PS : All
images credit and content copyright :MBC
Keduanya berjalan keluar dari sauna, Louis mengumpat
kesal karena menurutnya tak adil padahal ia belanja
dengan uang yang ditemukan
di lantai dan menyakinkan Bok Sil kalau tak
berbohong. Bok Sil sudah bisa tahu.
“Kalau lain kali kau menemukan
uang, jangan kau belanjakan tapi lebih baik Simpan
saja. Kau tidak
tahu apa yang akan terjadi.” Kata Bok Sil, Louis
mengangguk mengerti
“Ini sudah malam, lalu Kita tidur di mana sekarang?” ucap Bok Sil binggung, Louis pikir mereka bisa
pergi ke rumah Bok Sil.
“Aku mana punya rumah.” Kata Bok Sil kesal, Loius heran Mana ada orang di dunia ini yang
tidak punya rumah. Bok Sil bertanya apakah
Louis punya rumah sekarang. Louis akhirnya terdiam lalu bertanya kenapa Bok Sil
tak memiliki rumah.
“Aku baru saja pindah ke Seoul. Nanti aku akan cari tempat
tinggal kalau uangnya sudah cukup.” Cerita Bok
Sil, Louis bertanya sebelumnya tinggal dimana.
“Di Gangwon.” Kata Bok Sil, Louis seperti tak tahu tepatnya ada
dimana. Bok Sil menjelaskan yang di
Gangwon dan mengejek kalau Louis itu tak tahu tepatnya lalu
teringat kalau nama saja tak ingat.
Keduanya tiba-tiba berhenti dan langsung menelan air liur
melihat dua pelajar yang makan ramyun dengan lahap di minimarket. Akhirnya Bok
Sil dan Louis makan ramyun di minimarket seperti orang kelaparan, kali ini
gantian dua pelajar yang menatap heran melihat keduanya.
“Ada yang aneh...” kata Louis, Bok Sil bertanya apanya yang aneh.
“Ini enak, tapi sepertinya aku tidak pernah
makan ini sebelumnya. Tapi Aku pernah makan tidak ya?” ucap Louis binggung, Bok Sil menawarkan kalau memang
Louis mau tambah lagi. Louis pun dengan senang hati ingin nambah.
Tuan Cha datang kerumah anaknya membawa dua botol minuman
meenceritakan kalau Ibu Joong Won benar-benar bikin stress. Joong Won sedang asik menikmati es krim bertanya apakah
ibunya memberikan makan yang aneh-aneh lagi.
“Dia bahkan memasukkan sirup plum ini ke dalam ramyeon. Butuh waktu setahun untuk
menghindari plum sialan ini.” kata Tuan Cha
“Bilang padanya itu tidak enak dan
jangan makan lagi.” Ucap Joong Won santai
“Kau kan tahu aku mana bisa bicara
begitu.” Kata Tuan Cha, Joong Won kesal sendiri kenapa ayahnya
masih mau memakanya juga.
“Aku harus pergi kerja pagi pagi
besok jadi Aku tidak akan sempat berpamitan
besok. Selamat malam...” ucap Joong Won masuk
kamarnya
“Joong Won... Anak laki-laki memang tidak
berguna.” Keluh Tuan Cha lalu membuka kulkas dan melihat sebuah
kotak makana dan membukanya ternyata Gingseng milik Bok Sil masih disimpan.
Akhirnya Louis makan ramyun banyak sekali, Bok Sil
melihat Toko ini pasti buka 24 jam. Louis pikir mereka akan tidur di toko malam ini. Bok
Sil kesal menyuruh Louis melihat sekelilinnya mana mungkin bisa tidur disana.
Louis merasa sangat kenyang sekali dan
meminta agar dibelikan minuman.
Mana Bok Sil melihat ke arah depanya, sosok wanita yang
pernah dilihatnya. Lalu teringat saat di kereta api nenek itu yang mengambil
tasnya. Akhirnya ia berlari keluar minimarket berteriak kalau itu Pencuri dan meminta menangkapnya, si nenek tak kalah gesitnya
bisa menghindari kejaran Bok Sil bahkan berbalik arah.
Louis yang merasa kekenyangan berusaha menangkapnya tapi
yang terjadi malah kena hantam dan jatuh. Bok Sil khawatir sempat menanyakan
keadaanya lalu meminta aar menunggunya dan jangan ke
mana mana.
Louis binggung karena tak tahu
keberadanya sekarang. Bok Sil menunjuk ada pedagang dalam mobil sebagai
patokanya.
“Bok Sil... Jangan tinggalkan aku. Kau
harus kembali kan?” jerit Louis sambil meringis kesakitan. Bok Sil terus mengejarnya sampai akhirnya di sebuah halte
si nenek langsung masuk ke dalam bus yang berhenti.
Bok Sil berusaha mengejar
bus seperti tak bisa berhenti, Si nenek akhirnya bisa duduk tenang dibagian
belakang sambil mengumpat Bok Sil itu gadis keras kepala. Tapi dari bagian belakang Bok Sil bergelantungan dibus
tak ingin kehilang si nenek.
Sesampai di halte berikutnya si nenek turun, Bok Sil pun
diam-diam turun dari belakang bus dan berusaha menangkapnya seperti kelelawar.
Sang nenek kembali kabur ke taman bermain, dengan lincah masuk dan keluar
dengan cepat. Bok Sil tak mau kalah bisa menangkap si nenek dari dalam
perosotan dan sang nenek pun terjatuh.
Bok Sil meminta agar mengembalikan uangnya, Si nenek berkomentar kalau Bok Sil benar-benar
gigih sekali untuk menangkapnya. Sementara di depan minimarket,
Louis melihat si pedagang yang sudah menutup datangan dan akan pergi. Louis
memohon agar paman itu bisa menunggu sebentar lagi. Si paman mengatakan kalau
sudah waktunya untuk tutup.
“Kalau tidak ada truk ini aku
takut Bok Sil tidak bisa menemukanku. Ini Tidak
akan lama.” Ucap Louis panik, Si paman mengejak
Louis itu aneh dan naik ke truknya untuk pulang.
Bok Sil memberikan obat pada luka di lutut nenek yang
terluka, Si nenek bertanya apakah Bok Sil itu si Tupai
Terbang, lalu mengatakan kalau ia adalah si
Musang yang Berlari dan akhirnya minta
maaf soal uang itu.
“Sebenarnya aku ke Seoul untuk
mencari cucuku. Setelah
dia kabur dari rumah aku tidak bisa menemukannya. Aku naik kereta api dalam keadaan
cemas dan tidak punya uang. Sesuatu
pasti sedang merasukiku waktu itu. Kalau
kau mau membawau ke kantor polisi tidak apa apa. Aku sudah tua tapi tidak bisa
menjadi teladan, jadi Penjarakan
saja aku.” Kata Si nenek pasrah
“Ya ampun, Nenek.... Tidak apa-apa. Berikan saja baju
itu padaku...” ucap Bok Sil.
Bok Sil akhirnya kembali dengan mengunakan baju yang
diberikan oleh si nenek dan melihat ke dalam minimarket, tak melihat ada Louis
lalu mencari ke minimarket lainya juga tak melihat keberadaan Louis.
Louis berjongkok di depan minimarket, ketakutan karena
Bok Sil belum juga kembali. Tiba-tiba tiga orang pelajar wanita datang
menghampirinya , dengan sinis bertanya apakah ia seorang idol, satu lagi pikir Lois itu calon aktor karena terlihat
tampan.
“Karena kau tampan, belikan kami
makan malam.” Ucap si ketua Gank, Louis berdiri mengatakan tidak
punya uang jadi lebih baik makan saja sendiri sana.
“Ganteng tapi bodoh...” umpat Si pelajar lalu mengeluarkan stapler dan
sengaja menekanya dibagian pipi Louis.
Louis memegang pipinya karena kesakitan, lalu sala
seorang pelajar mengeluarkan palu yang sudah ditempel stiker imut, Louis tak
bisa bergerak karena dilehernya ada palu, akhirnya berteriak meminta tolong.
Salah pelajar langsung menutup mulutnya menarik Louis denga memberitahu mereka
itu berteman dan hanya berdebat sedikit.
Bok Sil terus mencari Louis masuk ke minimarket satu dan
yang lainya, sampai akhirnya merasa pusing tak menemuikan si pria hilang
ingatan. Di sebuah taman yang gelap,
Ketua Genk mengancam akan memukulnya kalau sampai mendapat
uang, dan akan memukul sesuai dengan sebanyak jumlah uang yang kami
temukan.
Akhirnya dua yang lainya mengeledah tubuh Louis, ternyata
memang tak punya uang. Si ketua Genk makin marah langsung memukul Louis. Louis
langsung terjatuh melihat tiga orang seperti ingatan sedikit kembali kalau
pernah dipukul oleh banyak orang. Ketua Genk menyuruh Louis tak perlu
berpura-pura sakit dengan mengejeknya hanya ganteng tapi seorang pengemis.
Bok Sil akhirnya datang dengan wajah marah melihat Louis
sudah kena pukul, Loius mengeluh kalau merasakan sakit. Ketua Genk mendengar
nama Bok Sil mengejeknyasempurna sekali untuk jadi
pengemis dan meminta uang. Bok Sil makin marah karena tiba-tiba meminta uang
padanya. Keempatnya akhirnya berkelahi di semak-semak saling
memukul, Louis tak bisa berbuat apa-apa karena masih merasakan sakit.
Bok Sil duduk diam dengan wajah babak belur lalu
menangis, Louis tak enak hati meminta agar Bok Sil tak menangis. Bok Sil kesal karena Louis bisa
–bisanya pingsan di saat-saat seperti ini dan akhirnya ketiganya itu mengambil
semua uang yang ada didompetnya.
Tiga pelajar itu memiliki banyak uang lembaran 50ribu
dari dompet Bok Sil, si ketua tak percaya Bok Sil kelihatan
kampungan tapi uangnya banyak juga lalu
mengajak makan daging sapi dan
cari tempat yang nyaman untuk menginap.
“Omong-omong jaket yang dipakainya
tadi mirip dengan milik
Bok Nam. Bukankah menurutmu
begitu?” ucap temanya satunya.
“Sama-sama terlihat kampungan
seperti punya Bok Nam dan desainnya sama.” Ejek teman
satunnya.
“Sudah lama aku tidak lihat Bok Nam. Apa dia sedang bersembunyi?” tanya si ketua Genk heran
Keduanya kembali berjalan, Louis mengucapkan terimakasih
pada Bok Sil karena kembali datang menjemputnya, karena ia sangat
takut. Bok Sil tahu karena Louis itu tidak
punya rumah dan uang juga
tidak punya teman dan pasti Sangat menyedihkan.
“Ditambah lagi kau tidak ingat apa-apa.
Itu jauh lebih buruk.” Ucap Bok Sil
“Kau harus membawaku ke manapun
kau pergi. Kau mau kan?” kata Louis merengek.
“Astaga... Kau memang seperti anak-anak.” Ejek Bok Sil
Louis tiba-tiba berlari ke dekat semak lalu menemukan
sesuatu dan menunjuk pada Bok Sil kalau itu uang koin.
Bok Sil mencoba menelp Joong Won tak aktif, diluar Louis
seperti berharap kalau ponselnya bisa diangkat dan mereka mendapatkan uang.
Tapi memang ponsel Joong Won mati karena ketumpahan kopi. Keduanya kembali
duduk didepan telp umum.
“Kau tunggu disini saja, Bok Sil... Aku akan menemukan Bok Nam dan
pria yang mencuri ginsengmu. Kau
bisa mengandalkanku.” Ucap Louis, Bok Sil malah
tertawa mendengarnya, Louis binggung kenapa Bok Sil malah tertawa.
“Kau terdengar sepert orang yang
bisa diandalkan.” Ucap Bok Sil, Louis
bertanya kemana mereka akan pergi sekarang. Bok Sil berdiri menyuruh Louis
untuk mengikutinya saja.
Keduanya berjalan menyusuri jalan yang mulai terlihat
terang, Louis sudah mulai kelelahan bertanya apakah mereka sudah sampai. Bok Sil
mengatakan hampir sampai. Bok Sil
ternyata sampai didepan gedung dan mengatakan harus
pergi kerja sekarang jadi meminta agar Louis
menunggu sampai ia selesai berkerja. Louis merengek ingin ikut.
Akhirnya diam-diam Bok Sil masuk dengan Louis tanpa ada
orang yang melihat karena belum ada yang datang. Louis mengeluh kalau merasa
haus. Bok Sil masuk ke bagian ruangan tim Joong Won lalu mencari dispenser.
Louis makin terkesima melihat semua
terlihat mahal. Bok Sil
melihat pantry dan ingin mengambil minum, Louis melihat kopi instant
kesukaanya, Bok Sil tak memperbolehkanya. Louis berjanji Tidak
ada orang, jadi akan minum dengan cepat.
Keduanya akhirnya minum kopi bersama sambil bersandar di
pantry, Bok Sil merasakan kopinya itu rasanya
manis seperti madu. Louis juga tak salah kalau
memang kopi itu rasanya memang enak, lalu meluruskan kakinya karena merasa
pegal terus-terusan berjalan lalu menanyakan keadaan Bok Sil sekarang.
“Aku baik-baik saja. Kau tidak
tahu ya aku ini siapa? Aku
ini Ko Bok Sil si Tupai Terbang.” Kata Bok
Sil tak masalah berjalan jauh karena selama ini rumahnya tinggal didekat hutan.
“Pemilik perusahaan ini pasti
sangat kaya. Bagaimana
kalau kita tinggal di sini diam-diam?” ucap
Louis, Bok Sil pikir Louis itu sudah gila.
“Lalu Kau dapat baju itu dari mana?” tanya louis
“Ini punya ibuku... Aku sampai menangis waktu
kehilangan baju ini.” cerita Bok Sil
Louis pun bertanya apakah Bok Sil tak memiliki seorang ibu. Bok Sil mengatakan tidak
ingat wajahnya. Louis pikir kalau Bok Sil juga
hilang ingatan seperti dirinya. Bok Sil
menceritakan kalau orang tuanya meninggal saat ia masih sangat kecil. Louis
mengerti lalu memberitahu Bok Sil kalau merasa sangat ngantuk. Bok Sil menahan
mata Louis sebelum benar-benar tertidur.
Bok Sil membawa Louis ke toilet pria, Louis tak habis
pikir Bok Sik itu menyurunya tidur di tempat itu. Bok Sil mengatakan kalau Ini
tempat teraman yang bisa ditemukan karena ia harus berkerja jadi meminta Louis untuk
menunggunya disana. Akhirnya Louis pun masuk ke dalam pintu toilet.
Joong Won baru sampai kantor merasakan perutnya yang
bergejolak, Bok Sil sudah mengunakan pakaian OB sedang bekerja membersihkan
ruangan Joong Won. Sementara Louis terlihat sudah tidur dengan lelap bahan
sambil mendengkur dilantai toilet.
Akhirnya Joong Won ke toilet dan mendengar orang yang
mendengur langsung mengedor-gedor dinding. Louis terbangun dan keluar dari toilet,
Joong Won sedang mencuci tanganya, melihat Louis tak mengenalnya langsung
bertanya dari bagian mana. Louis memilih langsung kabur dan masuk ke dalam
lift.
Joong Won masih berteriak marah melihat Louis yang
mengunakan jaket palsu. Mi Young dan pegawai lainya melihat Louis mengingat
kalau itu gelandangan cabul yang kemarin, keduanya bingung kenapa bisa masuk gedung. Min Young
langsung menyuruh Hye
Joo, panggil polisi.
Saat itu ada Ma Ri didalam lift melihat seperti sosok
Louis yang dikenalnya, Louis mengetahui akan di panggil polisi memilih segera
keluar dari lift saat terbuka. Ma Ri yang penasaran mengerjarnya. Louis
menuruni tangga dan bertemu dengan Bok Sil sedang mengelap pintu jendela.
Ia meminta agar membuka pintu, Bok Sil binggung melihat
Louis seperti dikejar-kejar orang. Ma Ri akhirnya sempat bertanya apakah
melihat seorang pria yang seperti
gelandangan. Bok Sil tak ingin memberitahu, saat itu
Ma Ri ingin lewat depan pintu tapi Bok Sil menahanya dan memberitahu kalau
Louis sudah menuruni tangga, Ma Ri pun kembali mengejarnya.
“Sudah kubilang jangan ke
mana-mana. Kenapa kau keluar? Kau
tidak pernah mendengarkan aku” ucap Bok Sil memukul
lengan Louis
“Kenapa kau memukulku? Bukan aku
yang mau keluar.” Kata Louis mengelus
lengannya yang kesakitan.
Bok Sil menemui Bibi Hwang sedang ada diloker, Bibi Hwang
sampai kaget dan mengatakan tak bisa
meminjamkan ponselnya lagi. Bok Sil mengatakan sengaja datang bukan untuk tidur.
Bibi Hwang bertanya jadi untuk apa datang menemuinya. Bok Sil bertanya apakah
Bibi Hwang tahu ada tempat murah yang bisa disewa?
Keduanya melewati jalan mendaki, Bibi Hwang mengatakan
kalau karena dirinya makan Bok Sil mendapatkannya. Bok Sil mengucapkan Terima
kasih banyak. Louis yang berjaan dibelakang terlihat
kelelahan karena terus berjalan bertanya apakah mereka sudah sampai karena
merasa sangat lelah.
“Apa kau mau tinggal dengannya?”tanya bibi Hwang, Bok Sil mengangguk. “Dia
sangat menyebalkan.” Komentar bibi Hwang, Louis
berjalan mengeluh membutuhkan oksigen sekarang karena tidak
bisa bernafas.
Ketiganya menaiki tangga tepatnya ada diatap rumah, Bibi
Hwang menyuruh Bok Sil membersihkan saja dibagian depan rumah. Bok Sil merasa
beruntung bisa mendapatkan rumah, sementara Louis tak percaya kalau mereka akan
tinggal dirumah itu.
Bibi Hwang mengajak mereka untuk masuk, Bok Sil melihat
ruanganya cukup luas dan sangat menyukainya. Louis melihat hanya ada satu
tempat saja di dalam rumah, Bok Sil
mengatakan kalau Louis bisa tidur di luar
“Hei, membayar 400.000 Won
sebulan tanpa deposit itu namanya kemurahan hati.” Ucap
Bibi Hwang, Bok Sil mengucapkan terimakasih pada bibi Hwang yang mau
membantunya
“Tapi... Bau apa ini?” ucap Bok Sil. Bibi
Hwang terlihat sedikit panik memberitahu kalau itu bau bahan pemutih.
“Kau akan menciumnya setiap hari
karena pemilik menggunakannya untuk
membersihkan ruangan.” Kata Bibi Hwang, Bok Sil
memuji pemiliknya
pasti sangat baik.
Louis merasa ada sesuatu yang aneh, Bibi Hwang langsung
segera pamit pergi lebih dulu saja. Bok
Sil bertanya memang apanya yang aneh. Louis mengatakan tak ada apapun dalam ruangan, televisi, tempat tidur dan kulkas dan kembali bertanya apakah memang akan tinggal ditempat
ini. Ia juga merasa tiba-tiba merasa
merinding, lalu membuka kamar mandi ternyata hanya ada satu saja. Bok Sil hanya
bisa diam saja melihat tingkah Louis.
Bibi Hwang bertemu dengan si pemilik dilantai bawah, meminta agar diberikan sesuatu yaitu 100ribu Won dari uang sewa mereka. Si Pemilik menjerit mendengarnya. Bibi Hwang tahu bukan
cuma satu orang tapi Ada
tiga orang yang sudah mati di rumah itu bahkan bisa
mencium bau orang mati. Si pemilik panik menutup
mulut Bibi Hwang agar tak terdengar yang lain.
Joong Won pergi ke tempat service ponsel, ternyata harus mengganti mainboardnya,
jadi teleponnya diset ulang. Joong Won bertanya
apakah semua
panggilan masuk akan terhapus. Pegawai membenarkan.
Akhirnya Joong Won ada dirumah, teringat kembali dengan Bok
Sil “Aku akan menelponmu setiap hari. Kau harus membayar sisanya begitu
kau memastikan keasliannya.”
“Kenapa Bok Sil tidak menelponku? Perasaanku tidak enak.” Kata Joong Won.
Ayah dan ibunya tiba-tiba datang ke rumahnya, kembali
membawakan makanan. Joong Won binggung Untuk apa
obat herbal yang dibawa orang tuanya. Ibu Joong Won
bertanya darimana anaknya mendapatkan ginseng langka itu. Joong Won kaget
“Ibumu dan aku menjual... ginseng liar milikmu” kata Tuan Cha dengan bangga
“Kenapa tidak bertanya dulu?” jerit Joong Won kesal melihat sudah tak ada lagi dalam
lemari esnya.
“Kami dapat bayaran 5.000.000
Won. Semua
pemilik took ingin
membelinya karena barangnya bagus. Kau
tahu ginseng itu tidak bagus untukmu dan ayah. Makanya kami menjualnya dan membelikanmu obat dengan uang
itu. Lalu sisa uangnya boleh untuku kan?” ucap Ibu Joong Won,
Joong Won hanya bisa diam saja.
Nenek Choi tak bisa tidur lalu meminta pelayan Kim agar menceritakan tentang Louis dengan bertanya apakah Louis
yang berharga punya
kebiasaan ketika tidur. Pelayan Kim menceritakan
Louis yang memiliki Kulitnya sensitif, jadi suka memakai selimut dari
kain alami dengan ringan
dan lembut seperti sutra.
Louis yang tertidur diluar hanya berselimutkan koran dan
tanda mengunakan apapun pada kakinya.
“Dia bilang
tidak bisa tidur tanpa selimut itu
dan kakinya harus
tertutup. Dia suka menyentuh selimut yang lembut itu dengan ujung
kakinya. Saat hujan dia akan... membuka jendela untuk melihat hujan. Aku
harus selalu memperhatikannya.”
Louis merasakan hujan yang mulai deras akhirnya dengan
menutup kepalanya mengunakan koran berjongkok didepan rumah. Bok Sil keluar
rumah terlihat khawatir dan sedih melihat Louis berjongkok didepan rumah.
Akhirnya keduanya tidur tanpa alas dan berselimutkan
koran, Bok Sil mengunakan tumpakan koran sebagai bantalnya dan Louis mengunakan
botol air sebagai bantalnya.
“Tapi Tuan
Louis pasti sudah tenang sekarang”
Di bawah derasnya hujan terlihat sosok pria yang
mengunakan jas hujan menatap ke arah rumah
Bok Sil yang sudah dihuni kembali.
Hujan masih turun dengan deras beberapa orang masuk
kantor dengan membawa payung. Kyung Kook masuk lobby, tak sengaja menjatuhkan
air minumnya karena payungnya tiba-tiba terbuka, Akhirnya genangan air pun
terlihat dilantai tapi Kyung Kook memilih untuk kabur.
Joong Won datang tak melihat ada genangan air langsung
terpeleset, Min Young dan Hye Joo hanya melihatnya sambil menahan tawa. Joong
Won buru-buru bangun lansgung memangil
OB agar memersihkan lantainya dengan benar. Bok Sil datang ingin mengelapnya, keduanya saling
menatap karena saling mengenal. Sementara Louis yang menunggu dirumah disapa
oleh seseorang dengan pakaian baju yang sama, dibalik sebuah payung.
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Makin seru kaya nya tambh penasarn d tunggu lanjutan nya mba
BalasHapusmbak semngat yah and thanks ... selalu menunggu sinopsisnya ...
BalasHapusgak sabaar mb ep 3
BalasHapus