PS : All
images credit and content copyright :MBC
Louis mengemudi sendirian saat dari bandara untuk
menemuni neneknya.
“Hari itu, Aku menyetir mobil secepat yang kumau untuk pertama kalinya
seumur hidupku.”
Nenek dan yang lainya sudah menungggu di rumah dan
bertanya-tanya keberadan Louis keran belum sampai rumah juga. Tuan Baek datang bertanya pada Nenek Choi
apakah Louis sudah sampai.
Nenek Choi binggung karena Tuan Baek yang seharusnya menjemput Louis. Tuan Baek
memberitahu kalau Louis menyetir mobil sendiri.
“Dan di hari itu, Aku, Louis Si Raja Belanja, Hilang setelah
sebuah kecelakaan..”
Mobil Louis mengembut dijalan sampai akhirnya menabrak
truk, lalu berguling dan terbakar, terlihat jam tangan Louis yang terjatuh dari
dalam mobil.
[Episode 2- A Whole New World]
Louis tidur di tangga dengan hanya berselimutkan koran,
lalu merasakan udara yang sangat panas, lalu terbangun dan meminta minum pada
gelandangan yang lain disampingnya. Si
pria gelandangan terlihat marah karena Louis berani bicara padanya. Louis
dengan bahasa inggrisnya memberitahu kalau ia haus “i’m thirsty”
Tapi si gelandang pikir Louis mengejeknya sudah berumur
30 tahun, lalu berteriak marah kalau ia
bukan 30 tahun, dan menendang Louis tanpa ampun. Louis hanya diam saja tak
melawanya. Akhirnya si pria mengajak gelandangan lainya untuk pergi karena
kesal melihat tingkah Louis.
Louis merasakan semua tubuhnya sakit
sekali. Tiba-tiba beberapa orang yang lewat melemparinya dengan
koin, merasa kalau Louis itu tampan dan merasa kasihan. Beberapa wanita terpesona melihat ketampanan
Louis, Pria yang disampingnya berkomentar kalau Louis cuma
gelandangan.
“Aku di mana? Siapa aku?” ucap Louis kebinggungan, dari kejauhan Bok Sil melihat
jaket yang dipakai adiknya dan langsung berlari memanggil adiknya. Louis kaget
tiba-tiba ada yang memanggil Bok Nam.
“Apa aku Bok Nam?” kata Louis tak ingat apapun. Bok Sil binggung bertanya
siapa pria itu.
“Bukannya kau bilang aku Bok Nam?” ucap Louis. Bok Sil langsung membuka jaket yang dipakai
oleh Louis lalu melihat ada jahitan dibalik jaketnya.
Louis mengumpat Bok Sil sudah gila dengan posisi tiarap,
Bok Sil menarik Louis agar bangun dan sangat yakin kalau itu jaketnya
Bok Nam dan bertanya darimana mendapatkan jaket itu. Louis juga
tak tahu. Bok Sil tak percaya tetap ingin tahu dimana mendapatkanya. Louis yang
hilang ingatan benar-benar tak mengetahui sama sekali. Bok Sil tetap bertanya
darimana mendapatkan jaket itu
“Dari mana katamu? Lalu Aku siapa? Apa kau kenal aku? Jadi Kau kenal aku tidak?” ucap Louis kebinggungan dengan dirinya sendiri.
Bok Sil datang ke kantor polisi bertanya Apakah Tidak
bisa diperiksa dengan sidik jarinya. Polisi
mengatakan kalau Louis tidak
ada dalam database mereka, lalu bertanya apakah
Louis tidak
ingat apa-apa. Bok Sil mengangguk karena Louis tidak tahu kenapa bisa ada di sana bahkan Namanya saja tidak tahu.
“Tapi aku yakin ini jaketnya Bok
Nam.” Kata Bok Sil, Polisi mengeluh karena Semua orang pakai jaket
itu dan Hampir semua pria punya jaket
seperti itu.
“Tidak, ini jaket yang beda.
Jahitan yang pernah kubuat di jaket Bok Nam juga
masih ada di situ. Jadi Aku
yakin sekali. “ kata Bok Sil
“Ah... benarkah? Itu
artinya dia dan Bok Nam memang pernah bertemu sebelumnya. Apa kau sudah menunjukkan foto
Bok Nam padanya?” tanya polisi,
“Yah... Aku sudah memberitahunya, tapi
dia bilang tidak kenal.” Ucap Bok Sil
“Mereka pasti pernah bertemu
sebelum dia kehilangan ingatan. Aku
akan mencari di sekitar stasiun sebisaku. Kembalilah lagi besok. Bagaimanapun juga kau akan ke sini lagi untuk
bertanya soal Bok Nam.” Kata Polisi. Bok Sil
mengerti
Polisi bertanya mau dibawa kemana Louis sekarang, karena
mungkin Akan mengirimnya
ke badan sosial sekarang. Louis berdiri melambaikan
tangan pada Bok Sil. Bok Sil memanggil detektif, bertanya Apa orang
yang seperti Louis bisa
disembuhkan. Detektif mengatakan tak tahu
karena bukan
dokter.
“Bok Sil... Akudengar kau masih tinggal di
sauna. Tidak
mudah menolong orang macam dia.. dengan
keadaanmu yang seperti ini.” saran Detektif
“Tapi, Bagaimana kalau hanya dia
satu-satunya cara untuk bisa menemukan Bok Nam?”
kata Bok Sil, Detektif merasa Louis bisa saja jadi beban nanti
“Kalau dia dirawat dan mentalnya
kembali stabil, Pasti Ingatannya
akan kembali.” Ucap Bok Sil yakin
Keduanya berjalan bersama dari kantor polisi, Bok Sil
memberitahu Louis kalau Sejujurnya
tidak punya cukup uang untuk mengurusnya
tapi akan
merawat sampai
ingatannya kembali dan bisa menemukan Bok
Nam. Louis mendengar logat yang berbeda berpikir Bok Sil
itu orang
Korea Utara.
“Kau kedengeran punya logat Korea
Utara” ucap Louis yang mendengar logat daerah Busan
“Lalu Kau
sendiri? Dari tadi terus mengoceh dengan bahasa asing.” Balas Bok Sil kesal, Louis membenarkan dengan
mengunakan bahasa inggrisnya.
“Come to think of it, I'm used to
speaking English.” Ucap Louis dengan fasih
berbahasa inggris (Dipikir-pikir aku sepertinya sudah terbiasa
berbahasa Inggris, ya)
Bok Sil bertanya apakah sekarang Louis bisa mengingat
sesuatu, dan memperlihatkan kalau Wajah
Bok Nam yang ada diselemberan itu. Louis malah bertanya-tanya
sendiri apakah ia pernah
tinggal di luar negeri dan bertanya apakah Polisi tidak
bilang mereka sedang mencari orang seperti dirinya. Bok Sil mengatakan tidak ada.
Keduanya tiba-tiba berhenti melihat sebuah mobil sedan
seperti hangus terbakar diangkat dari TKP dan terlihat beberapa petugas
berkumpul. Bok Sil melihat itu bekas kecelakaan. Louis menarik nafas panjang,
menurutnya Mobilnya sampai terbakar begitu pasti ada yang mati. Bok Sil mengajak segera pergi karena melihatya saja
sudah Mengerikan sekali
Polisi memberikan sebuah jam tangan yang ditemukan di
lokasi kejaidian pada Nenek Choi. Pelayan Kim yang melihatnya menangis karena
jam tangan itu hadiah yang Nenek
Kim berikan pada Louis
di ulang tahunnya yang ke-20 yaitu merek Patek
Pharaoh limited edition. Nenek Choi langsung menangis
mengetahui nasik cucu kesayangan yang malang dan merasa kalau semua ini salah
dirinya lalu jatuh pingsan, Tuan Baek yang ada disampingnya menahan nenek Choi
agar tak terjatuh.
Keduanya berjalan bersama, Louis bertanya mau kemana Bok
Sil sekarang. Bok Sil kesal karena gara-gara Louis jadi terlambat
kerja. Louis dengan santainya bertanya apakah Bok Sil tidak
mau memberinya makan karena sebelumnya merasakan kelaparan.
“Kau tunggu saja, Nanti
akan kubelikan kau makan malam yang enak.” Kata Bok
Sil
“Apa kau bilang? Ini kan
masih sore, bagaimana bisa kau menyuruhku menunggu sampai malam? Aku bahkan tidak sarapan. Kalau
begini aku bisa mati.” Kata Louis merengek
“Dengarkan, aku saja tidak makan sehari
tiga kali.” Tegas Bok Sil lalu berjalan pergi.
Louis mengumpat Bok Sil itu jahat dan Benar-benar keterlaluan.
Bibi pedagang roti sandwich mengoreng telur dan membakar
roti diatas panggangnya. Louis menelan air liurnya melihat roti yang sangat
nikmat, Si bibi bertanya apakah Louis ingin memakanya. Louis mengangguk dan
langsung makan dengan lahap. Bok Sil yang jalan lebih dulu melotot kaget
melihat Louis sudah makan sandwich.
“Hei... Kau punya uang memangnya?” teriak Bok Sil, Louis mengelengkan kepalanya.
“Jadi kenapa kau makan itu?” ucap Bok Sil kesal dan melihat harganya 2 dolar akhirnya dengan terpaksa membayar roti yang sudah
dimakan Louis.
Louis mengatakan kalau rotinya ini sangat enak dan sangat
suka lalu menawarkan sisa rotinya
pada Bok Sil. Bok Sil melirik sinis dan berjalan pergi. Louis seperti tak peka
akhirnya menghabiskan sendiri rotinya.
Bok Sil datang ke tempat kerjanya sebagai OB langsung
kena omel si Bibi Hwang, seniornya karena terlambat datang berkerja. Menurut Bibi Hwang Bok Sil tidak
kelihatan seperti orang yang ceroboh, tapi ternyata memang begitu. Bok Sil meminta maaf. Bibi Hwang bertanya siapa pria
yang dibawa Bok Sil dan menunggu diluar.
“Apa dia Pacarmu?” kata Bibi Hwang makin marah, Bok Sil menyangkal
menurutnya mana mungkin pria itu menjadi pacarnya.
“Dia memang sedikit kurang waras, Tapi aku punya alasan kenapa
harus merawatnya.”ucap Bok Sil
“Bagaimana bisa kau merawat orang
macam dia? Apapun
masalahmu, bersikaplah profesional.” Tegas Bibi
Hwang, Bok Sil mengerti dan kembali meminta maaf.
“Sekarang Karena ada masalah di perusahaan, mereka jadi tidak begitu peduli
tentang kebersihan, jadi Kali
ini kau akan aku maafkan.” Kata Bibi Hwang, Bok Sil bertanya memangnya ada apa.
“Cucunya Ibu Presdir... meninggal. “ bisik Bibi Hwang, Bok Sil terkejut mendengarnya.
Louis mengikuti Bok Sil masuk ke dalam gedung berkomentar
kalau tadinya berpiki pekerjaan Bok Sil itu bagus tapi ternyata hanya sebagai tukang
bersih-bersih. Bok Sil mengatakan kalau ini perkerjan
yang bagus daripada menjadi pengemis.
“Kau kan... mengemis di jalan.” kata Bok Sil, Louis mengatakan kalau itu tak bisa
dipercaya dan merasa dirinya bukan pengemis.
“Aku mau kerja. Jadi sebaiknya kau duduk saja dan menunggu disini” kata Bok Sil, Louis menolak ingin
ikut karena pasti Bok Sil mau
meninggalkan sendirian.
Bok Sil mengatakan tak mungkin menurutnya Mungkin
Louis merasa bersalah. Tapi seperti yang dibilang sebelumnya yaitu akan
merawat sampai
ingatan Louis kembali dan bisa menemukan Bok
Nam. Louis masih tak percaya, Bok Sil menyuruh Louis
minggir karena harus
kerja lalu memberikan tissue karena mulutnya yang belepotan
dengan saus.
Louis menunggu di lobby, Mi Young dan pegawai lainya
datang membicarakan tentang cucu Nyonya Choi kecelakaan setibanya
di Korea. Mi Young mengingat temanya pernah bilang soal takdir Presdir Choi yang terlalu kuat jadi menurutnya bukan hal
serius. Louis dengan bau kopi yang mengugah hidungnya mendekat
keduanya.
Mi Young merasa merinding karena mungkin memang kutukan
itu ada. Louis benar-benar ingin minum kopi dengan aroma yang nikmat, Mi Young merasa sedih sekali melihat nasih
Nenek Choi yang punya perusahaan besar, uang, kekuasaan dan segalanya tapi tidak punya keluarga.
Lalu tiba-tiba merasakan sesuatu yan menusuk. Si pegawai
kaget melihat Louis sudah ada didekatnya sambil mengendus-endus. Mi Young
berpikir kalau Louis itu gelandangan dan memanggil penjaga gedung untuk
menangkapnya sambil memarahi kalau mana boleh membiarkan
siapa saja masuk ke dalam gedung.
Si pegawai
mengumpat Louis itu pengemis cabul.
Louis menyangkalnya kalau itu salah paham dan dirinya tak akan mungkin jadi
pengemis dan mengataka cuma mau menciumnya saja. Petugas keamanan tak mau tahu langsung menarik Louis
keluar dari gedung.
“Aku bukan pengemis apalagi si
cabul dan sedang menunggu seorang karyawan.” Ucap Louis menyakinkan.
“Siapa? Siapa namanya? Siapa yang sedang kau tunggu?” tanya petugas
Louis binggung seperti tak bisa langsung
mengingatnya,lalu menyebut namanya itu Bok Nam
Noona. Petugas tak pecaya dan langsung masuk gedung tak
memperbolehkan Louis masuk. Akhirnya Louis mengingat-ingat namanya wanita yang
menolongnya Bok.. Ja...
Bok Hee... Bok Soon.
Bok Sil menyebut namanya saat di telp, Joong Won sudah tahu karena bisa kenal
suaranya, lalu bertanya apakah
belum punya ponsel juga, Bok Nam mengatakan belum memilikinya karena harga Ponsel
terlalu mahal. Joong Won bertanya kapan akan membeli
ponsel. Bok Nam mengatakan nanti kalau Joong Won sudah
bayar sisa utangnya.
“Ginsengnya masih ada padamu, kan?” ucap Bok Nam memastikanya.
“Di dalam kulkasku. Kenapa
memangnya?” balas Joong Won
“Bawa saja ke pasar herbal dan
tanyakan pada orang di sana. Mereka
pasti tahu itu asli atau tidak.” Kata Bok Nam
“Aku sibuk jadi Telepon saja aku setiap hari.” Ucap Joong Won.
Bok Sil memohon dan ingin berbicara tapi ponselnya sudah
diambil oleh bibi Hwang. Joong Won kesal karena Bok Sil tidak
bilang salam sebelum menutup telponnya. Bok Sil pun
memberikan uang pada Bibi Hwang dan mengucapkan terimakasih. Bibi Hwang mengatakan
terlalu malu untuk mengatakan sesuatu tapi Bok Sil harus tahu biaya menelpon itu
mahal dan Mana ada orang yang akan
meminjamkan ponsel mereka begitu saja. Bok Sil
mengerti jadi mengucapkan banyak terimakasih pada Bibi Hwang.
Louis duduk depan gedung melihat Tuan Baek dan Joong Won
keluar dan menaiki mobil mewah, mulutnya melongo karena merasa itu sangat
keren. Tuan Baek seperti melihat sosok Louis dari dalam mobil, tapi tak jelas
karena dari belakang. Joong Won yang duduk disampinganya bertanya ada apa
dengan Tuan Baek. Tuan Baek mengatakan kalau tak ada apa-apa.
Sementara Louis melihat Bok Sil datang mengeluh karena sudah
menunggu lama. Bok Sil padahal Sudah bilang
tunggu di dalam tapi tidak mau dengar. Louis
menceritakan kalau orang-orang didalam berpikir dirinya pengemis jadi diusir
untuk duduk diluar. Bok Sil membenarkan melihat penampilan Louis yang kotor tak
mungkin ada orang yang mau membawanya masuk.
Louis lalu bertanya siapa nama Bok Sil. Bok Sil
menyebutkan nama panjangnya Ko Bok Sil. Louis langsung tertawa mendengarnya. Bok Sil kesal
kenapa Louis malah tertawa menurutna tak ada yang lucu dengan namanya. Louis
mengejek nama Bok Sil yang aneh. Bok Sil menyindir Louis yang tak tahu namanya
jadi lebih baik berhenti tertawa.
“Bok Sil… Kopi....” kata Louis, Bok Sil bertanya ada apa dengan kopi.
“Belikan aku satu cangkir kopi.” Ucap Louis memohon dengan mengangkat satu jarinya. Bok
Sil cemberut mendengar permintaan Louis.
Nisan nama Kang Ji Sung sudah ada dipemakaman, Pelayan
Kim memberikan segelas kopi Panama Geisha kesukaan tuannya, sambil menangis meminta agar bisa
meminumnya dan beristirahatlah dalam damai. Nenek Choi duduk di kursi roda yang di dorong oleh
Pelayan Heo, Semua keluar terlihat sedih.
Ma Ri membawa bunga langsung menangis mengetahui Ji Sung
yang sudah meninggal, diatas pusaran. Joong Won melihat dari jauh merasa Anaknya
Tuan Baek dan cucunya Nyonya Choi pasti dekat.
Petinggi lain komentar kalau keduanya sudah lama berteman dan Sejak kecil sudah dekat. Joong Won yakin, Ma Ri pasti sangat shock sekarang.
Louis masuk ke dalam sauna, seperti orang norak karena Semua
orang pakai baju
yang sama. Bok Sil bertanya apakah Louis tak pernah
ke sauna. Louis mengelengkan kepalanya. Bok Sil menyuruh Louis segera mandi
lebih dulu,Bok Sil menunggu didepan kamar mandi. Louis keluar kamar mandi
memanggilnya.
Bok Sil langsung terpana melihat Louis yang memang tampan
setelah mandi. Akhirnya mereka
berkeliling sauna yang cukup luas dan tertatap dengan baik. Louis tak berhenti
berkata “wow” melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya selama ini.
Mereka bersama-sama mencoba masuk ke dalam tempat sauna,
lalu pindah ke ruangan pendingin. Berjalan di batu-batu panas dan Louise
melonggo melihat kolam renang yang sangat luas, lalu bermainkan air pancuran.
Ia pun mencoba masuk ke dalam kolam yang
penuh dengan bunga. Keduanya kembali bertemu dan akan masuk ruangan, lalu
terdiam karena menganggu orang yang ingin berciuman dan buru-buru keluar dari
ruangan.
Keduanya akhirnya berbaring dilantai bersama-sama, Bok
Sil melihat Louis yang tidur dengan jarak yang sangat dekat, karena Louis
seorang kan pria Jadi mana
boleh dekat-dekat begitu dan menyuruhnya untuk
menjauh. Louis semakin mendekat karena takut Bok Sil akan melarikan diri.
“Kenapa kau penakut sekali?” ejek Bok Sil, Louis mengaku takut
sendirian.
“Kau sepertinya sudah dewasa Tapi sikapmu seperti anak-anak.” Komentar Bok Sil
“Aku takut dipukuli, dianggap remeh dan diusir. Perasaan itu tidak pernah kualami
sebelumnya” kata Louis
“Tapi Kau tidak takut makan toast saat
kau tidak punya uang. Aku
sudah menghabiskan terlalu banyak uang hari ini. Padahal aku sedang berhemat. Ini semua Gara gara kau.” Ucap Bok Sil mengomel
“Terima kasih... Kau harus ada bersamaku terus
sampai ingatanku kembali. Oke? Kau mau berjanji” ucap Louis memberikan jari
kelingkingnya.
“Ingatanmu harus kembali.. jadi aku bisa menemukan Bok Nam.” Kata Bok Sil melingkarkan jarinya, ketika ingin
melepaskanya Louis menahanya seperti tak ingin jauh dari Bok Sil. keduanya pun
tertidur dengan jari kelingking yang saling melingkar
Ma Ri menangis diruang makan mengetahui Louis yang sudah
meninggal, Ibunya ikut sedih meminta agar Mi Ra jangan menangis terus. Mi Ra merasa
kasihan pada dirinya sendiri, Padahal ia akan
menikah dengan Louis tapi sekarang
habislah semuanya.
“Kau tahu kan aku juga menyayangi
Louis? Kau akan
bertemu pria sehebat dia nanti” ucap Ibunya
menenangkanya.
“Tidak! Dia adalah pewaris satu-satunya
Gold Group. Aku harus
menikah dengan calon pewaris Gold Group.” Kata Ma
Ri, Ibunya kaget ternyata anaknya ingin menikah dengan Louis sebagai pewari
Gold
“Tunggu... Ibu.. Apa perusahaan... akan diberikan pada ayah karena
Louis sekarang sudah tidak ada?” tanya Ma Ri berhenti
menangis, Ibunya pikir itu mungkin saja.
“Itu artinya.... Aku nanti yang akan mewarisi
perusahaan, kan?” kata Ma Ri penuh semangat.
Ibunya makin binggung melihat tingkah anaknya langsung berubah.
Bok Sil ingin pergi kerja, Louise merengek ingin ikut.
Bok Sil menyuruh Louise tetap tinggal disauna karena nanti harus bayar lagi
kalau akan masuk dan harga untuk masuknya mahal jadi menyuruh agar main-main saja disauna. Louis
menanyakan makan siangnya nanti. Bok sil
memberika 500 Won agar memelilah telur rebus dan shikhye.
Louis merengek kalau itu tak cukup dan meminta tambahan
uang lagi. Bok Sil mengatakan jangan harap minta tambaha dan harus
cukup. Louis jatuh lemas sambil mengeluh 500 won yang ada
ditanganya. Bok Sil seperti tak tega
akhirnya kembali dan memberikan 2000 Won berpesan agar Jangan
dihabiskan. Louis seperti berubah jadi Gumiho dengan
ekornya terlihat bahagia lalu kembali masuk ke dalam sauna.
Joong Won masuk ke dalam
lift, Ma Ri menahanya dan buru-buru masuk. Joong Won melihat Ma Ri yang
terlihat tersenyum bahagia dan penuh semangat tak seperti kemarin yang menangis
seperti anak kecil, lalu menanyakan keadaanya. Ma Ri sempat binggung.
“Kau menangis terus dan yang akud engar kau sangat dekat dengan
cucu Presdir.” Ucap Joong Won
“Kami berteman sejak kecil. Aku sampai tidak bisa tidur
semalaman.” Ungkap Ma Ri berbohong dengan wajah
tertunduk.
“Ngomong-ngomong, kau tahu kan, karena ayahku seorang Direktur makanya
aku bisa dekat dengan cucunya Nyonya Choi, Tapi bisakah kau rahasiakan itu?” kata Ma Ri, Joong Won berjanji akan merahasiakanya.
“Aku tidak mau orang tahu. Aku mau bekerja dengan normal, dan aku ingin pekerjaanku dinilai
dengan sejujurnya” ucap Ma Ri, Joong Won pikir tak perlu
memberitahunya lalu keluar dari lift, Ma Ri mengeluh bosnya itu Benar-benar tidak bisa ditebak.
Louis pergi ke kedai makanan di sauna ingin membeli kopi,
Si bibi bertanya mau kopi jenis apa. Louis melihat di papan
pilihanya Cold Coffee, Brewed Coffee, Hot Coffee,
akhirnya meminta kopi yang paling murah. Si Bibi membuatkan kopi instant dengan
segelas air dengan 100 Won,
Louis melihat bentuk kopi yang aneh, Si bibi memberitahu kalau itu jenis Maxim
Gold.
Akhirnya Louis pergi ke bagian meja untuk makan lalu
mulai meminumnya, wajahnya terlihat bahagia saat meminumnya ternyata rasanya
sangat enak dan menyukainya. Ia kembali membeli bergelas-gelas kopi karena
sangat menyukainya.
Setelah selesai minum kopi, Louis mencari kesibukan lain
dengan berjalan tanpa melihat ke depanya. Seorang wanita tambun baru keluar
sauna, langsung menabrkany. Tapi Louis kena omelan karena tak berjalan dengan
baik. Akhirnya Louis masuk ke dalam
sauna dengan berbaring berbantalkan bambu.
“Dunia ini sudah penuh dengan
orang-orang yang menakutkan. Hanya
Bok Sil yang baik.” Ucap Louis lalu matanya
melihat selembar uang 50ribu Won yang terjatuh di lantai, wajahnya bahagia bisa
menemukan uang.
Nenek Choi masih lemah berbaring ditempat tidur, bersama
pelayan Heo dan Kim. Tuan Baek datang untuk melihatnya. Nenek Choi langsung
meminta agar Tuan Baek harus
mengurus perusahaan. Tuan Baek sedih
mendengarnya meminta agar Nenek Choi harus tetap kuat, harus sembuh dan kembali bekerja secepatnya.
“Aku... akan ke Busan. Aku akan ke pergi kesana, Ke tempat di mana aku dan
Louis pernah tinggal, dan
menghabiskan hidupku di saana.” Kata Nenek Choi, Tuan
Baek hanya diam saja seperti sengaja membiarknya. Pelayan Kim menatap Tuan Baek
seperti bisa mengetahui ada sesuatu yang buruk dari Tuan Baek.
Di mobil
Salah satu petinggi mengaku merasa sedih
kehilangan Tuan Louis tapi
menurutnya Tuan Baek yang
sudah membuat Gold Group menjadi besar
seperti sekarang dan berhak
atas posisi itu, menurutnya jangan
merasa tidak enak.
“Aku akan menyiapkan acara
pengangkatanmu.” Kata si Petingi, Tuan Baek
tak membalasnya hanya tersenyum dengan memandang keluar jendela.
Joong Won memberitahu semua pegawainya kalau Penjualan
saingann mereka menyamainya dengan bulan ini jadi nanti hasilnya pasti mereka akan bisa kalah. Ma Ri tahu saingan mereka
mulai menggunakan cara penjualan yang agresif bulan lalu dengan Menawarkan produk pilihan untuk
social commerce dan itu
memberi keuntungan lebih.
“Itu benar. Bagi pelanggan, memilih
produk-produk koleksi pilihan terasa
lebih mudah.” Kata Mi Young
“Mereka juga menyediakan jasa
pengiriman yang cepat.” Kata Pegawai pria
“Kita juga cepat. Kau tahu pesaing kita
mengembangkan teknologi mobile UI ‘kan? Mulai bulan ini, kita juga akan fokus pada social
commerce.” Ucap Joong Won
“Kita harus mencari lebih banyak
tenaga Untuk
memilih produk dan mengatur kerjasama, mendesain, dan mempublikasikan satu iklan
saja sudah memakan banyak tenaga.” Kata Kyung
Kook, Semua pegawai tersenyum bahagia mendengarnya.
“Tuan Lee Kyung Kook ... Kau
adalah orang pertama yang tahu saat beban
kerja kita bertambah. Jadi Itu
adalah bakatmu.” Ucap Joong Won, Kyung Kook
pun hanya bisa diam saja.
Kyung Kook membawakan segelas kopi pada Joong Won karena
merasa tenggorokannya pasti
sakit gara-gara dirinya jadi harus
minum-minuman yang hangat. Joong Won menolaknya dan melihat ada nomor yang tak
disimpanya, ketika ingin mengangkat Kyung Kook tetap maksa agar Joong Won
mencobanya. Akhirnya ponselnya terkena tumpahan kopi dan tak menyala. Joong Won
kesal dengan tingkah anak buahnya.
Bok Sil mencoba berkali-kali menelp Joong Won tapi tak
aktif padahal selama ini tidak pernah terjadi. Bibi Hwang langsung mengambil ponselnya dan melihat Hanya
tinggal sebaris lagi yang tersisa, kembali
mengomel kalau Bok Sil itu menghabiskan baterainya.
“Kau memang sudah menelponnya berapa kali ?!! Sudah
jelas dia tidak mau menerima panggilan.” Kata Bibi
Kwang kesal, Bok Sil meminta agar bisa meminjamnya sekali lagi saja.
“Kau ini bodoh sekali.... Kau itu sudah ditupu! Kalau dia berutang padamu, kenapa
harus menghindari telponmu? Sudah jelas dia tidak mau bayar.” Kata Bibi Hwang Seperti sudah mengetahui orang semacam
itu.
“Ya ampun... Kenapa juga kau... menjual ginseng seharga 5.000.000 won dengan menerima uang 100.000 won
saja? Astaga... Butuh berapa bulan kau baru bisa
menghasilkan uang sebanyak itu? Seperti kau
punya mesin uang saja.” Ucap Bibi Hwang Geram
“Tidak.... Dia tidak mungkin menipuku.” Kata Bok Sil yakin.
Di tempat sauna
Si wanita tampun berteriak menuduh Louis itu pencuri, di
meja terlihat ada satu papan telur dan banyak minuman. Louis mengataka kalau salah
paham. Si wanita yakin kalau sebelumnya itu aneh, dengan cara
Louis yang menabraknya tadi.
“Aku tahu kau mencuri uangku.
Kembalikan uangku” ucap Si ibu langsung mencengkram
Louis ingin memukulnya. Bok Sil datang merelai keduanya.
“Siapa kau?” tanya si wanita tambun, Bok Sil mengatakan kalau ia
wali dari Louis.
“Baiklah. Kalau begitu kau saja
yang mengembalikan uangku.” Kata Si Wanita, Bok
Sil mengeluarkan dompetnya bertanya berapa yang harus dibayar.
Si wanita mencari kesempatan dengan mengatakan 100ribu
won, Louis memberitahu kalau hanya menemukan
uang 50ribu won di lantai. Si wanita mengumpat Louis itu Cerewet
sekali dan menyuruhnya diam. Bok Sil akhirnya memberikan uang
100ribu won dan juga uang sisa dari yang dipegang Louis.
“Aku dengar banyak orang sengaja datang ke sauna untuk mencopet. Apa kau salah satunya? Mereka pasti komplotam.” Ucap si wanita menuduh, Bok Sil meyangkalnya dengan
menyakinkan mereka itu bukan pencopet lalu mengajak Louis untuk segera pergi.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar