Hee Kyung
terdiam setelah mengetahui semua kebenaranya lalu menganggap bahwa Tahun ini
ternyata tahun yang buruk rupanya. Penyidik Oh pun menawarkan untuk minum. Hee
Kyung pikir Minum takkan membuatnya tenang.
Penyidik
Oh sadar bukan waktu yang tepat untuk memberitahukan hal ini pada Hee Kyung,
lalu bertanya apakah masih mengingat kalau
mendapat telepon dari Cina, yaitu Ketika komisi waktu itu hampir
dibubarkan, ada orang yang menelepon dan meminta kita membawa para jasad korban
“Dia
memberitahukan pada kita dimana lokasi jasad korban yang tersisa lalu dia
mengatakan padaku, dimana jasad Reporter Kim.Karena Seo Joon Oh masih
hidup...,aku yakin orang yang menelepon
kita waktu itu pasti Seo Joon Oh.” Ucap penyidik Oh,
“Jadi Apa
Kau ingin aku menemuinya dan berterima kasih padanya soal itu?” kata Hee Kyung
“Jika dia
membunuh mereka..., maka dia tidak mungkin menelepon kita untuk mengambil jasad korban. Aku tahu,
penting bagi kita menilai situasi sebagai pejabat publik tapi kita sudah sejauh
ini. Aku ingin meminta Anda mempertimbangkan situasi ini seobjektif mungkin.”
Saran Penyidik Oh lalu keluar ruangan ingin membawakan minum.
Dokter
keluar dari ruangan, semua wartawan langsung menanyakan pertanyaan tentang
keadaan Tae Ho. Dokter pun tak menjawab dan pergi begitu saja. Dalam ruangan
sudah ada CEO Jang dengan Tae Ho dengan nada sinis memberitahu kalau seharusnya
menuruti perkataakanya.
“Jika kau
menurutiku, semua ini tidak akan terjadi.” Ucap CEO Jang, Tae Ho pun ingin tahu
alasan CEO Jang melakukannya
“Jae Hyun
Hyung...Kenapa kau membunuhnya?” kata Tae Ho marah, CEO Jang membela diri
“Alasanya
Tentu saja, aku melakukannya demi kau. Dia sudah mendengar semua pembicaraan kita. Apa aku harus
membiarkan dia hidup? Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan.” Kata
CEO Jang merasa tak bersalah
“Jadi
dengan Membunuh orang, itu hal yang harus kaulakukan? Aku jadi tersanjung. Demi
aku, kau sampai membunuh orang.” Ucap
Tae Ho menyindir. CEO Jang memperingatkan Tae Ho agar menjaga mulutnya.
“Kau yang
membunuhnya...,dan aku menutupi kejahatanmu itu. Bukankah begitu?” kata CEO
Jang
“Walaupun
begitu, kau seharusnya tidak membunuhnya. Jika kau tidak membunuhnya, hidupku
mungkin telah berbeda dari yang sekarang.” Ungkap Tae Ho merasa menyesal.
CEO Jang
mengejek Tae Ho memang Naif. Tae Ho tak ingin membalasnya meminta agar menyingkirkan
wartawan-wartawan itu dan pastikan dokter
tetap menjaga rahasia soal kondisinya, serta akan keluar besok. CEO Jang tak peduli
menyerarkan semuanya pada Tae Ho.
“Oh iya...
Tapi, ponsel itu...akan kauapakan?” kata CEO Jang, Tae Ho terdiam.
Flash Back
Joon Oh
kesal menelp Tae Ho, menyuruh agar
Polisi segera pergi dari kediamanya sekarang. Tae Ho binggung Joon Oh
mendapatkan nomornya dari mana. Joon Oh pikir mengetahui semua yang diketahui
Tae Ho dan tahu kalau ia menyuruh polisi datang untuk menangkapnya.
“Hei, bajingan
bodoh... Jika aku tertangkap, mereka juga akan menemukan ponselnya So Hee Jadi Pakai
otakmu itu.” Tegas Joon Oh.
Tae Ho
memberitahu CEO Jang kalau akan menemukan ponselnya. CEO Jang pun mengerti dan
menyuruh Tae Ho agar istirahat. Tae Ho terlihat penuh dendam siap mengambil
kembali ponsel dari tangan Joon Oh.
Flash Back
Tae Ho
sedang melakukan jumpa wartawan dengan melambaikan tangan ke arah kamera,
tiba-tiba ia meihat sosok Jae Hyun dengan luka diwajahnya. Tae Ho sempat kaget
dan memalingkan wajahnya, saat melihat ke arah Jae Hyun kembali bayangan itu
tak ada.
CEO Jang
membuka pintu mobil. Tae Ho terlihat gelisah merasa tidak sanggup lagi dan
harus mengakuinya, karena tidak bisa hidup seperti ini. CEO Jang langsung
menampar Tae Ho, menyuruhnya agar sadar kalau Insiden itu hanya kecelakaan.
“Jangan
biarkan insiden itu menghancurkan hidupmu. Hidup itu bisa hancur dalam sekejap
mata. Apa kau tahu bagaimana keadaan Joon Oh?” ucap CEO Jang.
Tae Ho
ingat dengan keadaan Joon Oh sekarang. Joon Oh keluar dari kantor polisi Byung
Joo memberikan jaket. Wartawan langsung
bertaya Apa insiden tersebut memang bunuh diri. Tae Ho pun dari kejauhan
melihat Joon Oh seperti menanggung semua yang seharusnya dilakukanya.
“Apa yang
terjadi dengan Joon Oh dan Jae Hyun itulah nasib mereka. Insiden itu juga akan
mereda jika kau tak buka mulut. Kenapa kau tidak bisa melakukannya? Jadi Untuk
saat ini, lakukan saja apa yang kusuruh. Apa kau Paham?” kata CEO Jang
“Kalau
begitu... Apa selama sisa hidupku..., aku harus hidup merasa bersalah?Aku
sungguh tidak bisa,Wakil CEO Jang.” Kata Tae Ho sambil menangis
“Tanpa
tekad yang cukup..., lalu kenapa kau minta bantuanku saat itu? Ini Sudah
terlambat dan Kita sudah terlanjur sejauh ini. Tae Hoo.. Dalam hidup...,manusia
mampu melakukan hal jahat. Kau akan segera menyadarinya.” Kata CEO Jang bisa
menghasut artisnya lalu memeluknya. Tae Ho pun menangis dipelukan CEO Jang.
Tae Ho
berjalan dilorong dengan wartawan yang terus mewawancarinya, saat itu So Hee
lewat dengan tatapan sinis. Tae Ho sempat binggung. Saat Tae Ho akan masuk lift
melihat So Hee sudah dalam lift dan kedunya pun satu lift bersama.
“Dasar...
Pembunuh. Apa Kau pikir bisa melupakan kenyataan itu?” ucap So Hee. Tae Ho
terdiam mendengarnya tak percaya kalau So Hee itu mengetahui rahasianya.
Ki Joon
melihat Ji Ah yang baru selesai syuting, lalu mengajaknya untuk bicara.
Keduanya duduk di bangku taman depan gedung.
Ki Joo mulai bicara, meminta maaf karena selama ini dengan sikapnya
membuat Ji Ah marah dan tidak menjelaskan apa yang sedang terjadi.
“Aku
yakin kau frustrasi. Jadi hari ini, aku akan memberitahumu semuanya yang tak
bisa kuberitahukan padamu.” Kata Ki Joon
“Tidak
perlu, Jangan khawatirkan hal itu lagi. Selain itu, aku tahu apa yang ingin
kaukatakan padaku.” Ucap Ji Ah, Ki Joon pikir mana mungkin Ji Ah mengetahuinya.
“Apa CEO
Jang mengancammu karena ibuku yang sering minta uang perusahaan? Aku tahu kau
mencoba menghentikannya secara diam-diam.” kata Ji Ah, Ki Joon terdiam karena
ternyata Ji Ah mengetahuinya.
“Hei... Aku
mau bertanya satu hal padamu. Apa mungkin kau berpikiran, kalau aku terlalu
banyakmencampuri urusanmu?Apa kau merasa tertekanolehku?” kata Ki Joon, Ji Ah
mengaku tidak.
“Aku tahu
alasannya. Aku merasa tak enak padamu, Padahal kau tak perlu melakukannya.”
Kata Ji Ah
Ki Joon
binggung karena Ji Ah mengatakan kalau tahu alasannya. Ji Ah menegaskan dirinya
itu tidak bodoh dan tahu segalanya, soal apa yang terjadi antara Ki Joon dan kakaknya. Ki Joon kaget
bagaimana Ji Ah bisa mengetahuinya.
“Kau datang
ke pemakaman kakakku, 'kan? Kau dulu dokter bedah yang bertugas saat dia wajib
militer. Kau lebih banyak menangis daripada keluargaku sendiri. Jadi Tentu
saja, aku tahu.” Cerita Ji Ah, Ki Joon tak percaya kalau Ji Ah itu
mengetahuinya lagi.
“Tapi
kenapa kau tidak mengatakan apapun? Apa Kau tak membenciku?” kata Ki Joon yang
selama ini merasa sangat bersalah.
“Aku tahu
itu bukan salahmu. Kehidupan kakakku berakhir saat dia wamil. Hal itu bukan
salah siapapun dan Memang nasibnya-lah begitu. Begitulah menurutku.” Ungkap Ji
Ah.
“Seorang
anak SMP kehilangan kakaknya. Bagaimana bisa dia memaafkanku? Bagaimana bisa
kau memaafkan orang yang membunuh kakakmu?” kata Ki Joon tetap merasa bersalah.
“Kau
tidak membunuhnya tapi Kau tak sengaja melakukannya. Kau hanya mencoba
menyelamatkannya dan Tidak semua orang bisa memutuskan hal itu karena mereka
menyesal. Kau sampai rela memutuskan tak melanjutkan karirmu jadi dokter. Dan
Kau begitu demi aku, bahkan Ibuku juga masih saja sering memarahimu. Padahal
itu sudah lama berlalu.” Ucap Ji Ah
Ia meraa
sudah cukup yang dilakukan Ki Joon dan meminta maaf, Karena itulah ia sudah
bisa memaafkannya. Ki Joon terdiam seperti masih merasa bersalah. Ji Ah tak
ingin membahasnya lagi, karena menurutnya sudah lama berlalu. Ki Joo tetap
diam, Ji Ah merasa udara semakin dingin memberikan jaketnya pada Ki Joon dan
bergegas pergi masuk kedalam mobil.
Joon Oh
menelp Ki Joon bertanya apakah sudah bicara dengan mereka, lalu berkata kalau
sudah melakukanya juga dan bertanya kapan akan datang karena Bong Hee
mengundang untuk datang ke rumahnya makan malam dan meminta agar cepat datang.
Setelah
menutup telpnya, Joon Oh melihat mesin boneka dan mencoba memainkanya. Dengan
memasukan satu koin, Joon Oh bisa mendapatkan satu boneka. Wajahnya langsung
bahagia, tapi menyesal karena tak ada orang yang melihatnya. Akhirnya ia
mencoba kembali dan mendapatkan boneka yang kedua.
Bong Hee
baru saja selesai berbelanja melihat Joon Oh bermain mesin boneka, karena ingin
mencobanya meminta koin 500 won, Joon Oh
pun memberikanya karena uang itu juga milik Bong Hee. Bong Hee mencobanya tapi
dua kali mencoba tak mendapatkan apapun.
Bong Hee
berjalan dengan membawa dua boneka yang didapatkan Joon Oh, sementara Joon Oh
membawakan barang belanjaan. Bong Hee terlihat bahagia mendapatkan dua bonek
yang imut dan mengaku tidak pernah mendapat hadiah boneka.
Joon Oh
dengan bangga merasa kalau Bong Hee itu tak pernah mendaapatkan apapun sebelum
bertemu denganya dan menurutnya sangat beruntung menjadi stylistnya. Bong Hee mengaku kalau bisa melakukan banyak
hal setelah bertemu dengan Joon Oh.
“Kau
harus berterima kasih padaku.” Kata Joon Oh
“Aku
memang berterima kasih padamu.Hari ini, aku menyadari kauternyata bisa pandai
melakukan hal tertentu.” Ucap Bong Hee mengakuinya.
“Selebriti
harus pandai dalam semua hal. Kau harus tahu bahwa menjadi selebriti itu sulit”
ucap Joon Oh.
“Ahhh. Kau
memang selebriti. Aku hampir lupa.” Kata Bong Hee.
Joon Oh
mengeluh Bong Hee bisa melakukan statusnya sebagai selebriti, Akhirnya Bong Hee
pun mengucapkan terimakasih dengan memanggil Joon Oh “Oppa” lalu bergegas pergi
dengan dua boneka. Joon Oh terdiam seperti merasakan sesuatu dalam hati
mendengar nama panggilan “oppa”
Semua
berkumpul, Ji Ah pun membahas kalau So Hee merekamnya dan ingin tahu Kapan,
tapi menurutnya kenapa So Hee harus
terus menyalahkan Joon Oh atas
kematian Jae Hyun. Ki Joon menegur Ji Ah karena tak enak ada Jaksa Yoon sebagia
kakak So Hee.
“Sepertinya
ada banyak hal yang menyangkut So Hee yang tak kuketahui. Awalnya, aku menduga So
Hee terkadang mencurigakan tapi aku hanya terus mengabaikannya.” Kata Jaksa
Yoon dengan nada menyesal
“Kami
semua juga begitu. Dia wanita yang sensitif, jadi kupiki dia bertingkah aneh karena
kematian Jae Hyun.” Kata Joon Oh
“Aku
yakin dia tidak merekam pembicaraan itu untuk memanfaatkannya. Dia pasti sudah
melakukannya tanpa sadar. Kami tahu dia mencoba
melaporkannya ke polisi beberapa kali.” Komentar Bong Hee.
“Tapi, aku
masih tidak mengerti kenapa dia menyalahkan Joon Oh Oppa. So Hee tidak seperti
itu pada awalnya. Dia dulu menyukai dan
menghormati Joon Oh Oppa. Menurutku dia takkan memperlakukan Joon Oh
Oppa seperti itu jika dia sudah tahu.” Komentar Ji Ah
“Sepertinya
aku baru menyadari apa maksud So Hee saat itu. Ketika Joon Oh sedang
kesulitan..., aku pergi ke apartemenuntuk membersihkan apartemennya.” Cerita Ki
Joon
Flash Back
Ki Joon
masuk ke dalam rumah dan melihat Joon Oh
terbaring dengan banyak minuman dan So Hee duduk didekatnya, sambil menangisnya
memandanginya. Ki Joon pun sengaja berdiri didepan pintu mendengarkan ucapan So
hee.
“Oppa...
Aku juga minum-minum hari ini... Aku saja datang ke tempatmu ini tanpa sadar. Maafkan
aku, Oppa. Aku tahu, kau tidak salah apapun dan itu bukan kesalahanmu. Tapi jika
aku tidak melakukannya..., maka aku tidak sanggup lagi. Aku tidak akan bisa
hidup dan Jangan ampuni aku, Oppa.” Ucap So Hee sambil menangis berbicara pada
Joon Oh yang tertidur setelah banyak minum.
“Dia tahu
apa yang sebenarnya terjadi..., tapi dia membiarkan Tae Ho dan Jang Do Pal
mengendalikannya. Menurutku dia ingin menyangkal hal itu.</i> Semakin kau
merasa bersalah dan tertekan..., maka
semakin kau mengunci diri dan menyangkalnya. Aku tahu dia seperti itu saat aku
menyelidiki kasus tersebut.” Ucap Jaksa
Cho
“Aku tidak
percaya hal itu terjadi pada adikku sendiri. Aku minta maaf, Seo Joon Oh. Atas
nama So Hee, aku ingin minta maaf padamu.” Kata Jaksa Yoon merasa bersalah.
“Kau
tidak perlu minta maaf, Itu semua sudah berlalu. Kita harus menangkap Tae Ho dan
Jang Do Pal secepat mungkin. Kami semua ini korban: So Hee, Reporter Kim, CEO Hwang dan aku. Dan Juga,
Tae Ho mungkin saja bisamelakukan hal yang tak diinginkan lagi..” Jelas Joon Oh
“Kita
harus tetap waspada sampai jumpa pers tiba” ucap Bong Hee, Ji Ah setuju dengan
hal itu.
“Kami
juga akan mengatakan yang sebenarnya saat ini, Oppa.” Kata Ji Ah
Ki Joon
juga setuju menurutnya merasa jauh lebih
baik setelah memberitahusemua rahasia ini dan menegaskan bahwa mereka akan
melindungi Joon Oh dan tidak takut apapun lagi sekarang. Joon Oh mengejek kalau
Ki Joon itu harus takut padanya. Jaksa
Yoon memberitahu bersama denan Jaksa Cho akan mengumpulkan para polisi agar Tae
Ho dan Jang Do Pal tidak tahu harus melakukan apapun setelah jumpa pers.
“Jika
rekaman di ponsel itu terkuak ke masyarakat,
saat jumpa pers nanti maka hal itu akan menyebabkan efek yang luar biasa.” Ucap
Jaksa Yoon mewanti-wanti. Joon Oh yakin
mereka bisa dan mengajak mereka semua bersulang.
“Oh,
kenapa kita tidak pindahkan saja CEO
Hwang ke RS lain? Kita pasti merasa tenang kalau dia dirawat di RS yang tidak diketahui Jang Do Pal.” Ucap
Joon Oh
“Tapi apa
yang akan kita katakan pada Sekretaris Tae? Sekretaris Tae belum berubah pikiran sepenuhnya. Walaupun kita
memindahkan CEO Hwang, mereka akan segera tahu karena Sekretaris Tae
memberitahunya.” Ucap Ki Joon.
Ho Hang
masuk ruangan melihat Istri CEO Hwang tertidur saat menjaga suaminya, lalu
membuka selimut agar tak kedinginan. Saat itu Ho Hang merasakan sesuatu dari
tangan CEO Hwang, ia pun mencoba memegangnya dan tangan CEO Hwang bisa
mengenggamnya. Ho Hang terkejut dan membuat istrinya terbangun.
“Matanya terbuka!!!..
Jae Gook Hyung......Dia sudah sadar! Apa Kau mengenaliku?” ucap Ho Hang, CEO Hwang
menjawab dengan kedingan satu kali.
Istri CEO Hwang pun segera keluar untuk memanggil dokter.
Saat itu
Ki Joon menerima telp Ho Hang, Ho Hang terdengar seperti menangis. Ki Joon pun
mulai panik dan ingin tahu Apa ada yang terjadi dengan CEO Hwang. Semua pun
terlihat tegang.
Akhirnya
Ji Ah, Ki Joon, Bong Hee, Ki Joon datang melihat CEO Hwang yang terbaring
akhirnya sadar. CEO Hwang melihat semua orang yang datang perlahan. Ji Ah dan
Ki Joon mendekat tak bisa menahan tangis bahagianya, begitu juga Bong Hee
akhirnya bisa melihat CEO Hwang sadar.
CEO Hwang
terdiam melihat Jooh Oh dengan maskernya, Joon Oh membuka masker dan mendekati
CEO Hwang. CEO Hwang langsung menangis melihat Joon Oh ternyata masih hidup
karena sebelumnya dianggap sudah mati.
CEO Jang
pun menerima telp dari anak buahnya kalau Hwang Jae Gook sudah sadar. Ho Hang baru sampai kantor ingin masuk dan
mendengar CEO Jang yang sedang bicara ditelp. CEO Jang bertanya Apa itu artinya
dia sudah sepenuhnya pulih dan bisa bicara.
“Dia
sudah siuman..., tapi sepertinya dia belum bisa bicara atau bergerak.” Ucap
anak buahnya.
“Berapa
lama waktu yang dibutuhkan baginya biar dia bisa mulai berbicara?” tanya CEO
Jang
“Saya
belum bertanya pada dokter soal itu.”kata anak buah CEO Jang,
CEO Jang
mengumpat marah karena tak ada yang benar ditanyakan pada dokter, lalu
menegaskan bahwa mereka tidak bisa
membiarka CEO Hwang buka mulut dan membiarkan CEO Hwang hidup karena tidak bisa
bicaraa tapi jika mulai bicara maka mereka harus langsung saja bunuhny.
Ho Hang
kaget ternyata CEO Jang ingin membunuh CEO Hwang, CEO Jang pun ingin agar anak buahnya itu
segera menanyakan dokter. Saat itu Tae Ho datang menegur Ho Hang yang hanya
berdiri didepan pintu. Ho Hang mengaku
hanya ingin mampir untuk menyapa CEO Jang tapi merasa kalau atasanya itu sibuk
jadi ingin segera pamit pergi.
Tae Ho
pun masuk ruangan mengeluh CEO Jang yang tidak menjemput di rumah sakit. CEO
Jang mengaku tadi ada urusan. Tae Ho memastikan kabar kalau CEO Hwang sudah siuman. CEO Jang bertanya
Siapa yang memberitahunya, lalu mengatakan kalau baru mengetahuinya. Tae Ho pun
panik bertanya apa lagi sekarang.
“Kau
pikir apalagi? Dia akan memberitahu semua orang kalau aku yang membuat dia
celaka seperti itu. Kita harus membunuhnya.” Kata CEO Jang, Tae Ho melotot kaget
karena untuk kedua kalinya, CEO Jang ingin membunuh CEO Hwang.
Berkas [Laporan
Perkembangan Penyelidikan Kasus Pembunuhan Yoon So Hee] diberikan pada kepala
Jaksa oleh Jaksa Yoon. Kepala Jaksa mengatakan kalau mereka sudah menyelidiki
kasus ini dan melihat laporan yang cukup tebal pasti jaksa Yoon sudah mengumpulkan banyak intel.
Jaksa Yoon memberikan berkas lainya [Kasus
Pembunuhan Shin Jae Hyun]. Kepala Jakas bertanya apa lagi sekarang.
“Ini
isinya terkait kasus pembunuhan Shin Jae Hyun yang dinyatakan sebagai bunuh
diri empat tahun lalu. Selidiki ulang kasus ini. Dengan begitu, kau juga bisa menangani
kasus Yoon So Hee.” Kata Jaksa Yoon
“Kasus
ini sudah selesai. Kenapa kau mau menyelidikinya lagi? Pernyataan saksi sudah
diterima, dan kita sudah menginterogasi pelakunya. Semuanya sudah berakhir
sekarang. Apa kau pikir aku punya banyak waktu? Apa kau ingin menyusahkanku?”
ucap Kepala Jaksa
“Kasus
Yoon So Hee... Apa kau menyelidikinya dengan semestinya?” tanya Jaksa Yoon,
Kepala Jaksa dengan sangat yakin kalau sudah menyelidikinya dan itu tidak jauh
berbeda dari yang dinyatakan komisi.
“Karena
itulah aku mau mengatakan hal ini. Kenapa kita harus menolak pernyataan itu
sekarang dan menyelidiki ulang kasus tersebut? Seo Joon Oh sudah kembali. Aku
tahu kau sadar akan hal itu.” Kata Jaksa Yoon
“Aku juga
dengar kalau Seo Joon Oh masih hidup,
tapi aku belum melihatnya. Aku harus memastikannya dulu...” kata Kepala Jaksa
“Bukannya
kau menyuruh polisi datang ke rumah Ra Bong Hee untuk menangkapnya? Ternyata
Alasanmu payah sekali” ungkap Jaksa Yoon,
Kepala
Jaksa pikir Seo Joon Oh kalau memang kembali
sendirian tanpa ada bukti maka tidak akan mudah mampu membalikkan
keadaan lalu bertanya apakah Jaksa Yoon punya rencana yang bagus. Jaksa Yoon
pikir mereka harus menunggu saja sampai jumpa pers besok.
“Besok,
kebenaran akan terungkap. Dari yang kutahu..., bahwa pelaku insiden yang
menimpa Hwang Jae Gook adalah pelaku yang
membunuh Shin Jae Hyun juga. Aku akan menyerahkan buktinya padamu. Jika
kau tidak ingin berurusan dengan penghinaan publik..., maka kau sebaiknya tahu
pihak mana yang kaupilih dengan
bijaksana.” Kata Jaksa Yoon memperingatinya.
Bersambung
ke part 2
Waahhh tambah seru...
BalasHapusWaahhh tambah seru...
BalasHapus