PS : All
images credit and content copyright : KBS
Pangeran Lee masuk ke dalam istana lalu menyuruh Byung
Kyu untuk pergi saja. Byung Kyu pikir akan menemaninya sampai ke Dongungjeon. Pangeran Lee bertanya apakah Byung Kyu tidak
melihat bahwa Ra On akan
mati dengan melirik wajah Ra On sudah pucat. Ra On mengaku
kalau ia baik-baik saja.
Kasim Jang datang dengan wajah panik memanggil Putra
Mahkota, menanyakan kemana saja setelah menyebabkan masalah, lalu kaget melihat
Pangeran Lee yang benar-benar menyelamatkan Kasim Hong, dan bertanya apakah tak ada yang terluka.
Pangeran Lee menyuruh Kasim Jang bertanya satu-satu,
Kasim Jang ingin bicara, Pangeran Lee langsung menutup mulut Kasim Jang dengan
satu jarinya, mengatakan kalau mulai besok. Byung Kyung memilih untuk pamit
pergi. Pangeran Lee mengatakan mulai besok, akan
menemui Ra On lagi di Dongungjeon. Ra On tak percaya mendengarnya, Pangeran Lee pergi tak
ingin Kasim Jang lebih banyak bicara lagi.
Ra On membereskan alas tidurnya dan melihat badan Byung
Kyu penuh luka, bahkan dilenganya diperban, lalu bertanya dengan wajah sedih
apakah Byung Kyu terluka lagi karena dirina. Byung Kyu Ini
adalah pekerjaannya jadi bukan
karena Ra On.
“Itu tidak benar. kau selalu
khawatir tentang aku. Kau
menyelamatkan hidupku dan merawatku sepanjang malam... di saat aku sakit.” Kata Ra On, Kyung Kyu menegaskan kalau bukan ia
orangnya.
“Kalau bukan karena kau, lalu
siapa? Satu-satunya
orang yang tinggal di Jahyeongdang...” kata Ra On
binggung,
Teringat saat di pesta lentera, Ra On bertanya bagaiama
bisa Pangeran Lee tahu ia berpisah dari ibunya. Ia pun baru menyadari kalau orang yang diajak bicara
bukan Byung Kyu tapi Pangeran Lee.
Ra On berbaring dengan senyuman, sementara Byung Kyu duduk
diatas dengan berjaga-jaga. Ra On merasa kedaaanya sangat
luar biasa, setelah kembali ke istana membuatnya merasa begitu damai. Ia ingta dengan kata-kata Byung Kyu sebelumnya.
“Bahwa tidak ada yang menyukai
istana. Dan bahwa
kalau kau sampai menyukai seseorang di istana, Maka
itu akan menjadi tempat yang layak untuk menjalani hidup.” Kata Ra On, Byung Kyu merasa kalau kalimat itu terdengar
tidak asing, lalu menyuruhnya untuk tidur karena
pasti lelah.
“Byung Yun.... Kau tahu... Aku khawatir bahwa aku akan
bisa... menyukai
istana lagi.” Kata Ra On memiringkan badanya sambil
tersenyum.
[Bab 7, Profesi]
Yoon Sung berlari ke lorong dan wajahnya tersenyum
bahagia melihat Kasim Hong akhirnya kembali ke istana dan tak jadi bawa ke
Qing. Ra On bingung melihat Yoon Sung
datang, Yoon Sung mengaku kalau perlu
memeriksa sesuatu. Ra On makin binggung.
“Apa kau tidak terluka?” tanya Yoon Sung, Ra On mengatakan baik-baik saja dan
balik bertanya apakah Yoon Sung mengkhawatirkanya.
“Iya. Jangan membuatku khawatir
lagi... karena
kau sangat istimewa bagiku. Kau
adalah satu-satunya kasim yang sudah membuatku berlari ..” Kata
Yoon Sung, Ra On tersenyum bangga mendengarnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi suara berdeham. Pangeran Lee
sudah berdiri di depan keduanya, Yoon
Sung mengaku senang melihat Pangeran Lee dalam keadaan aman. Pangeran Lee mendengar
dari Byung Yun bahwa Yoon Sung memainkan
peran besar dalam
membawa penyidik dari Qing.
“Itu juga sangat penting bagiku, jadi aku sedikit membantu.” Ucap Yoon Sung, Ra On kaget karena Yoon Sung ikut
membantu juga.
“Sesuatu yang cukup penting untuk
menentang kehendak ayahmu. Kurasa
maksudmu tidak perlu khawatir karena itu bukan untukku.” Sindir Pangeran Lee lalu berjalan masuk ke ruangan. Ra
On pun pamit pergi mengikuti kemana perginya Pangeran Lee.
Ratu Kim tertawa dengan perut yang sudah mulai membesar,
Kasim Sung meminta izin pada Ratu untuk bertanya apa yang membuatnya tertawa. Ratu Kim pikir itu sesuatu yang menarik kenapa Pangeran
Lee bersikap
begitu murah hati hanya untuk kasim itu dan Sejak kapan Putra Mahkota peduli
dengan hal itu
“Itulah sebabnya ada rumor aneh
yang beredar, mempertanyakan
apa dia menyukai laki-laki.” Kata Kasim Sung
berbisik.
“Itu tidak masuk akal. Nama kasim itu adalah Sam Nom,
benarkan?”
ucap Ratu Kim, Kasim Sung membenarkan.
Pelayan memberikan semangkuk obat ketika Ratu akan
meminumnya, tiba-tiba mulutnya langsung mual dan ingin muntah. Ratu langsung
marah melempar mangkuknya, karena menurutnya sudah
cukup sulit tapi pelayan malah membuatnya makin tak
ingin minum obat. Pelayan meminta maaf karena sedang mengalami masalah bagian
lambung, Ratu tidak ingin mendengarnya menyuruh pelayan segera membawanya keluar.
Do Gi menusukkan jarum akupuntur pada pelayan, Wol Hee
duduk bersama pelayan lainya seperti khawatir, karena Tanaman obat yang dipakainya itu membuatnya membengkak kalau menyentuhnya. Do Gi mengatakan memasukkannya
sedikit untuk mengencangkan keriput jadi akan
membuat dahi bulat dan mengencangkan bagian bawah mata. Semua terlihat bersemangat.
“Hei... Apa Kau sudah mendengarnya? Aku mendengar tungku istana panas
hari ini.” cerita salah satu pelayan, Do Gi yang
polos binggung merasa tidak cuaca terlalu panas untuk
menyalakan tungku.
“Aku mendengar kasim yang kesepian
dan petugas istana perempuan... berkunjung
ke sana setiap malam. Mereka
diam-diam bersembunyi di sana.” Cerita si pelayan dengan dua jarinya merasa keduanya
seperti berkencan d didapur.
Wol Hee terlihat gugup lalu mengalihkan
Matahari sudah terbenam jdai paling enak untuk
bermain dan buru-buru mengajak semuanya pergi.
Kasim Sung melapor pada Kasim Han bahawa Ratu
sudah khawatir dengan rumor itu, tapi
pelayan melakukan seperti mual-mual di depan
Yang Mulia. Kasim Han pikir Raja tidak
mengunjungi dayang selama bertahun-tahun. Kasim Ma
pikir kalau bukan raja pasti
anggota keluarga kerajaan atau pengawal istana.
“Siapa yang tahu? Ada beberapa kasim yang dibangkitkan
kembali.” Kata Kasim Sung
“Semuanya pasti jadi kacau... di antara pelayan istana perempuan sekarang.” Komentar Kasim Ma terlihat gugup sambi minum tehnya.
“Ratu memerintahkan kita untuk
membawa.. semua
kasim yang dicurigai.” Kata Kasim Sung
“Kita akan melakukan tes
narkoba... pada
semua kasim itu.” Ucap Kasim Han, Kasim Sung
pikir Itu adalah keputusan yang bijaksana.
Ra On masuk ke dalam kamar Pangeran Lee heran kenapa tidak
menyentuh makanannya. Pengeran Lee mengatakana
kalau Putra Mahkota tidak makan tanpa pencicip makanan. Ra On binggung kemana
perginya si petugas
pencicip makanan dan akan mencarinya.
“Kau harus melakukannya, jadi Mendekat dan duduklah.” Perintah Pangeran Lee
“Apa kau ingin aku untuk mencicipi
makanan?” kata Ra On binggung, Pangeran Lee menganguk.
Ra On mencoba satu persatu dengan senyuman bahagia karena
rasanya enak, lalu dengan wajah tertunduk mengatakan kalau makanan tidak beracun.
Pangeran mulai mencoba dari sup berkomentar Rasanya asin dan melihat makana yang lainya seperti mencurigakan. Ra On dengan wajah kesal
melihat Pangeran Lee itu masih tetap pemilih. Pangeran mengatakan tidak bisa memakannya jadi Ra On saja yang memakanya.
Ra On mememinta Tolong pikirkan pekerja
istana yang mempersiapkan semua makanan itu. Pangeran
Lee pikir kalau Ra On tak mau maka meminta pelayan menyingikirnya. Ra On langsung
setuju sebelum Pangeran Lee berteriak untuk menghabiskanya.
Pangeran Lee tersenyum melihat Ra On makan dengan lahap,
hanya dalam beberapa saat semua habis dimakanan. Pangeran Lee tertawa kemana
semua pergi makanan itu dalam tubuh yang mungilnya itu. Ra On berkata kalau menurut kakeknya, Orang bijak tidak perlu
ragu untuk bertanya. Pangeran Lee mengerti lalu
menyuruh Ra On bertanya saja.
“Apa yang kau maksud dengan
tinggal bersamamu?” tanya Ra On mengingat saat
diatas kuda.
“Sesuai dengan yang aku katakan. Apa yang salah kalau aku ingin
menjaga kasim kesukaanku?” ucap Pangeran Lee, Ra On
hanya bisa mengangguk mengerti walaupun dengan wajah gugup.
Pangeran Lee berdiri melihat Ra On sudah
lima langkah darinya, Ra On pun langsung
berjalan mendekati Pangeran Lee dengan jarak hanya satu langkah dibelakangnya.
Yoon Sun kembali mengambar dengan kuasnya, senyumanya
terlihat saat mengambar wanita berjubah yang mengingatkan pada Ra On saat
memakai jubah warna orange. Terdengar suara pengawal yang menyapa PM Kim baru
datang. Yoon Sung buru-buru menyembunyikan gambarnya. Keduanya pun bertemu
didalam ruangan.
“Aku berbicara tentang
pernikahanmu dengan putri dari... Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah pernikahanmu, maka
aku akan menjadikan salah satu dari keluarga dari istri putra mahkota.” Kata PM Kim, Yoon Sung kaget mengatakan kalau belum
siap.
“Ini bukan tentang menemukan mitra
yang tepat untukmu. Sampai
kapan kau akan bersikap santai seperti itu?” tegur PM
Kim, Yoon Sung ingin menyela tapi kakeknya lebih dulu bicara.
“Yang perlu kau lakukan adalah
mengikuti perintahku. Jangan
khawatir. Dia dikenal cantik dan bijaksana.” Tegas PM
Kim.
Ra On sedang melihat bahan makan didapur, tiba-tiba
terdengar seseorang yang masuk dan buru-buru Ra On bersembunyi dan betapa
kagetnya melihat Wol Hee yang ditarik masuk oleh Kasim Ma ke dalam dapur. Wol
Hee pikir sebelumny sudah meminta mengakhirinya karena sebelumnya ada pelayan
yang hamil lalu menghilang.
“Itu sebabnya aku akan
berhati-hati untuk sementara waktu.” Kata Kasim
Ma
“Aku tidak ingin terus bertemu
denganmu secara rahasia seperti ini.” tegas Wol
Hee
“Apa lagi yang bisa kita lakukan
dengan status kita? Semua
orang bertemu satu sama lain secara diam-diam.” Balas
Kasim Ma
“Bisakah kau mengatakan di depan
orang lain bahwa kau menyukaiku?”ucap Wol
Hee
Ra On bersembunyi terlihat kaget mendengarnya, Kasim Ma pikir Wol Hee Sudah gila karena
mungkin ada sesuatu yang buruk terjadi padanya. Wol Hee pikir Cinta mereka hanya akan saling menyakiti. Terdengar suara orang yang lewat, Kasim Ma buru-buru
menariknya dibalik jerami.
Kasim Ma pun bsia melihat Ra On yang bersembunyi di
kolong, sementara Wol Hee yang kesal memilih untuk pergi mengumpat Kasim Ma itu
pengecut. Ra On dengan gugup menjelaskan Bukan
maksudny untuk berada di tempat kejadian. Kasim Ma memperingatkan sebaiknya Ra On menutup mulut
demi kebaikanya.
Putri Myung Eun memasang gambar wanita sexy didepanya
sambil melakukan sit up, dengan wajah kelelahan bertanya sudah berapa kali. Ha
Yeon dengan malas menjawab sudah 25 kali lalu bertanya Apakah ada banyak petugas di sekitar
Putra Mahkota.
“Iya.. Sesekali dia pasti ingin
menghabiskan waktu sendirian. Terkadang
dia berjalan-jalan sendirian di taman.” Ucap Putri
Myung Eun
Ia pun kembali melakukan sit up ketika ingin bertanya
jumlahnya, Ha Yeon udah tak ada dikamar dan Wol Hee sedang melamuni nasibnya
juga tak sadar Ha Yeon keluar dari kamar.
Ha Yeon berjalan di taman lalu melihat sosok orang yang
dicarinya sedang membaca buku, dan berpura-pura mendekatinya dengan bertanya “apakah
itu putra mahkota”. Pangeran Lee hanya melirik melihat Ha Yeon, lalu Ha Yeon
bertanya apakah masih mengingatnya. Pangeran Lee menganguk lalu bertanya apa
tujuanya datang ke taman.
“Aku sedang dalam perjalanan untuk
menemui tuan putri...” ucap Ha Yeon, Pangeran Lee
pikir Ha Yeon tersesat lagi.
“Bunga-bunga yang indah seakan
menuntunku ke sini.” kata Ha Yeon
“Ini bukan tempat di mana kau akan
dituntun. Apa Myung
Eun memberitahu lubang yang mengarah ke sini kepadamu?” kata Pangeran Lee bisa menebaknya.
Akhirnya Ha Yeon mengaku Rencananya adalah untuk berpura-pura bahwa bertemu dengannya secara tidak sengaja lalu melirik ke arah buku yang dibawa Pangeran Lee.
“Menurut "Perubahan
Klasik", melatih
tubuh dan pikiran seseorang itu penting, tapi dia harus beristirahat saat
hari gelap. "Kitab
Dokumen" mengatakan seseorang harus menjaga dirinya dari... rasa puas tapi harus mengtahui
kesulitan terlebih dahulu.” Ucap Ha Yeon
“Maksudmu aku harus sepenuhnya
beristirahat disaat sedang
beristirahat?” kata Pangeran, Ha Yeon membenarkan.
“Kalau kau tidak keberatan, kenapa
kau tidak... berjalan-jalan
denganku sebentar saja?” tanya Ha Yeon, Pangeran Lee
tersenyum.
Ra On berjalan masuk ke taman untuk membawakan buku, lalu
melihat pangeran Lee yang tersenyum tak seperti biasanya, dan melihat sosok
wanita cantik didepanya akhirnya ia pun memilih untuk mundur perlahan meninggalkan
keduanya.
Ha Yeon keluar dari taman dengan wajah kesal mengingat
kata-kata Pangeran Lee tentang ajakanya "Tidak,
terima kasih. Tidak ada alasan khusus"? tapi kenapa
ia harus tersenyum kalau memang menolaknya tapi membuatnya jadi lebih
bersemangat untuk mendekati Pangeran Lee.
Kasim Ma yang mabuk pergi ke tempat para pelayan sambil
berteriak kalau Ia Man Jong Ja jadi meminta agar segera keluar. Wol Hee
terbangun dan mengintip dari jendela melihat Kasim Ma yang datang lalu
tiba-tiba seseorang langsung menarik dan menutup mulutnya, ketika ingin
memanggil nama Wol Hee. Wol Hee pun kembali menutup jendela kamarnya dengan
wajah khawatir.
Ra On tak bisa bernafas karena Kasim Ma mencekiknya,
kasim Ma Marah kenapa Ra On mengikutinya karena lebih baik meninggalkan
Wol Hee sendiri. Ra On mengaku kalau mengkhawatirkan seniornya, Kasim Ma mamin mencekiknya karena tidak
dalam poisisi untuk mengkhawatirkannya.
Byung Kyu datang langsung memberikan totokan dan saat itu
juga Kasim Ma jatuh pingsan, Ra On
terbatuk-batuk karena tak bisa bernafas, Byung Kyu ingin mengecek bagian leher
saat itu juga tiba-tiba tanganya di tepi oleh Pangeran Lee. Ra On dan Byung Kyu
kaget, Pangeran Lee dengan tatapan dingin mengatakan kalau Ra On baik-baik saja
selama tidak mati dan
menyindir supayaBersikaplah seperti laki-laki.
Ketiganya berjalan
beriringan, Ra On berbisik pada Byung Yun apakah Setelah seorang gadis
menjadi seorang dayang, maka ia tak bisa kembali
lagi, kaena ia sedang berbicara tentang pembantu istana. Byung Yun mengatakn tak Tidak
mungkin tanpa izin Raja.
“Aku akan berpura-pura bahwa aku
tidak mendengarnya, Jadi
jangan menyebutkan tentang itu lagi.” Ucap Pangeran Lee berhenti berjalan, Ra On tak tahu
kalau putra Makhota mendengar pertanyaan lalu mengatakan kalau ada cara,
“Itu melawan hukum.” Tegas Pengeran Lee.
“Ya, itu melawan hukum, tapi kau bisa melakukan apapun
tentang... apa yang
ingin dilakukan hatimu.” Kata Ra On, Pangeran Lee
pun menyuruh Ra On diam saja
Kasim Ma melihat Ra On yang sedang duduk bersandar di
pohon langsung memarahinya karena berlari setelah memukul kepalanya. Ra On
panik karena bukan dia yang melakuanya dan menjelaskan kalau Kasim Ma membuat
keputusan terburuk pada hari itu dengan pergi
ke tempatnya setelah minum dan berteriak "Keluar kau, Wol Hee." Kasim Ma menyuruh
Ra On tak bisa lagi.
“Apa yang bisa aku lakukan sekarang ? Aku tidak bisa melakukan apapun.” Kata Kasim Ma duduk lemas.
“Apa kau ingin aku membantumu? Bagaimana kalau aku memiliki ide
yang bagus?” ucap Ra On seperti memikirkan sebuah
ide.
Raja mengetahui Kantor
Bantuan Pangan diserang Dan
Menteri Perpajakan, Kim Jang Suk ingin mengundurkan diri. PM Kim berkomentar Itu
adalah keputusan yang tepat sebagai orang yang memimpin. Raja juga mendengar Mentri Kim menyembunyikan beras yang
disimpan untuk
keadaan darurat dan
banyak orang membencinya karena hal itu.
“Kenapa fakta-fakta itu tidak
ditulis di sini?” ucap Raja heran
“Kenapa kau dibutakan oleh apa
yang orang-orang bodoh katakan, lebih baik fokus
hanya pada kesalahan kecil yang dilakukan pejabat? Apa kau belum mendengar... siapa yang menyerang Kantor
Bantuan Pangan?” ucap PM Kim, Raja meminta
aga memberitahunya.
“Mereka yang menyebabkan serangan
mencurigakan baru-baru ini... dengan
memakai topeng. Sosok
penting dari kelompok... adalah
Hong Kyung Nae.” Kata PM Kim memberikan topeng yang ditemukanya.
Raja mengingat kejadian saat istana diserang dan dibakar
oleh seseorang, matanya langsung ketakutan, merasa yakin pelakunya itu sudah
mati. PM Kim menjelaskan itulah
sebabnya mereka secara putus asa mencari anaknya. Raja tak percaya mendengarnya.
“Apa mereka mencari anaknya untuk
membuatnya... menjadi
tokoh penting yang baru?” ucap Raja makin melotot
“Aku tidak bisa memberitahumu
sampai sekarang karena
aku khawatir tentang kesehatanmu, tapi
kelompok ini bergerak secara mencurigakan belakangan ini.” jelas PM Kim
“Tangkap mereka semua. Apa yang terjadi di masa lalu
tidak boleh terulang.” Perintah Raja
[Jahyeondang]
Ra On sedang menjahit lalu melihat Byung Yun sedang
melamun dan bertanya apakah mengkhawatirkan sesuatu lalu memberitahu kalau Menjahit
adalah kegiatan terbaik untuk menyingkirkan pikiran yang tidak perlu, Byung Yun dengan sinis menyuruh Ra On diam saja.
“Baiklah, lagipula aku tidak
berharap kau akan membantuku. Dan
ini tidak semudah yang kau pikirkan. Kau
mungkin tidak akan bisa memasukan benang dalam jarum.” Ejek Ra On
Byung Yun duduk didepan Ra On dengan lihainya tanganya
menjahit sebuah boneka tangan. Ra On sampai melongo melihatnya berkomentar
Byung Yun benar-benar
luar biasa bahkan tahu
bagaimana menggunakan tubuhnya. Byung Yun menyuruh
untuk mematikan lampu agar bisa tidur. Ra On
“Saat seorang pria memasukan
benang melalui jarum... Bisakah
kau melakukan ini juga?” kata Ra On memberikan boneka
lainya, Byung Yun mengeluarkan pisau dan langsung mematikan lilin.
Pangeran Lee bersama Ra On baru keluar kamar dan melihat
perkelahian antara Kasim, Dengan terikan Pangeran semuanya berhenti dan
terlihat Kasim Jang sudah babak belur dengan hidung berdarah. Di ruangan, Pangeran kesal karena Kasim Jang tidak
akan mengatakannya sama sekali lalu berpikir kemana
Kasimnya itu akan diserahkan, Kantor Pelayan Kasim atau Departemen Kehakiman.
“Putra Mahkota... Beberapa kasim bodoh berbicara
omong kosong.” Ucap Kasim Jang, Pangeran yakin Kasim
itu pasti menghujatnya bukan omong kosong dan meminta segera memberitahukanya.
“Mereka berkata... Putra Mahkota... menyukai pria.” Kata Kasim Jang langsung berlutut meminta ampun, Ra On
melonggo kaget mendengarnya. Pangeran Lee melirik ke arah Ra On, Ra On
buru-buru menunduk tak berani menatapnya.
Pangeran Lee tertawa mendengarnya karena itu masalah yang
serius, Kasim Jang memberitahu kalau
para Kasim itu melihat Pangeran Lee menatap Kasim Hong dengan
begitu hangat. Pangeran Lee meminta agar Kasim Jang tak
membahasnya, Kasim Jang tetap
memberitahu kalau rumor itu sudah menyebar di seluruh istana, bahkan menganggap Pangeran memperlakukan Kasim Hong seakan-akan
adalah kekasihnya. Pangeran Lee
mneyuruh Kasim Jang cukup berbicara.
“Karena kau akan segera menerima
kekuasaan, Maka aku
sangat khawatir itu mungkin membahayakanmu. Aku harus membelamu. Tolong maafkan aku.” Ucap Kasim Jang, Ra On terdiam seperti merasa bersalah
membuat romur tak baik untuk pangeran.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar