PS
: All images credit and content copyright : MBC
Ho Won
mengangkat telp berpikir ada pelangan yang menelp dengan ramah berbicara
menawarkan bantuan. Yong Jae mengatakan kalau ia butuh bantuan. Saat itu Ho Won
berdiri di depan rumah sakit Miso merasa
sebelumnya sudah pernah datang.
Ia pun
dengan semangat masuk ke dalam rumah sakit dan memanggil direktur dalam
ruangan, tapi ruangan kosong akhirnya ia menaruh pot bunga dan melihat patung
dengan organ dalam manusia, saat itu Dokter Seo tiba-tiba sudah ada
disampingnya bertanya siapa yang datang, Ho Won kaget dan terjungkal, Dokter
Seo pun menahan sebelum Ho Won jatuh. Keduanya bertatapan dengan posisi yang
membuat orang bisa jatuh cinta.
“Jadi
memang benar...ada suara bel.” Gumam Ho Won seperti merasakan suara bel dalam
telinganya.
“Sampai
kapan aku harus memegangmu seperti ini?”
kata Dokter Seo, Ho Won meminta maaf dan langsung berdiri lalu melihat pot
bunga yang dibawanya pecah karena tersenggol.
Dokter
Seo membalutkan perban ditangan Ho Won memberitahu kalau Pergelangan tangannya
terkilir jadi meminta agar jangan terlalu banyak gerak. Ho Won meminta
maaf, Dokter Seo pikir Ho Won tak usah
bayar pengobatan tangannya dan berharap
tidak menuntut karena jatuh di RSnya. Ho Won pikir juga tak seperti itu.
“Tapi...,
bisa tolong rahasiakan dari Manager Park? Rahasia kalau aku tadi memecahkan
vas-nya. Nanti akan kuganti vas yang baru.” Ucap Ho Won
“Sepertinya
Manager Park Sang Man orang yang sangat menakutkan,” komentar Dokter Seo, Ho
Won pikir tak seperti itu.
“Dia orang
yang sangat baik.” Ucap Ho Won, Dokter Seo pun bertanya Apa semuanya baik-baik
saja selain pergelangan tangannya. Ho
Won ingin mengatakan sesuatu tapi Dokter Seo menyelanya.
“Kami
merawat karyawan Hauline di sini. Rumah sakit kami dan perusahaanmu sudah
membuat kontrak dan Karyawan perusahaanmu bisa berobat gratis disini. Ini bukan
layanan gratis. Tapi perusahaanmu yang membayar tagihannya.” Jelas Dokter Seo, Ho Won
mengangguk mengerti.
“Tapi...,
aku waktu itu belum sempat mengatakannya. Aku bukan karyawan tetap dan cuma
karyawan sementara. Menurutku aku tidak bisa...” ucap Ho Won rendah diri.
“Karyawan
sementara juga boleh berobat disini.”
Kata Dokter Seo. Ho Won binggung dan ingin tahu alasan perusahanan yang membayar tagihan medis mereka.
“Tentu
saja karena perusahaan ingin karyawan
yang sehat. Jadi, jika kau memeriksa kesehatanmu
di rumah sakitku..., maka hasilnya nanti akan dikirim ke perusahaanmu. Mereka akan tahu
jika kau sakit atau tidak.” Jelas Dokter Seo
Ho Won
mengerti terlihat sedikit takut karena mengetahui sakit para dan waktu hidupnya
hanya tinggal 3 bulan. Lalu mengaku pada
Dokter Seo kalau Ia adalah orang yang sangat sehat dan bugar. Dokter Seo pikir
Ho Won tidak perlu pengobatan tapi hanya perlu mentraktirnya. Ho Won dengan senyuman menyetujuinya.
Woo Jin
melihat email dengan subject [Ulasan
perusahaan subkontraktor pemasaran] dan
statusnya belum dibaca. Ia mengeluh pada Direktur Han yang belum membacanya. Kkot Bi mengangkat telp
memberitahu kalau Direktur Han tidak ada di tempat sekarang, sedang rapat di luar
dan akan menghubungi nanti setelah Beliau sudah kembali.
“Apa itu
dari tim pemasaran Manager Seo?” tanya Direktur Han keluar dari ruangan, Kkot
Bi membenarkan.
“Aish, kau
bilang padanya kalau aku tidak balik ke
kantor lagi hari ini.” Ucap Direktur Han, Kkot Bi hanya bisa mengangguk setuju.
Woo Jin mengetahui
dari Tuan Heo kalau perusahaan subkontraktor untuk pemasaran online dikelola
oleh keponakannya. Tuan Heo sudah mengenal Woo Jin tidak suka orang-orang yang dipekerjakan melalui koneksi pribadi dan
ternyata memang seperti itu.
“Tidak
perlu ada lagi yang dibahas. Kita akan mengerjakan proyek ini tanpa
subkontraktor sekarang.” Kata Woo Jin
“Tapi
menurutku tidak akan segampang itu. Kau butuh bukti yang jelas. Perusahaan yang
bersangkutan pasti tidak akan memberikan kita dokumen terkait dengan pekerjaan
mereka.” Kata Tuan Heo
“Itu
tidak masuk akal.” Kata Woo Jin.
“Beginilah
situasi yang sering terjadi jika kau bekerja dengan perusahaan subkontraktor. Perusahaan
mereka bisa saja nanti memberikan data palsu juga.” Ucap Tuan Heo, Woo Jin
menegaskan tidak akan membiarkan hal itu
terjadi.
Ho Won
mengetuk pintu, Tuan Heo pun mempersilahkan Ho Won masuk karena suda selesai
bicara. Ho Won meberitahu Woo Jin kalau baru kembali dari K Communications dan sudah
meminta dokumen tapi di tolak karena statusnya sebagai karyawan sementara.
“Lalu Apa
kau bangga soal itu? Jika ada yang salah, itu karena kau karyawan sementara, begitukah?” kata Woo Jin
menyindir
“Bukan
begitu maksudku, tapi mereka tidak menganggapku tadi.” Ucap Ho Won
“Jadi apa
kau tadi berharap mereka langsung memberikan dokumen mereka begitu saja padamu?
Tugasmulah untuk cari tahu solusinya
bagaimana. Berhenti saja kalau kau tak sanggup, Aku dengan gampang mencari
orang yang bisa menggantikanmu.” Kata Ho Woon
Ho Won
dan Ki Taek makan siang bersama dikantin, Ho Won binggung memikirkan cara kalau
Pihak K Communicatin tidak mau
memberikan dokumennya bahkan tidak mau bicara dengan karyawan sementara. Ki Taek pikir harus
mencuri dokumennya saja.
“Aku tidak
mau menghabiskan sisa hidupku di
penjara.” Kata Ho Won dan saat itu seseorang yang memberikan sup seperti
mengenal Ho Won.
Ho Won
pun seperti mengenalnya mencoba mengingat mata denganw wajah dibalik masker, si
wanita bergegas pergi dan langsung digantikan oleh pegawai lain.
Ho Won
duduk dengan Ki Taek tak sengaja matanya melihat Woo Jin duduk sendirian sambil
memaikan ponselnya, Woo Jin melihat Ho Won yang menatapnya. Ho Won langsung
tertunduk dan berpura-pura sibuk makan. Ki Tak pun ingin tahu dengan rencana Ho
Won sekarang. Ho Won mengaku tidak bisa mati seperti ini.
“Jangan
bicara seperti itu. Aku akan mencari solusinya, bagaimanapun caranya.” Kata Ki
Taek menyakinkan.
Kang Ho
duduk bersama dengan tim penjualan, karena statusnya sebagai karyawan sementara
diminta untuk melayani pegawai tetap dengan mengambilkan air minum, bahkan Jae
Min yang lebih muda darinya pun membawakan minuman.
Saat
sampai dirumah, Ibu Kang Ho berbicara dengan Soo Jung meminta agar memberitahu
kalau ingin membeli furniture karena anknya yang sudah bekerja di Hauline dibagian tim pemasaran.
Kang Ho
masuk kamar dengan wajah lelah dalam grup menerima undangan Makan Malam untuk
merayakan diterimanya Woo Sung di
Minkyung Electronics, semua memberikan semangat. Kang Ho yang kesal hanya bisa
melempar ponsel untuk melampiaskan amarahnya.
Ho Won
pulang melihat Hyo Ri makan ramen dan menyudahi, lalu melihat masih banyak
sisanya dan ingin menghabiskannya. Hyo Ri pun membiarkan Ho Won makan mie
ramyun. Ho Won heran melihat Hyo Ri yang
tumben sekali baik bahkan ada telur dalam panci ramyun seperti tak
percaya itu teman satu kamarnya.
“Kau
kerja di perusahaan apa?” tanya Hyo Ri. Ho Won menjawab di Hauline.
“Jadi
perusahaan yang kau bangga-banggakan itu
Hauline?” ejek Hyo Ri
“Kapan
aku membangga-banggakan? Aku cuma dikontrak selama tiga bulan.” Kata Ho Won,
Hyo Ri kaget menurutnya itu lama.
“Apa
Menurutmu itu lama? Apa Kau pikir tiga bulan itu lama? Menurutmu mungkin itu
waktu yang lama..., tapi itu sangat singkat bagiku. Tiga bulan saja kurang dari 100 hari. Kau tidak tahu
perasaanku sama sekali.” Ucap Ho Won marah dengan mulut yang muncrat karena
belum menelan ramyun. Hyo Ri mengeluh Ho Won yang berlebihan dan jorok.
“Tak
kusangka kau ini banyak bicara sekali.” Komentar Hyo Ri yang mengela Ho Won
selama ini hanya diam saja. Ho Won akhirnya duduk kembali.
“Ini
karena...Aku terlalu memaksakan diriku
belakangan ini. Memang apa masalahnya kalau aku ini karyawan sementara? Tadi
pagi, aku ke perusahaan subkontraktor buat mengambil data. Tapi dia meremehkanku karena aku cuma karyawan sementara.” Kata Ho
Won sedih
Hyo Ri
malah berkomentar kalau Ho Won memang
layak diperlakukan seperti itu. Ho Won terlihat kesal, Hyo Ri pikir
kalau menurut Ho Won itu tak adik lebih baik dilawan karena orang seperti
mereka tidak bisa menang melawan orang
yang nekat. Ho Won mengangguk mengerti.
Direktur
Han berbicara di telp mengatakan akan pulang setelah kerjaanya selesai, lalu
dikagetkan dengan Woo Jin sudah ada didepanya dan membuka berkas meminta tanda
tanganya. Direktur Han melihat berkas “Kajian perusahaan subkontraktor
pemasaran dan Woo Jin meminta agar ditanda tangani. Direktur Han langsung
menolak.
“Setidaknya
dibacalah. Tapi aku lebih suka jika Anda
menandatanganinya.” Ucap Woo Jin
“Baiklah.
K Communications dikelola oleh
keponakanku. Apa Kau puas? Apa kau pura-pura tidak tahu atau kau memang
benar-benar tidak tahu?” ucap Direktur Han kesal.
“Karyawan
kerja lembur tiap hari untuk meningkatkan penjualan satu persen. Anda menyuruh
kami membuat kemajuan laporan untuk meningkatkan keuntungan. Menolak untuk
mengubah perusahaan subkontraktor karena alasan itu hanyalah omong kosong. Perusahaan ini juga bukanlah milik Anda.” Kata
Woo Jin
“Lalu apa
ini perusahaan punyamu? Walaupun aku menandatanganinya, takkan ada yang berubah. Dan juga, apa kau
tahu berapa banyak keuntungan yang kita
dapat karena kakak iparku?” kata Direktur Han. Woo Jin pikir hanya meminta agar
Direktur Han menandatangi laporan. Direktur Han seperti tak bisa berkata-kata
lagi.
Woo Jin
mencoba mengirimkan laporan lewat email, tapi ditolak tanpa lelah mencoba
kembali mengirimkanya. Direktur Han yang ada diruangan kesal dengan Woo Jin
yang selalu berusaha mengirimkan laporan padahal sudah berkali-kali menolaknya.
Keduanya saling
beradu mengirimkan laporan dan menolaknya dalam ruangan. Woo Jin tak mau kalah
dengan terus mengklik dengan mousenya, Direktur Han juga terus menolak sambil
mengumpat Woo Jin orang kepala batu.
Direktur
Han akhirnya berbicara pada Managar Park kalau sudah menjelaskan berkali-kali
pada Woo Jin dan ingin melihat siapa
yang menang. Manager Park pikir lebih baik membiarkan saja karena Woo Jin itu tidak akan dapat dananya. Direktu Han
bertanya-tanya Siapa sebenarnya yang
menerima Woo Jin berkerja di kantor mereka.
“Entahlah...
Dia pasti punya koneksi, makanya bisa seberani itu.. Apa Dia berasal dari
keluarga yang mana sebenarnya?” kata Manager Park curiga
“Buat apa
juga aku membuang-buang waktu untuk
mencari tahu soal keluarganya?” keluh Direktur Han, Manager Park heran dan
ingin tahu alasan Direktur Han mencari tahu soal keluarganya.
“Itu
karena kau berbohong soal anggota keluarga
istrimu seorang politikus.” Kata Direktur Han. Manager Park membela diri kalau
tak bohong dan Keponakannya itu anggota DPR.
“Aigoo,
kau senang berarti bisa dibantu mereka? Dia
bahkan bukan anggota keluarga dekatmu.” Ejek Direktur Han
“Nama Ketua
perusahaan kita Seo Tae Woo lalu Seo Woo
Jin. Apa mereka dari keluarga yang sama?” kata Manager Park curiga. Keduanya
saling berpandangan lalu merasa kalau itu tak mungkin.
Woo Jin
terlihat kesal akhirnya keluar dari ruangan dan saat itu melihat sosok pria
yang sedang menyapa tim penjualan. Dan pria itu juga menyapa Woo Jin dengan
meminta maaf kareana terlambat menemuinya.
“Tapi,
ada salah satu karyawan perempuanmu
baru-baru ini datang ke kantorku. Aku terlalu fokus pada pekerjaan, jadi tidak bisa banyak membantu. Aku CEO K
Communications, Lee Dae Man. Katanya kau cukup marah dengan perusahaan kami, jadi
aku datang secepat mungkin. Tapi...,
katanya kau mengancam kami ingin
memutuskan kontrak” ucap Lee Dae Man dengan nada menyindir
“K
Communications atau entah apa namanya itu,
aku tak tertarik dengan perusahaanmu. Kau malah membuatku jengkel karena datang kesini..., jadi pergilah
sekarang. Aku sibuk.” Ucap Woo Jin
ketus. Tuan Lee menahan tangan Woo Jin sebelum pergi.
“Aku
ingin bicara denganmu soal proyek dan juga ingin bertemu langsung denganmu. Itu
sebabnya aku jauh-jauh ke sini..., tapi kau sekarang tak sopan sekali. Apa kau
nanti bisa menangani konsekuensinya?” kata Tuan Lee
“Apa
ini...percakapan atau ancaman? Ubah sikapmu dulu jika kau mau bicara denganku.Kau salah
sasaran jika kau datang buat mengancamku, CEO Lee.” Tegas Woo Jin dengan sopan.
Tuan Lee
tiba-tiba seperti mengingat sesuatu dan bertanya apakah yang bicara denganya itu
Seo Woo Jin dari SI Telecom. Keduanya akhirnya bertemu diruangan Direktur Han,
Tuan Lee dengan gaya sombongnya mengaku
tak menyangka bisa bertemu kembali dan berpikir sudah 10 tahun lebih.
“Manager
Seo, jadi pekerjaan pertamamu di SI Telecom, Bukankah dunia ini sempit? Jadi
kalian berdua diterima disana di tahun yang sama?” komentar Manager Park
“Sebenarnya...,tidak.
Dia masuk lewat koneksi.” Komentar Woo Jin bisa melawan Tuan Lee
“Ayahku
sedikit membantuku karena saat itu
sebelum dia pensiun. Aku beruntung punya orang tua yang sukses.”komentar Tuan
Lee bangga.
Dipadium
akan mengumumkan ke tim mana setiap karyawan baru dari SI Telecom akan ditugaskan jadi meminta
agar maju ketika nama dipangil. Woo Jin dan Tuan Lee duduk bersebelahan, Tuan Lee tahu kalau Woo Jin melamar ke tim strategi pemasaran dan
mendenagr aklau karyawan baru terbaik bisa
memilih mau masuk ke tim mana. Teman yang lain memui Woo Jin yang hebat
dan membuatnya jadi iri. Nama Woo Jin
pun dipanggil.
“Karyawan
Baru, Seo Woo Jin.. Anda akan bergabung dengan
tim layanan konsumen.”ucap pria diatas panggung. Woo Jin telihat kecewa
karena tak sesuai harapannya.
“Karyawan
Baru, Lee Dae Man. Anda akan bergabung dengan
tim strategi pemasaran.” Ucap si pria,
Tuan Lee terlihat bangga karena bisa masuk di tempat yang Woo Jin
inginkan seperti bisa mengalahkanya.
Tuan Lee
menceritakan dengan bangga Karena memilih ke
tim strategi pemasaran maka Woo Jin jadi dikirim ke tim yang sulit dan mendengark akalu Woo Jin
mengundurkan diri setelah beberapa bulan kerja di tim itu. Woo Jin langsung
menegur Tuan Lee agar bicara dengan sopan karean Ini tempat kerja. Tuan Lee
mengaku kalau jadi tersinggung.
“Aigoo..Manager
Seo... Perusahaanku telah menangani berbagai kegiatan pemasaran untuk Hauline selama bertahun-tahun. Kita ini 2
perusahaan berbeda, tapi satu kesatuan. Ketika aku mengerjakan proyek-proyek Hauline, menurutku Hauline sebagai
perusahaanku sendiri.”Ucap Tuan Lee
“Aku jadi
sedih kalau harus membatalkan kontrak. Kita sudah lama bekerja dengan
perusahaannya. Kita harus terus saling percaya dan saling membantu untuk maju bersama.” Kata Direktur
Han mencoba menyakinkan
“Lebih bagus
jika ternyata kalian saling kenal. Kalian berdua akan menjadi mitra kerja yang hebat.” Kata Manager Park
“Aku
tidak ingin bekerja dengan sebuah
perusahaan yang tidak menghasilkan
keuntungan apapun bagi kita. Apa karena dia ini keponakan Anda? Apa itu
sebabnya kita harus membantu dia? Ini jelas tidak adil, Direktur Han. Bukankah
ini bisa dianggap outsourcing ilegal?”
kata Woo Jin
Semua
terlihat kaget, Direktur Han mulai mengumpat karena Woo Jin berani bicara
seperti itu. Woo Jin mengaku memahami yang dikatakan Direktur Han lalu
mengucapkan terimakasih atas pelajaran pada Tuan Lee, dan pamit akan kembali
berkerja.
Manager
Park dan Direktur Han tak habis pikir melihat tingkah Woo Jin yang benar-benar
keterlaluan.
Ho Won
berjalan perlahan ingin mengambil pakaian Hyo Ri dan memastikan kalau temanya
itu masih tertidur. Tiba-tiba Hyo Ri berteriak, Ho Won panik tapi ternyata Hyo
Ri mengingau meminta uang sewa kamarnya.
Ho Won akhirnya sudah berganti pakaian dan mengunakan pakaian yang rapih
dan berkelas. Ki Taek menemaninya
terlihat gugup tapi Ho Won terlihat yakin.
“Jika dia
keponakan direktur utama, aku hanya harus mengalahkannya. “Memang benar, hidup
nekat itu lumayan juga kata Ho Won
“Tapi
Kenapa kau antusias sekali? Jangan terlalu
dikhawatirkan.” Ki Taek
“Ki Taek,
aku akan menunjukkan pada mereka semua kalau aku kompeten dan orang yang
berguna. Aku tidak ingin diremehkan hanya
karena pekerja kontrak.” Kata Ho Won penuh amarah, Ki Taek pikir jangan terlalu
diambil hati karena bisa stres.
“Aku yang
ditugaskan, jadi harus menanganinya. Kau
yakin bisa, 'kan?” ucap Ki Taek, Ho Won terlihat sudah sangat siap.
Keduanya masuk
dengan gaya seperti seorang Chaebol dan pengawal, Ki Taek sengaja melempar
semua berkas bertemu dengan pria yang sebelumnya meremehkan Bong Soon. Si
manager mengenal Ho Won yang sebelumnya pernah datang.
“Apa Kau
tahu siapa aku? Apa kau mampu berhadapan denganku?” ucap Ho Won duduk di kursi
“Dia
keponakannya CEO dan gila. Kami saja tidak
bisa menghadapinya.” Kata Ki Taek menyakinkan. Si manager panik mengetahui
tenyata si wanita itu CEO perusahaan
“Apa Kau
mau menyesal di kemudian hari? Satu kata saja dariku bisa membuat perusahaanmu tak
dibutuhkan lagi dari proyek kami, Kau meremehkanku karena aku menyamar jadi karyawan sementara.
Sepertinya kau belum tahu, Apa Memangnya aku kelihatan seperti seorang karyawan
sementara menurutmu?” ucap Ho Won dengan gaya angkuh seperti wanita chaebol. Si
pria dengan ketakutan mengelengkan kepala.
“Tadi aku
mau meng-email datanya, tapi aku lupa...”
kata Si pria
Ho Won
menegaskan kalau tak ada yang ditakutinya karena ada yang melindunginya, sambil
bergumam kalau itu adalah Malaikat
Pencabut Nyawa. Lalu berteriak marah karena harus membuatnyaa dua kali datang. Si pria langsung berlutut
ketakutan, Ki Taek memberikan jempol dari balik jasnya, Ho Won pun tersenyum
bahagia.
Woo Jin
melihat Ho Won yang masih ada dikantor, Ho Won mengaku Masih ada yang harus
dikerjakan lalu meminta atasanya itu membawanya. Woo Jin pikir itu tampilannya
sama seperti dengan laporan yang
diberikan Ji Na. Ho Won membenarkan.
“Dia
berpesan padaku kalau kita akan bekerjasama dengan K Communications dan aku
harus mengumpulkan laporannya seperti itu.” Jelas Ho Won, Woo Jin sempat kaget
dan ingin tahu maksudnya.
“Asisten
Ha merupakan atasan langsungku jadi aku
menuruti perintah dia. Tapi...sebagai orang yang bertanggung jawab..., maka
inilah kesimpulanku. Aku sudah memeriksa semua dokumen dari K Communications
dan sepertinya mereka tidak melakukan
pekerjaan dengan semestinya. Mereka ternyata melakukan outsourcing kepada perusahaan kecil ini yaitu Nanda
Communications.” Jelas Ho Won
Rapat
dimulai, Woo Jin berdiri didepan para petinggi kaan menjelaskan kalau mereka harus meninjau dan
menilai mitra outsourcing perusahaan. Dengan
hal pertama yang harus dipertimbangkan
adalah publisitas yang artinya memilih
mitra outsourcing baru dapat mengakibatkan publisitas positif dan memperkuat citra merek dagang kita.
“Baru-baru
ini, sebuah perusahaan telekomunikasi bermitra dengan perusahaan outsourcing baru, dan berita itu sendiri,
mengakibatkan peningkatan dalam harga
saham perusahaan. Berikutnya adalah pengurangan biaya.” Ucap Woo Jin
memperlihatkan dilayar, Direktur Han terlihat panik.
“Ketika
memilih perusahaan mitra untuk pemasaran online, menggunakan proses yang
transparan,akan membantu kita mengurangi
biaya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan biaya yang selama ini keluar.
Terutama...,pentingnya mengecualikan perusahaan yang memiliki anggota keluarga
atau kerabat di perusahaan kita.” Kata Woo
Jin, Manager Park dan Direktur Han semakin panik
“Jika kita
melakukannya, diharapkan maka citra publik kita akan meningkat. Berikutnya
adalah peningkatan penjualan yang
diharapkan.” Kata Woo Jin, CEO terlihat bangga dengan penjelasan Woo Jin.
Woo Jin
memanggil Ho Won agar meminta supaya
mengtur jadwal pertemuan dengan Nanda Communications
secepat mungkin dan juga ringkas materi
pemasaran online baru serta kirim ke perusahaan mereka. Ho Won mengangguk
mengerti dengan Ki Taek disampingnya.
“Kau tidak
menuruti perintahku, tapi sekarang kau
sudah punya banyak tugas. Baguslah.” Ejek Ji Na.
Saat itu
telp didepanya berdering, dan Ho Won mengangkatnya. Ibu Kang Ho menelp mengaku kalau anaknya
sebagai karyawan baru diperusahaan, berpikir kalau anaknya sibuk jadi tak bisa menghubunginya karean ada yang
ingin disampikan. Ho Won melirik ke arah meja Kang Ho yang kosong.
“Sekarang,
Jang Kang Ho sedang dalam perjalanan dinas ke Daegu.” Ucap Ho Won, Ki Taek
mendengarnya seperti bertanya-tanya.
Tuan Heo
mengajak tim pemasaran makan disebuah restoran, ingin ingin mentraktir karena dipindahtugaskan.
Woo Jin pikir mereka lebih baik bayar masing-masing saja. Ho Won hanya bisa
tertunduk sedih, Woo Jin bisa melihatnya lalu merubah keputusan kalau akan membayarnya
saja.
Ki Taek
sibuk memberikan sumpit pada Ji Na, sementara Ho Won bingung memberikan sumpit
pada Woo Jin atau Tuan Heo karena posisi di kantor Woo Jin lebih tinggi, tapi
Tuan Heo lebih tua dari segi umur. Woo Jin terlihat mengambil sendiri sendok
sumpitnya. Ho Won akhirnya memberikan sumpt pada Tuan Heo.
Saat itu
pelayan datang membawakan makanan, Ho Won pun membantu menata dimeja seperti
pelayan menyapa pelangganya agar menikamati makana dan akan kembali ke dapur
membawa nampan. Ki Taek memanggilnya, Ho Won sadar kali ini ia sebagai
pelanggan bukan pelayan lalu kembali duduk dengan wajah tertunduk malu.
“Ini
karena aku sudah lama kerja di restoran.” Ucap Ho Won, Woo Jin mengejek Ho Won
yang bangga dengan hal itu.
“Ho Won.
Kau ini bisa apa saja” komentar Tuan Heo memuji Tapi Woo Jin menyindir Ho Won
yang artinya tidak fokus.
Tim
penjualan kembali ke kantor. Yong Jae mengeluh lelah karena Manager Park menyuruhnya
ini dan itu. Jae Min berbisik bertanya pada Yong Jae,, apakah bisa meminta izin
kalau mereka telat masuk kerja besok. Yong Jae mengataakn tak boleh, lebih baik
datang dan setelah itu pergi ke sauna. “Kang Ho Selesaikan ini.” Ucap Yong Jae
memberikan berkasnya, Kang Ho bertanya apakah ia hanya sendirian.
“Lalu apa
aku harus menemanimu?” sindir Yong Jae, Kang Ho measa kalau berkasnya terlalu
banyak kalau dikerjakan sendirian.
“Aku tahu
itu. Apa Kau ingin aku memegang tanganmu dan membantumu?” kata Yong Jae. Kang
Ho pun menolak dengan mengaku bisa mengerjakan sendiri.
“Semakin
lama aku bersamamu, ternyata semakin menjengkelkannya dirimu ini.” Ejek Yong
Jae lalu pulang dengan Jae Min.
Kang Ho
sedih dan meliha sebuah note tertempel di depan layar komputernya, [Ibumu tadi
telepon, Dia menyuruhku memberitahumu kalau ibumu meneleponmu. Kerja bagus hari
ini.]
Ki Taek
memberikan semangkuk sup pada Ji Na, Tuan Heo berkomentar kalau Ki Taek
memang pria sejati. Ji Na langsung
tersedak mendengarnya, Ki Taek panik dan bicara banmal, Ji Na langsung melotot.
Ki Taek langsung mengubah dengan panggilan
Asisten Ha.
“Do Ki
Taek, Apa Kau jurusan apa waktu kuliah? Kapan kau wawancara? Aku tidak ingat melihat wajahmu di hari wawancara.” Kata
Woo Jin
“Soal
itu... aku...tidak bisa wawancara karena
terlambat.” Akui Ki Taek, Semua kaget.
“Kalau
kau tidak wawancara..., kenapa kau bisa diterima sebagai karyawan sementara?”
kata Woo Jin heran
“Aku dulu
bekerja sebagai pekerja paruh waktu di perusahaan furniture dan dulu
pekerjaanku banyak yang berhubungan dengan Hauline juga. Mungkin karena itulah Manager Park mempekerjakanku.”kata Ki Taek
Ki Taek
memberikan dua gelas kopi pada rekan kerja dan meminta gar keduanya berbaikan
dan Jangan terlalu canggung karena mereka itu berteman. Kang Ho akhirnya lebih
dulu meminta maaf. Ho Won pikir ini seperti anak kecil.
“Apa Kau
mau kami harus berjabat tangan juga?” ucap Ho Won
“Terima
kasih sudah memaafkanku, Ho Won.”kata Kang Ho mengulurkan tanganya. Ho Won pun
menjabat tangan temanya. Ki Taek juga ingin menjabat tangan, ketiganya akhirnya
saling menumpukan tangan.
“Mari
kita melupakan masa lalu yang menyakitkan,
dan mulailah awal yang baru.” Kata Ki Taek dan mulai bersulang.
Bagian HRd
memberikan surat lamaran dan CV ketiga orang itu. Woo Jin melihat profile Do Ki
Taek dan yang lainya dan berpikir kalau diterima karena
wawancara mereka bagus. Tim HRD memberitahu Karyawan sementara untuk tim
penjualan dan pemasaran dipilih oleh Manager Park.
“Bukankah
mereka pekerja kontrak dan calon untuk posisi tetap?” ucap Kang Ho, Manager HRD
membenarkan.
“Tapi...apa
maksudmu mereka diterima lewat koneksi?” kata Woo Jin terlihat marah mengetahui
ketikanya masuk dengan koneksi, karena ia anti dengan namanya koneksi.
Bersambung
ke episode 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar