PS : All
images credit and content copyright : KBS
Keluarga Kim menjamu Utusan dari China dengan
minum-minum, Utusan dari China bertanya pendapat Perdana
menteri Kim, Apa Putra
Mahkota layak menjadi raja sementara. Perdana menteri
mengatakan Pangeran Lee lebih dari sekedar layak. Tiga anggota keluarga Kim yang lain kaget termasuk Yoon
Sung karena mendukung Pangeran Lee
“Tapi Bagaimanapun juga, ini bukan waktunya.Dia adalah
seorang anak yang bahkan tidak bisa makan sendiri.Kalau kita memberinya pedang
sekarang, maka dia hanya
akan melukai dirinya sendiri.” Ucap Perdana menteri
Kim. Yoon Sung kecewa mendengar ternyata ayahnya masih tak mendukung Pangeran
Lee.
“Jadi ini bukan waktunya?Aku akan
menyampaikan kekhawatiranmu terhadap Putra Mahkota kepada Kaisar.” Kata Utusan dari china sambil tertawa dan Ui Gyo
menuangkan teh untuk tamu jauhnya.
“Aku minta maaf, tapi aku harus pergi
mempersiapkan perjamuan.” Ucap Yoon Sung pamit pergi
pada semuanya.
Utusan China sambil mengipas wajahnya dengan kipas bulu
berkomentar Joseon memiliki sungai yang indah, dan laut yang mengitari
wilayahnya sangat luar biasa. Saat itu Kasim Ma datang dengan membawakan dua cangkir
Teh untuk utusan dan juga Keluarga Kim
“Tapi yang paling indah dari
semuanya... adalah
perempuan di Joseon.” Kata Utusan dari china.
“Apa ada wanita yang kau sukai?” tanya Ui Gyo menawarkan diri karena bisa mengerti.
“Di festival, Aku ingat gadis yang melakukan
tarian solo. Aku
berharap bisa melihatnya menari lagi.” Kata Utusan
dari China, Kasim Ma yang mendengarnya tersenyum licik mengetahui ternyata yang
disukai adalah Ra On saat berubah jadi wanita.
Yoon Sung tersenyum melihat di depan Jahyeondang, teringat saat berlatih melempar panah dirinya mengejek
Pangeran Lee yang tak bisa memasukan ke dalam tabung didepanya. Pangeran Lee
yakin kalau ia bisa melakukannya. Yoon Sung pun menantang agar Pangeran Lee mencobanya
lagi.
Flash Back
Pangeran Lee melempar panahnya tapi tetap tak masuk juga,
Yoon Sung memberitahu itu sudut yang paling baik dalam melempar. Semua langsung menjerit bahagia karena
Pangeran Lee berhasil memasukan panah ke dalam tabung, bersama dengan Byung Yun
terlihat sangat akrab sekali.
Beberapa saat kemudian, Pangeran Lee yang ingin melihat
keadaan diluar istana mencoba memajat dinding dengan bantuan Byung Yun
yang mengendongnnya. Yoon Sung datang
memberitahu Yang Mulia Raja menuju
kemari. Ra On panik dan langsung terjatuh lalu bersiap-siap
merapihkan bajunya dan bertanya Dimana Yang Mulia. Yoon Sung tertawa kalau ia hanya mengejek, Pangeran Lee
yang kesal mengejar-ngejar Yoon Sung. Keduanya kejar-kejaran seperti anak kecil
yang memiliki teman dekat.
Yoon Sung tersenyum bisa mengingat kenanganya, Pangeran
Lee datang melihat Yoon Sung didepan Jahyeondang, bertanya apa yang dilakukan
ditempat ini. Yoon Sung bertanya apakaha
Pangeran Lee masih menghabiskan
waktu di Jahyeondang.
“Tempatnya tidak penting. Semua yang sudah aku lakukan
adalah makan dan bermain.” Kata Pangeran Lee sinis
lalu berjalan meninggalkan Yoon Sung
“Lalu kenapa... kau menerimanya? Kenapa kau berencana untuk
menjadi raja sementara?” tanya Yoon Sung, Pangeran
Lee terdiam lalu membalikan badanya.
“Apa kau ingin tahu? Itu semua Untuk menjauhkan Joseon... dari musuhnnya.” Tegas Pangeran Lee sengaja berjalan mendekati Yoon
Sung, mata Yoon Sung kaget mendengar ucapan Pangeran Lee.
Pangeran Lee terdiam lalu melirik melihat Yoon Sung sudah
pergi dari tempatnya berdiri. Matanya mengarah ke depan mengingat saat mereka
bertiga sedang belajar didepan Jahyeondang.
“ Itu yang aku pikirkan. Teman-teman dari masa muda... bahkan seperti garis vertikal ini. Tapi kepatuhan dan subjek... bahkan tidak seperti garis
vertikal ini.” ucap Guru membuat dua garis vertikal
dan horizontal diatas kertas.
“Kalau kau harus memilih salah
satu, maka hubungan seperti apa itu?” tanya guru. Semua terdiam dan terlihat binggung, lalu
Yoon Sung mengambil pena mengambarkan garis vertikal dan horizontal menjadi
satu.
“Aku akan memilih seperti ini.” kata Yoon Sung, Pangeran Lee melihatnya. Guru bertanya
apa maksud dari gambar Yoon Sung.
“Apa yang aku harus lakukan
sebagai teman dan pelayan adalah sama. Kalau
Putra Mahkota mencoba untuk mengambil jalan yang tidak benar maka aku harus menghentikannya. Jadi, aku akan membantu dia
memilih jalan yang benar... sebagai
teman dan pelayannya selama sisa hidupku.” Jelas Yoon
Sung Guru bertanya pendapat Putra
Mahkota
“Dengan teman dan pelayan yang
hebat seperti dia di sisiku, maka Aku
bisa menjadi raja yang hebat.” Kata Pangeran Lee,
keduanya saling menatap penuh senyuman bahagia terlihat tanpa dendam
sedikitpun.
Pangeran Lee yang mengingatnya memilih untuk berusaha
melupakanya dan berjalan masuk ke tempat tinggal Byung Yun dan Ra On.
Ra On mengetuk pintu, lalu membuka pintu bertanya apakah
ada orang di dalam sambil tapi tak ada sahutan, dengan senyuman berpikir pasti
tak ada orang dalam ruangan, menurutnya tidak
punya pilihan selain
untuk kembali lain waktu, ketika membalikan badanya,
Yoon Sung sudah ada didepanya. Keduanya duduk dimeja bersama-sama.
“Apa kau di sini karena insiden
Kasim Do dan Kasim Ma?” ucap Yoon Sung, Ra On
membenarkan dan bertanya Bagaimana Yoon Sung bisa mengetahuinya.
“Aku memeriksa daftarnya dan
melihat sesuatu yang aneh. Jadi sekarang Aku
akan mengirim seseorang... ke
Kantor Disiplin Kasim.” Ucap Yoon Sung, Ra On
mengucapkan Terima
kasih.
“Aku selalu berterima kasih
kepadamu.” Kata
Ra On, Yoon Sung merasa itu hanya kata omong kosong saja, Ra On
binggung.
“Bagaimana aku harus menunjukkan
rasa terima kasihku?” tanya Ra On
“Seperti itu jauh lebih baik. Aku mendengar kalau kau
mendapatkan liburan khusus. Berikan
kepadaku... setengah
hari saja.” Kata Yoon Sung meminta
Ra On meminta maaf karena harus melakukan
sesuatu di festival lentera... Yoon Sung pikir mereka
bisa bertemu setelah selesai. Ra On terdiam
kebinggungan, Yoon Sung menganggap diam itu sebagai tanda jawaban “ya” lalu
mengambil sesuatu dari rak bukunya dan memberikan pada Ra On.
Ra On melihat bola emas didalam kita mengatakan kalau ia sudah memakanya satu buah karena Putra Mahkota memberikan satu padanya.
Ra On melihat bola emas didalam kita mengatakan kalau ia sudah memakanya satu buah karena Putra Mahkota memberikan satu padanya.
Yoon Sung kaget mendengar Putra
Mahkota memberikan pada seorang Kasim. Ra On dengan wajah kesal
menjelaskan kalau Pangeran Lee sengaja memberikan obat itu karena ia bisa
saja menularkan sakitnya bahkan juga putra Mahkota berteriak untuk memintanya menjauh ketika sedang bersin-bersin.
Putri dan Pelayanya datang ke tempat ayunan dengan
tambang, Putri menyakinkan kalau tempat ini
adalah tempat yang Tuan Jung katakan
dalam surat pertama, Pelayan membenarkan karena
Tuan Jung berkata kalau itu adalah di mana dia pertama kali
melihat Putri. Wajah Putri terlihat sedih mendengarnya.
Flash Back
Putri menaiki ayunan dengan berdiri wajahnya terlihat
bahagia dikelilingi banyak orang dan juga bunga sakura yang berguguran. Tuan
Jung dan pelayanya melihat dari kejauhan dengan kipasnya, wajahnya langsung
terpesona melihat wanita didepanya.
Teringat kembali kata-kata Ra On diatas perahu “Aku mendengar kalau
kau juga sakit karena flu sebelumnya.”
Pelayan yang melihat Putri terbatuk-batuk karena
terserang flu, Tuan Jung menatap pelayan yang terlihat cantik dimatanya.
“Apa kau tahu apa
kesamaan yang dimiliki flu dan cinta? Itu adalah bahwa
kau tidak bisa menyembunyikannya. Ada satu lagi. Kesamaan lain
antara flu dan cinta... adalah bahwa itu terasa menyakitkan.”
Putri cemberut karena selama ini ternyata Tuan Jung
menyukai pelayanya bukan dirinya dan surat-surat cinta itu untuk pelayanya.
Pelayan binggung melihat putri terlihat cemberut lalu menatap sedih ke arah
ayunan didepanya.
“Kenapa aku peduli
tentang seorang pria yang belum pernah aku lihat sebelumnya?
Sudahlah.... Lupakan. Itu sudah cukup baik.” Gumam Putri
sedih
Putri kembali menatap pelayanya dengan sedih, Pelayan
merasa Putrinya sedih karena Tuan Jung lalu mengajak mereka segera pergi untuk
menerbangkan lentera. Putri masih cemberut sampai akhirnya Pelayan menariknya
untuk segera pergi.
Tuan Jung datang dengan pelayannya menyentuh tali ayunan
yang terbuat dari tambang, menurutnya Tempat
ini masih tetap sama. Tapi
wanita itu pasti sudah lupa kepadanya. Pelayan pikir tentu saja wanita itu sudah lupa
karena Tuan Jung berhenti
menulis surat kepadanya.
“Bagaimanapun juga , aku berharap... Aku bisa melihatnya sekali lagi.” Ucap Tuan Jung duduk diatas ayunan, Pelayannya juga
berharap seperti itu. Saat itu tak jauh dari sana Pelayan sedang berjalan
dengan Putri. Tuan Jung tak melihatnya karena menatap ke arah depan.
Perdana mentri Kim memperkenalkan pada anaknya, Menteri Jo Man Hyung, mantan
gubernur dari
Provinsi Gyeongsang yang ditunjuk
sebagai.. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan meminta Yoon Sung untuk
menyambut Menteri Jo. Yoon
Sung menyapa Mentri Jo sebagai tamu ayahnya.
“Dia sama tampannya seperti yang
sudah aku dengar. Aku
bisa melihat kenapa dia terkenal bahkan di Provinsi Gyeongsang. “ Komentar Mentri Jo
“Kau sangat bermurah hati. Putrimu jauh lebih terkenal
daripada dia. Tolong
layani dia dengan baik.” Balas Perdana Mentri Kim.
“Aku hanya seorang pria dari desa
yang datang ke kota. Aku
akan lebih membutuhkan bantuan dari dia daripada yang bisa aku berikan.” Kata Mentri Jo keduanya saling merendah satu sama lain.
“Aku diberitahu bahwa kalian sudah
beberapa tahun tidak bertemu. Boleh
aku permisi agar kalian bisa menikmati reuni kalian?” kata Yoon Sung seperti canggung diantara keduanya
Ayahnya dengan tatapan sinis menyuruh anaknya untuk tetap
duduk, karena Pertemuan
ini juga untuk anaknya. Yoon Sung pun tak bisa
melawan. Perdana mentri menawarkan untuk menuangkan
minuman. Mentri Jo dengan senang hati menerimanya, Tuan Kim
menyuruh Yoon Sung untuk menuangkan minuman, Yoon Sung menurut dengan
menuangkan minuman untuk Mentri Jo.
Diatas jembatan sudah banyak orang yang berjualan dan
sangat ramai menyambut perayaan Chuseok. Ra On berdiri sendirian dengan pakaian
prianya, melihat orang mondar-mandir didepanya, tatapan sedih melihat banyak
orang tua yang mengandeng anaknya ke perayaan Chuseok.
Pangeran Lee menatap langit yang sudah mulai gelap,
tatapanya terlihat kosong mengingat saat merawat Ra On yang sakit.
“Aku bermimpi tentang hari saat
aku terpisah dari ibuku. Setidaknya,
aku bisa melihat ibuku lagi.” Ucap Ra On sambil
menangis.
Pangeran Lee
terdiam seperti bisa merasakan kehilangan ibunya secara tiba-tiba.
Ra On kecil keluar dari persembunyian sambil menangis
mencari ibunya, lalu berjongkok menangis sendirian. Dan Ra On seperti baru saja berjongkok dan langsung berdiri
melihat ibunya dari kejauhan, sang ibu semakin mendekat dengan senyuman ingin
mendekati anaknya. Matanya berkaca-kaca melihat ibunya yang akhirny datang
juga.
Tapi ketika tatapan matanya sadar didepanya bukan ibunya,
tapi Pangeran Lee yang dimatanya dibayangkan seperti ibunya. Keduanya saling
menatap dengan orang yang lalu lalang disamping mereka. Pangeran Lee menjalan
mendekat dengan senyuman, tepat saat didepan Ra On di langit terlihat letusan
kembang api yang terlihat sangat indah.
“Aku pikir kau akan
bersenang-senang. Apa yang sedang kau lakukan?”
ejek Pangeran Lee melihat Ra On dengan mata berkaca-kaca
“Aku sedang bersenang-senang,
Putra Mahkota.” Kata Ra On menyangkalnya.
“Tapi sekali lagi, anak anjing
suka... bermain
di salju dan melihat cahaya di langit.” Ucap
Pangeran Lee terus mengejeknya.
“Kau berkata kalau tidak ingin
pergi ke luar. Apa yang
kau lakukan disini? Bahkan Tanpa
pengawalan.” Ucap Ra on, Pangeran Lee mengatakan
kalau ia sekarang bersama dengan Ra On.
Ra On memberitahu harus
menemui seseorang. Pangeran Lee mengejek dengan
gaya tangan gemulai seperti wanita, mereka anggap saja kalau Ra On harus
bertemu seseorang. Ra On cemberut mendengarnya,
Pangeran Lee bertanya apakah Ra On akan terus berdiri di tempat ini karena sekarang hanya memiliki
empat jam tersisa dari hari liburan yang berharga lalu mengajak untuk ikut dengan saja.
“Maafkan aku, Putra Mahkota... Aku sedang berlibur sekarang,
jadi tolong...” kata Ra On
“Ya ampun. Kau tidak pernah
mematuhiku... Apa yang
diajarkan oleh Kasim Jang kepada para peserta pelatihan? Ayo pergi.” kata Pangeran Lee memiting kepala Ra On dan memegang
wajahnya. Ra On memohon tapi Pangeran Lee sudah menarik pergi dengan suara
seperti mengajak anjing yang berjalan-jalan dengan tuanya.
Perayaan ChuSeok seperti ramai denga pasar malam, semua
orang menari-nari dan banyak permainan. Beberapa orang tua sengaja mengendong
anaknya di pundak untuk melihat letusan kembang api di langit, Pangeran Lee dan
Ra On melihat kembang api bersama-sama dan juga menonton orang yang bermain
gasing yang terbuat seperti piring. Pangeran Lee sempat melirik Ra On, begitu
juga Ra On, Keduanya tertawa bahagia seperti tak ada perbedaan antara Putra
Mahkota dan seorang Kasim.
Ra On mencoba bermain panah untuk mendapatkan boneka
pajangan sebagai hadiah, Pangeran Lee memberitahu cara memegang busur dan panah
dengan benar, ketika mencoba sekali Ra On gagal. Lalu di kesempatan kedua Ra On
berhasil memanah satu boneka, wajahnya terlihat tak percaya saat menengok ke
belakang. Pangeran Lee sengaja menyembunyikan busur panahnya untuk membantu Ra
On.
Yoon Sung berlari ke tempat Perayaan Chuseok, seperti
karena menjamu Mentri Jo jadi membuatnya
terlambat datang. Di jembataan tak menemukan Ra On yang menunggunya dengan
nafas terengah-engah terus mencari Ra On di dalam pasar.
Seorang anak kecil menjual lentera harapan dengan membeli ini maka keinginannya akan terkabul. Pangeran Lee sedang lewat, berjongkok untuk mendekati
anak itu bertanya apakah ia yang membuat sendiri lenteranya, anak itu
mengangguk.
“Harganya adalah 5 bun, tapi aku
akan memberikannya kepadamu dengan harga 3
bun saja.”
Ucap si anak kecil terlihat pintar berjualan.
“Kau ambil saja uang ini. Aku
tidak butuh sebuah lentera.” Kata Pangeran Lee
memberikan uangnya.
“Kalau kau tidak akan membeli ini,
silakan pergi. Aku
menjual lentera harapan
dan bukan pengemis.” Kata si anak kecil sinis.
Pangeran Lee meminta maaf karena bukan maksudnya seperti itu.
“Sebuah lentera yang membuat
keinginanmu terwujud. Apa
keinginan yang akan kau buat?” tanya Pangeran Lee
“Harapanku adalah bahwa aku bisa
bertemu... Raja
sekali saja.” Ucap si anak kecil, Pangeran Lee
bertanya apa yang akan dilakuka ketika bertemu dengan Raja.
“Aku akan meminta dia untuk
membuat Joseon menjadi negara
yang lebih baik.” Kata si anak
Pangeran Lee tersenyum lalu berdiri bertanya Apa
yang membuat sebuah negara menjadi besar, Anak itu
pikir Raja tahu lebih baik karena ia pasti peduli tentang rakyatnya. Pangeran Lee mengelus rambut sang anak. Datang seorang
wanita bernama Jo Ha Yeon akan membeli salah satu lenteranya, si anak memberikan harga hanya 3 bun saja.
Ketika akan membayarnya Ha Yeon kebinggungan karena tak
menemukan dompetnya Pangeran Lee akhirnya membeli semua
lenteranya. Ha Yeon terlihat kegeeran merasa Pangeran Lee itu tidak
perlu melakukan itu. Pangeran Lee hanya
meliriknya.
“Kau mengatakan kalau ini akan
membuat keinginanmu menjadi
kenyataan. Aku percaya padamu.” Kata Pangeran Lee,
anak kecil itu tak percaya, Ha Yeon merapihkan rambutnya seperti sudah siap
untuk menerima lentera dari Pangeran Lee.
“Yang Satu Ini untukmu. Kau bisa Tunggu dan lihat apa keinginanmu
akan menjadi kenyataan.” Kata Pangeran Lee
memberikan satu lentera untuk anak kecil, si anak kecil pun mengucapkan
terimakasih. Ha Yeon menahan senyumanya untuk menunggu Pangeran Lee memberikan
padanya.
“Sementara untuk ini... Berikan kepada orang-orang yang
tidak mampu untuk membelinya. .”
Ucap Pangeran Lee melirik pada Ha Yeon seperti tak merasa tertarik.
Ha Yeon kaget karena Pangeran Lee tak memberikan
langsung, Pangeran Lee pamit pergi begitu saja. Si anak kecil memberikan satu
lentara berharap keinginannya
akan terwujud. Ha Yeon masih melonggo melihat Pangeran
Lee yang berjalan sudah menjauh darinya dengan membawa satu lentera tapi
wajahnya terlihat tersenyum bahagia.
Tuan Jung dan pelayan sedang berjalan di pasar lalu langkahnya
terhenti melihat sosok wanita yang dikaguminya selama ini, Putri dan pelayana
berjalan melewatinya karena tak mengenal Tuan Jung yang mengirimkan surat
selama ini. Tuan Jung gugup dengan gagap mencoba memanggi dua wanita, si
pelayan membantu untuk memanggilnya.
Putri dan Pelayanya menengok bersamaan, Tuan Jung menatap
penuh rasa haru dan melangkah mendekat. Dua wanita itu melotot kaget melihat
Tuan Jung dan langsung berlari kabur ketakutan, tanpa sadar lentera milik Putri
jatuh. Tuan Jung mengangkat tanganya seperti harapan untuk temu hilang kembali.
Sementara dibelakangnya, ternyata ada Pangeran Lee
melihat adik dan pelayanya ketakutan, senyuman terlihat seperti bisa memaklumi
adiknya keluar istana, lalu berjala melewati Tuan Jung. Tuan Jung jatuh lemas sedih
karena dua wanita itu melihat wajahnya dan langsung lari, Pelayanya membantu Tuan Jung
berdiri merasa Putri bahkan tidak tahu bagaimana wajah
orang yang mengiriminya surat, tapi menurut Tuan Jung putri itu masih
tetap cantik.
Putri dan pelayanya berlari cepat menghindari Putra
Mahkota, saat ditempat yang cukup sepi Putri memastikan kalau yang lihat itu
Pangeran Lee. Pelayan Lee membenarkan kalau yang mereka lihat tadi adalah
Putra Mahkota, lalu bertanya diaman lentera yang
dipegang oleh Putri tadi. Putri melihat tanganya yang kosong dan hanya bisa
menangis karena menjatuhkanya.
Tuan Jung melihat lentera yang jatuh milik Putri, dengan
menatap sedih berharap mereka bisa bertemu lagi. Pelayan ikut sedih
mendengarnya, lentera pun mulai diterbangkan, terlihat harapan Putri yang
ditulis diatas lentera “Aku berharap bisa menjadi secantik dia.”
Tuan Jung melambaikan tanganya seperti mengucapkan salam
perpisahan pada putri. Semua yang ada di pasar mulai menerbangkan lentera yang
sudah dituliksan keinginan dan berharap semoga bisa terkabul.
Raja melihat dari istana lentera yang diterbangkan
berwarna-warni terlihat sangat indah diatas langit.
“Masing-masing lentera... memiliki keinginan yang berbeda
dari rakyatku. Mereka menuliskan "Aku
ingin memiliki cukup makanan. Aku
ingin menjadi sehat." Semua
keinginan mereka adalah yang ingin mereka katakan kepadaku.” Ucap Raja bisa mengetahui keinginan rakyatnya.
“Kasim Han.... Aku tidak memiliki lentera untuk
diterbangkan. Tapi apa
aku bisa minta tolong?” ucap Raja, Kasim Han
mempersilahkan
“Tolong jaga Putra Mahkota... Bantu dia dan bimbing dia... agar dia tidak akan bisa
dikalahkan atau terguncang seperti
aku, si raja yang bodoh.” Kata Raja
“Hamba akan menjalankan perintahmu
dengan sepenuh hati.” Kata Kasim Han yang setia
pada perintah raja.
Byung Yun melihat kertas ditanganya, terdengar suara dari
bayangan orang didepanya berbicara memberitahu
kalau adalah waktu dan tanggal saat para utusan akan
pergi jadi Sampai saat itu, temukan jalur darat
untuk kembali.
“Upeti kepada Qing didapat dari
keringat rakyat. Kita
harus mengembalikannya kepada mereka.” Kata si
pria, Byung Yun terlihat kaget.
“Apa kau takut Putera Mahkota akan
disalahkan?” ucap si pria terlihat wajah saat
membalikan badanya.
“Kalau kau bisa menunggu sampai
Putra Mahkota memutuskan...” kata Byung Yun
“Jangan lupa siapa dirimu. Kau bukan... teman dari Putra Mahkota.” Tegas si pria
Ra On menatap lentera yang terbang dengan mata
berkaca-kaca, Pangeran Lee datang bertanya apa yang sedang di lihat oleh Kasim
Hong, Ra On sempat terkejut lalu mengaku tak melihat apapun. Pangeran Lee
tersenyum karena tahu apa yang ada dipikiran Ra On lalu memberikan sebuah
lentera yang dibelinya. Ra On terdiam
melihat Pangeran Lee memberikan padanya lalu tersenyum bahagia.
Semua orang yang lalu lalang berkomentar Bagus
untuk bisa melihat lentera keinginan yang
terbang di langit seperti bintang. Ra On mengajak Pangeran Lee untuk menulis
keinginan Putra Mahkota di atasnya. Pangeran Lee merasa tak perlu melakukanya.
“Hei... Tolong katakan kepadaku apa
keinginanmu. Kalau
hanya salah satu dari keinginan kita yang dikabulkan, akan lebih baik kalau keinginanmu
yang menjadi kenyataan.” Kata Ra On, Pangeran Lee
melirik pada Ra On disampingnya.
Yoon Sung masih kebingungan mencari Ra On karena belum
menemukanya, senyuman terlihat saat melihat Ra On ada diatas dengan memegang
lentera, tapi senyuman hilan melihat orang yang ada didepanya adalah Pangeran
Lee. Keduanya sudah naik ke tempat yang tinggi untuk menerbangkanya setelah
menaruh api dibagian bawahnya.
“Yang Mulia, haruskah kita
terbangkan sekarang?” kata Ra On, Pangeran Lee
terdiam saat melihat wajah Ra On yang ditutup setengah oleh Lentera, ingatanya
kembali pada mata yang sama dengan Penari saat acara festival.
Semua orang yang ada disana mereka ikut menerbangkanya
dengan penuh harapan yang baik. “Tolong bantu desa kami mendapatkan panen yang baik! Tolong bantu desa kami agar makmur!” mereka semua berteriak mengucapkan permintaanya saat
menerbangakan lentera. Warna lentera yang warna warni terlihat sangat indah di
langit Joseon.
“Tolong buat keinginan Pangeran
Mahkota menjadi kenyataan.” Kata Ra On saat
melepaskan lentera untuk diterbangkan, lalu terkejut melihat tulisan diatas
lentara (Aku berharap Kasim Hong akan menemukan ibunya.)
Ra On menatap Pangeran Lee bertanya apakah itu memang harapanya. Pangeran Lee membenarkan, karenan harapannya untuk
membuat harapan Ra On
menjadi kenyataan. Ra On berkaca-kaca
mendengarnya lalu seperti ingin bicara lagi dengan Pangeran yang melihat
lentara di terbangkan.
Yoon Sung ingin berjalan pulang dengan wajah tertunduk
lesu, langkahnya terhenti teringat dengan sesuatu. Saat terteduh dari hujan
Pangeran Lee melihat Yoon Sung bersama dengan seseorang dan bertanya apakah ia seorang
pekerja istana dan meminta agar mengangkat wajahnya.
Ra On terlihat ketakutan menutupi wajahnya dengan jubah
wanita, Yoon Sung sengaja menghalanginya lalu mengaku kalau Ra On adalah
wanitanya. Lalu setelah Ra On tercembur ke dalam sungai, ia meminta agar Ra
On tidak
menganggap bahwa ia berbagi
rahasia denganmu?
“ Kau pasti berpikir "Sangat
bisa diandalkan." Bisakah
kau tidak berpikir seperti itu terhadapku?” ucap Yoon
Sung, Ra On hanya diam saja.
Mengingat semuanya, Yoon Sung membalikan badanya menatap
jalan lurus didepanya.
Ra On binggung bertanya bagaimana Pangeran Lee tahu bahwa ia berpisah dari ibunya. Pangeran Lee menatap dalam-dalam pikiran seperti
membayangkan kalau mata dari wanita bercadar itu Ra On yang berdiri didepanya. Ra On binggung
kenapa Pangeran Lee menatapnya seperti itu.
“Aku tahu ini pasti terdengar
konyol. Aku tidak
tahu kenapa... Aku terus
melihat orang lain di dalam dirimu.” Ungkap
Pangeran Lee, Ra On binggung
“Aku melihat... seorang wanita.” Kata Pangeran Lee, Ra On kaget mendengarnya.
Yoon Sung datang memanggil Kasim Hong, lalu berjalan
mendekat menapa Pangeran Lee dengan menundukan kepala lalu meminta maaf pada Ra
On karena datang terlambat. Pangeran Lee melirik sinis mengetahui ternyata Ra
On janjian bertemu dengan Yoon Sung.
“Putra Mahkota, mohon maafkan aku.
Kami memiliki rencana.” Kata Yoon Sung pada Putra
Mahkota. Ra On dan Pangeran Lee saling melirik.
“Kau tidak melupakan rencana kita,
kan? Apa Kau akan pergi denganku sekarang?” kata Yoon Sung pada Ra On,
Akhirnya Ra On yang terlihat gugup dan kebinggungan lalu
meminta maaf pada Pangeran Lee karena harus pergi. Pangeran Lee tiba-tiba
menarik tangan Ra On mengatakan kalau tak memberikan izin. Ra On kaget begitu
juga Yoon Sung. Pangeran Lee menarik Ra On untuk berdiri disampingnya.
“Dia adalah orangku.” Kata Pangeran Lee yang menegaskan kalau Ra On tak boleh
bersama dengan yang lain selain dirinya. Ra On dan Yoon Sung kaget
mendengarnya.
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Wkwkwk pangeran lee tanpa disadari cemburu dgn ra on bersama yoon sung😅
BalasHapus