PS : All
images credit and content copyright : KBS
Ra On mencoba menaruh boneka di rak paling atas tapi
malah terjatuh, Pangeran Lee melihat langsung mengambil bertanya apa itu,
keduanya saling tarik-tarika karena Ra On tak ingin memberitahunya sampai
akhirnya tangan boneka kasim robek. Pangeran Lee bertanya apa yang sebenarnya
ingin dilakukan Ra On.
“Ini akan memperlihatkan
ketulusan... jadi
tidak akan ada yang terluka.” Kata Ra On
“Aku memperingatkanmu untuk tidak
peduli dengan urusan Kasim Ma.” Kata Pangeran Lee
memperingatinya.
“Aku tidak akan melakukan apapun
yang melawan hukum.” Tegas Ra On. Pangeran
mengatakan tak ada gunanya
“Menyampaikan bagaimana
perasaanmu... tidak
akan mengubah apapun.” Ucap Pangeran Lee berjalan
pergi
“Ini tidak seperti meregangkan
lenganmu... berpikir
kau akan menggapai langit. Semua
orang tahu dayang adalah untuk Raja.” Kata Ra
On, Pangeran bertanya lalu kenapa
“Kau tahu itu tidak ada gunanya, tapi kau tidak bisa menahan diri
untuk jatuh cinta kepada seseorang. Bahkan
disaat tidak ada yang berubah, maka Kau
masih berharap dia mengetahui perasaanmu.” Ucap Ra On
dengan wajah tertunduk tak berani menatap Pangeran
“ Mengakui cintamu hanya untuk
membuat dirimu nyaman.. adalah
suatu hal yang egois untuk dilakukan.” Balas Pangeran
Lee
“Apa salah untuk mengakui kepada
seseorang yang tidak bisa bersama denganmu? Sebuah kata perpisahan yang tepat
sama tulusnya seperti cinta. Siapa
yang tahu kalau kenangan tentang perasaan dicintai... bisa memberikan kekuatan untuk
melanjutkan hidupmu? Meskipun
kau tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya.”
Ucap Ra On lalu beranjak pergi, Pangeran Lee menatap Ra On dengan mata
berkaca-kaca
Mentri Jo melihat ankanya yang mengatakan apapun seperti tidak
mau kalah bahkan kepada seorang pria. Ha Yeon
binggung mendengar ayahnya tiba-tiba mengatakan hal itu.
“Siapa yang akan menyukai menantu
yang manja sepertimu?” komentar Tuan Jo, Ha Yeon
kaget mendengar Seorang menantu
Sementara Yoon Sung sedang melamun dengan kotak
ditanganya, Ra On datang dengan bersandar di pohon merasa harus
duduk di bawah pohon ini. Yoon Sung bertanya siapa
yang membuatnya sedih, Ra On mengatakan kalau ia sendiri yang membuatnya
dirinya merasa
sedih.
“Kurasa aku hanya membebani Putra
Mahkota. Aku merasa tidak enak.” Kata Ra On, Yoon Sung bertanya apakah maksudnya Sebagai
seorang kasim. Ra On menjawab tentu saja.
“Ini
mungkin karena kau tidak seharusnya berada di sana Pakaian kasim ini juga tidak
cocok denganmu.” Ucap Yoon Sung lalu membuka
kotaknya, Ra On kaget karena baju itu yang pernah dibeli mereka sebelumnya untuk
seseorang yang istimewa
“Itu benar. Aku sedang menunggu hari dimana
dia akan menerima ini dengan
senang hati.” Ucap Yoon Sung, Ra On binggung kenapa
Yoon Sung harus membawanya.
“Aku berencana untuk... bertanya kepadanya hari ini. Apa kau tidak ingin hidup sebagai
seorang wanita?” kata Yoon Sung memberikan
kotaknya, Ra On kaget menerimanya.
Ha Yeon kaget bertanya apakah PM Kim menyarankan
itu. Mentri Jo pikir anaknya tak perlu terkejut karena sekarang bukan
anak-anak lagi, lalu menceritakan PM Kim memiliki
seorang cucu yang bisa diandalkan. Ha Yeon
memastika ayahnya belum memberinya jawaban
“Apa kau tidak ingin menikah
dengannya?” tanya Mentri Jo
“Aku bingung karena ini tidak
terduga.... Ayah.... Kalau aku harus menikah dengan
seseorang, Aku ingin
menikahi seseorang yang aku inginkan.” Ucap Ha
Yeon, Mentri Jo terlihat kaget mendengarnya.
Ra On menatap Yoon Sung mengatakan nyaman hidup seperti ini. Yoon Sung menjelaskan kalau Ra On terus
berpura-pura diistana terlalu
berbahaya jadi akan
membantumu meninggalkan istana dan hidup sebagai seorang wanita.
“Maksudku... Apa kau tidak bisa membiarkan aku
melakukannya untukmu? Aku
ingin mengatakan ini... sejak
aku membeli baju ini.” kata Yoon Sung, Ra On ingin
bicara tapi disela oleh Yoon Sung.
“Aku akan menunggu... sampai aku menyadari apa yang benar-benar
kau inginkan.”ucap Yoon Sung lalu berjalan pergi.
Sebuah panggung boneka dibuat dengan penonton para
pelayan dan juga kasim yang memaikan alat musik termasuk Ra On, Do Gi dan Sung
Yul menceritakan Do Hwa adalah gadis tercantik di seluruh negeri, menjadi seorang dayang untuk
menjadi wanita raja.
Lalu datangnya Kasim Wang mengejarnya, Do Hwa menolaknya menyuruh Kasim Wang untuk pergi. Tapi
tetap saja Kasim Wang terus mendekatinya. Beberapa Pelayan datang membawa Wol
Hee untuk ikut menonton acara panggung boneka. Ra On yang melihat Wol Hee sudah
datang memberitahu Kasim Ma yang sudah bersembunyi.
Kasim Jung melihat beberapa pelayan terlihat bahagia dan
bertanya ada apa pada kasim lainya, Kasim memberitahu Dayang yang sedang bebas tugas
berkumpul dan Beberapa
peserta pelatihan kasim melakukan pertunjukan untuk mereka. Kasim Jung marah tak percaya dalam situasi seperti ini
mereka malah membuat pertunjukan dan bertanya siapa orangnya. Kasim memberitahu
namanya Kasim Hong Sang Nom.
Kasim Ma masuk ke kotak memegang boneka kasim, Do Gi
berakting sebagai Dayang yang meminta Kasim Ma untuk mengakui perasaanya. Kasim
Ma mengatakan kalau antara kasim dan dayang tak bisa bersama. Wol Hee yang
mendenganya kaget, kasim Ma mengatakan mereka ditakdirkan untuk tinggal di
istana bersama sampai mati. Si dayang mengancam akan pergi.
“Yah.. Pergi saja semaumu!! Kau hanya
akan mati kalau kau tetap bersamaku!” teriak
Kasim Ma, Wol Hee tak bisa menahan sedihn meninggalkan tempat pertunjukan saat
itu terdengar kembali suara Kasim Ma.
“Tapi... aku ingin mengatakan ini untuk
terakhir kalinya. Aku
ingin mengatakan ini keras-keras di depan semua orang! Aku cinta padamu! Aku mencintaimu sepenuh hati! Apa kau mendengar betapa aku
peduli kepadamu? Kau
hanya salah satu dari sekian banyak dayang untuk Yang Mulia, tetapi bagiku, kau adalah dunia!” ucap Kasim Ma berteriak sambil menangis, Wol Hee juga
ikut menangis mendengarnya.
Diam-diam Pangeran Lee melihatnya dan mengingat kata-kata
Ra On “Apa salah untuk
mengakui kepada seseorang yang tidak bisa bersama denganmu? Sebuah kata perpisahan yang tepat sama tulusnya seperti cinta. Siapa yang tahu kalau kenangan tentang perasaan dicintai... bisa memberikan kekuatan untuk melanjutkan hidupmu?” dan Ra On terlihat berkaca-kaca menontonya.
Tiba-tiba Kasim Sung datang memarahi semuanya, lalu
meminta agar Siapa pun yang merencanakan maju menghadapnya. Ra On terdiam menatap Kasim Sung karena
memang ia yang merencankanya. Beberapa saat kemudian, Ra On sudah ada ditempat
Ratu dengan bersujud dan Pangeran pun datang dengan Byung Yun bersama pengawal
“Apa yang membawamu ke Jungungjeon
pada jam seperti ini? Kau
tidak pernah datang menemuiku... bahkan
saat aku memanggilmu.” Sindir Ratu Kim
“Aku mengambil umpan yang kau
lemparkan dan datang ke sini. Sekarang
setelah kau melihat wajahku seperti yang kau inginkan, maka Aku akan membawanya bersamaku.” Ucap Pangeran lalu menyuruh Byung Yun membawa Ra On,
tapi Ratu melarangnya.
“Dia hanya seorang peserta pelatihan
kasim, yang
sudah melakukan sesuatu yang lancang. Apa
kau tidak tahu setiap dayang adalah untuk Raja?!!”
kata Ratu sinis
“Kau tak perlu marah. Sebuah kisah cinta antara seorang
kasim dan seorang dayang... sangat
umum untuk pertunjukan tari-tarian. Mereka
bahkan mengatakan bahwa Raja itu... bodoh
karena membiarkan Ratu mengontrol dirinya seperti wayang dan bahwa dia
adalah seorang pemikat wanita. Apa
kau ingin menghukum mereka semua?” sindir
Pangeran Lee
Ratu tak bisa mengontrol emosinya, Pangeran Lee menyuruh
Ra On untuk berdiri, Ra On malah terus bersujud tidak
layak mendapatkan ampunan dari Ratu. Pangeran Lee
berteriak menyuruh Ra On berdiri. Byung Yun menarik Ra On agar berdiri.
Ra Tu mengatakan
Ra Ja tidak bisa tidur karena kerusuhan terus meningkat
setiap hari dan bertanya apakah Pangeran Lee tidak takut dengan rumor tentang
Putra Mahkota. Pangeran Lee memperingatkan Ratu untuk cukup membahasnya karena
semua ini adalah kesalahan yang dibuat oleh
seorang peserta pelatihan kasim.
“Kalau kau terus menunjukkan
emosimu seperti itu, itu
akan menjadikan semuanya semakin rumit.” Tegas Pangeran
Lee lalu pergi.
“Itu bukanlah mata yang menatap
seorang kasim. Itu
adalah mata... dari
seorang pria yang menatap kekasihnya.” Ucap Ratu
melihat sikap Putra mahkota.
Kasim Jang yang ikut memuji Pangeran yang sudah
melakukannya dengan baik dalam menahan diri dari kemarahan, karena Ratu bermaksud untuk memprovokasi dengan menggunakan Kasim Hong dan itu membuatnya lega. Pangeran Lee menatap Ra On yang
berdiri dibelakangnya, Ra On hanya bisa tertunduk, tak berani menatapnya.
Ra On duduk diam dengan memegang boneka kasim dan
teringat kata-kata Pangeran Lee “Apa salahnya kalau aku ingin
menjaga kasim kesukaanku?” lalu kata-kata Kasim Jang “Karena
kau akan segera menerima kekuasaan, aku
sangat khawatir itu mungkin bisa membahayakanmu. Aku harus membelamu.” Lalu Kata-kata Ratu “Apa kau
tidak takut rumor tentang dirimu?” Ia hanya
memukul-mukul bonekanya karena merasa bodoh.
Kasim Sung terlihat kepanasan merasa kalau Ra On sedang
mengoba mengodanya dan sekarang harus melepas celanamu untuk tes
obat-obatan. Ra On ingin memberitahu sesuatu, Kasim
Sung merasa tidak perlu mendengarnya dan meminta Ra On untuk segera melepaskan celananya. Tiba-tiba
Kasim Ma masuk dengan membawa kotak, kasim Sung kesal melihatanya bertanya ada
apa.
“Seseorang mengirim ikan croaker
sebagai hadiah. Ratu
mengatakan untuk mengirimkannya ke rumah Perdana menteri Kim... jadi Aku akan pergi...” ucap Kasim Ma, Kasim Sung melarangnya kalau ia kasim
yang melayani Ratu setelah itu menyuruh Kasim
Ma agar memeriksa Ra On.
Ra On terlihat gugup kalau akan diperiksa dan ketahuan
kalau ia adalah perempuan. Kasim Ma berjalan ke meja lalu mengambil cap dan
memberika tanda lulus. Ra On kaget karena Kasim Ma langsung memberikan tanda
lulus tanpa mengeceknya.
Keduanya bersandar di pohon, Ra On bertanya Sudah
berapa lama Kasim Ma tahu
tentang ini. Kasim Ma mengatakan Sejak
festival ulang tahun Raja. Ra On meminta maaf.
Kasim Ma pun menerima permintaan maafnya dan mengucapkan terimakasih. Ra On mengungkapkan Melihat
kmereka berdua membuatku merasa nyaman.
“Kau bisa lolos kali ini, tapi istana tidak aman bahkan
untuk Raja. Kau tahu
itu, kan?” ucap kasim Ma memperingatkan, Ra On
tahu.
“Kurasa aku harus pergi... kalau aku bisa.” Ucap Ra On sedih.
Ra On berjalan dibelakang Pangeran Lee dengan tertunduk,
Pangeran Lee menyuruh Ra On untuk Berdiri
dengan tegak dan tatapnya. Ra On pikir seorang
kasim harus berdiri dengan jalan tertunduk. Pangeran Lee tahu dan bertanya Apa ada
yang memarahi Ra On karena
berjalan di sampingnya dan
menatap matanya. Ra On mengatakan tidak ada.
“Kalau tidak, aku berasumsi kau marah kepadaku.” Ucap Pangeran Lee mendekatkan wajahnya, Ra On melangkah
mundur.
“Putra Mahkota, jangan terlalu baik kepadaku Aku tidak bisa menjadi temanmu atau apa pun itu.” Kata Ra On, Pangeran tahu Ra On tidak
bisa... menjadi
temanku atau apa pun”
“Aku diberitahu bahwa kasim harus
berada satu langkah di belakangmu dan
bahwa aku tidak boleh lebih dekat atau lebih jauh.” Ucap Ra On
“Kau adalah milikku. Siapa yang bisa menentukan jarak
di antara kita?” tegas Pangeran
Ra On pun meminta agar Pangeran Lee memperlakukanya seperti kasim lainya karena itu
akan membuatku cukup bersyukur. Pangeran kembali
berjalan dengan wajah cemberut dan Ra On pun mengikuti dengan wajah tertunduk.
Pangeran dalam kamar mengingat kata-kata Ra On “Kau tahu itu tidak
berguna, tapi kau tidak bisa menahan diri jatuh cinta
dengan seseorang Bahkan kalau tidak ada perubahan, maka kau masih berharap
dia mengetahui perasaanmu.” Lalu menulis
pada sebuah kertas
Ra On duduk dengan meraba baju dari Yoon Sung, teringat
juga kata-kata Yoon Sung “Apa kau tidak ingin
hidup sebagai seorang wanita?” lalu
kata-katanya pada Kasim Ma kalau ia mau pergi kalau memang bisa keluar dari
istana.
Ra On berjalan ke taman melihat Pangeran Lee sedang duduk
sendirian, lalu mendekatinya bertanya apakah Putra makhota ingin menemuinya.
Pangeran Lee langsung menatap Ra On, mengaku kalau ia berbohong saat berkata
agar Ra On untuk
tinggal bersamanya, itu tidak berarti sebagai
seorang kasim.
“Lalu kenapa... aku mengatakannya kepadamu? Itu Yang aku
butuhkan untuk menenangkan kebingungan yang luar
biasa ini, jadi aku
terus bertanya kepada diriku sendiri setiap malam Dan aku sudah menemukan
jawabannya..” Ucap Pangeran Lee lalu menarik tangan Ra On lebih dekat. Ra On kebinggungan
“Sebelum menjadi Putra Mahkota, aku
adalah manusia... dan
juga seorang pria. Aku... Aku menyukaimu... Itulah jawabanku.” Akui Pangeran Lee, Keduanya saling menatap.
“Tunggu... Tapi... Si Sendok Perak, kau adalah Putra
Mahkota. Bagaimana
bisa kau menyukai seorang pria? Maksudku,
seorang kasim? Kau tidak
boleh melakukanya”ucap Ra On menarik tangannya.
“Jangan katakan kalau perasaanku
salah. Kau
sendiri yang mengatakannya... kau
tidak bisa menghakimi, hatimu
yang sudah pergi dengan caranya sendiri.” Ucap Pangeran
“Tapi... bahkan dengan cinta, ada cinta
yang baik... dan cinta
yang buruk. Ini
adalah... Siapapun bisa melihat... Tidak
ada yang akan merestui... Hal
ini dilarang...” kata Ra On panik dengan
terbata-bata
Pangeran Lee tahu tapi Bagaimanapun juga berencana untuk melakukannya dengan Cinta yang buruk itu, lalu berjalan mendekat. Ra On berjalan mundur, Pangeran
Lee meraih pinggang Ra On agar mendekat, dan topi Ra On akhirnya terjatuh. Ra
On tertunduk dengan tangan menyentuh bahu Pangeran Lee.
Tangan Pangeran Lee memegang leher Ra On, Keduanya saling
menatap akhirnya Ra On memejamkan matanya. Pangeran Lee tersenyum melihatnya
lalu mencium Kasim kesayanganya.
bersambung ke episode 8
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar