Ki Taek
melihat Ji Na yang ada di halte, membahas kalau dirinya bisa mengerti selalu
marah-marah saat menelpnya malam-malam,
ternyata kelelahan bekerja lembur. Ji Na menyindir Ki Taek bisa sadar setelah
berkerja. Ki Taek mengaku tidak tahu sebelumnya.
“Kenapa
kau bicara denganku? Pulang saja kau.” Ucap Ji Na ketus, Ki Taek hanya diam
saja.
“Apa Kau
ingin aku minta maaf padamu? Haruskah aku minta maaf karena berbohong pada rekan
kerjaku soal ujian PNS-mu?” kata Ji Na dengan nada tinggi, Ki Taek mengatakan
bukan itu maksudnya.
“Aku
yakin kau pasti akan berkata bahwa kau sudah berusaha yang terbaik. Padahal
kesempatan akhirnya datang kepadamu. Kau bahkan tak ikut wawancara dan pergi
begitu saja. Kenapa Bisa-bisanya kau pergi begitu saja seperti itu? Apa kau itu
bodoh?” ucap Ji Na marah
Ki Taek
ingin menjelaskan, tapi akhirnya Ji Na mengaku kalau ia cerita Ki Taek lulus
ujian PNS karena teman-temnya terus menanyainya dan berpikir agar mantan
pacarnya tahu kalau ia sangat ingin Ki Taek memang benar-benar lulus ujian. Ia
yakin harga diri Ki taek terluka tapi bukan maksud seperti itu berbohong. Ji Na langsung menghentikan taksi, Ki Taek
memanggilnya.
“Aku
ingin minta maaf padamu karena membuatmu bohong seperti itu. Maafkan aku.” Ucap
Ki Taek, Ji Na tak memperdulikanya lalu masuk ked dalam taksi.
“Aigoo,
pasti jauh lebih mudah aku menangani perasaan ini kalau dia tidak kerja di
perusahaanku. Kenapa dia terus muncul di depanku dan membuatku jengkel?” keluh
Ji Na sambil menangis karena kesal.
Woo Jin
bertemu dengan ketiganya berpikir kalau ketiganya tidak berhasil. Ho Wo
mengatakan kalau masih mengusahakannya dan , jika bisa kasih waktu yang cukup..
Woo Jin bertanya Apa ada tes yang
dikasih perpanjangan waktu jika tidak bisa menyelesaikannya. Ki Taek pikir
kalau ada ujian kedua.
“Itu...kalau
mereka yang lulus ujian pertama.” Kata Woo Jin. Ji Na menasehati Ki Taek agar
diam saja
“Orang-orang
perusahaan itu tidak mau bertemu dengan kami. Karena itulah kami sedang mencari
perusahaan baru.” Jelas Ho Won
“Eun Ho
Won, apa kau masih yakin kalau. kalian layak menjadi karyawan tetap? Kalian
tidak akan memenuhi syarat untuk posisi tetap.” Tegas Woo Jin
Ji Na
mengangkat telp lalu memberikan pada Ho Won karena ada yang ingin bicara denganya.
Ho Won mengangkat telp, Presdir menelp mengucapkan terimakasih pada Ho Won
kalau merasa hidup karenanya, karena dokter mengatakan ia menderita sirosis. Ho
Won tak percary mendengarnya lalu mengucapkan terimakasih.
“Manager
Seo, kita bisa melanjutkan. kontrak dengan Modern Goods. Dia bilang akan
mengirim pesanan Hauline lebih dulu” ucap Ho Won dengan wajah sumringah, Ki
Taek dan Kang Ho melonggo mendengarnya.
“Baguslah...
Terima pesanannya sesuai jadwal.” Ucap Woo Jin lalu masuk ke ruanganya.
Ho Won
dkk terlihat bahagia, Woo Jin melihat dari celah jendela seperti tak percaya
kalau Ho Won bisa membuktikan bisa mendapatkan kontrak yang selama ini tak bisa
didapatkan oleh pegawai lainya.
Kkot Bi
berkomentar kalau Ho Woon itu memang tak terkalahkan, HoWn pun menceritakan
kalau Dokter mendiagnosis menderita sirosis karena Gejalanya dada memerah dan
kulit menguning dan Ayahnya dulu punya gejala yang sama jadi bisa mengetahuinya
langsung.
“Bagus.
Kau penyelamat Presdir itu.” Ungkap Ki Taek bangga
“Tapi tetap
saja, kalian hampir tidak selamat dari niat jahat Manager Seo.” Ucap Kkot Bi,
ketiganya mengeluh tak ingin Kkot Bi mengatakan hal itu.
“Kenapa?
Banyak orang yang dihancurkan oleh GM Seo belakangan ini.” Ucp Kkot Bi
Mereka
pun penasaran siapa lagi yang ingin
dihancurkannya. Kkot Bi mengatakan Karakter kejam Woo Jin itulah yang membuatnya menawan. Ho Won
mengernyit, kalau Menawan, dimata Kkot Bi sebenarnya jahat. Bahkan tidak pernah
memuji mereka.
“Yang dia
katakan cuma menyuruh kami terima produk pesanan sesuai jadwal. Mengerikan
sekali dia itu.” Ungkap Ho Won, Kkot Bi tetap melihat Woo Jin itu tampan.
“Dia
tampan, dan punya karir bagus bahkan Badannya juga bagus.” Kata Kko Bi, Ho Won
menambahkan kalau Kepribadiannya
mengerikan.
“Dia
menarik karena dia tidak ramah. Semua karyawan perempuan di lantai 10, 11, dan
12 tergila-gila padanya.”kata Kkot Bi
Saat itu
Woo Jin masuk pantry, Semua pun langsung berdiri. Woo Jin bertanya Apa direktur utama ada di
tempat. Kkot Bi mengatakan Direktur Han sedang rapat di luar dan menyarankan
menghubungi untuk menghubunginya jika Beliau sudah kembali. Woo Jin pikir tak
perlu.
“Kalau begitu,
selamat beraktivitas, Manager Seo.” Ucap Kkot Bi begitu juga yang lainya
bergegas pergi.
Ho Woon
yang gugup hampir menabrak kursi, Woo Jin terus memperhatikanya sambil bertanya
Bagaimana caranya Ho Won bisa membuat kontrak dengan perusahaan itu
Ji Na
sibuk melihat layar komputer dengan diskon 70 persen. Ho Won bertanya apakah Bantalnya
harus dipesan 1.000 bantal. Ji Na membenarkan dan pastikan pesanannya datang
sebelum produk ranjang dikirim. Ho Won mengerti meminta Ji N agar memberikan
tandatangan, Ji Na dengan cepat memberikan tanda tangan karena ingin
mendapatkan barang diskon.
Kang Ho
menerima telp dari seseorang, lalu bertemu dengan seorang anak kecil dengan
bertanya apakah suka dengan eskrim. Si anak
mengangguk dengan makan es krimnya, Kang Ho memberitahu Ibunay sibuk
hari ini dan bertanya apakah ayahnya sibuk juga.
“Ayahku
tak ada. Aku cuma ketemu Ayah waktu Natal kemarin.” Ucap si anak kecil
“Apa
ayahmu sedang pergi?”tanya Kang Ho
“Aku cuma
hidup dengan ibuku saja.” Kata si anak kecil
Suk Kyung
datang memanggil anaknya yang bernama Ah Young. Ah Young pun langsung
menghampiri ibunya, Kang Ho memberitahu kalau Ah Young tadi tidak bisa
menghubunginya dan bertanya apakah sudah membaca pesan yang dikirimkanya. Suk
Kyung mengangguk.
“Aku jadi
menyita waktu kerjamu. Maaf.” Kata Suk Kyung, Kang Ho pikir tak masalah.
“Ah Young
pintar bicara dan juga manis sekali.” Puji Kang Ho, Suk Kyung memastikan tadi
anaknya itu tak menangis.
“Tidak,
dia malah sopan sekali, dan tidak menangis.” Kata Kang Ho, Suk Kyung pun
mengucapkan terimakasih pada juniornya
menyuruh lebih dulu kembali ke kantor lagi dan akan menyusul. Kang Ho mengangguk mengerti.
“Kang
Ho... Kuharap kau tidak memberitahu rekan kerja lainnya soal hari ini.” Ucap
Suk Kyung
“Tentu
saja tidak. Jangan khawatir.” Kata Kang Ho lalu menatap Suk Kyung dan anaknya
sedang berbicara dari kejauhan kalau Kang Ho tadi yang membelikanya es krim.
Ho Won
sedang berjalan dilorong, Dokter Seo memangilnya. Ho Won kaget sempat
menjatukan lembaran berkas dan Dokter Seo membantu membereskanya. Ho Won pun menanyakan alasan Dokter Seo
datang Dokter Seo mengaku baru menyerahkan beberapa dokumen terkait pemeriksaan
kesehatan karyawan dan mengaku senang bertemu dengan Ho Won, Ho Won pun juga
mengaku senang juga.
“Bagaimana
kerjaanmu? Apa Kau senang kerja disini?” tanya Dokter Seo
“Kalau
aku, aku belum pernah bekerja di kantor. Aku ingin tahu rasanya seperti apa.”
Ucap Ho Won polos
“Bukankah
kau bilang ada karyawan baru lainnya?” ucap Dokter Seo, Ho Won membenarkan ada
dua orang
“Awal
pertemuan kami saja sangat spesial.cKalau aku cerita, Dokter pasti kaget. Kau
pasti terheran-heran mendengar ceritanya.” Ucap Ho Won yang tak tahu kalau
Dokter Seo masih mengingat dengan ketiga pasienya.
“Memangnya
kalian bertemunya seperti apa? Aku jadi penasaran.” Ucap Dokter Seo sengaja
berpura-pura tak tahu.
Ho Won
mengakuCeritanya panjang dan tak tahu harus memulai darimana. Woo Jin sedang
lewat melihat Ho Won malah berbicara dengan seorang pria di jam kerja, lalu
menatap wajah Dokter Seo dan mengingat pada saat Tuan Heo memperlihatkan foto
seorang pria yang bertemu dengan Manager Park.
Tuan Heo
merasa kalau Dokter Seo itu sepertinya pencari tenaga kerja. Woo Jin yakin
kalau Antara Manager Park dan Eun Ho Won
ada dokter Seo karena sebelumnya melihat datang ke kantor dan meminta agar Tuan
Heo segera mencari tahu. Tuan Heo mengangguk mengerti.
Ho Won
kembali ke ruangan dengan wajah bahagia, diam-diam Woo Ji melihat dari ruangan,
Ji Na memberikan tugas dan wajah Ho Won terlihat sumringah menerimanya.
Sementara
diluar gedung, Dokter Seo menelp seseorang kalau bisa mengirim naskahnya malam
ini dan Sudah hampir selesai, lalu bertanya
Kapan bukunya diterbitkan.
Ki Taek
memberikan sampel dari Modern Goods. Ji Na melihat Kelihatannya bagus dan mirip
dengan yang di foto lalu melihat kontrak pemesanan dan melonggo tak percaya
karena memejam 1000 buah. Ki Taek membenarkan sesuai dengan surat kontrak. Ji
Na pikir Ki Taek sduah gila karena harga bantalnya saja sudah mahal.
“Kenapa
kita pesan 1.000?” ucap Ji Na binggung, Ki Taek memberitahu kalau Ji Na sendiri
yang menandatanganinya. Ji Na mengingat saat itu sedang berusaha mendapatkan
diskon dan buru-buru menandatangi tanpa memeriksanya.
Ji Na
langsung ketakutan, Ki Taek pun bertanya apa masalahnya. Ji Na menjelaskan
seharusnya memesan setengahnya dan membuat pesanan tambahan tapi tak fokus saat
sedang menandatanganinya, padahal Hanya ada satu bantal per tempat tidur
menurutnya Kalaupun terjual, tetap saja ini jadi masalah. Ki Taek bertanya
apakah tak ada solusi lainya
“Mereka mungkin sudah mulai memproduksi bantalnya.
GM Seo pasti takkan memaafkan hal ini. Aku saja sudah gugup berhadapan dengan dia
karena dia tidak puas dengan kinerjaku.” Ucap Ji Na sangat khawatir
“Bilang
saja kalau itu salahku. Lagipula aku hanya karyawan sementara. Aku nanti akan
jelaskan padanya kalau itu salahku, jadi jangan khawatir.”ucap Ki Taek
Ho Won
sedari tadi mendengar keduanya sedang berbicara dan melihat Ki Taek gugup
didepan ruangan Woo Jin, akhirnya Ho Won menepuknya mengatakankalau ia saja
yang masuk karena lebih berani dan sudah
biasa dimarahi GM Seo.
“Lagipula,
aku sendiri yang menanyakan Asisten Ha apa kita harus pesan 1000 bantal. Aku
yang salah karena tidak teliti.” Ucap Ho Won, Ki Taek seperti tak yakin Ho Won
bisa melakukanya.
“Manager Seo
paling curiga denganku. Kau juga tidak boleh kena marah olehnya. Selain itu...,
aku juga tidak mengincar posisi tetap.” Kata Ho Won lalu mengetuk pintu dan
masuk.
Tuan Heo
sedang bicara dengan Woo Jin dan mempersilahkan Ho Won bicara lebih dulu. Ho Won meminta maaf karena membuat kesalahan pemesanan bantal karena mengirim
1.000 bantal sekaligus..., jadi banyak bantal sisa yang tak digunakan. Woo Jin
tak percaya mendengarnya.
“Maksudmu
kau membuat kesalahan pesanan dan banyak sisa bantal?” kata Woo Jin, Ho Won
meminta maaf dan akan mencari solusi terkait bantal sisanya.
“Jika bisa
terjual habis, sisanya takkan banyak...” ucap Ho Won langsung disela oleh Woo
Jin.
“Bagaimana
kau bisa cari solusinya?” tanya Woo Jin, Ho Won pikir nanti masih ada acara
penampilan produk mendatang...
“Apa itu
artinya cari solusi sendiri?”sindir Woo Jin,
Menurut Wo Jin mereka bisa menampilkannya di acara penampilan produk
berikutnya.
“Kau ini
sama sekali tidak merasa bersalah rupanya.” Ejek Woo Jin, Ho Won mengaku kalau
malah merasa sangat tidak enak dan seharusnya mengecek dua kali berapa
pesanannya serta memang ceroboh.
Woo Jin
langsung menyuruh Ho Won keluar perusahaan ini sekarang. Ho Won kaget
mendengarnya karena dipecat. Woo Jin mengingatkan perkataan sebelumnya
“Tidak
ada kesalahan lagi yang diperbolehkan.Jika kau membuat kesalahan lagi, maka kau
akan dipecat. Aku tidak akan membiarkanmu berada di kantor ini walau sedetik
pun.” Ucap Woo Jin, Ho Won pun setuju.
Woo Jin
ingat kalau saat itu Ho Won menyetujuinya dan memutuskan kalau Ho Won akan
menerima pemberitahuan pemecatan resmi jadi pergi saja. Ho Won dengan mata
berkaca-kaca tak percaya Woo Jin bisa memecatnay begitu saja.
“Kau
tidak akan buat kesalahan seandainya kau sungguh-sungguh bekerja.” Ucap Woo Jin
“Manager
Seo.. Terkadang, orang punya alasan kenapa mereka harus merahasiakan sesuatu.
Ada situasi di mana Anda tidak bisa langsung jujur dan terbuka. Semua hal tidak
kelihatan seperti di luarnya.” Ucap Ho Won, Woo Jin pun bertanya “lalu kenapa?”
“Karena alasan-alasan
dan situasimu, apakah perusahaan harus merugi? Menurutmu begitu?” ucap Woo Jin,
Ho Won mengatakan kalau bukan seperi itu maksudnya.
“Aku
sangat risih dengan situasimu sampai kau tidak bisa membicarakannya. Kenapa kau
melakukan sesuatu yang tidak bisa kau bicarakan? Kau harusnya bertanggung jawab
atas tindakanmu. Begitulah caranya bekerja. Janji adalah janji, dan aku
jelas-jelas sudah memperingatkanmu.” Tegas Woo Jin
Ho Won
pun setuju, akan berhenti dan akan pergi
dari perusahaan lalu keluar dari ruangan dengan mengambil tasnya dan pergi.
Tuan Heo menanyakan pendapat Woo Jin apakah Ho Won itu diterima dengan proses
tidak adil dan itu sebabnya terlalu keras padanya. Woo Jin hanya melihat dari
kejauhan Ho Won yang pergi dan dikerja oleh dua rekan kerjanya.
“Selain
itu juga... Aku tak bisa lama-lama kerja disini. Jangan seperti ini. Aku
sungguh ingin beristirahat.” Ucap Ho Won
“Kau
tidak salah apa-apa. Kenapa kau...” kata Ki Taek tak bisa berkata-kata lagi
karena merasa bersalah.
“Benar.
Ayo kita bicara baik-baik dengana Manager Seo lagi” ucap Kang Ho, Ho Won pikir
mereka Jangan khawatirkannya lalu bergegas pergi.
Ho Won
mengumpat kesal pada Woo Jin berpikir kalau dirinya sehebat itu, dan berpikir
kalau tidak pernah melakukan kesalahan. Padahal ia cuma ingin bekerja dan
kenapa Woo Jin tak bisa membiarkannya bekerja. Ia melihat mesin mainan dengan
pemukul palu, lalu melampiaskan amarah dengan marmut yang keluar dari ruangan.
Home
shopping pun dimulai, Suk Kyung menonton bersama Direktur Han dalam ruanganya,
Suk Kyung berkeomentar kalau strategi Manager Seo sudah tepat. Direktur Han
membenarkan kalau Sepertinya Woo Jin tahu betul tugasnya.
“Padahal
aku berharapnya dia buat kesalahan.” Komenta Direktur Han yang tak suka dengan
Woo Jin
“Titik
penjualannya sangat jelas. Daripada memasang harga gratis yang tidak diperlukan
konsumen..., maka dia memasang harga yang kompetitif dan termasuk kupon diskon
untuk mendorong konsumen membeli lagi produk kita.” Jelas Suk Kyung, Direktur
Han seperti tak begitu peduli menyuruh Suk Kyung keluar dari ruanganya.
“Tapi, kapan
GM Park pulang dari kunjungan kerjanya?” tanya Direktur Han seperti kehilangan
soulmatenya.
Woo Jin
dan Ji Na menonton dari studio saat penanyakan home shopping produk mereka,
lalu pembaca acara memberitahu kalau Produknya sudah terjual habis. Ji Na
terlihat bahagia kalau Semua unit telah terjual habis, begitu juga Woo Jin. PD
acara pun mendatangi Woo Jin setelah acara.
“Selamat,
Manager Seo... Kau ingin jam tayangnya setelah jam kerja untuk mencapai target
audiens. Perkiraanmu memang benar. Terima kasih atas hari ini.”ucap PD, Woo Jin
pun tersenyum dengan mengucapkan terimakasih.
Ho Won
dan Hyo Ri bersulang, Hyo Ri melihat Ho Won tumben karean memberi bir padahal irit
dengan uang, Ho Won mengatakan kalau dirinya tidak iri tapi tidak menghabiskan uang karena memang tak
punya uang serta tidak ingin minum sendirian.
“Apa ada
masalah?” tanya Hyo Ri melihat wajah Ho Won yang sendu
“Hei, apa
kau tahu pekerjaan paruh waktu yang bayarannya besar? Situasiku lagi darurat.”
Ucap Ho Won, Hyo Ri bertanya apakah Ho Won dipecat dengan wajah sumringah. Ho
Won tak ingin Hyo Ri membahasnya.
“Kerja
fisik bisa jadi obat terbaik buat melupakan masalahmu. Aku tahu pekerjaan yang
bayarannya 10 ribu won per jam. Apa Kau mau?” kata Hyo Ri, Ho Won pun langsung
bertanya apa perkerjaanya.
Ho Won
masuk rumah dan melonggo melihat semua barang berantakan, bekas bir dan makana
tak dibuang. Ia pikir rumah itu seperti kandang babi dan menurutnya memang
pekerjaan fisik yang berat dan bertanya-tanya Butuh waktu berapa jam
membersihkan ini semua.
Sebelum
berkerja Ho Won melihat lembaran kertas dengan bertuliskan [Aturan bagi
pembantu rumah tangga] Ia merasa seperti mengingatkan pada seseorang. Ho Won
pun akhirnya membersihkan semuanya, dari bekas makanan dan botol kaleng bir,
baju dan mengepel lantai bahkan memasak
Woo Jin
pulang ke rumah melihat semua sudah rapih, lalu melihat diatas kompor ada panci
kecil padahal tidak menyuruh pembantunya masak dan mengerjakan sesuatu yang
tidak disuruh, lalu ia mencoba kuah supnya dan memuji kalau rasanya enak dan
mencari nasi instan.
Pagi Hari
Woo Jin
menelp kalau Ahjumma pembantu rumah tangga ini lumayan juga jadi ingin dia jadi
pembantunya seterusnya dan menutup telpnya tepat saat manager Park masuk.
Manager
Park baru mendengar kalau Wo Jin memecat Ho Won. Wo Jin membenarkan. Manager Park pun
menyindir Woo Jin berani memecat orang yang dipekerjakan. Woo Jin tahu tapi Ho
Won adalah timnya dan Manager Park sendiri yang menyuruhnya menerima Ho Won.
“Manager
Seo.. Kau cuma berhasil satu kali dengan saluran home shopping itu. Bukannya
kau ini terlalu sombong?” ejek Manager Park
Ho Won
kembali berkerja dan melihat sebuah amplop danjuga Note dengan tulisan "Aku
suka sekali dengan sup-nya. Terima kasih." Ia pikir kalau majikanya itu
baik dan mulai berkerja dengan mencuci pakaian bahkan sampai tertidur
menunggunya.
Ho Won
pulang kerumah melihat tanaman yang dulu terbengkalai sudah ada di dalam pot
rapi merasa tidak akan khawatir kalau karyawannya bisa bekerja seperti Ahjumma
yang berkerja dirumahnya bahkan
Seleranya bagus.
Woo Jin
baru saja sampai kantor dan mendengar bunyi telp di meja Ho Won, lalu
mengangkatnya. Pegawaidari Modern Goods memberitahu kala mereka sudah memesan
bantal tapi belum membayarnya jadi meminta agar bicara dengan orang yang
ditugaskan.
“Oh,
mungkin Eun Ho Won maksudmu. Dia telah mengundurkan diri.” Kata Woo Jin, Si
Pegawai mengatakan bukan Ho Won tapi yang menandantanginya perkiraan kontrak
pesanannya adalah Ha Ji Na.
Woo Jin
pergi ke tempat berkas melihat berkas [Penjualan Q Home Shopping Maret 2017]
dan mencari Konfirmasi Pesanan , dibagian bawah tertulis kalau Penanggung
Jawab: Asisten Manajer Ha Ji Na. Woo Jin binggung dengan Ho Won seperti
menutupinya.
Ho Won
duduk di ruangan tengah melihat majalah menurutnya Furnitur perusahaan mereka jauh lebih bagus,
karena silau terkena sinar matahari ingin menutup tirai tapi dikagetkan dengan
melihat foto Woo Jin sedang memegang sebuah piala.
Ia kaget
dan melihat tumpukan buku berjudul “Fashion Marketing, Prinsip Pemasaran” dan
akan bergegas pergi tapi Woo Jin lebih dulu masuk setelah bekerja.
Ho Won pun
bersembunyi dibalik lemari, Woo Jin berbicara dengan ayahnya di telp dengan menanyakan kabar ayahnya, setelah itu
menganti pakaian dan menutup lemari tanpa sadar Ho Won bersembunyi.
Ho Won
mencoba keluar saat Woo Jin ada dikamar mandi, tapi Woo Jin cepat sekali keluar
dan Ho Won buru-buru kembali
bersembunyi. Woo Jin mengambil sekaleng bir dengan menonton berita
tentang Korea Utara menguji kinerja rudal dengan mesin tambahan.
Woo Jin
tersadar merasa tak menurutnya tirai, tapi berpikir mungkin dirinya lupa. Saat
itu mengingat Ho Won berpikir seperti super women dan tak mengerti yang ada
dalam otaknya atau selimu yang menutupi kesalahan orang lain.
Akhirnya Woo
Jin mengeluarkan ponselnya dan ingin menelp Ho Won tapi terdengar bunyi ponsel
dalam rumahnya, lalu mencoba untuk mencari dengan membawa kain pel untuk
menceknya. Sebuah tangan keluar dari lemari, Ho Won memberitahu kalau itu ia
yang bersembunyi, Woo Jin terlihat kaget dengan hanya mengunakan pakaian dalam.
Bersambung
ke episode 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar