PS : All
images credit and content copyright : KBS
Keduanya
keluar dari rumah sakit, Jung Hee binggung karena situasinya menjadi serumit
ini. Jae Bok merasa semua ini sangat mencurigakan dan tidak bisa diam saja jadi
akan mencarikan pengacara yang hebat. Jung Hee tak percaya kalau Jae Bkok
mengenal pengacara dan tempat firma hukumnya berkerja.
“Di sana
terlalu mahal..Aku harus mencari pengacara yang terjangkau dan jujur. Kau juga
turut bertindak! Kau adalah kepala keluarga” kata Jae Bok lalu bergumam kalau
suaminya itu berselingkuh.
“Dan Ingat, kau ayah yang punya dua anak. Apa
Mengerti?” ucap Jae Bok memilih untuk tak membahasnya.
“Tapi itu
tidak benar. Aku tidak bersalah. Bagaimana jika citraku rusak dan dipecat?”
kata Jung Hee khawatir.
“Bisa-bisanya
pengecut semacam ini berselingkuh?” keluh Jae Bok bergumam melihat suaminya.
Jae Bok
mengulang perkataa suamianya kalau tidak bersalah, jadi baik-baik saja akan
baik-baik saja dan menyuruhnya kembali berkerja. Jung Hee pun merasa yakin
karena istrinya. Jae Bok yak percaya karena merasa yakin salah satu alasanya
berselingkuh, lalu menyuruh suaminya agar berdiri yang tegak. Jung Hee pun
berjalan dengan tegap kembali ke kantor.
Hye Ran
turun dari mobil memberitahu untuk pergi ke lantai tiga ada Total Care Center
Dokter Hong. Jae Bok sedang mencari rumah sewa tak mengenal nama Dokter Hong.
Hye Ran menegaskan kalau bukan menemui dokter tapi mantan kekasihnya dan akan
memperkenalkan dengan pengacara hebat.
Saat itu Hye Ran langsung bersembunyi
ketakutan melihat istri dari pria sebelumnya sudah menunggu didepan gedung.
Akhirnya mengakhir telp Jae Bok dengan Bok Joo.
Jae Bok
menerima telp dari Eun Hee. Eun Hee dengan ramah kembali memanggilnya
“Unniie”memberitahu kalau bertemu saat datang melihat rumahnya. Jae Bok pun
mengingatnya dan bertanya kenapa menelp. Eun Hee mengingatkan kalau bertemudi
kantor polisi kemarin dan melihat Jae Bok tampak murung saat itu.
“Aku
selalu memikirkan dan khawatirmu. Aku tahu aku berlebihan..Aku meminta nomor
dari agensi properti itu dan...” ucap Eun Hee. Jae Bok pun bisa mengerti kenapa
Eun Hee bisa mengetahui nomornya.
“Mungkin
ini terdengar aneh, tapi saat aku kemari saat itu, aku sungguh menyukaimu. Kau tahu
bagaimana rasanya dekat secara naluriah kepada orang yang baru kali pertama
bertemu. Kau pasti menganggap aku aneh. Saat aku sedang bersih-bersih, tiba-tiba
aku teringat dengan mu” cerita Eun Hee
“Terima
kasih telah perhatian dan memikirkanku.” Ucap Jae Bok
“datanglah
kapan saja sebelum pindah kemari. Aku akan mentraktir teh.” Ucap Eun Hee.
Jae Bok
mengerti dan mengucapkan terimakasih menurutnya merkea tidak jadi pindah karena terbiasa tinggal di
apartemen, jadi tidak tahu bagaimana nanti saat menyewa di sebuah rumah. Eun
Hee pikir Jae Bok tak perlu mengkhwatirkan hal itu.
“Seperti
yang Kaulihat, di lantai dua ada pintu terpisah, jadi pasti akan merasa nyaman
Ruangannya juga kedap suara.” Kata Eun Hee menyakinkan
“Itu...
Ada beberapa faktor lain juga. Aku tidak bisa bilang bahwa ini terasa aneh.
Dan.. Intinya, kami tidak bisa pindah ke
sana dan akan mencari tempat lain.” Ucap Jae Bok
Eun Hee
pun bisa mengerti, Jae Bok merasa tak enak hati meminta maaf. Eun Hee pikir
untuk apa meminta maaf, menurutnya ia yang seharusnya meminta maaf karena
tiba-tiba menelepon dan telah
mengganggu. Sebelum menutup telp Eun Hee memberikan nasehat.
“Unniee... Bertahanlah. Semoga semua masalahmu dapat
diselesaikan dengan baik.” Kata Eun Hee. Jae Bok pun mengucapkan terima kasih.
Eun Hee
menelp seseorang berjalan ke lantai dua, memberitahu seseorang kalau ingin
mendekorasi ulang lantai dua jadi meminta agar melihatnya dan mengatakan kalau
berniat menyewakannya untuk keluarga dengan dua anak. Seperti menrencanakan
sesuatu.
Seorang
pria bernama Hong Sam Gyu sedang mengunting kuku buru-buru menaruhnya dan
berpura-pura sedang membaca buku, mendengar suara pintu terbuka. Jae Bok masuk
menyapanya memberitahu kalu Na Hye Ran merekomendasikan Sam Gyu sebelumnya.
“Aku
sudah dihubungi oleh Hye Ran, kau pasti sedang stres. Tapi begini.. Aku bukan
pengacara. Aku CEO firma ini. Hong Sam Gyu.” Ucap Sam Gyu
“Lalu
pengacaranya...” kata Jae Bok, Sam Gyu memberitahu kalau pengacara sedang dalam
perjalanan. Seorang pria masuk mengeluh
toilet yang jorok bahkan mampet dan mengeluarkan bau tak sedap.
Jae Bok
dan Bong Goo kaget karena bertemu kembali di tempat yang berbeda. Jae Bok lalu
bertanya apakah Bong Goo, pengacara yang ingin diperkenalkan, Sam Gyu
membenarkan.
“Kang
Bong Goo berkecimpung dalam firma hukum besar dan terkenal tangkas...” ucap Sam
Gyu, Bong Goo balik bertanya apakah Jae Bok sebagai klien pertamanya. Sam Gyu
membenarkan.
“Nona
Shim Jae Bok adalah teman mantan kekasihku...” kata Sam Gyu.
“Aku
berubah pikiran dan akan mencari tempat
lain. Semoga hari kalian menyenangkan.” Kata Jae Bok akan keluar ruangan, Bong
Goo langsung menahanya.
“Lagi
pula, aku juga tidak berminat pada kasusmu. Jangan khawatir. Kau membaca
SMS-ku, kan? Kau menyimpan dokumen biaya konstruksi itu, kan?” kata Bong Goo
Jae Bok
terdiam teringat saat membereskan barangnya melihat berkas "Perkara Biaya Konstruksi 2014"
lalu mengaku pada Bong Goo kalau tak membawanya. Bong Goo mengikuti Jae Bok
keluar, dengan mengartikan kalau Jae Bok
itu sudah membuangnya. Jae Bok membenarkan kalau sudah membakarnya.
“Itu akan
mempersulit keadaan.Foto-foto asli tempat konstruksi itu ada di sana, dan itu
adalah dokumen pentingku. Ahh.. Bisa-bisanya kau membuang itu. Kau telah
bekerja di sebuah firma selama enam bulan. Apa Kau tidak bisa membedakan mana
yang penting? Inilah sebabnya kau dipecat setelah masa percobaan.” Kata Bong
Goo menyindir
“Kau tahu
aku akan dipecat setelah masa percobaan, tapi kau mempekerjakanku seperti ibu
tiri Cinderella.Aku heran orang oportunis seperti kau bisa menjadi pengacara.
Tahukah kau bagaimana rasanya dipermainkan oleh para bedebah dan akhirnya
dipecat?” kata Jae Bok kesal
“Aku
sangat mengerti dan aku juga dipecat. Aku mengerti perasaanmu saat ini.” Kata
Bong Goo
“Jangan
bohong kepadaku!” ucap Jae Bok tak percaya
“Aku akan
membuktikan kejujuranku, apa kau setuju? Apa kau mau kucarikan pekerjaan? Aku
punya banyak koneksi, jadi, tenang saja.” Ucap Bong Goo dengan bangga ingin
menelp seseroang meminta bantu.
“Sudahlah.
Lebih baik aku menggali lubang dan bersembunyi. Aku tidak mau berutang budi
pada bedebah keji seperti kau.” Ucap Jae Bok ketus.
Bong Goo
tak pecaya Jae Bok mengumpatnya sebagai “Bedebah keji” lalu mengetahui tentang
keadaan Jung Hee karena Sam Gyu yang sudah menceritakanya. Jae Bok pun seperti
tak peduli. Bong Goo heran merlihat Jae Bok seperti tampak pasrah dan merasa
kalau Orang-orang akan berpikir suami Jae Bok itu berselingkuh..
“Coba
Lihatlah dirimu... Kau seperti wanita yang bersikeras membuat surat cerai karena
suaminya berselingkuh. Terlihat menyalahkan diri sendiri dan jengkel.Kau mudah
mengatakan itu karena bukan kau yang merasakannya, tapi lihatlah dirimu
sekarang.Jika suamimu sungguh berselingkuh, kau akan gila.”Ucap Bong Goo dengan
nada mengejek, Jae Bok berhenti melangkah dan terlihat marah
“Kau
tidak boleh terbawa emosi. Ingatkah yang selalu kau katakan kepada para
klienmu? Kau bilang "Nona Lee Jung Soo, dalam situasi seperti ini, Anda
tidak boleh emosional, harus bersikap rasional. Jangan menyiksa dirimu. Jangan
menyalahkan dirimu."kata Bong Goo dengan nada mengejek sambil mengelus
kepala Jae Bok
Jae Bok
menatap Bong Goo seperti merasakan sesuatu, Bong Goo pun merasakan hal yang
sama seperti merasakan sesuatu dan terlihat gugup. Akhirnya Jae Bok mengaku
kalau terlalu mudah bicara soal itu karena bukan diri sendiri yang merasaka. Ia
bahkan sangat bodoh, berpura-pura pintar
dan membiarkan orang-orang seperti Bong Goo dan suaminya bisa memperalat orang
bodoh seperti dirinya serta dikhianati oleh orang lain. Bong Goo melihat Jae
Bok terlihat marah binggung karena membuatnya takut saja.
Na Mi
duduk di dalam toilet, mengingat pesan Duk Boong yang sudah mentransfer 30.000 dolar ke
rekeningnya. Saat itu juga dengan tangan bergetar Na Mi mengirimkan uang ke rumah sakit di Kota Hantang.
Flash
Back
Sang ibu
masuk ruang operasi, Jung Hee menemaninya menenangkan Ibu Na Mi kalau Operasinya
akan berjalan lancar jadi jangan khawatir. Na Mi terlihat sangat khawatir
dengan ibunya, Jung Hee pun menemaniya dengan memeluk Na Mi agar tenang.
Bong Goo
mengemudikan mobilnya mengingat kembali ucapan Jae Bok “Aku berpura-pura pintardan membiarkan orang-orang
seperti kau dan suamiku, memperalat orang yang bodoh seperti aku dan dikhianati oleh orang lain. Apa Kamu
puas?”
“Dasar
Ahjumma.. Dia punya cara membuat orang merasa dirinya jahat. Sudahlahh... aku
tak peduli” ucap Bong Goo
Tapi saat
itu ia sudah berdiri mengatakan kalau tidak tahu gaji Jae Bok dipotong kalau
memang tahu mungkin tidak akan
membuatnya bekerja terlalu keras bahkan ia dipecat... Bong Goo ternyata sedang
berlatih di depan lorong rumah merasa kalau perkataan sebelumnya terlihat
dirinya seperti sangat buruk.
“Dengar,
Jae Bok... Apakah semua itu berat? Coba Katakan apa maumu.” Ucap Bong Goo
dengan nada sinis.
Bong Goo
seperti serba salah dan ingin pergi saja, saat itu juga Jae Bok baru saja
pulang dan menyadari Bong Goo berdiri didepan rumahnya, lalu bertenya kenapa
ada didepan rumahnya, tapi memilih untuk tak peduli. Bong Goo akhirnya
memanggil Jae Bok.
“Apa kau
mengikutikuuntuk mendapatkan dokumen itu? Apa itu Alasanku kemari?” kata Jae
Bok sinis
“Sebenarnya,
ada sesuatuyang ingin kukatakan kepadamu. Sebenarnya...” kata Bong Goo sudah
disela oleh Jae Bok
“Aku
mengirim dokumen itu ke kantor melalui kurir jadi Periksalah.” Kata Jae Bok
“Kenapa
kau tidak memberitahuku lebih awal?” ucap Bong Goo kesal karena tak bisa
mengatakan sesuatu.
Jin Wook
keluar rumah bersama dengan adiknya,
lalu bertanya Apakah Ayahnyy akan dipenjara. Jae Bok dan Bong Goo kaget mendengarnya.
Jin Wook mendengar kalau ayahnya memukul
seseorangyang mungkin saja akan mati. Jae Bok pun bertanya siapa yang
memberitahu anaknya.
“Ayah
ketua kelasku bekerja di perusahaan Ayah. Jadi Ketua kelasku diberitahukanbahwa
Ayah mungkin dipenjara karena memukul seseorangdan akan dipecat. Aku malu
sekali.” Ucap Jin Wook, Hae Wook yang mendengarnya hanya bisa menangis. Jae Bok
pun menenangkan anak bungsunya.
“Hei,
Bocah! Dasr Anak nakal. Meskipun benar, kenapa kau bicara seperti itu?” ucap
Bong Goo mendengar nada bicara Jin Wook pada Jae Bok yang tinggi.
“Paman
siapa?” ucap Jin Wook. Bong Goo marah di panggil “Paman” dan ingin tahu siapa
dirinya.
Jae Bok
langsung mengajak anak-anaknya untuk masuk, Bong Goo sempat memberitahu kalau ia
adalah atasan ibunya di kantor. Jae Bok buru-buru menutup pintu, Bong Goo
menahan lebih dulu dan sempat melihat foto keluarga Jae Bok dari celah pintu
lalu membiarkan pintu rumah tertutup.
Akhirnya
menel Sam Gyu untuk menanyakan Apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya Shim
Jae Bok, lalu dikagetkan dengan apa yang menimpa pada Jung Hee.
Jae Bok
memotong buah untuk anak-anknya, lalu bertanya pada ankanya Apa marah jika
teman-temannya salah pahampadahal ia tidak melakukan kesalahan. Jin Wook dengan
sinis merasa kalau itu kejam. Jae Bok meminta anaknya agar bicara dengan sopan.
“Karena
itu kita harus percaya kepada Ayah. Apa kau Mengerti?” ucap Jae Bok, keduanya
pun mengangguk mengerti.
Saat itu
ponsel Jae Bok berdering, Na Mi berani menelp dengan mengaku sebagai Orang yang
berkencan Jung Hee, lalu akhirnya ia pun pergi ke kamar mandi dengan menyalakan
shower agar anaknya tak mendengar.
“Apa
masalahmu? Beraninya kamu meneleponku.” Ucap Jae Bok merah
“Aku
tidak bisa mendengarmu karena suara air itu.Aku ingin kita bertemu. Ada yang
harus kukatakan kepadamu.” Ucap Na Mi
Jae Bok
dengan mengumpat marah dan kebinggungan saat memilih pakaian.
Tuan Cho
masuk ke toilet seperti orang yang susah bergerak karena terkena struk. Bong
Choo masuk sambil berbicara di telp, melihat Tuan Cho yang berdiri di
sampingnya lalu memberitahu ada serangga diwajahnya.
Tuan Cho
langsung panik melepaksan kacamata dan terlihat sangat norma dan nampak
baik-baik saja. Bong Goo tertawa melihatnya dan berhasil merekam denga ponselnya
karena sebelumnya mengira wajah Tuan Cho yang lumpuh dan tak bisa digerakan.
Tuan Cho pun panik mengejar Bong Goo keluar dari toilet.
Bong Goo
dengan bangga melihat hasil rekamanya, bisa menjadikan bukti dan yakin Jae Bok akan
berutang banyak kepadanya, tapi saat itu seorang dari belakang seorang pria
memukul punggungnya. Ia pun jatuh tak sadarkan diri dengan ponsel yang diambil
oleh pria misterius.
Jae Bok
datang ke rumah temanya, Hye Ran merasa Na Mi memang Wanita berengsek yang
nekat sekali tapi menurutnya Jung Hee pasti menyukai wanita yang kuat dan Jae
Bok juga seperti itu. Won Jae rasa Pemikiran
yang bagus.
“Jangan
berpenampilan lusuh saat kau menemuinya.” Kata Won Jae lalu mengajak pergi ke
dress room. Jae Bok mengucapkan terimakasih
sementara Hye Ran mengeluh karena selama ini selalu dilarang
menyentuhnya.
Won Jae
memilih baju dan Hye Ran memberikan komentar, dari pakaian dress merah, putih
akhirnya memilih sebuah pakaian dengan seperti blazer dengan kain besar. Hye
Ran pikir itu Penampilan perang. Won Jae pun melihat Jae Bong terlihat akan
bertarung dengan hebat.
“Jae
Bok... Campakkan Jung Hee dan menikah lagi.” Ucap Hye Ran melihat Jae Bok yang
masih terlihat cantik dengan pakaian milik Won Jae dengan heelsnya.
“Untuk
apa dia menikah lagi? Hiduplah sendirian dengan angkuh.” Kata Won Jae berpikir
kalau Jae Bok harus segera pergi.
“Aku akan
terlambat 30 menit.” Kata Jae Bok, Won Jae pikir itu Ide bagus.
Jae Bok
datang melihat Na Mi yang sudah menunggu lalu melihat si selingkuhan suaminya
berdandan rapi. Na Mi pun melihat Jae Bok yang juga berpakaian tak seperti
biasanya. Akhirnya Jae Bok pun mendekati
meja tempat Na Mi duduk. Hye Ran dan Won Jae juga ikut datang melihat dari
kejauhan.
“Seharusnya
kamu berdiri untuk menghormati yang lebih tua.” Sindir Jae Bok. Na Mi dengan
wajah sinis berdiri menyapa Jae Bok.
“Kenapa
kau kabur waktu itu?” tanya Jae Bok, Na Mi balik bertanya kenapa Jae Bok ada
didalam lemari kamarnya.
“Entah
apa yang akan kulakukan jika bertatap muka. Aku tidak ingin mengotori tanganku
dengan darah.” Kata Jae Bok, Na Mi merasa seperti itujuga.
“Aku
kabur agar tidak ada pertumpahan darah.” Tegas Na Mi
Pelayan
datang menanyakan pesanan mereka. Jae Bok memesan bir sementara Na Mi memesan
Anggur. Jae Bok makin sinis meminta yang dingin dan Na Mi dengan angkuh memesan
Anggur merah.
Jae Bok
yang sangat marah melampiaskan dengan meminum langsung dua gelas Bir dengan
cepat, sementara Na Mi meminum red wine dengan perlahan. Hye Ran tersenyum
melihat keduanya yang minum di siang hari. Won Jae pun memesan wiski untuk
mereka berdua sambil menonton dari jauh.
“Maaf
telah menelepon dan mengajakmu bertemu.” Kata Na Mi
“Bukan
hanya karena hal itu kau harus minta maaf.” Balas Jae Bok
“ Maafkan
aku.” Kata Na Mi dengan wajah tertunduk sambil menangis,
Hye Ran
melihat Na Mi yang menangis, Won Jae yakin Jae Bok tidak akan tertipu. Jae Bok
memberikan selembar tissue lalu bertanya meminta maaf untuk apa, apakah
Menggoda suaminya atau Tinggal bersama suaminya. Na Mi mengaku bukan itu tapi
untuk beranimencintai Jung Hee.
“Kau
bilang "Mencintai"? Coba Katakan lagi.” Ucap Jae Bok bener-bena tak
percaya
“Aku
minta maaf Karena telah mencintai Jung Hee. Kami saling mencintai” Ucap Na Mi
Jae Bok
benar-benar tak bisa menahan amarah ingin memukulnya, tapi Na Mi lebih dulu
menahan karena sebelumnya sudah pernah menarik rambutnya, Jae Bok mengumpat
marah.
“Tapi...Aku
tidak tinggal bersamanya.” Ucap Na Mi sambil menahan tangan Jae Bok yang ingin
memukulnya.
“Kau
bilang begitu... Kau bilang kalian tinggal bersama!” teriak Jae Bok marah
“Itu
karena kau bertanya, jadi, aku hanya...” kata Na Mi membela diri
“Sandi
pintu rumahmu sama dengan rumahku. Jadi Beraninya kau.” Kata Jae Bok
“Soal
sandi pintu itu, Oppa bilang... Bukan... maksudku Tuan Koo bilang membingungkan
jika ada terlalu banyak sandi.” Kata Na Mi
Jae Bok
makin marah mengetahui komentar suaminya kalau membingungkan, Na Mi menjelaskan
bukan berarti Jung Hee sering datan tapi hanya datang ketika ia tidak ada untuk
beristirahat. Jae Bok tak percaya suaminya malah ke rumah Na Mi untuk
beristirahat. Na Mi menegaskan kalau bukan sepert itu pemikirannya.
Akhirnya
Jae Bok bisa memutar tangan Na Mi dan membuatnya terjatuh dari kursi, semua
orang pun bisa melihatnya. Hye Ran dan Won Jae yang melihatnya tersenyum
bahagia karena Jae Bok bisa membalas dendamkan pada Na Mi. Jae Bok melihat Na
Mi seperti sudah tahu cara jatuh, sementara Na Mi melihat Jae Bok itu cukup
atletis.
“Hei...
Kau mungkin saja beralasan dengan menyebutnya "cinta", tapi ini
tetaplah perselingkuhan. Perselingkuhan yang menjijikkan.” Tegas Jae Bok marah
Won Jae
pun menegur temanya agar bisa mendengarkan ucapan Jae Bok, Hye Ran membela diri
kalau tidak tahu Tuan Park sudah menikah. Na Mi menegaskan kalau Persoalannya
berbeda, karena alasan mengajak Jae Bok bertemu adalah untuk persoalan lain.
Jae Bok pun menyuruh Na Mi mengatakanya.
Saat itu
terdengar teriakan nyaring, Hye Ran sudah ditarik rambutnya oleh istri Tuan
Park dan juga teman-teman yang berjaga dibelakang. Akhirnya Jae Bok pun
mendekati temanya. Istri Tuan Park melihat Hye Ran yang berani datang
memberitahu kalau bangunan ini milik suaminya.
Hye Ran
meminta tolong, Nyonya Park tak peduli ingin menghajar Hye Ran. Won Ja tak bisa
menolong temanya yang sudah kena tendang, Jae Bok ingin membela pun terkena
pukulan sampai hidungnya berdarah. Na Mi terlihat kasihan melihat Jae Bok ingin
membela tapi malah membuat tubuhnya melayang karena terlempar dan akhirnya tak
sadarkan diri. Sementara Hye Ran berhasil kabur saat terjadi keributan.
Jae Bok
pun tak tega melihat Na Mi yang pingsan lalu mengendongnya keluar, Won Jae
membantu membawakan barang-barangnya sambil mengeluh Jae Bok malah mengedong
bukan menelp ambulance. Jae Bok tahu kalau rumah sakitnya itu tak terlalu jauh.
Akhirnya
Na Mi sudah ditangani dokter dan mengalami gegar otak ringan jadi harus
memantaunya, tapi tampaknya tidak parah. Jae Bok terlihat shock karena akhirnya
malah menolong Na Mi dan membawaknya kerumah sakit lalu meminta tolong pada Won
Jae agar membelikan minuman dingin
Won Jae
pun bergegas keluar lalu bertanya-tanya kemana Hye Ran itu pergi karena tak
mengangkat telpnya. Lalu ponsel lain berdering dan tersadar kalau membawa tas
milik Na Mi, karena penasaran ingin tahus siapa yang menelp bertapa kagetnya
melihat nama "Jung Hee" tanda hati dibelakangnya.
Jung Hee
sedang menemani ibu Na Mi kaget mengetahui Na Mi dirumah sakit. Won Jae sengaja
membuat seperti layaknya perawat meminta Jung Hee segera pergi ke bagian UGD
rumah sakit, senyuman terlihat senang bisa mempertemukan ketiganya dalam satu
ruangan.
Na Mi
tersadar melihat Jae Bok duduk disampingnya, karena ketakutan memilih untuk
pura-pura tertidur. Jae Bok pun berjalan pergi saat itu Jung Hee datang dengan
wajah panik memanggil Na Mi, bertanya kenapa kepalanya bisa terluka dan
berteriak memanggil Perawat dan Dokter. Jae Bok bisa melihat suaminya yang
datang mendekati Na Mi. Jae Bok menatap sinis, Jung Hee kaget langsung
melepaskan tanganya dari Na Mi
“Sedang
apa kau di sini?Aku dikabari bahwa kolegaku dibawa kemari, jadi...” ucap Jun
Hee gugup dan salah mencoba dengan bahasa formal tapi seperti tak bisa.
Akhirnya
Na Mi pun terbangun dari tempat tidurnya. Jung Hee kembali mencoba bicara
formal tapi lidahnya seperti tak biasa, lalu memberitahu kalau keduanya pernah
bertemu di pernikahan Tuan Hwang lalu diberik kabar kalau Na Mi terluka jadi
perusahaan memintanya untuk datang sebagai perwakian. Na Mi memanggil “Oppa”.
Jung Hee panik
“Di
kantor, kami saling memanggil dengan nama depan. Dia ada di departemen kami,
jadi...” ucap Jung Hee mencoba menjelaskan.
“Dia
sudah tahu.”ucap Na Mi, Jung Hee pikir kepala Na Mi pasti terluka parah mencoba agar bisa
berdalih
“Berhenti
mengoceh. Kita sudah ketahuan!” teriak Na Mi. Jung Hee binggung bagaimana mereka
bisa ketahuan.
Jae Bok
memanggil suaminya. Jung Hee mendekati istrinya menyakinkan kalau Na Mi tidak
menggodanya dan ia juga tidak menggoda Na Mi. Jae Bok mengumpat marah sambl
memukul Jung Hee. Na Mi turun dari
tempat tidurnya seperti ingin menarik Jung Hee tapi Jung Hee akhirnye berlutut
didepan istrinya memohon ampun.
“Maafkan
aku, Sayang!” kata Jung Hee, Na Mi kaget melihat Jung Hee berlutut didepan
istrinya. Jung Hee pun meminta maaf pada Na Mi
“Kau
berlutut di hadapanku, tapi kau mengatakan, "Maafkan aku, Na Mi"?”
kata Jae Bok marah.
“Sayang,
bukan begitu maksudku” ucap Jung Hee terlihat kebingunan. Na Mi menyuruh Jung Hee agar bangun.
Jung Hee
pikir Na Mi sudah gila dan menginginkan mereka mati, Na Mi tak peduli menyuruh
Jung Hee untuk segera berdiri. Jae Bok pun memanggil Na Mi bertanya apakah
sudah merasa lebih baikan. Na Mi mengangguk.
“Apa Kau
sungguh tidak apa-apa? Apa Kau tidak pusing?” ucap Jae Bok , Na Mi mengangguk.
“Kalau
begitu, kau berlutut juga. Kau juga bersalah jadi Berlutut.” Ucap Jae Bok, Na
Mi dengan angkuhnya berdiri menolaknya. Jae Bok semakin marah berteriak
menyuruh Na Mi berlutut didepanya.
bersambung ke episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar