PS : All images
credit and content copyright : SBS
Raja mengambil nama didalam guci yang dipegang oleh Ji
Mong, lalu menyembut nama Pangeran ke-4, Wang So. Semua kaget termasuk, Wang So yang namanya disebut
sebagai penganti Putra Mahkota untuk melakukan ritual. Semua orang dibelakang
saling berbisik.
“Ini adalah Kehendak Langit jadi Kau yang akan memimpin ritual
hujan.” Kata Raja, Wang So pun tak bisa menolaknya mengatakan
akan bersedia
melakukannya.
Setelah selesai, Wang So merasa tak masuk akal kalau ia
yang bisa terpilih. Ji Mong hanya bisa tertawa merasa kalau Sepertinya
Langit itu membutuhkan Wang So, jadi apa yang perlu dikhawatirkan
karena langit sudah memilihnya dan berpesan agar Tidak
baik meragukan dirinya sendiri. Wang So seperti bisa percaya kalau memang dirinya yang
terpilih oleh langit.
Ritual turun hujan pun dimulai, semua anggota kerajaan
berdiri di dalam tempat dengan matahari yang cukup terik. Sementara Pangeran So
diarak melewati para rakyat biasa yang memohon agar bisa turun hujan. Saat Wang
So turun dan ingin memulainya terlihat ragu, Ji Mong memberikan guci sebagai
tanda ritual akan dimulai.
Beberapa orang melihat itu adala pangeran ke-4 dengan
topengnya. Salah seorang berteriak
meremehkan Wang So si pria bertopeng memimpin upacara ritual hujan dan nanti mungkin langit akan marah.
“Dia itu monster, bukan manusia! Aigoo! Ini nasib buruk.” Teriak yang lainya.
“Kita butuh seseorang untuk mendatangkan hujan.” Teriak salah seorang pria lalu melemparkan tanah ke
wajah Wang So. Semua pun ikut melemparkan tanah pada wajah Wang So.
Pengawal kerajaan mencoba
menghalanginya, tapi malah lebih banyak yang melempar tanah ke arah Wang So.
Di dalam istana terlihat kegelisahan dari para pejabat,
terdengar suara permintaan dari rakyat yang ada diluar “ Berikanlah kami seorang putera untuk mendatangkan hujan! Yang Mulia, apa
Anda mengabaikan rakyatmu? Izinkan kami masuk!”
Ratu Yoo tersenyum licik mendengarnya seperti memang
sengaja membuat rakyat marah. Wang So masuk ke dalam istana dengan baju yang kotor penuh tanah. Semua kaget
termasuk Hae Soo yang berdiri di barisan para pelayan, lalu tertunduk tak mau menatap ke arah Wang
So.
Guci yang dibawa oleh Wang So pecah dan akhirnya ia pergi
begitu saja Baek Ah ingin mengejarnya tapi ditahan oleh Wang Jung, Wang Soo
meluapkan amarahnya dikamar, dengan melepaskan bajunya.
Ratu Yoo terlihat bahagia dengan anak kesayanganya karena
sudah mengatakan sebelumnya kalau kesempatan akan datang lagi jika sabar
menunggu dan Ritual hujan ini adalah waktu
yang tepat untuk
mengganti Putera Mahkota jadi Wang So tidak
boleh kehilangan kesempatan ini.
“Aku sudah mengutus pencuri untuk
menghentikan Putra Mahkota agar tidak bisa pulang. Sepertinya dia sulit pulang untuk saat ini.” kata Wang Yo
“Wang So tidak berkedip saat dia sedang membunuh. Tapi kepercayaan dirinya runtuh begitu
saja saat ada orang yang mengungkit wajahnya. Menurutku dia orang yang memalingkan kehendak Langit. Kenapa bisa dia kebetulan
terpilih ketika
aku sudah menyusun rencana?” ucap Wang Yo yang
sempat membuat Ratu Yo terdiam ketika mengingat wajah anaknya
“Aku juga heran apa yang dipikirkan oleh Raja dan Choi Ji Mong saat memilih anak itu.” kata Ratu Yoo, Wang Yo binggung kalau keduanya itu
sengaja memilih Wang So.
“Bagaimana mereka bisa tahu siapa yang harus dipilih?” ucap Wang Yo tak percaya
“Apa kau percaya Langit bisa menggerakkan manusia? Itu semua omong kosong. Manusialah yang menggerakkan kehendak Langit dan Ritual hujan juga begitu Siapa pun yang memimpin ritual
itu bisa
menjalaninya sampai hujan turun. Kali
ini aku harus melihat Goryeo
ada di genggaman tanganmu. Kau
sanggup melakukannya, 'kan?” ucap Ratu Yoo penuh
percaya diri pada anaknya
Hae Soo pergi mencari-cari Wang So ke taman lalu terlihat
Wang So yang sedang berbaring diatas perahu dalam danau dan memanggilnya tapi
tak ada sahutan. Akhirnya ia mendekatinya dan measa heran sebenarnya kapan Wang
Soo bisa meletakkan perahu di danau lalu berpikir kalau sedang tertidur.
Akhirnya Hae Soo naik ke atas peruhu karena perahu yang
bergoyang-goyang kakinya kehilangan keseimbangan. Wang So dengan cepat menarik
tangan Hae Soo, keduanya lalu berbaring diatas perahu dan saling menatap. Hae
Soo bangun lebih dulu dan duduk diatas perahu mengeluh Wang So yang bersembunyi
di tempat ini.
“Kau harus pergi sekarang. Semua orang pasti khawatir
denganmu.” Ucap Hae So, Wang So langsung
menolaknya.
“Jangan terlalu diambil hati. Semua orang hanya mencoba untuk bisa makan dan bertahan hidup. Mereka pasti akan melupakannya.” Kata Hae Soo membujuk, Wang So menegaskan tidak ingin belas kasihan darinya, lalu bertanya apakah Hae Soo tahu alasan dia
dilahirkan. Hae So binggung
“Sampai kapan kau harus hidup di dunia seperti ini? Apa kau sudah tahu alasan kau hidup seperti ini?” ucap Wang So sinis, Hae Soo menjawa sudah, Wang So
kali ini kaget mendengarnya.
“Aku sudah memikirkan hal itu akhir-akhir ini. Tapi... tidak ada jawabannya. Aku tidak dilahirkan seperti ini karena aku ingin seperti ini. Akulah orang yang menentukan bagaimana hidupku nanti. Aku bisa menjalani hidup yang
mewah atau aku bisa menjalani hidup yang menyedihkan. Aku hanya tidak ingin menjalani hidup yang dikendalikan oleh
orang lain. Itulah
keputusanku.” Jelas Hae Soo, Wang So terdiam
mendengar ucapan Hae Soo
“Hidup orang di dunia ini tidak ada yang mudah. Kau hanya tidak tahu saja. Setiap orang punya kehidupan yang berat. Sebentar lagi, ritual hujan akan dilaksanakan. Apa yang tadi kau alami akan segera berlalu, Aku yakin Pasti berlalu.” Kata Hae Soo, Wang So mengejek Hae S itu masih muda
tapi sok tahu tentang segala dunia ini dan mengumpat itu Menyebalkan.
Hae Soo berbaring di tempat tidurnya, lalu mengeluh heran dengan
pertanyaan Wang Soo alasanya dilahirkan dan dengan pertanyaan itu membuatnya
stress. Akhirnya ia membuka buku catatan obat dan membuat dalam sebuah mangkuk,
teringat saat ia menjauh produk cream lalu tersenyum bahagia setelah menemukan
warna yang dinginkan pada tanganya dan akan
membantunya kali ini supaya bisa keluar dari tempat ini
Ji Mong panik karena
Hari ini ritual hujan akan dilaksanakan, tapi Putra Mahkota belum pulang juga
dan Pasti ada yang terjadi padanya. Wang So
meminta agar menunggu sebentar lagi. Ji Mong yakin Rakyat pasti tidak bisa
tenang kalau
ritual hujannya tertunda jadi akan
keluar sebentar mencari
Putra Mahkota.
“Tenangkanlah para rakyat itu sebisamu, Yang Mulia.” Kata Ji Mong, Wang So langsung menolaknya.
“Aku sudah tak sanggup lagi harus berhadapan dengan rakyat.” Tegas Wang So
“Putra Mahkota membelamu. Kau tidak masalah saat kau membunuh biksu-biksu
itu. Tapi
karena hal yang tak seberapa kemarin, kenapa kau
jadi depresi begini?” kata Ji Mong, Wang Soo tak
terima kalau penghinaan kemarin itu tak seberapa.
“Kau itu terlalu mengkhawatirkan bekas luka wajahmu itu. Kau tak bisa jadi kekuatan bagi
Putra Mahkota kalau kau tidak bisa mengatasi kekhawatiranmu itu Dan kau juga takkan pernah
menyelesaikan dendammu
dengan ibumu.” Kata Ji Mong menasehati
“Jadi... ...kau memilih namaku secara
sengaja dan
mempermalukanku? Kenapa? Apa Kau pikir aku bisa mengatasinya
jika kau membuatku
mengalami situasi seperti itu?” ucap Wang So marah, Ji
Mong tak menyangka kalau Wang So sudah tahu
“Kau itu harus lebih percaya diri. Dengan begitu, batu yang
dilemparkan padamu akan berkurang.” Ucap Ji
Mong santai
Wang So dengan nada marah bertanya apakah Ji Mong pernah
dilempar dengan batu sebelumnya, dan tak
percaya dengan "Kehendak Langit" karena merasa Ji Mong berpikir dirinya bodoh karena
memiliki bekas luka diwajahnya.
“Di saat saudara-saudaraku diperlakukan sebagai pangeran maka aku diperlakukan tak lebih
seperti anak pembunuh. Tapi
sekarang, aku jadi
pemimpin upacara ritual ini. Kecuali kau butuh budak duduk di sana sampai turun hujan tidak
mungkin aku dipilih!.” ucap Wang So meradang marah
“Jika turun hujan karena si
"budak" itu, maka budak itu akan menjadi seperti seorang raja! Bagaimana cara kerja kehendak
Langit? Kau harus
berdiri tegak di depan
semua orang. Dengan
begitu, Putra Mahkota bisa
duduk di atas takhta. Kau
harus berdiri di hadapan semua orang agar
kerajaan ini bersatu. Namun,
aku hanya bisa memberitahumu
sebagian. Aku tidak bisa memaksamu melakukan hal ini.” tegas Ji Mong
Wang So menatapnya, Ji Mong bisa mengerti merasa
kalau Wang So hanya
sanggup sampai
sejauh ini lalu pergi keluar dari ruangan.
Wang So terdiam lalu mengambil baju ritual, Hae Soo
datang terburu-buru menaiki tangan meminta agar Wang So mengikutinya sekarang. Wang Soo mengatakan mau
memimpin upacara
ritual hujan dan tidak
punya waktu pergi
dengannya. Hae Soo mengatakan bisa
melepas topengnya. Wang Soo bingung.
Beberapa alat make up sudah disiapkan oleh Hae Soo yang
sudah dibuatnya, perlahan Hae Soo pun membuka topeng yang biasa menutupi wajah
Wang Soo. Terlihat ada bekas luka sobekan dibagian mata yang tak perlahan
hilang. Hae Soo perlahan meraba bagian luka dan Wang Soo menahan tangan Hae Soo
karena untuk pertama kali orang yang berani meraba luka diwajahnya.
“Apa kau tak merasa takut melihat wajah buruk rupa ini? Apa Kau kasihan padaku?” ucap Wang So sinis
“Mana mungkin aku kasihan pada
orang yang
selalu ingin membunuhku? Entah wajahmu ada bekas luka atau
tidak dan apapun yang orang lain
pikirkan..., menurutku
kau orang yang baik, itulah
yang terpenting bagiku. Lagipula
lukanya tidak
terlalu parah. Karena
bekas lukamu ini, kau menjalani hidup
yang panjang dan kelam dan menurutku
itu sangat tidak adil.” Ucap Hae Soo
“Apa aku bisa mempercayaimu? Aku selalu penasaran denganmu.” Kata Wang So
“Dulu, aku orang yang selalu dipercayai dan dikhianati Saat itulah aku baru sadar, bahwa sulit mempercayai seseorang Karena itulah aku takkan berubah. Jika kau percaya padaku duluan,
Yang Mulia, maka Aku juga
takkan berubah. Aku
janji.” Ucap Hae Soo
“Karena kau berarti aku bisa percaya padamu, 'kan? Lakukanlah semaumu. Sekarang... Aku adalah milikmu.” Kata Wang So membiarkan Hae Soo melakukan apapun pada
wajahnya.
Semua sudah siap di tempat upacara ritual, Raja bertanya
apakah Putra mahkota belum datang juga. Ji Mong meminta Raja menunggu sebentar
lagi. PM Park Young Gyu merasa meraka tidak bisa menunggu
selamanya, karena Jika
waktu ritual hujan sudah berlalu, maka tidak
ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti.
“Yang Mulia, kenapa kita tidak
menunjuk Pangeran ke-3 saja yang memimpin ritual ini? Dia pangeran tertua setelah Putra
Mahkota. Ada
alasan yang tepat memilih dia dan pasti
tidak akan ada protes soal hal itu.” kata PM
Park, Ji Mong terlihat tegang dan Ratu Yoo melirik suaminya seperti sangat
berharap banyak.
Wang Yo pun akhirnya berjalan ke bagian belakang istana,
sudah terlihat kendaraan yang akan dinaikinya sebagai pemimpin ritual. Ji Mong
berpura-pura keberatan membawa guci sampai membungkukan badanya, agar bisa
mengulur-ngulur waktu.
“Apapun yang kau lakukan, Putra Mahkota takkan bisa pulang.” Ucap Wang Yo, Ji Mong sinis bertanya apa maksud
ucapanya.
“Kakakku biasanya suka kalah dalam mencari peluang.” Kata Wang Yo tersenyum sinis karena bisa membuat
rencananya berhasil.
Hae Soo selesai memberikan sentuhan make up pada wajah
Wang So lalu meminta agar Pangeran ke empat membuka mata dan melihat pada cermin.
Wang So pun melihat wajahnya dicermin, Hae Soo pikir Sepertinya
ritual hujannya segera
dimulai dan ingin bergegas pergi. Tangan Wang So menariknya
lebih dulu, Hae Soo melihat dengan jelas wajah Wang So yang berbeda tanpa bekas
luka.
“Apa Kau ingat? Aku pernah bilang padamu, 'kan? Kau adalah milikku..., entah dulu atau sekarang atau di saat kau pertama kali menyentuh wajahku. Aku sudah menentukan keputusanku, Aku akan membuatmu menjadi milikku. Persiapkanlah dirimu mulai sekarang, Aku takkan pernah melepaskanmu.” Tegas Wang So, Hae Soo hanya bisa terdiam.
Wang Yo sudah siap dengan menaiki kendaraan ritual,
tiba-tiba tanganya di tahan oleh seseorang. Wang So datang dengan mengunakan topengnya.
Wang Yo marah dengan yang dilakukan adiknya, Wang So mengatakan kalau datang
untuk merebut
posisinya.
“Hanya Putra Mahkota dan aku yang berhak duduk di tandu ini.” tegas Wang So
“Beraninya kau, dasar binatang.” Kata Wang Yo langsung memberikan tinjaun pada wajah
adiknya.
Topeng sang adik pun terjatuh, Wang So mengangkat
wajahnya yang sudah tak ada bekas luka.
Wang Yo kaget melihat wajah adiknya yang
bersih tanpa luka sedikit pun. Ji Mong menyuruh Wang So segera duduk di atas kendaraan,
Wang Yo berteriak marah. Ji Mong
menegaskan kalau Pangeran
ke-4 dipilih oleh Langit. Wang So sudah duduk diatas
tandu meminta mereka untuk segera berjalan.
Di jalan semua rakyat kembali meminta agar memberikan
hujan pada pemimpin ritual, Wang So turun dari kendaraan dan dua orang seperti
provokator melihat Wang So ingin kembali melempar tanah. Salah seorang meminta
menahanya agar bisa melihat dengan jelas kalau
Wajahnya berbeda
dengan Bekas lukanya hilang dan
Topengnya juga.
“Kata orang, ada belatung juga di wajahnya.” Kata seorang wanita, Wang So mulai memberikan percikan
air dari guci dengan daun ditanganya.
“Putera naga! Karuniailah kami hujan.!!” Teriak si pria lalu bersujud. Semua orang pun
akhirnya ikut bersujud, dua provokator kebinggungan melihat semua orang
bersujud meminta hujan.
Wang So sempat terdiam melihat semua orang yang kemarin
melemparinya dengan batu, sekarang bersujud didepanya seperti memberikan hormat
dan memohon padanya. Wang Yo yang kesal melihat adiknya sekarang bukan dilempar
batu lagi tapi semua orang bersujud dan memohon padanya.
Didalam istana, Hae Soo buru-buru berbaring dibelakang
para pelayan. Wang Wook bisa tersenyum melihat Hae Soo. Wang So akhirnya masuk
ke tempat ritual. Ratu Yo kaget bukan Wang Yo disana lalu bertanya kemana anak
kesayanganya itu. Raja memperingatakan istrinya agar bisa mengendalikan
diri.
“Sekarang yang lebih penting adalah menyelesaikan ritual
hujan.” Tegas Raja, Ratu Yoo pun hanya bisa diam.
Semua Pangeran melihat wajah Wang So tanpa topeng dan juga
tak terlihat luka. Hae Soo bis bernafas lega melihat Wang So masuk ke dalam
istana dengan bersih. Wang Wook terdiam lalu melirik ke arah Hae Soo seperti
sudah bisa menduga kalau sepupu istrinya itu yang membantu Wang So.
Ratu Yoo bisa melihat dari dekat wajah Wang So, dan tak
melihat ada bekas luka diwajah anaknya. Wang So naik ke bagian atas tempat
ritual, lalu menatap ke arah belakang lebih dulu mencari sosok Hae Soo lalu
memberikan senyuman, Hae Soo pun bisa tersenyum lalu matanya tiba-tiba melihat sosok
Wang So yang dingin melirik padanya.
Tiba-tiba hujan sudah turun sebelum Wang So membaca
ritual agar meminta hujan turun. Raja dan Ratu terlihat tak percaya hujan akan
turun dengan cepat, Semua PM berteriak bahagia karena Langit
telah menjawab doa mereka membuat hujan turun di tanah Goryeo.
Wang So mengangkat tanganya agar bisa percaya dengan
turunya hujan, Ji Mong tersenyum bahagia karena rencannanya bisa berhasil. Ratu
Yoo akhirnya bisa melihat anaknya ada dibagian atas istana melihat hujan yang
turun lalu bergegas pergi. Hae Soo kembali melihat ke arah Wang So dalam hatinya
bergumam apakah mungkin itu GwangJong.
bersambung ke epsiode 9
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
duuh ga sabar nunggu kelanjutannya, yg versi cina agak beda y, ttp lbh suka yg ini^^ makasih buat sinopsisny, ttp semangat y..^^
BalasHapus