PS : All
images credit and content copyright : KBS
Eun Hee
memanggil suaminya bernama Cha Kyung Woo, Jae Bok panik mendengar nama mantan
kekasihnya. Kyung Woo memberitahu akan segera turun. Eun Hee menyapa suaminya
di ruang tengah memberikan ponselnya karena ayahnya ingin bicara dengan
suaminya dan dibuat binggung karena tak melihat Jae Bok di ruangan.
Jae Bok
sudah bersembunyi dibalik kursi melihat kaki keduanya dari kolong kursi, Kyung Woo berbicara dengan ayah mertuanya,
sementara Eun Hee mencarai Jae Bok yang mungkin pergi ke kamar mandi. Jae Bok
melihat kaki ada bekas luka, teringat kembali saat memasangkan gelang bunga.
Saat itu Jae Bok yakin itu kaki mantan pacarnya, Kyung Woo terlihat pergi karena ingin
memberikan ponsel pada istrinya. Jae Bok
merasa memiliki kesempatan dan langsung keluar dari rumah.
Jae Bok
mengemudikan mobilnya, merasa tak percaya kalau
Kyung Woo adalah suami Eun Hee dan mantan pacarnya itu adalah pemilik
rumah. Ia teringat pertama kali bertemu dengan Kyung Woo ketika di restoran,
saat itu tak sengaja menjatuhkan minuman. Kyung Woo pun seperti tak bisa marah
melihat kecantikan Jae Bok.
Akhirnya
Jae Bok menghentikan mobilnya melihat kembali blog milik istri Kyung Woo. Lalu
dikagetkan saat melihat foto Eun Hee dengan wajah suaminya hanya sampai bibir
saja. Ia Merasa selama ini tak melihat foto itu, lalu melihat foto akuariuma,
teringat kembali saat pertama kali masuk melihat akuarium yang sama. Wajah Jae
Bok terlihat sangat kesal karena tak sadar.
Ibu Jung
Hee merapihkan makakan setelah perayaan kematian untuk suaminya, lalu
berkomentar kalau Jae Bok sudah melakukan yang terbaik pada anaknya, menjadi
kuat menghendakinya dan Jung Hee itu akan dicambuk dalam hidup. Jung Hee
meminta ibunya agar tak membahas masalah itu karena anak-anak bisa
mendengarkanya.
“Ibu.. Berhenti
memberikan makanan begitu banyak.”ucap Jung Hee, Ibu Jung Hee pikir harus
menjilat Jae Bok sebanyak yang bisa dilakukan.
“Istrimu memegang
pedang sekarang.” Kata Ibu Jung Hee, Jung Hee membela kalau Jae Bok tidak
seperti itu. Ibu Jung Hee kesal karena anaknya itu harus sampai tertangkap.
“Ayah,
apakah kau bermain petak umpet dan tertangkap?” kata Hae Wook mendekati
ayahnya. Jung Hee mengelengkan kepalanya.
“Ayahmu
sedang bermain petak umpet dengan ibumu dan benar-benar tertangkap.” Kata Ibu
Jung Hee dengan nada sinis. Jung Hee meminta ibunya tak membahas lalu
memberitahu anaknya kalau neneknya hanya bercanda.
Jin Wook
berjalan bersama ayahnya mengaku senang bisa pergi dengan anaknya. Jung Hee pun
mengaku senang juga, Jin Wook pun bertanya cara mereka bertahan hidup karena
ayahnya itu sudah dipecat. Jung Hee mengaku kalau tak dipecat tapi hanya keluar
dari kantornya.
“Terserahlah,
Tapi ketua kelasku mengatakan ayah dipecat.” Kata Jin Wook, Jung Hee
menenangkan saja kalau teman anaknya itu
tidak tahu apa-apa.
Saat itu
Jung Hee kaget melihat sosok wanita didepanya, Na Mi berjalan disampingnya dan
tersenyum lalu berjalan melewatinya. Ia sempat kembali menoleh ternyata hanya
halusinasi matanya saja melihat Na Mi.
Jae Bok
sibuk mencari rumah dan membandingkan harga, Jung Hee mendekati istrinya
bertanya apa sedang mencari tempat lain. Jae Bok membenarkan. Jung Hee binggung
karena sebelumnya mengatakan bahwa
tempat itu bagus dan murah. Jae Bok membenarkan tapi karena ingin berpisah dengan Jung Hee sesegera
mungkin jadi membuat suatu keputusan yang cepat dan merasa sekarang tidak bisa
tinggal di tempat itu
“Jin Wook
harus pindah sekolah jika kita pindah ketempat ini” kata Jung Hee.
“Kami
tidak punya pilihan dan harus pindah ke sini. Apa lagi yang bisa kita lakukan?”
kata Jae Bok
“Apa?!!
Kau bilang aku tidak perlu pindah sekolah, Aku sangat lega.” Ucap Jin Wook
keluar dari kamar mendengar pembicaran orang tuanya.
“Maaf,
tetapi hal-hal seperti itu terjadi begitu saja. Tapi aku akan mencari sekolah
dengan band, kau bisa mengerti’kan ?” kata Jae Bok
“Kau tidak
peduli sama sekali karena ini bukan tentangmu Aku mengalahkan orang-orang yang
lebih tua untuk menjadi gitaris. Apakah kau tahu seberapa besar apa itu? Apakah
kau tidak bangga padaku?” ucap Jin Wook marah
Jung Hee
memarahi anaknya yang bersikap kasar. Jin Wook kesal karena harus pindak
sekolah dan ibunya itu tidak menepati
janji padahal selama ini tak
memperbolehkan untuk menonton TV atau bermain game lalu beranjak pergi.
Jae Bok
sudah tak bisa menahan amarahnya lagi, karena anaknya marah hanya tak
memberikan menonton TV dan bermain games. Jin Wook yang kesal merasa ibunya itu
penganggu. Akhirnya Jae Bok berteriak marah kalau anaknya itu selalu bermain
game dan berbohong, bahkan melewatkan les. Jung Hee menahan Jae Bok lalu
berteriak memanggil anaknya agar mendekat. Jin Wook memberitahu kalau sedang
buang air kecil.
Bong Goo
melatih ototnya tubuhnya, lalu teringat kembali ucapan Na Mi “Ibu sangat sakit.
Dia merindukan sangat merindukan mu”. Ia pun bertanya kenapa ingin melakkan hal
itu. Saat itu ponselnya berdering dan melihat nama ponselnya “7.8 Juta”
Seorang
wanita mengajak Bong Gooo Video call, Bong Goo memberitahu kalau baru saja
pulang. Si wanita berpikir kalau ada seorang gadis bersembunyi di suatu tempat.
Bong Goo menyakinkan kalau Tidak ada
siapa pun dirumahnya. Si wanita tak percaya meminta Bong Goo ada di atas
selimut.
Bong Goo
pun mengoda kalau wanita itu imut saat sedang
cemburu lalu berbaring diatas tempat tidurnya, Si wanita melihat Bong
Goo bertelanjang dada berbaring diatas tempat tidur berpikir bisa datang
sekarang. Bong Goo memberitahu kalau memiliki sidang besok. Si wanita kesal
karena membenci sidang uji coba. Bong Goo juga mengaku merasa sesal padahal
seperti enggan dekat dengan wanita itu.
Jae Bok
kembali mengirimkan pesan pada “Rose blue” tapi tak ada sahutan dari layar
chatnya, akhirnya mengirimkan pesan “Aku
ingin tahu... bagaimana kau tahu tempat yang diperkenalkan kepadaku” Tetap saja
tak ada balasan dari orang yang selama ini mengajaknya bicara lewat chat
online.
Jae Bok
binggung karena selama ini teman chatnya itu selalu sepanjang waktu. Lalu melihat kain pembugkus
dengan nama inisial "K dan H".
Saat itu Eun Hee memberikan untuk pembungkus kotak makan. Ia berpikir
kalau artinya “Kyung Woo dan Eun Hee.”
Ia kesal
sendiri karena tak bisa berbuat apapun menurutnya semua karena Jung Hee.
Saat itu
Jung Hee yang berbaring di sofa menyebut “Na” dalam mimpinya melihat Na Mi yang
memberikan buah padanya. Jae Bok sudah ada didepanya bertanya siapa “Na”. Dalam
mimpi Na Min meminta Jung Hee agar melupakan tentangnya dan kalaupun mimpi
jangan memanggil namanya lagi. Jung Hee hanya
menyebut “Na” terus menerus
“Apakah
kau bermimpi tentang Na Mi?” kata Jae Bok kesal, Mr. Koo, Anda harus bekerja
lebih cepat lalu mengejek suaminya sebagai pria yang menyedihkan
Jung Hee
berkerja sebagai pengakut barang ke rumah pindahan, karena tak terbiasa ia
sudah kelelahan mengangkat sebuah tv tabung. Bosnya menyuruh agar bisa berkerja
lebih cepat, Jung Hee mencoba lebih cepat ketika menaiki tangga melihat sosok
Na Mi yang keluar dari rumah.
Dikarenakan
perasaan hati yang merindukan Na Mi, Jung Hee memanggil ketika menarik tangan
Na Mi ternyata hanya seorang wanita rambut panjang tapi bukan Na Mi.
Hye Ran
sedang mendapatkan terapi dibagian pingganya, mendengar cerita Jae Bok pikir
tak ada yang salah, lebih baik pindah saja. Jae Bok menolak, karena bisa hidup
di bawah atap yang sama dengan Kyung Woo bahkan Istrinya terus memanggil unnie
seperti berada disekitanya. Hye Ran pikir temanya itu berpikir berlebihan.
“Ini
tidak seperti kau akan memiliki affair jika pindah ke sana, dan juga, apa yang salah dengan berselingkuh?
Suamimu berselingkuh, jadi bisa melakukannya juga.” Kata Hye Ran
“Aku tidak
seperti kamu. Berhenti dengan omong kosong.” Kata Jae Bok kesal
Dokter
memberitahu kalau harus pindah untuk pengobatan selanjutnya. Hye Ran mengerti
lalu saat itu berpikir kalau sangat menarik untuk memiliki dua laki-laki di
rumah yang sama lalu pindah ke ruang lain. Jae Bok pu memilih untuk menunggu
saja.
Jae Bok
memikirkan ucapan Hye Ran bahwa ada dua pria di rumah yang sama. Dalam
bayangan, saat itu ia satu meja dengan Kyung Woo, Eun Hee dan suaminya untuk
makan bersama. Ia memberanikan diri melepaska sepatunya dan berani mengoda
Kyung Woo dengan menyentuhkan kakinya pada kaki Kyung Woo dari kolong meja.
Kyung Woo
terlihat sedikit panik, Jae Bok pun menatap Eun Hee yang tersenyum lalu menatap
suaminya. Jung Hee seperti tak peduli hanya makan ayam dengan potongan yang
besar. Jae Bok tersadar merasa kalau itu
tak akan mungkin terjadi padanya.
Eun Hee
memberitahu suaaminya kalau yang datang adalah Jae Bok dan keluarganya. Jae Bok
sekeluarga terlihat seperti pengemis karena tak memiliki rumah. Kyung Woo
melihat Jae Bok seperti tak percaya, Eun Hee pun mengajak mereka untuk pergi ke lantai dua. Kyung Woo
menahan Jae Bok sebelum naik ke lantai dua.
“Jae Bok.
Apa kay meninggalkan aku dengan kadaan sepi ini. Kau harusnya bisa bahagia jika meninggalkan aku. Bagaimana kau dapat
pindah ke rumahku seperti ini?” kata Kyung Woo marah
Jae Bok
sadar dari lamunan merasa kalau tak ada cara lain, dan menurutnya lebih baik
menolak, tapi saat menelp ponsel Eun Hee tak aktif. Akhirnya ia pun keluar dari
ruangan berusaha menelp Eun Hee.
Tiba-tiba
Bong Goo sudah ada didepanya memperlihatkan ponsel yang baru dimilikinya. Jae
Bok kaget melihatnya, Bong Goo pikir Jae Bok bisa mengingat sesuatu kalau ada
hutang yang dimilikinya, dan sudah mengirim sms jumlah yang harus membayar
kembali lalu bertanya apakah sudah melihatnya.
“Aku
sudah melihatnya, tapi aku sudah sibuk. Apa kau terus mengikutiku untuk mendapatkan uang?” kata Jae Bok
“Apakah
kau pikir aku tidak ada yang harus dilakukan?”
Mereka mengatakan kau bertemu musuhmu pada jalan satu arah. Pepatah
memberitahu kau untuk tidak melakukan kejahatan.” Jelas Bong Hoo, Jae Bok heran
dengan ucapan Bong Goo menegaskan kalau sudah membaca pesanya tapi harga yang
diberikan terlalu tinggi.
“Aku
mencari tahu model ponselmu, Kau Tidak membayar harga penuh untuk itu. Bahkan
jika kau membayar untuk setengahnya, apa yang kau sengaja mengirimkanku yang
tidak pernah masuk akal. Dan Juga, sama dengan sarung telepon.” Ucap Jae Bok
Ia
mengingat Bong Goo mengatakan kalau itu dari
Perancis, tapi merek asli terjual habis di Perancis dua bulan yang lalu jadi sarung ponsel itu
adalah palsu. Bong Goo kesal karena Jae Bok menggunakan kata yang paling di
benci. Jae Bok mengeluh walaupun itu tak original kenapa Bong Goo harus
berbohong.
“Aku
miskin dan tak berdaya... dari seorang ahjumma” kata Jae Bok
“Mari
kita lupakan saja. Apa gunanya mendapatkan uang dari seseorang ... Tanpa hati
nurani?” kata Bong Goo memilih untuk pergi.
Jae Bok
seperti merasa terhina ingin mengeluarkan dompetnya, tapi Bong Goo sudah pergi
lebih dulu. Akhirnya Jae Bok mengikutinya dari luar.
Saat itu
Bong Goo masuk ruangan melihat ibunya yang sedang dekat dengan pria seperti
saling merayu, melihat tingkah ibunya memilih untuk pergi. Sang ibu melihat
anaknya seperti tak percaya datang untuk menjenguknya, Bong Goo pun tak bisa
pergi karena ibunya sudah melihat. Si pria bertanya apakah itu anaknya yang
berprofesi sebagai pengacara, Ibu Na Mi membenarkan dan memberitahu namanya
Bong Goo.
“Dia adalah
pria yang biasa datang ke toko. Entah bagaimana dia tahu dan datang untuk
mengunjungiku” cerita Ibu Na Mi dan berpikir pria itu harus segera pergi karena
sibuk, Bong Goo terus saja melirik sinis.
Akhirnya
Si pria pun keluar dari kamar dan melihat Jae Bok ada didepan pintu, lalu
berpikir kalau Bong Goo membawa pacarnya diluar ruangan dan menyuruhnya masuk.
Bong Goo melihat Jae Bok didepan pintu dan langsung menariknya masuk ke dalam .
Bong Goo
memperkenalkan nama Jae Bok dan mengaku sebagai
tunangannya, Jae Bok kaget dan tangan Ibu Na Mi langsung memegang
tangannya, mengucapkan Terima kasih
banyak untuk datang. Bong Goo memberitahu tunangan itu usianya lebih tua
darinya. Ibu Na Mi kaget tapi berusaha
tetap tenang karena melihat wajah Jae Bok yang masih muda.
“Dia
memiliki dua anak-anak juga serta kaya” kata Bong Goo penuh penekanan, Jae Bok
panik karena sebenarnya tak seperti itu.
“Jangan
khawatir. Ketika dia menikah denganku, maka ia akan meninggalkan anak-anak. Sama
seperti seseorang yang aku kenal.” Ucap Bong Goo sengaja menyindir ibunya. Jae
Bok panik memberitahu kalau itu tak benar.
“Tidak
masalah... Aku bisa mengerti. Jika kaubenar-benar menyukai orang itu, maka
mungkin terjadi karena Aku melakukan hal yang sama. Aku meninggalkan Bong Goo untuk menikah lagi dan Anak-anak
tumbuh dengan baik pada sendirinya, seperti Bong Goo.” Kata ibu Na Mi, Jae Bok
terdiam karena ternyata Bong Goo ditinggalkan oleh ibunya karena menikah lagi.
Bong Goo dengan nada sinis memilih untuk segera pamit pergi.
“Tidak
ada anak yang bisa tumbuh dengan baik pada mereka sendiri dan kau mungkin
merawatnya berpura-pura tidak peduli. Itu
sebabnya Bong Goo menjadi seorang pengacara sukses.” Kata Jae Bok tak ingin Ibu
Na Mi sedih
“Tidak,
aku tidak melakukan apa-apa.” Kata ibu Na Mi merendah, Bong Goo terlihat kesal
dengan ucapan Jae Bok
Jae Bok
meminta agar tak membawa kedalam hati ucapan Bong Goo yang berpikiran sempit. Ia memberitahu kalau Bong
Goo itu sebenarnya mengkhawatir tentang Ibu Na Mi. Wajah Ibu Na Mi pun berseri,
Bong Goo tak tahan mengajak Jae Bok segera pergi.
“Dan
Juga, aku tidak memiliki banyak uang. Bong
Goo mengatakan dia mencintaiku meskipun
aku memiliki dua anak karena aku begitu cantik.” Ucap Jae Bok sengaja membuat
Bong Goo dongkol.
Bong Goo
berjalan di pakiran mengeluh dengan acting Jae Bok seperti aktris yang baik dan
layak Oscar. Jae Bok membela diri kalau Bong Goo yang memulai lebu dulu
menurutnya tak perlu sampai harus bicara kasar pada ibunya, tapi Bong Goo juga
melihat acting Jae Bok didepan ibunya.
“Aku
hanya ingin membuat si brengsek marah. Itulah mengapa aku memutuskan untuk
memamerkan bakatku” kata Jae Bok bangga, Bong Goo tak terima di ejek si
brengsek.
“Mengapa kau
bertindak dan harus membuatku marah?” kata Bong Goo heran
“Kau bertindak
seperti orang jahat di depannya,tapi aku tahu kau akan terluka dalam dan aku bertujuan
untuk itu.” Ucap Jae Bok
Bong Goo
mengaku ia baik-baik saja. Jae Bok bisa tahu kalau Bong Goo berbohong dan
dirinya itu seorang ibu yang berpengalaman dari 12 tahun. Bong Go mengejek Jae
Bok yang beruntung memiliki begitu banyak pengalaman.
“Tuan Kang,
apa kau tahu? Tidak peduli apa yang kaulakukan, itu tidak akan menyakiti ibumu sedikitpun.
Karena kenapa? Pertama, hatinya sudah
diterkam karena anaknya. Dia tidak bisa terluka lagi. Lalu Kedua... Dia cukup
senang melihat putranya yang hilang dan
begitu kaya, Tidak masalah jika kau
mencoba untuk menyakitinya.” Jelas Jae Bok lalu mencubit pipi Bong Goo
menganggap seperti bayi yang lucu.
Jae Bok
menjelaskan bahwa itu yang dipikir oleh seorang ibu, Bong Goo meminta agar tak
menyentuh mahakarya wajahnyadan mengucapkan terima kasih untuk penampilan
khususnya. Jae Bok pun memberikan uang sebagai ganti ponselnya dan sisanya
dibayar dengan aktingnya hari inidan langsung pamit pergi karena sangat sibuk
Jae Bok
masuk halaman rumah dengan menatap rumah yang besar bertanya-tanya apakah ia
suatu hari nanti bisa tinggal dirumah seperti itu juga. Lalu melihat Eun Hee
yang duduk di bangku taman. Eun Hee melihat Jae Bok yang datang langsung
menghapus air matanya. Jae Bok
memberitahu kalau masuk karena pintu gerbangnya dibuka dan bertanya apakah
sesuatu terjadi pada Eun Hee.
“Suamiku baru
saja meninggalkan rumah. Dia berangkat ke AS karena Manajer cabang mengalami
stroke kemarin. Ayahku mengatakan kepadanya untuk segera pergi dan Ada sebuah
proyek penting sekarang.” Cerita Eun Hee, Jae Bok hanya menganguk mengerti
“Itu
membutuhkan waktu beberapa bulan, untuk
datang kembali setelah proyek. Aku marah, tapi merasa lebih baik sekarang karena
kau di sini.” Ungkap Eun Hee ingin mengambilkan teh untuk Jae Bok, Jae Bok
pikir tak perlu.
Keduanya
duduk di dalam rumah.
“Aku datang
ke sini untuk berbicara denganmu tentang sesuatu...” kata Jae Bok langsung
disela oleh Eun Hee.
“Terima
kasih... Suamiku meninggalkan rumah begitu tiba-tiba. Jika keluarga Anda tidak pindah,
apa yang akan aku lakukan?” ucap Eun Hee berseri-seri lagi. Jae Bok ingin
mengatakan keputusanya.
“Jangan
bilang kau tidak pindah lagi. Jika kau tidak pindah, maka itu akan menjadi
begitu sulit bagiku “ ungkap Eun Hee, Jae Bok terdiam dengan keadaanya
sekarang.
Ia
teringat saat semalam menatap anaknya, guru anaknya memberitahu bawah Jin Wook
mengatakan tidak bisa tampil di konser lalu menangis di depannya dan merasa
kasiha, padahal sudah bersiap untuk konser dan berlatih terus. Jae Bok melihat
tangan anaknya sampai terluka karena bermain gitar.
“Hanya
dua bulan, Jae Bok... “ gumam Jae Bok pada dirinya sendiri
“Ini tidak
begitu sulit.Siapa yang mengenali untuk terlalu fokus? Apakah kau tidak
berpikir tentang ... bagaimana marah Jin Wook tentang konser itu?” bisik kata
hatinya.
“Berapa
lama suamimu akan keluar dari negeri?” tanya Jae Bok
“Dia
bilang harus tinggal di sana ...selama sekitar satu tahun untuk menyelesaikan
proyek dan tidak akan mengunjungi untuk setidaknya tiga bulan.” Cerita Eun Hee.
Jae Bok
sedikit berseri karena mengetahui Kyung Woo akan pergi selama 3 bulan. Eun Hee
pun bertanya apa yang ingin dikatakan Jae Bok sebelumnya.
Jae Bok
membenturkan kepalanya merasa menyesal, tapi menurutnya tak ada yang perlu
ditakutkan kalau memang harus saling bertemu, lalu berlatih dengan menyapa
Kyung Woo dengan santai dan memberitahua hanya akan tinggal selama dua bulan
pula.
Saat akan
masuk rumah melihat Na Mi sudah ada didepan rumahnya, dengan nada marah karena
Na Mi yang berani datang. Na Min meminta maaf karena berani untuk mengunjungi karena punya sesuatu
untuk memberikan dengan memperlihatkan poster milik Jung Hee. Jae Bok sinis
menyuruh untuk membuangnya.
“Jung Hee
sangat menghargai gambar ini.” Kata Na Mi
“Jika kau
tidak ingin membuangnya keluar, maka aku akan tetap melakuanya” tegas Jae Bok ketus
“Aku datang
untuk mengucapkan selamat tinggal, kau bersikap terlalu kasar” komentar Na Mi
Akhirnya
Jae Bok mengajak Na Mi masuk memberikan sebotol yakult memberitahu kalau
anaknya akan pulang ke rumah jadi setelah menghabiskanya lalu pergi. Na Mi
memberitahu kalau Jin Wook sudah datang dan pergi keluar dengan teman
tetangganya. Jae Bok terlihat makin marah mendengarnya.
“Apakah
kau bertindak seperti mengenal dia?” kata Jae Bok marah
“Tidak,
aku melihatnya saat bersembunyi. Jin Wook tidak terlihat seperti oppa.
Maksudku, Tuan Koo. Dia terlihat tampan” kata Na Mi memuji
“Jangan
panggil Jin Wook dengan namanya. Ini tak menyenangkan dan Pergi sekarang.” Ucap
Jae Bok kesal
“Aku
putus dengan Mr. Koo dan meninggalkan pekerjaan untuk pindah sangat jauh.” Ucap
Na Mi
Jae Bok
ingin tahu alasan Na Mi yang memperlihatakan diri di depan matanya. Na Mi sadar
kalau poster itu hanya alasan dan hanya ingin melihat kehidupan Jung Hee. Jae
Bok pikir Na Mi perlu dipukul dengan alat yang lain. Na Mi membela Jung Hee
kalau ia adalah orang yang menggodanya. Dan Jung Hee tidak melakukan kesalahan.
“Bagaimana
orang bisa menolak seseorang yang begitu muda dan cantik? Aku punya banyak
orang dibelakangku, tapi tidak pernah bertemu orang seperti Mr. Koo. Seseorang
benar-benar baik dan yang benar-benar
mencintaiku.” Ungkap Na Mi
“Kau
Cinta? Kau itu berselingkuh... Itulah mengapa hal itu lebih menarik. Kau berpikir
tidak dapat menemukan cinta yang lain seperti itu. Itu adalah perselingkuhan
bukan cintaItu pencurian, kau mencuri suamiku!! Dasar Kau penjahat!! ” ucap Jae
Bok dengan nada tinggi
“Itu
tidak benar. Ini adalah cinta.” Kata Na Mi, Jae Bok menyuruh Na Mi agar segera
meninggalkan rumah karena tak ingin melihat wajahnya lagi.
Na Mi
menahanya karena harus memberitahu sesuatu.
Jae Bok bertanya apalagi yang ingin dikataknya, Na Mi terdiam mengingat ancaman
yang dilakuan Young Baek padanya.
Flash Back
Young Bae
menegakan kalau sampai Na Mi memberitahu tentang ahl ini maka akan mati. Na Mi
menegaskan aklau tidak takut mati. Young Bae membalas kalau dirinya itu tak akan
membunuh sampah seperti Na Mi yang hanya kotor tangannya
“Tapi Jung
Heeberharga, yang kau cintai Atau mungkin bahkan istrinya dan anak-anak juga. Aku yakinn kau tidak
meragukanku, Tidak ada yang tidak dapat kau lakukan dengan uang.” Ucap Young
Bae
Na Mi
terdiam, Jae Bok ingin tahu apa yang ingin dikatakan Na Mi. Saat itu Hae Wook datang memeluk ibunya. Jae
Bok pun melihat anaknya yang baru pulang bermain. Hae Wook pun bertanya siapa
yang datang. Jae Bok sempat mengucap kalau Na Mi itu penyihir. Na Mi berjongkok
memperkenalkan diri sebagai Bibi Na Mi teman ibunya
“Kau
sangat cantik dan berbau harum.” Komentar Hae Wook. Jae Bok kesal memberitahu
anaknya kalau Na Mi bukan bibinya,
“Lavender.
Ini aroma favoritku” ungkap Na Mi.
Hae Wook
memijat punggung ayahnya yang kesakitan. Jae Bok sedang mencuci piring memanggil
Jin Wook agar membuat sampah, tapi Jin Wook tak mendengarnya. Jung Hee akhirnya
berdiri akan membawanya keluar. Jae Bok pikir suaminya itu sedang sakit. Jung
Hee pikir tak masalah karen hanya membuangnya.
Ia pun
pergi ke bagian samping bereskan botol kosong dan melihat sebuah poster
kesayangan bertanya-tanya kenapa itu ada dirumahnya. Saat itu Jae Bok melihat
suaminya, dan berpura-pura memarahi Jin Wook yang bermain games. Jung Hee
pura-pura tak peduli setelah itu menatap sedih posternya sambil memanggil nama Na
Mi.
Jung Hee
diam-diam keluar rumah memastikan kalau istrinya sudah tertidur saat Jung Hee
pergi Jae Bok membuka matanya. Jung Hee pergi naik taksi ke tempat Na Mi tapi
rumahnya sudah kosong dan hanya melhat sebuah handuk yang bertuliskan “Aku mencintaimu,
Jung Hee dan Na Mi” sambil menangis berharap aga Na Mi bisa berbahagia.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar