PS : All images
credit and content copyright : TVN
Keduanya berdiri di pingir bukit terlihat canggung, Ha
Won dengan gugup memberikan susu pisang pada Ji Woon lalu mengucapkan Terimakasih
karena sudah menemukan kalungnya. Ji Woon mengejek apakah hanya susu pisang sebagai balasannya. Ha Won pikir JiWoon itu tak tahu betapa enaknya rasa
susu pisang ini.
“Tapi, ada apa dengan kalung itu?”tanya Ji Woon.
“Oh, maksudmu yangini? Ini cincin Kenang-kenangan dari ibuku”
ucap Ha Won, Ji Woon pikir itu seperti cincin kawin
“Aku rasa ini bukan cincin kawin, karena Ayah tidak punya Tapi aku rasa ini barang yang
sangat penting buat ibuku. Buktinya,
dia memegang erat cincin ini saat dia meninggal” cerita
Ha Won
“Ibu ku tidak meninggalkanku apa-apa”kata Ji Woon sedih.
“Tapi Dia meninggalkanmu sebagai anaknya”ucap Ha Won, Ji Woon merasa merinding
mendengarkanya, Ha Won pikir lebih baik melupakan saja dan buru-buru pergi.Ji
Woon berteriak memanggilnya agar mereka pergi bersama-sama.
Hye Ji naik ke lantai atas melihat piyama Hyun Min diatas
meja, dengan tatapan sedih merasa yakin Hyun Min sama sekali tidak bawa pakaian. Hyun Min keluar dari kamar dengan jubah
mandinya,melihat Hye Ji memegang bajunya, matanya kembali sinis mengambil baju
dari tangan Hyun Min. Hye Jin tahu tadi Hyun Min itu basah, Hyun Min menyela dengan nada dingin kalau bisa mengeringkannya nanti
“Jangan begitu, pinjam saja
pakaian Ji Woon atau siapapun itu!”saran Hye Ji
“Tidak perlu. Jika kau kesini untuk
bersenang-senang dengan Ji Woon, lakukan saja dan
biarkan aku sendiri”tegas Hyun Min sinis
membalikan badan ingin kembali ke kamar.
“Aku kesini karena dirimu. Sudah 10 tahun lamanya..Apa kau
tidak merasakan apa-apa karena kesini bersamaku?”kata
Hye Ji
“Aku Tidak merasakan apa-apa. Semua
ini tidak ada artinya bagiku” tegas Hyun Min
“Aku sudah mengeceknya tadi...Dan
itu masih ada. Maksudku, bangku tamannya. Aku
benar-benar ingin kembali kesini. Tapi...Kau
masih seperti ini” kata Hye Ji sedih. Hyun Min
kembali menatap Hye Ji merasa lebih baik hentikan
saja. Hye Ji menuruni tangga dengan raut wajah sedih. Hyun
Min mengeluh Kenapa dari semua tempat mereka harus ke tempat ini.
Ha Won dan Ji Woon kembali ke villa, Ji Woon sempat
menatap Ha Won, saat Ha Won menatapnya berpura-pura memalingkan wajahnya. Ha
Won terlihat merasa senang didekat Ji Woon karena selalu membantunya. Hye Jin
berdiri di atas jembatan sedang melamun, Ji Woon datang memanggilnya. Ha Won
melihat tatapan Hye Ji yang sedih terlihat binggung.
Hye Ji menatap keduanya yang datang bersama-sama. Ji Woon
terus menatap Hye Ji tanpa berkedip. Ha Won merasa sebagai penganggu memilih
untuk pamit pergi. Ji Woon seperti tak enak melihat Ji Woon yang pergi tapi
berat meninggalkan Hye Ji sendirian akhirnya membiarkan Ha Won pergi sendirian.
“Ada apa?” tanya Ji Woon, Hye Ji hanya diam saja menatap danau
didepanya.
“Park Hye Ji.... Ada apa dengan wajah seriusmu
itu?” tanya Ji Woon heran
“Apa Kau tahu... aku mengharapkan
sesuatu dengan liburan ini Aku
sudah memikirkannya dan sepertinya sampai sekarang.. Kekesalan Hyun Min belum reda
sedikitpun, Tapi.... semuanya tidak berjalan sesuai
keinginanku” cerita Hye Ji sedih selama ini
mengharapkan cinta Hyun Min.
“Kau ini sangat cantik, jadi
kau bisa melanjutkan hidupmu” ucap Hyun Min
menyakinkan Hye Ji bisa hidup tanpa mengharapkan cinta Hyun Min. Keduanya
menatap danau luas didepanya dengan keheningan.
Tuan Kang berdiri didepan jendela rumah sakit, Pengacara Kim datang memberitahu Semua
persiapannya sudah
selesai, Tuan Kang mengatakan belum selesai.
Pengacara terlihat binggung mendengar ucapan kliennya. Tuan Kang mengatakan belum
mendapat anggota keluarga baru dan
semuanya jadi bertambah rumit karena itu merasa
harus menulis ulang wasiatnya. Pengacara Kim.mengerti dengan perintah Tuan Kang.
“Aku dengar para eksekutif sedang
mencarimu, Pengacara Kim.” Kata Tuan Kang duduk
disofa, Pengacara Kim kaget mendengar Tuan Kang bisa mengetahuinya.
“Ahh, soal itu.. Aku rasa lebih cepat lebih baik dalam
membuat keputusan Karena
masa depan perusahaan menjadi taruhannya” jelas
Pengacara Kim gugup.
“Aku harus segera memilih ahli
waris” ucap Tuan Kang
Nyonya Ji diam-diam menguping pembicaran suaminya dengan Pengacara
Kim dari depan pintu kamar. Pengacara Kim keluar dari ruangan, melihat Nyonya
Ji langsung menyapanya dengan sopan, meminta maaf tidak
bisa hadir di pernikahannya, karena sedang ada perjalanan bisnis
“Oh! Pengacara Kim... Aku dengar banyak soal dirimu
dari PresDir” ucap Nyonya Ji bersikap ramah
“Oh
benarkan? Aku hanya
mengunjungi PresDir dan akan pergi sekarang” kata
Pengacara Kim.
“Pasti ada hal mendesak yang
kalian bicarakan. Maksudku,
kedatanganmu ini” kata Nyonya Ji penasaran
“Tiba-tiba saja PresDir menelponku
untuk kesini, jadi...” kata Pengacara Kim, Nyonya
Ji menganguk mengerti dan berjanji akan menemui pengacara Kim lagi nanti
“Aku merasa kalau kita akan saling
bertemu, bukankah begitu?” kata Nyonya Ji mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Pengacara Kim menyambutnya, seperti keduanya akan bersengkongkol dibalik Tuan Kang.
Nyonya Park terburu-buru masuk ke dalam tempat spanya
berkerja, temanya menegur karena datang terlambat. Nyonya Park sambil
merapihkanya bajunya meminta maaf karena ada hal
mendesak, memastikan kalau Istri
PresDir Haneul Group akan datang hari ini, temanya memberitau Nyonya Ji sudah membatalkan
jadwalnya. Nyonya Park kaget mendengarnya.
“Sekarang Silahkan, pergi ke ruang VIP. Para istri PresDir Jaeil Group dan Joonmyung Group ada disana” kata temanya, Nyonya Park mengerti dan buru-buru pergi
melayani tamu VIP lain selain dari Haneul Group.
Nyonya Park dan terapis lainnya memijat dua wanita dari
istri para chaebol, satu wanita membahas
Samjin Group dan S Group akan terkait karena
sebuah pernikahan, yang Ternyata, keduanya merahasiakan persiapan pernikahan, menurutnya Mereka menyebutpernikahan
tapi itu hanya penggabungan dan keuntungan
“ahh, tentu saja.... selalu seperti itu. Tapi bukan sudah waktunya juga
bagi Yeo Jin untuk menikah?” kata Nyonya yang
dipijat oleh terapi lain.
“Tidak ada laki-laki yang sepadan
untuk bisa menikah dengannya. Aku
hanya akan menikahi dia dengan salah satu dari Kang bersaudara” kata ibu Yeo Jin yang dipijat oleh Nyonya Park.
Nyonya Park yang mendengar akan menikahkan dengan salah
satu Kang bersaudara terlihat geram dan langsung menekan bagian pijatanya
dengan keras. Si ibu Yeo Jin menjerit sakit dan meminta agar jangan
terlalu keras memijatnya. Nyonya Park menganggu
mengerti.
“Ahh, memang benar semua ibu ingin
anaknya
menikah dengan keluarga Haneul Group. Tapi,
Apa kau tahu, aku rasa tidak ingin melakukanya.? Maksudku, PresDir Kang baru saja
menikah dan istrinya....!” ucap si Nyonya lainya, ibu Yeo Jin seperti baru
mengetahuinya
“Oh, apa kau sudah dengar? Rupanya, ini bukan pertama
kalinya Nyonya Ji dari Haneul Group
menikah!” kata si Nyonya, Ibu Yeo Jin tak percaya karena banyak
yang mengatakan kalau Nyonya Ji belum menikah.
“Bukankah itu yang sedang ramai
dibicarakan? Karena
dia menikahi seorang perawan?” ucap Ibu Yeo Jin
“Makanya! Dia bohong pada PresDir agar
bisa menikah! Rupanya,
pelayan di rumah presdir Jangwon Group. Dulu
bertetangga dengan Nyonya Ji Dan
dia bilang kalau Nyonya Ji waktu itu masih pengantin baru!” cerita si nyonya lain,
Ibu Yeo Jin heran
kenapa temanya itu percaya dengan gossip pelayan rumah, tapi teringat kalau pelayan itu sudah lama berkerja di
Jangwon grup. Nyonya sebelahnya mengangguk, Ibu Yeo Jin pikir pelayan itu pasti
bisa dipercaya, Nyonya pikir itu benar karena pasti
sebelumnya menganggap pelayan itu hanya mengarang. Nyonya Park mendengarkan cerita dari para istri Chaebol
memikirkan kembali sebuah rencana.
Yoon Sung baru saja kembali berbelanja, dibantu dengan Ja
Young memasukan semua bahan makanan ke dalam kulkas didapur. Seseorang datang memanggil para Tuan muda apakah sudah
ada dirumah. Yoon Sung sibuk memasukan semua makanan dengan cepat.
Seorang paman memberikan dua botol minuman, memberitahu Yang
tutupnya merah adalah anggur beras buatanya
sendiri dan yang tutup kuning adalah susu segar dari
peternakan jadi meminta agar mencicipinya. Yoon
Sung mengucapkan terimakasih menerima pemberian dari paman, Ja Young membantu
dengan menyimpan didalam kulkas. Yoon Sung lalu mengajak si paman agar bisa
berbicara sebenta denganya.
“Yang tutupnya merah anggur beras
dan yang tutupnya kuning susu” ucap Ja Young
mengingatnya dengan menaruh didalam kulkas.
Ji Woon kembali ke rumah ingin mencuci wajahnya, malah
melamun mengingat kejadian sebelumnya. Ha Won terlihat bahagia saat melihat
kalung yang berhasil ditemukan, lalu langsung memeluknya. Keduanya terjatuh
dengan posisi berpelukan, lalu saling bertatapan dan terlihat canggung.
Senyuman Ji Woon terlihat seperti ada perasaan yang berbeda dengan Ha Won, tapi
mencoba melupakanya dengan mencuci wajahnya dengan cepat.
“Hei, kenapa kau datang ke tempat ini ?” sindir Ji Woon melihat Hyun Min
masuk ke dalam kamar mandi.
“Kalau begitu, seharusnya kau
mengunci pintunya” ucap Hyun Min, Ji Woon
yakin kalau sudah menguncinya tadi.
“Tapi, memang tidak terkunci saat aku masuk... Ahh... pasti rusak” kata Hyun Min, Ji Woon tak peduli menaruh handuk bekas
mencuci wajahnya.
“Kenapa kau mencuci mukamu sekasar
itu?” tanya Hyun Min, Ji Woon dengan sinis menyuruh Hyun Min
tak perlu peduli padanya, lalu keluar dari kamar mandi. Hyun Min pikir benar
karena seharusnya tak perlu memperdulikan itu.
Ha Won membuka kopernya diatas tempat tidur,
bertanya-tanya kenapa tatapan mata Ji Woon jadi berubah setelah
bertemu dengan Hye Ji, dengan helaan nafas panjang
keluar dari kamarnya. Ia menaruh baju diatas rak dan mulai membuka bajunya
dengan mengantungnya.
Ketika melepaskan kalungnya, teringat kembali saat Ji
Woon berusaha mencari kalungnya, dengan sepenuh hati. Lalu berhasil menemukan
kalung milik ibunya, senyuman Ha Won senang Ji Woon melakukan itu lalu menaruh
kalung diatas baju gantinya.
Ji Woon masuk kamar terlihat kebingungan mencari sesuatu,
memeriksa jaketnya dan juga disela-sela sofa, lalu teringat sesuatu. Sementara
Ha Won sudah membuka bajunya masuk ke dalam kamar mandi dengan menyalakan
shower. Ji Woon masuk kamar mandi tanpa sadar ada orang didalam.
“Hei, Kang Hyun Min! Apa kau sedang mandi?” teriak Ji Woon karena sebelumnya Hyun Min ada dikamar
mandi. Ha Won panik karena Ji Woon tiba-tiba masuk saat ia sedang mandi lalu
merapat ke arah dinding.
“Aku kesini hanya mencari ponselku” ucap Ji Woon akhirnya menemukan ponsel yang tertinggal
didekat wastafel.
“Hei... Apa yang kau lakukan?” kata Ji Woon melihat kaki Hyun Min yang merapat
dinding,
Ha Won makin panik memohon agar Ji Woon tak mendekat, Ji
Woon ingin memastikan kalau Hyun Min baik-baik saja dan membuka pintu, Ha Won
langsung melemparnya dengan sabun batang. Ji Woon menjerit kesakitan, lalu berteriak
marah. Ha Won meminta maaf lalu memohon agar segera keluar. Ji Woon melotot kaget karena ternyata yang didalam Ha
Won, lalu buru-buru keluar meminta maaf. Ha Won menutupi badanya dengan wajah
malu.
Ji Woon keluar dari kamar mandi terlihat shock, karena
bukan Hyun Min tapi Ha Won yang sedang mandi bahkan sempat membuka pintu
walaupun tak melihatnya. Ha Won keluar dari kamar mandi, keduanya saling
menatap dengan wajah melonggo kebinggungan.
“Ahh...pintunya...rusak, jadi.. Aku disini....untuk berjaga-jaga jika
ada yang berusaha untuk masuk” ucap Ji Woon gugup. Ha
Won mengangguk mengerti.
Keduanya terlihat benar-benar gugup lalu berjalan bersama
tak bisa berkata-kata, tiba-tiba keduanya bersamaan saling menatap. Ha Won
menyuruh Ji Woon berjalan duluan saja, Ji Woon pikir Ha Won saja yang duluan.
Ha Won menolak menyuruh Ji Woon saja yang duluan. Ji Woon dengan berdebar-debar
pergi lebi dulu. Ha Won menutup wajahnya terlihat benar-benar malu.
Ha Won mondar mandir didalam kamar sambil mengipas wajahnya
yang tiba-tiba merasa panas. Ja Young masuk ingin memberitahu barbeque
sudah siap, lalu melihat temanya terlihat yang
penuh dengan keringat. Ha Won mengaku baru
saja mandi, sambil mengipas wajahnya yang semakin
panas. Ja Young memberitahu ada sebotol susu dikulkas.
“Kau ambil saja. Lagipula,
minum susu setelah mandi sangat bagus!” kata Ja Young, Ha Won kelua dari kamar mengucapkan
terimakasi.
“Hei, yang tutupnya merah yang berisi susu!” teriak Ja Young dari kamar. A Ha Won bergegas pergi
kedapur membuka kulkas dan langsung meminum botol tutup merah dengan cepat.
Malam hari
Seo Woo membakar daging terakhir, dengan bahagia
memberitahu Yoon Sung kalau mereka sudah siap sekarang. Yoon Sung akan memanggil semuanya untuk berkumpul. Ha
Won naik ke tempat barbeque menyapa Yoon Sung dengan botol susu ditanganya,
Yoon Sung melihat Ha Won berpikir kalau sedang tidak sehat.
“Ya, memang! Aku sudah
melakukannya! Aku Benar-benar
melakukannya semuanya dengan baik” kata Ha Won dengan
gaya mabuknya, Yoon Sung bingung bertanya apakah ada masalah. Ha Won menunjuk
dengan botolnya kalau masalahnya adalah Yoon Sung. Yoon Sung binggung.
“Ya! Kenapa kau selalu bicara
formal padaku?” kata Ha Won, Yoon Sung menjawab kalau
semua itu atas perintah PresDir. Semua mulai datang ke tempat barbeque.
“Selalu saja "Perintah
PresDir" yang menjadi alasanmu!” keluh Ha
Won. Seo Woo binggung melihat tingkah si
nona selebriti, Ji Woon yang ada didekatnya hanya mengangkat bahunya.
“Ahh, kau ini kaku sekali! Sama
sekali tidak menyenangkan! Abaikan
saja perintah PresDir, dan bicara santai padaku!
Ingat... kau harus Bicara santai padaku! Jadi kau mau melakukannya atau tidak?” kata Ha Won
“Aku akan... mencobanya” ucap Yoon Sung kebinggungan. Semua yang melihat tingkah
Ha Won menahan tawanya.
“Tidak, jangan hanya mencoba! Lakukan saja! Coba kau Katakan, "Ha Won!"” kata Ha Won, Yoon Sung dengan gugup memanggil nama Ha
Won.
“Ada apa dengannya? Sikapnya
seperti sedang mabuk!” kata Ja Young melihat
temanya, Yoon Sung mencium bau botol yang ditunjuk-tunjuk ke arahnya dan
menyadari kalau itu berisi anggur beras
Seo Woo tertawa,
Ha Won berteriak memanggil Seo Woo bertanya apaka ini lucu, Seo Woo mengaku memang Ha Won sedang
melucu saat ini. Semua melihat ke
arah Ha Won yang sekarang bicara dengan Seo Woo. Ha Won bertanya, apa
main sendiri sangat menyenangkan, kaena ia tidak
bersenang-senang sendirian. Seo Woo mengejek Ha
Won yang harus bermain sendirian.
“Ya! kalian semua tidak ingin main
denganku jadi aku harus main sendirian! Bagiku, itu juga cuma mimpi untuk
bisa
liburan dengan teman-temanku. Aku
belum pernah melakukan hal seperti itu! Aku juga sangat menantikannya. Tapi kalian bahkan tidak ingin main denganku!” kata Ha Won kesal.
“Hei, aku sudah mengikuti jadwalmu
dengan menyiapkan barbeque, kan?”ucap Seo Woo
“Oh, terserahlah! Sekarang
ini saatnya berekreasi! Impiankku
untuk mengenakan jaket yang sama dengan yang lainnya
dalam satu tim dan
membangun satu tim dengan mereka saat kuliah” kata Ha Won sedih lalu memperlihatkan jaket dengan nama
yang sudah digunakanya. Tapi semua seperti tak peduli, Ha Won berteriak kesal.
Semua makanan sudah ada diatas meja, jaket dengan nama
Lee Yoon Sung, Hong Ja Young, Kang Seo Woo sudah dipakai, bahkan Ji Woon, Hyun
Min dan Hye Ji ikut memakainya walaupun dengan wajah cemberut. Ha Won tersenyum
bahagia karena semua akhirnya mengunakan jaket yang sudah dibuatnya.
Lalu Ha Won mulai permainan, tak ada yang menanggapinya.
Ja Young mulai mengikutinya, lalu Seo Woo. Selanjutnya mereka mulai menghitung
angka sambil berdiri, Hyun Min dan Ji Woon kalah karena berdiri bersamaan
menyebut angka nomor empat. Ji Woon makin cemberut melirik ke ara sepupunya.
Semua makanan hampir habis dengan bekas botol bir yang
sudah kosong diatas meja, Yoon Sung terlihat sudah mabuk dengan lantang
memanggil nama “Eun Ha Won” tanpa embel-embel Nona dan langsung menjatuhkan
diri. Ha Won memberikan tanda jempol karena Yoon Sung bisa memanggilnya seperti
teman.
Seo Woo melihat kaki Yoon Sung panjang didepanya
berpura-pura sedang bermain gitar, sementara Ja Young duduk disebelahanya
menganggap kaki Yoon Sung seperti piano, jadilah mereka main musik diatas badan
Yoon Sung. Ha Won dan Ji Woon tertawa, Ja Young dan Seo Woo membantu agar Yoon
Sung kembali duduk, lalu Seo Woo memulai kembali permainan dengan mengatakan
“aku mencintaimu” pada Hye Ji.
Hye Ji menatap Hyun Min dengan pandangan yang tulus
mengatakan “Aku mencintaimu” keduanya sempat saling bertatapan, lalu Hyun Min
buru-buru menatap Ji Woon melakukan hal yang sama dengan cepat. Ji Woon
mengatakan “aku mencintamu” pada Ha Won yang duduk disebelahnya, tapi Ha Won
membalas “pergi sana” seperti yang biasa dilakukan Ji Woon.
Ji Woon berteriak kaget, lalu menatap Hyun Min dengan
mata yang sudah mabuk mengatakan “aku mencintaimu”. Hyun Min menutup mulutnya,
karena hampir saja menjerit mendengar cara sepupunya bicara lalu memanggil Ha
Won sebagai kekasihnya agar bertukar tempat karena Ji Woon itu orang aneh. Hye
Ji menatapnya karena Ji Woon tak berani bicara padanya.
“Hei, kenapa kau panggil aku
kekasihku? Kita
tidak benar-benar tunangan! Aku
hanya pegawai bagimu!!” teriak Ha Won memukul
kepala Hyun Min yang duduk disebelahnya.
“Tunggu, jadi kalian berdua tidak benar-benar
tunangan?” ucap Seo Woo yang bertahan dengan
mabuknya. Hyun Min mengeluh mereka tiba-tiba saja, jadi main
tebak-tebakan.
“Hei, Aku juga korban disini! Berkat dirimu, semua orang
didunia ini tahu seperti apa aku ini! Mereka selalu mengenaliku di
jalan! Mereka Mengatakan, "Oh, lihat. Itu
si psyco yang sudah menolak Kang Hyun
Min."” Cerita Ha Won kesal.
“Ah, memang benar kalau kau
sedikit bodoh!” sindir Hyun Min tertawa, Ha Won kesal
Hyun Min menganggapnya kalau ini lucu.
“Hidupku sudah sangat
menyulitkanku! Kau masih
mempermainkan orang seenaknya saja! Dasar Kejam!” teriak Ha Won kesal memukul Hyun Min.
Hye Ji dari kejauhan melihat Hyun Min berbeda disamping
Ha Won, tiba-tiba Yoon Sung tak bisa menahan rasa mualnya langsung muntah dan
menyemprot ke arah Seo Woo dan Ja Young. Hyun Min langsung kabur karena merasa
jijik, semua berteriak dan Ji Woon terlihat menahan rasa mual melihat kejadian
didepanya.
Yoon Sung sudah tertidur pulas dikamar dengan jaket yang
masih nempel, tiba-tiba ia bangun seperti diberi perintah oleh Tuan Kang dan
kembali jatuh tertidur, seperti efek mabuknya masih ada. Ja Young masuk ke
dalam kamar karena ingin membantu memcuci pakaianya, tapi tak melihat bintang
pujaanya didalam kamar dan berpikir sedang mandi.
Ia melihat buku yang bagian ujungnya dilipat, seperti
lirik lagu yang baru dibuat. Seo Woo baru selesai mandi berteriak memanggil
“seragam sekolah” dengan wajah marah menutup bukunya dan bertanya apa yang
sedang dilakukan dalam kamarnya.
“Oppa, apa kau mulai menyukai
seseorang?” tanya Ja Young sedih, Seo Woo heran
kenapa Ja Young berkata seperti itu.
“Lirikmu beda dari sebelumnya” komentar Ja Young melihat lirik lagu yang ditulis Seo
Woo.
“Bagaimana kau bisa tahu, saat aku
bahkan belum menyelesaikannya!” ucap Seo Woo
menyangkal.
“Tidak ada yang tidak aku ketahui
soal dirimu. Aku sudah
menjadi penggemarmu sejak kau menyanyi di jalanan Kau dicintai oleh ribuan orang
jadi jangan berkencan dengan siapapun, Benarkan? Kau juga tidak boleh menukai
seseorang! Mengerti!” ucap Ja Young keluar kamar dengan wajah mara, Seo Woo
tak mengerti dengan tingkah Ja Young.
Seo Woo melihat lirik lagu yang dibuatnya. [AKU TIDAK TAHU, SAAT KAU TERSENYUM, AKU JUGA TERSENYUM, SENYUMANMU SEPERTI
MAWAR PUTIH. AKU MENUNGGUMU
SETIAP PAGI], KAKIKU SELALU INGIN MELANGKAH KEMANA KAU BERADA] lalu dibagian kertas yang ditutup tertulis [SUB-JUDUL: UNTUK
HA WON]
Hye Ji berjalan sendirian ditaman, betapa terkejutnya
melihat Hyun Min duduk sendirian dibangku taman. Hyun Min akan pergi, Hye Ji
menahanya agar Hyun Min kembali duduk. Hyun Min melirik dan memutuskan untuk
kembali duduk. Hye Ji pun duduk disampingnya.
“Apa kau banyak minum?” tanya Hye Ji, Hyun Min mengatakan tidak
“Terimakasih untuk tadi... Maksudku, menyelamatkanku di
kolam renang” kata Hye Ji
“Aku sudah bilang, semua orang
pasti juga melakukannya” kata Hyun Min
“Apa situasinya akan sama jika itu
orang lain?” ucap Hye Ji, Hyun Min terdiam karena
sebelumnya langsung berlari menyelamatkan Hye Ji yang tenggelam, tanpa peduli
hanya satu baju saja yang dibawanya. Bahkan menekan bagian telapak kaki Hye Ji
agar menghilangkan rasa keramnya.
“Aku harus pastikan untuk
pemanasan dulu lain kali” kata Hye Ji, Hyun Min
dengan sinis membenarkan karena menurutnya daripada merepotkan
orang lain
“Kita dulu benar-benar sering
kesini, saat masih kecil. Keluargamu dan keluargaku juga
akan sama-sama kesini” kata Hye Ji
Hyun Min tersenyum membenarkan, karena ayahnya suka dengan tempat ini. Hye Ji ingat ayah Hyun Min juga yang
membuatkan bangku kayu disana tapi Sekarang
sudah tidak ada lalu meraba ukiran yang tertulis [HYUN MIN MENCINTAI HYE
JI] tapi ternyata bangku itu masih ada. Hyun min melihatnya
tapi terlihat bersikap acuh.
“Apa kau ingat... Bagaimana oppaku, Jung Hyun,
menggoda kita seperti anak-anak saat kita buat ini? Dia selalu iri soal kenyataannya kalau kita ini dekat” ungkap Hye Ji
“Dan malah dia yang paling seperti
anak-anak.” Komentar Hyun Min mengingat
kenanganya, Hye Jin merasa Sekarang ingin sekali kembali ke
saat itu
“Aku tidak seperti itu... Aku benar-benar bahagia
dengan sekarang ini” ucap Hyun Min dingin
“Kang Hyun Min dulu anak yang
baik, saat masih kecil. Kenapa rasanya semua yang kau
lakukan saat ini dirahasiakan dariku?” kata Hye
Ji, Hyun Min tak mengerti dengan yang dibicarakan Hye Ji.
“Kehidupan ini sudah cukup rumit. Kenapa
harus dirahasiakan?” kata Hyun Min
“Lalu, kenapa sikapmu seolah-olah
kau lupa dengan tempat ini?” tanya Hye Ji
Hyun Min menatap Hye Ji dan terlihat gugup, langsung
memalingkan wajahnya beralasan hanya jalan-jalan karena tidak
bisa tidur dan akhirnya sampai kesini jadi Tidak ada maksud lain. Hye Ji mengeluarkan spidol dari saku jaketnya, lalu
menarik tangan Hyun Min mengambar sesuatu.
“Apa Kau ingat? Kita menggambar ini
ditangan kita saat kita tidak bisa tidur Agar kita tidak bermimpi buruk” kata Hye Jin lalu melihat gambar wajah tersenyum sudah
selesai.Hyun Min menatap Hye Jin yang tersenyum setelah mengambar ditanganya.
Hyun Min saat masuk kecil mengambar wajah yang sama pada
Hye Ji, lalu saat Hye Ji ingin menarik tanganya, Hyun Min malah menciumnya.
Seperti pikiran Hyun Min bisa mengingatnya. Hye Jin ingin mengatakan sesuatu,
tapi Hyun Min mengaku tak mengingatnya dengan memalingkan wajahnya.
Hye Ji memberanikan diri mendekatnya, Hyun Min kaget
menatap Hye Ji dengan jarak yang sangat dekat. Hye Ji mencium Hyun Min seperti
yang dilakukan saat masih kecil, Hyun Min sempat kaget lalu perlahan menutup
matanya dan mengengam erat tangan Hye Ji. Beberapa saat kemudian, Hyun Min
seperti langsung tersadar dan berdiri dari bangku, Hye Ji bertanya apakah Hyun
Min masih tak mengingatnya. Hyun Min hanya diam saja.
“Kalau begitu... Apa sekarang aku bisa menyukai
laki-laki lain?” kata Hye Ji
“Kenapa kau harus minta ijin
dariku?” ucap Hyun Min dingin
“Bahkan jika laki-laki itu Kang Ji
Woon?” tanya Hye Ji. Hyun Min sempat melirikny
Ha Won berbaring dibangku sambil memegang gelas wine
tertawa sendirian, Ji Woon duduk bersila didepanya kembali melakukan permainan “aku
mencintaimu” dan Ha Won melihatnya, Ji Woon memberikan pernyataan kembali
dengan jari telunjuk dan jempolnya. Tapi Ha Won masih membalasnya “pergi sana”.
Ji Woon kembali berusaha dengan mengatakan “Aku
mencintaimu”. Ha Won melihat Ji Woon membentuk tanda
hati dengan tanganya lalu menyuruhnya pergi saja.
“Aku bilang, aku mencintaimu!” teriak Ji Woon dengan membuat tanda hati diatas
kepalanya, akhirnya Ha Won bangun tak percaya kalau Ji Woon memang benar-benar
mencintainya.
Ji Woon menatap Ha Won lalu keduanya sama-sama tertawa
karena sudah terlalu mabuk. Ji Woon tiba-tiba mencium Ha Won, dan Ha Won
berteriak marah, Ji Woon heran melihat Ha Won yang terkejut, Ha Won hanya
tertawa. Ji Woon mengambil gelas wine dari tangan Ha Won, bertanya siapa yang
menuang wine hampir setengah gelas, langsung meminum habis. Ha Won melihat Ji
Woon minum sampai membasahi semua pakaian dan memberitahu kalau itu wine
miliknya.
Setelah menghabiskan semua winenya, Ji Woon memegang
wajah Ha Won lalu menciumnya, tapi setelah itu bertanya apa yang sudah
dilakukan Ha Won padanya karena menciumnya lebih dulu. Ha Won tertawa karena Ji
Woon yang menciumnya lebih dulu. Ji Woon merengek agar mereka bisa melakukan
sekali lagi dan keduanya pun berciuman.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
waaa apa apaan iniiii
BalasHapuskenapaa adegannyaa begini semuaaa