PS : All
images credit and content copyright : TVN
Seorang anak sedang tertidur di kamarnya, terlihat sangat
gelisah dan ketakutan. Akhirnya ia memilih untuk berdoa dikamarnya untuk
mengurangi rasa gelisahnya. Terdengar suara pintu terbuka, sang anak keluar
dari kamar memanggil ayahnya.
Lalu ia melihat sesuatu didalam kamar ibunya, perlahan
mendekatinya dan membuka pintu kamar. Ia melihat ibunya sudah tergeletak di
lantai dengan obat-obatan yang berserakan di lantai, sambil menangis memanggil
ibunya berharap bisa kembali bangun, lalu melihat seperti seseorang yang keluar
dari kamar ibunya melalui jendela kamar.
Si anak kecil akhirnya dibawa ke Spanyol dengan diantar
oleh seseorang ke gereja. Seorang biarawati sudah menunggunya dalam gereja, Si
Anak terlihat ketakutan karena dibawa ke tempat yang sangat asing baginya. Si
biarawati mengajak Si anak masuk ke dalam bagian asrama gereja, anak kecil itu
pun melihat ke arah belakang dengan tatapan sedih seperti merasa akan dikurung
ditempat itu selamanya.
Beberapa tahun kemudian si anak kecil sudah tumbuh besar,
bernama Ko An Na berusaha keluar dari gereja saat bunyi lonceng berbunyi. Ia
berusaha menghentikan mobil di jalan tapi tak ada yang mau memberikan
tumpangan. An Na akhirnya bisa sampai di area perkotaan, karena ketakutan terus
saja berlari seperti akan ada orang yang mengejarnya.
Ketika menyebarang jalan tak sengaja bertabrakan dengan
seseorang yang membuat semua uang koinya jatuh berantakan. An Na buru-buru
mengambilnya dan melihat lampu hijau untuk mobil berjala mulai menyala, semua
orang berteriak menyuruhnya minggir, tapi An Na tetap berusaha mengumpulkan
uang receh yang bertaburan dijalan.
Seorang pria bernama Kim Je Ha berbaring dengan penuh
bekas darah ditubuhnya dan juga ada luka dibagian pinggannya. Ia berusaha
bangun dari tempat tidurnya lalu mengambil botol minum dan menghisap sedikit
rokok, lalu bersembunyi dibalik dinding dan melihat keluar jendela ternyata
masih pagi.
Je Ha berjalan dengan sengaja menutupi wajahnya dengan
jaket dan topi, berjalan keluar dari rumah. Seorang pengemis mendekati meminta
uang receh, Je Ha berusaha menghindar agar tak terekam CCTV. Salah seorang
wanita hamil tiba-tiba menghentikan jalanya, dan pria lain langsung memarahinya,
Si wanita langsung menarik suaminya agar tak berkelahi. Je Ha terus berjalan
menghindari kamera yang akan merekamnya.
An Na berlari masuk ke dalam sebuah stasiun kereta bawah
tanah, seorang pria yang ada didalam mobil seperti menemukan targetnya dan
langsung mengikutinya. An Na terus berlari sampai ke loket, agar segera
membelikan tiket kereta.
Si pegawai terlihat curiga melihat An Na yang terlihat
kotor dengan uang receh untuk membayar tiket. An Na menjerit meminta agar
segera diberikan tiketnya. Si pria yang mengejarnya bisa melihat An Na yang
masuk ke dalam stasiun.
Ketika akan masuk menuruni tangga, An Na kembali
bertabrakan dan terjatuh lalu meminta maaf dengan bahasa korea. Si pria
menengok, ternyat Je Ha baru akan turun dari kereta menanyakan keadaanya. An Na
tak percaya bisa bertemu dengan orang Korea juga lalu meminta tolong.
“Tuan , tolong selamatkan aku... Beberapa orang jahat sedang
mengejarku! Tolong
selamatkan aku!” ucap An Na memohon, Tapi Je
Ha tak peduli membiarkanya.
Seorang pria datang ingin menangkapya, An Na langsung
berlari ke menuruni tangga dan Je Ha pun menerima kedipan mata dari si pria
seperti tanda terimakasih karena tidak membantunya.
An Na berlari ke bagian depan stasiun lalu bersembunyi
dibalik pilar dan berharap agar si pria tak menemukanya. Kakinya yang terlihat
kotor pun disembunyikan agar tak terlihat. Si pria seperti akan kembali karena
tak menemukanya, tapi ia pindah ke sisi lainya dan melihat An Na yang
bersembunyi dibalik pilar.
“Nona... Kau sudah tidak bisa kemana-mana
sekarang. Ayo kita
kembali ke rumah sekarang.” Kata Si pria, An Na
menolaknya. Si pria meradang karena An Na sudah membuatnya kesal.
An Na berusaha kabur tapi tanganya bisa ditahan oleh si
pria agar tetap diam. Tiba-tiba Je Ha dari belakang meminta agar menghentikanya
dan menyuruh An Na agar segera pergi. Keduanya akhirnya berkelahi dan An Na sempat
melihatnya lalu berusaha kabur dari si pria. Je Ha beberapa kali memberikan
pukulan dan tendangan sampai akhirnya mencekik tubuh si pria sampai mati,
ketika melihat di dompetnya ternyata orang itu adalah polisi.
Dari CCTV, terlihat Je Ha yang berkelahi lalu polisi
kereta melaporkan Terjadi penjambretan di Platform Dua dan meminta bantuan. Je Ha pergi berjalan meninggalkan
stasiun dengan berhati-hati agar wajahnya tak terekam camera CCTV. Tiba-tiba An
Na yang masih menunggu Je Ha langsung mendekatinya.
“Tuan ! Ayahku ada di Madrid... Tolong, bawa aku ke sana!!! Aku mengatakan yang sebenarnya! Jika kau membawaku ke sana, ayahku akan memberikan imbalan
yang besar. Aku Mohon” kata An Na
“Hei... Aku tidak mau berurusan lagi denganmu… Jadi Pergilah.” Ucap Je Ha seperti salah membantu orang
“Aku tidak bohong! Beberapa orang jahat terus mencoba membawaku pergi, Tuan! Jadi
aku mohon” kata An Na
“Jika bagimu polisi adalah
orang-orang jahat... maka
kau sebenarnya yang jahat, mengerti ?” ucap Je Ha marah lalu menyuruh An Na melepaskan
tanganya.
“Dan Juga, jangan hidup seperti ini.” tegas Je Ha, An Na tetap memohon agar Je Ha bisa
mempercayainya.
Tiba-tiba dua polisi datang melihat keduanya, An Na memohon aga bisa diselamatkan oleh Je
Ha. Je Ha yang melihat polisi datang menyuruh An Na cepat
pergi. Akhirnya An Na pun berlari pergi keluar dari staisiun.
Dua polisi mendekati Je Ha dengan mengangkat pistolnya meminta agar mengangkat
tanganya.
Je Ha menjatuhkan tas dan mengangkat tanganya, tapi saat
itu juga ia kembali berkelahi dengan polisi dan bisa melepaskan isi peluru dari
pistol, memukul menendang dan akhirnya melintir tanganya, dua polisi pun tak
berdaya lagi di lantai. Je Ha keluar dari stasiun, saat itu An Na ternyata sudah
ada didalam mobil melihat Je Ha yang lewat didepanya langsung mengedor-gedor
jendela agar bisa menyelamatkanya. Je Ha terkejut dan melihat pria yang ada
didepanya seperti memanggil temanya yang ada distasiun bawah tanah.
Si Polisi melihat Je Ha yang menatap An Na meminta agar
pergi karena ia adalah seorang polisi, An Na terus memohon agar bisa
diselamatkan. Je Ha akhirnya terpaksa pergi menaiki taksi didepanya meminta diantar ke
bandara. An Na hanya bisa menangis tak bisa kabur dari tempatnya
sekarang.
[SEOUL,
ENAM BULAN KEMUDIAN]
Je Ha terlihat sedang sibuk mengecat dengan alat dan juga
penutup wajahnya, lalu beristirahat sebentar sambil mengunyah cumi asin dan
mendengarkan lagu spanyol . Seekor kucing mengeong mendekatinya, Je Ha
berbicara kalau itu tidak boleh
karena terlalu keras untuk giginya.
Kucing itu terus mengeong, akhirnya Je Ha memberikan
cuminya pada si kucing agar memakanya. Saat itu ponselnya berdering, seperti
bosnya menelp. Je Ha menaiki mobilnya dengan Label [TAE SHIN ADVERTISING]
Didalam mobil, Je Ha mengingat kembali dengan Bosnya
kalau sangat marah karena pihak gedung bilang
banner itu semakin
longgar karena angin Jadi
mereka ingin segera diperbaiki, tapi mereka tidak bisa melakukan itu besok. Akhirnya ia pun pasrah menurutnya tidak
akan bangkrut.
Di sebuah gedung terlihat gambar besar wajah Jang Se
Joon, dengan bagian bawah talinya yang terlepas. Je Ha menurunkan tali dan
peralatan lainya dari dalam mobil lalu masuk ke dalam gedung. Petugas keamanan
menahanya bertanya tujuanya datang. Je Ha memberitahu kalau untuk
memperbaiki banner.
“Ini sudah lewat jam kerja.” Ucap Petugas keamanan,
“Aku kesini karena seseorang meminta padaku untuk datang dan harus memperbaikinya” kata Je Ha
“Apa kau memiliki kartu identitas?” tanya Petugas, Je Ha mengatakan tak punya
“Maka kau tidak bisa masuk, Silahkan datang kembali besok.” Kata Petugas, Je Ha mengumpat kesal.
Seorang Nenek petugas kebersihan melihat Je Ha yang akan
keluar menahanya, agar tak pergi. Lalu menegus si petugas karena mengusirnya, padahal Manajer meminta agar banner itu
segera diperbaiki Dan
Je Ha juga kemarin-kemarin datang untuk memperbaikinya.
Si petugas menegaskan tidak
bisa membiarkan orang masuk tanpa kartu identitas. Si Nenek mengatakan si petugas berada
dalam masalah besar sekarang dan Manajer
juga dimarahi akan dimarahi oleh Nyonya. Si petugas
langsung panik kalau Nyonya yang memintanya akhirnya memanggil petugas lainya.
Ketiganya akhirnya naik lift bersama, Si petugas bertanya Berapa
lama Je Ha akan memperbaikinya, Je Ha pikir Mungkin sekitar 20 sampai 30 menit. Si petugas yang diberitugas untuk mengikuti Je Ha
terlihat kesal. Je Ha mengucapkan terimakasih pada si Nenek yang sudah
membantunya.
“Orang-orang seperti kita yang
dibayar per hari
tidak boleh menyia-nyiakan satu hari pun. Anakku juga dalam masalah besar, karena persaingan kerja yang
cukup ketat. Tapi
sekarang cukup berangin. Apa kau
akan baik-baik saja?” ucap Nenek memegang tangan
Je Ha dengan wajah khawatir, Je Ha mengatakan akan
baik-baik saja.
Je Ha mulai mempersiapkan tali dan juga semua peralatan,
si petugas melihat Je Ha mulai bersiap-siap hanya diam saja. Je Ha akhirnya mulai menuruni dengan talinya.
Si petugas kemanan melonggo kaget melihat Je Ha turun dengan cepat.
Saat itu dua buah mobil berisi dengan pria bertopeng
seperti ingin menyerang sebuah tempat dan masuk ke parkiran. Je Ha sibuk dengan
bergantungan di gedung tinggi untuk memperbaiki tali banner yang terlepas.
Sementara di lantai bawahnya, seorang wanita dengan
pakaian dalamnya mempersiapkan segelas wine dan memasukan beberapa butir obat.
Jang Se Joon masuk ke dalam kamar langsung memeluk dari belakang bertanya apa
yang sedang dilakukan wanita itu, Si Wanita berpura-pura kalau ia sedang
menuangkan anggur.
Se Joon seperti sudah tak tahan langsung mencium si
wanita terus menerus, Si wanita meminta agar Se Joon bisa bersantai, Se Joon
mengaku tidak mengenal kata itu dan benci melakukan semuanya
pelan-pelan lalu mulai mencium si wanita terdengar
suara dari TV yang menyala akhirnya mengentikan dan memilih untuk menonton TV
lebih dulu.
Si wanita memberikan segelas Wine dan duduk dipangkuan Se
Joon yang menonton acara Talkshow, bertanya Apa tidak
bosan melihat wajah Choi Yoo Jin karena sudah melihatnya
setiap hari. Se Joon mengatakan mereka akan
mendengarkan saja apa yang dikatakan Yoo Jin sekarang.
Dalam studio,
Si pembaca acra membahas mereka melakukan
survei untuk mengetahui siapa
yang akan dipilih sebagai First Lady dan Yoo Jin
ternyat pilihan yang paling popular dikalangan orang usia dua puluhan
sampai tujuh puluhan, Yoo Jin terlihat terkejut
dan malu-malu. Si pembawa acara pun memberikan selamat.
“Semua orang memuji anda, menyebut anda istri yang
sempurna.” Ucap si Pembawa acara
“Oh, tidak seperti itu sama sekali! Aku hanya memastikan agar dia
makan sarapan, cukup itu
saja.” Kata Yoo Jin, Pembaca acara seperti tak percaya Yoo Jin
yang membuat
sarapan sendiri
“Ini sedikit memalukan, tapi kupikir aku yang membuat dia memiliki
kebiasaan buruk. Dia
suka pilih-pilih makanan, jadi dia
tidak mau makan
kecuali aku membuat makanan untuk dia sendiri.” Kata
Yoo Jin tentang suaminya Tuan Jang Se Joon
“Oh, seperti itu! Anda juga terkenal pandai
memasak.” Komentar si pembawa acara. Yoo Jin meminta agar
menghentikan dengan rendah hati takut Orang-orang
mungkin benar-benar percaya pada ucapan Si
pembawa acara.
“Para tamu yang berkunjung ke
rumah kami hanya
mengatakan itu agar aku senang.” Kata Yoo Jin, Si pembaca cara makin tak percaya
kaau Yoo Jin juga
menyiapkan makanan
untuk tamu dengan tanganya sendiri.
Yoo Jin pikir tak perlu di besarkan, Si pembaca acara
memuji kalau Yoo Jin benar-benar
luar biasa.
Se Joon yang menonton acara istrinya menghabiskan wine
yang ada didalam gelas, Saat itu juga para pria bertopeng berhasil masuk
kedalam gedung denga melewati semua penjaga. Si wanita mematikan TV merasa
sudah cukup Se Joon menonton acara istrinya. Se Joon mengumpat si wanita itu
mulai nakal.
“Aku akan benar-benar nakal hari
ini.” kata si wanita langsung mendorong Se Joon ke atas
tempat tidur. Se Joon tak percaya wanitanya kali ini begitu liar, sudah ada
diatas tubuhnya dengan membuka kancing kemejanya.
“Aku akan menghukummu jika kau terus berperilaku
seperti ini!” ucap Se Joon langsung membalikan posisi
dengan si wanita yang ada dibawah dan mulai menciumnya.
Sementara itu komplotan bertopeng terus memasuki gedung,
Je Ha mulai menuruni bagian bawah banner yang terlepas tepat di jendela kamar
Se Joon, terlihat Se Joon dengan wanita sedang berciuman sangat panas. Sementara
Si Nenek yang membantu Je Ha sedang membersihka lantai dengan beberapa poster
wajah Se Joon yang bertuliskan [TIM KAMPANYE KESEJAHTERAAN SOSIAL]
Tim bertopeng mulai menaiki lift, ketuanya memberitahu
akan buahnya agar membawa kamera dan merekamnya dengan benar. Se Joon sudah bertelanjang
dada dan tiba-tiba matanya melihat kearah jendela, Je Ha sedang memperbaiki
banner melonggo melihat keduanya sedang berciuman dengan jendela terbuka, dan
berpura-pura tak melihatnya dengan sibuk mengikat tali.
Se Joon melepaskan pelukanya dengan membalikan badan
menyuruh agar menutup tirai segera. Si wanita hanya diam saja, Se Joon
tiba-tiba merasakan pusing dan bisa tahu kalau winenya di beri obat tidur
sampai akhirnya terjatuh tak sadarkan diri. Si wanita menyuruh Se Joon Tidurlah
yang nyenyak karena semuanya
akan segera berakhir setelah itu menutup tirai
dan memberikan kedipan matanya pada Je Ha.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus