.
Kang Ho dengan sengaja membalikan ID Cardnya.
“Apa Kalian
berdua saling kenal?” tanya Yong Jae, Jae Min mengatakan kalau Kang Ho itu
seniornya di kampus.
“Oh
begitu... Kau sudah kenal dia rupanya. Dia pekerja kontrak tim kami.” Kata Yong
Jae blak-blakan. Kang Ho pun akhirnya membalikan ID Cardnya dan tak bisa
menutupi statusnya..
“Oh
begitu. Semoga kau bisa membantuku bekerja.” Ucap Jae Min berusah untuk tetap
sopan
“Jangan
bilang begitu pada karyawan sementara. Dia yang harusnya bilang begitu padamu.”
Ejek Yong Jae.
Won Jin
bertemu dengan tim design kalau masih ada enam penampilan produk jadi meminta
timnya agar menangani salah satu dari keenam
penampilan produk. Tim Design menolak, Woo Jin menegaskan harus mendapatkan
informasi yang di butuhkan melalui penampilan produk
“Tujuan
utama kami adalah membuat merek dagang
kita sukses. Jika ini berjalan lancar, tim
desain-mu juga takkan kesulitan. Kami akan menggunakan kesempatan ini untuk
memahami apa keinginan konsumen.” Kata
Woo Jin mencoba merayu
“Tapi,
beberapa hari ini ada rumor menyebar. General Manager Seo. Aku ingin tanya satu
hal. Apa kau tahu soal...furniture?” kata Tim Design meremehkan.
“Kau
menggunakan las elastis untuk sofa ini..., jadi rasanya keras ketika kau duduk
di atasnya. Kau juga menggunakan spring berbentuk
S untuk mencegah kendurnya spons. Ini sofa lurus., dimana konsumen dapat
memilih ingin ada kain atau kulit di dalam sofa. Aku pribadi juga ingin
membeli sofa ini.”ucap Woo Jin yang
membuat Tim design melonggo.
Woo Jin
juga membahas kabinet ruang tamu dengan
kayu Eropa Utara , lalu bertanya Haruskah melanjutkan penjelasannya. Si wanita
pikir tak perlu ternyata Woo Jin bisa mengetahui semua barang-barang yang
digunakanya.
Ho Won
menemui Suk Kyung seperti ingin berbicaa, tapi Suk Kyung lebih dulu bicara pada
Yong Jae kalau tim mereka harus mendukung tim pemasaran sebelum meluncurkan
produk baru jadi meminta agar pegawai kontrak ikut dalam cara itu dan Yong Jae
harus fokus pada manajemen toko.
Yong Jae mengerti, Ho Won ingin bicara tapi
Suk Kyung menahanya dengan menerima telp lebih dulu lalu memberitahu Yong Jae
akan ruang kerja tim divisi umum dulu lalu setelah itu datang ke ruangan
Manager Park
“Manager
Jo.. Aku harus bicara dengan Anda sekarang.” Ucap Ho Won, Suk Kyung pikir nanti
saja dan langsung bergegas pergi.
“Coba
Lihatlah kantor berantakan ini, Harusnya ada orang yang merapikan kantor ini.”
Keluh Yong Jae, Ho Won ingin bicara tapi Yong Jae malah memilih untuk pergi
karena ingin menghilangkan rasa mabuknya. Akhirnya Ho Won menaruh surat
pengunduran diri diatas meja.
Tiga
pegawai kontrak makan siang bersama, Ho Won dengan tertunduks sedih
menceritakan ketika berangkat hanya
punya uang untuk nak bus dan Sekarang punya uang cadangan bahkan setelah makan.
Ki Taek menyuruh dua juniornya makan sup
karena minum banyak semalam.
“Aku saja
yang traktir sup penghilang mabuk ini.”
Ucap Ho Won, Ki taek pikir tak perlu karena ia sebagai orang yang paling tua
akan membayarnya.
“Aku...tadi
menemukan selembar uang hari ini dantidak pernah menemukan uang sepanjang hidupku..., tapi aku
tadi menemukan 50 ribu won. Jadi Uang temuan itu harus cepat-cepat dihabiskan Uang itu akan kuanggap
sebagai uang pesangon-ku dan aku akan menghabiskannya.” Kata Ho Won. Kang Ho
binggung apa yang dimaksud dengan “Pesangon”
“Aku
menyerahkan surat pengunduran diriku. Aku akan berhenti dan muak dimarahi
General Manager Seo.” Ucap Ho Won, Dua pria saling berpandangan dengan wajah
binggung.
Ho Won
datang ke tempat Kkot Bi melihat meja kerja yang banyak skeali jadwal, Kkot Bi
menyuruh Ho Won duduk dengan membawakan sepiring makana kerena Direktur Han
sedang keluar. Ho Won pun bertanaya apa maksud makanan itu
“Dia
minum teh ginseng jam 8:30 pagi dan makan dua potong kue beras sebelum mulai
kerja. Setelah makan siang, dia minum kopi Hawaiian Kona jam 12:40 dan harus
hangat. Dia makan buah-buahan jam 3 sore, dan tidak boleh asam.” Ucap Kkot Bi
yang mengingat semua kesukaan Direktur Han
“Apa Dia
makan semua itu tiap hari?”tanya Ho Won heran
“Bukan
itu saja. Ada begitu banyak hal yang
harus kuperhatikan. Persaingan antara tim penjualan dan pemasaran sangat
menegangkan 'kan belakangan ini? Direktur Utama tadi pagi ini sampai memarahi
General Manager Brengsek. Semuanya makin lancar bagi tim pemasaran sejak General Manager Seo bergabung...,tapi
tim penjualan makin kesulitan. Dia pasti
merasa terpojok karena penampilan produk.” Cerita Kkot Bi
“Apa
artinya...General Manager Park sedang terikat dengan sesuatu, 'kan?” kata Ho
Won
“Tidak
banyak yang bisa kau lakukan karena kau karyawan sementara tapi bekerja keras
sajalah agar tidak dimarahi dia juga. Walau begitu General Manager Brengsek
yang menerima kalian bertiga dan Jangan buat dia marah.” Ucap Kkot Bi lalu
menanyakan apa yang ingin dikatakan Ho Won
Ho Won
berlari di lorong dengan wajah panik karean Kkot Bi memberitahu Setiap orang
lagi sibuk karena penampilan produk sebentar lagi tapi Ho Won malah mengajukan
surat pengunduran diri, yang artinya k sama saja sengaja merusak harinya General Manager Brengsek.
Suk Kyung
baru kembali menumpuk berkasnya, Ho Won melihat surat itu berada dalam antara
tumpukan berkas, Tapi Suk Kyung menyuruh
Yong jae agar memberikan tugas pada Ho Won, karena ingin memberikan
perkembangan terakhir ke General Manager Seo.
Ho Won
langsung berteriak “Tidak!” karena suratnya dibawa ke ruangan Woo Jin. Yong Jae
yang mendengarnya berkomentar kalau terlalu cepat untuk mengatakan “tidak”
padahal belum memberikan tugas. Ki Taek dan Kang Ho melihat Ho Won seperti
frustasi karena suratnya sudah dibawa ke dalam ruangan Woo Jin.
Ki Taek
melihat surat yang ada di atas meja Woo Jin, lalu ketiganya berkumpul dan
memberitau kalau Woo Jin belum membacanya karena masih terlihat tenang. Kang Ho
pikir mereka masuk ke sana dan mengambil suratnya.
“Bagaimana
caranya kita menyelinap ke ruangannya? Kita saja tak tahu apa dia akan keluar
dari ruangan.” Ucap Ho Won
“Kita
harus buat dia keluar ruangan.” Kata Ki
Taek
Ho Won
masuk ruangan dengan membawa banyak botol minuman, diluar Kang Ho terlihat
khawatir. Tapi Ki Taek yakin kalau mereka itu pasti ingin menenangkan diri
setelah minum sesuatu dan ruanga kerjanya itu bkuan hotel jadi harus pergi ke
toilet.
Ho Won
melihat banyak minuman yang dibawakan Ho Won untuknya. Ho Won meminta maaf atas
kejadian kemarin, karena pertama kali kumpul dengan rekan kerja jadi terlalu
terbawa suasana dan menutup mulut seperti salah bicara.
“Apa kau mencoba
menyogokku? Apa Kau tidak jadi mengajukan surat pengunduran diri?” kata Woo Jin
“Aku
belum mengajukannya dan belum siap” ucap Ho Won berusaha mengambil suratnya.
“Kenapa
kau berdiri di sana? Aku harus kerja jadi cepat keluar.” Kata Woo Jin. Ho Won
pun tak bisa beruat apa-apa keluar ruangan tanpa berhasil mengambil suratnya.
“Aku ingin sekali orang itu
dipecat saat aku keluar dari perusahaan ini.” Gumam Ho Won mengumpat dalam hati
Tuan Heo
menerima revisi terakhir dari Ji Na,
sementara Ji Na menjelaskan dengan penuh perhatian pada Jae Min cara
meng-email pada siapa pun di perusahaan ini dengan bisa ketik namanya klik di
nama-nama di bagan perusahaan serta jangan sampai mengklik semuanya.
Jae Min pikir tugasnya cukup mudah, Ki Taek
melihat keduanya hanya bisa cemberut bahkan mendengar Ji Na yang memuji Jae Min
cepat belajar dan pintar.
Ho Won
memberikan kode ingin tahu apakah Woo Jin sudah meminumnya. Ki Taek ingin
melihatnya lalu mengangguk dengan tangan diatas kepala. Ho Won pun menyambutnya
dengan mengangkat tangan diatas kepala. Ji Na melihatnya, Ho Won langsung
berpura-pura membentuk hati dengan tangan diatas kepala.
“Ho Won
dan Kang Ho, kalian boleh pulang hari
ini.” Kata Suk Kyung
“
Menurutku, hari ini...aku ingin banyak melakukan tugas lagi. Aku yakin ada
banyak tugas yang harus dilakukan karena acara penampilan produk mendatang. Aku
harus bekerja keras.” Kata Ho Won
Jae Min
dan Ji Na memasakan poster dan standing banner didepan gedung, Ki Taek baru
saja membeli makan malam melihat keduanya terlihat makin dekat saja padahal
baru masuk hari ini. Setelah Jae Min pergi, Ki Taek memberikan nasi belut yang
disukai Ji Na karena membelikan untuk Woo Jin juga.
“Makanan
ini pun takkan membuatku berubah
pikiran.” Komentar Ji Na sinis, Ki Taek tahu kalau mereka sudah putus.
“Apa kau
suka seperti ini? Perpisahan macam apa ini? Kenapa kita masih saling bertemu
disaat kita sudah putus? Dari pagi hingga sore. Apa ini namanya putus?” ucap Ji
Na kesal
“Aku suka
seperti ini karena Aku tidak perlu penasaran tentang Bagaimana kabarmu, apa kau
sudah makan, dan tersenyum.” Ucap Ki Taek memberikan makanan lalu pamit pergi.
Ho Won
dan Kang Ho makan diminimarket. Kang Ho mengetahui kalau Woo Jin baru makan
malam dan masih berada di ruangannya. Ho Won pikir kalau Kang Ho harus pulang
karena semua karyawan sudah pulang. Kang Ho merasa khawatir.
“Kabarnya
perusahaan akan menerima salah satu dari kita, menjadi pekerja tetap di hari
terakhir kontrak kita. Kkot Bi yang cerita padaku. Kalau aku jadi mengundurkan
diri, kau punya kesempatan 50:50 agar bisa diterima lagi. Semoga berhasil. Dan
kau harus memberitahuku kalau ada kabar baik.” Ucap Ho Won.
Ho Won
kembali ke kantor merasa buang-buang waktu dan harusnya berhenti saja dan
melihat tim marketing masih berkerja. Ji Na memberikan lembaran poster
memberitahu kalau Ki Taek sedang keluar jadi Ho Won harus mengejarkan tugasnya
dengan keranjang trollydi ruang pantry dan bawa ke ruang konferensi. Ho Won
binggung kenapa harus dirinya.
“Kau
bilang ingin bekerja keras.” Ucap Ji Na. Ho Won pun tak banyak bicara.
Ho Won
menempelkan poster “Hauliz, Inovasi Furnitur Korea - Penampilan produk, 22 Maret
2017” lalu berusaha menempelkan pada dinding depan lift. Saat itu Woo Jin keluar
dan Ho Won langsung menyapa dengan senyuman karena atasanya itu akan pulang.
“Apa Kau
tak bisa memasangnya? Cepat Ulang lagi.” Ucap Woo Jin sinis melihat poster yang
ditempat oleh Ho Won miring. Ho Won pun terpaksa membenarkanya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar