PS : All
images credit and content copyright : KBS
Ratu Kim terlihat marah kaena tak mungkin bisa
berbaring dengan damai setelah mendengar sesuatu yang begitu keterlaluan. PM Kim heran dengan anaknya yang mempermasalahkan pernikahan
putra mahkota menjadi masalah besar. Ratu Kim
tak percaya ayahnya bisa bersikap seperti itu.
“Apa kau tidak mempertimbangkan
pangeran di dalam
rahimku?” kata Ratu Kim kesal
“Itulah sebabnya Putra Mahkota
harus bergegas. Mereka
tahu waktu juga hal yang penting.” Komentar
PM Kim santai
“Bagaimana kalau seseorang dari
Keluarga Jo menjadi ratu?” ucap Ratu Kim murka
“Kau adalah seorang gisaeng, tapi aku menjadikanmu Ratu. Aku mengatakan ini agar kau tidak
perlu khawatir dan fokus
untuk melahirkan dengan aman. Apa
kau mengerti?” kata PM Kim, Ratu Kim pun hanya bisa
diam saja.
Pangeran Lee dan Byung Yun berlatih pedang, dalam
pikirannya kembali teringat perkataan ayahnya “ Aku
membahas pernikahanmu dengan Menteri Jo. Ini adalah satu-satunya keluarga
yang bisa menjadi kekuatan bagiku. Kita
harus mengumpulkan hati rakyat.”
Ketika Pangeran Lee ingin menusukan pedangnya teringat
pada ucapanya dengan Ra On agar tetap diam dan menunggunya sampai kembali.
Akhirnya pangeran Lee menjatuhkan pedangnya mengajak mereka berhenti, dan
menyuruh Byung Yun pergi saja. Byung Yun mengerti dan terdiam menatap Pangeran
Lee yang pergi.
Ra On berjalan kembali dengan kaki yang sedikit diseret,
Pangeran Lee melihat dari kejauhan bisa tersenyum. Ra On kesal karena
sebelumnya Pangeran Lee memintanya untuk tidak bergerak tapi malah datang sangat lama. Pangeran Lee tak bisa
menahan tawanya.
“Kenapa kau bisa tertawa sekarang?” ucap Ra On kesal, Pangeran Lee berjongkok menyuruh Ra
On naik ke punggungnya.
“Bagaimana bisa seorang kasim naik
ke punggung Putra Mahkota? Aku
tidak bisa.”kata Ra On menolaknya
“Jangan bingung. Aku akan melakukan ini untuk Hoon
Nam kalau kakinya terluka.” Ucap Pangeran Lee
Ra On tetap menolaknya, Pangeran Lee menegaskan kalau Ini
adalah perintah. Ra On mengeluh kalau
Pangeran Lee yang berkata untuk memperlakukannya sebagai teman saat mereka sedang berdua tapi
selalu mengatakan, "Ini adalah
perintah." Pangeran Lee bertanya apakah
Ra On menolak untuk mematuhinya.
Akhirnya Ra On naik di punggung Pangeran Lee, Pangeran
Lee berkomentar kalau Ra On itu ringan seperti bulu. Ra On mengejek kalau Lengan Pangeran Lee sepertinya sedikit gemetar lalu merasa khawatir kalau ada
seseorang yang melihat mereka. Pangeran Lee pikir
tak perlu khawatir karena tahu
banyak jalan di istana ini yang
tidak dilewati orang lain.
“Apa Kau tahu, cerita tentang putri duyung yang
kau ceritakan kepadaku sebelumnya... Jadi
pada akhirnya, apa yang
terjadi pada mereka berdua?” tanya Pangeran Lee
“Kau tertidur dan tidak mendengar
akhirnya, kan?” ejek Ra On, Pangeran Lee membenarkan.
“Pangeran tidak menyadari putri
duyung mencintainya... dan
menikahi orang lain, jadi
dia berubah menjadi busa air laut dan menghilang selamanya.” Cerita Ra On
“Itu adalah kisah yang sedih.” Komentar Pangeran Lee
“Putra Mahkota. Kita hampir sampai di
Jahyeondang, jadi tolong turunkan aku.” Ucap Ra On
Pangeran Lee menolaknya,
mengajak merka kembali ke Dongungjeon lalu berjalan kembali berbalik arah. Ra On meminta agar
disana menurunkanya. Pangeran Lee tak mau karena akan pergi ke Jahyeondang. Ra On panik kalau nanti ada orang yang melihat, mereka
berjalan dibawah sinar bulan purnama yang sangat terang.
Ratu datang ke sebuah ruangan, terlihat seseorang yang
sedang hamil didalamnya. Lalu seorang pelayan menyuruhnya makan sambil berkata
kalau Dayng itu adalah seorang wanita yang beruntung, yang
diperlakukan dengan baik setelah
hamil sebagai seorang dayang. Si Dayang pun
mengucapkan terimakasih.
“Tapi... apa yang akan terjadi kepadaku
dan bayiku?” tanya si pelaya ketakutan
“Tidak ada hal buruk yang akan
terjadi kalau kau tutup mulut, jadi
jangan khawatir.” Kata si pelayan
Flash Back
Seorang bidan istana memberitahu PM Kim kalau sudah jelas seorang
pangeran. PM Kim mengatakan kalau tidak maka akan
ada kemarahan yang harus ditangani dan ingin menyakinkan kembali. Bidan itu memberitah kalau merasakan energy yang kuat dan cerdas. PM Kim keluar dari ruangan.
“Bahkan setelah memeriksanya lagi, apa kau yakin itu bukan anak
laki-laki?” kata Ratu Kim
“Tidak, Yang Mulia.. Sudah jelas itu adalah seorang
putri.” Kata Bidan
“Aku sudah menunggu selama enam
tahun untuk bisa hamil. Apa
kau pikir aku akan menyerah.. dari
kesempatan yang sudah diberikan kepadaku? Aku akan membuat pangeran baru untuk mewarisi kerajaan Joseon tidak peduli bagaimana caranya.” Kata Ratu Yoo penuh dendam dan sengaja memberikan
makanan pada wanita hamil agar nanti bisa bertukar anak denganya.
Kasim Sung datang memanggil semua kasim baru memberitahu
kalau mereka punya waktu luang,
mengingikan agar menjadi sukarelawan. Ia melihat Do Gi tidak
lelah atau sudah beristirahat bahkan diberi
makan dengan baik. Do Gi memegang pipinya
bertanya harus pergi kemana.
“Kau ditugaskan ke tempat
dimana... kita
mempersiapkan pernikahan keluarga kerajaan.” Kata Kasim
Sung
“Apa ada seseorang yang akan
menikah?” ucap Ra On kaget
“Yah...Siapa lagi? Pangeranmu.” Kata Kasim Sung lalu menyuruh semuanya memberikan jalan
padanya. Ra On melonggo tak percaya wajahnya sedih karena mengetahui Pangeran
Lee akan menikah.
Ra On duduk dengan wajah sedih bersandar di pohon
mengingat kembali saat di gendong oleh Pangeran Lee kemarin malam.
“Apa Kau tahu, cerita tentang... putri duyung yang kau ceritakan
kepadaku sebelumnya.. Jadi
pada akhirnya, apa yang
terjadi pada mereka berdua?” tanya Pangeran Lee
“Pangeran tidak menyadari putri
duyung mencintainya... dan
menikahi orang lain, jadi
dia berubah menjadi busa air laut dan menghilang selamanya.” Cerita Ra On, Pangeran Lee berkomentar kalau itu kisah
yang menyedihkan.
Ra On terdiam merasa dirinya akan seperti putri duyung
merelakan pangeran untuk menikah dengan yang lainya.
Yoon Sung melihat Ra On duduk sendirian langsung
manggilnya, Ra On berdiri tapi Yoon Sung menyuruhnya duduk saja karena hanya perlu beristirahat
untuk sebentar saja, sambil berkomentar kalau Ra
On itu sangat menggoda. Ra
On kaget mendengar komentar Yoon Sung.
“Setiap kali aku melihatmu, kau membuatku ingin duduk
bersandar.” Kata Yoon Sung, Ra On menganggap kalau
Yoon Sung sedang sangat sibuk.
“Ya, benar. Aku harus
mempersiapkan pernikahan...” ucap Yoon Sung terdiam
seperti tak ingin menyinggungnya.
“Aku juga sudah dengar tentang hal
itu. Maksudmu
pernikahan Putra Mahkota, kan?” kata Ra On berusaha
tegar
“Itu benar. Begitu banyak peristiwa yang
berlangsung di istana. Kami
memiliki begitu banyak hal yang harus dilakukan. Aku ingin berpura-pura bahwa aku
tidak tahu, tapi itu
semua tertulis di wajahmu. Aku
tidak punya pilihan.” Kata Yoon Sung lalu berdiri
Ia pikir akan berpura-pura menjadi sibuk jadi akan meninggalkan Ra On sendirian agar bisa beristirahat. Sebelum pergi Yoon Sung menatap Ra On dari kejauhan yang
tampak sangat sedih.
“Jadilah sesedih yang kau mau. Menangis sebanyak yang kau
butuhkan, rasakan
patah hati itu... dan kemudian datang kepadaku.” Gumam Yoon Sung menatap Ra On lalu pergi
meninggalkanya.
Tuan Jung Yak Yong membahas tentang tawaran Pangeran Lee
kalau berjanji akan berpihak padanya maka akan
menunjukny sebagai seorang pejabat tinggi. Pangeran Lee mengatakan kalau i tidak
mengatakan bahwa kau akan menjadi pendukungnya kalau
Yak Yong berada disisinya.
“Kalau itu yang terjadi, apa yang kau harapkan dari aku?” kata Yak Yong
“Aku berharap kau akan menjadi
seorang pekerja yang
bersungguh-sungguh. Aku
ingin kau cukup kuat untuk menjaga kebenaran dalam hidup. Aku ingin kau cukup yakin... untuk tidak dibutakan oleh
apapun.” Ucap Pangeran Lee
“Putra Mahkota.... Sebuah tali yang ditarik terlalu
kuat pada sebuah busur... pada
akhirnya akan putus.” Ucap Yak Yong
“Itu benar. Seperti yang kau lakukan
sekarang, tolong
ajari aku mana yang benar dan salah. Itu
adalah... apa yang
aku minta darimu.” Jelas Pangeran Lee
Yak Yong tahu kalau Pangeran Lee memiliki dua hal yang
diberitahukan padanya dan bertanya apa satu lagi, Pangeran Lee mengataka kalau yang
satu ini adalah tentang seorang wanita. Yak Yong kaget Pangeran Lee membahas tentang seorang
wanita. Pangeran Lee mengatakan butuh bantuan Yak Yong agar tidak
kehilangan wanita itu.
Ra On berjalan ke sebuah ruangan dan melihat sebuah sapu
tangan diatas meja dan merabanya, wajahnya masih terlihat sedih mengetahui
Pangeran Lee yang akan menikah. Kasim Han masuk ruangan bertanya apa yang
dilakukan Ra On dalam ruanganya. Ra On memberitahu Kasim Sung
menyuruhnya untuk memberikan buku ini kepada pada Kasim Han.
“Lalu apa yang kau pegang tadi?” kata Kasim Han sinis
“Aku melihat bunga putih ini... terbordir pada sapu tanganmu.” Kata Ra On, Kasim Han merasa Ra On itu pasti tahu banyak tentang
bunga karena Tidak banyak orang tahu bunga
ini.
“Ibuku dulu menyukai bunga ini,
Dia mengatakan kalau bunga itu tidak hanya cantik, tapi juga memiliki arti yang
baik.” Cerita Ra On
“Bunga ini disulam pada
saputangan... yang
selalu dibawa oleh teman lamaku. Dia
berkata kalau itu diberikan oleh istrinya yang sudah berpisah darinya.” Cerita Kasim Han, Ra On pamit pergi karena tugasnya
sudah selesai. Kasim Han duduk sendirian dalam ruangan menatap saputangan
dengan wajah sedih.
Si anak kecil tiba-tiba sudah menangis sambil berlutut,
Prajurit kerajaan bertanya apakah selembaran itu miliknya. Si anak kecil
mengatakan bukan dan tak tahu apa-apa. Semua yang melihatnya ketakutan karena
selembaran itu milik pemberontak.
“Kami menemukannya di gerobakmu. Apa Kau akan terus berbohong padaku?” ucap penjaga istana, Si anak tetap tak tahu apa-apa
sambil menangis.
“Ini jelas bahwa dia adalah salah
satu dari para pemberontak. Bawa
dia ke Departemen Kehakiman sekarang!” perintah
Penjaga istana, Si anak memohon sambil menangis tapi tetap saja dibawa oleh
penjaga istana. Byung Yun yang baru datang tak bisa buat apa-apa dengan menatap
sedih.
Flash Back
Seorang pria berlutut didepan penjaga istana, mememinta bukti
bahwa ia berkonspirasi untuk melakukan makar. Si Panglima mengatakan telah
mengkonfirmasi bahwa pria memberikan persediaan untuk para
pemberontak. Byung Yun yang masih kecil melihat dari
bawah kolong rumahnya.
“Apa memberikan makanan kepada
orang miskin adalah pengkhianatan? Mereka
bukan pemberontak atau perusuh. Tapi Mereka
adalah petani miskin yang menderita kelaparan. Apa kau menganggap itu adalah
tindakan patriotisme... dengan
tidak melakukan apapun... dan
melihat orang-orang yang tidak bersalah mati kelaparan?” teriak si pria
Saat itu juga pedang pun di arahkah pada leher si pria
dan akhirnya mati seketika. Byung Yun memanggil pria itu ayah, yang dibunuh
didepan matanya, buru-buru menutup mulutnya agar tak ketahuan kalau sedang
menangis.
Byung Yun duduk sendirian sambil menangis setelah melihat
ayahnya yang dibunuh, tiba-tiba datang seorang pria dengan topi taninya berdiri
didepan Byung Yun. Si pria mengulurkan tanganya seperti ingin memberikan
bantuan pada Byung Yun yang sedang sedih.
Byung Yun menatap langit senja mengingat kejadian yang
buruk terjadi pada ayahnya karena dianggap pendukung pemberontak padahal hanya
ingin memberikan makan pada orang yang kelaparan.
Kasim Han terdiam sejenak di dalam ruanganya, lalu
teringat kembali dengan percakapanya dengan Ra On.
Flash Back
Kasim Han mengartika kalau Ra On kehilangan
orang tuanya dalam
kerusuhan 10 tahun yang lalu. Ra On
membenarkan, kalau terpisah dari
ibunya saat itu. Kasim Han bertanya berapa usia Ra On sekarang, Ra O
menyebut usianya 18 tahun.
Pangeran Lee membela si anak kecil yang dianggap
pemberontak, kalau ia itu hanya seorang gadis berusia 10 tahun. Raja merasa karena si anak itu masih sangat muda maka para
pemberontak pasti berpikir bisa menipu istana dengan mudah.
“Kita tidak bisa yakin berapa banyak pemberontak yang... bersembunyi di balik gadis ini.” kata Raja geram
“Dia pasti melakukannya... untuk sedikit imbalan uang. Tidak maksudku, untuk sedikit makanan. Dia bahkan tidak tahu caranya
membaca. Bagaimana dia bisa tahu seberapa
serius itu? Dia
seharusnya tidak dihukum sebagai pengkhianat. Tolong pertimbangkan kembali
keputusanmu, Yang Mulia.” Kata Pangeran Lee.
“Putra Mahkota, saat kau lengah... adalah saat keamanan istana
diterobos. Jangan
memaafkannya dan jadikan dia sebagai contoh. Hukum dia dengan berat.” Tegas Raja tak mau kejadian terulang lagi, Pangeran Lee
terdiam tak bisa melawan perintah ayahnya.
Yoon Sung melamun teringat kembali dengan pembicaraan
dengan Ra On sebelumnya yang ingin tinggal di sini sedikit lebih
lama.Sementara Yoon Sung berharap apa yang
sudah menangkap hati Ra On cukup untuk membuatnya mau mengambil risiko. Lalu Pangeran Lee yang
menarik Ra On saat di festival Lentera menegaskan kalau tidak memberikan izin karena Ra On adalah miliknya.
Saat itu Pangeran Lee baru kembali ke kamarnya, Yoon Sung
meminta izin agar bisa bicara sebentar. Pangeran Lee sambil berjalan menyuruh
Yoon Sung untuk masuk.
Keduanya duduk berhadapan, Yoon Sung mengatakan sudah merenungkan apa aku harus meminta bantuan Pangeran Lee sebagai hambanya atau harus memperingatkannya sebagai temannya. Pangeran Lee bertanya jadi apa keputusan yang
diambil oleh Yoon Sung.
“Hal ini tergantung pada reaksimu,
Putra Mahkota.” Kata Yoon Sung, Pangeran Lee pun akan mendengarkannya.
“Persiapan pernikahanmu sudah
dimulai.” Kata Yoon Sung, Pangeran Lee bertanya kelanjutanya.
“Ada orang yang akan patah hati... dengan melihat setiap langkahnya. Tapi... orang itu pasti berpura-pura
menjadi baik-baik saja dan
tersenyum di
depanmu.” Ucap Yoon Sung, Pangeran Lee menanyakan apa maksud
perkataan Yoon Sung sebenarnya.
“Orang itu... aku mencintai seseorang. Aku tidak ingin melihat dia
menderita patah hati karena
keserakahanmu. Tidak... maksudku... Aku tidak akan membiarkan
hal itu terjadi.” Tegas Yoon Sung, Pangeran
Lee saling menatap dengan dingin, seperti bisa tahu kalau Yoon Sung juga
menyukai Ra On.
Byung Yun datang ke persembunyian kelompoknya, saat baru
datang semua pedang mengarah padanya. Si
ketua menyebut nama “Hong Ra On.” Byung Yun kaget mendengarnya. Si ketua bertanya apa
alasan Byung Yun tidak memberitahukan itu.
“Apa kau bermaksud untuk
membiarkan Putra Mahkota memiliki dia?” ucap si
Ketua, Byung Yun mengatakan tidak seperti itu.
“Kalau begitu... apa itu Perdana Menteri Kim?” kata Si ketua
“Dia sudah melalui banyak masalah, Aku tidak ingin dia tahu...rasa
sakit yang
sudah aku lalui. Dia tidak
tahu apapun dan tidak
bisa memberikan informasi apapun tentang
Hong Gyeong Nae. Jadi...bisakah
kita biarkan dia... hidup
tanpa mengetahui kebenarannya?” kata Byung Yun memohon
“Saat aku mengutusmu kepada Putra
Mahkota, Sudah
kukatakan berkali-kali... untuk
melakukan apa yang diperintahkan tanpa membuat keputusan. Dan Sudah kukatakan tidak ada yang
lebih berbahaya... daripada
mata-mata yang bekerja sesuai kehendaknya sendiri!” tegas Si ketua ingin menyayat leher Byung Yun dengan
pedang.
Tiba-tiba terdengar teriakan “Hentikan.” Seseorang datang dengan topi petani masuk ke dalam
ruangan.
Kasim Jang masuk ke dalam ruangan, memberikan selembar
surat yang dikirimkan dari Tuan Jung Yak Yong. Pangeran Lee membaca surat yang
ditulis Yak Yong.
“Putra Mahkota, aku
menemukan cara untuk apa yang kau minta sebelumnya. Tolong atur pertemuan dengan dia.”
Senyuman Pangeran Lee terlihat setelah membaca surat itu.
Byung Yun melihat wajah dibalik topi yang berusaha
menghentikanya, ternyata adalah Kasim Han, orang kepercayaan dari Raja.
Flash Back
Byung Yun yang menangis karena ditinggal ayahnya,
didatangi seorang pria yang mengunakan topi yang sama lalu mengulurkan tangan
dengan bertanya apakah ingin pergi bersamanya. Saat itu Byung Yun bisa ingat
kalau orang itu adalah Kasim Han.
“Apa dia... pemimpin kelompok Baekwoon? Bukankah kau orang yang membawaku
ke sini 10 tahun yang lalu, Jadi kau Kasim Han?” ucap Byung Yun kaget, Kasim Han membenarkan.
“Aku sudah mengawasimu. Pada hari saat ada pertemuan
kelompok Baekwoon, di
depan semua orang, Aku
akan membawa putri Hong Gyeong Nae.” Kata Kasim
Han
Ra On duduk di depan Jahyeondong, senyuman langsung
sumringah saat melihat yang datang. Pangeran Lee mengodanya kalau Ra On itu
tersenyum karena senang melihatnya datang. Ra On membenarkan kalau senang
setiap kali melihat wajah Pangeran Lee jadi merasatidak
berdaya.
“Kenapa kau berpura-pura kau tidak
tahu? Maksudku... Kenapa kau berpura-pura menjadi
baik-baik saja?” kata Pangeran Lee,
“Putra Mahkota... Tolong
jangan berusaha terlalu keras. Tidak
ada yang bisa kau lakukan tentang hal itu. Kau tidak bisa terus
menangisinya.” Ucap Ra On dengan senyumanya.
“Apa yang kau pikirkan? Apa kau berencana untuk
menghilang... seperti
buih air laut setelah berpura-pura
menjadi baik-baik saja?” kata Pangeran Lee, Ra On
berkaca-kaca mendengarnya. Pangeran Lee memberikan surat yang ditulis oleh Yak
Yong.
“Aku sudah menemukan cara... untuk membuatmu bisa bersamaku
sebagai seorang wanita. Aku
tidak suka kisah yang kau ceritakan kepadaku. Jadi
Aku akan mengubah akhir dari ceritanya. Mereka berdua... hidup bersama... dan bahagia selamanya... Seperti kita.” Kata Pangeran Lee, Ra On tersenyum mendengarnya, Pangeran
Lee gemas melihat senyuman Ra On mengelus kepala Ra On.
Ra On sudah menunggu di bawah pohon sesuatu dengan pesan
Pangeran Lee kalau harus menemui seseorang jadi bertemu pada pukul tujuh pagi di
pintu gerbang. Saat itu Ra On tersenyum bahagia
merasakan ada orang yang datang berpikir pasti Pangeran Lee yang datang.
Sementara Pangeran Lee baru keluar dari kamarnya dengan
pakaian biasa, dengan senyuman dan penuh semangat. Ra On kaget melihat yang
datang adalah Kasim Han bukan Pangeran Lee, lalu bertanya kenapa datang
menemuinya.
“Aku sudah menghabiskan... banyak waktu untuk menemukanmu.” Kata Kasim Han, Ra On binggung karena ternyata Kasim
Han selama ini mencarinya.
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan
kepadamu... Ra On...” ucap Kasim Han
Ra On kaget karena Kasim Han bisa tahu namanya, tiba-tiba
dari arah belakang suara Pangeran Lee terdengar bertanya “Bagaimana
kau tahu nama itu? Hong
Ra On.” Kasim Han kaget melihat Pangeran Lee sudah ada
dibelakanganya, Ketiganya saling bertemu dengan mengetahui nama Hong Ra On yang
sebenarnya.
bersambung ke episode 11
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar