PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 30 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 6 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Tuan Jo keluar dari ruangan investigasi. Tuan Hwang datang bertanya apa yang dikatakan Tuan Jo sampai bisa melepaskanya karena Dari yang diketahuisulit keluar hidup-hidup dari sana. Tuan Jo memberitahu Dalam hidup, tak ada yang namanya makan siang gratis.
“Sebab itu makan siang gratis adalah yang paling mahal.” Ucap Tuan Jo
“Chul Gang, aku bertanya. Kau harus jawab.” Kata Tuan Hwang. Tuan Jo hanya dia saja.
“Kenapa menghindarinya? Tak sopan. Apa Maksudmu, aku harus membantumu karena aku dapat uang darimu?” kata Tuan Hwang sinis
“Pak... Aku, Jo Chul Gang, yatim piatu yang berkeliaran dan meminta makanan. Aku tak punya orang tua dan saudara. Kaulah yang membantuku sampai di sini. Kau keluargaku.” Kata Tuan Jo. Tuan Hwang seperti baru mengetahuinya.
“Aku akan setia kepadamu. Apa pun yang terjadi, keluarga harus tetap bersama hingga akhir. Maksudnya, situasi kita sama.” Kata Tuan Jo lalu melangkah pergi.
“Kenapa dia membuatnya terdengar menyeramkan? Memangnya dia malaikat pencabut nyawa?” keluh Tuan Hwang kesal. 


Di rumah, Tuan Jo bertemu dengan CEO Chun dan Seung Jung lalu berkomentar tampaknya ada banyak yang terjadi saat ia tak ada. CEO chun menganguk kalau ada banyak yang terjadi jadi Karena itu, mau... Seung Jung langsung memotong ucapanya.
“Apa Kau berniat menahan orang lain selain aku?” kata Seung Jung. Tuan Jo bingung siapa yang dimaksud Orang lain
“Apa Kau kenal orang ini?” tanya Seung Jung memperlihatkan Foto Se Ri. Tuan Jo melihatnya dan bertanya balik apakah mengenalnya.
“Apa Kau kenal dia?”ucap Seung Jung. Tuan Jo meminta agar seung Jung menjawabnya siapa wanita ini. 

Di rumah Nyonya Ma, semua orang berkumpul. Nyonya Ma mengeluh pada Sam Suk karena pergi dari desa padahal Jung Hyuk ada di rumahnya dan pergi tanpanya, Mereka lalu berpikir karena wanita itu dan mulai mengelurkankata umpatan si Rubah Putih itu?
“Rubah betina itu? Wanita jalang itu?” kata ibu-ibu. Se Ri menganguk kalau itu karena si rubah betina dan tak punya pilihan.
“Astaga, dia pasti merasa hancur di Pyongyang. Apa yang terjadi? Dia menjambakmu?” kata Nyonya Ma
“Astaga. Orang-orang suka menjambak juga di sini?” komentar Se Ri. Nyonya Na pikir  Saat bertengkar maka akan  menjambak lawannya
“Apa Kau tak begitu?” ucap Nyonya Ma, Se Ri pikir kalau harus menjawab wanita itu.
“Benar. Kita satu etnis... Tapi aku tak menjambaknya. Dia pun tak menjambakku. Aku hanya tak ingin Jung Hyuk tersiksa lagi.” Kata Se Ri. Semua mengeluh dengan sikap Se Ri.
“Apa Maksudmu, kau rela berpisah dengannya. Seperti Gyeonu dan Jiknyeo?” kata Nyonya Ma
“Kami tak perlu tinggal bersama untuk jatuh cinta. Penyanyi, Choe Sam Suk, menyanyikan ini juga. Cinta terukir di hati kita. Cinta sejati harus terukir di hatimu.” Kata Se Ri
“Sam Suk.. Jangan ukir cintamu di hati. Ukirlah di otakmu. Jika kau ukir di sini, maka tak bisa hidup, itu menyakitkan. Kau akan lupa berbagai macam hal seiring waktu.” Kata Nyonya Ma sedh
“Jalani hidup lebih baik, agar dia melihatnya. Temui seseorang yang lebih unggul darinya.” kata Nyonya Yang
“Ini sungguh menyedihkan. Pastikan kau tetap sehat. Apa kita masih bisa bertemu lagi?” kata Nyonya Hyun. 



“Kemarilah... Semuanya akan lancar. Aku yakin kalian akan putus nanti. Maka, putus sekarang seratus kali lebih baik. Keputusanmu tepat. Bagus.” Kata Nyonya Na memeluk Se Ri.
“Tunggu... Kenapa kau bisa yakin kami akan putus? Dia dan aku bisa hidup bahagia bersama.” Kata Se Ri
“Tidak. Tidak mungkin. Itu tidak akan bisa.” Kata Nyonya Na. Se Ri pikir kenapa tak bisa.
“Pertama, sifat kalian tak cocok. Dan kau bukan tipe wanita yang disukai orang tua. Pasti hubunganmu dengan mertuamu akan buruk. Ini lebih baik daripada bercerai nanti.” ucap Nyonya Na
“Kau pasti salah menilaiku. Aku tersenyum kepada orang tua dan bicara dengan sopan kepada mereka.” Ucap Se Ri.
“Sam Suk, kau tahu? Kau tersenyum dengan matamu, tapi kau membantahku. Saat kau melakukan itu,makaaku mau menghajar kepalamu. Yang lain takkan tahan.” Kata Nyonya Na sudah mengangkat tanganya.
“Kalau begitu, jangan ditahan.” Ucap Se Ri. Nyonya Na pikir Se Ri sudah sadar.
“Saat orang tua menunjukkan keburukanmu, maka kau harus menerimanya. Tapi kau takkan menerimanya atau coba memperbaikinya. Saat aku bicara kepadamu, tekanan darahku naik.” Kata Nyonya Na
“Sama denganku...Mari kita akhiri demi pembuluh darah kita.” Ucap Se Ri.
Keduanya pun bergegas kelua dari rumah, Nyonya Na dkk hanya menatap heran. Se Ri dan Nyonya Na saling mendorong untuk memakai sandalnya.



Tuan Jung melihat foto Se Ri dari Tuan Jo, Tuan Jo bertanya apakah tahu siapa itu. Tuan Jung terlihat gugup. Tuan Jo teringat kalau Tuan Jung hanya mendengarkan suaranya selama ini jadi mungkin tak tahu penampilannya.
“Dialah wanita yang tinggal di rumah Ri Jung Hyuk. Hari ini, aku dapat permintaan untuk mencegahnya pergi.” kata Tuan Jo. Tuan Jung melonggo kaget. 

Flash Back
Seung Jung bertanya apakah mengenal orang itu. Tuan Jo balik bertanya apakah Seung Jung bisa mengenalnya dan meminta agar menjawab lebih dahulu Siapa wanita ini. Seung Jung menjawab Se Ri adalah temannya. Tuan Jo ingin tahu Apa statusnya di Korea Selatan.
“Dia dari keluarga kaya dan hidup nyaman. Kau hanya boleh tahu itu. Sekarang, jawab aku. Kau kenal dia dari mana?” tanya Seung Jung
“Dia tinggal di perumahan militer.” Ucap Tuan Jo. Seung Jung mengaku sudah tahu.
“Apa Kau juga tahu kalau dia mau pergi Kamis ini?” kata Tuan Jo. Seung Jung kaget kalau Se Ri akan pergi.
“Kudengar, dia akan pergi dengan pesawat.”kata Tuan Jo. Seung Jung meminta agar  Jangan sampai terjadi dan Hentikan itu dahulu.


Tuan Jo mengatakan kalau harus cegah dia pergi dan membuatnya sekali dayung, dua pulau terlewati. Ia merasa bisa singkirkan beban pikirannya dan dapat uang juga. Tuan Jung gugup ingin tahu rencana Tuan Jo.
“Berkat kau, aku punya informasi yang kubutuhkan. Aku tahu penerbangan yang akan dinaiki tim nasional. Hanya ada satu jalan menuju Bandara Sunan, Pyongyang.” Ucap Tuan Jo dengan tatapan dingin. 

Di rumah
Semua sedang makan ramyun dengan lahap, Se Ri meminta perhatianya kalau mereka sudah mendengar kalau kali ini akan sungguh pulang. Tentara Pyo tak peduli dan langsung makan. Eun Dong bertanya apakah Se Ri mau beri hadiah lagi
“Apa Kau pikir aku Sinterklas? Aku bahkan tak punya 100 won. Aku tak bisa beri hadiah. Tak ada yang bisa kuberikan.” Kata Se Ri. Eun Dong dkk bingung siapa itu "Sinterklas”
“Kalau Sinterklas, dia pria tua yang memasuki cerobong orang setahun sekali.” ucap Ju Meok. Eun Dong pikir Dia pencuri
“Bukan. Tak bisa sebut dia pencuri karena dia meninggalkan hadiah.” Jelas Ju Meok. Eun Dong berpikir kalau dia pencuri yang baik.
“Baik. Jangan bahas soal dia pencuri baik atau bukan. Aku sungguh akan pulang kali ini. Untuk merayakan perpisahan dengan indah, aku ada ide untuk piknik bersama.” Kata Se Ri
“Ide siapa? Siapa yang beri ide?” tanya Tentara Pyo. Se Ri menjawab kalau itu dirinya.
“Kapten Ri, kenapa kau tak menegurnya? Dia terus melantu dan terbuai mimpi karena kau membiarkannya.” Ucap Tentara Pyo kesal.
“Kita akan libur dalam dua hari. Apa kau mau pergi? Akan kuurus izin agar kalian bisa ikut pergi.” kata Jung Hyuk
“Aku harus bersihkan lencana topiku, membersihkan kancing emas, mencuci kerah, dan menyetrika saat libur. Ada banyak pekerjaan. Aku tak bisa bersantai saat piknik. Aku menolak ide ini.” Kata Tentara Pyo. 



Tapi beberapa saat kemudian, Tentara Pyo menarik gerobak yang berisi bahan makanan. Se Ri berjalan disampingnya berpikir mereka mau piknik jadi Kenapa membawa sekop dan kapak. Tentara Pyo mengatakan kalau mau mengubur Se Ri di suatu tempat.
“Aku menyesal memulangkanmu alih-alih menguburmu di sini seumur hidupku.” Ucap Tentara Pyo sinis
“Aku tak lihat kapten kalian dan Eun Dong.” Tanya Se Ri. Ju Meok memberitahu Eun Dong pergi duluan dan menyalakan api.
“Sementara Kapten Ri pergi.” kata Ju Meok. Se Ri heran kemana perginya. Ju Meok mengaku tak tahu.
“Apa dia pergi menyiapkan pernikahannya?” kata Se Ri lalu berjalan mengikuti mereka. 

Eun Dong sibuk membuat api. Se Ri melihat kalau Bukan ini piknik yang dimaksud Tapi lumayan juga karena terlihat romantis di pinggir sungai bahkan ada babi kecil. Tentara Pyo pikir kalau sudah siap, maka potong babinya dahulu. Se Ri kaget.
“Kami tak bisa mengantarmu pergi tanpa hadiah perpisahan. Jadi, kami berpamitan dengan hadiah babi kami.” Kata Eun Dong
“Kenapa pamitan dengannya? Bukan ia yang pergi, jangan begitu.” Kata Se Ri
“Saat kita bertemu, kami menembakimu. Perpisahan kita harus baik.” Ucap Tentara Park
“Kenapa memotong babi dianggap berpisah dengan baik?” kata Se Ri. Tentara Pyo memberitahu mereka tak bisa mendinginkan atau membekukan makanan.
“Saat kami piknik, kami bawa babi dan masak babi panggang di tempat.”jelas Tentara Park
“Tidak, aku tak bisa makan itu. Kami sering bertatapan jadi Tak mungkin aku bisa memakannya.” Kata Se Ri
“Saat pertama kemari, katamu kau selalu makan daging tiga kali sehari. Kenapa bersikap tak bersalah?” ejek Tentara Park
“Benar. Ya, itu memang benar. Aku tak pernah makan hewan yang kulihat. Aku tak bisa makan” ucap Se Ri. Mereka pun ingin tahu apa yang akan mereka makan. 


Se Ri duduk di pinggir sungai, di tengah sungai Ju Meok dkk sibuk mengambil ikan dengan jari. Se Ri tertawa melihat mereka seperti anak kecil mencari ikan yang akhirnya saling bermain air. Akhirnya Tentara Pyo mengambil kepiting.
Akhirnya mereka makan sup kepiting, Se Ri mulai makan dan memuji rasa sup kepitingnya sangat enak. Ia pun bertanya Dari mana belajar menangkap kepiting karean tak pernah makan kepiting selezat ini. Tentara Pyo dengan bangg kalau ia yang menangkap kepitingnya.

Akhirnya mereka selesai makan, Eun Dong pikir Karena ini hari terakhir Se Ri di sini, jadi sudah siapkan upacara perpisahan. Se Ri pun senang mendengarnya daan ingin tahu dimana. Mereka terlihat bingung apa maksudnya Se Ri.
“Kukira kalian akan berikan hadiah. Aku berikan hadiah sebelumnya.” Kata Se Ri
“Bukan hadiah. Kamerad Pyo menulis puisi perpisahan.” Kata Ju Meok. Se Ri langsung menolak kalau tak perlu dengar...
“Kau mau membacakan puisi? Jangan. Berikan saja padaku. Akan kubaca saat sempat. Atau tidak.” Ucap Se Ri enggan, tapi tentara Pyo pun sudah berdir membacanya.
“Puisi Perpisahan untuk Sang Wanita, Saat kau memalu paku, dinding terpaku. Saat angin bertiup, kesemek terjatuh." Ucap Tentara Pyo. Se  Ri pikir puisinya tak sebagus itu.
"Tapi wanita ini melakukan apa pun yang dia inginkan. Dia tak mati saat kami tembak. Saat kami kecam, dia tak dendam. Astaga. Dia sungguh merepotkan." Kata Tentara Pyo. Se Ri mengeluh kalau itu sudah cukup.
"Tapi karena kau akan pergi, tolonglah lakukan ini. Jaga dirimu. Jangan sampai terluka. Hiduplah dengan bahagia. Jangan lupakan kami. Jika kau ketahuan, jangan sampai kau memberi tahu namaku." Kata Tentara Pyo
“Namamu yang pertama kuungkap. Camkan itu.” Ucap Se Ri sinis.
“Kita takkan bertemu lagi begitu kau pergi. Bisa nyanyikan lagu untuk kami?” ucap Eun Dong dengan wajah sedih
“Apa Kau tahu? Jika aku menyanyikan lagu, kalian takkan bisa melupakanku. Apa Kalian bisa hidup tanpaku? Aku sungguh khawatir.” Ucap Se Ri. 



Se Ri akhirnya menyanyi dengan wajah bahagia tentang perpisahan.
“Saat angin dingin bertiup Ketahuilah aku telah pergi, Semilir angin dingin, Membawa rinduku terhadapmu. Saat dedaunan gugur, Ketahuilah aku telah pergi, Dedaunan gugur, Akan membawa kenangan kita bersama Saat angin dingin bertiup, Kau akan sendirian”
“Walau begitu, janganlah, Memikirkan diriku lagi, Suatu ketika, Tatapan hangatmu, Membuat hatiku, Berdebar-debar”
Saat itu Jung Hyuk datang mendengar suara Se Ri yang menyanyi dan langsung terdiam. Se Ri melihat Jung Hyuk dengan tatapan penuh haru, terlihat dirumah Jung Hyuk yang rapi dan siap ditinggalkan Se Ri. 

Di depan rumah, Se Ri tak percaya kalau Jung Hyuk yang  tak mengantarnya padahal mengira akan menemaninya ke bandara. Jung Hyuk mengatakan harus berpisah di sini jadi meminta agar menjaga dirinya selama perjalanan.
“Mungkin kau tak merasa, tapi kurasa aku akan merindukanmu. Terkadang aku akan mengingatmu... Tidak... Aku akan memikirkanmu. Tapi kita tak bisa menanyakan kabar satu sama lain. Itu agak menyedihkan” ucap Se Ri menahan rasa sedihnya.
“Begitu kau pergi dari sini, semoga kau melupakan tempat ini dan aku, kembalilah jalani hidupmu sebelumnya, dan tetap jaga kesehatan. Anggap saja kau bermimpi buruk.” Ucap Jung Hyuk mengulurkan tanganya.
“Daripada berjabat tangan, bisakah peluk aku?” ucap Se Ri. Jung Hyuk tetap bertahan dengan tanganya. Akhirnya Se Ri mengulurkan tanganya.
“Aku takkan menemuimu lagi.” Kata Se Ri dengan berjabat tangan menahan harunya.
Di dalam ruangan, Tuan Jung menangis mendengarkanya lalu menelp melaporkan kalau mereka sudah pergi. Setelah itu menangis keras seperti merasa bersalah. 



Tentara Park mengemudikan mobilnya, sempat melirik ke arah kanan seperti memastikan Se Ri  yang terlihat sangat sedih. Tiba-tiba Tentara Park melihat ada sebuah truk dibelakangnya. Se Ri bingung kalau mereka ke arah depan terlalu cepat.
“Gwang Beom, kita tak apa-apa?” ucap Se Ri panik karena Tentara Park mencoba melajukan mobil lebih cepat dan menghindarinya.
Tapi saat itu ada truk juga dibagian depan jalan sengaja melaju dijalur yang sama. Se Ri panik karena keaadaannya makin gawat. Sebuah motor datang dari seberang jalan langsung menelpaskan tembakan laras panjang. Mobil pun berhenti.
Tentara dalam mobil pun membalas dengan memberikan tembakan. Se Ri panik karena suara tembakan yang keras. Tentara Park mencoba menghindari truk dengan memutar balik arah. Tapi truk kembali datang. Tentara Park pun menyuruh mereka segera turun.
Se Ri panik tak bisa membuka pintu, saat itu Jung Hyuk datang dengan motornya dan langsung sengaja menjatuhkan motornya dan saat itu juga se buah granat meledak. Truk pun berhenti, Jung Hyuk membuka pintu mobil membantu Se Ri untuk turun.  
“Apa Kau terluka?” tanya Jung Hyuk. Se Ri mengelengkan kepala dan bertanya balik.
Saat itu Jung Hyuk melihat tentara turun dari truk dan akan menembak Se Ri. Ia langsung melindunginya dan terkena peluru. Tentara Park membalasanya tapi kakinya terkena tembakan dan jatuh. Jung Hyuk setengah sadar, Se Ri panik melihatnya. Si tentara tiba-tiba langsung jatuh karena Jung Hyuk bisa menembaknya dan langsung tak sadarkan diri. 



Epilog
Jung Hyuk bertemu dengan tentar Park kalau harus mengemudikan truk yang Se-ri naiki besok. Tentara Park ingin tahu bagaiman dengan Jung Hyuk. Jung Hyuk mengatakan akan ikuti mereka diam-diam. dan harus siap untuk skenario terburuk.
“Apa Ini perlindungan dua lapis?” ucap Tentara Park terlihat tegang. Jung Hyuk pun menyuruh tentara Park agar berpikniklah tanpa dirinya karena harus bersiap.

Jung Hyuk menganti motornya, terntara yang membawa pegas baru bertanya Kenapa butuh pegas ini dan berpikir mau ikut balapan di gunung. Jung Hyuk hanya diam saja seperti sudah sangat siap dengan rencana buruk.
[PERSENJATAAN KOMPI LIMA PERSATUAN DALAM PIKIRAN]
Jung Hyuk memilih beberapa pistol dan memastikanya, lalu meminta satu peredam pistol lagi dan menukar pistol dengan semi otomatis 9 mm serta berikan pelontar granat. Nama Jung Hyu pun ditulis dalam data yang meminjam senjata.
“Kapten Ri... Apa Semua baik-baik saja?” kata si tentara gugup. Jung Hyuk menjawab semoga saja begitu.
Akhirnya Jung Hyuk bisa melihat mobil Se Ri yang melewati jalan disampinganya, lalu melajukan mobilnya seperti pengawal secara diam-diam.
“Aku sudah janji padanya, selama dalam pandanganku, aku akan melindunginya apa pun yang terjadi.” Gumam Jung Hyuk.
Bersambung ke episode 7

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Sinopsis Crash Landing On You Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Se Ri duduk dengan Seung Jung sambil minum kopi bersama. Lalu Se Ri membahas kalau Seung Jung itu  punya bisnis di sini. Seung Jung mengaku Tepatnya sedang riset pasar. Se Ri ingin tahu untuk apa. Seung Jung membahas kalau Se Ri pasti kenal Jim Rogers.
“Dia salah satu dari tiga investor teratas. Dia sahabatku.” Kata Seung Jung. Se Ri mengeluh agar Seung Jung Jangan membual.
“Jadi, dia bilang ini padaku. Dia ingin investasikan uangnya di Korea Selatan jika bisa. Kenapa? Nilai pertanian di sini masih belum tinggi. Seperti lautan biru terakhir di dunia. Jadi, aku meriset dan layangkan fondasi di balik layar agar bisa ambil kesempatan.” Ucap Seung Jung terus mencoba menyakinkan.
“Jadi, apa kau datang untuk mencari tanah?” tanya Se Ri. Seung Jung membenarkan kalau tambang batu bara yang dibeli di Irlandia makin menurun labanya.
“Biayanya besar. Jadi, aku melihat Tambang Batu Bara Aoji.” Kata Seung Jung.
“Jangan bahas Aoji. Mana uang yang kau dapat dari menipu kakakku?” ucap Se Ri sinis.
“Itu bukan tipuan. Kurasa kau tak tahu karena kau sudah lama di sini. Ada salah paham di antara kami, tapi sudah diluruskan.” Kata Seung Jung
“Kau berbohong.” Ucap Se Ri bisa langsung tahu. Seung Jung menantanga agar bicara dengannya di telepon
“Benar. Kita tak bisa menelepon ke Korea Selatan. Tapi aku serius.”kata Seung Jung menyakinan saat itu CEO Chun diam-diam mengambil gambar Se Ri. 


Di ruangan restoran lainya, Nyonya Ko membahas keduanyaa anak mereka yang sudah bertemu. Ibu Jung Hyuk membenarkan. Nyonya Ko pikr Karena Jung Hyuk sangat hati-hati dan santai, jadi putrinya tak sabar dan pergi menemuinya. Dan mengeluh dengan sikap ibunya. Tapi Nyonya Ko pikir yang diucapkan itu adalah pujian.
“Hati-hati dan santai merupakan sifat bagus.” Ucap Nyonya Ko. Ibu Jung Hyuk membenarkan.
“Omong-omong, Dan tampak cantik.” Kata Ibu Jung Hyuk memuji. Nyonya Ko makn bangga kalau anaknya memang cantik.
“Dia bahkan lebih cantik kemarin. Tapi Tiap harinya dia makin menua. Sel yang dia miliki kemarin sudah hilang. Yang dia miliki sekarang akan hilang besok.” Kata Nyonya Ko. Ibu Jung Hyuk terlihat bingung.
“Para pria dan wanita rupawan akan mulai layu. Menurutku, itu kerugian besar bagi negara ini. Aku tahu kami agak lalai. Jadi Pikirkanlah. Pernikahannya tertunda karena kecelakaan putra kalian. Berkabung untuk orang tuamu berakhir dalam tiga hari, tapi ini sudah tujuh tahun.” Ucap Nyonya Ko mulai menyerocos.
Dan memperingatkan ibunya yang sudah banyak omong, Nyonya Ko panik menutup mulutnya. Tuan Ri pun akhirna langsung memutuskan agar men adakan acara pernikahan pada Sabtu terakhir bulan depan. Jung Hyuk kaget begitu juga ibu Dan lalu mengaku ini akan menyenangkan.
“Akan segera kupindahkan Jung Hyuk ke Pyongyang. Kami akan carikan apartemen di sana, dan membeli perabot.” Kata Tuan Ri
“Kau tak perlu menyiapkan... Astaga. Tapi kami tak bisa lakukan itu. Kami harus beli perabot dan perkakas.” Kata Nyonya Ko. Ibu Jung Hyuk tak mengerti maksud Perabot dan perkakas
“Nyonya, kau tampaknya tak menyadari tren terkini. Perabotan itu kabinet, laci kasur, kloset, rak buku, dan rak sepatu. Perkakasnya kulkas, mesin cuci, perekam, telepon, kamera, dan kipas angin.” Kata Nyonya Ko.
Ibu Jung Hyuk menganguk mengerti. Jung Hyuk serta Dan hanya saling melirik dengan tingkah orang tua mereka. Nyonya Ko dengan wajah bersemangat memberitahu Ada robot pengisap debu, penanak nasi yang bisa bicara, dan juga selimut bulu angsa.
“Kami bisa persiapkan lebih dari itu. Bagaimana, Jung Hyuk? Jika agak terlalu cepat...” kata Nyonya Ko
“Ini sudah dijanjikan. Jadi Harus kita tepati.” Ucap Jung Hyuk. Nyonya Ko pikir mereka harus buka sampanye malam ini.
“Bawakan sampanye termahal di sini. Kami harus merayakan sesuatu.” Kata Nyonya Ko. 



Se Ri sedang mencuci tangan di toilet, saat itu Dan masuk melihat Se Ri mulai memoles wajahnya sambil berkomentar kalau mereka  pasti membahas sangat penting karena Se Ri sampai mengikutinya ke Pyongyang. Se Ri mengaku tak mengikutinya kemari tapi hanya datang bersamaan.
“Kau pergi ke hotel dengan seorang pria dan minum kopi dengan yang lain. Ternyata kau sangat mudah bergaul, Ataukah kau nakal?” ucap Dan sinis
“Kenapa? Aku sudah minum kopi dengan pria yang datang bersamaku. Sebelum ini.” Ucap Se Ri. Dan pikir seperti itu.
“Aku baru saja menentukan tanggal pernikahan dengan pria itu. Kami akan menikah pada Sabtu terakhir bulan depan.” Ucap Dan.  Se Ri menutupi rasa terkejutnya.
“Begitu rupanya. Selamat. Andai aku bisamenghadiri pernikahan kalian, tapi aku sudah pergi saat itu.” Ucap Se Ri
“Jangan khawatir. Kau pergi dari sini saja merupakan hadiah pernikahan terbaik.” Kata Dan sinis lalu keluar dari toilet.
“Menghina orang dengan senyuman merupakan keahlianku. Tapi dia mengalahkanku... Sial... Se-ri... Kau cantik seumur hidupmu, tapi kenapa kau tampak norak saat ini? Aku seharusnya memilih Gaya Halo, bukan Gaya Perpisahan.” Ucap Se Ri kesal melihat bentuk rambutnya. 


Seung Jung berbicara ditelp berpikir Se Hyun sudah melihat foto yang dikirimkan. Se Hyung masih tetap tak yakin kalau menurutnya hanya mirip saja. Seung Jung mengeluh kalau tak mungkin bisa menemukan wanita yang mirip Se Ri.
“Tunggu. Jangan tutup.” Ucap Seung Jung sengaja menaruh ponselnya dimeja.
“Apa Kau mau jalan-jalan?”tanya Se Ri saat kembali, Se Hyung kaget kalau ternyata itu suara adiknya yang hilang. 

Keduanya berjalan keluar, Se Ri berkomentar Bahkan di Pyongyang, segalanya indah saat daun gugur karena Seperti Seoul. Seung Jung pikir itu Benar lalu merasa sudah selesai bicara jadi Kini giliran Seung Jung sekarang.
“Ada apa denganku?” ucap Se Ri bingung. Seung Jung ingn tahu alasan Se Ri bisa sampai ke korea utara
“Ada kecelakaan.” Kata Se Ri. Seung Jung ingin tahu Kecelakaan apa. SeRi pikir Tak bisa memberi tahu sekarang.
“Akan kujelaskan nanti. Yang bisa kuberi tahu aku akan segera kembali ke Seoul. Karena kau di sini untuk bisnis, kau akan kembali.”ucap Se Ri. Saat itu Se Hyung terus mendengar suara adiknya dengan wajah tegang.
“Kalau begitu...Aku boleh minta bantuan? Bilang pada ayahku, aku masih hidup. Dan... minta dia melanjutkan sesuai rencana Sampaikan itu sebelum rapat pemegang saham.”kata Se Ri
Seung Jung mengerti dan akan menyampaikanya jadi tak perlu khawatir, Se Hyung yang mendengarnya terlihat tegang.  Se Ri pun mengucapkan Terima kasih.


Didepan hotel, Tuan Ko memberikan hormat pada Tuan Ri yang akan masuk mobil. Setelah pergi ia kagetkan dengan wajah kakaknya yang terlihat berlebihan. Nyonya Ko mengeluh karena seharusnya tahu wajah ini bisa menetapkan tanggal pernikahan anaknya.
“Kurasa tak ada yang tak bisa dia lakukan dengan wajah itu. Paman ikut bahagia, Dan. Kau akan menikah.” Kata Tuan Ko
“Apa Itu hanya kabar baik bagiku?” kata Dan sinis. Tuan Ko pikir Ibunya pasti bahagia juga.
“Jadi, permohonanmu dan ibumu sudah terkabul.” Kata Tuan Ko. Dan pun pergi lebih dulu pamit pada Jung Hyuk berjanji akan meneleponnya.
Setelah mobil pergi, Tuan Ko heran dengan sikap keponakanya. Ia lalu teringat seusatu kalau soal yang ditanyakan waktu itu. Tatapan Jung Hyuk tiba-tiba mengarah pada Se Ri yang berjalan dengan Seung Jung ditaman. 


Jung Hyuk akhirnya berjalan mengikuti Se Ri dan Seung Jung berjalan diseberang jalan, tapi saat sebuah bus berhenti Ia tak melhat keduanya ada diseberang jalan, wajahnya pun langsung panik. Se Ri dan Seung Jung masuk taman.
“Permisi, Kamerad... Kenapa rokmu sangat pendek? Rambutmu terlalu panjang.” Ucap seorang petugas yang sedang berpatroli melihat wanita dengan rok pendek.
“Seperti era 1970-an. Apa Mereka jadi polisi pakaian dan gaya rambut? Sulit kupercaya.” Kata Se Ri. Seung Jung pun juga ikut tertawa.
“Kenapa kalian tak memakai pakaian yang pantas?” tanya seorang polisi mendekati keduanya. Seung Jung dan Se Ri hanya diam saja sedikit ketakutan.
“Apa aku tak bisa bahasa Korea? Aku bertanya, kenapa kalian tak memakai pakaian yang pantas?” ucap polisi sinis
“Aku diplomat Inggris. Kami baru sampai di Pyongyang, dan kami tak bisa bahasamu. Apa yang kau mau?” kata Seung Jung memperlihatkan ID card dan bahasa ingris yang fasih. Si pria ketakutan dan langsung meninggalkan keduanya.
“Orang-orang Utara dan Selatan takut berbahasa Inggris.” Ucap Se Ri tertawa bahagai melihat si pria lalu highfive. 


Jung Hyuk tiba-tiba datang, Se Ri kaget melihatnya. Seung Jung bertanya apakah Jung Hyuk belum selesai bertugas. Se Ri bertanya kenapa Jung Hyuk ada disini. Jung Hyuk pikir ia yang harusnya bertanya dan megajak Se Ri agar segera pergi.
“Seung-jun, aku harus bersamanya. Jika ada yang harus kau bicarakan, hubungi nomor yang kuberikan.” Ucap Se Ri bergegas pergi.
“Baik. Sampai nanti... Bekerjalah dengan baik, Pak Ri.” Kata Seung Jung melambaikan tanganya. 

Se Ri berjalan dengan Jung Hyuk ditaman, Jung Hyuk mengingat ucapan Se Ri "Nomor yang kuberikan” lalu bertanya Nomor mana yang diberikan. Se Ri mengaku kalau memberikan nomor Jung Hyuk.  Jung Hyuk kaget mendengarnya.
“Seung Jung janji akan mengabari ayahku. Kenapa kau tampak kesal? Kau bilang aku pengawalmu yang melindungimu.” Ucap Se Ri heran.
“Aku tak bisa melindungimu jika tak kelihatan.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir karena itu Jung Hyuk terlihat marah.
“Apa Karena tak bisa melihatku?” goda Se Ri. Jung Hyuk menegaskan kalau Se Riharus dalam pandangannya.
“Bagaimana kalau aku tetap dalam pandanganmu?” kata Se Ri. Jung Hyuk mengatakan kalau Se Riakan aman.
“Selama kau dalam pandanganku.” Ucap Jung Hyuk berjalan pergi. Se Ri pikir Jung Hyuk itu bukan Avengers atau semacamnya.
“Kenapa kau bisa yakin sementara kau tak tahu masa depan? Apa Kau pikir bisa selalu menang?” ucap Se Ri mengikuti Jung Hyuk dibelkangnya.
“Tak banyak kekalahan dalam hidupku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir karena ada disini
“Walau tak sempat coba naengmyeonPyongyang, tapi aku mau coba bir di dekat Sungai Taedong. Apa Kau tahu tempatnya?” kata Se Ri. 



Di sebuah restoran, Se Ri melihat menu merasa bersemangat karena tak ingat kali terakhir makan ayam goreng dan bir karena Sejujurnya, satu-satunya yang diinginkan adalah ayam goreng renyah dan bir yang sering disantap di Seoul.
“Ayam goreng mereka juga enak. Kau Pesanlah.” Ucap Jung Hyuk yang duduk disebelahnya
“Aku mau bir tong nomor satu, yakni yang termahal di menu ini dan ayam goreng manis.” Kata Se Ri
“Pesan dua gelas 500 ml bir nomor 1 dan ayam goreng manis.” Kata Jung Hyu. Pelayan pun menganguk mengerti. 

Pesanan pun datang, Se Ri langsung minum dengan cepat. Jung Hyuk pikir Tak ada yang mengejarnya jadi tak perlu terburu-buru. Se Ri mengaku sangat kesal akhir-akhir ini jadi mengajak untuk minum yang banyak. Jung Hyuk pikir Se Ri juga tak berhenti minum.
“Tapi minum hari ini terasa berbeda. Aku ambil foto untuk pasporku. Dan aku akan segera pergi.” kata Se Ri. Lalu tiba-tiba lampu di restoran mati.
“Apa yang terjadi?”tanya Se Ri bingung. Jung Hyuk menjawab  Mati listrik.
“Aku tak tahu kalau ada mati listrik di Pyongyang.” Ucap Se Ri mencoba menahan tawa. Jung Hyuk memberitahu kalau Listrik akan menyala.
“Orang-orang bahkan tak terkejut.” Komentar Se Ri dan bebebrapa pelayan memberikan lilin pada setiap meja. 
Keduanya hanya diam saja, sampai akhirnya lampu menyala. Se Ri melonggo melihat Salju turun didepan mereka. Jung Hyuk mengaku juga melihatnya. Se Ri pikir ini salju pertama lalu panik karena mereka dalam masalah. Dan gawat.
“Melihat salju pertama dengan seseorang, maka cintamu akan terwujud. Apa Belum dengar mitos ini?” ucap Se Ri
“Ini kali pertamaku mendengarnya.” Kata Jung Hyuk bingung. Se Ri menceritakan Di Seoul, jaringan internet bermasalah saat turun salju pertama.
“Ini Sungguh gila. Mereka ingin mengencani orang yang mereka sukai.” Kata cerita Se Ri. Jung Hyuk bingung kenapa seperti itu.
“Jika melihat salju bersama, cinta mereka terwujud.” Kata Se Ri. Jung Hyuk tak percaya tapi Se Ri membenarkan.
“Tapi, tak berlaku untuk kita. Ini akan kacau.”kata Se Ri. Jung Hyuk juga berpikir yang sama akan ada Kekacauan besar.
“Kekacauan besar? Kenapa? Apa? Karena kau bersamaku sementara kau seharusnya bersama tunanganmu? Apa Sebab itukah akan kacau?” ucap Se Ri sinis.
“Maafkan aku, tapi apa kau punya gangguan kejiwaan? Seperti gangguan bahagia-sedih?” kata Jung Hyuk heran.
“Apa itu "gangguan bahagia-sedih"? Tunggu, maksudmu, gangguan bipolar?” kata Se Ri kesal.
“Kau terus berubah sikap. Aku tak tahu apa maumu.” Komentar Jung Hyuk.
“Aku bahkan tak memahami diriku. Bagaimana bisa kau memahamiku? Dan siklus perubahan suasana hatiku adalah kebiasaan minumku. Mari kita bersulang.” Ucap Se Ri lalu minum. 
Se Ri akhirnya bersandar dibahu Jung Hyuk dan Jung Hyuk langsung mendorongnya. Se Ri mengeluh kalau kepalanya sangat berat jadi sebentar saja. Jung Hyuk seperti tak peduli. Se Ri yang mabuk mengeluh  Jika wajah kecilnyaini berat bagi Jung Hyuk.
“Ini bahumu... Kenapa kau repot-repot membawa bahumu yang lebar? Kau harus kurangi ototmu di sini.” Ucap Se Ri memukul manja bahu Jung Hyuk.
“ Bertahanlah denganku sebentar lagi. Kepalaku berat karena aku punya banyak pikiran.” Ucap Se Ri bersandar dibahu Jung Hyuk
“Kenapa kau punya banyak pikiran? Kau akan segera pulang. Bukankah seharusnya senang?” kata Jung Hyuk.
“Aku menyukainya. Bagian menyukainya yang membuatku sakit kepala. Karena aku menyukainya. Kau tak tahu apa-apa.” Keluh Se Ri yang menikmati salju di korea utara. 

Sementara di Seoul banyak pasangan yang menikmati kebersaan dengan pasangan. Sek Hong dan Tuan Park menikmati makan malam bersama, Tua Park dengan wajah bahagai memakan ayam dan yakin kalau  itu petunjuk besar karena dapat petunjuk maka Polisi akan analisis rekamannya dan melacak lokasinya.
“Mereka pasti akan menemukannya. Kau juga kirimkan mereka rekamannya, 'kan? Kakaknya dan kakak iparnya.” Kata Tuan Park
“Ya, kuberikan ke sekretarisnya.” Ucap Sek Hong. Tuan park ingin memastikan kalau keluarganya bisa mempercayai mereka.
“Hei, mari kita minum. Mari kita minum untuk kembalinya bos kita, Se-ri. Bersulang.” Kata Tuan Park.
“Tunggu... Aku mau dia kembali dengan selamat, tapi haruskah secepat itu?” keluh Sek Hong. Tuan Park terlihat bingung.
“Kawan, dengarkan aku. Inilah alasan terbesarku. Aku senang dia masih hidup. Bahkan Aku begitu gembira. Aku lega karena tahu dia masih hidup. Aku jadi ingin ke gereja akhir pekan ini. Aku serius.” Jelas Sek Hong. Tuan Park pikir lalu kenapa.
“Tapi saat kupikir dia akan kembali, memang benar, aku berpikir dia bisa menikmatinya. Hanya saja, aku berhak mendapatkan istirahat seperti ini. Akhir-akhir ini, malamku jadi makin santai.” Kata Sek Hong
“Hei, dia dari keluarga kaya. Apa Kau pikir keluarganya akan tinggal diam setelah mendengar suaranya?” kata Tuan Park. 



Papan nama di ruangan Tuan Yoon, tapi yang duduk dibangku adalah Nyonya Ko. Se Hyung bertanya bagaimana bisa adiknya, Se-ri, bisa berakhir di sana. Tuan Oh kebingungan mengaku Saat dengar itu mengira itu tak mungkin.
“Astaga, aku tak tahu juga kenapa dia ke sana.” Kata Tuan Oh. Se Hyung pikir Tuan Oh harus melakukan ini. Tuan Oh mengerti
“Pastikan dia...” kata Se Hyung. Tuan Oh memotong mengatakan akan memulangkannya.
“Kamilah ahlinya. Kami akan lakukan yang terbaik agar dia bisa pulang dengan selamat. Aku akan..” kata Tuan Oh .
“Bukan... Pastikan dia tetap di sana.” Kata Se Hyung. Tuan Oh kaget memastikan kalau Se Hyun tak ingin Se Ri pulang.
“Tidak.. Pastikan dia di sana selamanya. Apa Kau tak paham?” kata Se Hyung. Tuan Oh terlihat masih shock
“Apa Namamu Manajer Oh? Kami akan kirim orang ke rumahmu besok. Siapkan KTP dan salinan buku rekening bankmu. Setelah terima kontraknya, maka uangnya akan dikirim kepadamu.” Kata Nyonya Ko. Tuan Oh bingung.
“Dengar baik-baik... Ini mudah... Kami ingin Se-ri tetap tinggal di sana. Dengan kata lain, dia tak boleh kembali kemari. Pastikan saja itu terjadi. Jika berhasil, kau takkan perlu khawatir soal uang seumur hidup.” Kata Nyonya Ko. 


Didepan rumah Jung Hyuk, Tuan Chun memberitahu Seung Jung agar mencegah Se Ri kembali ke Korea Selatan dan lakukan apa pun. Ia mengatakan Jika melakukannya, maka Se Hyun akan melupakan soal uang yang dicuri darinya dan semua pun jadi senang.
“Keluarga yang baik... Kenapa mereka sekejam itu?” keluh Se Hyung sinis.
“Kita hanya perlu fokus pada hasil dari kesepakatan ini.” Ucap CEO Chun. Se Hyung pikir itu benar.
“Kita harus menemui orang itu dahulu. Pejabat paling berpengaruh di bidangnya, Jo Chul Gang. Di mana dia sekarang?” kata Seung Jung. 


BADAN INSPEKSI PYONGYANG
Tuan Jo makan dengan lahap di ruang interogasi terlihat santai. Tuan Hwang masuk berkomentar tak pernah lihat orang habiskan makanan setelah kemari. Lalu berkomentar Tuan Jo itu sangat berani.  Tuan Jo memberitahu kalau ada ungkapan, "Air mata jatuh ke bawah, tapi sendok ke atas."
“Kami bekerja keras demi bisa makan. Tak ada yang bisa hentikan aku menghabiskan makananku.” Kata Tuan Jo
“Astaga, kurasa kau tak paham situasi yang kau hadapi. Situasimu sangat berbahaya. Aku memeriksa daftar panggilanmu. Kau sering bicara dengan Brigadir Teknisi yang diduga kuat terlibat.” Kata Tuan Hwang
“Begitu? Pasti ada alasan aku meneleponnya. Apa Itu dianggap sebagai bukti?” ucap Tuan Jo mengejek. Tuan Hwang terlihat marah dan langsung memukul sambil mengumpat.
“Apa Kau pikir aku akan baik kepadamukarena kau teman kami? Empat orang mati. Tiga di antaranya para perampok makam yang kau suruh mencuri. Bukankah kau yang menyuruh truk dari Brigadir Teknisi dan membunuh untuk bungkam mereka.” Kata Tuan Hwang marah
“Direktur Hwang Tae Yong dari Badan Inspeksi.” Ucap Tuan Jo. Tuan Hwang kaget kalau Tuan Jo tahu namanya.
“Kau tak tahu, tapi kita lebih dekat dari dugaanmu.” Kata Tuan Jo. Tuan Hwang bingung karena tak pernah bertemu dengannya.
“Bagaimana kalau kita lanjutkan ini tanpa para penyidik?”ucap Tuan Jo. Tuan hwang mengancam agar Jangan bercanda atau tulang-tulangmu akan patah.
“Jawab saja pertanyaanku!” ucap Tuan Hwang tak takut. Tuan Jo pikir kalau ini memang yang dinginkankanya.
“Direktur Hwang. Sebelum bergabung dengan Badan Inspeksi, putrimu menikah, 'kan? Bukankah dia dapat unit apartemen baru di dekat Sungai Potong sebagai hadiah? Apartemen 30 lantai yang harganya 100.000 dolar?” ucap Tuan Jo.
Dua penyidik yang mendengarnya panik dan langsung bergegas pergi. Tuan Hwang panik bertanya siapa sebernarnya Tuan Jo dan Dari mana mengetahuinya. Tuan Jo memberitahu untuk membantu Tuan Hwang membeli rumah untuk putrinya maka ia menjual banyak barang antikku.
“Jika penasaran, bilang saja. Aku mencatat tanggal dan waktunya. Dan aku juga punya foto sebagai buktinya. Bukan hanya kau. Direktur Badan Penyidikan, Direktur Badan Keamanan, dan para atasan. Hanya ada beberapa orang yang tak ambil uang dariku.” Ucap Tuan Jo
“Tak butuh banyak untuk jadi keluarga. Begitu berbagi, kau jadi keluarga. Biarkan aku hidup juga... Kita keluarga.” Ucap Tuan Jo. Tuan Hwang terlihat gugup.
Bersambung ke Part 3



 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09