PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Polisi
datang menemui Bong Soon dan Gook Doo menanyakan keadaanya. Bong Soon meminta
maaf karena terkejut jadi menekan tombol. Polisi pun pamit pergi karena sudah
ada Gook Doo. Min Hyuk terlihat melihat keduanya dari atas tangga jembatan
penyebrangan.
Gook Doo
pun menanyakan keadaan Bong Soon, Bong Soon mengaku baik-baik saja dengan wajah
sedih karena mendorong Gook Doo. Gook Goo pikir seharusnya mengantarnya
dan Bong Soon meminta maaf. Gook Doo menyuruh Bong Soon tak perlu meminta
maaf.
“Aku
mendorongmu barusan.” Kata Book Soon merasa bersalah
“Ya, kau
memang mendorongku, lalu kenapa? Tidak perlu khawatir.” Kata Gook Doo lalu
mendekati Kwang Boo yang sudah babak belur.
“ Aku
orang yang kena pukul. Apa yang terjadi disini?” kata Kwang Bok membela diri
“Aku
hanya mencoba untuk menetapkan TKP. Kau pelaku yang tertangkap langsung di TKP.
Kita harus ke kantor polisi dan jelaskan disana.” Kata Gook Doo.
Kwang Bok
membela diri kalau dirinya yang kena pukul, Bong Soon memanggilnya ahjussi.
Kwang Bok marah dipanggil Ahjussi. Bong Soon memberikan tongkat dan menjulurkan
lidah untuk mengejeknya. Gook Doo membawa Kwang Bok dan menyuruh Bong Soon
segera pulang.
[Episode 8 – Satu Langkah Ke Depan]
Bong Soon
akan pulang tapi saat itu namanya di panggil, Min Hyuk berjalan dengan Bong
Soon menyurug agar Jangan lagi menyebabkan masalah dan Hiduplah dengan tenang.
Bong Soon pikir tidak melakukan apa-apa tapi Mereka yang mencoba melawannya
lebih dulu. Min Hyuk mengaku meras cemas karena Bong Soon.
“Tapi Omong-omong,
ada apa kemari?” tanya Bong Soon.
“Aku
mampir untuk membeli pie kenari. Kenapa?” balas Min Hyuk, Bong Soon pun tak
banyak komentar
“Dunia
ini terlalu berbahaya untuk orang tua yang lemah, dan wanita. Aku tidak akan
menahan diri lagi.” Kata Bong Soon
“Bong
Soon.. Besok kau harus bekerja di ruangan kantorku.” Ucap Min Hyuk melambaikan
tanganya sebelum Bong Soon pergi menjauh, Bong Soon tiba-tiba kembali mendekati
Min Hyuk.
“Aku akan
menuntutmu. Aku akan menghubungi pihak Administrasi Tenaga Kerja. Kau dengan
jelas mengatakan jika aku menangkap pelakunya nya, maka kau akan mengizinkanku
untuk bergabung dengan tim Perencanaan dan Pengembangan. Kenapa bisa berubah pikiran
seperti itu?” ucap Bong Soon marah
“Kapan
aku bilang aku akan mengizinkanmu bergabungdengan Tim Perencanaan dan
Pembangunan... Yahh. Aku memang mengatakan itu. Lalu Kapan aku bilang aku tidak
akan memenuhi janjiku? Tapi,.. Bong Soon. Kau menangkap orang yang mengancamku.
Tapi ada seseorang yang mengintaimu. Saat kau menangkapnya, kau boleh bergabung
dengan Tim Perencanaan dan Pengembangan. Sampai saat itu, aku akan bekerja
denganmu.” Jelas Min Hyuk
“
Memangnya apa hubungan nya dengan itu?” tanya Bong Soon
Bong Soon
pikir dari awal Min Hyuk bahkan tidak berkeinginan untuk mengizinkannya masuk
tim itu. Min Hyuk menegaskan bukan itu maksdunya, Bong Soon menegaska akan
berhenti bekerja karena merasa sangat tidak adil. Min Hyuk pikir Bong Soon
terlalu cepat menanggapi situasi ini, dengan menegaskan bahwa berada di pihak
Bong Soon dan akan membantunya. Bong Soon seperti tak percaya dan memastikan
dengan bertanya apakah ia sungguh boleh
bergabung dengan Tim Perencanaan dan Pengembangan. Min Hyuk mengangguk.
“Kau tidak
boleh mengubah perkataanmu.” Kata Bong Soon, Min Hyuk mengajak berjanji dengan jari
jempol dan kelingking.
“Lupakan.
Kita keseringan berjanji-janji seperti ini.” Keluh Bong Soon menolaknya.
“Kenapa
kau ingin sekali bergabung dengan Tim Perencanaan dan Pengembangan?” tanya Min
Hyuk
“Aku
ingin mengembangkan permainan.” Kata Bong Soon, Min Hyuk pikir mereka bekerja
sama saja dan bisa melakukan itu sama-sama.
“Tidak
mungkin... Aku ingin menuliskan laporan resmi pada game yang aku bangun
sendiri. Aku ingin punya kartu ID karyawanku. Aku ingin menjadi seorang
karyawan Perencanaan dan Pengembangan di Ainsoft.” Ucap Bong Soon yang bisa
membanggakan diri dengan ID Card karyawan
“Aku
tidak bisa mengerti dirimu. Kenapa kau malah membuang-buang waktu untuk yang
tidak berguna?” keluh Min Hyuk
“Bukan
begitu. Ini karena aku bersih dan rapi.” Tegas Bong Soon lalu pamit pergi. Min
Hyuk menahan amarahnya memanggil Bong Soon melambaikan tangan dengan senyuman
bahagia.
Gook Do
menginterogasi dengan Ketua Yook dimulai dari nama, Kwang Bok menyebutkan
namanya dengan wajah babak belur. Gook
Doo dengan kesal berpikir seharusnya memasukannya ke dalam penjara tapi Korban tidak ingin Kwang Doo untuk dihukum.
“Korban
mencoba untuk membiarkanmu pergi. Kenapa kau mencoba untuk menculiknya lagi?”
kata Gook Doo
“Kau
bilang Dia mencoba untuk membiarkanku pergi? Menculik? Korban? Selama ini, aku
harus tidur di rumah sakit. Dan aku harus memasang gigi palsu.” Ucap Kwang Bok
melepaskan gigi palsunya, Ketua Yook melihatnya seperti jijik menyuruh agar
mengunakan lagi.
“Pak,
seluruh tubuhku berantakan sekarang. Aku hanya bisa menggerakkan lenganku dengan
sangat rendah, Aku tidak bisa cebok
sendiri, jika aku tidak punya bidet. Orang mungkin akan bilang kalau aku orang tolol
kalau mengatakan pada mereka bahwa aku dihajar oleh wanita. Jadi aku
membiarkannya saja. Dia tidak membayarkan kompensasi atas lukaku. Tapi... Ini
sangat tidak adil.” Ucap Kwang Bok
“Jadi,
maksudmu, kau dihajar oleh Do Bong Soon dan kehilangan empat gigi, lalu tujuh
tulang rusukmu patah.” Kata Ketua Yook, Kwang Sook mengaku sekarang sulit sekali
untuk bernapas karena tulang rusuknya yang patah.
“Aku
bahkan tidak bisa mengunyah cumi favoritku. Rahangku sudah tidak kuat lagi. Aku
harus makan tofu setiap hari.” Cerita Kwang Bok sambil menangs.
“Jadi...
Ini semua karena kau dihajar oleh wanita, kan?” ucap Ketua Yook
“Jangan
mengatakan seperti itu. Dia bukan wanita.” Komentar Kwang Bok, Ketua Yook
berkomentar kalau cerita Kwang Bok itu sangat miris
“Do Bong
Soon bukanlah seorang wanita. Hanya orang-orang yang pernah dihajar olehnya,
yang akan tahu.” Kata Kwang Bok
Gook Do
terlihat marah bertanya apakah Kwang Bok berencana untuk memukuli Bong Soon.
Kwang Bok mengaku kalau hanya mencoba untuk melakukan perlawanan. Gook Doo
terlihat marah ingin memukulnya, Ketua Yook menahanya agar Gook Doo bisa tenang
karena Daya pikir Kwang Bo sedang lemah jadi harus lembut padanya.
“Sudah
kubilang, aku yang jadi korban. Sekarang tahun 2017, bukan tahun 1980-an. Apa
yang terjadi disini? Aku tidak akan masuk ke sana. Ini bukan demokratis.”
Teriak Kwang Bok menolak dimasukan ke dalam sel.
Gook Do
tetap menarik Kwang Bok masuk ke sel di kantor, Kwang Bok berteriak marah kalau
ini bukan negara demokrasi dan menjadi korban nya. Akhirnya Gook Do duduk di
sisi lainya, mengirimkan pesan pada Bong Soon “Apa Kau sudah pulang dengan
selamat?”
Lalu
teringat saat Bong Soon melemparnya dan merasakan sakit bagian tubuh
belakangnya. Seperti tak menyangka Bong Soon memiliki kekuatan seperti itu. Min
Hyuk mengambil minum di dalam kulkas mengingat kejadian saat Gook Doo yang
berusaha melindungi Bong Soon sampai memukul Kwang Bok berkali-kali.
“Mereka
hanya teman... Tapi dia sangat membuatku resah.” Ucap Min Hyuk
Tuan Do
mengucap syukur karena Bong Soon baik-baik saja menurutnya Pelakunya itu
benar-benar psikopat tapi kenapa pria itu bisa datang lagi. Nyonya Hwang memuji
putrinya yang cantik berpikir kalau merasa bersalah Karena tidak dapat pelakunya. Bong Ki dan
Tuan Do melonggo binggung mendengar Nyonya Hwang yang memuji Bong Soon.
“Kenapa
hidupku selalu tidak sejalan dengan rencanaku? Sejak aku kecil... Aku tidak
pintar Dan sekarang semua nya tidak ada
yang berjalan sesuai rencanaku. Kenapa aku tidak bisa memulai hubungan dengan
pria yang aku sukai? Kenapa... aku...” ucap Bong Soon sambil menangis. Semua bingung melihat Bong Soon terlihat
sedih.
“Mengapa...
aku... Mengapa aku tidak bisa bekerja dalam tim yang aku inginkan...” kata Bong
Soon.
Nyonya
Hwang mencoba menenangkan anaknya dengan mempelihat makanan yang baru di
bawanya yaitu Ceker pedas kesukaan Bong Soon. Bong Ki juga melihat kalau sudah
lama tak makanya, Bong Soon seperti luluh langsung duduk dan ikut makan.
“Kenapa
aku sangat sederhana dan mudah dibujuk?” keluh Bong Soon dalam hati sambil
makan ceker pedas.
Bong Soon
mengirimkan pesan untuk temanya “Kyung Sim, tidurmu nyenyak? Jangan khawatir, temanku. Aku
akan berada disampingmu.” Setelah itu
ia bergumam sendiri dalam kamarnya.
“Sekarang,
kepalaku penuh dengan berbagai pikiran. Aku benar-benar ingin menjadi karyawan
penuh waktu di Ainsoft.Keinginanku untuk menangkap pelaku itu semakin kuat.”
Bong Soon
pergi ke kerja melewati jalan dengan rel kereta diatasnya, saat itu
tanpa disadari si pelaku melihat Bong Soon seperti mengincarnya karena wanita
itu yang membuatnya gagal membawa Kyung Shim menjadi calon pengantin lainya.
Bong Soon
masuk lobby memberikan hormat pada super hero wanita impianya, Sek Gong datang
membahas kalau menunda pemindahan Bong Soon ke Tim Perencanaan dan
Pengembangan. Bong Soon membenarkan. Sek Gong mengeluh dengan sikap bosnya itu.
“Biasanya,
aku akan melewati hariku dengan baik, jika aku melakukan ini.” Kata Bong Soon
setelah menghormat pada poster Hero wanita.
“Kau
sangat menakjubkan dan sudah menangkap pelakunya.” Komentar Sek Gong. Bong Soon
mengaku ingin melakukan pekerjaannya dengan benar.
“Aku
sangat terkejut. Kau belum pernah melihatnya. Dan dia terlihat psikopat. Aku
rasa, pelakunya salah satu saudara Presdir Ahn.” Bisik Sek Gong, Bong Soon
hanya diam saja.
Min Hyuk
datang dengan wajah berbinar-binar bertanya apakah tidur Bong Soon nyenyak
karena semalam tidrunay sangat nyenyak. Bong Soon bertanya apakah laptop itu
miliknya.
“Katanya,
kau ingin bergabung dengan Tim Perencanaan dan Pengembangan. Kau harus
melakukan presentasi untuk Game-mu. Jadi Kau boleh melakukannya di sini.” Jelas
Min Hyuk
“Apa Aku
bisa melakukan semauku dengan itu?” tanya Bong Soon memastikanya.
“Ini
milikmu. Jangan minta izinku lagi.” Kata Min Hyuk Bong Soon pun mengucapkan terimakasih.
Kwang Bok
berada didepan sel tahanan, Gook Doo memperingatkan Kwang Bok kalau sampai
menganggu Bong Soon lagi maka akan lupa cara mengunyah cumi-cumi, atau bahkan
meminum air mungkin tidak akan bisa berjalan.
“Aku akan
memastikan kau bahkan tidak bisa merangkak. Jadi Camkan perkataanku.” Ucap Gook Doo
Kwang Bok
keluar dari Sel tahanan dengan tongkatnya lalu memukul tanamanyanga ada
didekatnya, sambil berkata kalau itu ternyat palsu bukan hidup.
Berita
pun disiarkan oleh TV dan si pelaku bisa mengetahuinya.
“Kasus
kejahatan terjadi lagi di Dobong-dong dan insiden penculikan yang membuat kasus
ini menjadi kasus beruntun. Untuk menghentikan terjadinya insiden lebih lanjut dan
untuk menghentikan protes dari warga sekitar, polisi telah memutuskan untuk melakukan
investigasi terbuka.”
“Polisi
hanya menggunakan bukti jejak tersangka sebagai petunjuk untuk menemukan
pelakunya. Mereka juga berusaha untuk mengumpulkan nformasi untuk menemukan
para korban. Profiler pidana menyampaikan pelakunya termotivasi oleh kebencian
nya pada perempuan.”
Bong Soon
dan Min Hyuk menonton berita dari ruangan dengan wajah serius
“Setelah
kami mendapatkan informasi lebih lanjut tentang insiden ini kejadian ini sampai
menarik perhatian warga di Inggris. Tujuan dari gerakan aktif ini untuk menghentikan
rasa benci terhadap wanita. Pada 1970-an di Inggris, ada seorang pembunuh
berantai yang membunuh 13 wanita. Ide gerakan ini datang dari para wanita di
tahun 1970-an yang ingin memiliki kebebasan dan berjalan di malam hari tanpa
batasan apapun.”
“Meskipun
waktu telah lama berlalu masih ada kejahatan yang ditargetkan pada wanita. Kekejaman
yang dilakukan orang kuat pada orang yang lemah. Hukum rimba boleh diterapkan
di dalam hutan. Tapi dalam masyarakat manusia kekuatan tidak boleh digunakan
untuk mengancam lemah. Itu seharusnya tidak pernah terjadi.” Gumam Bong Soon ingin
melawan kejahatan pada yang lemah.
Bong Soon
terus mengambar karakter gamesnya terlihat sudah bisa bergerak, lalu memutuskan
untuk pergi ke toilet. Min Hyuk melihat Bong Soon yang tekun sekali berkerja,
lalu diam-diam ingin melihat ke meja kerjanya.
Ia kesal
melihat wajah Jo In Sung yang terlihat pada layar wallpaper sedang memegang
bunga, lalu menganti kembali dengan foto dirinya yang m menurutnya itu
sempurna. Sek Gong masuk ruangan memberitahu Tuan Ahn datang ingin menemuinya.
Min Hyuk
bertemu dengan ayahnya sambil berjalan di sisi gedung lainya, Tuan An berharap mereka tidak mendapatkan
masalah lagi sebelum Rapat Pemegang Saham. Min Hyuk yakin Tidak akan ada
masalah lagi dan hanya akan membiarkannya.
“Aku
percaya padamu dan menghormati keputusanmu mengenai itu. Pemegang Saham sedang
mengawasi kita. Jika mereka mulai berpikir bahwa sesama saudara berperang
melawan satu sama lain, itu tidak baik untuk perusahaan kita. Dan umumkan pertunanganmu
sebelum Rapat yang Pemegang Saham. Lalu sebelum kau membuat pengumuman itu,
bawa dia ke rumah.” Kata Tuan Ahn
“Aku
ingin mengenal dirinya secara perlahan.” Ucap Min Hyuk, Tuan Ahn pikir kalau Lebih cepat lebih baik.
Bong Soon
kembali ke ruangan tak melihat Min Hyuk
dalam ruangan saat kembali meja di
kagetkan dengan wallpapernya yang sudah berubah, akhirnya merubahnya kembali
menjadi foto Jo In Sung. Ia pun mencari sesuatu dari internet untuk
beristirahat sejenak
Berita online
berjudul [Sudah korban keempat! Pelaku yang sama dengan Pelaku di Dobong-dong].
Semua ibu-ibu berkumpul menurutnya lingkungan mereka sudah sangat menakutkan
sekali dan tidak bisa tinggal di tempat itu lagi.
“Kita
harus berbagi ide, apa yang dapat kita lakukan, demi menjaga lingkungan supaya
tetap aman.” Ucap Nyonya Hwang, Sementara di kepolisian dilakukan rapat.
“Pelakunya
menargetkan wanita yang berat nya sekitar 40-48 kilogram. Dia menargetkan
perempuan kurus.” Ucap Kepala Lee
“Kenapa
dia menargetkan wanita yang kurus?” tanya Ibu Myung Soo kesal
“Mungkin
dia suka wanita yang kurus. Bisa di asumsikan, itu adalah preferensi pribadi
pelaku.” Ucap Kepala Lee seperti saling menyahut dengan ibu-ibu yang tinggal di
lingkungan TKP.
“Apa para
perempuan itu masih hidup?” tanya Ibu lainya.
“Ya,
mereka masih hidup. Kami masih belum menemukan mayat satupun. Yang terbunuh
saat wanita yang pertama itu...”kata Ketua Lee
Ibu lain
bertanya alasan si pelaku membunuhnya. Polisi memberikan gambar di layar bekas luka
kalau korban melawan keras padahal pelaku tidak bermaksud untuk membunuhnya
jadi yakin hanya kecelakaan. Ibu Jae Hoon mengetahui korban sangat kurus.
Polisi membenarkan kalau fitur tubuh
yang sama.
“Ibu nya
Gook Du bilang, ada drama yang seperti ini.” Kata Ibu Lainya.
“Ini
poster dari salah satu drama yang tampil di Daehakno.” Kata kepala Lee
“Dalam
drama itu, karakter utama menculik tujuh wanita. Dia akan menikahi mereka semua
dalam waktu bersamaan.”cerita wanita lain yang membuat semua wanita ketakutan
“Kami
telah mempersempit informasi dan menemukan bahwa ada tersangka yang mengenakan
sepatu yang sama yang dikenakan oleh pelaku dan tersangka nya adalah karakter
utama dari drama ini. Sepatunya hilang, dan kami pikir itu sangat mencurigakan
Kami sedang melakukan penyelidikan mengenai dirinya.” Jelas kepala Lee
“Korban
nya sudah mencapai 4 orang. Kau tidak perlu lagi mengerjakan kasus ini, kirim
Unit Investigasi Khusus untuk Divisi Patroli di daerah ini..” Perintah Kepala
Kwon
Kepala Yook
masuk ruangan memberitahu bahwa Petugas Patroli akan menemukan pelakunya. Detektif
Kim kaget mendengarnya kaena mereka harus menangkap pelakunya supaya Detektif
In Gook Du dapat di promosikan. Kepala Yook menegaskan mereka harus menangkap
pelakunya. sebelum Unit Investigasi Khusus menangkapnya.
Bong Soon
berdiri di depan ruangan Tim Perencanaan dan Pengembangan, wajahnya terlihat
penuh pengharapan bisa masuk kedalam tim itu.
Min Hyuk mengagetkanya dan bertanay sedang apa. Bong Soon mengaku tak
melakukan apa-apa dan mengajaknya untuk pergi.
“Kita mau
kemana?” tanya Min Hyuk
“Aku akan
menangkap nya dan Aku tidak akan membiarkan polisi menangkapnya. Ayo.” Kata Bong
Soon. Min Hyuk hanya bisa menghela nafas.
Keduanya
kembali berlatih dalam ring, Min Hyuk mengatakan mengajarkan keterampilan bela
diri. Dan bertanya Apa keterampilan bela diri yang terbaik. Bong Soon menjawab menyerang.
Min Hyuk meminta agar Bong Soo menyeranganya dan akan menunjukkan kemampuan
membela diri terbaiknya.
Bong Soon
mulai menyerang dan Min Hyuk bisa melawan dan membuat Leher Bong Soon patah
dengan tanganya. Bong Soon kembali memberikan pukulan dan Min Hyuk bisa
mencekik leher Bong Soon yang mungkin
akan meninggal. Bong Soon ingin melawan satu tangan, Min Hyuk bisa
memelintirnya, Bong Soon pun menjerit kesakitan.
Min Hyuk
menegaskan Bong Soon yang tidak boleh
menggunakan lengannya, lalu menjatuhkan begitu saja. Bong Soon terhempas begitu
saja dengan wajah kesal, Min Hyuk menyuruh Bong Soon segera bangun, sekarang
gantian kalau Min Hyuk yang akan menyerang dan Bong Soon yang membela diri.
Min Hyuk
menyerang, Bong Soon bisa menahan lalu membantingnya dan memelintir tanganya, lalu
mengunci leher dan menarik tangan dengan gaya jitsu. Min Hyuk menjerit
kesakitan dan meminta dilepaskan. Setelah itu keduanya berdiri, Min Hyuk pikir
Bong Soon itu membuat dirinya ingin menang. Bong Soon pikir ini tidak sulit.
Keduanya
saling beradu dengan mata penuh dendam, Min Hyuk ingin membalas tapi Bong Soon
lebih dulu membantingnya lalu duduk diatas tubuh Min Hyuk dengan mencekik leher
dengan lenganya. Min Hyuk menjerit kesakitan untuk kedua kalinya.
Min Hyuk
duduk lemas dengan rambut yang acak-acakan, Bong Soon memberikan minuman tapi
Min Hyuk lemas tak bisa membuka sendiri dan meminta Bong Soon agar membuka
untuknya.
Mereka
pun kembali berlatih dengan berlari di pinggir sungai Han. Min Hyuk melihat
Bong Soon yang sudah mulai pandai berlari sekarang Bong Soon dengan bangga
kalau sudah bisa mengatur kecepatan larinya. Min Hyuk menyuruh Bong Soon agar
Lututnya harus sampai ke dada.
Bong Soon
mulai berlatih tinju dan menghindarinya, kekuatanya bisa di kontrol seperti
manusia pada umumnya, dan mencoba menghindar dari pukulan. Min Hyuk pun
memujinya. Bong Soon juga berlatih
melompat tali dengan benar.
“Pasti
ada alasan mengapa aku diberi kekuatan khusus seperti ini. Orang yang memiliki
kekuatan sedang menyalahgunakan nya. Aku akan menggunakan kekuatanku untuk
menghancurkan mereka. Aku si kuat Do Bong Soon... Serang!” gumam Bong Soon yang
berlatih tinju.
Ketua
Genk masih memungut sampah yang ada di lingkungan sekitar, Anak buah Baek Tak
datang lagi dengan membuang puntung rokok sembarangnya. Ketua Genk
menegurnya agar Jangan membuang puntung rokok. Tiga pria itu
menyuruh mereka saja yang harus ambil.
“Kau yang
membuangnya. Lalu aku yang harus mengambilnya?” ucap Ketua Genk melawan. Tiga
pria itu tak mau berurusan dengan anak kecil jadi menyuruhnya pergi saja.
“Hei... Apa
Kalian anak SMA? Kalian sangat membantu. Kalian melakukan ini sebagai hukuman,
kan?” ejek Pria lainya.
“Tidak.
Kami sedang menjaga lingkungan kita supaya tetap bersih.” Kata Ketua Genk
dengan mata menatang
Si pria
merasa tak suka melihat tatapan matanya,
jadi lebih baik memukulnya. Ketua Genk tak takut, tapi akhirnya mereka
kena pukul oleh anak buah Baek Tak bertanya Siapa atasan mereka dan dari
kelompok mata. Semua sudah berlutut dengan tangan diangkat keatas lalu diminta agar memanggil bosnya.
Salah
seorang remaja menelp Bong Soon meminta agar datang karena mereka habis dipukuli. Bong Soon yang
sedang berjalan mengeluh karea sebelum sudah menyurh mereka memungut sampah,
tapi malah membuat masalah.
Bong Soon
akhirnya datang, semua langsung menyambut Bong Soon dan mengatakan kalau tiga
pria itu akan mati sekarang. Mereka
salin berbisik kalau wanita itu namanya Do Bong Soon. Bong Soon pun bertanya
apa yang mereka lakukan pada anak remaja itu.
“CobaLihatlah
wajah mereka. Bagaimana kalian bisa melakukan ini?” ucap Bong Soon, dua pria
merasa tak yakin kalau wanita itu Bong Soon.
“Apa kau
Do Bong Soon yang terkenal itu?” tanya salah satu pria. Bong Soon pikir mereka
lebih baik menyuruh para remaja itu pulang setelah iytu membicarakanya.
“Kami sedang
mengawal Dobong-dong dan para perempuan di lingkungan ini. Dan Kami sedang
bertugas jadi Sepertinya kami tidak bisa berbicara denganmu.” Ucap si pria. Bong
Soon merasa ingin menghajar tiga pria itu.
“Jika
kalian sedang bertugas, kalian seharusnya menjaga lingkungan.” Kata Bong Soon
dan menyuruh semua anak remaja itu pergi.
“Nunim,
aku hanya bilang pada mereka untuk jangan buang puntung rokok disini. Tapi
mereka malah melemparkannya ke jalan.” Kata kepala Genk mengadu
Bong Soon
terlihat marah, si pria malah dengan sengaja meludah dan mengenai sepatu Bong
Soon. Bong Soon tak bisa menahan amarah mengajak mereka berkelahi saja. Si pria
menyuruh Bong Soon lebih dulu memukulnay agar bisa membalasnya karena tak ingin
dianggap sebagai pria yang memukul wanita lebih dulu.
“Jangan
katakan apapun setelah kau kena pukul.” Kata Bong Soon memperingatinya. Si pria
itu pun berjanji
Bong Soon
bisa menghindar lalu dengan sedikit kekuatan bisa melintir dan menjatuhkan
lawanya layaknya orang yang pintar berkelahi. Semua remaja pun bersorak
gembira. Bong Soon memperingatakan agar Jangan
berani-berani mengganggu anak buahnya.
Baek Tak
berkumpul diruangan menerima laporan dan langsung berteriak marah kalau anak
buahnay dihajar Do Bong Soon lagi dan mengeluh kalau Bong Soon terus menganggu mereka
dan bertanya mereka itu dari kelompok genk mana.
“Dia bekerja
sebagai freelancer. Ada yang bilang, dia dari Taiwan. Dan ada yang bilang dia
dari... Dunia lain.” Ungkap Hyun Do, Baek Tak merasa ini Sangat memalukan.
“Dia
sudah merusak harga diriku lagi! Do Bong Soon bukan wanita tapi Dia adalah
musuh kita. Mengerti?” kata Baek Tak, semua menjawab mengerti. Kwang Bo
terlihat sibuk sendiri berusaha makan tahu dengan kesusahan.
“Tapi
Omong-omong, bagaimana caraku untuk menghancurkan nya?” kata Baek Tak merasa
kalau ini membuatnya pusing.
“Tidak
semudah itu.” Ungkap Hyun Do, Baek tak lalu meminta Hyun Do agar mendekat
“Apa kau
Pikir, aku tidak tahu itu? Siapa bilang itu mudah?” teriak Hyun Do sengaja
berteriak dikuping Hyun Do. Hyun Do
terlihat mencoba merasakan kembali kalau kupingnya itu baik-baik saja.
Kyung
Shim berjalan di lorong rumah sakit dengan temanya dan bertanya apakah Bong
Soon tidak tidur di rumah Presdir Ahn
lagi. Bong Soon mengatakan akan menjaga Dobong-dong dan melihat Kyung Shin S
sudah boleh pulang sekarang. Kyung Shim juga mengaku kalau mulai bosan di rumah
sakit.
“Kyung
Sim, terima kasih... Terima kasih karena kau sembuh dengan cepat.” Ucap Bong
Soon memegang lengan temanya.
“Hei...
Tanganmu tidak terasa kuat.”komentar Kyung Shim yang merasakan perubahan
“Aku bisa
mengontrol kekuatanku sekarang. Aku sudah mempelajari cara untuk menggunakan
kekuatanku. Aku tidak seperti Do Bong Soon yang dulu.” Ucap Bong Soon bangga
Bong Soo
lalu bercerita kalau Bong Ki sering bertemu pacar nya Gook Du dan ingin tahu
apa yang harus dilakukanya. Kyung Shim melihat itu Cinta segitiga. Bong Soon
melihat kalau Hee Jin itu sangat jahat
karean sudah punya pacar seperti Gook Doo tapi malah berbuat seperti itu. Kyung
Shim pikir tak ada yang salah karena Bong Ki memang tampan dan akan memilih
berkencan dengan Bong Ki saja.
Bong Soon
mengeluh dengan sikap Hee Ji karena
tidak boleh mematahkan janji seperti itu menurutnya Setelah memutuskan
untuk berkencan dengan seseorang, maka membiarkan dia di dalam hatimu, tapi
kenapa perasaan cinta itu malah berubah, Kyung Shim menjelaskan kalau Perasaan
bisa berubah dengan mudah saat berada dalam suatu hubungan.
“Cinta
itu seperti jungkat-jungkit dan ayunan, Naik dan turun Dan bergerak. Siapa yang
tahu itu akan terjadi? Seperti yang Ibumu katakan, kau bisa saja nanti jadi
suka pada Presdir Ahn.” Kata Kyung Shim.
Bong Soon melonggo mendengarnya.
“Yah...Begitulah
cinta... hei Do Bong Soon, kau ternyata tidak tahu.” Komentar Kyung Shim
Gook Doo
menunggu Hee Ji keluar dari tempat latihan Cello lalu mereka duduk bersama
disebuah restoran. Gook Doo mengatakan sudah banyak berpikir dan mengaku kalau semua ini kesalahanya dan ingat
dengan perkataan temanya.
“Jika
pria tidak bisa membuat wanita nya percaya bahwa dia mencintainya, maka
perasaan wanita itu akan terus goyah. Aku minta maaf.” Ucap Gook Do. Hee Jin
pikir bukan seperti itu.
“Tapi...
Aku tidak punya pilihan. Karena... Ada orang lain yang selalu ada di dalam
hatiku. Kurasa, aku selama ini menyukai seseorang... Sejak lama... Tapi Aku
bodoh sekali karena baru sadar sekarang.” Akui Gook Doo
“Maksudmu,
kau sedang berkencan dengan yang lain?” kata Hee Ji
“Tidak.
Dia teriak padaku dan memarahiku setiap kali aku melihatnya. Dia seperti anak
kecil. Aku selalu marah padanya. Tapi hatiku terasa sakit saat dia terluka,
atau sakit. Saat seseorang menghina nya, rasanya aku akan gila.” Ungkap Gook
Doo merasa menyesal.
Hee Jin
melihat Goo Doo pasti sangat menyukai wanita itu. Gook Doo meminta maaf dan
berhaap Hee Ji bisa pergi dengan nyaman. Hee Ji terlihat sedikit kecewa tapi
tak bisa berbuat apa-apa.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar