PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 29 Desember 2015

Sinopsis Oh My Venus Episode 13 Part 1

Hye Ran berjalan dengan lemas memanggil kakaknya, Direktur Choi mendekati adiknya menanyakan alasan sebenarnya Tuan Kim menikahinya,
Jika dia tak menikah denganmu... Dia hanya bisa mendapat sebagian dari Gahong. Dia menikah denganmu agar dia bisa memberi semuanya pada Kim Young Ho. Jika hidup Kim Young Ho baik-baik saja... maka hidup Young Joon lah yang akan hancur.” Tegas Direktur Choi dengan mata melotot lalu meninggalkan rumah sakit 
Hye Ran berjongkok memikirkan keadaanya sekarang, Direktur Choi menelp anak buahnya untuk menemukan keberadaan Young Ho sekarang. 

Ketua Min duduk dibangku ruang tunggu mendengarkan semuanya, lalu menelp Young Ho dengan wajah tegang menanyakan keberadaanya. Young Ho sedang memilih-milih kemeja memberitahu sedang ada dirumah, Ketua Min menutup telp di pundaknya seperti berusaha mengatur nafasnya.
Syukurlah, Tuan. Untuk keselamatan anda, jangan tinggalkan rumah anda. Sepertinya, Direktur Choi akan...”kata Ketua Min
Mata Young Ho melotot mengetahui rencana Direktur Choi dari Ketua Min. Teringat sebelumnya Joon Sung memberitahu akan menemui ibunya dan ia memberikan kunci mobilnya. Dengan mata melotot keluar dari rumah membawa jaketnya. 


Hye Ran berjongkok menatap kakaknya yang akan membuat sesuatu pada Young Ho, akhirnya mengikuti mobil kakaknya sambil mengelengkan kepalanya tak ingin kakaknya melakukan hal yang tak dinginkan. Young Ho mengendarai mobilnya mencari Joon Sung agar tak terjadi sesuatu denganya.
Dirumah, Joo Eun siap dengan pitanya menyambut Young Ho datang setelah makan malam dengan neneknya, lalu menatap ponselnya sudah hampir jam 12 malam tapi tak ada kabar dari Young Ho.
Young Ho melihat dari sisi kiri langsung memutar balik, Direktur Choi sudah siap dengan mobilnya akan membalas dendam pada Young Ho. Hye Ran melihat kakaknya sudah ada dibelakang mobil Young Ho, membuat mobilnya sejajar dengan kakaknya. Direktur Choi menginjak gas dalam-dalam, dari sisi Kanan Young Ho membanting stir, mobil Direktur Choi menabrak mobil adiknya. Joon Sung melihat dari kaca spion dibelakang ada kecelakaan. 
Young Ho kaget melihat ada bunyi klakson truk didepanya, akhirnya membanting stir dan menabrak mobil yang sedang berhenti didepanya. Kaca dirumah Joo Eun tiba-tiba jauh dan pecah berserakan dilantai. Joo Eun kaget melihat kaca dikamarnya jatuh. Mobil yang dikendarai Young Ho melayang diudara lalu berputar setelah menabrak mobil, beberapa kali berguling dan akhirnya semua bagian depanya rusak. 

Direktur Choi keluar dari mobilnya, terlihat luka di wajahnya dan mobilnya sudah mengeluarkan asap. Badannya bersandar dibagian pinggir mobilnya agar bisa berdiri, lalu melihat mobil dibagian depan dengan plat nomor yang dikenal. Pelahan ia berjalan, melihat Hye Ran sudah tak sadarkan diri didalam mobil dengan kepala sudah berdarah, jeritan histeris terdengar meminta tolong agar membantunya. 

Joon Sung turun dari mobil melihat ada mobil yang kecelakaan, melihat sosok di dalam Young Ho, jeritan histerisnya terdengar. Young Ho sudah penuh dengan darah dibagian wajahnya, Joon Sung berusaha membuka pintu mobil, dengan jeritan histeris mencoba memanggil Young Ho dengan mengangkat bagian stir yang menjepit bagian kaki kakaknya.
Young Ho tak sadarkan diri hampir semuan wajahnya tertutup darah. Joo Eun melotot seperti merasakan pertanda buruk dengan cermin yang jatuh. Ketua Min datang melihat keadaan Young Ho, ikut histeris lalu mengunakan syal untuk menutupi luka dibagian kaki Young Ho yang terjepit.
Joon Sung terus menangis histeris melihat Young Ho seperti ayahnya, Ketua Min memanggil Young Ho agar sadarkan diri tapi tetap saja Young Ho tak bergeming, lalu berteriak memarahi anak buahnya yang hanya diam bukan memanggil ambulance. Salah satu pengawal menelp ambulance yang lainnya berusaha membantu mengeluarkan Young Ho dari mobil. Joon Sung terus saja menangis histeris melihatnya. 

Joon Sung, Ketua Min, para perawat mendorong Young Ho yang sudah memakain alat bantu oksigen ke ruang operasi. Para dokter dan juga Tuan Kim sudah menunggu didepan ruangan, Tuan Kim melihat anaknya yang masuk ruang operasi mengingat saat masih kecil, Young Ho menangis meminta ayahnya agar tak melakukan operasi karena sangat takut.
Rasanya sakit sekali.. Tolong aku, kumohon!!! Apa tak bisa aku dioperasi saat dewasa saja? Tak bisakah? Aku mohon, ayah...” jerit Young Ho saat masih kecil harus masuk ruang operasi. 

Young Ho melakukan hal yang seperti saat masih kecil melakukan operasi dengan keadaan tak sadarkan diri dan bantuan alat pernafasan. Dokter mulai membersihkan darah dibagian kaki dan mulai membedah kaki kananya.
Didepan ruang operasi,
Urus semuanya, jangan sampai kabar ini menyebar ke media Dan beritahu Ketua, hasil operasinya nanti.” Perintah Tuan Kim
Baik dan Maaf, Tuan. Semuanya...adalah salahku.” Kata Ketua Min dengan nada suara bergetar, menahan tangis.
“Tak ada gunanya menangisi susu yang sudah tumpah. Bagaimanapun, kita harus menghadapi masalah ini.” ucap Tuan Kim. 

Direktur Choi duduk sendirian dengan tatapan kosong, seperti merasakan hampa dengan para perawat yang ada didepanya tapi merasakan sendirian. Didalam ruang operasi, Hye Ran sedang melakukan operasi juga dengan membedah bagian perut. Direktur Choi duduk dilantai melampiaskan rasa kesalnya dengan menendang meja alat operasi sampai jatuh berantakan. 


Ji Woong datang kerumah sakit dengan mata memera menanyakan keadaan Young Ho sekarang. Joon Sung diam, tak bisa menjawabnya. Ji Woong ingin mendekat ke pintu operasi, Joon Sung menahanya tapi Ji Woong berusaha ingin masuk. Akhirnya Joon Sung memeluknya agar tak pergi, Ji Woong memanggil Young Ho lalu jatuh lemas. Joon Sung sedari tadi menahan tangisnya, merosot disamping managernya sambil menepuk pundaknya mensugesti kalau Young Ho akan baik-baik saja.

Ibu Joon Sung menelp anaknya yang belum datang tapi ponselnya tak aktif, jaket pemberian Joon Sung sengaja digunakan dengan sarung tangan hitam. Joo Eun duduk diatas tempat tidurnya melihat cermin yang jatuh, lalu berusaha menelp Young Ho tapi tak ada yang mengangkat. Ponsel Young Ho ada dimobil dengan kaca yang berserakan, tertulis nama dilayar [Oh! My Venus.]

Pagi hari dikantor hukum
Semua orang keluar dari lift setelah pintu terbuka, Joo Eun melamun sampai Hyun Jung memanggilnya lalu memintanya keluar dari lift. Joo Eun baru sadar sudah sampai lantai 15 dan keluar dari lift. Setelah mengantung jaketnya, Joo Eun kembali terdiam lalu kembali menelp Young Ho tapi tetap tak aktif, akhirnya berusaha menelp Joon Sung untuk mengetahui keadaan Young Ho. 

Ibu Joon Sung kaget melihat anaknya pagi-pagi sudah berdiri didepan rumahnya, pelahan mendekati anaknya. Joon Sung meminta maaf karena datang terlambat, Dengan terbata-bata, Ibunya malah berpikir terjadi sesuatu pada anaknya, lalu mengucap syukur anaknya sekarang ada didepanya.
Joon Sung menatap ibunya dan memanggil untuk pertama kali dengan panggilan “ibu”. Sang ibu langsung memeluk anaknya dan menangis bersama-sama.
Maaf... Aku tahu, aku sudah tak punya hak... Tapi, mulai sekarang, aku akan sering memelukmu.” Janji ibunya, Joon Sung menangis dipelukan ibunya. 

Hye Ran masih terbaring dengan wajah bekas memar dan juga perban dibagian kepalanya. Sementara Direktur Choi sudah tertempel plester dibagian wajah sebelah kirinya menatap sang adik.
Awalnya, kami sangat khawatir, lukanya akan sangat parah. Tapi, syukurlah setelah dioperasi kondisinya sudah stabil. Pergelangan kaki dan tulang rusuknya, juga baik-baik saja...” jelas dokter, Direktur Choi langsung mengucapkan terimakasih. Dokter dan perawat  meninggalkan keduanya.

Direktur Choi melamun di ruang IGD, sampai tidak mendengar suara Young Joo memanggil pamanya. Young Joon memanggil kedua kali memanggil paman menanyakan keadaan ibunya. Direktur Choi dengan mata berkaca-kaca mengatakan ibunya akan segera datang.
Kenapa kau bias sebodoh ini?” tanya Direktur Choi pada keponakanya.
Aku ada di sana... di perayaan ulang tahun ke-61. Aku mendengar pembicaraan telepon kalian... Aku merasa menjadi biang masalah... Kalau saja aku tak ada, kalian tak perlu seperti ini, aku pikir... semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Young Joon sambil menangis
Berhenti mengatakan omong kosong begitu!” tegas Direktur Choi
Maaf, paman.... Aku tak akan mengulanginya lagi.” Ucap Young Joon menarik nafasnya dalam-dalam.
Tidak, tidak... Akulah yang bodoh di sini dan Akulah yang harusnya minta maaf.” Kata Direktur Choi dengan mata memerah merasa bersalah. 

Woo Shik menemui Direktur Choi yang duduk dengan wajah tertunduk diruang IGD, melihat wajah atasanya terluka menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Direktur Choi melihat Woo Shik duduk disampingnya. Woo Shik menanyakan keadaan Direktur Choi dengan wajah khawatir.

Aku perlu bantuanmu. Tapi, ini adalah masalah pribadi...” ucap Direktur Choi, Woo Shik pun mempersilahkan Direktu Choi untuk mengatakan padanya. 

Joo Eun mengantar kliennya sampai ke depan ruangan, Pria beruban mengatakan ingin melindungi tanah miliknya jadi mempercayakan semua masalahnya pada Joo Eun. Dengan senyuman Joo Eun pun berjanji akan melakukan yang terbaik. Hyun Jung memanggil Joo Eun akan masuk kembali ke ruanganya.
Wakil Presdir hari ini juga tak hadir. Dia menelepon Presdir, katanya dia sedang tak enak badan kemarin. Tapi, sampai sekarang masih tak ada kabar lagi darinya.”kata Hyun Jung binggung
Apa? Dia tak biasanya bolos begini.” Ucap Joo Eun heran
“Benar..., dan juga banyak dokumen yang harus dia tandatangani.” Kata Hyun Jung
Berikan aku alamatnya. Aku akan pergi menemuinya.” Perintah Joo Eun. 

Joo Eun berusaha menelp kembali Young Ho dalam perjalanan, tapi tetap saja tak diangkat. Sesampai di parkiran apartement, Joo Eun melihat ponselnya belum ada kabar dari Young Ho juga,  saat keluar dari mobil, Joo Eun melihat mobil Soo Jin terpakir didekatnya lalu berjalan masuk ke dalam apartement.
Dirumah sakit
Kaki Young Ho satu diangkat dengan alat agar bisa kaki kirinya ditekuk, kaki kanan di perban, begitu juga kepala, dan masih mengunakan alat bantu oksigen. Dokter, Ketua Min dan juga Tuan Kim serta pengawal sudah ada didalam ruang melihat Young Ho terbaring.
Operasinya berjalan lancer Dan kondisinya sudah stabil. Tapi, dia mengalami patah tulang dan juga cedera otot. Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi.... sepertinya dia tak bisa berjalan lagi. Dalam keadaan seperti ini, aku tak bisa menjamin apa-apa.” Kata Dokter
Tangan tuan Kim langsung terkepal seperti menahan rasa sedihnya dan marah, Kepala Min memalingkan wajahnya mencoba menahan tangisnya.
Tolong rawat dia.” Pesan Tuan Kim pada Dokter menatap Young Ho
Kabari Ketua jika dia sudah sadar nanti.” Perintah Tuan Kim pada Ketua Min, ketua Min pun mengerti. 

Berdasarkan penyelidikanku, sepertinya, Tuan Muda ingin melindungi Jang Joon Sung Dia mencoba untuk menghalangi Direktur Choi, lalu Nyonya juga ingin menghalangi mobil Direktur Choi. Dan karena itu, mereka juga akan menjadi tersangka kecelakaan.” Jelas Ketua Min sambil berjalan di lorong rumah sakit.
Direktur Choi mau tak mau harus ikut bekerja sama karena masalah ini.” tegas tuan Kim.
Ketua Min pikir memang seharusnya seperti itu. Tuan Kim melirik memerintahkan agar menstabilkan kondisi sekarang ingin dan jangan sampai orang yang terluka menjadi tersangkanya. Ketua Min meminta maaf. 

Joo Eun menekan bel sambil berteriak  memanggil Wakil Presdir dan mengedor-gedor pintu meminta Soo Jin keluar apabila ada didalam rumah, tapi tak ada sahutan. Akhirnya ia mencoba menekan bel kembali, tetap tak ada sahutan dari Soo Jin, Joo Eun pun memilih untuk menekan pasword di pintu rumah temanya.
Ia masuk ke  dalam rumah memanggil Soo Jin, lalu masuk ke kamar melihat temanya sudah terbaring seperti orang mati. Dengan wajah panik berusaha membangunkan temanya, dengan memukul wajahnya dan berteriak memanggilnya.  
Soo Jin terbangun mengeluh Joo Eun berlebihan lalu mengeluh kepalanya sangat sakit, Joo Eun menghela nafas panjang karena bisa bernafas lega melihat Soo Jin yang membuatnya panik. Soo Jin menyuruh Joo Eun pulang saja karena ia masih hidup dan kembali tertidur dengan memiringkan badanya. 

Joo Eun memberikan semangkuk oatmeal, dengan memalingkan wajahnya mengatakan temanya tak punya nasi dirumahnya jadi tak bisa membuatkannya bubur dan menyuruh makan seadanya saja. Soo Jin menyingkirkan mangkuk ke pinggir tempat tidurnya, menyindir juniornya yang bersikap baik. Joo Eun melihat ada gelas sisa wine dan juga obat.
Karena kita tak di kantor, aku akan bicara unformal saja.” Kata Joo Eun, Soo Jin seperti tak peduli.
Sebelum aku kesal, kau harus berhenti mabuk-mabukan sekarang. Tubuhmu itu bukanlah barang yang sudah pakai langsung kau buang. Dan juga, ganti password-mu. 0413. Kenapa harus pakai tanggal lahir ? Apa kau tak takut? Dan juga, minta maaflah.” Perintah Joo Eun, Soo Jin menatap sinis, untuk apa ia meminta maaf. Joo Eun berteriak  menyuruh Soo Jin cepat meminta maaf padanya
Bukannya sudah kujelaskan, Bukan aku yang mencuri Woo Shik jauh darimu!” tegas Soo Jin tak mau kalah.
Minta maaflah! Sebelum aku marah.” Teriak Joo Eun, Soo Jin menatap temanya seperti menahan tangisnya.
Setelah kau lulus dan pergi ke Amerika... Kenapa kau tak menghubungiku? Kenapa kau tak membalas semua surat yang aku kirimkan? Apa kita hanya teman sekelas saja? Kita adalah sahabat! Kenapa kau seperti ini? Kenapa?” teriak Joo Eun. Soo Jin hanya menatap temanya lalu memanggil namanya. Joo Eun akhirnya duduk disamping Soo Jin. 

Aku merasa seperti hidup di neraka sekarang. Jadi, tolong minta maaflah, oke?” kata Soo Jin dengan nada lembut
Apa kau sudah terjatuh dari tangga tadi atau bagaimana?” sindir Soo Jin, Joo Eun mengumpat temanya itu wanita kejam sambil memukul lenganya.
Kau lebih kejam daripada aku!” teriak Soo Jin, Joo Eun binggung menanyakan kesalahanya.
Mahasiswa dari jurusan tekhnik itu! Pria baik yang kau perkenalkan padaku dulu. Dia bilang, kau menjodohkanku dengannya hanya karena kasihan padaku Dan dia menginjak harga diriku. dia juga bilang, orang yang sepertiku ini bahkan tak usah keluar dari rumah selamanya.” Cerita Soo Jin menahan sedihnya.
Joo Eun mengumpat pria brengsek yang memperlakukan temanya seperti itu. Soo Jin mengingatkan saat Joo Eun ingin membantu hubungan dengan Lee Ji Hoon tapi bertukar nomor dengannya, menurutnya karena Joo Eun Cantik maka semua orang menyukainya dan Karena ia jelek dan gemuk, maka tak ada satupun yang menyukainya.
Dasar bodoh. Dia hanya mau mengenalkanku dengan manager sebuah talent show! Jadi, dia memberikanku nomor manager itu.” Jelas Joo Eun. Soo Jin seperti tak percaya dan tak peduli lagi.

Jadi, selama ini kau salah paham? Apa kau Temanku, Oh Soo Jin? Karena masalah sepele ini?” ucap Joo Eun tak percaya
Manusia pasti mendapatkan masalah yang sepele, dan karena masalah itu juga, manusia bisa mati. Kesepian dan menderita itulah akibat masalah itu.” Tegas Soo Jin sambil mengumpat Joo Eun si wanita kejam.
Joo Eun menghela nafas dengan mata berkaca-kaca, Soo Jin melirik temanya merasa harusnya Joo Eun meminta maaf padanya. Joo Eun mengaku tak pernah tahu, jadi tak tahu harus mengatakan apa lagi, akhirnya ia meminta maaf pada Soo Jin.
Soo Jin menceritakan kalau bukan ia yang merayu Woo Shik. Joo Eun sudah mengenal Woo Shik selama selama 15 tahun, jadi tahu pria yang pernah dicintainya itu bukanlah pria yang akan luluh karena rayuan saja dan sangat yakin Woo Shik sangat menyukainya.
Dia mungkin masih merasa bersalah padaku Dan mungkin waktunya sedang kacau.” Jelas Joo Eun tentang kesalahpahaman sebelumnya.
Jadi, apa yang terjadi? Apa kau bertengkar dengan direktur Gahong?” tanya Soo Jin, Joo Eun mengumpat kesal sendiri.
Kenapa rasanya hubunganku banyak sekali cobaannya begini?” ungkap Joo Eun lalu menangis sambil menutup wajahnya dan membaringkan dikasur. Soo Jin ingin memegang punggung temanya tapi diurungkan niatnya.
Syukurlah, aku tak mengubah password ku.” Kata Soo Jin membiarka Joo Eun menangis disampingnya. 

Ji Woong membawa pot bunga dengan wajah tegang masuk ke lorong VIP, Joon Sung menahan managernya untuk melangkah masuk meminta agar tak menangis didepan Young Ho, Ji Woong menatap Joon Sung mengangguk seperti berusaha menahan air matanya.
Joon Sung memegang pundak Ji Woong, mengingatkan agar mereka tak boleh membuat Young Ho menderita lagi. Ji Woong mengerti tapi Joon Sung malah merasa sedih dan mengumpat untuk dirinya sendiri karena tak bisa menahanya. Ji Woong berjanji tak aka menangis lalu menghembuskan nafasnya agar tak menangis tapi air matanya malah mengalir. Joon Sung mengusapkan air mata Ji Woong yang tumpah. 

Keduanya masuk melihat keadaan Young Ho masih terbaring dengan penopang kaki,Young Ho membuka matanya, Joon Sung menyadarinya langsung menghampiri memanggil kakaknya, Young Ho masih bisa menyadari Joon Sung yang mendatanginya. Joon Sung dengan menahan air matanya mengucapkan permintaan maafnya.
Bagaimana dengan ibumu?” tanya Young Ho
Kami sudah bertemu, dan dia ingin berterima kasih padamu. Dan kecelakaan ini karena aku, 'kan? Karena aku mungkin saja..” ucap Joon Sung, Young Ho menyuruh adiknya itu lebih baik diam saja lalu memanggil Ji Woong.
Hyung! Aku disini! Aku Ji Woong! Aku akan selalu menemani Joon Sung dan membuatnya menjadi juara!  Kau tak perlu khawatir...Oke?” kata Ji Woong mendekati Young Ho, Joon Sung memalingkan wajahnya berusaha keras menahan sedihnya.
Oh yahh, aku juga membawa hadiah. Bunga yang tak perlu selalu disiram. Hanya perlu disiram tiap 20 hari sekali. Bunga yang tak merepotkan! Jadi, jadi...” kata Ji Woong akhirnya tak bisa menahan rasa sedihnya, Air mata Young Ho juga mengalir.
Joon Sung melihat ponselnya, tertulis [Kakak Ipar, Pengacara Kang Joo Eun] lalu mengusap air matanya bertanya apa yang harus dikatakan pada Joo Eun sekarang. Young Ho mengataan tak ingin Joo Eun melihatnya seperi ini, karena tak mau Joo Eun menangis bahkan ia sendiri tak tahu kondisinya sekarang. Joon Sung mengerti sambil mengusap air matanya kembali. Ji Woong juga mengusap air matanya akan mendoakan Young Ho dengan mendapatkan keajaiban, Young Ho menyuruh keduanya pulang dan latihan seperti biasanya. 
bersambung ke part 2 


Sabtu, 26 Desember 2015

Sinopsis Remember Episode 5 Part 2

Han Na keluar dari sebuah restoran mencoba menyadarkan diri dengan memukul pipinya. Sementara didalam ruangan terdengar terikan salah seorang mengajak bersulang untuk Presdir dan Wakil Presdir masa depan Asuransi Ill Ho. Han Na masuk ke dalam, seorang pegawai menarik Han Na yang baru masuk dan duduk disamping Tuan Kang.
Kita harus memberi kesan yang baik untuk Wakil Presdir.” Bisik Seniornya.
Han Na duduk disamping Tuan Kang, dengan ramah Tuan Kang menanyakan keadaan Han Na yang terlihat lesu. Han Na mengatakan baik-baik saja. Pegawai mulai mencampur bir dengan Soju lalu memberikan pada keduanya dan meminta love Shot.
Tuan Kang ingin menolak tapi semua pegawai meminta keduanya untuk melakukan love shot. Akhirnya mereka ingin menyilangkan tangan agar melakukan love shot, Pegawai meminta Tuan Kang melakukan level dua karena jabataya sudah tinggi, keduanya berpelukan dan minum bersama, Han Na meremas tanganya seperti terlihat sangat gugup. 

Diruangan lain
Joo Il menanyakan rasanya Dong Ho menjadi “anjing” untuk Gyu Man, Dong Ho bertanya balik bagaimana rasanya Joo Il jadi “Anjing” untuk Il Ho (ayah Gyu Man) Keduanya tertawa bersama sambil minum bir. Joo Il menyadari mereka berdua itu seperti budak.
Tapi, untung saja aku sudah menjadi Presdir Dan kau menjadi pengacara paling mahal di Korea.” Kata Joo Il sambil minum birnya mengungkapkan bir yang mereka minum bisa terasa pahit bisa juga tidak.
Dan juga, aku bisa mabuk hanya minum sebotol saja, tapi juga aku tak akan mabuk walaupun ribuan botol telah kuminum.” Ungkap Dong Ho, keduanya saling high five dengan kepalan tangan.
Rasa minuman itu semua sama. Tapi, lidahku lah yang sepertinya jelek.” Kata Dong Ho. Joo Il mengungkapkan dengan lidahnya itu Dong Ho bisa menghasilkan uang dan mengingatkan Tuhan bisa marah jika tidak mensyukurinya. Keduanya kembali tertawa.
Dia sudah menjadi pengacara.” Kata Dong Ho dengan wajah serius. Joo Il menanyakan siapa yang dimaksudnya.
Anak dari sidang yang tak kumenangkan dulu.” Jelas Dong Ho kembali meminum birnya, Joo Il terdiam mengingat karena itu mereka bisa seperti sekarang. 

Han Na sudah babak belur berjalan ke kantor polisi, tanpa alas dan terhuyung-huyung. Semua polisi terlihat kaget dan berdiri melihat seorang wanita datang terlihat amburadul. Polisi yang posisinya paling dekat menanyakan keadaan Han Na.
Kim Han Na hanya terlihat menangis dengan tubuh bergetar, lalu terjatuh. Semua polisi langsung menghampiri berusaha membantu Han Na dan menyuruh menelp 911. Han Na hanya menangis dengan tubuh bergetar dan penuh luka, polisi menanyakan apa sebenarnya yang terjadi.
Polisi mengedor pintu mobil Tuan Kang dengan sangat keras, Tuan Kang terlihat baru bangun keluar dari mobil. Polisi memperlihatkan ID Cardnya dan menangkap Tuan Kang dugaan pemerkosaan Kim Han Na. Tuan Kang terlihat binggung, polisi melakukan prosedur dengan memborgol pelaku dengan memiliki hak untuk diam atau menyewa pengacara.

Pengacara Song membawakan kopi untuk Jin Woo dan Manager Yoon, Jin Woo memperlihatkan berita di koran meminta Pengacara Song mencari tahu tentang hal itu. Pengacara Song melihat judul berita  [Wakil Presdir Asuransi Ill Ho dituduh memerkosa pegawai magang.] lalu bertanya apakah Jin Woo akan mengambil kasus itu juga. Jin Woo tak menjawab malah memuji kopi buatan Pengacara Song sangat enak. Pengacara Song tersenyum lalu berkomentar kalau mereka pasti tak akan menang.
Kasus yang disiarkan di media pers akan 90 persen kalah di pengadilan. Bagaimana menurutmu, Manager Yoon?” kata Pengacara Song
Aku setuju dengan Pengacara Seo.” Ucap Manager Yoon ikut duduk bersama
Apa ini? Apa aku dikucilkan lagi? Kembalikan kopinya, berhenti minum.” Kata Pengacara Song kesal ingin mengambil gelas kopi yang dibuatnya.
Dasar pelit. Aku berdoa agar  hatimu jadi hitam setelah minum kopi!” teriak Manager Yoon memukul pengacara Song lalu melihat sekilas koran yang dibawa Jin Woo.
Pengacara Song kembali melihat berita dikoran, menurutnya Jika itu kasus Asuransi Ill Ho, maka pasti tim hukum Ill Ho yang akan maju. Jin Woo hanya terdiam lalu tertunduk seperti menerawang sesuatu. 

Ruang makan
Tuan Nam makan bersama dengan dua anaknya, Yeo Kyung membahas tentang wakil Presdir yang melakukan tindakan pemerkosaan, menurutnya itu tak mungkin lalu menanyakan pendapat ayahnya.
Apa kau sudah menenangkan situasi kantor?” tanya Tuan Nam, Gyu Man menjawab sudah melakukan dan tak ada masalah.
Ayah, apa kau tak khawatir pada Wakil Presdir?” tanya Yeo Kyung penasaran
Kita tak boleh menyimpan barang yang sudah kotor.” Kata Tuan Nam pada Gyu Man
Tapi, dia sudah mengabdikan pada perusahaan lebih dari 20 tahun. Aku akan menyiapkan tim hokum terbaik untuk membantunya.” Jelas Gyu Man terdengar simpati.
Pastikan citra perusahaan tak akan hancur karena ini.” tegas tuan Nam, Gyu Man mengerti, Yeo Kyung terlihat gelisah dengan kasus di kantor ayahnya. Sementara Gyu Man tersenyum melihat ayahnya yang ingin menyingkirkan Tuan Kang. 

In Ah membanting berkas diatas meja Pengacara Tak, menegaskan akan mengambil kasus itu. Pengacara Tak menanyakan kasus apa yang diinginkan juniornya itu, lalu melihat ada foto Han Na dengan luka lebab di wajahnya dan berpikir In Ah tak tahu siapa terdakwa dalam kasus itu.
Dia adalah Wakil Presdir Asuransi Ill Ho! Kasus ini berhubungan dengan ribuan awak media pers. Kau tak mungkin bisa menanganinya.” Kata Pengacara Tak
Aku pasti bias, Tugaskan aku dalam kasus ini.” pinta In Ah
Aku bilang tidak!” teriak Pengacara Tak membanting berkas lalu keluar ruangan. 

Pengacara Tak pergi ke toilet, In Ah langsung masuk dan Pengacara Tak dan pria disebelahnya panik buru-buru menutup celananya. Pengacara Tak marah karena In Ah berani masuk ke dalam toilet pria, sementara Pria yang satunya memilih untuk keluar buru-buru. In Ah meminta maaf tanpa melihat ke arah Pengacara Tak, sementara Pengacara Tak masih kesal karena celananya jadi kena air kencingnya sendiri.
Aku bisa menanganinya.” Ucap In Ah menyakinkan Pengacara Tak
Kau tak bisa mengerti situasinya?” teriak Pengacara Tak kesal sambil mencuci tanganya, In Ah mengikutinya disampingnya.
Hei! Kenapa kau sangat menginginkan kasus ini?” tanya Pengacara Tak
Korban pemerkosaan itu juga adalah korban pencurian asrama. Aku berjanji pada korban bahwa aku akan membantunya. Jika tidak, aku pasti tidak akan tenang selama hidupku.” Jelas In Ah dengan wajah memohon, Pengacara Tak menatap juniornya. 

Dong Ho masuk ke dalam ruangan melihat Gyu Man sudah duduk dengan mengangkat kaki ke atas meja. Wajah Dong Ho seperti tak bersahabat, Gyu Man melihat Dong Ho jadi sangat sibuk sekarang.
Aku ingin tahu tentang sesuatu. Setelah menjadi pengacara selama ini, apa kau bisa langsung mengetahui klienmu itu bersalah atau tidak?” kata Gyu Man
Bagaimana aku bisa tahu apa yang ada dalam pikiran seseorang?” ucap Dong Ho dingin
Kau pasti sudah tahu, 'kan? Jadi, aku ingin kau menjadi pengacara Wakil Presdir.” Ucap Gyu Nam 

Di tangga, Sek Ahn membawakan bakpao untuk Manager Pyun, terlihat Manager Pyun bahagia karena dimusim dingin makan Bakpao memang paling enak. Sek Ahn mengaku dompetnya tertinggal dimobil jadi hanya membeli satu buah, Manager Pyun yang baik hati akhirnya membagi dua bakpao untuk dimakan bersama.
Nam Gyu Man membuatku kesal lagi kemarin. Dia bilang, aku tak becus bekerja. Kenapa pekerjaan aku semua yang kerjakan? Apa aku anjing?” keluh Sek Ahn
Bukan, tapi kau adalah anjing yang berkelas, Bukan anjing biasa.” Kata Manager Pyun
Jujur saja, dia pasti akan hancur jika aku tak membantunya. Tiap hari mabuk-mabukan dan bermain wanita.” Teriak Sek Ahn kesal, Manager Pyun menepuk punggung Sek Ahn mengerti kalau temanya itu pasti kesulitan.
Dia sungguh anak papi yang tak tahu berterima kasih! Dasar Nam Gyu Man!” teriak Sek Ahn lalu berpikir Manager Pyun juga menderita jadi bisa menceritakanya. Manager Pyun merasa tak seperti itu sambil memakan habis bakapo ke dalam mulutnya. 

Manager Pyun masuk ke dalam ruangan memberitahu sudah menerima dokumen persidangan untuk Wakil Presdir Dan ada nama yang mengganggunya, Dong Ho melihat berkas dari anak buahnya. Manager Pyun merasa Kejaksaan untuk kasus kali ini membuatnya khawatir.
Dong Ho menanyakan alasanya.  Manager Pyun merasa Dong Ho  pasti mengenalnya di kantor kejakasaan Seoul, Dong Ho kembali melihat lembaran berkas ditanganya. 

Jin Woo terkejut mendengar nama Jaksanya adalah Lee In Ah. Pengacara Song memberitahu nama yang tertulis dalam dokumen persidangan adalah Jaksa Lee In Ah. Jin Woo terdiam dengan pandangan lurus kedepan, Pengacara Song berpikir Jin Woo tak mengenalnya, Jin Woo mengelengkan kepalanya.
Pastinya, kau tak akan mengenal satupun jaksa wanita. Aku ingat seluruh daftar jaksa wanita.Mulai dari Kantor Kejaksaan Agung. Tapi, dia tak tercatat dalam dataku, dia pasti jaksa baru!” kata Pengacara Song tanpa sadar Jin Woo sudah pergi meninggalkanya.
Jin Woo menatap parkiran melihat kembali bayangan saat kejadian dan mulai berbicara dengan semua ingatanya.
Korban Kim Han Na mengantar Wakil Presdir yang mabuk ke tempat parkir. Saat Kim Han Na menuju ke tempat parkir... Mereka masuk ke mobil Wakil Pres dir Lalu, Kim Han Na diperkosa Dan dia keluar dari mobil.” Kata Jin Woo

Diluar gedung, Polisi dan In Ah turun dari mobil bersama masuk ke dalam gedung.
Pengacara Park Dong Ho dari tim hokum Ill Ho yang akan menangani kasus ini. Aku tak tahu bagaimana jalannya persidangan ini nantinya. Kecuali kau bisa mencuri kasus ini.” jelas Pengacara Soo
Jin Woo mendengar seseorang memanggil nama Jaksa Lee, buru-buru menarik Pengacara Song untuk sembunyi dan memita untuk tak meneluarkan suara. In Ah dengan polisi melihat TKP, melihat CCTV dan bertanya Apa tak ada rekaman CCTVnya. Polisi mengatakan tak ada karena TKP berada diluar jangkauan.
Kalau begitu, selidiki semua mobil yang keluar dan masuk parkiran ini selama kejadian. Lalu periksa black box mereka dan laporkan padaku jika kalian menemukan sesuatu.” Perintah In Ah, polisi mengerti perintahnya. Jin Woo mendengar dengan seksama lalu melihat In Ah yang keluar dari parkiran. 

Dong Ho menemui Tuan Kang yang sudah memakain baju tahanan membahas tentang pernyataan Tuan Kang yang ingat pergi ke parkiran bersama Kim Han Na, tapi saat membuka mata sudah sendirian dan berada didalam mobil. Tuan Kang membenarkan pernyataan Dong Ho.
Aku tak tertarik dengan kebenarannya. Tapi, kebenaran bisa membantu dalam penyusunan strategi.” Tegas Dong Ho
Aku tak ingat... Tapi, aku bersumpah tidak memperkosanya.” Kata Tuan Kang yakin
Dong Ho mengingat dengan Tuan Seo saat menjadi menemuinya, Otakku memang tidak mengingatnya Tapi, hatiku bisa mengingatnya. Aku tidak membunuhnya. Jika anda tak percaya padaku, anda tak perlu membelaku. Dong Ho terdiam sejenak lalu mengucapkan selamat tinggal dan akan bertemu lagi di pengadilan dengan Tuan Kang 

Jin Woo melihat kembali pohon keluarga Tuan Kam, melihat Foto Gyu Nam saat masuk ke dalam villa dengan dibagian bawahnya adalah Wakil Presdir Kang Man Soo,  lalu dibagian bawah adalah Senior Manager Kim Joon Sik.

Manager Kim menemui Jin Woo disebuah cafe, Jin Woo menjabat tangan Manager Kim melihat hidup enak selama ini, Manager Kim merasa itu semua berkat Jin Woo, karena penyewa membuatnya kesal dan Jin Woo berhasil memenangkan kasus itu. Jin Woo tersenyum mendengarnya.
Oh ya, kenapa kau mengajakku ke sini?” tanya Manager Kim.
Aku punya sedikit kerjaan di sini dan Kudengar, Wakil Presdir ditangkap.” Kata Jin Woo memulai pembicaraanya.
Tak hanya itu.... Semua karyawan wanita sangat marah sekarang dan Karyawan pria diminta untuk tak menimbulkan keributan.” Cerita Manager Kim
Presdir Nam Gyu Man pasti sangat tertekan sekarang.” Komentar Jin Woo
Manager Kim tak tahu tapi menurutnya Gyu Man tak terlalu tertekan, lalu mendekatkan badanya untuk menceritakan sambil berbisik. 

Flash Back
Tuan Kang membahas mereka menerima banyak keluhan dibandingkan dengan tahun lalu. Gyu Man merasa itu hal wajah ketika mereka sedang ada diatas maka banyak angin yang menjatuhkan mereka, dengan santai merasa punya tim hukum tersendiri untuk menangani masalah ini.
Tapi, jika diteruskan, citra perusahaan akan....” ucap Tuan Kang di potong oleh Gyu Man
Wakil Presdir... Aku adalah Presdir perusahaan ini. Aku, Nam Gyu Man. Kenapa aku harus takut pada keluhan konsumen? Apa kau pikir aku hanya akan duduk diam saja?” tegas Gyu Nam dengan mata liciknya. 

Manager Kim menceritakan Kinerja Wakil Presdir sangat bagus dengan selalu mengatakan apa yang ada didalam otaknya, Jin Woo mengangguk mengerti dengan kasus yang akan dipegangnya sekarang, terlihat ada senyuman dari bibirnya.

In Ah pergi ke kantor Ill Ho dengan menemui beberapa karyawan wanita dan memberikan kartu namanya juga, merekam semua percakapan dan juga mencatat dalam bukunya. Pintu lift terbuka, In Ah dan Gyu Man saling menatap. Gyu Man masuk ke dalam lift, In Ah terlihat tegang mengingat kembali dengan wajah orang yang pernah dilihatnya.
Gyu Man menatap In Ah saat menuju lantai delapan lalu sedikit memberikan senyuman liciknya. In Ah masih melotot mengingat kembali saat menemukan rekaman dikantor Dong Ho.
Dia duluan yang bersikap kasar. Menurutmu, bagaimana aku bias menahan emosiku pada wanita itu?
In Ah bisa mengingat orang itu yang ada didalam video, Gyu Man keluar dari lift sambil merapihkan rambut belakanga dan tersenyum licik. In Ah menatap punggung pria sebagai pembunuh Jung Ah tapi masih melangkah bebas tanpa dihukum. 


Jin Woo menatap kearah jendela, layar besar gedung asuransi Ill Ho terlihat dengan jelas dimalam hari, Manager Yoon berdiri disampingnya sambil melihat tanganya bertanya apakah Jin Woo akan memulainya sekarang. Jin Woo pikir sudah memulainya sejak 4 tahun yang lalu, tag line dilayar terlihat [Asuransi Ill Ho untuk masa depan yang cerah.]
In Ah berkerja diruangan sendirian, membuat bagan dengan semua bukti yang dimiliknya dan rekaman dari wawancara pengawai dikantor, lalu kembali melihat berkas perkara. 

Pagi Hari di Pengadilan Seoul
Dong Ho dan In Ah tak sengaja bertemu dilorong, tangan Dong Ho sudah terulur untuk berjabat tangan karena sudah lama tak bertemu. In Ah hanya melirik sinis tanpa meraih tangan Dong Ho, seperti masih ada rasa amarah empat tahun lalu. Dong Ho akhirnya menarik kembali tanganya.
Kasus kali ini cukup kejam, iyakan? Kita harusnya bertemu di kasus yang lebih keren sedikit.” Kata Dong Ho
Kudengar, kau sudah jadi pengacara termahal, agar bisa menyelamatkan klienmu. Kau harusnya tahu diri Karena kau tak pantas menjadi pengacara.” Tegas In Ah penuh amarah
Klienku belum terbukti bersalah. Kaulah yang seharusnya malu langsung mengambil keputusan sepihak. Apa kau ini jaksa?” sindir Dong Ho lalu pergi meninggalkan In Ah. 

Ruang Sidang, Hakim memberitahu Kasus nomor 20155D5697 yang akan memulai siding di Pengadilan Seoul dan meminta agar Jaksa memulainya. In Ah berdiri dari tempat duduknya mengatakan menggugat terdakwa, Kang Man Soo atas tindakan pemerkosaan.
Pihak Pembela, apakah tuduhan itu kebenaratan?” tanya Hakim, Dong Ho mengatakan tidak
Terdakwa Kang Man Soo...telah menghadiri pesta minum bir dengan karyawan dan korban, Kim Han Na. Lalu, Kang Man Soo meminta Kim Han Na untuk mengantarnya ke tempat parkir. Dia mengatakan bahwa sopirnya ada di sana.” Ucap In Ah berdiri ditengan ruang sidang
Tapi, ternyata tak seorapun di sana. Kang Man Soo meminta Kim Han Na untuk menemaninya menunggu sopirnya. Dan mengajaknya masuk ke mobilnya.
Digambarkan saat Han Na mengantar keparkiran, dengan Tuan Kang menahan tangan Han Na untuk masuk ke dalam mobilnya.
Tapi, ternyata tak ada catatan panggilan untuk sopir. Catatan panggilan Kang Man Soo pada hari kejadian saya jadikan bukti.” Ucap In Ah memberikan lembaran kertas dan tertulis dibagian bawah [Tak ada panggilan apapun setelah pukul 08:30 malam]
Kang Man Soo berusaha memperkosa Kim Han Na di dalam mobil.” Jelas In Ah

Han Na duduk didalam ruang sidang, seperti mengingat saat kejadian ingin menolak dan berteriak tapi Tuan Kang tetap melakukan pemerkosaan padanya, lalu keluar dari mobil dengan badan babak belur, tanpa alas kaki memakai jaketnya. Lalu In Ah mengatakan memanggil korban, Kim Han Na, sebagai saksi. Han Na masuk ke dalam ruang sidang. Jin Woo masuk dibagian lantai dua untuk mengikuti sidang.
Anda bilang, terdakwa sering mencoba menyentuh tubuh anda. Benarkah itu?” tanya In Ah memulai pertanyaan.
Dia memijat bahuku, walaupun saya sudah bilang tidak usah. Saya tak menyukainya, tapi tak bisa menolaknya.” Kata Han Na dengan wajah tertunduk
Kapan saya melakukan hal itu?” teriak Tuan Kang tak terima, Dong Ho menarik Tuan Kang untuk kembali duduk. Dong Ho membela mengatakan pernyataannya belum bisa dibuktikan.
Tak ada bukti nyata yang bias dihadirkan jika TKP-nya ditempat kerja.” Tegas In Ah, Jin Woo menatap Dong Ho berdiri disamping Tuan Kang

Jika memang korban ingin membuat novel yang dramatis, Semua karyawan laki-laki di Asuransi Ill Ho akan diadili. Saya keberatan!” tegas Dong Ho, Jin Woo tersenyum mendengarnya.
Saya akan mendengar rincian lebih lanjut dari pernyataan saksi.” Kata Hakim, Han Na terlihat sudah menangis sebelum bicara.
Tepat sebelum anda keluar dari mobil, Apa yang diberitahu oleh terdakwa?” tanya In Ah
Dia mengancam akan memecatku jika aku melaporkannya pada polisi. Dan juga mengatakan bahwa, dia bisa saja memecatmu kapan saja” kata Han Na
In Ah bertanya apakah itu karena Han Na masih karyawan magang, Han Na membenarkan, Jin Woo menatap In Ah dalam-dalam saat menanyakan pada saksi. Tuan Kang yang mendengarnya memejamkan matanya, seperti tak percaya. Dong Ho hanya mengaruk keningnya. In Ah menghadap Hakim memulai dengan pernyataanya.
Pelecehan seksual dalam area kerja diakibatkan karena penyalahgunaan kekuasaan. Sesuatu yang Kang Man Soo miliki, tapi tak dimiliki oleh Kim Han Na. Ini adalah penyalahgunaan kekuasaan.” Tegas In Ah membela Han Na, Hakim dan juga Jin Woo menatapnya dalam-dalam. 

Semua keluar dari ruang sidang yang berakhir, Dong Ho memuji In Ah yang hebat dan tak sabar menunggu sidang selanjutanya. In Ah melirik dengan tatapan sinisnya, saat Dong Ho akan pergi memberitahu Persidangan ayah Jin Woo belum berakhir. Dong Ho menatap In Ah yang terlihat masih anak kecil dimatanya.
Aku akan membuktikan ayahnya tidak bersalah. Nam Gyu Man, yang menjadi atasanmu itu. Aku akan membuat dia membayar kejahatannya Dan kau juga.” Tegas In Ah penuh dendam,
Apa karena itu kau mengambil kasus ini? Untuk menyakitinya dengan cara menyerang pegawainya? Jika memang seperti itu..... Jaksa, kau masih terlalu polosm Kasus ini tak sesederhana itu, Dunia memang kejam.” Kata Dong Ho tak bisa menjelaskan lebih detail lalu keluar ruangan.
In Ah tak sengaja melihat ke lantai atas seperti melihat Jin Woo dengan jas coklat keluar ruangan , lalu berusaha berlari mencari keluar tapi Jin Woo lebih dulu keluar dari pengadilan. Hakim memanggil In Ah yang sedang mencari-cari Jin Woo.
Jaksa Lee.... sidang hari ini...kau sangat mengesankan.” Puji Hakim
Sidang ini masih belum berakhir.” Kata In  Ah ingin buru-buru pergi.
Hakim memberikan pulpen yang dijatuhnya kemarin, In Ah mengambil dan mengucapkan terimakasi lalu berlari keluar gedung untuk mencari Jin Woo. Hakim melihat In Ah yang pergi seperti terkesima dengan caranya menjadi jaksa. 

Tuan Kang seperti tak yakin Jin Woo ingin menangani kasusnya. Jin Woo menegaskan akan mengambil alih karena apabila hasil sidang seperti ini terus makan tuan Kang bisa kalah. Tuan Kan meminta alasan dirinya harus menyewa Jin Woo sebagai pengacara.
Pertama, anda telah dibuang oleh Nam Gyu Man. Kedua, Pengacara Park tak ingin memenangkan kasus ini. Ketiga, aku mengenal Hakim Kang Suk Gyu, yang memimpin sidang ini.” jelas Jin Woo lalu mengeluarkan lembara berkas dari tasnya. Tuan Kang melihat Daftar Calon Wakil Presdir
Flash Back
Didalam mobil, Manager Kim memberikan berkas memberitahuk kalau itu dokumen rahasia dan Jin Woo pasti sudah tahu artinya. Jin Woo mengerti dengan senyuman mengeluarkan berkas dari amplop tentang calon daftar Wakil Presdir. 

Tuan Kang tak percaya karena pengacaranya bilang Presdir Nam sangat khawatir padanya. Jin Woo memberitahu apabila itu benar, maka Gyu Man pasti akan menjenguknya datang.
Jika anda kalah, anda pasti akan langsung dibuang oleh Ill Ho Bahkan jika anda menang, anda akan tetap dibuang.” Tegas Jin Woo, Tuan Kang tertunduk diam.
Hakim Kang Suk Gyu juga menangani kasus pemerkosan 2 tahun lalu. Terdakwa yang dinyatakan bersalah oleh Hakim Kang Bunuh diri, mengklaim bahwa dia tak bersalah. Dia tak ingin membuat kesalahan yang sama dua kali Dan aku juga tak ingin begitu. Selain itu Jaksa Lee In Ah... Aku sangat mengenalnya.” Kata Jin Woo memperlihatkan mata penuh keyakinan. 

Dong Ho duduk diam dalam ruangan denga memegang foto Tuan Kang, wajahnya terlihat begitu sedih.
Flash Back
Gyu Man membahas tentang Tuan Kang yang dimatanya terlihat egois, karena ia tak peduli jika karyawan wanita itu terluka atau tidak. Dong Ho melirik sinis melihat Gyu Man berdiri mendekatinya.
Apa kita akan lebih untung jika kalah atau menang dalam sidang ini?” kata Gyu Man
Jadi, kau mau melakukannya?” tanya Dong Ho to the point
Kalahlah dalam sidang ini. Buat Wakil Presdir menjadi pelaku pemerkosaan. Ini adalah perintah.Bukannya kau sudah pernah memilih kalah karena aku, benarkan?” ucap Gyu Man dengan senyuman liciknya. 

Manager Pyun masuk ke dalam ruangan dengan nafas terengah-engah memberitahu Wakil Presedir telah memecatnya sebagai pengacara. Dong Ho terlihat kaget, Manager Pyun menceritakan Tuan Kang telah menyewa pengacara muda.

Gyu Man selesai berenang dengan memakain jubahnya, berjalan bersama Dong Ho menanyakan apakah Manager Ahn sudah memberitahunya dan siapa Jaksa dalam sidang itu karena tak mau mengambil hadiah yang telah diberikanya.
Dia adalah Jaksa Lee In Ah, Jaksa baru.” Kata Dong Ho
“Jadi...Jaksa baru menangani kasus ini? Kenapa ini bisa terjadi? Lau Siapa pengacara barunya?” tanya Gyu Man dengan mata melotot
Dia adalah anak dari seseorang yang sangat kita kenal....Seo Jae Hyuk....Kau masih mengingatnya?” kata Dong Ho
Seo Jae Hyuk siapa? Apa nama itu harus kuingat? Aku tak ingat.” Kata Gyu Man sambil mengaruk alisnya lalu berjalan pergi.

Seo Jae Hyuk yang terpidana mati, Orang yang menggantikanmu di penjara. Anak Seo Jae Hyuk sudah menjadi pengacara dan kembali.” Kata Dong Ho mengingatkan.
Sek Ahn ikut gugup mendengarnya karena ia juga menyembunyikan buktinya, Gyu Man melirik sinis pada Dong Ho karena mengingatkan kejadian empat tahun yang dilupakannya teringat kembali. 

Ruang sidang
Hakim Kang bertanya apakah pihak pembela belum datang, In Ah melihat pengacara yang membela Tuan Kang belum datang. Jin Woo masuk ke dalam ruang sidang, In Ah berdiri dari tempat duduknya, melotot kaget melihat Jin Woo selama ini dicarinya menjadi lawannya.
Saya adalah Seo Jin Woo, pengacara Kang Man Soo mulai hari ini.” ucap Jin Woo pada hakim, lalu melihat ke arah In Ah yang terlihat sangat kaget melihat kedatangan sebagai pihak pembela terdakwa. Dong Ho ikut masuk ke dalam ruang sidang duduk dibagian belakang.
Saya memikirkannya lagi, jika mungkin  semuanya adalah salah saya. Saya sungguh membenci diri saya sendiri Dan saya ingin mati rasanya.” Ungkap Han Na tertunduk, Tuan Kang yang mendengarnya terlihat tersentuh.
Silahkan angkat kepala anda, karena Anda tak melakukan sesuatu yang salah.” Kata In Ah yakin
Saya tak menyangka jika masalahnya akan sekacau ini. Saya merasa takut harus berada dalam satu ruangan dengannya.”kata Han Na melirik ke arah tuan Kang.

Pihak Pembela, apa anda memiliki pertanyaan untuk saksi?” tanya Hakim Kang, Ji Woo berdiri mengatakan tak ada dan akan mengajukan pertanyaan pada saksinya, Hakim pun memint agar saksi dipersilahkan masuk. 

Seorang pria berkacamat masuk keruang sidang, Han Na terlihat sedikit kaget. Jin Woo meminta pria itu memperkenalkan dirinya, Pria itu memperkenalkan diri sebagai asisten professor jurusan managemen di Universitas Seomyung. Jin Woo menanyakan awal pertama mengenal Kim Han Na. Pria itu
Saya adalah profesornya saat dia masih kuliah di sana” kata Si pria kacamata
“Apa Dia mengajukan gugatan terhadap anda atas tindakan pemerkosaan?” tanya Jin Woo, Pria berkacamata membenarkan, In Ah dan yang lainya terlihat kaget
Apa anda diadili?” tanya Jin Woo
Tidak. Dia menarik gugatannya setelah membuat kesepatakan dengannya.” Kata Pria kacamata
Tidak! Tak ada kesepakatan apapun!” teriak Han Na dari bangku belakang.
Jin Woo membawakan laporan rekening sebagai bukti kesepatakan antara saksi dan Kim Han Na. In Ah mengajukan keberatan karena Pihak Pembela telah keluar dari jalur persidangan.
Fakta bahwa Kim Han Na telah mengalami permerkosaan sebelumnya adalah poin yang sangat penting dalam sidang ini.” tegas Jin Woo, Han Na akhirnya duduk lemas, Hakim pun meminta pembela  melanjutkannya dan In Ah pun kembali duduk.
Saksi, selain hubungan profesor dan mahasiswa, Apa hubungan anda dengan Kim Han Na?” tanya Jin Woo
Dia adalah pacarku.”kata si pria, semua orang langsung saling berbisik, Dong Ho mendengarnya langsung melipat tangan didada.

Jadi, Kim Han Na menuduh pacarnya memerkosanya?” kata Jin Woo, Pria berkacamata itu membenarkan.
Kau yang berbohong bahwa kau belum menikah! Dasar penipu! Hakim, saya sangat mencintainya... Tapi, saya marah karena dia telah membohongiku Karena itulah saya mengajukan gugatan!” teriak Han Na membela diri.

Hakim menyuruh untuk tenang didalam ruang sidang, Han Na akhirnya kembali duduk. Jin Woo bertanya Siapa yang ingin mengajukan kesepakatan itu, Pria berkacamta mengatakan Ha Na yang meminta uang padanya. In Ah memejamkan matanya dengan wajah kecewa, Dong Ho tersenyum mendengar dari ruang sidang. Jin Woo terlihat sangat yakin bisa memenangkan kasus ini. 

bersambung ke episode 6


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09