PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hwa Shin masuk ruangan penyiar berkomentar dengan sinis
pada Na Ri kalau pemandangan yang bagus. Na Ri yang sedang duduk hanya diam saja, Hwa Shin
bertanya apa yang dikatakan oleh Direktur Oh, Na Ri tetap diam. Melihat Pendaftaran
Pembukaan Perekrutan SBC. Akhirnya Hwa Shin
memutuskan untuk pamit pergi dan berpesan agar
Kerja lebih baik besok. Tapi baru beberapa langkah kembali menghampiri Na Ri
dengan wajah marah.
“Apa kau sadar... betapa seringnya kau membuat jantungku...
Jantungku berdebar... saat
kau melakukan siaran cuaca karena aku takut kau akan mengacau. Aku
sangat takut bahwa kau akan melakukan kesalahan. Sebenarnya ada apa
denganmu? Siapa
yang bilang kau boleh minum sebelum siaran? Kenapa kau membuat jantungku
berdetak lebih kencang?” kata Hwa Shin marah
“Aku sungguh tidak tertarik lagi
dengan dadamu. Jadi Tidak
usah khawatir. Dan tadi itu siaran
terakhirku.” Kata Na Ri melirik lalu keluar dari
ruangan dengan membawa tasnya dan tak berganti baju.
Na Ri keluar ruangan dan Hwa Shin keluar seperti ingin
mengejarnya, tapi saat melihat Na Ri didepan lift mengambil jalan lurus. Di
lantai bawah, terlihat Jung Won seperti sedang menunggu seseorang. Saat pintu
lift terbuka, Na Ri kaget melihat Jung Won, sementara Jung Won memberikan
sedikit senyuman saat melihat Na Ri.
Tiba-tiba Soo Jung keluar dari lift menyapa Jung Won,
dengan palingan Presdir Ko, Na Ri seperti tak punya urusan memilih untuk pergi.
Sekertaris Jung Won bersembunyi melihatnya. Soo Jung menanyakan penampilannya
dengan baju yang diberikan Presdir Ko, Jung Won menatap Na Ri yang pergi begitu
saja saat bertemu. Soo Jung dengan
tersipu malu mengucapakan Terimakasih sudah membawanya
sendiri.
Sekertaris Jung Won berpura-pura baru datang
menghampirinya bertanya apakah Soo Jung menyukainya, mengatakan kalau
Presdirnya itu adalah fansnya, karena Tak peduli betapa sibuk
pekerjaanya selalu menonton beritanya. Na Ri
yang mendengarnya terlihat kesal jadi selama ini semua pembaca berita menjadi
fansnya.
“Kau harus membawakan berita, jadi aku akan membiarkanmu
pergi.” Ucap Jung Won
“Kenapa kau tidak menontonku,
karena kau ada di sini? Kau
belum pernah melihat ruang berita, kan?” ejak Soo
Jung, Jung Won ingin menolak tapi sekertarisnya malah menyelanya.
“Itu sebabnya dia ada di sini, sebenarnya Pakaian itu hanyalah
alasan. Ini pertama kalinya kalian saling
bertemu setelah kencan buta. “ ucap sekertaris, Jung
Won melotot sinis dengan sek yang bicara lancang.
Na Ri sudah keluar dari gedung, melihat di kaca Soo Jung
dan Jung Won terlihat sangat akrab menurutnya ia tidak
akan dipecat jika mengenakan pakaian itu.
Hwa Shin masuk ruangan melihat salah satu komputer lalu
mengprin sebuah file. Direktur Oh baru keluar dari ruanganya, Hwa Shin bertanya alasan
Direktur Oh memecat Na Ri. Dua mantan kakak ipar binggung karena Hwa Shin
datang dan tiba-tiba marah. Direktur Oh heran kenapa Hwa Shin menanyakan
alasanya, Hwa Shin kembali mengulangi pertanyaan meminta alasan Direktur Oh
memecat Na Ri. Sementara Na Ri sudah pergi ke warung tenda memesan dua
botol bir.
“Apa Kau telah berubah selama 3 tahun
aku pergi? Kau
selalu menyukai reporter yang
bertanggung jawab atas rating tertinggi di antara 30 segmen dan membawa
mereka yang ada dibelakang punggungmu, menunjukkan
tanpa malu-malu seberapa banyak kau peduli tentang rating. Bagaimana bisa kau memecatnya,
bukan memberinya penghargaan?” kata Hwa Shin marah
“Haruskah aku membawamu juga? Apa
yang kau bicarakan?” keluh Direktur Oh mengambil
lembaran kertas yang diberikan Hwa Shin.
Direktur Oh binggung lalu memberikan pada dua pembawa
berita senior, Ja Young kaget melihat grafik Pemirsa
Per Menit naik drastis dalam beberapa detik dan
langsung menurun kembali. Hwa Shin melirik sinis, Ja Young merasa kalau
perkiraan Cuaca bukan berita.
"Lalu mengapa tayang pada saat acara berita?” kata Hwa Shin marah
“Dia hanya membawa reporter dan bukan salah satunya bagian dari pembawa berita” kata Sung Sook
“Dia tidak membaca berita yang
ditulis orang lain, seperti burung beo. Dia meneliti cuaca sendiri, yang
berubah setiap hari dan
menulis artikelnya sendiri lalu bertanggung
jawab penuh atas cuaca. Jika peramal cuaca bukan reporter
spesialis cuaca, lalu Dia
apa? Kau bilang dia pembawa berita ? Lalu
kenapa dia jadi bagian dari ruang berita?” kata Hwa
Shin mengomel. Semua hanya bisa diam tak ada yang bisa berkata-kata.
Na Ri duduk sendirian sambil menuangkan bir dan juga
soju, melepaskan jepitan rambutnya, lalu melihat ponselnya yang berbunyi,
senyumanya sempat terlihat tapi akhirnya membiarkan terlihat dilayar “Pengeluh” dengan bentuk hati, karena sudah dipecat jadi tak
peduli lagi dengan yang namanya fans. Ternyata Jung Won berdiri tak jauh Na Ri
melihat ponselnya tak diangkat, berjalan mendekatinya.
“Boleh aku bergabung denganmu?” kata Jung Won, Na Ri menolaknya karena kursi itu bukan
milik Jung Won
“Tapi Kursi
ini kosong, jadi Biarkan
aku duduk di sini” ucap Jung Won langsung
duduk, Na Ri menunjuk masih banyak kursi kosong, menunjuk ke meja yang kosong didepanya.
“Sebenarnya Berapa banyak peramal
cuaca yang kau sukai? Lalu Penyiar
yang mana yang kau suka Atau
kau fans setiap wanita yang tampil di TV?” tanya Na
Ri kesal, Jung Won balik bertanya itu sesuatu hal yang salah.
“Tentu saja, salah.” Kata Na Ri, Jung Won hanya menatapnya. Na Ri pikir itu
salah dan membuat masalah tapi akhirnya merasa itu bukan masalah untuknya.
“Aku pikir tidak melakukan
kesalahan padamu hari ini. Kenapa kau berdebat denganku
entah itu salah atau benar?” ucap Jung Won, Na Ri
membenarkan.
“Tapi...Tolong... beri aku sponsor dengan
pakaianmu.” Kata Na Ri memohon, Jung Won hanya
menatapnya, Na Ri pikir kalau memang Jung Won tak mau maka tak perlu
melakukanya.
“Aku seorang pengusaha, jadi aku tidak mengambil kerugian
kecuali untuk teman atau pacar. Jika
aku mensponsorimu, apa yang akan kau lakukan untukku?” kata Jung Won
Na Ri mengulangi kalau Jung Won itu hanya memberikan pada
teman atau pacar. Jung Won
membenarkan. Na Ri menatapnya,
merasa kalau Jung Won tidak butuh teman atau pacar
lagi, lalu tertawa dengan wajah tertunduk meminta
maaf karena dirinya selalu membutuhkan teman
dan pacar. Jung Won hanya menatapnya, Na Ri pikir
Jung Won hanya lewat saja lalu menyuruhnya untuk segera pergi.
Jung Won berdiri menanyakan keadaanya karena melihat Na
Ri minum banyak. Na Ri pikir baik-baik saja, Jung Won lalu
memuji Na Ri yang sudah berkerja bagus hari ini. Na Ri seperti tak percaya lagi dengan ucapan Jung Won,
hanya membuat wanita kegeeran. Sementara Hwa Shin sudah pergi ke parkiran mobil
membawa mobilnya.
Ruangan ICU
Tuan Lee masih terbaring tak sadarkan diri setelah
operasi, Bbal Gang keluar dari rumah sakit bersama dengan Dae Goo dan juga Chi
Yeol. Dae Goo menghela nafas khawatir karena melihat Bbal Gang belum makan
seharian takut kalau nanti pingsan. Chi Yeol juga tahu Bbal Gang tak tidur karena
Lampunya menyala sepanjang malam.
Bbal Gang terlihat mengantuk menyandarkan kepala diatas
tasnya, Chi Yeon melihat Bbal Gang yang berdiri
di dekat jendela dengan melihat
keluar seperti hantu. Dae Goo melihat Bbal Gang
akhirnya tertidur. Sebuah mobil datang Chef Kim berteriak memanggilnya semuanya
untuk segera pulang.
Gang
tinggal, bukan?” ucap seseorang dibalik
kamera, tapi Sung Sook tetap melanjutkan membaca berital.
“Dengan kongres partai ke-8 yang
akan segera digelar, telah dikonfirmasi... bahwa Korea Utara meluncurkan
rudal lain tadi malam.” Ucap Sung Sook
“Apa Kau mengetahuinya? Apa Kau menemuinya sendiri atau apapun itu?”
kata Ja Young akhirnya naik ke atas panggung, Sung Sook tetap membaca
beritanya. Ja Young pikir Sung Sook memang benar bertemu dengan Bbal Gang.
“Saat kau menikahi suamiku, kau menyerahkan undangan padaku. Apa Kau ingat?” kata Sung Sook menyindir
“Tapi bagaimana bisa mantan
istri... datang ke
pernikahan?” balas Ja Young
“Aku juga memberikan hadiah yaitu memberi
10,000 dollar. Jangan
bilang kau tidak ingat. “ ucap Sunbg Sook
“Apa kau tahu, Seberapa ketakutannya aku
kau pikir, sebagai pengantin, saat
mantan istri suamiku... memberi
10,000 dollar sebagai hadiah pernikahan?” ungkap Ja
Young
“Kau pikir aku memberi 10,000
dollar karena
aku menyukaimu atau Lee Joong Shin yang
menikah dalam 6 bulan? Itu
supaya kau tidak akan pelit dengan anakku, Bbal
Gang. Tapi Kau menggunakannya untuk membeli
tas desainer, benarkan?” ucap Sung Sook
Ja Young membenarkan lalu bertanya bagaimana Sung Sook
bisa mengetahuinya, karena ia menggunakan uang hadiah dari “seekor ular” untuk membeli tas yang terbuat
dari belut dan masih membawanya. Sung Sook
memperingatkan Ja Young unuk Berhenti berpura-pura menjadi
ibu. Ja Young mengingatkan kalau ia memberi
makan dan pakaian untuk Bbal Gang lebih dari 10,000 dollar
menggunakan uangnya sendiri.
“ Jadi Siapa ibunya? Wanita
yang memberikan uang kepada ibu tiri atau
aku, yang memasak tiga kali sehari ditambah makanan penutup selama
bertahun-tahun, belanja
sayuran dan mengemas makan siangnya
setiap hari?” sindir Ja Young
“Aku tidak bisa menunggu lebih
lama lagi dan akan menemukannya dan membesarkannya sendiri.” tegas Sung Sook
“Aku bahkan memiliki kamar untuk
dia di rumahku, Kau tidak pernah memasak seumur hidupmu. Apakah kau akan mengambil siswa
SMA dan membuatnya kelaparan sampai mati?” ejek Ja
Young,
Sung Sook marah menyuruh Ja Young keluar, Ja Young dengan
sinis akan segera pergi lalu kembali mengejek agar Sung Sook bisa merilekskan
matanya saat menatap kamera.
Na Ri mencoba menghentikan taksi di malam hari tapi
sangat susah karena semua penuh. Hwa Shin menghentikan mobilnya saat ada di
lampu merah, matanya melihat Na Ri yang duduk di pinggir jalan dengan baju
terbuka, terlihat sangat mabuk.
Akhirnya Na Ri berhasil memberhentikan taksi meminta
untuk mengantarnya ke Shinwol 2-dong, Hwa Shin melirik karena Na Ri yang mabuk seperti tak
sadar. Na Ri meminta sopir taksi pergi ke persimpangan
di pintu masuk ke Shinwol 2-dong. Hwa Shin
pun segera mengemudikan mobilnya pergi ke Shinwol-dong dengan mobil kantor SBC.
“Sulit sekali mencari taksi hari
ini. Apa kau
pikir karena ini hari Jumat? Jika
bukan karenamu, maka aku
akan tinggal di tepi jalan sepanjang malam Aku ada di sana selama lebih dari
30 menit. Terimakasih
banyak.” Kata Na Ri pada sopir taksi.
Hwa Shin mengigit bibirnya menahan amarah, Na Ri
merasakan alkohonya karena seperti memukul-mukul dirinya. Hwa Shin langsung
membelokan stirnya seperti sedang drift. Na Ri berpegangan keras meminta agar
sopir taksinya menyetir mobil dengan hati-hati karena merasa sangat mual karena
akan muntah. Hwa Shin dengan sengaja kembali berbelok dengan seenaknya, sampai
membuat Na Ri terlempar dikursi belakang.
“Pak Sopir.... Kau tidak mau terlibat
kecelakaan. Kau akan berakhir muncul di
berita. Jadi aku mohon....
Tolong... mengemudi dengan
hati-hati” kata Na Ri lalu merasakan benar-benar akan muntah.
“Sekarang Dengar.... Jika kau muntah di sini, kau
harus membayar denda 150 dollar. Aku
harus membersihkan mobil yang kotor, dan
tidak akan bisa bekerja dalam sehari karena baunya. Terutama
di hari Jumat seperti ini jadi 150
dollar tidak cukup.” Tegas Hwa Shin
memperingati. Na Ri menatapnya seperti terkesima.
“Kenapa kau mencoba menakutiku? Ini bukan taksi....” ucap Na Ri, Hwa Shin melirik dari kaca spion
ternyata Na Ri itu sadar kalau bukan naik taksi tapi naik mobil yang
dikemudikan olehnya.
Hwa Shin ikut turun dari mobil mengantar Na Ri, bertanya
apakah masih sadar saat berjalan dan naik
di mobilku bahkan tahu itu
bukan taksi. Na Ri tak bisa berjalan lurus tapi
tetap terlihat sadar, Hwa Shin menjauh saat Na Ri berjalan dengan
menyenggolnya.
“Kau tidak akan memberikan
tumpangan jika aku memintamu untuk mengantarku pulang.” Kata Na Ri sengaja berbohong. Hwa Shin mendorong Na Ri
agar tak berjalan mendekatinya.
“Reporter Lee,... Mengapa
kau berpikir bahwa pria tidak pernah menawarkan untuk mengantarku pulang sebelum aku meminta mereka? Aku harus selalu meminta mereka
untuk menjadi teman atau pacar. Kenapa
hidupku begitu menyedihkan?” keluh Na Ri,
Hwa Shin tak menjawabnya mengalihnya dengan bertanya
dimana rumahnya, Na Ri menunjuk ada sebelah sana dan mereka hampir sampai. Hwa Shin terus berjalan seolah tak memperdulikanya. Na
Ri merasa tidak tahu caranya berterimakasih karena belum pernah ditemani supir taksi
berjalan menuju rumah. Hwa Shin mengejek Na Ri itu beruntung karena bertemu dengan supir
taksi menemaninya berjalan
menuju rumah.
“Reporter Lee. Apa Kau tidak akan bertanya aku mabuk
dengan siapa?” tanya Na Ri mengoda. Hwa Shin sinis
merasa tak perlu karena tidak penasaran.
“Yah.. Kau memang tidak pernah penasaran tentangku.” Ucap Na Ri mengerti
Hwa Shin berjalan lalu melihat pakaian Na Ri serba
terbuka, akhirnya melepaskan jasnya dan memberikanya. Na Ri menerimanya dengan
senyuman bahagia karena Hwa Shin akhirnya memberikan perhatian padanya. Hwa
Shin berjalan lebih dulu bersikap seolah-olah tak peduli.
Dae
Goo melihat paman Kim yang mengendong Bbal Gang merasa lebih baik ia saja yang
mengendong karena pasti berat. Kim Rak rasa tak perlu tapi mereka harus memastikan untuk memindahkan mobi jika mobil di depan restoran mau
keluar. Dae Goo mengerti.
Chi Yeol melihat kakaknya yang sedang berjalan dengan
seorang pria dan memegang lenganya karena hampir jatuh. Dae Goo merasa tidak
pernah melihat Na Ri bersama seorang pria. Kim Rak melihat Na Ri bis menduga kalau pasti sedang
mabuk.
“Na Ri terlihat benar-benar sexy
saat dia menyiarkan cuaca hari ini. “ kata Dae
Goo
“Jangan bicara begitu tentang Na
Ri, sekarang Berhenti membicarakan dia dan ayo
pergi.” Kata Paman Kim
Chi Yeol terlihat khawatir ingin mengejar kakaknya, Dae
Goo menahanya menyuruh untuk membiarkan
saja. Paman Kim menyuruh Dae Goo untuk membawa Bbal Gang karena ingin melihat wajah lelaki yang membuat seroang gadis yang mabuk. Dae Goo mengeluh pada keduanya,
menurutya lebih baik biarkan Na Ri pergi berkencan. Keduanya pun tak berbuat apapun
Na Ri mengembalikan jas Hwa Shin karena sudah masuk ke
lingkungan rumah, lalu bertanya-tanya Apa yang harus dilakukan mulai besok. Hwa Shin menyuruh Na Ri
Pergi kencan buta lalu menikah. Na Ri tertunduk kecewa, Hwa Shin merasa Na Ri akan
berpikir dirinya itu jahat.
“Kau harus menemukan seseorang
yang lebih baik dariku.” Kata Hwa Shin
“Apa ada Seseorang yang lebih baik darimu? Apa itu bisa terjadi pada seseorang yang baru dipecat dan tinggal di atap ? Bahkan kau di luar tandinganku.” Kata Na Ri,
“Tapi Baik, aku ingin bertemu seseorang
yang lebih baik darimu... dan
mencintainya dengan sepenuh hati bahkan jika itu tidak berhasil” ungkap Na Ri
“Kau menunjukkan dirimu yang
sebenarnya ketika kau mabuk.” Komentar Hwa Shin
Na Ri berhenti melangkah, Hwa Shin bertanya apakah ini
rumahnya. Na Ri membenarkan. Hwa Shin menyuruh Na Ri segera masuk. Na Ri akan
masuk teringat sesuatu, kembali membalikan badan bertanya kenapa Hwa Shin tadi meneleponnya. Hwa Shin mengatakan kalau salah memencet tombol menurutnya mana mungkin menelp Na Ri. Na Ri pikir juga
tak akan mungkin Hwa Shin menelpnya lebih dulu.
Hwa Shin menyakinkan kalau memang seperti itu, Na Ri
merasa kalau ternyata memang seperti itu. Hwa Shin dengan memalingkan wajahnya
mengaku itu yang sebenarnya. Na Ri menatap Hwa Shin yang memalingkan wajahnya
dengan sedih, Hwa Shin pun memilih untuk segera pergi tanpa mau menatapnya.
Hwa Shin melewati jalan menurun, Bbal Gang seperti
tersadar melihat pamanya dan langsung menutupi wajahnya. Hwa Shin pun tak
menyadari ada keponakanya yang dicarinya, Dae Goo menahan tangan Chi Yeol agar
tak bertindak saat Hwa Shin melewati mereka. Bbal Gang menatap pamanya dengan tatapan
sinis saat Hwa Shin pergi menjauh.
Flash Back
Bbal Gang mengunakan papan protes di gedung SBC
bertuliskan [Tolong Koreksi! Ayahku bukanlah seorang
penipu.] Nenek Bbal Gang datang melihat cucunya
yang melakukan protes meminta agar menghentikannya dan mengajak pergi. Hwa Shin
keluar bersama dengan dua kakak iparnya, terlihat mata Hwa Shin berkaca-kaca
melihat keponakan yang disayanginya melakukan protes. Ja Young menyapa ibu
mertuanya.
“Bbal Gang... Kau pikir... hidup rendah seperti ini akan membuka matanya sedikit saja jika kau
berdiri di sini seperti ini? Aku
sudah tidak menganggap dia anakku lagi. Dia
bukan pamanmu atau
saudara iparmu.” Ucap Ibu Hwa Shin marah lalu
mengajak mereka semua pergi.
Sung Sook menatap Hwa Shin terlihat ikut sedih, lalu
menghampiri anaknya. Ibu Hwa Shin mendorongnya tak ingin cucunya disentuh oleh
Sung Sook, lalu mengumpat pada anaknya yang lebih buruk dibanding anjing. Ja
Young mengajak Bbal Gang untuk segera pergi dari kantor SBC. Hwa Shin menahan
rasa sedihnya karena berita yang diangkatnya membawa seluruh keluarga
membencinya.
Na Ri mencuci wajahnya diluar rumah, lalu mengeluarkan ID
Card SBC yang selama ini di miliknya. Chi Yeol pulang kerumah melihat kakaknya
yang duduk sendirian dan duduk disampinganya. Na Ri heran melihat sang adik
hanya diam menatapnya. Chi Yeol bertanya apakah ada yang ingin dikatakan
kakaknya sekarang.
“Haruskah aku berhenti kerja dan
melakukan hal lain?” ucap Na Ri
“Bukannya kau berencana... untuk bersiap tes pembawa berita saat kau menjadi peramal
cuaca? Jangan
berhenti, karena kau tidak pernah tahu. Aku
suka bahwa kau adalah pembaca ramalaan cuaca dan bangga denganmu.” Ucap Chi Yeol, Na Ri pikir apa yang dibanggakan dengan
perkerjaanya itu.
“Apa Kau ingin jadi pembawa berita ?” tanya Chi Yeol, Na Ri membenarkan.
“Apakah kau tahu kenapa tali... name tag-ku berwarna merah dan Pembawa
berita itu berwarna biru.?” Ucap Na
Ri, Chi Yeol heran kakanya itu membahas tentang tali.
“Kau tidak pernah tahu kapan pembawa ramalan cuaca akan dipecat. Sementara Penyiar
selalu aman dengan tali berwarna biru. Mereka
adalah pekerja tetap dan hanya pekerja tetap yang punya tali warna biru. Aku
tidak tahu apa ini karena aku punya tali warna merah, tapi aku tidak penasaran tentang
orang seperti apa... mereka
itu yang ada di stasiun penyiaran. Aku hanya melihat warna tali
mereka.” Cerita Na Ri
“ Apa Kau
tahu betapa pentingnya itu untuk menemukan garis yang tepat? Aku belajar di akademi, dilatih untuk menjadi pembaca berita selama 2 tahun, lalu 2 kali gagal tes pembaca berita dan ternyata menjadi
peramal cuaca. Ini sudah 4 tahun. Aku tidak tahu apa yang bisa dilakukan lebih baik dari yang
sekarang atau apa
yang aku sukai. Mimpiku adalah setidaknya menjadi
pembaca berita dan pekerja tetap” kata Na Ri, Chi Yeol
hanya mendengarkan curhata dari sang kakak.
Rak pasta
Chef Kim selesai berkerja pamit pada semua pegawainya,
lalu melewati meja yang duduki oleh tiga remaja meminta mereka untuk memastikan
Bbal Gang makan. Dae Goo dengan baik hati menyuapkan spaghetti agar Bbal Gang
mau makan tapi Bbal Gang tetap menutup mulutnya.
“Berhenti membuat kehebohan
tentang ayahmu yang sakit. Aku
sudah tidak tahan lagi. “ ucap Chi Yeol beranjak
pergi.
“Bisakah kau membantuku? Jika kau mau, maka aku akan makan.” Kata Bbal Gan melirik Chi Yeol.
Hwa Shin pulang ke rumah yang gelap langsung membuka
kulkas, tiba-tiba ia terdiam didepan kulkas.
Flash Back
Seorang dokter menyuruh Hwa Shin segera duduk, Hwa Shin
binggung karena berharap kalau dokternya itu pria, Dokter memberitahu Hwa SHn telah
dipindahkan oleh ortopedis sebagai pasienya. Hwa
Shin tahu nama dokternya itu Geum Suk Ho jadi sudah jelas mengharapkan dokter
pria.
“Apa Kau mengenal ortopedis kami?” tanya Dokter Geum, Hwa Shin mengatakan tak tahu.
“Karena kau pasien pria, maka kami memutuskan untuk menemuimu
secepat mungkin.” Kata Dokter Geum, Hwa Shin
pikir lebih baik dokternya hanya memanggilnya pasien saja.
“Kami akan memberitahumu hasil
tesnya sesegera mungkin.” Kata Dokter Geum, Hwa Shin
mengerti tapi terlihat acuh
“Apa Kau lebih memilih dokter pria?” tanya Dokter Geum lalu meminta sesuatu pada perawat
memberitahu Dr Choi tersedia dalam 2 bulan
Dokter Geum bertanya apakah Hwa Shin ingin kembali lagi
nanti, Hwa Shin pun terpaksa langsung membuka bajunya, si perawat melirik ingin
melihat bentuk dada yang kekar. Dokter
Geum heran melihat Hwa Shin membuka baju didepanya. Hwa Shin mengatakan kalau
ingin mempersingkat waktu. Dokter Geum meminta Hwa Shin berganti
di ruang ganti dan menyuruh perawat menunjuk
jalanya. Hwa Shin mau tak mau harus keluar dari ruangan.
Hwa Shin melihat dibagian ruang tunggu lebih banyak
wanita yang ingin melakukan tes pengecekan payudara, lalu berpura-pura sedang
menunggu seseorang dan lupa membawa tas yang dipegangnya. Ketika duduk dibangku,
beberapa wanita sedang membahas Temannya yang terkena kanker payudara stadium
akhir dan menyebar begitu cepat.
Akhirnya Hwa Shin masuk ruang ganti dengan menutup tirai
agar tak ada yang melihat seorang pria ingin mengecek bagian payudaranya. Tubuhya
terlihat lemas sebelum melakukanya. Hwa Shin sudah berganti pakaian dan
mengecek bagian payudara dengan USG. Dokter memberitahu melihat
nodul yaitu ada dia Bagian putih pada gambar jadi mereka akan
lakukan biopsi. Hwa Shin kaget mendengarnya.
Dokter membawa Hwa Shin yang sudah bertelanjang pergi ke
sebuah ruangan, meminta agar memegang bagian tiang dan meminta agar menempel.
Hwa Shin seperti risih saat Dokter memegang bagian dadanya, merasa kalau bisa
melakukanya sendiri dengan mendekatkan pada alat. Dokter memberitahu akan
terasa sakit lalu menginjat pedal dibawanya.
Mesin seperti mulai mengepres bagian dada Hwa Shin dengan
perlahan. Dokter mengatakan Semakin terasa sakit, maka semakin kuat dadanya, jadi itu
artinya tubuhnya
masih muda. Hwa Shin merasakan kesakit saat alatnya
berhenti. Dokter meminta agar Hwa Shin bertahan dan melakaukan sesuatu agar
hasil yang akurat lalu memutar tombol.
Hwa Shin menahan rasa sakitnya dengan urat-urat yang
keluar disekitar leher, payudaranya seperti terus ditekan seperti tomat yang
diremas tangan sampai hancur dan juga jerus peras, akhirnya terdengar jeritan
keras. Semua yang sedang menunggu sampai terkejut mendengarnya,
Dokter berkomentar kalau pemeriksaan itu tak ada
apa-apanya dibanding melahirkan. Hwa Shin menahan rasa sakitnya, Dokter meminta
agar Hwa Shin terus bernafas. Hwa Shin
panik menurutnya mana mungkin bisa bernafas saat seperti ini. Dokter akhirnya
meminta agar Hwa Shin menahan nafas, setelah itu menekan didepan layar
komputer. Hwa Shin merasakan seperti badanya di jepit oleh alat pengucap kacang
sampai terbuka.
Hwa Shin keluar dari ruangan dengan tatapan kosong,
dengan jubah sedikit terbuka. Pasien lain berbisik karena melihat Hwa Shin
ternyata ikut check up seperti perempuan lainya. Hwa Shin menarik jubah pinknya
dan berjalan ke tanga darurat.
Saat itu menelp Na Ri dari rumah sakit, Na Ri sedang
menaiki tangga dengan nafas terengah-engah bertanya ada apa menelpnya, Hwa Shin
mengatakan kalau hanya ingin menelp. Na Ri memberitahu akan segera siaran lalu
menutup telpnya. Hwa Shin mengaku hanya memikirkan Na Ri untuk saat ini.
Hwa Shin terdiam didepan kulkasnya, karena Na Ri yang
membuatnya bisa mengetahui yang terjadi pada dadanya. Sementara Jung Won sama
membuka kulkas mengambil sekaleng bir lalu duduk diruang tengah sambil
menerawang.
Jung Won teringat dengan Na Ri yang merasa kalau ia pasti
tidak butuh teman atau pacar lagi, Jung Won hanya menatap dengan senyuman. Na Ri tertawa sambil meminta maaf karena dirinya selalu butuh teman dan pacar.
Jung Won tersenyum mengingatnya lalu mengambil ponselnya,
tapi dibuat binggung karena operator tidak mengatakansebagi panggilan
luar negeri, ketika ponsel diangkat, Jung Won
bertanya pada temanya apakah ada di Korea.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Biopsi mmg menyakitkan ....meski alatnya canggih, tdk mengurangi kesakitannha yah......pengalaman.
BalasHapusKamsahamnida bak diyah.