Ho Won
pergi ke bagian pameran matanya seperti
melihat bayangan dirinya sedang berbaring ditempat tidurnya yang nyaman dan
mengeluarkan pakaian dari lemari. Ia ingin tinggal di ruangan seperti itu lalu
berbaring diatas ranjang.
“Kuharap
ini bisa jadi ranjangku selamanya.” Ungkap Ho Won dengan senyumanya.
Tim
Marketing mulai bersiap dengan sanding banner bertuliskan “Daftar Penampilan
Produk dengan Harga Khusus”. Woo
Jin memberitahu Semua orang akan berkumpul
di kantor pusat jadi tambahkan
banyak personel penjaga keamanan. Ji Na
mengerti dan sudah mengatur tempat tidur dengan pencahayaan LED tidak langsung di
pojok karena posisi yang bagus.
Kang Ho
dan Ki Taek melayani tamu yang datang dengan memberikan minuman dan brosur,
Saat itu Ki Taek melihat ke arah Ji Na dan Jae Min yang sibuk menjelaskan
produk pada pelanggan sebagai karyawan tetap.
Ki Taek
menanyakan Ho Won berpikir kalau pingsan saat datang ke pameran. Kang Ho
khawatir meminta Ki Tak tak bicara seperti. Ki Taek pikir mengajak agar
kerumahnya karena Ho Won tak mengangkat telpnya, Kang Ho bertanya apakah Ki
Taek tahu rumahnya, Ki Taek mengelengkan kepala.
“Padahal
dia sudah lama menunggu...buat mengambil surat pengunduran dirinya dari ruangan General Manager Seo.
Bagaimana kalau dia ketahuan dan kena marah?” ucap Kang Ho khawatir
“Aku satu
tim dengan General Manager Seo...,dan sepertinya dia orangnyatidak terlalu
mengerikan. Bukankah orang cerdas biasanya arogan?”kata Ki Taek
“Sejujur,
selama wawancara...Ho Won itu terlalu berlebihan.” Ucap Kang Ho
Ki Taek
melihat Ho Won kadang bisa jadi sangat pemarah Karena selalu menahan amarahnya.
Kang Ho pikir akan mencoba menelpnya, saat itu Ki Taek sibuk melayani tamu yang
datang. Woo Jin melihat para pekerja kontrak yang tak berkerja dengan serius.
Kkot Bi
membawakan kue beras karena sudah waktunya dan memberikan pada Manager Park
juga yang ada diruangan. Manager Park berkomentar kalau di celup madu rasanya
enak, Kkot Bi mengatakan kalau Direktur Han selalu memakannya tanpa madu.
“Ini
sudah terlalu matang.” Komentar Direktur Han tak ingin memakanya, Kkot Bi hanya
bisa meminta maaf, Direktur Han menyuruh Kkot Bi segera keluar saja. Manager
Park pikir tak masalah sambil makan kue beras.
“Bisa-bisanya
kau makan di situasi sekarang ini?”
keluh Direktur Han, Manager Park heran dengan Direktur Han terlihat tegang
“Selama
penampilan produk keempat kita...,apa produk baru kita diterima dengan baik?”
tanya Direktur Han, Manager Park mengelengkan kepala
“Kita
hanya disubkontrakkan oleh...mJJ Furniture. Tapi, kenapa JJ Furniture
dikecualikan dari daftar produk yang kita luncurkan?” tanya Direktur Han
“Kita
tentu saja akan meluncurkan produk
mereka. Walaupun mereka mengambil andil sebagai perusahaan penyedia..., maka kita
bisa cari cara menjualnya pada saluran belanja home shopping. Tim Penjualan
bisa menanganinya. Kau tidak perlu khawatir.” Ucap Manager Park menyaknkan
“Lakukanlah
tugasmu tanpa kesalahan. Kau harus mencapai target, 'kan? Pemenang dianggap
setia dan Pecundang adalah pengkhianat.” Kata Direktua Han, Manager Park dengan
yakin kalau akan menang.
Semua
tamu sudah masuk, Kang Ho menyingkir dari meja tamu masih mencoba menelp Ho Won
tapi ponselnya tak aktif dan merasa Firasatnya tidak enak. Saat itu seorang
anak ingin menaikia lemari, Ki Taek berusaha untuk menahanya sebelum lemari itu
terjatuh
Si Ibu
datang langsung memeluk anak dan memarahi Ki Taek karena harusnya kerja yang
benar dan anaknya itu hampir terluka. Ki Taek hanya bisa meminta maaf dengan
tangan seperti menahan sakit. Ji Na dan Woo Jin melihat kejadian pesis didepan
matanya.
Ditangga
darurat
Woo Jin
memarahi keduanya agar bisa Fokus bekerja padahal tugasnya tak begitu sulit, Ki
Taek membela diri kalau sudah mencegah adanya kecelakaan terjadi. Woo Jin
menegaskan kaalu tadi itu memang sudah kecelakaan.
“Apa kau
tahu berapa banyak biaya keluar buat mengadakan acara ini. Kami tidak
mempekerjakan kalian buat mengobrol.” Teriak
Woo Jin sangat marah
“Maaf,
aku tidak menduga akan terjadi seperti ini.” Ucap Ki Taek tertunduk.
“Itu
karena kalian sibuk menelepon orang dan tidak fokus. Jika kalian menyebabkan masalah
lagi...,lebih baik pergi saja.” Kata Ho Won melotot marah dan pergi.
Ki Tak
pun bisa mengerti alasan Ho Won dulu ingin menabrak pintu utama tempat kantor
lamanya dan juga tahu g apa artinya membunuh seseorang dengan kata-kata. Kang
Ho melhat Woo Jin itu memang mengerikan.
Ji Na dan
Jae Min menjelaskan ke bagian tempat tidur. Penjunjung yang melihat kalau Kasurnya
nyaman sekali tapi dengar ada suara. Ji Na mencoba menjelaskan kembali barang
yang ingin dijualnya, si wanita mencoba
duduk di atas tempat tidur lalu dikagetkan seperti merasakan sesuatu dibalik
selimut.
Jae Min
dan Ji Na membuka selimut ternyata Ho Won sedang tertidur pulas, Ki Taek dan
Kang Ho datang melihat Ho Won yang tertidur pulas. Ho Won pun terbangun dari
tidur pulasnya dan langsung menarik selimut karena malu.
“Dia
sedang menguji coba bagaimana nyamannya tidur di ranjang ini.” Kata Ki Taek
berusaha menenangkan pembeli. Ji Na terlihat marah, Woo Jin datang melihat
pameranya kali ini gagal akibat ulah 3 perkerja kontrak.
Direktur
Han memarahi Woo Jin yang meluncurkan produk dan yang terjadi adalah kekacauan,
Ia memberitahu bahwa Panelis konsumen adalah
pelanggan utama mereka dan berpengaruh
di pasar online Jadi segali menampilkan produk yang bahkan belum dirilis tapi
Woo Jin sudah membuat malu perusahaan.
“Ini
tidak ada hubungannya dengan kualitas
produk. Tapi Ini hanyalah kesalahan
karyawan sementara.” Kata Woo Jin membela diri
“Jadi maksudmu
ini bukan kesalahanmu?” kata Direktur Han, Woo Jin akhirnya meminta maaf.
“Direktur
Ini pertama kalinya dia bekerja di perusahaan perabotan dan tidak tahu
bagaimana pentingnya acara penampilan produk.” Komentar Manager Park membela
tapi sekaligus merendahkanya.
“Kenapa
kau tidak periksa terlebih dahulu? Apa kau tidak latihan dulu? Kenapa kau
membuat kesalahan ketika kau sangat yakin begitu?” ucap Direktur Han lalu
menyuruh Woo Jin keluar karena tak mau melihat wajahnya dan harus menulis surat
permintaan maaf.
Woo Jin
berjalan keluar dan mendengar manager Park ingin menyenangkan hati Direktur Han
kalau Suk Kyung berhasil buat kesepakatan
dengan klien besar di Cina. Direktur Han terlihat sumringah dan
menanyakan keberadaan Suk Kyung.
Yong Jae
terlihat bersemangaat kalau akan ada makan malam perusahaan dengan tim desain jadi mereka semua akan
datang. Woo Jin berjalan begitu saja
saat Yong Jae menyapa dengan membungkuk, Yong Jae langsung mengeluh Woo Jin itu
sangat dingin.
Ho Won
hanya bisa tertunduk ketakutan dimejanya, Ji Na memberikan tugas pada Ho Won agar
merapihkan Surveie dan kirim filenya pada email jadi tak perlu ikut makan
malam. Ho Won bertanya apakah harus malam ini. Ji Na menyindir kalau sekarang Ho
Won akan tidur dan besok mengerjakannya serta meminta agar dikirimkan pada
emailnya saja. Ho Won binggung karena tak tahu caranya.
Woo Jin
datang dengan mengembalikan “Surat Pengunduran Diri” Ho Won meminta maaf atas
kejadian tadi, karena tidak bisa tidur tadi malam, jadi.. Woo Jin mengatakan
kalau tidak tertarik dengan permintaan maafnya dengan bertanya-tanya apa ini
kesalahan atau disengaja
“Kuharap
aku tidak melihatmu di sini besok pagi.” Ucap Woo Jin dingin, Ho Won hanya bis
duduk lemas di depan meja kerjanya.
Ia pun
menuliskan email pada Ki Taek dan Kang Ho.. “Katanya kalian dimarahi General
Manager Seo.” Lalu memilih semua dan
dikirimkan. Hao Won yang sedih tanpa sadar mengirimkan semua pesan pada seluruh
karyawan.
Ho Won
membereskan pakaian pada kopernya, Yong Jae menelo meminta agar mengejarnyak
tugasnya sebelum berangkat kerja nanti. Ho Won memberitahu kalau Woo Jin
menyuruh tak boleh masuk kerja mulai hari ini. Yong Jae tak peduli menyuruh Ho
Won agar Ho Won menuliskan alamatnya. [Rumah Sakit Miso]
Ho Won
sudah pergi dengan perintah kalau membutuhkan tanda tangannya dan akan
mengirimkan lewat faks. Ia mengeluh
kalau dirinya itu sudah berhenti tapi masih saja mengerjakan tugas. Ho Won
masuk ke seburah ruangan memanggil “direktur” Saat itu Dokter Seo keluar
tersenyum melihat Ho Won.
“Dia
tampan juga.” Gumam Ho Won bahagia melihat Dokter Seo, Dokter Seo pun mengaku
sebagai pemilik dan direktur rumah sakit lalu menanyakan tujuanya.
“Saya
dari tim penjualan Hauline.” Ucap Ho Won, Dokter Seo berpura-pura baru
mengenalnya.
Yong Jae
baru saja minum kopi dan akan memindahkan kelebihan persediaan hari ini lalu
dikagetkan dengan email yang dikirimkan Ho Won apdanya.
“Hai Ki
Taek dan Kang Ho Katanya kalian dimarahi sama General Manager Seo. Maafkan aku.”
Jae Min
juga membacanya merasa Ho Won itu sudah gila. Yong Jae juga panik berpikir
kalau Ho Won benar-benar sudah gila.
Ho Won
mengambil gambar sambil bercerita kalau ini perkerjaan Yong Jae tapi karena ada
urusan jadi menyuruh memotret ruangannya. Dokter Seo duduk sambil tersenyum. Ho
Won pun meminta kalau memang ada yang tak disukainya, maka bisa memilih produk
lain. Dokter Seo mengaku tidak tahu yang mana yang bagus jadi meminta agar Ho Won
yang memilihnya.
“Siapa
namamu?” tanya Dokter Seo, Ho Won pun menyebutkan namanya dan mengaku kalau tak
punya kartu nama.
“Sepertinya
Anda suka semua desainnya.” Kata Ho Won, Dokter Seo pikir tidak ada yang perlu diubah. Ho Won mengerti
akan menyampaikan pesan pada Yong Jae.
“Sepertinya
kau pekerja baru” komentar Dokter Seo, Ho Won ingin memberitahu keadaan tapi
saat itu Yong Jae menelp menyuruhnya agar segera datang ke kantor sekarang. Ho Won pun langsung pamit pergi pada Dokter
Seo
Manager Park
terlihat frustasi dan memarahi semua
anggota tim yang harusnya mengawasi Ho Won dansemua orang pasti sudah baca email itu sekarang, menurutnya itu
Konyol sekali ini dan menyuruh Yong jae agar memanggil Ho Won segera.
Woo Jin
baru datang bertanya apa yang terjadi seperti ada ketegangan. Lalu membaca pesan yang dikirimkan Ho Won
pada semua karyawan di kantor.
“Hai Ki Taek dan Kang Ho.. Aku
belum pernah melihat..ranjang tidur seperti itu sebelumnya. Ranjangnya nyaman sekali,
sampai rasanya aku ingin tinggal di
ruangan itu. Aku tidak tahan dengan General Manager Park yang menggangguku di
tempat karaoke dan tidak terbiasa dipaksa minum seperti itu.”
Woo Jin
seperti bisa membayangkan Ho Won yang menuliskan email ditengah malah sebelum
pergi meninggalkan kantor.
“Kami
makan daging sapi Korea premium yang tidak pernah kumakan Sebelumnya, seakan-akan
itu perut babi..., setelah itu subkontraktor yang tak berdaya membayar seluruh makanan itu. Aku
tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang aneh ini.”
Yong Jae
pikir Ho Won itu membuka bagan perusahaan dan mengirim email ke semua orang. Woo Jin pun tersenyum lalu
bertanya Apa memang benar subkontraktor mentraktir mereka makan malam.Yong Jae
langsung membenarkan dan buru-buru meralat kalau tidak pernah. Woo Jin kembali membaca surat
yang dituliskan Ho Won
“Tapi begitu aku melihat
showroom tadi..., aku termotivasi untuk bisa
lama bekerja di perusahaan ini. Ruangan kamar yang hanya bisa kulihat
dalam dongeng Pekerjaan ini seperti sihir yang mengubah fantasi menjadi
kenyataan. Begitulah perusahaan ini. Keren, kan?”
Ho Won
baru saja datang, Ki Taek menyambutnya menyuruh agar rekan kerjanya itu mengambil
napas dalam-dalam dan harus harus tenang serta mempersiapkan menta. Ho Won
binggung ada dengan keduanya membuatnya takut.
“Apa Si
Pembungkuk tidak memberitahumu?” tanya Ki Taek, Ho Won mengaku kalau seniornya
hanya menyuruh datang ke kantor cepat.
“Kantor
sedang kacau balau.” Ucap Ki Taek
Woo Jin
akhirnya menelp Tn. Ahn dari tim informasi, Sementara Manager Park panik
diruanganya lalu mengintip melihat Woo Jin yang menyeringah. Woo Jin mengatakan
akan bertanggung jawab penuh serta mengirimi dokumennya sekarang.
Saat itu
juga semua pesan yang dikirimkan Ho Woo sudah terhapus pada semua komputer. Semua
orang hanya bisa melonggo, Yong Jae merasa kalau mereka semua sedang dipantau daan panik kalu direktur
utama membaca email itu yang di bagian menjelek-jelekkannya. Ho Won baru datang dengan wajah tegang
bersama Ki Taek dan Kang Ho.
Manager
Park langsung mengadu pada Direktur Han kalau ini sangat tidak adil dan tidak
masuk akal menurutnya kalau bisa akan menunjukan hati untuk membuktikan tidak
bersalah. Ho Won hanya tertunduk diam memandang dinding. Direkur Han menyuruh Manager Park diam karena
sudah terlalu banyak bicara.
“Dia menerima
suap dari subkontraktor. Bukankah Anda harus memberikan dia hukuman?” komentar
Woo Jin,
“Kau
bilang Suap? orang ini... Jangan bicara sembarangan... Aku akan menuntutmu atas
tuduhan palsu. Beraninya kau menuduhku menerima suap tanpa bukti? Bukti yang
kau punya cuma beberapa kata yang tak bisa dipercaya dari pekerja kontrak
belaka.” Ucap Manager Park membela diri
“Kau saja
tidak bisa memimpin bawahanmu. Kita harus berhati-hati dengan segala sesuatu
pada saat seperti ini. Bagaimana jika seseorang melaporkan ini ke atasan?” kata
Direktur Han mulai marah.
Manager
Park langsung memanggil Ho Won agar mengatakan yang sejujurnya, dengan mengumpat
marah kalau memberitahu semua omong kosong
dan berbohong. Ho Won membela diri kalau dirinya itu tak berbohong, Semua yang
ada diruangan terdiam.
“Semua
itu bukan bohong. Saya melihatnya sendiri.” Ucap Ho Won sebagai
Penyebar fakta danakan mengungkapkan kebenarannya.
“Manajer
Jo juga ada disana saat itu.” Kata Ho Won . Suk Kyung kaget namanya disebut sebagai
Saksi Mata Pertama dengan Tujuan masih ingin
naik jabatan jadi general manager.
“Kang Ho...
Kau juga melihatnya.”kata Ho Won, Kang Ho sebagai Saksi Mata Kedua, dengan bertanya-tanya
kenapa harus ada diruangan itu juga karena bukan siapa-siapa.
“Subkontraktor
yang membayar makan malam kita, dan dia memberikan amplop pada General Manager
Park.” Kata Ho Won dan Manager Park sebagai tersangka dan akan membunuh Ho Won.
Sementara
Direktur Han sebagai hakim yang memutuskanya. Dan Woo Jin sebagai saksi merasa
suasanan ini sangat kacau. Dan kali ini sebagai “Kasus tuduhan penyuapan yang
diterima si Brengsek Sang Man”
“Hei.. Memangnya
kau melihatnya? Apa Kau lihat aku menerima amplop Aku hanya tidak bisa
percaya apa yang dia lakukan. Sekarang
ini abad ke-21. Kita tidak memangsa subkontraktor lagi. Dan Juga, tadi kau
bilang subkontraktor yang bayar makan malam? Mana bisa dia bayar kalau dia saja
tidak ada disana” Apa kau itu masih
mabuk?” ucap Manager Park menanyakan pada Kang Ho apakah melihatnya.
“Kang
Ho.. Beritahu mereka... Kau saat itu melihatnya denganku, dan kita pun
membicarakannya.” Ucap Ho Won meminta Kang Ho bicara.
“Saya yakin...”
ucap Kang Ho terlihat gugup.
Ki
Taek gelisah terus bangun lalu duduk
terus menerus, Ji Na yang duduk didepanya menyuruh Ki Taek duduk saja. Yong Jae berkomentar kalau Satu orang idiot
sudah mengacaukan seluruh tempat dan setuju
kalau ini alasan menurut General Manager
Park masalah pribadi itu hal penting.
“Dasar.
Apa benar kau tidak makan itu? Kau makan iga, 'kan, waktu kumpul-kumpul kemarin?” ejek Ji Na
“Hei.
Jaga ucapanmu... Kami cuma makan perut babi kecil dan General Manager Park yang
bayar.” Kata Yong Jae. Ji Na tahu kalau Yong Jae itu bohong
“Kau
selama ini bilang kalau karyawan laki-laki
yang melayani klien kita. Tapi yang ternyata kau lakukan di luar mengeksploitasi
subkontraktor.” Sindir Ji Na
“Bicaramu
itu sembarangan sekali” komentar Yong Jae. Ji Na tahu kalau Yong Jae naik
jabatan karena hal itu.
“Kita
mengorbankan hidup kita untuk perusahaan
kita. Aku muak minum alkohol.” Kata Yong Jae membela diri
“Baiklahh..
Kau itu hanya tukang pandai bicara.” Ucap Ji Na lalu bertanya apakah Manajer Jo
juga waktu itu ada disana. Ji Na mengangguk.
“Dia
ternyata akhirnya menerima kenyataan. kalau minum lebih efektif daripada kerja
keras.” Komentar Ji Na, Jae Rim memberitahu kalau Suk Kyung sudah datang.
Ho Won
ikut berjalan dibelakangnya melirik sinis pada Kang Ho yang hanya bisa
tertunduk. Yong Jae pun menanyakan kelanjutana.
Flash Back
Kang Ho
mengaku kalau tidak melihatnya walaupun .memang ada disana dengan Ho Woon tapi
tetap tidak melihatnya. Ho Won yakin akal Kang Ho melihatnya dan Ada amplop di
dalam tas itu. Kang Ho tetap pada pendirian kalau tak melihatanya. Ho Won yakin
kalau Kang Ho itu melihatnya.
“General
Manager Park yang bayar makan malam..., setelah itu kami pergi karaoke.” Kata
Kang Ho menutupi kebusukan Manager Park
“Ho Won
saat itu mabuk. Setelah itu dia pulang.” Ucap Manager Park tersenyum puas bisa
membuat dirinya tak bersalah.
Ho Won
tak percaya kalau Kang Ho bisa melakukan seperti ini padanya, karena juga
melihatnya. Suk Kyung memanggil Yong Jae, agar mengajak Kang Ho cari udara
segar. Yong Jae langsung berkomentar kalau Ho Won itu sial seperti dugaanya,
lalu mengajak Kang Ho pergi.
“Aku
minta maaf... Maaf aku tidak bisa membantumu. DirUt Han juga sepertinya takkan
berubah pikiran.” Kata Suk Kyung, Ho Won pun membawa semua barang dan pamit
pergi.
“Entah
itu kesalahan atau tidak...,satu-satunya hal yang penting dalam perusahaan
adalah penghasilan.” Kata Suk Kyung.
Tiga
perkerja masuk lift yang sama dengan Ho Won membahas tentang email yang dikirim
salah satu orang dari tim penjualan dan mengetahui statusnya sebagai pekerja
kontrak. Salah satu pria pikir orang ittu tak peduli karean pekerja
kontrak berhenti kapan saja.
“Pekerja
kontrak itu sudah seperti bom waktu
berjalan saja. Beraninya pekerja kontrak berbuat seperti itu? Sembrono sekali.” Keluh perkerja
lainya, Ho Won pun mendengarnya kalau dipecat.
“Ada alasan
kenapa mereka tidak bisa jadi pekerja tetap.” Balas pekerja lainya.
Ho Won
mencoba untuk sabar dan tiba-tiba lift berhenti, ketiganya panik meminta tolong
pada petugas. Saat itu jiwa Ho Won keluar dari tubuhnya melupaakan amarah kalauPekerja
kontrak tetaplah karyawan bahkan tak sengaja melakukannya karena senior tidak
mengajarinya.
“Ketika
karyawan baru dapat pelatihan di lapang..., aku malah menyalin dokumen. Aku
mulai menjalankan tugas sebelum aku belajar tentang sistem perusahaan. Aku
membuat kesalahan karena aku tidak tahu.
Apa kalian itu tak bisa mengajariku?” ucap Ho Won meluapkan amarah
Saat itu
petugas memberitahu kalau Ada kesalahan teknis, jiwa Ho Won pun kembali ke
tubuhnya dan lift kembali berjalan.Tiga pria ingin keluar tapi Ho Won menahan
pintu dan kembali di tutup.
“Aku...memang
karyawan sementara yang sembrono. Aku tidak...hanya hampir mati. Tapi aku akan
mati sungguhan!” teriak Ho Won marah dan meminta agar menekan lantai 9. Ketiga
ketakutan menekan angka 9.
Semua
yang ada diruangan binggung melihat Ho Won yang kembali dan menaruh barangnya
di lantai. Woo Jin baru saja keluar ruangan. Ho Won dengan penuh amarah mengatakan
tidak bisa berhenti seperti ini.
Bersambung
ke episode 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar