PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bok Sil keluar rumah melihat hujan yang turun denga
deras, lalu masuk kembali ke dalam rumah menutupi Louis yang sedang tertidur
dengan koran lalu berangkat kerja tak lupa menaruh uang 3000 won. Bok Sil hanya
menatap keluar jendela bus yang basah karena hujan. Sementara Louis terbangun
menatap ke luar jendela yang masih turun hujan.
“Di awal baruku.. dia ada di sini.” gumam Louis
Bok Sil yang melamun tak melihat pemberhentian lalu
bertanya pada sopir bus, apakah mereka sudah mau
sampai Goldline Tower. Sopir bus mengatakan kalau
Bok Sil salah naik bus karena itu
jalan arah yang
berlawanan, jadi meminta agar Menyeberang
dan ambillah bus lain.
Akhirnya Bok Sil turun dari bus dan melihat uangnya hanya
cukup untuk pulang, akhirnya ia berlari untuk sampai ke tempat kerjanya dengan
mengunakan payung. Sesampai di tempat kerjanya langsung menerima omelan Joong
Won untuk membersihkan lantai dengan benar. Bok Sil pun datang untuk
membersihkan lantai.
“Di awal baruku, wanita itu
muncul..” gumam Joong Won akhirnya menemukan Bok Sil yang
dicarinya akhirnya memanggil nama Ko Bok Sil. Bok Sil menatapnya lalu teringat dengan Joong Won yang
membeli gingseng miliknya.
[EPISODE 3 - Dia adalah, gadis itu..]
Louis seperti bosan di kamar sendirian tanpa apapun,
sampai akhirnya ia menjerit ketakutan karena melihat serangga yang menempel
lalu berlari keluar dari rumah. Ia berteduh dibawah tangga karena takut masuk
ke dalam rumah, tiba-tiba seorang menyapanya.
“Hello, stranger.... Kau mau
ke mana? Aku akan
jadi payungmu.” Ucap Sosok pria bernama Jo In Sung.
Keduanya akhirnya pergi bersama dengan mengunakan payung.
“Namamu siapa?” tanya In Sung, Louis menjawab tak tahu, In Sung
bertanya berapa umurnya. Louis juga tak tahu. Terlihat dibelakang mereka sosok
pria dengan jas hujan menatap keduanya.
Bok Sil yang melihat Joong Won langsung mencengkram
bajunya dengan menuduhnya sebagai pencuri dan Penipu, meminta agar mengembalikan ginseng dan uangnya. Mi
Young dan Hye Joo yang melihatnya tak percaya kalau atasan mereka adalah
pencuri.
Joong Won terlihat malu mencoba melepaskan tangan Bok Sil
dari bajunya, tapi saat itu juga Bok Sil langsung jatuh pingsan. Semua orang
berisik kakau Joong Won memukulnya sampai pingsan. Joong Won akhirnya panik meminta agar Telepon
911 dan ambulance.
Hye Joo masuk ke dalam ruangan berteriak kalau ada kabar
besar, Do Jin sedang membersihkan pakaian Kyung Kook, Hye Joo memberitahu kalau Tuan Cha dapat
masalah. Keduanya bertanya apa maksud dari ucapanya. Hye Joo
memberitahu Ambulance datang, karena tukang bersih-bersih yang
bertugas di lobby pingsan
“Kenapa memang cerita yan sebenarnya?” tanya Do Jin, Hye Joo menceritakan kalau Joonb Won yang
memukulnya dan pingsan.
“Bukan dipukul, cuma didorong
kuat-kuat saja.” Ucap Mi Young membela, Hye
Joo pikir sama saja.
“Dan, awalnya Pak Cha berteriak lalu mereka
mulai bertengkar. Tiba-tiba
saja, si wanita
itu berteriak, "Kau
penipu, kembalikan uangku!" Setelah
itu, dia menyerang Pak Cha.” Cerita Hye Joo dengan
mempraketkan pada Mi Young
Do Jin tak percaya menurutnya Joong Won itu bukan
orang semacam itu. Kyung Kook pikir Do Gi itu tidak
pernah tahu karena mungkin saja di
siang hari Tuan Cha
adalah seorang
direktur yang sering histeris dan di malam hari, berubah jadi
penipu misterius Seperti
Jekyll dan Mr Hyde, lalu meminum botol yang
tumpah dan membuat Joong Won terjatuh.
Ma Ri pergi ke ruangan CCTV, ingin minta
tolong untuk melihat rekaman CCTV
mengecek elevator tiga sekitar
jam 10 kemarin. Pegawai pun memperbolehkanya dengan
memutar CCTV pada lift. Ma Ri meminta berhenti saat melihat sosok pria yang
dicarinya, lalu meminta agar mendekatanya. Wajahnya langsung kaget dan bergumam
dalam hati kalau itu memang benar-benar mirip Louis tapi yakin kalau calon
suaminya itu sudah meninggal dan
bertanya-tanya siapa sebenarnya si pengemis itu.
In Sung membawa Louis makan sup ikan karena itu makan paling enak di hari
hujan. Louis mulai memakan dengan memasukan semua ke dalam
mulut dan mengungkap sangat menyukai makanan itu. In Sung pun meminta agar Louis
menceritakan kisahnya.
“Saat kau sadar hari itu, lalu kau memakai jaket palsu milik Bok
Nam ini, dan tidur di samping seorang pria
gelandangan yang menakutkan. Kau tidak ingat kejadian sebelumnya
kan? Itu
namanya anaplastic amnesia. Apa Kepalamu terluka?” tanya In Sung
“Ya... Kupikir ada bengkak di sebelah sini.” kata Louis menunjuk bagian belakang kepalanya
“Sepertinya ada bagian otakmu yang
terluka.” Komentar In Sung layaknya orang pintar.
Louis pikir In Sung itu dokter bisa mengetahuinya, In Sung
mengatakan bukan alu bertanya apakah
Louis cuma punya 3ribu won
saja. Louis menganguk. In Sung bertanya apakah Louis yakin gadis yang tinggal
dengannya ada di Goldline. Louis mengangguk.
In Sung yakin Bok Sil
akan mendapatkan uang sebentar lagi lalu melihat wajah Louis dari dekat merasa kalau Louis kelihatan
seperti anak orang kaya karena kulitnya yang bagus,
bahkan sangat yakin 100 persen berasal dari keluarga kaya. Louis menduga In Sung itu peramal. In Sung pikir bukan
juga karena ia orang yang sedang cari kerja.
Louis seperti tak mengerti maksudnya, In Sung hera Louis
itu tidak tahu cari kerja, Louis mengelengkan kepala. In Sung menjelaskan kalau
ia sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan. Jadi harusbelajar
keras sekarang karena itu bisa tahu banyak hal. Louis
mengangguk mengerti, In Sung pun meminta agar nambah sup ikannya dan
mempersilakn Louis makan sebanyak yang diinginkanya.
Joong Won menatap Bok Sil dalam ruang IGD tak percaya
kalau pingsan itu karena Kurang gizi. Bibi Hwang datang kerumah sakit dan melihat RUANG PASIEN VIP dengan nama pasien Ko Bok Sil, menurutnya tak mungkin karena Bok Sil tidak
punya uang. Kenapa bisa di ruangan VIP. Joong Won
tiba-tiba keluar dari kamar.
Bibi Hwang kaget, Joong Won langsun bertanya siapa bibi
itu dan berpikir kalau ia adalah ibunya. Bibi Hwang mengatakan bukan ibunya, karena Hanya mau
mengantarkan barang yang tertinggal di kantor. Joong Won
pun meminta agar mereka bisa bicara sebentar.
Di cafe
Bibi Hwang mengaku tidak
punya hubungan apapun dengan
Bok Sil karena pasti Joong Won mau minta
untuk bayar biaya rumah sakitnya. Joong Wo mengatakan kalau ia yang
bayar jadi meminta bibi Hwang tak perlu khawati dan bicara
saja.
“Aku dengar Bok Sil sudah bekerja di
perusahaan selama sebulan.” Kata Joong Won
“Besok dia gajian karena sudah
genap sebulan. Bok Sil
adalah seorang pekerja keras, tapi
dia kelihatan sedikit berantakan, mungkin karena dia miskin. Aku meminjamkannya ponsel dan
mencarikannya tempat tinggal. Hari ini, dia bahkan pinjam uang
padaku.” Cerita bibi Hwang
“Dia bilang seorang penipu membawa
kabur ginseng 5 juta Won. Astaga, dia adalah gadis
pemberani tapi dia menangis karena itu. Aku merasa kasihan padanya. Orang jahat mana yang tega menipu
gadis polos sepertinya.. yang
baru saja sampai ke Seoul dengan membawa sepotong ginseng?” ucap bibi Hwang sedih, Joong Won seperti kaget
mendengarnya
“Seharusnya orang seperti itu harus
dilemparkan ke Sungai Han, atau
dibakar hidup-hidup. Dia
harus dihukum.” Kata
Bibi Hwang geram
“Hei... Tidak ada yang menipu dia” kata Joong Won membela iri, Bibi Hwang heran
melihat Joong Won malah berpihak pada si penipu.
“Aku cuma bilang semua orang punya
alasan masing-masing.” Ucap Joong Won
“Si kunyuk itu setidaknya
menelepon Bok Sil. Dia meneleponnya jutaan kali. Kalau ketemu akan habislah dia.” Kata Bibi Hwang, Joong Won pun hanya diam saja.
Joong Won menatap Bok Sil yang masih tertidur lalu melihat sepatu Bok Sil yang sudah usang, Bok Sil
membuka matanya dan melihat Joong Won langsung mencengkram bajunya kembali
berteriak si penipu, meminta agar dikembalikan ginsengnya. Joong Won menarik bajunya menegaskan kalau ia bukan
penipu dan meminta Bok Sil agar tenang lebih dulu.
“Kenapa aku di sini?” kata Bok Sil seperti baru sadar ada dirumah sakit.
Joong Won memberitahu kalau sebelumnya tiba-tiba pingsan.
“Ya. Aku ingat kau melemparkanku
ke lantai.” Ucap Bok Sil marah
“Hei... Bicara apa kau ini? Aku tidak pernah melemparkanmu ke
lantai atau
mencuri ginsengmu.” Kata Joong Won lalu
memberikan sebuah amplop.
Bok Sil binggung, Jung Won meminta agar membukanya, karena
sebelumnya ingin menjual seharga 1 juta won,
tapi membayarnya dengan harga yang wajar. Bok Sil tak percaya melihat ada lembaran dalam bentuk 1
juta won di dalam amplop
“Ini semua 4.000 dolar setelah di potong komisi. Karena Ada biaya transaksi untuk setiap
produk yang ada. Itu
peraturannya dan Jangan
merasa tersentuh.” Ucap Joong Won, Bok Sil
tersenyum mengucapkan terimakasih pada Joong Won.
“Mulai sekarang aku bukan penipu
tapi penyelamat ginsengmu. Jadi siapa aku?” ucap
Joong Won
“Si Penyelamat Ginseng-ku.” Kata Bok Sil, Joong Won pun membenarkanya.
“Bekerjalah di Departemen
Marchandise mulai besok.” Ucap Joong Won, Bok Sil
mengerti lalu tersadar dengan ucapan Joong Won yang tak dimengertinya.
Joong Won menyebut Departemen
Marchandise. Bok Sil binggung bertanya dimana itu, Joong Won meminta
agar Bok Sil tak complain dan kembali
bertanya siapa dirinya., Bok Sil menjawab si
Penyelamat Ginsengnya.
Joong Won menegaskan agar Bok Sil melakukan yang sudah di katakan oleh
penyelamatnya lalu pamit pergi.
Bok Sil masih melonggo, Joong Won berpesan agar Bok Sil Istirahatlah
di akhir pekan dan makanlah
banyak daging. Bok Sil hanya mengangguk.
Louis terlihat menunggu didepan rumah dengan gelisah,
saat melihat sosok Bok Sil dari atap rumah langsung berteriak memanggilnya. Bok
Sil menatapnya, Louis langsung melambaikan tangan dan menuruni tangga untuk
menyambutnya.
“Kenapa kau lama sekali? Aku sudah
menunggumu dari tadi.” Kata Louis
“Hei.
Aku sudah menemukan si penipu....!! Ah..bukan..
maksudku Penyelamat Ginsengku..” ucap Bok Sil lalu
memperlihatkan amplop ditanganya. Louis tak percaya isinya ada 4 juta won dan
bertanya ketemu dimana dengan orang itu.
“Di perusahaan. Ini semua Keren, kan?” kata Bok Sil senang hati.
“Aku mau mencarikannya untukmu. Tapi ternyata kau sudah
menemukannya duluan.” Ucap Louis sedih
“Cobalah untuk mengingat-ingat
masa lalumu dan temukan Bok Nam untukku.” Kata Bok
Sil,
“Okay. Bagaimanapun juga,aku akan menemukan Bok Nam. Kau
bisa percaya padaku.” Ucap Louis, Bok Sil pun
mengandalkan Louis untuk pencarian adiknya, Louis bertanya apa yang dibawa oleh
Bok Sil.
Bok Sil mengatakan isinya itu hotteok. Louis hanya mencium baunya yang terasa enak lalu
mengajak mereka untuk segera makan bersama karena sangat lapar lalu berlari
lebih dulu menaiki tangga.
Louis sudah makan di teras dengan wajah belepotan. Bok
Sil heran melihat Louis itu makan diluar karena sudah
malam. Louis mengatakan kalau
Ada serangga di dalam. Keduanya masuk bersama, Bok Sil bertanya dimana
seranganya, Louis mencari-cari di tempat sebelumnya lalu menjerit ketakutan
melihat serangga yang ada di dinding dengan Kakinya
ada banyak.
“Itu serangga rumahan. Dia tidak
jahat.” Kata Bok Sil ingin menangkapnya, Louis malah ketakutan
melihat Bok Sil yang ingin menyentuhnya.
Bok Sil akhirnya bisa mengeluarkan serangga keluar
jendela lalu tersenyum menatap Louis, saat itu Louis seperti merasakan senyuman
Bok Sil yang pernah dilihat sebelumnya, lalu bertanya Apa mereka pernah bertemu sebelumnya. Bok Sil heran dengan pertanyan Louis merasa kalau Makan
hotteok bikin jadi gila, lalu mengajak untuk cepat
tidur karena masih
punya banyak pekerjaan besok.
Pelayan Heo memberikan semangkuk bubur dan juga lauk
lainya. Nyonya Choi hanya menatap sedih dan merasa tidak
selera makan. Pelayan Heo meminta agar Nyonya Choi itu
harus makan karena kalau terus
seperti ini bisa pingsan.
“Nyonya Choi... Apa kau mau sarapan yang biasa
dimakan Tuan Louis?” ucap Pelayan Kim tiba-tiba
datang
“Apa yang biasanya dimakan Louis?” tanya Nyonya Choi, Pelayan Kim meminta agar dibawakan
ke atas meja.
“Karena nasi sangat penting bagi
orang Korea dan kau
bilang aku harus selalu menyiapkan nasi untuknya.”
Jelas Pelayan Kim
Nyonya Choi melihat menu makanan cucu kesayanganya,
seperti tak percaya. Pelayan Kim meyakinkan kalau memang itu menu yang
biasanya, dengan selalu
menyajikan yang organik dan natual tanpa pengawet. Pelayan Heo yang biasa melayani Nyonya Choi melirik pada
pelayan Kim.
Pelayan Kim tiba-tiba ditarik oleh Pelayan Heo ke sudut ruangan.
Pelayan Heo berpikir kalau Pelayan Kim itu ingin dipukul
sampai lebam? Atau dibuat mimisan serta merasakan hidungnya patah. Pelayan Kim bingung apa sebenarnya salahnya.
“Menjauhlah dari makanan Nyonya
Choi dan kalau kau
muncul lagi, maka Kau akan
merasakan bagaimana rasanya. Kehilangan
semua gigimu. Mengerti?” ancam Pelayan Heo, saat itu Nyonya Choi memanggilnya,
Pelayan Heo mulai bersikap ramah dan bergegas pergi.
Bok Sil dan Louis makan di minimarket, seperti biasa
Louis makan seperti orang kelaparan karena baru pertama kali memakanya. Bok Sil
melihat mulut Louis yang penuh dan bertanya sebegitu sukanya dengan makanan
itu. Louise mengangguk.
“Ayo kita beli beberapa perlengkapan rumah
setelah makan.” kata Bok Sil
“Maksudmu shopping?” ucap Louis dengan memuncratkan isi mulutnya ke baju Bok
Sil. Bok Sil mengernyitkan dahinya merasa jijik. Tapi Louis yang hilang ingatan
seperti tak peduli
Keduanya pergi ke pasar, Louis menunjuk barang-barang
yang ingin dibelinya. Bok Sil mengikutinya dengan membeli pengorengan. Lalu
keduanya pergi ke tempat piring dan mangkuk, keduanya memilih barang-barang
yang bagus. Joong Won melihat seperti alas tidur memanggilnya agar membelinya.
Akhirnya kedua tangan mereka penuh dengan belajaan, tawa
bahagia mereka terlihat. Tiba-tiba keduanya melonggo melihat yang ada didepan
mereka. Keduanya saling menatap dan berteriak gembira melihat sekumpulan
pedagang penjual makanan.
Keduanya makan dengan lahap jajanan pasar yang nikmat.
Bok Sil bertanya bagaimana bisa Louis itu jago
belanja dan Seleranya juga bagus. Louis berceritaa kalau Barang-barang
itu yang bicara padanya jadi Mereka meminta untuk membeli. Bok Sil merasa Louis itu memang
gila.
“Ayo belanja baju. Reputasiku
harus dijaga dan Mana
boleh aku pakai barang palsu. Darimana
sih adikmu dapat jaket ini?” kata Louis mengejek
“Aku membelikannya seharga 20ribu
won” ucap Bok Sil merasa uang itu cukup banyak untuknya.
“Ahh.. tidak benar...
Ini adalah koleksi SS Louis Ssaton. Sebagai edisi terbatas, hanya 100 jaket yang diluncurkan. Jaketnya bernomor 1 sampai 100 dan Jaket nomor 1 harganya di atas 10 juta won” kata Louis seperti mengingat semua dalam hal
belanja.
“Aku tidak mengerti apa yang kau
katakan.” Kata Bok Sil yang tahu dengan barang-barang seperti
itu.
Louis mengejek Bok Sil itu Terlalu banyak yang tidak
tahu. Bok Sil membalas siapa yang seharusnya bicara seperti
itu. Louis mengatan kalau ia harus belanja sekarang
Keduanya pergi ke toko pakaian, Louis terlihat sangat
tampan dengn pakaian yang beda dan memilih satu buah baju. Bok Sil mulai
mencoba beberapa baju, Louis melihat yang cocok sampai akhirnya menemukan baju
dengan garis merah yang cocok.
Setelah selesai keduanya kembali berjalan dengan barang
belanjan yang banyak, padahal mereka belum beli beras tapi ditangan mereka sudah banyak belanjaan. Louis teringat
dan mengajak Bok Sil untuk membeli ponsel.
“Dengan ponsel, kita bisa berbelanja sambil
tidur-tiduran di rumah. Barangnya
bahkan diantarkan ke rumahmu.”ucap Louis, Bok Sil tak
yakin ada yang seperti itu.
“Kau ini memang bodoh yah?!” kata Louis, Bok Sil marah
karena dianggap bodoh.
“Coba Lihat, semua orang punya ponsel. Kau bisa melakukan apa saja
dengan ponsel. Kau bisa
belanja, nonton TV, mengambil gambar dan
menelp.” Ucap Louis menunjuk semua orang disekitar mereka mengunakan ponsel.
Bok Sil menatap Louis teringat dengan adiknya yang
merengek memint dibelikan ponsel karena hanya ia sendiri yang
tidak punya ponsel di kelasnya, lalu memberitahu
dengan ponselnya bisa mengunakan internet, chatting
dengan teman bahkan nonton TV dan bermain games.
“Itu seperti yang dikatakan Bok
Nam.” Kata Bok Sil mengingat adiknya.
“Ahh.. Benar itu. Bok Nam... Kalau dia punya ponsel, maka kita bisa melacaknya.” Ucap Louis, Bok Sil pun terlihat bersemangat mendengarnya.
Dua buah ponsel akhirnya dibeli oleh Bok Sil, Louis bisa
langsung mengunakan dan mengambil beberapa kali foto Bok Sil dengan sengaja.
Bok Sil mengejarnya sampai keluar toko tapi setelah itu kembali masuk karena
meninggalkan barang-barangnya.
Keduanya berjalan pulang, Louis memanggil Bok
Sil dengan wajah kelelahn. Bok Sil kesal bertanya apa lagi
sekarang. Louis meminta dibantu karena
merasa sangat kelelahan. Bok Sil
mengomel kalalu Louis itu makan banyak sekali dan bertany Kemana perginya semua
energinya, lalu mengambil beberapa barang.
“Aku tidak pernah merasa seperti
ini sebelumnya.” Kata Louis, Bok Sil
bertanya merasakan apa memangya.
“Ini
semua berat, tanganku sakit, berkeringat dan aku susah
bernapas. Dan ini sangat melelahkan” rengek Louis
In Sung tiba-tiba datang menyapa, Louis kaget melihat In
Sung yang datang. Bok Sil melonggo binggung melihat pria yang ada didepanya. In
Sung bisa tahu kalau wanita didepan itu pasti Bok
Sil. Louis menceritakan kalau In Sung tetangga mereka dan
tinggal dilantai bawah. In Sung pun
memperkenalkan dirinya.
“Kau lebih cantik dari yang
kubayangkan dan kelihatan
kuat juga. Usiamu di awal 20-an, kan? Apa Kau tidak pakai make up?” ucap Louis menatap wajah Bok Sil lebih dekat, Bok Sil
mengelengkan kepalanya.
“Bukankah dia itu keren? Dia bukan cenayang, tapi tahu
banyak hal.” Ucap Louis bangga lalu mengingat-ingat
nama pekerjaan yang disebutkan In Sung.
“Aku pencari kerja.” Ucap In Sung dengan suara tak jelas, Bok Sil bertanya
apa yang dikatakanya.
“Seorang pencari kerja.” Kata In Sung, Bok Sil mengerti kalau In Sung sedang mencari pekerjaan. Louis tetap berkomentar kalau itu keren, tiba-tiba
seperti sebuah burung gagak lewat.
In Sung melihat keduanya baru
selesai belanja, Bok Sil membenarkan. Louis
mengeluh kalau tidak sanggup membawanya lagi. In Sung pun menawarkan bantuanya. Keduanya melongg
melihat semua belanjaan yang ada di meja kasir. Lalu In Sung meminta agar
diantar ke alamatnya, Keduanya tak percaya kalau semua makanan mereka bisa langsung
dikirim ke rumah tanpa harus berat-berat membawanya.
Bok Sil datang menemui Detektif dengan bangga memperlihatkan ponselnya dan akan
memberikn nomornya. Detektif terlihat senang karena akhirnya Bok Sil membeli
sebuah ponsel dan itu pasti karea sudah gajian. Bok Sil mengatakan kalau itu karena sudah mendapatkan
bayaran dari uang
ginsengnya.
“Bok Sil, akhirnya kau bisa hidup
dengan benar sekarang.” Ungkap Detektif bahagia.
“Detektif… Kudengar kalau punya ponsel, kita
bisa menemukan Bok Nam.... Tolong
temukan dia.” Kata Bok Sil sangat berharap, Detektif
hanya menghela nafas karena Bok Sil benar-benar tak tahu apapun.
“Bok Sil.... Bukan begitu caranya. Tapi Bok Nam harus punya ponsel juga,
baru kita bisa melacaknya.” Jelas Detektif, Bol
Sil sedih ternyata seperti itu seharusnya.
“Jadi bagaimana dengan pria
gelandangan itu? Apa Kau bisa
mengatasinya?” tanya detektif.
Louis hanya bisa cemberut melihat tirai yang ada
didepanya karena tak bisa lagi tidur dengan melihat wajah Bok Sil. In Sung datang
memberitahu kalau ada paket yang datang untuk mereka, lalu melihat tirainya bagus sekali karena miliknya itu terbuat dari plastik. Louis mengeluh
Bok Sil haru memasang tirai pembatas untuk mereka.
In Sung menyalakan kompor gas, Bok Sil melonggo seperti
terpana melihatnya. In Sung tak percaya kalau Bok Sil belum pernah memakainya,
Bok Sil mengelengkan kepalanya karena biasanya membakar kayu di
perapian. In Sung tak percay dizaman sekarang
masih ada yang masak engn kayu bakar.
In Sung melihat Bok Sil yang mencuci diluar lalu
berkomentar kalau Bok Sil itu melakukan
segalanya dengan baik, bahkan Tangannya
juga sangat lincah. Menurutnya sangat
dewasa untuk usianya. Louis dengan santai kalau
Bok Sil itu bisa jadi
pembantu yang baik. In Sung tak percay kalau
Louis bisa berkomentar seperti itu.
Bok Sil sedang mencuci celana dalam melihat ada nama
dibagian belakangnya, Louis mengambil celana dalamnya karena malu. Bok Sil
memberitahu Ada tulisan Bahasa Inggris di belakangnya. Louis melihatanya, In Sung yakin itu adalah label
desainer dan kaget ternyata ada berlian juga yang tertempel
disana.
“Brand ini kan tidak memproduksi
pakaian dalam!” ucap Louis yakin, In Sung binggung
karena Louis bisa mengetahuinya. Louis kembali menyembut nama yang ada dibagian
celana dalamnya.
“Mungkin itu namamu.” Kata Bok Sil, In Sung menghela nafas mengingatkan kalau
Louis itu tidak
sedang wajib militer jadi kenapa celana dalam
harus diberikan nama.
“Tapi nama Louis cocok denganmu, jadi pakai saja itu jadi namamu.” Saran In Sung, Louis pun setuju dengan nama itu
Keluarga Baek sedang makan malam bersama, Ma Ri bertanya
pada ibunya apakah Louis punya saudara kembar. Ibu Ma Ri heran kenapa anaknya bisa berpikiran seperti
itu, karena yakin benar kalau Louis itu anak
satu-satunya.
“Apa tidak ada rahasia soal
kelahirannya? Mungkin
dia punya kembaran atau adik.” Ucap Ma Ri penasaran,
Ayahnya mulai bertanya sebenarny ada
apa.
“Aku melihat pengemis di
perusahaan yang wajahnya sangat mirip dengan Louis.” Cerita Ma Ri
“Itu tidak mungkin dia, kecuali
dia bereinkarnasi jadi pengemis. Mungkin
cuma mirip saja” kata ibunya yakin. Tuan
Baek hanya diam saja seperti terlihat gugup.
Flash Back
Tuan Baek menjemput Louis lalu menyuruh untuk duluan saja
karena Masih ada urusan kantor yang harus diselesaikan dan sangat penting. Louis terlihat binggung, Tuan Baek
pikir Louis bisa menyetir dengan memberikn kunci mobilnya. Louis akhirny pergi
sendirian, Tuan Baek berbicara di telpa kalau Louis baru saja
pergi.
Setelah itu mobil Louis pun ditabrak oleh truk sampai
terjadi kebakaran dan juga jam tangan yang terlepas. Tuan Baek yakin Louis
sudah meninggal.
Bok Sil memanggang daging babi untuk makan malam, In Sung
langsung memakanya dengan cepat. Louis mengomel karena dagingnya belum matang
tapi sudah dimakan, In Sung tidak peduli. Louis menahan sumpit In Sung agar tak mengambilnya. In
Sung mengatakan siapa yang dulu maka akan memakanya dengan cepat mulutnya penuh
dengan daging babi.
“Aku akan bekerja... di Departemen Marchandise mulai
besok. Tapi Apa yang dikerjakan orang di
sana?” kata Bok Sil bingung, In Sung pikir Bok Sil itu tukang bersih-bersih.
“Ya...
memang benar... Seseorang dengan jabatan tinggi memintaku
untuk bekerja di sana.” Cerita Na Ri, Louis bertanya apakah maksudnya si
Penyelamat Ginsengnya itu.
“Itu jebakan. Nanti kau juga akan
dipecat. Banyak
perusahaan melakukannya. Dia
akan memecatmu, tapi itu juga bisa membuat imagenya jadi jelek. Bahkan dia juga harus bayar
kompensasi. Kalau kau
tidak mau mengundurkan diri maka perusahaan
akan ada dalam masalah. Karena itulah kau
dipindahkan ke departemen lain.” Ucap In Sung seperti
punya banyak pengalaman. Bok Sil menanyakan kelanjutan dengan wajah iba.
“Kau tidak akan sanggup melakukan
pekerjaan di sana, dan kau merasa tidak cocok berada di sana. Kau akan merasa tidak berguna dan kepercayaan dirimu akan
jatuh. Lalu Kau akan berhenti dengan
sendirinya.”ucap In Sung
Louis mengartikan kalau Bok Sil dipindahkan untuk dipecat. In Sung membenarkan karena Itu lebih baik untuk perusahaan lalu meminta agar Bok Sil segera memotong dagingnya. Bok
Sil yang melonggo memotong kecil-kecil daging babi yang dibelinya.
“Kalau mau pecat, kenapa tidak
pecat saja langsung? Kenapa
harus membuat Bok Sil susah? Kupikir
dia direkrut untuk pindah ke bagian lain karena pekerjaannya bagus.” Komentar Louis
“Aduh.. dasar pria tampan. Apa
selama ini hidupmu aman sentosa?” ejek In
Sung
“Tapi dia bayar ginsengku, Dia mungkin seorang pria jujur
yang baik hati.” Ucap Bok Sil yakin Joong
Won itu orang baik.
“Mungkin karena kau selama ini
tinggal di hutan, maka kau
jadi tidak tahu tentang dunia yang sebenarnya.
Sebelumnya Kau menuduhnya menipumu,, lalu Dia membayarmu hanya supaya kau
tutup mulut. Yah memang.. Sepertinya
aku tidak tahu bagaimana bekerja di perusahaan besar.” Kata In Sung. Bok Sil dan Louis hanya terdiam dengan
wajah sedih.
Bibi Hwang datang melihat anaknya yang sedang makan
lahap, berkomentar kalau sangat aneh karena tidak
minta makan ternyata makan di atap. In Sung makin asyik dengan makan daging babi
panggang. Bibi Hwang melihat itu daging babi dn paling suka bagian leher. Bok Sil menawarkan Bibi Hwang untuk ikut makan juga,
Bibi Hwang pun tak menolaknya bahkan meminta saus juga.
In Sung menyuruh ibunya agar makan juga, sementara Bok
Sil mengambil saus didalam. Louis menahan sumpit keduanya
karena Bok Sil belum makan, Bibi Hwang mengumpat pelit sekali padahal hanya
daging babi saja lalu pergi karena tak akan makan lagi. Bok Sil melihat bibi
Hwang akan pergi, Si bibi mengaku tak bisa makan.
Louis berteriak kesal karena disalahkan, In Sung pun
bergegas pulang sambil berterimakasih atas makanannya. Louis sedih karena hanya ada empat
potong daging lagi. Bok Sil dengn senyuman
mengatakan kalau itu tak masalah.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar