Keduanya
bertemu di atap rumah sakit, Jae Bok ingin mengonfirmasi lagi kalau keduanya
itu sedang berkencan. Jung Hee panik mencoba untuk menjelaskannya. Na Mi
memberitahu kelau Jae Bok melihat melihat dari dalam lemari. Jung Hee kaget dan
teringat kalau ia pernah mencium Na Mi.
“Dia
melihat da bersembunyi di dalam lemariku kemarin.” Kata Na Mi,
Jung Hee pun berusaha menjelaskan kalau sebelumna keluar karean ada
janji. Jung Hee makin marah suaminya yang beralasan janji.
“Apa
maksudmu Janji berciuman? Apa dia kliennya?” kata Jae Bok marah
“Tapi aku
bersumpah kami tidak tidur bersama! Dan Aku berjanji! Kami tidak tidur bersama!
kami tidak melakukannya!” kata Jung Hee menenangkan istirnya.
“Lalu?
Apa kamu menginginkan hadiah karena tidak tidur dengannya? Apa aku harus
bertepuk tangan?” kata Jae Bok marah
“ Aku
tidak mau kau salah paham.” Ungkap Jung Hee, Jae Bok makin marah.
“Apakah
tidur bersama atau tidak itu penting? Kau membohongiku dan tinggal bersamanya
selama tiga bulan.” Ucap Jae Bok
Jung Hee
mengaku kalau tidak tinggal bersama dia dan hanya ada keperluan di sana. Na Mi
memberitahu kalau menurutnya tidur bersama itu penting sebelumnya memohoan pada
Jung Hee tapi ditolak dan membuatnya sangat tersinggung. Jung Hee mengangguk
setuju. Jae Bok berteriak pada Na Mi.
“Kau!!! Berhentilah merengek.” Teriak Jae Bok, Na Mi
pun berpura-pura mengeluh kepalanya sakit. Akihirnya Jae Bok tak ingin lagi
bicara pada Na Mi karena hatinya yang merasa bersalah juga.
“Jung
Hee... Ayo kita bercerai.” Kata Jae Bok, Jung Hee langsung meminta maaf pada
istrinya dan merasa sangat menyesal dan memaafkan untuk kali ini saja.
“Tidak
akan. Aku ingin bercerai.” Tegas Jae Bok yang sudah sakit hati dengan suaminya.
“Dan kau.
Aku akan menggugatmu atas kerugianku dan juga kau Jung Hee” kata Jae Bok pada
keduanya. Na Mi pikir kalau Hukum perzinaan telah dicabut.
“Aku tahu
itu. Dalam KUHP Bagian 750 dan 751, kau bertanggung jawab atas gangguan
emosiku. Pengadilan akan memintamu membayarku di muka atau gadaikan propertimu
sampai pembayaran dilakukan.” Tegas Jae Bok
Na Mi
ketakutan meminta agar memukulnya karena
tidak punya uang. Jae Bok pikir dirinya akan lebih menyiksa Na Mi dan akan
menghancurkanny secara sosial jadi memperingatkan dari sekarang. Ia pikir hari
ini sudah cukup lalu berjalan pergi.
Jung Hee
mengejarnya meminta maaf pada istrinya, mengaku salah dan brengsek. Jae Bok
bertanya apa kesalahan suaminya. Jung Hee binggung dan mengaku kalau Karena
berselingkuh dan ketahuan, akhirnya mengaku kalau semuanya kesalahanya.
“Bahkan
orang tua tampak manis saat mereka berpacaran. Kurasa ada beberapa
pengecualian. Apa itu karena kau tidak tidur dengan dia?” ungkap Jae Bok. Jung
Hee menarik tangan Jae Bok agar tak pergi.
“Tinggalkan
aku sendirian.” Perintah Jae Bok. Jung Hee tetap tak ingin melepaskanya.
“Tinggalkan
aku atau kau mati! Jika kau terus mengejarku, maka aku sungguh akan membunuhmu.
Jadi, jangan kejar aku. Jangan tunjukkan wajahmu untuk sementara ini.” Tegas
Jae Bok
Jung Hee
hanya bisa tertunduk penuh penyesalan. Na Mi mendekat menurutnya Karena kini
semuanya sudah terbongkar, maka lebih baik berpisahlah dengan istirnya saja dan
menikah denganya. Jung Hee kaget mendengar permintaan Na Mi dan kebingungungan.
“Kenapa?
Katamu kau mencintaiku, tapi apa kau tidak bisa melakukan itu?” ucap Na Mi,
Jung Hee hanya terdiam seperti tak ingin melepaskan istrinya.
“Aku
sungguh kecewa denganmu.” Kata Na Mi kesal dan melangkah pergi, Jung Hee sempat
menahanya. Tapi Na Mi mengibaskan tangan karena ingin meninggalkanya. Jung Hee
seperti serba salah dengan keadanya sekarang.
Bong Goo
berjalan masuk ke sebuah lorong rumah dengan banyak pelayan dan dua wanita
mengapitnya. Kedua wanita duduk disampingnya memberitakan rumah, Mobil dan juga
kantor bahkan akan membeli gedung 30 lantai serta membuka firma hukum untuknya.
Bong Goo terlihat sangat bahagia mendengarnya.
Saat itu
Bong Goo tertidur di bawah dengan wajah memar tersenyum bahagia dengan
mimpinya, seorang pengemis mendekatinya dan Bong Goo pun terbangun dengan wajah
kaget bertanya siapa pria itu dan kenapa ia ia bisa ada ditempat itu.
“Ponsel
dan Dompetku. Apa kau melakukan ini
kepadaku?” ucap Bong Goo menuduh melihat ke dalam jasnya. Si pria mengelengkan
kepala.
Bong Goo
mengingat sebelumnya baru saja selesai mengambil video milik Tuan Cho, lalu
jatuh pingsan karena bagian belakangnya di pukul. Ia memeriksa bagian kepala
yang tidak berdarah lalu merasakan
sesuatu yang janggal.
Bong Goo
pergi ke rumah sakit dan melihat tempat tidur Tuan Cho sudah kosong, perawat
datang memeriksa pasien lainya. Bong Goo pun bertanya dimana pasien yang
sebelumnya berada di kamar itu. Perawat tahu yang dimaksud adalah Tuan Cho
Young Bae lalu mengatakan kalau pindah rumah sakit.
Bong Goo
kaget dan bertanya pindah kemana,
Siperawat mengatakn tak tahu dan langsung keluar. Bong Goo pun merasa
kesal karena seperti dipermainkan seseorang.
Jae Bok
berjalan sendirian, mengingat kembali saat Jung hee yang panik masuk rumah
sakit memangil Na Mi dan memeriksa keadaanya. Ia mengingat saat Jung Hee masuk rumah sakit
memanggil namanya dengan panik yang membuatnya jadi pusat perhatian.
Flash Back
Jae Bok
yang mendengar nama suaminya merasa malu dan meminta agar tenang. Jung Hee
bertanya apa yang sakit dengan nada panik, Jae Bok mengaku tidak terluka dan
cuma sakit perut di kantor ternyata hanya gangguan pencernaan.
“Itu
karena kau makan begitu cepat sebelum ke kantor.” Kata Jung Hee. Jae Bok lalu
melihat suaminya hanya mengunakan satu sandal saja. Jung Hee pikir hilang saat
pergi ke rumah sakit.
“Kau
berdarah dan Itu harus dibersihkan.” Kata Jae Bok berbalik khawatir dan
memanggil perawat.
Jung Hee
mengaku baik-baik saja, sambil memeluk istrinya dan meminta maaf sambil
mengungkapkan perasaan cintanya dan meminta agar tak sakit lagi. Jae Bok pun
terlihat bahagia dengan suaminya.
Jae Bok
mengingat perhatian suaminya itu bertanya-tanya kenapa bisa berubah, lalu
mengumpat kesal dengan menginjak-nginjak kakinya ditanah. Tapi saat itu hak
sepatunya malah menyangkut dalam lubang air dan membuatnya jatuh.
Beberapa
orang hanya melihatnya dan Jae Bok jatuh tepat dibawah genangan air. Ia pun
berusaha agar bangun menarik sepatunya yang rusak dan berjalan dengan tatapan
aneh karena hanya mengunakan satu sepatu.
Jae Bok
melihat ada tenda makanan demi menenangkan hatinya memilih untuk mendatanginya.
Si bibi melihat Jae Bok yang makandengan lahap, Jae Bok pikir harus berbahagia
seusai makan dan melihat sebuah sandal tak terpakai dan meminta agar dijual
padanya.
Tiba-tiba
terdengar suara yang memanggil “unnie” Jae Bok tak sadar sampai menolehkan
wajahnya melihat Eun Hee ada diseberang jalan melambaikan tanganya padanya.
Wajah Eun Hee terlihat sangat bahagia bertemu dengan Jae Bok, mengataka akan
segera kesana.
Jae Bok
panik saat melihat Eun Hee yang menyebrang hampir tertabrak oleh mobil. Eun Hee pun berhasil menyebarang jalan tanpa
zebra cross, Jae Bok langsung meraih tanganya memberitahu kalau itu berbahaya.
Eun Hee mengaku kalau terlalu senang bertemu dengan Jae Bok dan tak percaya bertemu
secara kebetulan.
“Ini kali
kedua kita bertemu, kan?” kata Eun Hee lalu kaget melihat Jae Bok yang
mengunakan sandal.
“Sepatu
hakku rusak. Apa ini terlihat aneh?” ucap Jae Bok merasa tak masalah dengan
yang digunakan daripada bertelanjang kaki.
“Ada
beberapa pakaian di mobilku.” Kata Eun Hee. Jae Bok menolak karenabisa berganti
pakaian di rumah.
“Kau harus
tetap berganti pakaian sekarang. Mengenakan pakaian kotor akan membuatmu tertekan.
Keduanya
masuk ke dalam toilet, Jae Bok merasa tak enak hati dan ingin menolaknya. Eun
Hee pikir Jae Bok harus memakai pakaiannya karena sedang perjalanan menuju gym
jadi bisa bertukar pakaian. Akhirnya keduanya duduk bersebelahan dengan Eun Hee
yang siap membuka bajunya.
“Ini
mengingatkanku saat masa-masa bersekolah. Aku berganti pakaian sebelum membolos
kelas malam” cerita Eun Hee.
“Apa Kau
membolos kelas malam? Tapi penampilanmu berkata lain.” Komentar Jae Bok
“Yah..Tentu
saja. Apa Kau tidak pernah membolos? Aku yakin Pasti Kau gemar membolos.
Jae Bok
mengaku tidak pernah mengikuti kelas malam. Eun Hee pikr Jae Bok selalu
membolos. Jae Bong mengaku kalau ia harus bekerja, karena Keluarganya kurang
mampu. Eun Hee pun memberikan jaket miliknya pada Jae Bok dari atas toilet.
Jae Bok
sudak mengunakan pakaian yang digunakan Eun Hee sebelumnya. Eun Hee sudah
mengunakan pakaian trainingnya melihat Pakaianitu sangat pas dengan untuk Jae
Bok dan merasa kalau mereka dulu itu
kembar di kehidupan sebelumnya, bahkan tak sengaja bertemu dan ukuran
pakaian yang sama.
“Yah... Mungkin.”
Pikir Jae Bok seperti merasa tak enak. Eun Hee memberikan sepasang sepatu. Jae
Bok menolak tapi Eun Hee memaksa agar Jae Bok memakainya.
“Pakailah.
Aku sudah mengganti sepatuku.” Ucap Eun Hee sudah mengunakan sepatu kets. Jae
Bok mulai memasukan kakinya.
“Astaga,
bahkan sepatu haknya cocok denganmu” ungkap Eun Hee tak percaya. Jae Bok pun
hanya bisa sedikit tersenyum walaupun terasa canggung.
Jung Hee
kaget kalau atasanya meminta agar mengundurkan diri. Manager itu yakin Jung Hee
tahu kalau mereka harus mengurangi jumlah pegawai bulan depan dan nama Jung Hee
salah satu yang terdaftar.
“Lebih
baik aku menghilang sebelum segalanya semakin parah, kan?” ucap Jung Hee
menjelaskan maksudnya. Atasanya membenarkan,Jung Hee hanya diam karena situas
dirinya sekarang benar-benar buruk baik dirumah atau kantor.
Eun Hee
mengantar Jae Bok pulang, Sebelum turun Jae Bok mengucapkan terimakasih dan akan
mencucinya sebelum mengembalikannya. Eun Hee pikir Tidak perlu menurutnya akan
bertemu dengan sekali lagi karena baju itu. Jae Bok pikir Eun Hee harus pergi
karena terlambat berolahraga. Eun Hee pikir bisa pergi sekarang.
“Bukankah
suamimu pulang sebentar lagi?” kata Jae Bok, Eun Hee sedikit gugup.
“Suamiku
akan pulang larut nanti malam, karena Dia ada banyak pekerjaan jadi selalu
pulang larutSibuk itu hal baik. Mereka akan membawamu ke tempat-tempat yang
bagus..” Ucap Eun Hee.
Jae Bok
binggung maksud ucapan Eun Hee, Eun Hee menjelaskan kalau sedang membicarakan
tentang sepatu yang dipakai Jae Bok karean menurutnya Hanya hal-hal baik yang
akan mendatanginya mulai sekarang. Jae Bok pun pamit pergi.
Eun Hee
melihat dibagian belakang masih ada sepatu Jae Bok yang tertinggal menurutnya
Jae Bok tidak perlu mengingatkannya tapi ia yang akan mengembalikannya.
Jae Bok
sedang berjalan pulang kaget melihat Bong Goo menunggu di dekat rumahnya. Bong
Goo menyindir Jae Bok kalau hendak menemui teman-temannya malam-malam dengan
mengejek pakaian itu kalau tiruan palsu terlihat lebih orisinal. Jae Bok
menatap wajah Bong Goo dan kaget karena ada memar.
“Jika aku
memberitahumu wajahku lebam karena kamu, akankah kau percaya?” ucap Bong Goo,
Jae Bok dengan sinis berkata tidak. Keduanya berjalan bersama dan diam-diam Eun
Hee melihat dari kejauhan.
“Apa kau
tahu yang baru kuhadapi?” ucap Bong Goo, Jae Bok pikir tak perlu
memperdulikanya.
“Tuan Cho
Young Bae itu... Dia berpura-pura.” Kata Bong Goo, Jae Bok pikir sudah mengiranya sebelumnya tapi tak ada yang
bisa dilakukan karena mereka tidak
mempunyai bukti.
“Ada buktinya
dan Aku menemukannya. Katanya pipi kirinya lumpuh, tapi kurekam dia bergerak
normal dengan ponselku.” Cerita Bong Goo.
Jae Bok
melonggo tak percaya mendengarnya, lalu meminta ponsel Bong Goo agar bisa
melihatnya. Bong Goo mengaku kalau sudah
menghilangkannya. Jae Bok terlihat geram, ia tahukalau rekan kerjanya
itu sedang dalam masa sulit. Bong Goo binggung kalau Jae Bok bisa mengetahui
keadaanya.
“Aku tahu
dari firma hukum. Katanya kamu dipecat.” Kata Jae Bok
“Aku
tidak dipecat. Kontrakku sudah berakhir.” Ucap Bong Goo membela diri.
“Reputasimu
buruk, jadi, tidak ada yang akan menerimamu. Kenapa kau melakukan itu saat kau
juga dipecat?” keluh Jae Bok. Bong Goo tak menyangka dirinya akan dipecat.
“Tapi
Teganya kau mengatakan itu setelah melihat wajahku.” Keluh Jae Bong Goo.
Eun Hee
yang terus melihat keduanya berjalan bersama hampir saja menabrak pengantar
makanan, seperti penasaran melihat keduanya. Bong Goo menyuruh Jae Bok menelp
Tuan Cho karena pindah rumah sakit dan yakin pasti tidak akan menjawab.
Jae Bok
pun mncobanya ternyata memang tak dijawab, Bong Goo membanggakan dirinya yang luar
biasa. Jae Bok yang kesal menyuruh Bong
Goo diam lalu mencari nama "Istrinya tuan Cho" hasilnya ponselnya tak
aktif.
“Ini
bukan masalah sepele dan Pasti ada hal yang lebih besar. Katamu suamimu bekerja
di sebuah kantor, kan? Apa dia punya banyak utang? Apa dia mendapatkan pinjaman?”
ucap Bong Goo, Jae Bok tak ingin memmbahasnya.
Bong Goo
yang sok tahu yakin dengan dugaanya lalu menyuruh Jae Bok agar menelp suaminya,
karena mungkin saja suaminya itu dibawa ke sebuah pulau terpencil. Jae Bok hanya diam saja seperti ragu. Bong
Goo pun menduga kalau suami Jae Bok itu berselingkuh. Jae Bok menyangkalnya.
“Sebelumnya
aku ragu, tapi ini pasti benar. Apa suamimu berselingkuh dengan rekan kerjanya?
Kau bisa Katakan. Dia koleganya, kan?” kata Bong Goo, Jae Bok tetap
menyangkalnya.
“Kurasa
aku benar. Ini perkara percintaan. Cho Young Bae adalah mantan kekasih dia. Dia
marah karena wanita itu pergi demi suamimu. Jadi Cepat telepon suamimu. Melihat
cara mereka memukuliku, dia mungkin terlibat masalah dengan beberapa gangster.”
Kata Bong Goo, Jae Bok tak peduli memilih untuk pergi.
“Apa kau
tidak memperdulikan anak-anakmu?” ucap Bong Goo, Jae Bok pun berhenti
melangkah.
Jung Hee
sedang duduk minum di cafe, Jae Bok
akhirnya menelp suaminya menanyakan keberadan. Jung Hee mangaku sedang minum
sendirian, lalu bertanya apakah ia boleh pulang sekarang karean ingin bicara.
Bong Goo berbisik menyuruh Jae Bok agar suaminya datang sekarang juga.
“Tuan Cho
tidak bisa dihubungi. Dia pindah rumah sakit, Kaua Cari tahulah dan SMS aku.”
Ucap Jae Bok lalu menutup telpnya.
“Apa kamu
benar-benar istrinya? Bagaimana jika sesuatu menimpa dia?” ejek Bong Goo, Jae
Bok pikir Itu urusannya lalu pamit pergi.
“Hei...
Aku sudah jauh-jauh datang dan Kau seharusnya mentraktirku. Aku diteror selagi
menyelidiki kasus ini dan belum makan sejak tadi siang.” Kata Bong Goo dengan
wajah melas.
“Aku tidak
pernah meminta bantuanmu dan Kau bahkan bilang tidak mau mengambil kasus ini.”
Balas Jae Bok
“Anak-anakmu
menangis. Bagaimana bisa aku mengabaikan mereka? Dan Anak-anakmu menangis
karena suamimu. Itu membuatku tidak nyaman, jadi, aku hanya berniat mengecek,
lalu ini terjadi. Padahal Aku baru saja fasial pekan lalu, tapi kini hancur
lagi, Aku terlalu tampan untuk diperlakukan seperti ini.” Ucap Bong Goo kembali
dengan gaya arogantnya.
Jung Hee
menelp Detektif Kim memberitahu kalau Tuan Cho tidak bisa dihubungi lalu
mengetahui kalau mantan atasanya itu
akan mencabut gugatannya. Diam-diam Young Bae mendengar dan melihat Jung
Hee yang bicara dari kejauhan.
Na Mi
menelp Young Bae meminta agar ingin bertemu dengannya. Setelah itu ia menatap
buku diarynya yang tertulis "Kenapa
aku masih membutuhkan uang lebih?" lalu meminta maaf pada Jung Hee dan
mengatakan tidak akan membiarkannya pergi dan menegaskan kalau Jung Hee adalah
miliknya.
Bong Goo
dan Jae Bok makan ramyun bersama di mini market, Bong Goo berkomentar kaalu makan ramyeon
setelah dipukuli mengingatkannya pada kenangan lama. Saat itu ponsel Jae Bok
berbunyi, Bong Goo yakin itu dari suami Jae Bok dan ingin melihatnya.
Jae Bok
menghalanginya tapi Bong Goo langsung berdiri dibelakangan dan wajah mereka
saling berdekatan. Jae Bok seperti merasakan sesuatu tapi mencoba tak
menghiraukanya. Bong Goo tak percaya kalau Tuan Cho akhirnya Mencabut gugatan.
“Benarkan?
Semuanya berkat aku. Dia kabur karena aku memergoki dia berakting.” Ucap Bong
Goo yang berbicara sampai mulutnya muncrat.
Jae Bok mengeluh kalau tu menjijikkan.
“Apa kamu
tahu di mana tempat tinggal Tuan Cho? Cepat Cari tahu” kata Bong Goo. Jae Bok
akan pergi menyuruh Bong Goo agar menghabiskan ramyunya sja.
“Apa kau
akan melupakannya karena mereka tidak menggugatmu? Tidakkah kau merasa ada yang
tidak beres? Bagaimana denganku? Aku dipukuli, lalu ponsel dan dompetku hilang.”
Kata Bong Goo
“Apa kau sudah
melaporkan bahwa kartumu hilang? Bagaimana kau bisa kemari?” tanya Jae Bok
“Aku
sudah melaporkannya dan punya cara sendiri untuk pergi ke mana pun tanpa uang.”
Jelas Bong Goo.
Jae Bok
ingin tahu harga ponsel Bong Goo, Bong
Goo mengaku model terbaru serta, sarung ponselnya sangat langka dan mahal. Jae
Bok melihat isi dompetnya hanya 10ribu won dan memberikan pada Bong Goo untuk
pulang serta mengirimkan pesan untuk harga ponselnya lalu berjalan pergi.
“Hei.. Apa
kamu akan pergi begitu saja? Bagaimana denganku? Apa aku benda yang bisa
dibuang atayumpan? Apa Karena mereka mencabut gugatan, aku sudah tidak
berguna?” ucap Bong Goo kesal, Jae Bok berbalik lalu berlutu didepan Bong Goo.
“Aku
tidak memintamu meminta maaf sambil berlutut.” Kata Bong Goo binggung. Jae Bok
menyuruh Bong Goo memanjukan kakinya yang sedari tadi melihat tali sepatunya
yang lepas.
“Setelanmu
rapi, tapi tali sepatumu selalu tidak diikat dan Terima kasih atas bantuanmu.”
Ucap Jae Bok lalu berjalan keluar dari minimarket. Bong Goo terdiam melihat
kebaikan Jae Bok padanya.
Hye Ran
menelp Jae Bok memastikan kalau sudah pulang dengan selamat dan memberitahhu
kalau sudah dipukuli, tapi tidak mati dan dirinya juga tak tahu kalau gedung
itu milik Tuan Park. Won Jae langsung mengambil ponsel dari tangan Hye Ran.
“Bagaimana
dengan anak-anakmu? Apa mau kuantarkan?” ucap Won jae, Jae Bok mengatakan akan
menjemput nanti dan meminta maaf pada temanya.
“Kita
harus bagaimana lagi? Kau selalu tertimpa masalah. Apa kau baik-baik saja?”ucap
Won Jae. Jae Bok mengaku kalau baik-baik saja lalu menutup telpnya.
Jae Bok
melihat jaket milik Eun Hee yang sebelumnya dengan berani menyebrang jalan yang
berbahaya dan mengaku kalau terlalu senang
bisa bertemu dengannya. Akhirnya Ia melihat pakaian dalam lemari lalu memasukan
ke dalam sebuah tas.
Young Bae
melihat kepala Na Mi dengan perban lalu bertanya ada apa dengan dahinya. Na Mi
mengaku kalau terjatuh, Young Bae pun ingin tahu alasan Na Mi yang ingin
bertemu denganya. Na Mi pikir akan minum dahulu karena merasa sangat haus.
Young Bae yang penasaran menyuruh Na Mi segera mengatakanya.
“Aku akan
mengembalikan uang yang Anda berikan kepadaku. Aku tidak bisa melakukannya.”
Ucap Na Mi memberikan uang lemabaran 50ribu won dalam tumpukan yang banyak
“Kau
sudah melakukannya dan Itulah sebabnya kau dibayar.” Tegas Young Bae
“Aku
mestinya menerima bayarannya dan pergi.” Kata Na Mi, Young Bae membenarkan
karena tugasnya sudah selesai.
“Tapi... Aku
tidak bisa pergi.” Kata Na Mi, Young Bae bertanya berapa banyak lagi uang yang
dibutuhkanya.
“Aku
tidak menginginkan uang dan tidak akan membohongi Koo Jung Hee lagi. Aku mencintai Jung Hee.”
Akui Na Mi
“Dasar
wanita jalang! Apa Kau pikir dengan mengembalikan ini, semuanya akan berakhir? Bagaimana
dengan bayaran bulanan yang sudah kau terima? Bagaimana utangmu dengan lintah
darat yang sudah kubayar saat kau memulai ini?”teriak Young Bae marah
Na Mi
dengan berani mengatakan akan mengembalikan semuanya. Young Bae memukul Na Mi
dengan segepok uang, Na Mi mengeluh Young Be yang tak bisa melihat dirinya itu sedang
sakit. Young Bae terus engumpat bertanya berapa lagi yang diinginkan Na Mi
sampai nekat bertingkah seperti sekarang.
“Kau keliru!Aku
mencintai Jung Hee.” Tegas Na Mi yang tak menginginkan uang.
“Kau
bilang Cinta? Haruskah aku memberi tahu
dia alasan kamu menggodanya? Haruskah aku memberi tahu pria yang kau cintai? Aku
akan memberi tahu dia betapa kotornya dan
Betapa liciknya kau. Haruskah aku memberi tahu Koo Jung Hee segalanya?”
kata Young Bae, Na Mi hanya diam
Jung Hee
baru pulang melihat istrinya akan keluar rumah lalu bertanya mau kemana. Jae
Bok menjawab akan ke rumah Won Jae untuk menjemput anak-anak. Jung Hee akan
masuk rumah, Jae Bok melarangnya untuk masuk, dan meminta agar menghilanglah
untuk sementara ini sampai mereka pindah. Jung Hee tak mengerti maksud
istrinya.
“Sudah
kubilang. Aku ingin bercerai dan Untunglah sewanya naik dalam dua pekan, jadi,
kita bisa berpisah seperti tidak ada apa-apa.” Ucap jae Bok ketus
“Apa Kau
sungguh ingin bercerai?” kata Jung Hee, Jae Bok pikir dirinya itu dianggap
seperti berbohong. Jung Hee kembali meminta maaf dan mengaku sangat menyesal.
“Aku
tidak berniat melakukannya. Itu terjadi begitu saja. Aku stres dengan pekerjaan
dan kesepian, jadi...” ucap Jung Hee menjelaskan.
Jae Bok
pun balik bertanya dengan dirinya yang juga mengalami hal yang sama, yaitu stres dan kesepian. Jung Hee meminta maaf dan
berjanji akan menebusnya selama sisa hidupnya.
“Tidak.
Aku tidak bisa memaafkanmu dan Aku tidak cukup baik untuk memaafkan suami yang
berselingkuh serta menipuku. Harga diriku tidak akan mengizinkannya.” Tegas Jae
Bok
“Bagaimana
dengan anak-anak, Jin Wook dan Hae Wook?” tanya Jung Hee, Jae Bok
mengatakan akan membesarkan mereka.
“Tidak
boleh, Aku tidak bisa hidup tanpa mereka.” Tegas Jung Hee tak terima
“Lantas
kenapa kamu berselingkuh? Bagaimana bisa kau menghadapi mereka?” sindir Jae Bok
Jung Hee
terdiam, Jae Bok menyuruh Jung Hee membawa tasnya dan pergi sebelum dirinya
menggila. Jung Hee tahu kalau istirnya itu muak melihatnya saat ini jadi akan pergi
untuk saat ini dan bertobat jadi meminta tolong agar jangan marah.
“Di mana
kamu akan tinggal dan bertobat? Apa Di rumah Jung Na Mi?” kata Jae Bok geram
melihat suaminya yang pergi.
“Tidak! Aku
tidak akan menemuinya lagi! Aku hanya akan menginap di kamar motel kecil atau
di sauna. Jadi Jangan marah, serta Makanlah dengan teratur dan jaga dirimu.”
Ucap Jung Hee yang masih memberikan perhatian pada istirnya.
“Tenanglah,
Shim Jae Bok... Jangan menurunkan martabatmu. Santai saja. Tenang dan berdoa.”
Gumam Jae Bok dengan mengepalkan tanganya.
“Berhenti.
Apa Kau tahu, aku ingin membiarkanmu pergi dengan baik, tapi aku tidak bisa.
Itu hanya akan menggangguku.” Ungkap Jae Bok lalu meminta izin pad Hye Ran agar
bisa mengunakan area gym.
Keduanya
sudah ada dalam ring, Jae Bok sudah mengunakan sarung tinjunya, mengatakan
kalau Disiplin, gaya bebas, Durasi, sampai salah satu dari mereka pingsan. Jung
Hee pikir Kekerasan itu buruk jadi lebih baik tak melakukanya. Jae Bok tahu Tapi
pelecehan fisik bukan satu-satunya tipe kekerasan.
“Kamu
mengkhianatiku dan juga pelecehan. Itu kekerasan, Itu bahkan lebih keji
daripada kekerasan fisik. Apa kau Mengerti?” ucap Jae Bok mulai memberikan
pukulan dan Jung Hee belum siap sudah terjatuh.
“Apa yang
kau suka darinya? Dia bahkan tidak lebih cantik daripada aku. Dia bahkan tidak
punya anak untukmu! Apa yang kau suka darinya sampai mengkhianatiku? Apa kau
menyukai dia karena dia baru? Aoa Dia masih terasa segar saat kau menciumnya?”
ucap Jae Bok sambil memukul habis Jung Hee.
Jung Hee
akhirnya terbaring tanpa melawan dengan hidung yang berdarah, Jae Bok duduk
diatas tubuhnya seperti tak bisa lagi memukul sambil menangis menanyakan alasa
suaminya yang melakukan itu padanya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar