PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 September 2016

Sinopsis Love In The Moonlight Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Ratu Kim terlihat marah kaena tak mungkin bisa berbaring dengan damai setelah mendengar sesuatu yang begitu keterlaluan. PM Kim heran dengan anaknya  yang mempermasalahkan pernikahan putra mahkota menjadi masalah besar. Ratu Kim tak percaya ayahnya bisa bersikap seperti itu.
Apa kau tidak mempertimbangkan pangeran di dalam rahimku?” kata Ratu Kim kesal
Itulah sebabnya Putra Mahkota harus bergegas. Mereka tahu waktu juga hal yang penting.” Komentar PM Kim santai
Bagaimana kalau seseorang dari Keluarga Jo menjadi ratu?” ucap Ratu Kim murka
Kau adalah seorang gisaeng, tapi aku menjadikanmu Ratu. Aku mengatakan ini agar kau tidak perlu khawatir dan fokus untuk melahirkan dengan aman. Apa kau mengerti?” kata PM Kim, Ratu Kim pun hanya bisa diam saja. 

Pangeran Lee dan Byung Yun berlatih pedang, dalam pikirannya kembali teringat perkataan ayahnya “ Aku membahas pernikahanmu dengan Menteri Jo. Ini adalah satu-satunya keluarga yang bisa menjadi kekuatan bagiku. Kita harus mengumpulkan hati rakyat.
Ketika Pangeran Lee ingin menusukan pedangnya teringat pada ucapanya dengan Ra On agar tetap diam dan menunggunya sampai kembali. Akhirnya pangeran Lee menjatuhkan pedangnya mengajak mereka berhenti, dan menyuruh Byung Yun pergi saja. Byung Yun mengerti dan terdiam menatap Pangeran Lee yang pergi. 

Ra On berjalan kembali dengan kaki yang sedikit diseret, Pangeran Lee melihat dari kejauhan bisa tersenyum. Ra On kesal karena sebelumnya Pangeran Lee memintanya untuk tidak bergerak tapi malah datang sangat lama. Pangeran Lee tak bisa menahan tawanya.
Kenapa kau bisa tertawa sekarang?” ucap Ra On kesal, Pangeran Lee berjongkok menyuruh Ra On naik ke punggungnya.
Bagaimana bisa seorang kasim naik ke punggung Putra Mahkota? Aku tidak bisa.”kata Ra On menolaknya
Jangan bingung. Aku akan melakukan ini untuk Hoon Nam kalau kakinya terluka.” Ucap Pangeran Lee
Ra On tetap menolaknya, Pangeran Lee  menegaskan kalau Ini adalah perintah. Ra On mengeluh kalau Pangeran Lee yang berkata untuk memperlakukannya sebagai teman saat mereka sedang berdua tapi  selalu mengatakan, "Ini adalah perintah." Pangeran Lee bertanya apakah Ra On menolak untuk mematuhinya


Akhirnya Ra On naik di punggung Pangeran Lee, Pangeran Lee berkomentar kalau Ra On itu ringan seperti bulu. Ra On mengejek kalau Lengan Pangeran Lee  sepertinya sedikit gemetar lalu merasa khawatir kalau ada seseorang yang melihat mereka. Pangeran Lee pikir tak perlu khawatir karena  tahu banyak jalan di istana ini yang tidak dilewati orang lain.
“Apa Kau tahu, cerita tentang putri duyung yang kau ceritakan kepadaku sebelumnya... Jadi pada akhirnya, apa yang terjadi pada mereka berdua?” tanya Pangeran Lee
Kau tertidur dan tidak mendengar akhirnya, kan?” ejek Ra On, Pangeran Lee membenarkan.
Pangeran tidak menyadari putri duyung mencintainya... dan menikahi orang lain, jadi dia berubah menjadi busa air laut dan menghilang selamanya.” Cerita Ra On
Itu adalah kisah yang sedih.” Komentar Pangeran Lee
Putra Mahkota. Kita hampir sampai di Jahyeondang, jadi tolong turunkan aku.” Ucap  Ra  On
Pangeran Lee menolaknya,  mengajak merka  kembali ke Dongungjeon lalu berjalan kembali berbalik arah. Ra On meminta agar disana menurunkanya. Pangeran Lee tak mau karena akan pergi ke Jahyeondang. Ra On panik kalau nanti ada orang yang melihat, mereka berjalan dibawah sinar bulan purnama yang sangat terang. 
Ratu datang ke sebuah ruangan, terlihat seseorang yang sedang hamil didalamnya. Lalu seorang pelayan menyuruhnya makan sambil berkata kalau Dayng itu adalah seorang wanita yang beruntung, yang diperlakukan dengan baik setelah hamil sebagai seorang dayang. Si Dayang pun mengucapkan terimakasih.
Tapi... apa yang akan terjadi kepadaku dan bayiku?” tanya si pelaya ketakutan
Tidak ada hal buruk yang akan terjadi kalau kau tutup mulut, jadi jangan khawatir.” Kata si pelayan

Flash Back
Seorang bidan istana memberitahu PM Kim kalau  sudah jelas seorang pangeran. PM Kim mengatakan kalau tidak maka akan ada kemarahan yang harus ditangani dan ingin menyakinkan kembali. Bidan itu memberitah kalau  merasakan energy yang kuat dan cerdas. PM Kim keluar dari ruangan.
Bahkan setelah memeriksanya lagi, apa kau yakin itu bukan anak laki-laki?” kata Ratu Kim
Tidak, Yang Mulia.. Sudah jelas itu adalah seorang putri.” Kata Bidan
Aku sudah menunggu selama enam tahun untuk bisa hamil. Apa kau pikir aku akan menyerah.. dari kesempatan yang sudah diberikan kepadaku? Aku akan membuat pangeran baru untuk mewarisi kerajaan Joseon tidak peduli bagaimana caranya.” Kata Ratu Yoo penuh dendam dan sengaja memberikan makanan pada wanita hamil agar nanti bisa bertukar anak denganya. 

Kasim Sung datang memanggil semua kasim baru memberitahu kalau mereka punya waktu luang, mengingikan agar menjadi sukarelawan. Ia melihat Do Gi  tidak lelah atau sudah beristirahat bahkan diberi makan dengan baik. Do Gi memegang pipinya bertanya harus pergi kemana.
Kau ditugaskan ke tempat dimana... kita mempersiapkan pernikahan keluarga kerajaan.” Kata Kasim Sung
Apa ada seseorang yang akan menikah?” ucap Ra On kaget
“Yah...Siapa lagi? Pangeranmu.” Kata Kasim Sung lalu menyuruh semuanya memberikan jalan padanya. Ra On melonggo tak percaya wajahnya sedih karena mengetahui Pangeran Lee akan menikah. 

Ra On duduk dengan wajah sedih bersandar di pohon mengingat kembali saat di gendong oleh Pangeran Lee kemarin malam.
“Apa Kau tahu, cerita tentang... putri duyung yang kau ceritakan kepadaku sebelumnya.. Jadi pada akhirnya, apa yang terjadi pada mereka berdua?” tanya Pangeran Lee
Pangeran tidak menyadari putri duyung mencintainya... dan menikahi orang lain, jadi dia berubah menjadi busa air laut dan menghilang selamanya.” Cerita Ra On, Pangeran Lee berkomentar kalau itu kisah yang menyedihkan.
Ra On terdiam merasa dirinya akan seperti putri duyung merelakan pangeran untuk menikah dengan yang lainya. 

Yoon Sung melihat Ra On duduk sendirian langsung manggilnya, Ra On berdiri tapi Yoon Sung menyuruhnya duduk saja karena  hanya perlu beristirahat untuk sebentar saja, sambil berkomentar kalau Ra On itu sangat menggoda. Ra On kaget mendengar komentar Yoon Sung.
Setiap kali aku melihatmu, kau membuatku ingin duduk bersandar.” Kata Yoon Sung, Ra On menganggap kalau Yoon Sung sedang sangat sibuk.
Ya, benar. Aku harus mempersiapkan pernikahan...” ucap Yoon Sung terdiam seperti tak ingin menyinggungnya.
Aku juga sudah dengar tentang hal itu. Maksudmu pernikahan Putra Mahkota, kan?” kata Ra On berusaha tegar
Itu benar. Begitu banyak peristiwa yang berlangsung di istana. Kami memiliki begitu banyak hal yang harus dilakukan. Aku ingin berpura-pura bahwa aku tidak tahu, tapi itu semua tertulis di wajahmu. Aku tidak punya pilihan.” Kata Yoon Sung lalu berdiri

Ia pikir akan berpura-pura menjadi sibuk jadi akan meninggalkan Ra On  sendirian agar bisa beristirahat. Sebelum pergi Yoon Sung menatap Ra On dari kejauhan yang tampak sangat sedih.
Jadilah sesedih yang kau mau. Menangis sebanyak yang kau butuhkan, rasakan patah hati itu... dan kemudian datang kepadaku.” Gumam Yoon Sung menatap Ra On lalu pergi meninggalkanya. 

Tuan Jung Yak Yong membahas tentang tawaran Pangeran Lee kalau berjanji akan berpihak padanya maka akan menunjukny sebagai seorang pejabat tinggi. Pangeran Lee mengatakan kalau i tidak mengatakan bahwa kau akan menjadi pendukungnya kalau Yak Yong berada disisinya.
Kalau itu yang terjadi, apa yang kau harapkan dari aku?” kata Yak Yong
Aku berharap kau akan menjadi seorang pekerja yang bersungguh-sungguh. Aku ingin kau cukup kuat untuk menjaga kebenaran dalam hidup. Aku ingin kau cukup yakin... untuk tidak dibutakan oleh apapun.” Ucap Pangeran Lee
Putra Mahkota.... Sebuah tali yang ditarik terlalu kuat pada sebuah busur... pada akhirnya akan putus.” Ucap Yak Yong
Itu benar. Seperti yang kau lakukan sekarang, tolong ajari aku mana yang benar dan salah. Itu adalah... apa yang aku minta darimu.” Jelas Pangeran Lee

Yak Yong tahu kalau Pangeran Lee memiliki dua hal yang diberitahukan padanya dan bertanya apa satu lagi, Pangeran Lee mengataka kalau yang satu ini adalah tentang seorang wanita. Yak Yong kaget Pangeran Lee membahas tentang seorang wanita. Pangeran Lee mengatakan butuh bantuan Yak Yong agar tidak kehilangan wanita itu. 

Ra On berjalan ke sebuah ruangan dan melihat sebuah sapu tangan diatas meja dan merabanya, wajahnya masih terlihat sedih mengetahui Pangeran Lee yang akan menikah. Kasim Han masuk ruangan bertanya apa yang dilakukan Ra On dalam ruanganya. Ra On memberitahu Kasim Sung menyuruhnya untuk memberikan buku ini kepada pada Kasim Han.
Lalu apa yang kau pegang tadi?” kata Kasim Han sinis
Aku melihat bunga putih ini... terbordir pada sapu tanganmu.” Kata Ra On, Kasim Han merasa Ra On itu  pasti tahu banyak tentang bunga karena Tidak banyak orang tahu bunga ini.
Ibuku dulu menyukai bunga ini, Dia mengatakan kalau bunga itu tidak hanya cantik, tapi juga memiliki arti yang baik.” Cerita Ra On
Bunga ini disulam pada saputangan... yang selalu dibawa oleh teman lamaku. Dia berkata kalau itu diberikan oleh istrinya yang sudah berpisah darinya.” Cerita Kasim Han, Ra On pamit pergi karena tugasnya sudah selesai. Kasim Han duduk sendirian dalam ruangan menatap saputangan dengan wajah sedih. 

Si anak kecil tiba-tiba sudah menangis sambil berlutut, Prajurit kerajaan bertanya apakah selembaran itu miliknya. Si anak kecil mengatakan bukan dan tak tahu apa-apa. Semua yang melihatnya ketakutan karena selembaran itu milik pemberontak.
Kami menemukannya di gerobakmu. Apa Kau akan terus berbohong padaku?” ucap penjaga istana, Si anak tetap tak tahu apa-apa sambil menangis.
Ini jelas bahwa dia adalah salah satu dari para pemberontak. Bawa dia ke Departemen Kehakiman sekarang!” perintah Penjaga istana, Si anak memohon sambil menangis tapi tetap saja dibawa oleh penjaga istana. Byung Yun yang baru datang tak bisa buat apa-apa dengan menatap sedih. 

Flash Back
Seorang pria berlutut didepan penjaga istana, mememinta bukti bahwa ia berkonspirasi untuk melakukan makar. Si Panglima mengatakan telah mengkonfirmasi bahwa pria memberikan persediaan untuk para pemberontak. Byung Yun yang masih kecil melihat dari bawah kolong rumahnya.
Apa memberikan makanan kepada orang miskin adalah pengkhianatan? Mereka bukan pemberontak atau perusuh. Tapi Mereka adalah petani miskin yang menderita kelaparan. Apa kau menganggap itu adalah tindakan patriotisme... dengan tidak melakukan apapun... dan melihat orang-orang yang tidak bersalah mati kelaparan?” teriak si pria
Saat itu juga pedang pun di arahkah pada leher si pria dan akhirnya mati seketika. Byung Yun memanggil pria itu ayah, yang dibunuh didepan matanya, buru-buru menutup mulutnya agar tak ketahuan kalau sedang menangis. 

Byung Yun duduk sendirian sambil menangis setelah melihat ayahnya yang dibunuh, tiba-tiba datang seorang pria dengan topi taninya berdiri didepan Byung Yun. Si pria mengulurkan tanganya seperti ingin memberikan bantuan pada Byung Yun yang sedang sedih.
Byung Yun menatap langit senja mengingat kejadian yang buruk terjadi pada ayahnya karena dianggap pendukung pemberontak padahal hanya ingin memberikan makan pada orang yang kelaparan. 

Kasim Han terdiam sejenak di dalam ruanganya, lalu teringat kembali dengan percakapanya dengan Ra On.
Flash Back
Kasim Han mengartika kalau Ra On kehilangan orang tuanya dalam kerusuhan 10 tahun yang lalu. Ra On membenarkan,  kalau terpisah dari ibunya saat itu. Kasim Han bertanya berapa usia Ra On sekarang, Ra O menyebut usianya 18 tahun.

Pangeran Lee membela si anak kecil yang dianggap pemberontak, kalau ia itu hanya seorang gadis berusia 10 tahun. Raja merasa karena si anak itu masih sangat muda maka para pemberontak pasti berpikir bisa menipu istana dengan mudah.
Kita tidak bisa yakin berapa banyak pemberontak yang... bersembunyi di balik gadis ini.” kata Raja geram
Dia pasti melakukannya... untuk sedikit imbalan uang. Tidak maksudku, untuk sedikit makanan. Dia bahkan tidak tahu caranya membaca. Bagaimana dia bisa tahu seberapa serius itu? Dia seharusnya tidak dihukum sebagai pengkhianat. Tolong pertimbangkan kembali keputusanmu, Yang Mulia.” Kata Pangeran Lee.
Putra Mahkota, saat kau lengah... adalah saat keamanan istana diterobos. Jangan memaafkannya dan jadikan dia sebagai contoh. Hukum dia dengan berat.” Tegas Raja tak mau kejadian terulang lagi, Pangeran Lee terdiam tak bisa melawan perintah ayahnya. 

Yoon Sung melamun teringat kembali dengan pembicaraan dengan Ra On sebelumnya yang ingin tinggal di sini sedikit lebih lama.Sementara Yoon Sung berharap apa yang sudah menangkap hati Ra On  cukup untuk membuatnya mau mengambil risiko. Lalu Pangeran Lee yang menarik Ra On saat di festival Lentera menegaskan kalau  tidak memberikan izin karena Ra On adalah miliknya.
Saat itu Pangeran Lee baru kembali ke kamarnya, Yoon Sung meminta izin agar bisa bicara sebentar. Pangeran Lee sambil berjalan menyuruh Yoon Sung untuk masuk. 

Keduanya duduk berhadapan, Yoon Sung mengatakan sudah  merenungkan apa aku harus meminta bantuan Pangeran Lee sebagai hambanya atau harus memperingatkannya sebagai temannya. Pangeran Lee bertanya jadi apa keputusan yang diambil oleh Yoon Sung.
Hal ini tergantung pada reaksimu, Putra Mahkota.” Kata Yoon Sung, Pangeran Lee pun akan mendengarkannya.
Persiapan pernikahanmu sudah dimulai.” Kata Yoon Sung, Pangeran Lee bertanya kelanjutanya.
Ada orang yang akan patah hati... dengan melihat setiap langkahnya. Tapi... orang itu pasti berpura-pura menjadi baik-baik saja dan tersenyum di depanmu.” Ucap Yoon Sung, Pangeran Lee menanyakan apa maksud perkataan Yoon Sung sebenarnya.
Orang itu... aku mencintai seseorang. Aku tidak ingin melihat dia menderita patah hati karena keserakahanmu. Tidak... maksudku... Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.” Tegas Yoon Sung, Pangeran Lee saling menatap dengan dingin, seperti bisa tahu kalau Yoon Sung juga menyukai Ra On. 

Byung Yun datang ke persembunyian kelompoknya, saat baru datang semua pedang mengarah padanya.  Si ketua menyebut nama “Hong Ra On.” Byung Yun kaget mendengarnya. Si ketua bertanya apa alasan Byung Yun tidak memberitahukan itu.
Apa kau bermaksud untuk membiarkan Putra Mahkota memiliki dia?” ucap si Ketua, Byung Yun mengatakan tidak seperti itu.
Kalau begitu... apa itu Perdana Menteri Kim?” kata Si ketua
Dia sudah melalui banyak masalah, Aku tidak ingin dia tahu...rasa sakit yang sudah aku lalui. Dia tidak tahu apapun dan tidak bisa memberikan informasi apapun tentang Hong Gyeong Nae. Jadi...bisakah kita biarkan dia... hidup tanpa mengetahui kebenarannya?” kata Byung Yun memohon
Saat aku mengutusmu kepada Putra Mahkota, Sudah kukatakan berkali-kali... untuk melakukan apa yang diperintahkan tanpa membuat keputusan. Dan Sudah kukatakan tidak ada yang lebih berbahaya... daripada mata-mata yang bekerja sesuai kehendaknya sendiri!” tegas Si ketua ingin menyayat leher Byung Yun dengan pedang.
Tiba-tiba terdengar teriakan “Hentikan.” Seseorang datang dengan topi petani masuk ke dalam ruangan. 

Kasim Jang masuk ke dalam ruangan, memberikan selembar surat yang dikirimkan dari Tuan Jung Yak Yong. Pangeran Lee membaca surat yang ditulis Yak Yong.
Putra Mahkota, aku menemukan cara untuk apa yang kau minta sebelumnya. Tolong atur pertemuan dengan dia.
Senyuman Pangeran Lee terlihat setelah membaca surat itu. 

Byung Yun melihat wajah dibalik topi yang berusaha menghentikanya, ternyata adalah Kasim Han, orang kepercayaan dari Raja.
Flash Back
Byung Yun yang menangis karena ditinggal ayahnya, didatangi seorang pria yang mengunakan topi yang sama lalu mengulurkan tangan dengan bertanya apakah ingin pergi bersamanya. Saat itu Byung Yun bisa ingat kalau orang itu adalah Kasim Han.
Apa dia... pemimpin kelompok Baekwoon? Bukankah kau orang yang membawaku ke sini 10 tahun yang lalu, Jadi kau Kasim Han?” ucap Byung Yun kaget, Kasim Han membenarkan.
Aku sudah mengawasimu. Pada hari saat ada pertemuan kelompok Baekwoon, di depan semua orang, Aku akan membawa putri Hong Gyeong Nae.” Kata Kasim Han 

Ra On duduk di depan Jahyeondong, senyuman langsung sumringah saat melihat yang datang. Pangeran Lee mengodanya kalau Ra On itu tersenyum karena senang melihatnya datang. Ra On membenarkan kalau senang setiap kali melihat wajah Pangeran Lee jadi merasatidak berdaya.
Kenapa kau berpura-pura kau tidak tahu? Maksudku... Kenapa kau berpura-pura menjadi baik-baik saja?” kata Pangeran Lee,
“Putra Mahkota... Tolong jangan berusaha terlalu keras. Tidak ada yang bisa kau lakukan tentang hal itu. Kau tidak bisa terus menangisinya.” Ucap Ra On dengan senyumanya.
Apa yang kau pikirkan? Apa kau berencana untuk menghilang... seperti buih air laut setelah berpura-pura menjadi baik-baik saja?” kata Pangeran Lee, Ra On berkaca-kaca mendengarnya. Pangeran Lee memberikan surat yang ditulis oleh Yak Yong.
Aku sudah menemukan cara... untuk membuatmu bisa bersamaku sebagai seorang wanita. Aku tidak suka kisah yang kau ceritakan kepadaku. Jadi Aku akan mengubah akhir dari ceritanya. Mereka berdua... hidup bersama... dan bahagia selamanya... Seperti kita.” Kata Pangeran Lee, Ra On tersenyum mendengarnya, Pangeran Lee gemas melihat senyuman Ra On mengelus kepala Ra On. 


Ra On sudah menunggu di bawah pohon sesuatu dengan pesan Pangeran Lee kalau harus menemui seseorang jadi bertemu pada pukul tujuh pagi di pintu gerbang. Saat itu Ra On tersenyum bahagia merasakan ada orang yang datang berpikir pasti Pangeran Lee yang datang.
Sementara Pangeran Lee baru keluar dari kamarnya dengan pakaian biasa, dengan senyuman dan penuh semangat. Ra On kaget melihat yang datang adalah Kasim Han bukan Pangeran Lee, lalu bertanya kenapa datang menemuinya.
Aku sudah menghabiskan... banyak waktu untuk menemukanmu.” Kata Kasim Han, Ra On binggung karena ternyata Kasim Han selama ini mencarinya.
Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu... Ra On...” ucap Kasim Han
Ra On kaget karena Kasim Han bisa tahu namanya, tiba-tiba dari arah belakang suara Pangeran Lee terdengar bertanya “Bagaimana kau tahu nama itu? Hong Ra On.” Kasim Han kaget melihat Pangeran Lee sudah ada dibelakanganya, Ketiganya saling bertemu dengan mengetahui nama Hong Ra On yang sebenarnya.
bersambung ke episode 11 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar