PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 26 Maret 2017

Sinopsis Radiant Office Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : MBC
Ho Won mengangkat telp berpikir ada pelangan yang menelp dengan ramah berbicara menawarkan bantuan. Yong Jae mengatakan kalau ia butuh bantuan. Saat itu Ho Won berdiri di depan rumah sakit Miso merasa  sebelumnya sudah pernah datang.
Ia pun dengan semangat masuk ke dalam rumah sakit dan memanggil direktur dalam ruangan, tapi ruangan kosong akhirnya ia menaruh pot bunga dan melihat patung dengan organ dalam manusia, saat itu Dokter Seo tiba-tiba sudah ada disampingnya bertanya siapa yang datang, Ho Won kaget dan terjungkal, Dokter Seo pun menahan sebelum Ho Won jatuh. Keduanya bertatapan dengan posisi yang membuat orang bisa jatuh cinta.
“Jadi memang benar...ada suara bel.” Gumam Ho Won seperti merasakan suara bel dalam telinganya.
“Sampai kapan aku  harus memegangmu seperti ini?” kata Dokter Seo, Ho Won meminta maaf dan langsung berdiri lalu melihat pot bunga yang dibawanya pecah karena tersenggol. 

Dokter Seo membalutkan perban ditangan Ho Won memberitahu kalau Pergelangan tangannya terkilir jadi meminta agar jangan  terlalu banyak gerak. Ho Won meminta maaf,  Dokter Seo pikir Ho Won tak usah bayar  pengobatan tangannya dan berharap tidak menuntut karena jatuh di RSnya. Ho Won pikir juga tak seperti itu.
“Tapi..., bisa tolong rahasiakan dari Manager Park? Rahasia kalau aku tadi memecahkan vas-nya. Nanti akan kuganti vas yang baru.” Ucap Ho Won
“Sepertinya Manager Park Sang Man orang yang sangat menakutkan,” komentar Dokter Seo, Ho Won pikir tak seperti itu.
“Dia orang yang sangat baik.” Ucap Ho Won, Dokter Seo pun bertanya Apa semuanya baik-baik saja  selain pergelangan tangannya. Ho Won ingin mengatakan sesuatu tapi Dokter Seo menyelanya.
“Kami merawat karyawan Hauline di sini. Rumah sakit kami dan perusahaanmu sudah membuat kontrak dan Karyawan perusahaanmu bisa berobat gratis disini. Ini bukan layanan gratis. Tapi perusahaanmu yang  membayar tagihannya.” Jelas Dokter Seo, Ho Won mengangguk mengerti.
“Tapi..., aku waktu itu belum sempat mengatakannya. Aku bukan karyawan tetap dan cuma karyawan sementara. Menurutku aku tidak bisa...” ucap Ho Won rendah diri.
“Karyawan  sementara juga boleh berobat disini.” Kata Dokter Seo. Ho Won binggung dan ingin tahu alasan perusahanan yang  membayar tagihan medis mereka.
“Tentu saja karena perusahaan  ingin karyawan yang sehat. Jadi, jika kau memeriksa  kesehatanmu di rumah sakitku..., maka hasilnya nanti  akan dikirim ke perusahaanmu. Mereka akan tahu jika kau sakit atau tidak.” Jelas Dokter Seo
Ho Won mengerti terlihat sedikit takut karena mengetahui sakit para dan waktu hidupnya hanya tinggal 3 bulan.  Lalu mengaku pada Dokter Seo kalau Ia adalah orang yang sangat sehat dan bugar. Dokter Seo pikir Ho Won tidak perlu pengobatan tapi hanya perlu mentraktirnya. Ho Won dengan senyuman menyetujuinya. 


Woo Jin melihat email dengan subject  [Ulasan perusahaan subkontraktor  pemasaran] dan statusnya belum dibaca. Ia mengeluh pada Direktur Han yang  belum membacanya. Kkot Bi mengangkat telp memberitahu kalau Direktur Han tidak ada di tempat sekarang, sedang rapat di luar dan akan menghubungi nanti setelah Beliau sudah kembali.
“Apa itu dari tim pemasaran Manager Seo?” tanya Direktur Han keluar dari ruangan, Kkot Bi membenarkan.
“Aish, kau bilang padanya kalau  aku tidak balik ke kantor lagi hari ini.” Ucap Direktur Han, Kkot Bi hanya bisa mengangguk setuju. 

Woo Jin mengetahui dari Tuan Heo kalau perusahaan subkontraktor untuk pemasaran online dikelola oleh keponakannya. Tuan Heo sudah mengenal Woo Jin tidak suka orang-orang  yang dipekerjakan melalui koneksi pribadi dan ternyata memang seperti itu.
“Tidak perlu ada lagi yang dibahas. Kita akan mengerjakan proyek ini tanpa subkontraktor sekarang.” Kata Woo Jin
“Tapi menurutku tidak akan segampang itu. Kau butuh bukti yang jelas. Perusahaan yang bersangkutan pasti tidak akan memberikan kita dokumen terkait dengan pekerjaan mereka.” Kata Tuan Heo
“Itu tidak masuk akal.” Kata Woo Jin.
“Beginilah situasi yang sering terjadi jika kau bekerja dengan perusahaan subkontraktor. Perusahaan mereka bisa saja nanti memberikan data palsu juga.” Ucap Tuan Heo, Woo Jin menegaskan  tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Ho Won mengetuk pintu, Tuan Heo pun mempersilahkan Ho Won masuk karena suda selesai bicara. Ho Won meberitahu Woo Jin kalau baru kembali dari K Communications dan sudah meminta dokumen tapi di tolak karena statusnya sebagai karyawan sementara.
“Lalu Apa kau bangga soal itu? Jika ada yang salah, itu karena kau  karyawan sementara, begitukah?” kata Woo Jin menyindir
“Bukan begitu maksudku, tapi mereka tidak menganggapku tadi.” Ucap Ho Won
“Jadi apa kau tadi berharap mereka langsung memberikan dokumen mereka begitu saja padamu? Tugasmulah untuk cari  tahu solusinya bagaimana. Berhenti saja kalau kau tak sanggup, Aku dengan gampang mencari orang yang bisa menggantikanmu.” Kata Ho Woon 

Ho Won dan Ki Taek makan siang bersama dikantin, Ho Won binggung memikirkan cara kalau Pihak K Communicatin  tidak mau memberikan dokumennya bahkan tidak mau bicara dengan  karyawan sementara. Ki Taek pikir  harus  mencuri dokumennya saja.
“Aku tidak mau  menghabiskan sisa hidupku di penjara.” Kata Ho Won dan saat itu seseorang yang memberikan sup seperti mengenal Ho Won.
Ho Won pun seperti mengenalnya mencoba mengingat mata denganw wajah dibalik masker, si wanita bergegas pergi dan langsung digantikan oleh pegawai lain. 

Ho Won duduk dengan Ki Taek tak sengaja matanya melihat Woo Jin duduk sendirian sambil memaikan ponselnya, Woo Jin melihat Ho Won yang menatapnya. Ho Won langsung tertunduk dan berpura-pura sibuk makan. Ki Tak pun ingin tahu dengan rencana Ho Won sekarang. Ho Won mengaku tidak bisa mati seperti ini.
“Jangan bicara seperti itu. Aku akan mencari solusinya, bagaimanapun caranya.” Kata Ki Taek menyakinkan. 

Kang Ho duduk bersama dengan tim penjualan, karena statusnya sebagai karyawan sementara diminta untuk melayani pegawai tetap dengan mengambilkan air minum, bahkan Jae Min yang lebih muda darinya pun membawakan minuman.
Saat sampai dirumah, Ibu Kang Ho berbicara dengan Soo Jung meminta agar memberitahu kalau ingin membeli furniture karena anknya yang sudah  bekerja di Hauline dibagian tim pemasaran.
Kang Ho masuk kamar dengan wajah lelah dalam grup menerima undangan Makan Malam untuk merayakan diterimanya  Woo Sung di Minkyung Electronics, semua memberikan semangat. Kang Ho yang kesal hanya bisa melempar ponsel untuk melampiaskan amarahnya. 

Ho Won pulang melihat Hyo Ri makan ramen dan menyudahi, lalu melihat masih banyak sisanya dan ingin menghabiskannya. Hyo Ri pun membiarkan Ho Won makan mie ramyun. Ho Won heran melihat Hyo Ri yang  tumben sekali baik bahkan ada telur dalam panci ramyun seperti tak percaya itu teman satu kamarnya.
“Kau kerja di perusahaan apa?” tanya Hyo Ri. Ho Won menjawab di Hauline.
“Jadi perusahaan yang  kau bangga-banggakan itu Hauline?” ejek Hyo Ri
“Kapan aku membangga-banggakan? Aku cuma dikontrak selama tiga bulan.” Kata Ho Won, Hyo Ri kaget menurutnya itu lama.
“Apa Menurutmu itu lama? Apa Kau pikir tiga bulan itu lama? Menurutmu mungkin itu waktu yang lama..., tapi itu sangat singkat bagiku. Tiga bulan saja  kurang dari 100 hari. Kau tidak tahu perasaanku sama sekali.” Ucap Ho Won marah dengan mulut yang muncrat karena belum menelan ramyun. Hyo Ri mengeluh Ho Won yang berlebihan dan jorok.
“Tak kusangka kau ini banyak bicara sekali.” Komentar Hyo Ri yang mengela Ho Won selama ini hanya diam saja. Ho Won akhirnya duduk kembali.
“Ini karena...Aku terlalu memaksakan  diriku belakangan ini. Memang apa masalahnya kalau aku ini karyawan sementara? Tadi pagi, aku ke perusahaan subkontraktor buat mengambil data. Tapi dia meremehkanku  karena aku cuma karyawan sementara.” Kata Ho Won sedih
Hyo Ri malah berkomentar kalau Ho Won memang  layak diperlakukan seperti itu. Ho Won terlihat kesal, Hyo Ri pikir kalau menurut Ho Won itu tak adik lebih baik dilawan karena orang seperti mereka tidak bisa  menang melawan orang yang nekat. Ho Won mengangguk mengerti. 


Direktur Han berbicara di telp mengatakan akan pulang setelah kerjaanya selesai, lalu dikagetkan dengan Woo Jin sudah ada didepanya dan membuka berkas meminta tanda tanganya. Direktur Han melihat berkas “Kajian perusahaan subkontraktor pemasaran dan Woo Jin meminta agar ditanda tangani. Direktur Han langsung menolak.
“Setidaknya dibacalah. Tapi aku lebih suka  jika Anda menandatanganinya.” Ucap Woo Jin
“Baiklah. K Communications  dikelola oleh keponakanku. Apa Kau puas? Apa kau pura-pura tidak tahu atau kau memang benar-benar tidak tahu?” ucap Direktur Han kesal.
“Karyawan kerja lembur tiap hari untuk meningkatkan penjualan satu persen. Anda menyuruh kami membuat kemajuan laporan untuk meningkatkan keuntungan. Menolak untuk mengubah perusahaan subkontraktor karena alasan itu hanyalah omong kosong.  Perusahaan ini juga bukanlah milik Anda.” Kata Woo Jin
“Lalu apa ini perusahaan punyamu? Walaupun aku menandatanganinya,  takkan ada yang berubah. Dan juga, apa kau tahu berapa  banyak keuntungan yang kita dapat karena kakak iparku?” kata Direktur Han. Woo Jin pikir hanya meminta agar Direktur Han menandatangi laporan. Direktur Han seperti tak bisa berkata-kata lagi. 

Woo Jin mencoba mengirimkan laporan lewat email, tapi ditolak tanpa lelah mencoba kembali mengirimkanya. Direktur Han yang ada diruangan kesal dengan Woo Jin yang selalu berusaha mengirimkan laporan padahal sudah berkali-kali menolaknya.
Keduanya saling beradu mengirimkan laporan dan menolaknya dalam ruangan. Woo Jin tak mau kalah dengan terus mengklik dengan mousenya, Direktur Han juga terus menolak sambil mengumpat Woo Jin orang kepala batu. 

Direktur Han akhirnya berbicara pada Managar Park kalau sudah menjelaskan berkali-kali pada Woo Jin dan ingin melihat  siapa yang menang. Manager Park pikir lebih baik membiarkan saja karena Woo Jin itu  tidak akan dapat dananya. Direktu Han bertanya-tanya  Siapa sebenarnya yang menerima Woo Jin berkerja di kantor mereka.
“Entahlah... Dia pasti punya koneksi, makanya bisa seberani itu.. Apa Dia berasal dari keluarga yang mana sebenarnya?” kata Manager Park curiga
“Buat apa juga aku membuang-buang waktu  untuk mencari tahu soal keluarganya?” keluh Direktur Han, Manager Park heran dan ingin tahu alasan Direktur Han mencari tahu soal keluarganya.
“Itu karena kau berbohong soal  anggota keluarga istrimu seorang politikus.” Kata Direktur Han. Manager Park membela diri kalau tak bohong dan Keponakannya itu anggota DPR.
“Aigoo, kau senang berarti  bisa dibantu mereka? Dia bahkan bukan anggota keluarga dekatmu.” Ejek Direktur Han
“Nama Ketua perusahaan kita  Seo Tae Woo lalu Seo Woo Jin. Apa mereka dari keluarga yang sama?” kata Manager Park curiga. Keduanya saling berpandangan lalu merasa kalau itu tak mungkin. 

Woo Jin terlihat kesal akhirnya keluar dari ruangan dan saat itu melihat sosok pria yang sedang menyapa tim penjualan. Dan pria itu juga menyapa Woo Jin dengan meminta maaf kareana terlambat menemuinya.
“Tapi, ada salah satu karyawan  perempuanmu baru-baru ini datang ke kantorku. Aku terlalu fokus pada pekerjaan,  jadi tidak bisa banyak membantu. Aku CEO K Communications, Lee Dae Man. Katanya kau cukup marah dengan perusahaan kami, jadi aku datang  secepat mungkin. Tapi..., katanya kau mengancam kami  ingin memutuskan kontrak” ucap Lee Dae Man dengan nada menyindir
“K Communications atau entah apa namanya itu,  aku tak tertarik dengan perusahaanmu. Kau malah membuatku jengkel  karena datang kesini..., jadi pergilah sekarang.  Aku sibuk.” Ucap Woo Jin ketus. Tuan Lee menahan tangan Woo Jin sebelum pergi.
“Aku ingin bicara denganmu soal proyek dan juga ingin bertemu langsung denganmu. Itu sebabnya aku jauh-jauh ke sini..., tapi kau sekarang tak sopan sekali. Apa kau nanti bisa menangani konsekuensinya?” kata Tuan Lee
“Apa ini...percakapan atau ancaman? Ubah sikapmu dulu  jika kau mau bicara denganku.Kau salah sasaran jika kau datang buat mengancamku, CEO Lee.” Tegas Woo Jin dengan sopan. 

Tuan Lee tiba-tiba seperti mengingat sesuatu dan bertanya apakah yang bicara denganya itu Seo Woo Jin dari SI Telecom. Keduanya akhirnya bertemu diruangan Direktur Han, Tuan Lee dengan gaya sombongnya  mengaku tak menyangka bisa bertemu kembali dan berpikir sudah 10 tahun lebih.
“Manager Seo, jadi pekerjaan pertamamu di SI Telecom, Bukankah dunia ini sempit? Jadi kalian berdua diterima disana di tahun yang sama?” komentar Manager Park
“Sebenarnya...,tidak. Dia masuk lewat koneksi.” Komentar Woo Jin bisa melawan Tuan Lee
“Ayahku sedikit membantuku  karena saat itu sebelum dia pensiun. Aku beruntung punya orang tua yang sukses.”komentar Tuan Lee bangga.


 Flash Back
Dipadium akan mengumumkan ke tim mana setiap karyawan baru  dari SI Telecom akan ditugaskan jadi meminta agar maju ketika nama dipangil. Woo Jin dan Tuan Lee duduk bersebelahan,  Tuan Lee tahu kalau Woo Jin  melamar ke tim strategi pemasaran dan mendenagr aklau karyawan baru terbaik bisa  memilih mau masuk ke tim mana. Teman yang lain memui Woo Jin yang hebat dan membuatnya jadi iri.  Nama Woo Jin pun dipanggil.
“Karyawan Baru, Seo Woo Jin.. Anda akan bergabung dengan  tim layanan konsumen.”ucap pria diatas panggung. Woo Jin telihat kecewa karena tak sesuai harapannya.
“Karyawan Baru, Lee Dae Man. Anda akan bergabung  dengan tim strategi pemasaran.” Ucap si pria,  Tuan Lee terlihat bangga karena bisa masuk di tempat yang Woo Jin inginkan seperti bisa mengalahkanya. 


Tuan Lee menceritakan dengan bangga Karena memilih ke  tim strategi pemasaran maka Woo Jin jadi dikirim ke  tim yang sulit dan mendengark akalu Woo Jin mengundurkan diri setelah beberapa bulan kerja di tim itu. Woo Jin langsung menegur Tuan Lee agar bicara dengan sopan karean Ini tempat kerja. Tuan Lee mengaku kalau jadi tersinggung.
“Aigoo..Manager Seo... Perusahaanku telah menangani berbagai kegiatan pemasaran untuk  Hauline selama bertahun-tahun. Kita ini 2 perusahaan berbeda, tapi satu kesatuan. Ketika aku mengerjakan proyek-proyek  Hauline, menurutku Hauline sebagai perusahaanku sendiri.”Ucap Tuan Lee

“Aku jadi sedih kalau harus membatalkan kontrak. Kita sudah lama bekerja dengan perusahaannya. Kita harus terus saling percaya dan  saling membantu untuk maju bersama.” Kata Direktur Han mencoba menyakinkan
“Lebih bagus jika ternyata kalian saling kenal. Kalian berdua akan menjadi  mitra kerja yang hebat.” Kata Manager Park

“Aku tidak ingin bekerja  dengan sebuah perusahaan yang tidak menghasilkan  keuntungan apapun bagi kita. Apa karena dia ini keponakan Anda? Apa itu sebabnya kita harus membantu dia? Ini jelas tidak adil, Direktur Han. Bukankah ini bisa dianggap  outsourcing ilegal?” kata Woo Jin
Semua terlihat kaget, Direktur Han mulai mengumpat karena Woo Jin berani bicara seperti itu. Woo Jin mengaku memahami yang dikatakan Direktur Han lalu mengucapkan terimakasih atas pelajaran pada Tuan Lee, dan pamit akan kembali berkerja.
Manager Park dan Direktur Han tak habis pikir melihat tingkah Woo Jin yang benar-benar keterlaluan.

Ho Won berjalan perlahan ingin mengambil pakaian Hyo Ri dan memastikan kalau temanya itu masih tertidur. Tiba-tiba Hyo Ri berteriak, Ho Won panik tapi ternyata Hyo Ri mengingau meminta uang sewa kamarnya.  Ho Won akhirnya sudah berganti pakaian dan mengunakan pakaian yang rapih dan berkelas.  Ki Taek menemaninya terlihat gugup tapi Ho Won terlihat yakin.
“Jika dia keponakan direktur utama, aku hanya harus mengalahkannya. “Memang benar, hidup nekat itu lumayan juga kata Ho Won
“Tapi Kenapa kau antusias sekali?  Jangan terlalu dikhawatirkan.” Ki Taek
“Ki Taek, aku akan menunjukkan pada mereka semua kalau aku kompeten dan orang yang berguna. Aku tidak ingin diremehkan  hanya karena pekerja kontrak.” Kata Ho Won penuh amarah, Ki Taek pikir jangan terlalu diambil hati karena bisa stres.
“Aku yang ditugaskan, jadi  harus menanganinya. Kau yakin bisa, 'kan?” ucap Ki Taek, Ho Won terlihat sudah sangat siap.

Keduanya masuk dengan gaya seperti seorang Chaebol dan pengawal, Ki Taek sengaja melempar semua berkas bertemu dengan pria yang sebelumnya meremehkan Bong Soon. Si manager mengenal Ho Won yang sebelumnya pernah datang.
“Apa Kau tahu siapa aku? Apa kau mampu berhadapan denganku?” ucap Ho Won duduk di kursi
“Dia keponakannya CEO dan gila. Kami saja  tidak bisa menghadapinya.” Kata Ki Taek menyakinkan. Si manager panik mengetahui tenyata si wanita itu CEO perusahaan
“Apa Kau mau menyesal di kemudian hari? Satu kata saja dariku bisa membuat perusahaanmu tak dibutuhkan lagi dari proyek kami, Kau meremehkanku karena  aku menyamar jadi karyawan sementara. Sepertinya kau belum tahu, Apa Memangnya aku kelihatan seperti seorang karyawan sementara menurutmu?” ucap Ho Won dengan gaya angkuh seperti wanita chaebol. Si pria dengan ketakutan mengelengkan kepala.
“Tadi aku mau meng-email datanya,  tapi aku lupa...” kata Si pria
Ho Won menegaskan kalau tak ada yang ditakutinya karena ada yang melindunginya, sambil bergumam kalau itu adalah  Malaikat Pencabut Nyawa. Lalu berteriak marah karena harus membuatnyaa  dua kali datang. Si pria langsung berlutut ketakutan, Ki Taek memberikan jempol dari balik jasnya, Ho Won pun tersenyum bahagia. 

Woo Jin melihat Ho Won yang masih ada dikantor, Ho Won mengaku Masih ada yang harus dikerjakan lalu meminta atasanya itu membawanya. Woo Jin pikir itu tampilannya sama seperti dengan  laporan yang diberikan Ji Na. Ho Won membenarkan.
“Dia berpesan padaku kalau kita akan bekerjasama dengan K Communications dan aku harus mengumpulkan laporannya seperti itu.” Jelas Ho Won, Woo Jin sempat kaget dan ingin tahu maksudnya.
“Asisten Ha merupakan  atasan langsungku jadi aku menuruti perintah dia. Tapi...sebagai orang yang bertanggung jawab..., maka inilah kesimpulanku. Aku sudah memeriksa semua dokumen dari K Communications dan sepertinya mereka tidak  melakukan pekerjaan dengan semestinya. Mereka ternyata melakukan outsourcing  kepada perusahaan kecil ini yaitu Nanda Communications.” Jelas Ho Won 

Rapat dimulai, Woo Jin berdiri didepan para petinggi kaan  menjelaskan kalau mereka harus meninjau dan menilai mitra  outsourcing perusahaan. Dengan hal pertama yang harus  dipertimbangkan adalah publisitas yang artinya memilih  mitra outsourcing baru dapat mengakibatkan publisitas positif dan  memperkuat citra merek dagang kita.
“Baru-baru ini, sebuah perusahaan telekomunikasi bermitra dengan perusahaan  outsourcing baru, dan berita itu sendiri, mengakibatkan peningkatan  dalam harga saham perusahaan. Berikutnya adalah pengurangan biaya.” Ucap Woo Jin memperlihatkan dilayar, Direktur Han terlihat panik.
“Ketika memilih perusahaan mitra untuk pemasaran online, menggunakan proses yang transparan,akan membantu kita  mengurangi biaya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan biaya yang selama ini keluar. Terutama...,pentingnya mengecualikan perusahaan yang memiliki anggota keluarga atau kerabat  di perusahaan kita.” Kata Woo Jin, Manager Park dan Direktur Han semakin panik
“Jika kita melakukannya, diharapkan maka citra publik kita akan meningkat. Berikutnya adalah peningkatan  penjualan yang diharapkan.” Kata Woo Jin, CEO terlihat bangga dengan penjelasan Woo Jin. 


Woo Jin memanggil Ho Won  agar meminta supaya mengtur jadwal pertemuan dengan Nanda  Communications secepat mungkin dan juga  ringkas materi pemasaran online baru serta kirim ke perusahaan mereka. Ho Won mengangguk mengerti dengan Ki Taek disampingnya.
“Kau tidak menuruti perintahku, tapi  sekarang kau sudah punya banyak tugas. Baguslah.” Ejek Ji Na.

Saat itu telp didepanya berdering, dan Ho Won mengangkatnya.  Ibu Kang Ho menelp mengaku kalau anaknya sebagai karyawan baru diperusahaan, berpikir kalau anaknya sibuk  jadi tak bisa menghubunginya karean ada yang ingin disampikan. Ho Won melirik ke arah meja Kang Ho yang kosong.

“Sekarang, Jang Kang Ho sedang dalam perjalanan dinas ke Daegu.” Ucap Ho Won, Ki Taek mendengarnya seperti bertanya-tanya. 

Tuan Heo mengajak tim pemasaran makan disebuah restoran, ingin ingin mentraktir karena dipindahtugaskan. Woo Jin pikir mereka lebih baik bayar masing-masing saja. Ho Won hanya bisa tertunduk sedih, Woo Jin bisa melihatnya lalu merubah keputusan kalau akan membayarnya saja.
Ki Taek sibuk memberikan sumpit pada Ji Na, sementara Ho Won bingung memberikan sumpit pada Woo Jin atau Tuan Heo karena posisi di kantor Woo Jin lebih tinggi, tapi Tuan Heo lebih tua dari segi umur. Woo Jin terlihat mengambil sendiri sendok sumpitnya. Ho Won akhirnya memberikan sumpt pada  Tuan Heo.
Saat itu pelayan datang membawakan makanan, Ho Won pun membantu menata dimeja seperti pelayan menyapa pelangganya agar menikamati makana dan akan kembali ke dapur membawa nampan. Ki Taek memanggilnya, Ho Won sadar kali ini ia sebagai pelanggan bukan pelayan lalu kembali duduk dengan wajah tertunduk malu.
“Ini karena aku sudah lama kerja di restoran.” Ucap Ho Won, Woo Jin mengejek Ho Won yang bangga dengan hal itu.
“Ho Won. Kau ini bisa apa saja” komentar Tuan Heo memuji Tapi Woo Jin menyindir Ho Won yang artinya tidak fokus.

Tim penjualan kembali ke kantor. Yong Jae mengeluh lelah karena Manager Park menyuruhnya ini dan itu. Jae Min berbisik bertanya pada Yong Jae,, apakah bisa meminta izin kalau mereka telat masuk kerja besok. Yong Jae mengataakn tak boleh, lebih baik datang dan setelah itu pergi ke sauna. “Kang Ho Selesaikan ini.” Ucap Yong Jae memberikan berkasnya, Kang Ho bertanya apakah ia hanya sendirian.  
“Lalu apa aku harus menemanimu?” sindir Yong Jae, Kang Ho measa kalau berkasnya terlalu banyak  kalau dikerjakan sendirian.
“Aku tahu itu. Apa Kau ingin aku memegang tanganmu dan membantumu?” kata Yong Jae. Kang Ho pun menolak dengan mengaku bisa mengerjakan sendiri.
“Semakin lama aku bersamamu, ternyata semakin menjengkelkannya dirimu ini.” Ejek Yong Jae lalu pulang dengan Jae Min. 

Kang Ho sedih dan meliha sebuah note tertempel di depan layar komputernya, [Ibumu tadi telepon, Dia menyuruhku memberitahumu kalau ibumu meneleponmu. Kerja bagus hari ini.]
Ki Taek memberikan semangkuk sup pada Ji Na, Tuan Heo berkomentar kalau Ki Taek memang  pria sejati. Ji Na langsung tersedak mendengarnya, Ki Taek panik dan bicara banmal, Ji Na langsung melotot. Ki Taek langsung mengubah dengan panggilan  Asisten Ha.
“Do Ki Taek, Apa Kau jurusan apa waktu kuliah? Kapan kau wawancara? Aku tidak  ingat melihat wajahmu di hari wawancara.” Kata Woo Jin
“Soal itu... aku...tidak bisa  wawancara karena terlambat.” Akui Ki Taek, Semua kaget.  
“Kalau kau tidak wawancara..., kenapa kau bisa diterima sebagai karyawan sementara?” kata Woo Jin heran
“Aku dulu bekerja sebagai pekerja paruh waktu di perusahaan furniture dan dulu pekerjaanku banyak yang berhubungan dengan Hauline juga. Mungkin karena itulah  Manager Park mempekerjakanku.”kata Ki Taek 


Ki Taek memberikan dua gelas kopi pada rekan kerja dan meminta gar keduanya berbaikan dan Jangan terlalu canggung karena mereka itu berteman. Kang Ho akhirnya lebih dulu meminta maaf. Ho Won pikir ini seperti anak kecil.
“Apa Kau mau kami harus berjabat tangan juga?” ucap Ho Won
“Terima kasih sudah memaafkanku, Ho Won.”kata Kang Ho mengulurkan tanganya. Ho Won pun menjabat tangan temanya. Ki Taek juga ingin menjabat tangan, ketiganya akhirnya saling menumpukan tangan.
“Mari kita melupakan masa lalu yang  menyakitkan, dan mulailah awal yang baru.” Kata Ki Taek dan mulai bersulang. 

Bagian HRd memberikan surat lamaran dan CV ketiga orang itu. Woo Jin melihat profile Do Ki Taek dan yang lainya dan berpikir kalau diterima  karena  wawancara mereka bagus. Tim HRD memberitahu Karyawan sementara untuk tim penjualan dan pemasaran dipilih oleh Manager Park.
“Bukankah mereka pekerja kontrak dan calon untuk posisi tetap?” ucap Kang Ho, Manager HRD membenarkan.
“Tapi...apa maksudmu mereka diterima lewat koneksi?” kata Woo Jin terlihat marah mengetahui ketikanya masuk dengan koneksi, karena ia anti dengan namanya koneksi.
Bersambung ke episode 5

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar