PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Minggu, 26 Januari 2020
Senin, 20 Januari 2020
Sinopsis Crash Landing On You Episode 10 Part 3
PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Akan
kuberikan keputusanku... Menurut Pasal 60 Hukum Kriminal, terdakwa Jo Cheol
Gang, telah melakukan kejahatan berat. Menurut Pasal 116, dia bersalah atas
penyelundupan. Menurut Pasal 198, dia bersalah atas pencurian artefak.” Kata Hakim
“Dia bersalah
atas menjalankan dan memerintahkan kejahatan lain. Dengan ini, pengadilan akan
menyita semua properti terdakwa. Semua haknya akan dicabut sebagai warga Korea
Utara.” Kata Hakim
“Dia akan
dikucilkan dari masyarakat, dan akan diberikan hukuman seumur hidup, menjalani
pekerjaan kasar sampai terdakwa wafat. Dia takkan berhak mengajukan banding. Kasus
ditutup.” Ucap hakim
Tuan Jo
marah akan menyerang Jung Hyuk, para menjaga mencoba menangkapnya, tapi Tuan Jo
malah melawanya. Akhirnya Tuan Jo ditendang di lantai. Tuan Jo langsung
memperingatkan Jung Hyuuk kalau Ada satu hal yang dilewatkan.
“Karena
itulah, jalang itu akan mati apa pun yang terjadi.” Kata Tuan Jo memperingati.
Di rumah,
Jung Hyuk bertanya-tanya “Apa yang kulewatkan?” lalu melihat berkas yang
dimilikinya. Ia lalu menemukan “JUMLAH BAJA KOMPOSIT’” Tuan Jo pun dibawa para
petugas ke penjara.
“Ada
perbedaan jumlah baja yang diselundupkan dan baja komposit yang kami sita. Mustahil
mereka membuang bahan yang menghabiskan ratusan ribu dolar. Berarti ada lebih
dari satu tempat produksi senjata khusus itu? Jika begitu...”
Sebuah
truk besar keluar dari tempatnya, Salah seorang memberitahu Tujuan. Gua di pintu masuk Gunung Mandal denganKendaraan
target. Pyongyang 0758-3617.
Akhirnya
sebuah truk sudah menunggu, Petugas yang sedang mengemudi bingung melihat ada
mobil didepan. Sebuah truk mulai mendekat, Mereka pun bergegas mundur dengan
saling menembak. Dan saat itu ledakan terjadi, lalu Tuan Jo pun dibawa keluar
oleh anak buahnya
Jung Hyuk
membahas dengan Paman Dan kalau merasa Ayakin itu direncanakan. Tuan Mo pun
setuju karena Banyak petinggi yang menerima suap dari Tuan Jo, jadi mengira sebaiknya membunuhnya sebelum
semua lepas kendali.
“Ada lima
orang di mobil itu, tapi hanya ada empat jasad.” Kata Jung Hyuk.
“TKP
sungguh kacau... Mereka akan segera menemukannya. Jasadnya tak mungkin terempas
saat tabrakan.” Kata Tuan Mo
“Ada
kemungkinan para pendukungnya yang menyebabkan kecelakaan itu.” Kata Jung Hyuk
“Jangan
asal membuat kesimpulan... Lihatlah faktanya. Sudah sepantasnya. Dia mati sama
seperti korbannya.” Ucap Tuan Mo.
Jung Hyuk
kembali ke ruangan dan melihat ada amplop coklat, ternyata isinya sebuah koran
dengan highlight “PUTRI GRUP QUEENS DAN CEO PILIHAN SE-RI WAFAT” Jung Hyuk
bingung mencari siapa pengirimnya dan
saat itu telp berdering.
“Kapten
Ri... Apa Sudah terima hadiahku? Kau tampak terkejut. Aku tak seperti kakakmu
yang lemah. Kau tak bisa menyingkirkanku semudah itu.” Ucap Tuan Jo
“Aku
bersumpah atas nama kakakku. Aku akan menangkapmu apa pun caranya, dan membuatmu
menjalani hidup lebih buruk dari kematian.” Tegas Jung Hyuk
“Begitukah?..
Sayang sekali. Sebelum kau melakukannya, aku akan ke Selatan untuk membunuh
wanita itu. Coba tangkap aku kalau bisa. Sampai jumpa.” Kata Tuan Jo menutup
telpnya. Jung Hyuk terlihat penuh amarah.
Di
restoran, Tuan Park seperti mulai dekat dengan Tuhan membaca alkitab, wajahnya
sudah kembali normal. Pensanan ayam pun
datang, Tuan Park berkata kalau mereka bisa menyelesaikan lalu pulang karena ada
doa bersama.
“Ada
banyak hal yang aku syukuri. Apakah Pimpinan Yoon baik-baik saja? Dia tak sakit
atau mengalami cedera, 'kan?” kata Tuan Park
“Tidak,
tapi dia tampak agak aneh.” Kata Sek Hong. Tuan Park bingung.
***
Flash Back
Sek Hong
berkerja dengan timnya memilih bagian-bagian untuk produk. Se Ri menepuk
pundaknya dengan senyuman memberitahu agar Jangan lupa istirahat.
Tuan Park
heran ada apa dengan hal itu. Sek Hong mengaku Se Ri tak pernah bilang itu
sejak masuk perusahaannya. Dan Motonya, "Kau bisa tidur saat kau
mati." Tuan Park pun mengerti.
“Dan akhir
pekan lalu, tiba-tiba dia ingin pergi ke Gunung Bukhan.” Cerita Sek Hong.
Se Ri berdiri dengan teropingnay. Sek Hong mengajak
Se Ri kalau harus kembali. Se Ri menyurh Sek Hong agar melihat hamparan
alang-alang di sana dan ingin tahu apakah melihat ada yang bergerak. Sek Hong
mengaku tak tahu setelah melihat dengan teropong.
“ Coba Lihat
lebih dekat.” Ucap Se Ri. Sek Hong masih tetap tak tahu. S Se Ri tiba-tiba
menangis.
“Aku hanya
bicara jujur, tapi... dia mulai menangis.”
Sek Hong
melihat Se Ri menangis pun panik bertanya ada apa. Dan meminta mengatakan kalau memang salah dan
akan berusaha memperbaikinya jadi jangan menangis. Se Ri menepuk bahu sek Hong
agar Jangan lupa istirahat.
“Aku
lebih suka dia sebelumnya... Dia makin menakutkan.” Ucap Sek Hong heran.
Se Ri
berkerja untuk melihat berkas “KONSEP INTERIOR MENDATANG, MEMASAK GEMBIRA,
PUTIH, GELAP, ABU-ABU” Lalu merasakan badanya lelah dan melihat jam tanganya.
Ia pun memilih untuk pulang, saat itu seperti ada orang yang mengikutinya.
Se Ri
keluar parkiran dan seseorang melihat dari belakang seperti siap menyerang. Saat
itu ada dua petugas datang menyapa Se Ri,
bertanya sudah mau pulang. Se Ri menganguk dan mengucapkan Terima kasih
atas pekerjaan mereka.
Akhirnya Se
Ri pun naik ke mobilnya lalu meninggalkan kantor. Tuan Jo pun hanya menatap
dari kejauhan dengan pakaian securitynya.
Tuan Jung
seperti biasa sedang berkerja, Seorang pria datang memberitahu Ada yang
menunggu di luar. Tuan Jung pun keluar dengan wajah bingung melihat ada sosok
pria dalam kegelapan. Tentara Pyo dkk sedang berjalan tiba-tiba beberapa orang
datang akan menembaknya. Semua kebingungan dan hanya bisa mengangkat dua
tanganya.
Se Ri
berusaha untuk tidur setelah mematikan lampu dengan cara bertepuk tangan. Tapi
matanya tak bisa terpejam bahkan sudah mengunakan penup matanya. Akhirnya ia
keluar dari apartementnya berjalan sambil bergumam.
“Aku penasaran
yang manakah cinta. Semoga kau mencemaskanku, sama seperti aku mencemaskanmu.
Semoga kau merindukanku, sama seperti aku merindukanmu. Inikah cinta?”
“Tapi di
sisi lain, semoga kau tak mencemaskanku. Semoga kau melupakanku, dan semua
momen yang kita alami. Inikah cinta? Jika bukan keduanya, inikah cinta jika aku
bahkan rela< menjalani semuanya dari awal agar aku bisa menemuimu sekali
lagi?”
Tuan Jo melihat
Se Ri dari kejauhan dan siap mendekat. Tapi Se Ri terhenti melihat Jung Hyuk
dari banyak orang yang didepanya. Jung Hyuk akhirnya berjalan mendekati Se Ri
yang berkaca-kaca.
“Aku
mencarimu ke mana-mana. Kau bilang tinggal di sekitar Cheongdam-dong,
Gangnam-gu, Seoul. Kau tak beri tahu alamat pastinya.” Ucap Jung Hyuk. Mereka
pun bertemu di Korea Selatan.
EPILOG
Tuan Jung
sudah ada diruangan terlihat sangat ketakutan. Akhirnya Tentara Pyo dkk datang
juga lalu melihat sosok pria dalam kegelapan. Tuan Ri berjalan mendekat, semua
langsung memberikan hormat.
“Putraku,
yang juga kapten kalian, dan sesama prajurit, telah pergi ke Selatan. Ini rahasia. Aku ingin meminta lima orang
yang paling dia percaya, termasuk Jung Man Bok, karena menawarkan bantuan untuk
menyingkap kematian putraku.” Kata Tuan Jung
“Sebagai
permohonan dari ayah Jeong Hyeok. Mohon bawa dia kembali.” perintah Tuan Jung
Akhirnya
sebuah bus datang ke kota Paju, dengan
spanduk bertuliskan TIM ATLET TREK MILITER KOREA UTARA. Eun Dong tak percaya
kalau Banyak sekali mobilnya. Sementara
Tentara Pyo mulai mengumpat kesal.
“Mereka
tahu kita datang, jadi mereka memamerkan semua mobil mereka.” Kata Tentara
Park.
Ju Meok
dan Tentara Park juga terlihat senang bisa pergi ke Korea selatan, sementara
Tuan Jung terlihat gugup. Didepan hotel sudah banyak orang yang menunggu dan
menyambut mereka, semua atlet pun turun dari bus.
Seorang
pria masuk ke dalam bus melihat lima orang yang tak turun dari bus. Ia memberitahu kalau Upacara penutupan
kompetisi ini dua pekan lagi jadi merkea harus jalankan misi dan kembali pada
saat itu.
“Jika
kalian gagal, maka aku tak bisa bantu.” Kata Sipria. Semua mengerti dan
langsung menganti pakaian.
Mereka
mampir ke minimarket. Tentara Pyo bertanya apa yang dibeli Eun Dong. Eun Dong
mengaku tak tahu mau beli apa, jadi mengambil yang paling besar. Tentara Pyo
pun bertanya pada Tentara Park, Tentara
Park mengeja "Carbonara"
"Car..."
Nama macam apa itu?” keluh Tentara Pyo. Sementara Ju Meok dengan bangga memilih
jjajang ramyeon.
“Tiap
menonton drama Selatan, aku selalu ingin makan jjajangmyeon. Pasti ini sama.” Ucap
Ju Meok
“Negara
ini luar biasa. Ada beragam jenis mi!” kata Eun Dong bahagia. Tentara Pyo
menyuruh agar bisa sadar.
“Jangan
terbuai dengan variasinya... Pikirkanlah. Kenapa mereka makan mi padahal punya
cukup beras? Karena beras mereka kurang...” kata Tentara Pyo.
Saat itu
Tuan Jung datang terlihat kepanasan membawa nasi instant dari microwave.
Ia pun dengan bangga memperlihatkan rak nasi didepanya, semua hanya bisa
melonggo melihatnya. Akhirnya mereka makan bersama dengan nasi dengan siaran TV di minimarket.
“Inilah
festival militer dunia... Pesta Olahraga Militer Dunia diadakan di negara kita dan
tim Korea Utara juga hadir tahun ini. Sebanyak 173 anggota Korea Utara ikut
serta. Termasuk para atlet, eksekutif, juri dan juga tim medis”
“Tim
Korea Utara dari Pyongyang melalui jalan darat daripada laut. Ini acara yang bermakna
karena akan menjadi kompetisi damai antar prajurit. Lewat kompetisi ini, mereka
bisa berbagi ikatan kekeluargaan selain bersaing satu sama lain.
“Sejumlah
7.300 atlet akan menurunkan senjata dan menjunjung sportivitas serta
berkompetisi dengan sengit selama dua pekan. Kami dari Berita TVN...”
Ju Meok
bertanya selanjutnya mereka ke mana.
Semua
berjalan berbaris, Tentara Pyo memperingatakan agar Jangan terlihat mencolok
dan Membaurlah dengan kerumunan. Ju Meok mengeluh kalau Tentara Pyo yang paling
mencolok. Tiba-tiba dari belakang seseorang memberikan perintah
“Jangan
tegang jika sungguh ingin membaur.” Ucap Seorang pria. Mereka terlihat kaget
dan hanya bisa diam.
“Hei... Maju
jalan... Jangan lihat ke belakang.” Kata Si pria dan akhirnya pergi ke sebuah
jalan lalu menyuruh berhenti. Mereka seperti tentara pun berhenti.
“Sejak
kapan kalian datang?” tanya sipria. Ju Meok menjawab Baru dua hari.
“Kalian
pasti belum mendapat bantuan dari Hanawon. Apa Kalian diutus Divisi 11 untuk
misi?” tanya si pria. Tentara Pyo menjawab Bukan.
“Kami
harus memulangkan seseorang.” Ucap tentara Pyo. Si pria mengatakan itu takkan
mudah.
“Tapi kau
siapa?” tanya Tentara Pyo, saat itu terlihat pria tampan berjalan didepan
mereka dengan potongan rambut yang culun.
Ia
menaruh kotak pengiriman RESTORAN SHINSUNG lalu mengaku kalau Sebenarnya datang
lebih lama dari mereka Tapi belum dapat
perintah, dan menunggu selama ini. Tentara
Pyo pikir pria itu sudah mirip dengan mereka.
“Tampaknya,
kau sudah terbiasa.” Kata Tentara Pyo. Si pria membenarkan.
“Tempat
ini juga bisa ditinggali. Jadi, jangan takut.” Ucap Si pria memastikan.
“Dong-gu,
kenapa belum antar makanannya?” teriak paman. Dong Gu langsung tersenyum
memberitahu kalau mengantarnya.
“Akan
kuberi kalian hadiah. Upah pekerjaan ini 9.690 won per jam, berarti lebih
banyak 1.100 won daripada upah minimum, 8.590 won. Kalian pun bisa makan jjajangmyeong,
jjamppong, dan mandu sepuas hati kalian, jadi, ini pekerjaan bagus.” Ucap Dong
Gu
“Karena
tak ada yang peduli dengan pekerjaan ini, penyamaran kalian aman. Kuserahkan
ini kepada kalian.” Kata Dong Gu memberikan box pengirimanya.
Paman
melihat Dong Gu bertanya mau ke mana. Dong Gu menjawab kalau mereka yang
mengurusnya. Mereka semua bingung dengan Dong Gu yang memberikan kotak
pengantar.
Bersambung ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Sinopsis Crash Landing On You Episode 10 Part 2
PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
sedang mengemudikan mobilnya dan melihat layang-layang dilangit. Seperti
mengingatkan dirinya saat terdampar karena paralayang. Saat itu beberapa orang
sedang bermain layang-layang. Ia pun menyadari lamunan saat bunyi klakson
terdengar.
“Se-ri...
Sulit kupercaya ini sungguh kau. Saat aku berdoa untukmu tiap pagi, mungkin aku
meminta sebuah keajaiban. Ini keajaiban! Kau ke mana saja?” ucap Nyonya Do
menyambut sumringah. Nyonya Ko yang didepanya hanya diam saja.
“Lihatlah
kulitmu terasa kasar. Kita harus merawatnya. Besok pergilah ke dokter kulit
langgananku. Gantikan saja aku. Sulit mendapat temu janji di sana.” Kata Nyonya
Do.
Se Ri
memanggil kakak iparnya dan langsung mengambil cincin dijarinya. Nyonya Do
panik sambil mengeluh kalau Cincinnya tersangkut. Se Ri pun tahu kalau Kakaknya
itu memasuki kamar pakaiannya. Nyonya Do mengaku tidak seperti itu.
“Aku
tidak mau, tapi Ibu Mertua bersikeras.” Ucap Nyonya Do.
“Kenapa
kalian bisa ke rumahku?”tanya Se Ri heran. Nyonya Do memberitahu Ibu Mertua
yang membuk bahkan tahu sandinya.
Saat itu
Nyonya Han pun datang dengan wajah dinginya. Se Ri pun menemui ibunya dengan
meminta maaf. Nyonya Han bingung Apa
maksud ucapanya. Se Ri pikir ibunya apakah berharap akan kembali. Nyonya Han hanya diam saja.
“Saat harga
saham perusahaanku turun, banyak orang membeli sahamnya dengan harga murah. Di antara
mereka, Sang-a yang paling banyak membeli. Dan Ibu berikutnya.” Kata Se Ri.
Nyonya Han mencoba membela diri.
“Aku mengembangkan
perusahaan sendiri... Itu bukan milik anak-anak Ibu. Tapi Itu milikku. Apa Ibu
mau merebut perusahaanku dariku juga?” kata Se Ri. Nyonya Han mencoba bicara.
“Benar..
Apa Karena Ibu mengira aku sudah mati? Baiklah... Ini Bisa dimaklumi.. tapi...
Ibu pasti senang. Ibu mengira aku mati, jadi Ibu pasti senang. Sebab itulah,
aku meminta maaf.” Kata Se Ri.
“Maaf
karena aku hidup, dan melukai perasaan Ibu.” Ucap Se Ri. Nyonya Han hanya diam
saja.
Keluarga
Yoon makan bersama, Se Joon heran ibunya yang tak ikut makan. Tuan Yoon
memebritahu Ibunyabilang dia sakit perut.
Se Ri pikir bisa dimaklum karena semua sangat terkejut dan merasa mual
sambil menyelesaikan makanya.
“Sejak
kapan Ayah tahu dia masih hidup?” tanya Se Joon. Tuan Yoon pikir Untuk apa
membahas itu
“Pasti
saat itu... Sekitar dua pekan lalu? Ayah melakukan perjalanan bisnis sekitar
empat hari, dan Ayah tak pulang.” Ucap Se Joon.
“Itu
tidak penting. Jangan bahas...” tegas Tuan Yoon. Se Joon pikir mungkin saat
itu.
“Saat aku
di rumah sakit.” Kata Se Ri. Nyonya Do kaget Se Ri masuk Rumah sakit dan
berpikir diopname selama ini setelah kecelakaan
“Karena
itukah tak bisa menghubungi kami?” ucap Se Joon. Se Ri mengaku tak ingat.
“Apa Kau
tak ingat? Apa? Amnesia? Aku belum pernah lihat yang sungguhan.” Kata Nyonya Do
tak percaya.
“Apa Kau
tak ingat apa pun sama sekali?” tanya Se Joon. Se Ri mengaku bukan begitu.
“Aku
ingat beberapa hal... "Ayah ingin kau menggantikan ayah." Ucap Se Ri.
Se Joon membenarkan.
“Ya, aku
ingat sampai di situ. Aku ingat dengan jelas. Seolah-olah baru kemarin.” Kata
Se Ri.
“Ayah...
Karena kejadian baru-baru ini, bagaimana kalau Ayah pikirkan lagi mengenai
penerus Ayah?” kata Nyonya Do. Nyonya Ko terlihat kesal memarahinya.
“Dengarkan.
Tak masalah ada full house atau flush, permainan diulang jika ada yang kalah.”
Kata Nyonya Do
“Ini Menyenangkan..
Kalian belum berubah. Aku lapar, tapi begitu pulang, aku tak lapar lagi. Aku
pamit pergi.” ucap Se Ri.
Se Ri
akhirnya duduk di ruang tv sambil minum wine, terlihat bahagia karena tak perlu cemas dan bersiaga kapan akan
terjadi pemadaman. Ia bahkan tak perlu khawatir Takkan ada yang memasuki
rumahnya untuk inspeksi rumah.
“Ini menyenangkan.
Beginilah rasanya tinggal di rumah. Tentu saja.” Ucap Se Ri bahagia.
“Aku
harus bisa meluruskan kakiku saat mandi. Karena air panas selalu ada, aku tak
perlu panaskan air di kuali... Astaga... Bukan main, Se-ri... Astaga. Jangan
bahas kuali lagi... Hei, kau di Seoul. Sadarlah.” Ucap Se Ri mandi dengan wajah
bahagia.
“Tunggu...
Pasti kulitku seperti menua sepuluh tahun. Aku harus kembali seperti dahulu.
Aku terbiasa muda dan kaya. Aku punya keduanya, tak hanya kaya. Aku harus muda
kembali.” kata Se Ri mulai memberikan cream pada wajahnya dan memberikan
Kelembapan.
“Aku akan
kembalikan semuanya ke tempatnya... Semuanya segera kembali.” kata Se Ri yakin.
Akhirnya
Se Ri berbaring ditempat tidurnya merasa tak percaya kalau kasur harus seluas
lapangan sepak bola, lembut dan empuk. Ia lalu tiba-tiba mengingat nama Jung
Hyuk yang biasa diajak bicara tapi ada yang yang menyahut. Se Ri pun tersadar
kalau sudah di Seoul.
Jung Hyuk
membuka jam tangan milik kakaknya dan terlihat ada memory yang disimpan. Ia pun
memlihat semua catatan SELASA, 7 JANUARI, PUKUL 02.13, LAPORAN INSIDEN, LAPORAN
PENYELIDIKAN, DAFTAR PENYUAPAN TAHUN 2011. TANGGAL, JABATAN, JUMLAH, METODE.
Tuan Ri
di rumah menerima fax dirumah dan membaca, LAPORAN INSIDEN dan PELAPOR: KAPTEN RI JUNG HYUK.
Seung
Jung melihat Tuan Chun yang menunggunya di lobby hotel. Tapi saat itu seorang
menghampirinya meminta agar menunjukkan identitasnya. Seung Jung mengaku
meninggalkan paspornya di kamar. Petugas pun meminta agar ke kamar dan ambil.
“Ada yang
melaporkanmu atas perilaku mencurigakan.” Kata petugas. CEO Chun ketakutan
menutupi wajahnya dengan koran.
“Aku
diplomat.” Kata Seung Jung. Petugas pikir akan verifikasi identitasnya dan
mengajak pergi.
Saat akan
naik lift, Dan memanggil Seung Jung dengan panggilan “Alberto” dan mengaku baru
mau menghubunginya. Seung Jung hanya bisa terdiam dan bingung. Dan memberitahu Tuan Mo kalau Seung Jung temannya dari luar negeri
dengan nama Alberto Goo.
“Alberto
seorang diplomat.” Ucap Dan. Seung Jung melihat ada bintang satu yang bahu pada
Tuan Mo
“Begitu.
Senang bisa bertemu. Alberto.. Apa yang terjadi?” tanya Tuan Mo, Semua petugas
langsung memberikan hormat.
“Kami
menerima laporan ada perilaku mencurigakan. Kami mau memeriksa identitasnya. Tapi
tidak perlu karena kami sudah tahu dia teman keponakanmu.” Ucap Petugas.
“Tentu
saja... Dia teman Dan dari luar negeri. Jika Dan bisa menjamin, identitasnya
pasti asli.” Kata Tuan Mo.
Akhirnya
Seung Jung bertemu dengan Dan dilantai atas membahas kalau tadi Dan tadi bilang
mau menghubunginya. Dan mengaku tidak bermaksud. Seung Jung pikir Jangan
lakukan itu.
“Karena
kau berutang banyak, dan aku banyak membantumu, jangan bilang begitu tanpa
niat.” Kata Seung Jung
“Aku
berutang apa kepadamu?” kata Dan heran. Seung Jung ragu Dan bisa menyangkalnya.
“Apa Kau
mau aku sepicik itu? Aku tak bisa mengemudi karena minum malam itu. Rumahmu sejauh
dua kilometer dari hotel. Jadi Aku harus menggendongmu karena kau teler. Tapi
kau terus bilang aku harus menginap.’ Cerita Seung Jung. Dan tak percaya
mendengarnya.
‘Kau
bilang "Menginaplah." Apa Kau tak ingat?” keluh Seung Jung.
“Walau
aku minum alkohol,orang tak bisa tahu apakah aku mabuk. Bahkan saat aku mabuk,
sifatku masih baik. Aku pasti salah karena minum terlalu banyak...” ucap Dan
mebela diri
“Mabuk
tak dianggap baik atau buruk. Tak ada titik tengahnya. Maksudku, kau teler
sepanjang jalan dan berteriak kepadaku untuk menginap...” kata Seung Jung
“Jadi,
kita anggap impas. Bukankah aku sudah membantumu hari ini?” ucap Dan
“Baiklah.
Kita anggap impas... Omong-omong, Apa kau masih mau melanjutkannya?
Pernikahanmu. Kudengar Pak Ri pergi ke zona demiliterisasi. Bukankah berarti
dia tak bisa pergi?” kata Seung Jung
“Aku tak
bilang itu kepadamu.” Ucap Dan heran. Seung Jung pikir Dan tak ingat.
“Kau
mabuk dan menceritakan segalanya.” Ucp Seung Jung. Dan mengaku tak tahu soal itu, saat teler malam itu.
“Sungguh?
Apa Kau yakin? Lalu aku dengar dari mana? Apakah aku bermimpi?” ucap Seung Jung
mengalihkan pandanganya.
“Apakah
Jung Hyuk bilang begitu?” kata Dan memegang wajah Seung Jung untuk menemukan
jawabanya.
Flash Back
Seung
Jung keluar dari rumah dengan nafas terengah-engah lalu mengeluh kalau harus
lebih sering berolahraga. Saat itu Jung Hyuk menelp memberitahu kalau akan
mengantar Se-ri ke Selatan besok. Seung Jung kaget mendengarnya.
“Katamu
keluarga Se-ri di Selatan mengetahui di mana Se-ri dan mereka menunggunya
pulang... Benarkah itu?” ucap Jung Hyuk
“Kau
percaya kepadaku?” tanya Seung Jung. Jung Hyuk pikir Hanya Seung Jung yang dipercaya
saat ini.
“Bagaimana
kalau mereka tak ingin dia pulang? Apa Takkan dipulangkan?” tanya Seung Jung
“Tidak,
bukan begitu... Aku ingin tahu.” Ucap Jung Hyuk. Seung Jung memberitahu kalau tidak semua orang di keluarganya tahu.
“Salah satu
kakak Se-ri tahu situasinya. Dia tak senang mendengar Se-ri masih hidup. Sejujurnya,
dia tak ingin Se-ri pulang. Begitu Se-ri pulang, maka dia akan kalah dari
Se-ri.” Jelas Seung Jung
“Bagaimana?
Walau dia kembali, segalanya akan kacau baginya. Biarkan dia di sini.” Kata
Seung Jung
“Tidak
masuk akal... Dia dari sana... Dia juga ingin kembali. Jadi Aku harus
memulangkannya.” Kata Jung Hyuk
“Astaga,
lalu? Sudah lakukan saja... Kenapa meneleponku?” kata Seung Jung kesal

“Aku
butuh bantuanmu.” Kata Jung Hyuk. Seung Jung bertanya Untuk apa...
“Tidak.
Aku tak perlu tahu alasannya. Aku pura-pura tak dengar ini. Akan kututup.” Ucap
Seung Jung.
“Kudengar
kau temannya.” Ucap Seung Jung. Jung Hyuk tahu mereka kenal sejak lama tapi tak
seakrab itu.
“Kukirim
ucapan Tahun Baru, Natal, ulang tahun, tapi dia tak pernah balas. Emoji pun
tidak dan Tak pernah dibalas. Bahkan lebih parahnya, dia mempermalukanku.
Pertunangan dibatalkan empat pekan sebelum pernikahan. Karena inilah, untuk apa
aku membantu? Apa yang kau inginkan dariku?” ucap Seung Jung marah.
Saat itu
Seung Jung sudah ada didalam mobil mengeluh kalau sudah gila. Di pos penjaga, seorang pria meminta agar menerus
awasi daerah sekitar.
“Menyebalkan
sekali. Kenapa aku kemari? Jika Se-ri pulang ke Seoul, Se-hyeong akan murka...
Ayolah... Haruskah aku kabur? Tidak. Haruskah? Astaga, jangan... Pria tak boleh
ingkar janji... Pria harus tepat janji, tapi tak masalah mengingkarinya...Ah..
Tak apa-apa... Astaga, ini menyebalkan.” Ucap Seung Jung
“Mobilnya
hanya masuk.” Ucap anak buahnya. Si pria ingin tahu Apa Tak ada yang pergi. Si
anak buah mengaku tak ada.
“Periksa
mobil yang pergi. Jika ada wanita tak dikenal di mobil, laporkan kepadaku... Paham?”
ucap Si pria. Anak buahnya menganguk.
Se Ri
sedang tertidur, Jung Hyu membangukan Se Ri dan perlahaan menuruni tangga
keluar rumah. Ia melihat ada orang dipos penjaga, setelah itu menelp Seung Jung
untuk pergi Sekarang. Seung Jung pun mengemudikan mobilnya.
“Tunjukkan
tanda pengenalmu.” Kata Petugas.Seung Jung dengan bahasa inggris berkata.
“Kudengar
Kedutaan Inggris di sini... Tolong buka gerbangnya, Pria Tampan.” Ucap Seung
Jung
“Bukan
Kedutaan. Bukan di sini.” Kata petugas bingung karena tak bisa bahasa
inggris. Seung Jung tetap yakin ini
jalan kedutaan.
“Sungai
Taedong. Sungai. Pergi ke sungai. Di Munsu-dong. Sungai. Pergi.” kata Seung
Jung. Saat itu Jung Hyuk siap keluar dari rumah.
“Apa yang
kau bicarakan? Aku tak paham... Ayo. Lihat aku... Ada apa denganmu?” ucap Seung
Jung berteriak mengalihkan pembicaraan.
“Putar
balik mobilnya. Mobil. Keluar.” Kata Petugas. Seung Jung mengerti langsung
memundurkan mobilnya. Si petugas terlihat bingung.
Seung
Jung akhirnya mengemudikan mobilnya. Se Ri duduk dibelakang dengan Jung Hyuk
lalu mengucapkan Terima kasih, Seung Joon mengeluh tak suka mendengarnya. Se Ri
meminta maaf karena kabur dengan mobil hari itu.
“Kupikir
kau pembalap mobil... Bahkan Kau menikung dengan lihai.” Ucap Seung Jung
“Saat aku
menemuimu di Korea, kukira kau peni... Preman... Aku kira kau pria yang sangat
pandai, tapi juga kekanak-kanakan, karena tak gunakan kepandaianmu untuk
kebaikan.” Ucap Se Ri
“Tapi begitu
aku mengenalimu lebih jauh, kau pria yang baik. Kau juga setia.” Ucap Se Ri.
Seung Jung tersenyum mendengarnya.
“Lalu cincinnya?
Pria baik dan setia sepertiku memberimu cincin. Di mana cincin pertunangannya?
Apa Kau menjualnya?!!” kata Seung Jung.
“Tidak,
tidak kujual... Aku tinggalkan sementara.” Kata Se Ri. Seung Jung ingin tahu Di
mana?
“Pegadaian
di pasar... Aku sangat butuh uang saat itu.” Akui Se Ri. Seung Jung kaget.
“Aku mau
beli hadiah untuk Jung Hyuk, tapi tak punya uang. Tapi aku kehilangan hadiahnya
setelah baru membelikannya. Padahal itu
jam tangan klasik yang bagus.” Ungkap Se Ri
“Tak
masalah... Syukurlah kau tak terluka.”kata Jung Hyuk tersenyum bahagia.
“Bisakah
kalian turun dari mobilku? Wah.. Hujan turun.” Kata Seung Jung seperti langit
mengetahui kalau sedang sedih.
Akhirnya
terlihat papan tertulis [PERBATASAN KAESONG, 15 KM MENUJU PERBATASAN] sebuah
mobil sudah menunggu. Seung Jung memberikan kode dengan lampunya, tentara Park
akhirnya turun dari mobil membawakan payung.
Se Ri pun
diantar dengan payung ke dalam mobil. Jung Hyuk mengetuk jendela dan
mengucapkan Terima kasih. Seung Jung hanya menatap sinis seperti tak peduli. Se
Ri pun menatap Seung Jung seperti merasa berhutang budi.
Seung
Jung menceritakan kalau mengantar mereka ke sana lalu berpisah jadi tak tahu apa
yang terjadi dengan mereka setelahnya. Dan pun mengartikan Jung Hyuk pergi ke perbatasan secara sukarela
hanya karena wanita itu.
“Kau
benar... Dia pertaruhkan segalanya untuk Se-ri. Tahukah kau alasanku membantu
mereka? Aku mau kau mengakhiri cinta pertamamu dengan cepat.” Kata Seung Jung.
Dan kaget mendengarnya.
“Jangan
terikat cinta pertamamu terlalu lama. Tak baik berlarut-larut. Baik dengan
orang, maupun cinta. Mencintailah dari jauh untuk sesaat. Itulah yang terbaik
bagi semuanya. Itu bersih dan indah.” Kata Seung Jung
“Membantu
mereka takkan memudarkan cintaku kepadanya” kata Dan
“Jung
Hyuk mempertaruhkan nyawanya hanya demi melindungi Se-ri Bukankah itu dianggap
berakhir? Kau harus akhiri jika sudah melihat akhirnya.” Kata Seung Jung
“Jangan
konyol. Jika berakhir hanya karena melihat akhirnya, itu bukan cinta.” Kata Dan
“Jangan
keras kepala... Kau menantikan seseorang. Tapi jika kau begitu menderita, itu
bukan cinta. Tapi obsesi. Cinta yang kau miliki telah berubah dan membusuk. Kau
harus membuangnya.”jelas Seung Jung. Dan hanya diam.
Di rumah,
Nyonya Mo membahas Mengenai pria yang ditemui adiknya di hotel, apakah alisnya
tebal, kulitnya pucat, tinggi, dan bertubuh kurus. Tuan Mo membenarkan dan
bertanya Apakah itu pria yang sama yang mengantar Dan pulang
“Aku
terlalu gelisah soal itu, dan aku melihat ini... Femme fatale. "Seseorang
yang tampak menawan sampai membawa bencana ke orang di sekitarnya." Dengan
wajah seperti ini, dia tak butuh kekayaan ini.” Kata Nyonya Mo memperlihatkan
foto-foto Se Ri saat kecil
“Dan
dengan kekayaan ini, dia tak butuh wajah seperti itu. Tapi, Dan memiliki
keduanya. Wajar saja ada pria lain yang mengejarnya.” Ucap Nyonya Mo.
“Kurasa
kau berlebihan.” Kata Tuan Mo . Nyonya Mo pikir adiknya itu tak tahu
“Sebenarnya,
menurutku, ini aneh. Setelah dia mendengar Jung Hyuk ditugaskan ke perbatasan, dia
tak tampak sedih sama sekali.” kata Tan Mo
“Jung
Hyuk yang akan merugi... Bagaimana caranya membujuk dia?” ucap Nyonya Mo
“Kau
tampak agak senang, Myeong Eun.” Ejek Tuan Mo. Nyonya Mo mengeluh kalau jangan
konyol.
“Pernikahan
mereka mungkin gagal. Aku sangat cemas. Kalau dipikir lagi, jika ditakdirkan
putus, Dan yang harus campakkan dia.” Kata Nyonya Mo
“Ayolah,
tak ada yang dicampakkan.” Komentar Tuan Mo lalu terdengar bunyi telp.
Tuan Mo
menerima telp dan terlihat kaget, akhirnya ia masuk ke ruang sidang dengan Jung
Hyuk yang duduk dibagian depan. Hakim
memberitahu Karena persidangan ini digelar dalam kondisi khusus, mereka tak
melibatkan juri yang biasanya menghadiri persidangan biasa.
“Dalam
sidang ini hanya ada jaksa penuntut dan pengacara... Jaksa... Tolong sebutkan
pernyataanmu.” Kata Hakim
“Jo Cheol
Gang, pihak terdakwa, telah membunuh 11 orang, di enam kecelakaan rekayasa,
termasuk tahun 2011, di persimpangan Jeonseung-dong.”kata Jaksa
“Ditambah
lagi, dia menyalahgunakan jabatan dan melakukan banyak kejahatan termasuk
mencuri dan menjual artefak serta pengedaran narkoba. Buktinya ada di laporan
yang kukirimkan.” Kata Jaksa. Hakim pun melihatnya.
“Dari mana
kau mendapatkan dokumen ini?” tnya Hakim. Jaksa menjawab Kapten Ri Jeong Hyeok
dari Batalion Polisi Militer melaporkannya.
“Kapten
Ri, Maju ke tempat saksi... Dari mana kau mendapatkan dokumen ini?” tanya Hakim
“Mendiang
Kapten Ri Mu Hyuk, salah satu korba dan juga kakakku memilikinya.” Kata Jung
Hyuk
“ Yang
Mulia. Dia berusaha memfitnahku dengan bilang aku membunuh dan merekayasa
sebagai kecelakaan. Aku bahkan tak kenal sopir truknya.” Kata Tuan Jo membela
diri.
“Benarkah
itu?” tanya Hakim. Tiga sopir menggangguk dengan wajah ketakutan. Tuan Jo menegaskan itu murni kecelakaan.
“Semua
truk yang terlibat kecelakaan memiliki bumper khusus atau senjata dengan baja
komposit yang menjadi materialnya. Material baja komposit berdaya tahan tinggi
digunakan tank dan kendaraan lapis baja.” Ucap Jung Hyuk memperlihatkan
potongan yang ditemukan.
“Awalnya digunakan
di Rusia. Tapi ekspor bahan ini sudah dilarang. Bahan ini ditemukan di Brigadir
Teknisi. Diselundupkan melalui ujung jembatan antara Khasan dan Sungai Tumen. Kami
juga menemukan perlengkapan untuk memasangnya ke bumper di Brigadir Teknisi.”jelas
Jung Hyuk
“Adakah
bukti bahwa terdakwa terlibat dalam ini?” tanya Hakim
“Jika membaca
berkasnya, pada pekan itu, ada transaksi dalam jumlah besar antara Perusahaan
Dagang Soojung dari Badan Keamanan ke sebuah rekening Rusia.” Ucap Jung Hyuk
“Pengguna
rekening itu anggota mafia. Dia ditangkap oleh pemerintah Rusia karena penyelundupan
massal baja khusus.”tegas Jung Hyuk.

“Ini
semua fitnah, Yang Mulia! Pria itu melindungi mata-mata Selatan. Saat aku
tanya, dia bohong bahwa wanita itu dari Divisi 11.” Teriak Tuan Jo
“Mohon
tenang.” Tegas Hakim.Tuan Jo memberitahu
Karena ia sudah mengetahuinya, jadi Jung Hyuk berusaha memalsukan bukti
untuk menyingkirkannya.
“Panggil
Kepala Badan Inspeksi sebagai saksi!” teriak Tuan Jo. Hakim menegaskan itu tak
berhubungan dengan kasus ini.
“Permintaan
ditolak.” Tegas Hakim. Tuan Jo berteriak kalau memohon pada Yang Mulia. Hakim
melihat catatan dan menatap Tuan Mo, Tuan Mo langsung memberikan kode.
Bersambung
ke Part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.