PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hae Soo mencoba mendorong Wang So yang memaksa
menciumnya, Wang Soo tetap saja mencium Hae Soo seperti ingin memberikan tanda
kalau miliknya. Setelah mencium Hae Soo, Wang So melihat tangan Hae So mengepal
dengan bergetar ketakutan. Akhirnya ia menarik Hae Soo pergi dari tepi danau.
Wang Jung seperti barus selesai berkelahi melihat Hae Soo
dan Wang Soo menaiki kuda bersama, lalu pergi menemui Wang Wook yang ada di
ruang perpustakaan. Wang Wook mengatakan tak mungkin menurutnya adiknya itu pasti
salah lihat karena Hae Soo tak
mungkin meninggalkan Istana dan juga bagimana
caranya.
“Aku yakin sekali dan Mana mungkin aku tidak
mengenalinya? Kau saja Tanya
saja pada penjaga gerbang.” Kata Wang Jung
“Mana bisa dayang istana keluar dari Istana?” ucap Wang Wook masih tak percaya
“Apa So Hyungnim pernah peduli dengan aturan? Dia mungkin membawanya secara paksa. Jika mereka tertangkap, Kakak Soo akan dihukum mati. Ayo kita cari mereka sekarang. Pinjami aku kuda dan...” ucap Wang Jung khawatir, Wang Wook menyuruh adiknya
untuk pulang saja, Wang Jung kaget kakaknya malah menyuruhnya pulang.
“Tidak baik kalau kau juga keluar malam-malam, Jadi Kembalilah ke Istana. Aku yang akan mencari mereka.” Kata Wang Wook berdiri dari tempat duduknya.
“Terima kasih sudah khawatir
padaku, tapi aku
tidak bisa kembali ke Istana. Kalau
Kakak Soo ketahuan keluar dari Istana..., maka akan berada dalam bahaya. Kita berdua harus mencari mereka,
Hyungnim.
“Baiklah.... Aku lupa kalau kau sudah dewasa.... Maaf... Aku percaya padamu.” Kata Wang Wook.
Wang So pergi membawa Hae Soo kesuatu tempat dengan
kudanya, Keduanya berbicara sambil bergumam, Hae Soo merasa mereka berdua tak akan aman lagi sekarang. Wang So pikir
lebih baik mereka melarikan diri saja sekarang dan kalau memang Hae Soo menginginkan maka ia tak
keberatan melarikan diri bersamanya.
Keduanya sudah ada di tepi pantai dengan matahari yang mulai terbit.
“Meski aku harus meninggalkan
Songak suatu hari nanti, tapi aku
sangat ingin membawamu kesini. Aku
selalu dipaksa pergi
dari sini dan sampai sekarang Aku
masih tak mengerti alasan
kenapa aku harus pergi.” ungkap Wang Soo, Hae Soo
hanya menatap lurus ke depan.
“Padahal Aku tak pernah membawa kesialan. Aku tidak membantai binatang untuk senang-senang. Aku juga tak menghunuskan
pedangku begitu
saja pada orang. Apa
aku masih harus pergi?” ucap Wang So
“Ini halusinasi.... Pasti ini semua halusinasi. Aku tidak boleh panik lagi..., dan harus membuat dia jangan
sampai murka.” Gumam Hae Soo ketakutan menatap Wang So
“Aku ingin kau hidup dengan tenang, Yang Mulia. Meski hidup di luar Istana sekalipun..., hiduplah tanpa menderita atau
menumpahkan darah, dan jalani hidupmu dengan senyuman.” Ungkap Hae Soo
“Aku akan hidup seperti itu... jika kau mau pergi denganku.” Kata Wang So tak ingin jauh dari Hae Soo
“Aku seorang dayang istana dan harus tinggal di Istana.” Ucap Hae Soo
Wang So menegaskan kalau begitu tak akan pergi dari
istana, Hae Soo lalu memberitahu kalau sudah menyukai
orang lain. Wang So menebak apakah itu Baek
Ah. Hae Soo mengatakan bukan dia orangnya. Wang Sopikir tak masalah Selama
bukan Baek Ah orangnya dan kalau pun orang lain mungkin
sudah membunuhnya. Hae Soo kaget mendengarnya.
“Saat aku bilang kalau kau milikku
pada hari Yeon Hwa
mencambukmu..., maka semenjak
itulah, kau kuanggap sebagai
orangku hari itu. Kau
sudah melihat diriku apa adanya. Tidak
perlu ada penjelasan
atau alasan.” Kata Wang So
“Lalu Kau bilang kau takut padaku? Aku tak percaya itu. Hanya kau orang yang berada di sisiku. Jadi, aku tidak perlu minta maaf atas apapun..., tapi minta maaf karena aku menciummu atau membawamu kesini. Selain itu Juga... aku tak perlu minta maaf karena
menyuruhmu jangan menyukai orang lain...Aku takkan menyesalinya.”jelas Wang So
Hae So hanya diam saja, Wang So tiba-tiba mengeluarkan
sebuah jepitan dan memberikan pada Hae Soo, karena ingin
memberikan sesuatu padanya. Hae Soo menolak merasahanya
berusaha untuk membantunya dan tidak
pernah meminta perasaan
sayangnya. Wang So menantang agar Hae So mencoba lari darinya dan
bisa membuang aksesori rambut itu kalau tak mau menerimanya. Hae Soo hanya diam memegang jepitan karena tak ingin
Wang So marah.
Hae Soo akhirnya kembali dengan Wang Soo melewati hutan
dengan wajah ketakutan. Wang Jung dan Wang Wook akhirnya datang dari arah
berlawanan, Hae Soo kaget melihat Wang Wook yang datang bersama dengan adiknya.
Wang Jung langsung turun dari kuda, Hae Soo binggung darimana mereka tahu
keberadanya.
“Apa orang istana mencariku?” tanya Hae Soo panik
“Untungnya, Wook Hyung dan aku saja yang tahu. Tapi yang lain akan segera tahu nantinya. Kita harus kembali sekarang.” Kata Wang Jung ingin membantu Hae Soo turun tapi Wang
So malah mendekap Hae So agar tak turun dari kudanya. Wang Jung binggung dengan
yang dilakukan kakaknya.
“Aku yang membawanya keluar, jadi
aku yang akan membawanya kembali ke Istana.” Tegas Wang
So
“Jika ada yang melihat kalian berdua kembali ke Istana..., maka pasti akan ada rumor. Semuanya akan jadi jadi masalah” jelas Wang Wook mencoba tenang meminta Hae
Soo turun
“Raja telah memberikan izin padanya sebagai milikku. Jadi Dia sudah menjadi tanggung
jawabku.” Ucap Wang So, Wang Wook seperti tak terima karena
menganggap Hae Soo sebagai milik Wang So.
“Aku akan pergi bersama dengan Pangeran ke-4. Jangan khawatir, kembalilah. Dia bilang yang akan bertanggung
jawab, jadi
kalian kembali saja.” Kata Hae Soo membuat
keputusan
Wang Jung dan Wang Wook kaget mendengarnya. Hae Soo
menatap Wang Wook seperti meminta pengertianya lalu tertunduk. Wang Wook
bertanya apakah Hae Soo benar-benar akan pergi bersamanya. Hae Soo membenarkan dengan wajah tertunduk.
“Kau sebaiknya menepati perkataanmu tadi, yaitu Kau tidak boleh membiarkan Hae Soo terluka.” Tegas Wang Wook
“Aku juga tak mau itu terjadi.” Ucap Wang So lalu pergi lebih dulu dengan kudanya.
Keduanya akhirnya hanya bisa melihat Wang So dan Hae Soo pergi .
“Hyungnim, kau tidak bisa membiarkan mereka pergi begitu
saja. Wang So Hyungnim bisa saja tidak kembali ke Istana.” Kata Wang Jung panik
“Kalau memang benar begitu, maka aku takkan diam saja. Ini
terakhir kalinya, aku
membiarkan Hae Soo pergi
seperti ini.” tegas Wang Wook tak ingin kejadian
seperti ini terulang lagi.
Hae Soo kembali ke istana bersama dengan Wang So, Selir
Oh tiba-tiba sudah datang dengan tatapan dinginnya. Hae Soo langsung
menghampirinya ingin menjelaskan tapi Wang So lebih dulu bicara kalau ia yang
mengajaknya keluar jadi tak perlu menyalahkan Hae Soo.
“Apa Maksudmu keluar dari istana?” tanya Selir Oh kaget
“Raja memberikan tugas padaku jadi aku harus pergi ke luar denganya.”
Kata Wang So
“Meskipun begitu, membawa salah
satu dayang kerajaan keluar dari Istana bisa dianggap sebagai
pembangkangan.” Tegas Selir Oh,
“Jadi,Apa kau mau menghukumnya? Apa harus kau melakukannya?” ucap Wang So seperti menantang.
“Yang Mulia, Anda harus kembali dan Anda tak boleh kelihatan disini,
dengan begitu kami tak perlu menjelaskan apapun pada yang lain.” Kata Selir Oh.
“Aku akan percaya padamu, Selir Oh.” Kata Wang So lalu pergi meninggalkan keduanya.
Selir Oh melihat kalau jelas
kebaikan kecil yang dibuat oleh Hae Soo itu telah membuat Pangeran ke-4 menyukainya, karena itulah sebelumnya pernah bilang kalau Hae Sootidak
cocok berada di tempat ini dan tidak
boleh terlalu baik pada siapa
pun di Istana.
“Kau harus mengambil setiap
langkahmu seolah kau berjalan di atas lapisan es yang sangat tipis. Dengan begitu, kau bisa bertahan hidup.” Tegas Selir Oh memperingati, Hae Soo bertanya apa yang
harus dilakukan sekarang.
“Kau harus menunggu sampai Pangeran ke-4 meredakan perasaannya padamu.” Ucap Selir Oh, Hae Soo pun hanya bisa terdiam.
Wang Yo berlatih panah sendirian, beberapa kali
melepaskan busur panahnya terkena sasaran semuanya. Wang Wook datang melihat
kakakna yang berlatih lalu mulai mengambil busur panah dan hasilnya berada di
luar sasaran. Wang Yo berkomentar kalau sasaran adiknya itu meleset.
“Sekarang aku mengerti
kemampuanmu.” Sindir Wang Yo
“Aku butuh hari-hari seperti ini
supaya kemampuan
memanahku lebih baik.” Balas Wang Wook
“Aku selalu membayangkan seseorang sebelum menargetkan sasaranku. Orang yang akan menggantikanku sebagai
pahlawan. Jika aku
membayangkan anak panah ini menusuk
jantung orang yang menggantikan kedudukanku... maka, panahanku takkan meleset.” Jelas Wang Yo lalu kembali melepaskan busur panah dan
tepat ada di bagian lingkar merah.
“Lalu Kalau kau, bagaimana? Siapa targetmu?” tanya Wang Yo penasaran
“Aku tidak pernah... membayangkan siapapun saat menargetkan anak panah ini.” ucap Wang Wook kembali tak bisa memahan dengan tepat.
“Orang yang tidak punya target
jelas sepertimu
lebih mudah dipengaruhi. Aku
akan pergi dari Songak sekarang. Raja
sepertinya bermaksud mengutusku untuk mati, maka aku harus kembali kesini
hidup-hidup.” Ucap Wang Yo
“Kau akan aman dan baik-baik saja.” Komentar Wang Wook,
“Tentu saja. Aku akan kembali kesini dengan selamat. Jadi, pikirkanlah baik-baik selama aku sedang pergi, yaitu Pikirkanlah siapa targetmu. Kau dan aku... bukankah cara berpikir kita ini sama?” kata Wang Yo lalu saling menatap dengan adiknya lalu
pergi.
Wang Wook mengambil busur panah kembali seperti mengikuti
saran kakaknya untuk membayangkan target lalu melepaskan busur panahnya
hasilnya adalah tepat ada ditengah-tengah bagian merah.
Wang Yo akan menuruni tangga tak sengaja bertemu dengan
Yeon Hwa, lau dengan saling membalikan badan berbicara dengan adik Wang Wook
tersebut.
“Aku akan segera kembali jadi Sampai saat itu, kau sudah selesai memutuskan apa
rencanamu.” Ucap Wang Yo
“Aku akan menunggu kau kembali kesini.” Kata Yeon Hwa lalu mengajak para dayang pergi denganya.
Wang Wook dan Hae Soo kebali bertemu di gua, Wang Wook
hanya diam saja tak seperti biasanya. Hae Soo akhirnya memulai lebih dulu
pembicaran dan bertanya apakah Wang Wook marah, lalu menceritakan kalau bersama
Wang So hanya
keluar untuk
melihat matahari terbit.
“Aku tidak ingin kau berada dalam
masalah, karena itu, aku kembali bersama Pangeran ke-4.” Jelas Hae Soo dengan pilihanya.
“Aku tidak marah tapi Aku hanya kecewa. Aku selalu mengkhawatirkan sesuatu,
sampai terus membuatmu tetap berada di Damiwon. Sedangkan Wang So, berhasil mengeluarkanmu dari
Istana hanya sekali coba. Aku
akan mendapatkan izin Raja untuk
menikahimu.” Ucap Wang Wook
“Kau bilang Pernikahan?” tanya Hae Soo kaget
“Waktu aku tahu kau pergi dari Istana..., maka aku teringat saat kau masuk istana untuk menikah dengan Raja. Kau tak tahu betapa takutnya aku kehilanganmu lagi. Jadi Aku tidak ingin membuat kesalahan itu untuk kesekian kalinya.” Ungkap Wang Wook, Hae Soo
terdiam mendengarnya.
“Sama seperti perkataan istriku yaitu aku jarang bisa tidur secara teratur., karena Orang lain berharap banyak padaku dan masa depan membuatku
khawatir. Ketika Aku bisa
tidur saja itu rasanya
aku sudah berbuat dosa.” Cerita Wang Wook
“Tapi kemudian, kau membawa tawa, sukacita..., dan, kau memberikan puisi itu
padaku. Hae Soo.... Kaulah orangnya. Aku ingin meninggalkan Istana,
pergi ke Hwangju, dan hidup bahagia bersamamu. Aku ingin hidup memberikan kasih
sayang padamu, yang tak pernah kubalas pada istriku.” Ungap Wang Wook
“Hae Soo... ...maukah kau menjadi istriku?” kata Wang Wook melamar Hae Soo.
“Orang ini tidak
akan berubah. Dia tidak akan
menyakitiku. Aku bisa bahagia bersamanya. Jika Gwangjong membunuhnya...” gumam Hae
Soo menatap Wang Wook seperti ingin meyakinkan dirinya.
Wang Wook bertanya apakah Hae Soo tak ingin
bersama dengannya lagi. Hae Soo mengatakan kalau bukan itu maksudnya. Wang Wook
pikir Hae Soo tak percaya padanya, Hae Soo mengatakan bukan seperti itu juga.
Wang Wook ingin Hae Soo menjawab pertanyaan dengan memegang pipi Hae Soo
kembali bertanya “Maukah kau menikah denganku?”
“Apa yang kalian lakukan disini?” teriak Selir Oh tiba-tiba datang, Hae Soo dan Wang Wook
langsung berdiri.
“Dayang yang bersembunyi saat pangeran sedang mandi,
rupanya kau!” kata Selir Oh karena Hae Soo tahu jalan
pintasnya. Hae Soo meminta maaf, Wang Wook berusaha menjelaskan tapi disela
lebih dulu oleh Selir Oh.
“Kalau mereka tahu kalian selama ini bertemu diam-diam... menurutmu siapa yang akan dibunuh duluan? Tempat ini akan segera ditutup. Siapapun yang berhubungan dengan dayang istana... maka akan kehilangan pangkatnya dan menerima hukuman berat.” Tegas Selir Oh lalu mengajak Hae Soo segera keluar. Hae
Soo pun mengikuti dayang keluar dari gua.
Diruangan Selir Oh
Selir Oh mengatakan ingin Hae Soo pergi dari Istana bersamanya, Hae Soo kaget mendengarnya. Selir Oh menceritakan kalau Tabib
Kerajaan menganjurkannya untuk pergi
dari Istana agar bisa memulihkan
diriku karena
kesehatanya yang
makin parahm jadi mengajak Hae So agar bisa pulang
ke kampung halamanya saja.
“Aku
tahu hubunganmu dengan
Pangeran Wang Wook. Dengan menghindarinya
adalah keputusan
yang baik.” Ucap Selir Oh
“Pangeran ke-8... memintaku untuk menikah
dengannya, dan aku
juga ingin mengiyakannya.” Ucap Hae Soo yakin dengan
pilihanya.
“Kau Pikirkanlah Pangeran 4! Apa Kau pikir k bisa bertahan hidup di antara dua pangeran? Jika salah satu dari mereka
berubah, maka hidupmu akan berada dalam bahaya.” Tegas Selir Oh memperingati
“Pangeran ke-8 itu berbeda... Dia tidak akan pernah berubah.” Kata Hae Soo yakin
“Tidak mungkin!! Istana
adalah tempat dimana siapa
saja... bisa
berpaling pada
keputusan yang mereka buat. Apa Kau
ingat aku pernah cerita, kalau aku memberikan hatiku pada panglima perang itu?” ucap Selir Oh
“Ya, memang betul. Seperti yang kau duga, orang itu sedang duduk di atas
takhta. Dia dulu
ingin menikahiku, tapi
kenyataanya dia harus melindungi
takhta. Jadi, dia
melupakanku, seorang putri
rendahan dari seorang penjual tanaman herbal dari desa kecil. Tapi, aku tetap saja ingin berada di sisinya.” Cerita Selir Oh.
Selir Oh akhirnya memilih untuk hidup diistana sebagai
dayang istana, dengan membuatkannya teh dan mencuci rambutnya bahkaan membantu mengenakan pakaiannya,
sekarang ia memanggil mantan kekasihnya "Yang Mulia.". Hae Soo terdiam dengan mendengar ternyata selir Oh dulu
saling mencintai dengan Raja. Selir Oh juga memandikan
tubuh wanita yang
menjadi istri dari orang yang dicintainya dulu.
“Hae Soo, pertimbangkanlah keputusanmu dan lihatlah sekelilingmu. Kau bisa berada dalam bahaya jika kau tidak pergi dari Istana
sekarang.” Ucap Selir Oh memegang tanganya.
“Pangeran ke-8 memintaku untuk meninggalkan istana dan pergi ke
Hwangju. Selama
dia tidak serakah
untuk mengejar takhta... maka aku
tahu kami bisa bahagia. Aku
percaya padanya...” ucap Hae Soo yakin.
Hae Soo duduk sendirian dalam kamarnya, melihat kembali
pejepit rambut yang diberikan Wang So padanya. Esok paginya Wang So sudah
mondar mandir di tempat para pelayan menyiapkan makanan. Hae Soo baru keluar
dan kaget melihat Wang So lalu berusaha membungkuk dengan memberikan hormat.
“Aku cuma mau melihat keadaanmu baik-baik saja atau
tidak. Aku akan
bicara baik-baik dengan
Selir Oh. Kau harus beristirahat hari ini.” kata Wang So dengan bagian luka yang masih sedikit
terlihat.
“Yang Mulia... Masuklah ke dalam ruang berhias... Aku akan membantumu.” Kata Hae Soo.
Hae Soo kembali memberikan make up untuk menutupi bekas
luka Wang Soo, sambil bergumam “Bukannya aku takut padamu atau tidak menyukaimu, tapi hanya khawatir saja.” Selama Hae Soo memberikan make up pada wajahnya, Wang
Soo terus menatap Hae Soo tanpa berkedip.
“Kebanyakan orang, siapapun itu... saat seseorang membantu mereka menghadapi masa yang sulit..., maka mereka pasti akan menghargai orang itu. Mereka percaya bahwa hanya orang
itu yang
berada di pihak mereka. Orang
itulah yang bisa
kau anggap teman.” Jelas Hae Soo
“Persahabatan atau cinta, itu
semua adalah jenis kasih sayang, tapi... Dua hal itu berbeda. Sepertinya
kau tidak mengerti
perbedaan antara 2 hal itu. Karena
itu, aku khawatir.” Ungkap Hae Soo sambil
memberikan sentuhan make up, Wang So berani memegang tangan Hae Soo
“Aku malah lebih khawatir padamu. Aku bukan orang yang sering menerima kasih sayang seperti
itu. Entah itu
persahabatan atau cinta... menurutku semuanya sama saja.. Ini semua sama saja.” Kata Wang So, Hae Soo menarik tanganya.
“Kau sepertinya ingin membuatku menjauhimu. Tapi itu takkan mempan padaku.” Kata Wang So berdiri dan menarik Hae Soo untuk lebih
dekat denganya.
Hae Soo panik, Wang So mengingatkan kalau Sebelumnya bilang Hae Soo harus siap lalu mendekatkan wajahnya. Hae Soo langsung menutup mulutnya. Wang So meminta Hae Soo jangan khawatir karena tidak akan melakukannya tanpa izin dari Hae Soo lalu melepaskan tanganya.
Hae Soo panik, Wang So mengingatkan kalau Sebelumnya bilang Hae Soo harus siap lalu mendekatkan wajahnya. Hae Soo langsung menutup mulutnya. Wang So meminta Hae Soo jangan khawatir karena tidak akan melakukannya tanpa izin dari Hae Soo lalu melepaskan tanganya.
Hae Soo keluar dari setelah mendadani wajah Pangeran ke
empat, Wang Jung melihat Hae Soo terlihat bahagia memanggilnya. Hae Soo langsung
mengajak bermain uji konsentrasi dengan memainkan tanganya, ke kanan dan kiri
dan Wang Jung harus memalingkan wajahnya sebaliknya dari arah tanganya.
“Oh, kau sudah jago sekarang.” Kata Hae Soo karena Wang Jung bisa menang darinya.
“Aku pasti orang yang bodoh kalau
belum bisa mengerti
permainan itu.” ucap Wang Jung bangga
Hae Soo kembali memainkanya, tapi kali ini Wang Jung
harus kalah. Wang Jung pun menyuruh Hae
Soo untuk memukunya sebagai hukuman., Hae Soo sudah siap untuk memukulnya, tapi
mengurungkan niatnya karena pasti bisa ditangkap kalau ada yang
lihat seorang dayang istana memukul seorang
pangeran.
“Apa kau tahu, aku sangat takut waktu saudara keempat-ku membawamu
pergi. Kau tidak
terluka, 'kan? Sebenarnya, kemana dia membawamu pergi?”
ucap Wang Jung
“Kami cuma menunggang kuda mencari udara segar Aku sangat senang menikmati udara segar berada diluar istana.” Ungkap Hae Soo tak ingin membuat Wang Jung khawatir
“Wang So Hyungnim selalu berbuat
sesukanya. Aku tidak
suka dia.” Kata Wang Jung kesal.
“ Cobalah pahami kakakmu. Sewaktu kecil, kau bermandikan kasih sayang, Tapi, kakakmu tidak. Selain itu Dia tidak dekat dengan
keluarganya” ungkap Hae Soo
“Dia jarang menerima perlakuan baik dari orang lain. Semua itu juga diperoleh melalui
usaha. Sejak Wang So Hyungnim datang ke Songak, maa Ibu dan Yo Hyungnim berubah
drastis.” Ungkap Wang Jung merasa khawatir
Hae Soo pikir Wang Jung tidak
menyalahkan Pangeran
ke-4 karena hal itu, Wang Jung tahu itu
bukan kesalahannya
Wang So, menurutnya kalau bukan kakaknya itu pasti tidak tahu masalah yang disebabkan oleh Ibu dan Wang Yo. Lalu mengungkapkan pada Hae Soo kalau
merindukan moment dulu disaat mereka semua saling akur.
“Kau paling cantik tersenyum saat tinggal di rumah Wook
Hyungnim.” Komentar Wang Jung
“Aku juga sering berpikir seperti
itu dan ingin kembali ke masa itu.” ungkap Hae Soo merasa masa-masa itu memang yang paling
indah.
Yeon Hwa kaget mengetahui niat kakaknya. Wang Wook
memberitahu adik dan juga ibunya kalau Pada
Festival Double Yang (pesta
di hari ke-9 bulan ke 9 menurut Kalender Cina) akan meminta izin Raja menikahi Hae Soo dan Jika Hae Soo diperbolehkan meninggalkan
istana, maka akan tinggal bersamanya di
Hwangju.
“Aku tahu kalian sekeluarga banyak
berharap padaku, tapi aku tidak ingin menjadi raja. Politik kerajaan membuatku muak, Aku hanya ingin hidup dengan
tenang.” Tegas Wang Wook pada pilihanya.
“Jadi Kau tak mau menginginkan tahta... dan ingin mengesampingkan Ibu dan
diriku hanya untuk hidup sebagai pria normal? Lalu nasib kita bagaimana? Siapa yang akan melindungi Keluarga Hwangbo?” ucap Yeon Hwa marah
“Ada banyak cara melindungi
keluarga tanpa
harus menjadi raja. Percayalah
padaku.” Tegas Wang Wook
“Apa aku pernah melarangmu melakukan apa yang kau inginkan? Jika kau sudah yakin apa
keinginanmu, maka
lakukan saja. Ambillah dia untuk jadi milikmu. Namun, itu takkan mudah jadi Kau
harus mempersiapkan dirimu.” Kata Ratu Hwang Bo
bijak
“Hae Soo pasti akan sangat berterima kasih padamu, Ibu.” Ucap Wang Wook lalu keluar dari ruangan ibunya.
Yeon Hwa benar-benar marah pada ibunya karena seharusnya
mencoba untuk melarangnya. Hwang Bo mengaku kalau ia saja
sudah muak mengincar
takhta jadi apalagi anak laki-lakinya itu. Ia bisa melihat Beban
Wang Wook itu jauh lebih berat dari yang
dibayangkan jadi lebih baik biarkan saja dengan pilihanya.
“Ibu diasingkan karena membuat seorang pelayan istana yang dicintai Raja keguguran. Itu terjadi 10 tahun silam, dan Semua
orang tahu itu ulah Ratu Yoo, tapi
tidak ada orang yang membela kita. Selir
Kang dari Shinju, Selir
Park, Selir Hong, Selir Wang! Jika kita tidak bisa merebut
takhta, maka mereka akan menyerang kita lagi.” Ucap Yeon Hwa penuh dendam
“Putra Mahkota Moo dan Raja berbeda, selain itu Negeri
ini juga sudah berbeda. Jangan
panic dan
gegabah.” Ucap Hwang Bo
“Sepertinya... ini saatnya bagiku
untuk keluar dari sarang perlindunganmu, Ibu. Mulai sekarang, aku punya tujuan
baru. Aku tidak
akan lagi menjadi seorang putrid atau
adik dari seorang raja. Tapi Aku
sendiri yang akan menjadi
dewa di atas raja. Ibu
juga tidak perlu memaafkanku.” Kata Yeon Hwa lalu keluar dari kamar ibunya, Ratu Hwang
Bo berkaca-kaca terlihat shock melihat sikap anaknya
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar