PS : All
images credit and content copyright : KBS
Ra On melangkah mundur bertanya apakah Pangeran Lee
mengetahuinya, Pangeran Lee mengangguk kalau ia sudah mengetahuinya. Ra On
mengartikan saat ditaman bunga itu berarti... Pangeran Lee kembali mengangukan
kepalanya.
“Apa kau mengejekku di saat kau
mengetahui semuanya?” kata Ra On tak percaya,
Pangeran Lee kager mendengar ucapan Ra On.
Byung Yun keluar dari rumah, teringat kembali pada Ayah
Tiri Ra On mengatakan Hong
Sam Nom, ada di istana sekarang kalau dijual ke roughnecks untuk
melunasi hutang.
Pangeran Lee meminta maaf menjelaskan kalau yang
dilakukan itu bukan
karena menyepelekannya, diawalnya memang
menganggapnya buruk tapi kemudian merasa lega dan setelah itu tidak
sanggup memberitahu Ra On yang sebenarnya. Ra On
menatapnya dan tangan pangeran Lee memegang lengan Ra On seperti berusaha
menyakinkan.
“Di saat aku duduk diam dengan
nyaman, maka kau berjalan. Saat aku sedang berjalan, maka kau berdiri sambil memegang paying seolah-olah lenganmu akan jatuh. “ucap Pangeran Lee mengingat
saat Ra On membantunya membawakan payung yang berat untuk ukuran perempuan dan
juga berjalan tanpa alas kaki saat akan dibawa ke Qing.
“Saat aku duduk di atas sutra dan
kau berada di atas tikar berdebu, bagaimana
mungkin aku bisa memberitahumu bahwa aku menghargaimu sebagai seorang
wanita?” jelas Pangeran Lee, Ra On menatap dengan mata
berkaca-kaca dan akhirnya melangkah mundur.
“Karena aku seorang kasim yang
membantumu, apa itu
bukan pemberian?” kata Ra On tertunduk
“Tapi, itu bukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan seorang pria kepada
kekasihnya. Mulai
sekarang, aku akan memperlakukanmu sebagai wanita yang paling berharga di dunia. Aku akan menghalangi angin
untukmu, dan
melindungimu dari sinar matahari. Aku
akan menjagamu. Boleh
aku melakukan itu?” kata Pangeran Lee sambil
memegang tangan Ra On.
Ra On menangis mendengarnya, Pangeran Lee langsung
menghapus air mata Ra On yang mengalir di pipinya. Saat itu Byung Yun ingin
masuk ke Jahyendong kaget melihat Pangeran Lee seperti sudah jatuh cinta dengan
Ra On, akhirnya memilih untuk keluar dari ruangan.
Ra On membenarkan kalau dirinya memang seorang
wanita tapi tidak pernah hidup sebagai
seorang wanita. Pangeran Lee mengatakan Ra
On bisa mulai hidup sebagai wanita mulai sekarang. Ra On menolak tidak bisa melakukanya. Karena berada di tempat yang tidak seharusnya berada,
“aku meminta maaf. Jadi supaya aku tidak lagi
menimbulkan masalah untuk Putra Mahkota.. “ Kata
Ra On disela oleh Pangeran
“Aku tidak menyalahkanmu. Tapi Aku menyalahkan diriku sendiri
karena tidak mengenalimu lebih cepat, jadi...” ucap
Pangeran Lee yang kembali disela oleh Ra On.
“Putra Mahkota, karena aku memiliki tugas sebagai
seorang kasim,maka aku harus
segera pergi.” kata Ra On lalu bergegas keluar dari
Jahyendong.
Ra On sedih dan mengingat kembali kata-kata Pangeran Lee “ Mulai sekarang, aku
akan memperlakukanmu sebagai wanita yang paling
berharga di dunia.”
Didalam ruangan Pangeran Lee terlihat berkaca-kaca
mengingat kata-kata Ra On “Ya... kau benar bahwa aku seorang wanita. Tapi , aku tidak pernah
hidup sebagai seorang wanita.” Keduanya
sama-sama membalikan badan seperti
Byung Yun mengeluarkan pedangnya, lalu berlati sendiri
seperti terlihat ingin mengeluarkan semua yang ada dalam pikiranya. Teringat
kembali kata-kata Pangeran Lee padanya.
“Ada desas-desus yang beredar di
ibukota bahwa
putri Hong Gyeong Nae masih hidup. Kalau
itu benar, kita harus menemukannya. Sebelum
Perdana Menteri menemukannya, bagaimanapun caranya.” Perintah Pangeran Lee
Lalu Pria perkumpulan yang lainnya juga mengatakan “ Kita
harus menemukannya sebelum orang lain menemukannya, karena Akan menjadi bantuan yang luar
biasa dengan mengumpulkan
pasukan yang tersebar.”
Ra On sebagai temanya di Jahyeondong, dengan senyuman
mengakui sangat menyukai Byung Yun sebagai kakaknya. Byung Yun mengangkat
Pedangnya, seperti ingin membunuh seseorang, tapi akhirnya di jatuhkan begitu
saja.
[Episode 9- Saat kunci hatimu terbuka]
Ra On berbaring di tempat tidurnya, melihat Byung Yun
terlihat gelisah diatas lalu bertanya apakah ia mengkhawatirkan
sesuatu. Byung Yun menyangkalnya lalu mengatakan punya
pertanyaan. Ra On pun mempersilahkan agar bertanya saja.
“Sebelum menjadi seorang kasim,
apa yang kau lakukan?” tanya Byung Yun
“Kau belum pernah mendengar
tentang aku? Aku
bergabung dalam sebuah gerombolan penampil.” Cerita Ra
On, Byung Yun bertanya sebelum itu apa.
“Aku tinggal bersama ibuku.” Kata Ra On, Byung Yun lalu bertanya tentang ayah Ra On
“Aku mendengar bahwa dia meninggal,
saat masih sangat kecil. Aku bahkan tidak tahu namanya. Jadi satu-satunya orang dalam
ingatanku adalah ibuku.” Cerita Ra On
Byung Yun berkomentar pasti berat, Ra On binggung lalu
bertanya alasan Byung Yun yang tiba-tiba bertanya
tentang masa lalu. Byung Yun bertanya apaka Ra
On masih menyukai istana. Ra On hanya bisa terdiam.
Kasim Jang memarahi Ra On
yang memakan makanan hangat kemudian ingin mengeluh, menurutnya mereka para Kasim tidak boleh membuang-buang
waktu karena Putra Mahkota sudah
menjadi sangat sibuk. Ra On hanya bisa tertunduk
meminta maaf.
“Kupikir kau sudah ada untuk waktu
yang sangat lama. Kenapa? Apa kau tidak sanggup bertahan lagi?
Apa kau ingin dipindahkan?” ejek Kasim Sung
“Hei... Apa kau meminta seorang kasim
untuk meninggalkan posisinya kosong tanpa
izin Yang Mulia?” kata Kasim Jang memarahi
temanya sebagai kasim
Sung Yul masuk ruangan mengatakan akan mencoba dan mengisi posisi
yang kosong. Do Gi datang memberikan perumpaan untuk
bisa menaruh
sendoknya dengan hati-hati di atas meja. Kasim Sung merasa juniornya itu tak tahu karena mendengar
bahwa tidak ada yang muncul saat Pangeran mengadakan pertemuan untuk
pertama kalinya. Ra On hanya tertunduk sedih.
“Coba kali Lihat? Apa yang aku katakan? Berjalan di jalan bertabur bunga
untuk seorang pemimpin tergantung
pada seberapa baik yang kau lakukan atau
akan dengan mudah menjadi jalan ke neraka. Bukankah aku pernah memberitahumu
tentang itu?”ejek Kasim Sung, Kasim Jang berdiri
terlihat marah.
“Apa kau mendengarnya? Setiap tindakan kecilmu
mendapatkan kritik dari Yang Mulia.” Ucap Kasim
Jang, Ra On tertunduk mengatakan kalau akan
mengingatnya.
Beberapa murid Sarjana (calon pegawai pemerintah), Para S
membungkuk berbicara pada Raja pemeriksaan
yang berlangsung setiap tiga tahun adalah
satu-satunya kesempatan untuk
sarjana yang tinggal di luar ibukota untuk mencapai ketenaran dan kemasyhuran.
“Perkenankan kami para sarjana
untuk menampilkan kemampuan kami dengan
melanjutkan pemeriksaan seperti yang direncanakan! Tolong
pertimbangkan!” kata calon pegawai pemerintahan.
Sementara didalam ruangan Raja, PM Kim memberitahu Para
sarjana ini sudah bekerja keras untuk pemeriksaan ini dan bertanya apakah Raja tidak
merasakan kemarahan mereka. Raja bertanya pada
Pangeran Lee apakah tidak ada cara untuk menenangkan mereka.
“Kalau kita membuka jalan bagi
mereka, maka kita juga harus membuka pintu di ujung jalan itu. Bagaimana bisa kau menyebutnya
ujian yang sukses dengan kandidat internal yang sudah dipastikan
kelulusannya?” ucap Pangeran Lee sini
“Putra Mahkota, tolong berikan
keputusan yang bijaksana. Keputusanmu
yang berat sebelah akan menentukan masa depan dari ratusan pemuda.” Ucap PM Kim membalas dengan sindiran
Pangeran Lee sedang ada dikamarnya, melihat sepiring kue
bentuk bunga mengingatkanya pada Ra On yang membawa saat sedang sedih lalu
membahas Kasim Hong tidak bisa ditemukan dimanapun. Kasim Jang mengatakan ikut yang ingin beritahu
sebelumnya.
“Kau sudah memperlakukan dia
dengan baik selama ini, jadi
kenapa kau memarahinya sampai dia...” ucap Kasim
Jang binggung
“Kenapa ? Apa dia berkata kalau dia tidak
ingin datang ke Istana Timur?” tanya Pangeran Lee,
Kasim Jang membenarkan.
“Dia menghabiskan hari-harinya di
tempat lain dengan hanya melakukan
tugas-tugas yang sulit dan melelahkan.” Jelas Kasim
Jang, Pangeran Lee pun bertanya keberdaaan Ra On sekarang.
Putri Young Eun sedang bermain petak umpet dengan dayang
yang masih seumur dengannya. Ra On datang mendekatinya, bertanya apakah ia kehabisan
alat tulis karena sudah membawakan alat tulis baru.
Putri Young Eun hanya tersenyum, Ra On melihat Putri Young Eun sedang main
petak umpet, Putri Young Eun mengangguk. Ra On mengerti dan akan
menunggunya dan menyuruh agar cepat bersembunyi.
Ra On menunggu dibawah pohon sambil mengantuk menunggu
Putri Young Eun selesai bermain. Tiba-tiba Pangeran Lee datang berdiri
didepanya. Ra On pun buru-buru berdiri dan keduanya saling menatap.
Putri Young Eun bersembunyi dibalik pintu saat dayang
mencarinya, lalu dengan senyuman keluar dari persembunyian. Ketika akan berlari
melihat PM Kim sedang berjalan, wajahnya terlihat ketakutan lalu bersembunyi
dalam ruangan bahan obat. Seorang pelayan masuk menaruh bahan obat dan
langsungm mengunci pintu. Putri Young Eun pun bersembunyi dialam ruangan yang
terkunci.
Sementara Pangeran Lee bertemu dengan Ra On karena sudah
mendengarnya dari Kasim Jang, lalu bertanya apakah
ia mencoba untuk melarikan diri darinya.
Ra On membenarkan. Pangeran Lee pun menanyakan alasannya.
“Aku seseorang yang berdosa yang
telah membawa malu kepada seluruh
pusat pembinaan Kasim. Bagaimana mungkin aku bisa
menghadapi Putra Mahkota setelah kau
tahu semuanya? Aku tidak
memiliki kepercayaan diri untuk melakukannya.” Kata
Ra On
“Apa Kau tidak mengerti? Bahwa aku berharap kau akan
datang satu langkah lebih dekat bukan
sebagai seorang kasim, tapi sebagai dirimu sendiri. “ucap Pangeran Lee mencoba
menyadarkan.
“Lalu dengan menggunakan kata-kata
Putra Mahkota, apa kau
benar-benar tidak mengerti? Seseorang
yang rendah seperti aku, seseorang yang sudah melanggar hukum dengan
berpura-pura menjadi seorang pria, Kalau
bukan sebagi kasim, lalu sebagai apa aku bisa berada di sisi Putra Mahkota?” kata Ra On
Pangeran Lee ingin bicara tapi lebih dulu terdengar
teriakan pada Dayang memanggil Putri Young Eun sedang mencarinya. Ra On panik
bertanya apakah mereka masih belum bisa menemukan Tuan
Putri. Salah satu datang dengan wajah tertunduk menceritakan Aku sudah berteriak berkali-kali
sampai tersesat dan
seharusnya Putri Young Eun keluar
sekarang, tapi tidak muncul.
“Di mana kau terakhir kali melihat
dia?” tanya Pangeran Lee panik.
Semua mencari-cari Young Eun sampai malam hari, dengan
lampu yang dibawanya Ra On berjalan mencari keberdaan Putri Young Eun, lalu
melihat ada pena yang terjatuh di lantai didekatnya ada pintu. Ia mencoba
mengedor memanggil Putri Young Eun kalau ia yang datang.
Akhirnya Young Eun berusaha membuka pintu yang terkunci,
Putri Young Eun duduk sendirian menangis, dalam bayanganya seperti melihat PM
Kim yang membuka pintu dengan tatapan marah. Saat pintu terbuka pun Young Eun
langsung pingsan. Ra On berlari menyelamatkan Putri Young Eun yang pingsan.
Pangeran Lee dengan lembut mengelus wajah Putri Young Eun
karena Tidak bisa meminta bantuan, jadi pasti ketakutan. Selir Park merasa sangat melegakan
bahwa Kasim Hong akhirnya bisa menemukannya, Pangeran
Lee ingat Putri Young Eun itu biasanya bicara tanpa henti dan seorang anak yang bahagia.
“Kutukan yang menjadikannya tidak
mampu berbicara sangat
membuat frustasi. Setidaknya
kau mengajari dia cara membaca, kalau
dia sudah bisa tersenyum dan hidup seperti ini. .” Ucap
Selir Park merasa bersyukur.
Flash Back
[3 tahun yang lalu.]
Pangeran Lee menyentuh perlahan tangan Putri Young Eun
yang masih mungil lalu mengatakan hanya akan menulis satu kali,
jadi lihat dengan hati-hati dan tebak dan mulai
menulis di telapak tangan Putri Young Eun.
“Kali ini, aku akan menulis musim
kesukaanmu.” Ucap Pangeran Lee, Young Eun menatap
tanganya yang dituliskan sesuatu, seperti binggung.
Pangeran Lee menatap Putri Young Eun lalu bertanya pada
Selir Park apakah anaknya itu masih tidak ingat apapun dari
hari itu. Selir Park menjawab Putri Young Eun masih tak
mengingatnya.
“Pasti sulit untuk tubuh kecilnya
menahan penyakit itu, melihat
bagaimana kenangan yang terhapus setelah demam tinggi yang mereda setelah beberapa
hari.” Kata Selir Park sedi menatap anaknya.
Yoon Sung ingin keluar tapi dihalangi oleh Ui Gyo, Ui Gyo
bertanya maua kemana Yoon Sung sekarang. Yoon Sung mengatakan kalau akan pergi untuk
memasuki istana, Ui Gyo heran kenapa Yooon Sung
harus memasuki istana,
karena Semua
orang sudah keluar dari istana untuk memberi pelajaran kepada Putra Mahkota.
“Oleh karena itu, setidaknya aku
harus pergi kesana” ucap Yoon Sung, Ui Gyo mengumpat
Yoon Sung itu anak nakal, terdengar suara seseorang yang memanggil Yoon Sung
dengan nada berat. PM Kim sedang duduk didekatnya telihat mengetahui cucunya
akan pergi ke istana.
PM Kim bertanya apakah Yoon Sung merasa kasihan kepada
Putra Mahkota yang merupakan teman
terbaiknya. Yoon Sung berpikir bahwa keputusan
Putra Mahkota itu benar. PM Kim pikir Pada
awalnya, semua orang berpikir bahwa keputusan yang adil adalah yang benar tapi keputusan yang tepat
bukanlah satu-satunya hal yang memungkinkan
warga untuk hidup dengan baik.
“Sejujur, aku tidak setuju. Bagaimana dengan klan kami
memperluas kekuatan kami bisa
menjadi bantuan untuk seluruh warga?” ucap Yoon
Sung
“Hanya karena kekuasaan yang
dibagi, Apa Kau pikir semua orang bisa
makmur? Ini hanya
akan menyebabkan pertarungan yang tidak perlu. Politik bukan tentang berteman
dengan orang-orang. Yang kuat
berkuasa... dan
memimpin orang lain.” Tegas PM Kim
“Apa pertemuan dengan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan
menjadi besan adalah cara lain untuk mempertahankan kekuasaan?” tanya Yoon Sung
PM Kim membenarkan, Yoon Sung meminta kakeknya untuk mencari
cara lain karena tidak
ingin menjalani pernikahan semacam itu jadi
setidaknya ingin menikahi seorang wanita yang bisa memahami kata-katanya dan juga hatinya, lalu pamit pergi pada sang kakek.
PM Kim terlihat menahan amarahnya karena rencananya gagal.
Ha Yeon kembali bertemu dengan Ra On menceritakan Karena
sering pergi ke toko buku dan terakhir
kali, Tuan Putri mengijinkan untuk meminjam beberapa buku di perpustakaan
istana. Ra On mengerti kalau Ha Yeon itu sebelumnya mengatakan suka
membaca buku.
“Tapi... sejujurnya, itu bukan sepenuhnya alasan
kenapa... aku masuk
istana.” Akui Ha Yeon, Ra On kaget mendengarnya
“Seseorang yang aku katakan
kepadamu terakhir kali... sejujurnya,
dia ada di istana ini... sangat dekat denganmu. Dia adalah Putra Mahkota.” Bisik Ha Yeon
Ra On terdiam mengingat saat Ha Yeon menemui Pangeran Lee
di taman wajahnya terlihat tersenyum bahagia. Ha Yeon bingung melihat Ra On
hanya diam saja dan bertanya apakah ia terkejut. Ra On mengaku agak terkejut.
“Dia hanya selalu mengatakan apa
yang diperlukan dan berjalan pergi. Sekarang,
aku lelah bahkan untuk membuat alasan lain.”kelu Ha
Yeon lalu tak sengaja menjatuhkan bukunya, Ra On membantu mengambilnya. Ha Yeo
melihat gelang di pakai oleh Ra On dan pernah melihatnya juga. Ra On buru-buru
menutupinya.
“Mereka mengatakan bahwa kalau kau
memakai gelang itu, maka kau
akan ditakdirkan untuk bertemu lagi bahkan jika kau berpisah.” Ucap Ha Yeon, Ra On binggung karena tidak tahu gelang ini memiliki
makna seperti itu.
“Apa Kau menerima hadiah itu bahkan
tanpa mengetahui maknanya? Meskipun
aku tidak tahu siapa itu, kurasa itu pasti seorang wanita yang putus asa. Karena
aku..Melihat bagaimana dia berpikir untuk memberikan ini kepada seorang pria.” Kata Ha Yeon, Ra On hanya diam saja.
Ra On duduk diam sambil memegang gelang pemberian dari
Pangeran Lee mengingat perkataan sebelumnya “Sekarang, aku akan memperlakukanmu sebagai
wanita yang
paling berharga di dunia.”
Flash Back
Ra On cemberut melihat semua temanya yang wanita bermain
karet sementara ia yang berpakaian pria tak boleh ikut. Ibunya melihat Ra On
langsung menariknya masuk ke dalam rumah. Ra On melepaskan tangan ibunya bertanya Sampai
kapan harus berpakaian seperti seorang laki-laki.
Ibunya panik menyuruh Ra On untuk diam.
“Apa Sampai aku berusia 10? Usia 20
tahun ? Atau Sampai aku mati?” kata Ra On dengan menahan tangisnya.
“Ra On, ini belum waktunya. Aku... Aku sudah memintamu untuk
menunggu sedikit
lebih lama, kan?’’ kata Ibunya menyakinkan
“Apa alasannya? Kapan kau akan memberitahu aku? Apa kau tidak akan mengatakan
alasannya sampai aku mati?!” ucap Ra On kesal
Ra On mengingat tentang ibunya terlihat hanya bisa
menahan rasa sedihnya karena tak bisa membuka jati dirinya sebagai seorang
wanita.
Pangeran Lee bertemu kembali dengan Yak Yong, merasa berita
tentang istana yang sedang berada dalam kekacauan telah menyebar sampai keluar istana. Yak Yong membahas tentang Pangeran Lee yang membatalkan pemeriksaan yang
sudah ditetapkan, satu
hari dalam kehidupan seorang sarjana dimulai
dan berakhir dengan kritik tentang Pangeran
Lee
“Tapi kau masih berencana untuk
melakukan pemeriksaan sementara yang
diberikan oleh Raja?” tanya Yak Yong. Pangeran
Lee menegaskan sudah memulai pertarungan ini.
“Sebagai Putra Mahkota, kau tidak
boleh kalah, kan?” ucap Yak Yong, Pangeran Lee
menatap Yak Yong dengan penuh arti.
“Kakekku mengatakan ini kepadaku, "Sebuah pertarungan antara
pasangan yang sudah menikah dilakukan dengan
tujuan bahwa menang akan menghancurkan keluarga." Itu, yang dia katakan.” Ucap Yak Yong.
“Kenapa tiba-tiba menyebutkan
pertarungan antara pasangan yang
sudah menikah...?” tanya Pangeran Lee heran
“Tentu saja, alasan untuk itu pada
awalnya adalah untuk memperbaiki
sesuatu yang salah dalam proses pemeriksaan dan untuk menemukan seseorang yang
diinginkan dan berbakat. Tapi
bagaimana dengan sekarang? Apa
tujuan dari pertarungan ini untuk
menang atau Untuk
merubah?” kata Yak Yong. Pangeran Lee ingin menjawab tapi
terlihat bingung.
“Sangat sulit untuk tidak
kehilangan akalmu.” Kata Yak Yong seperti
mencoba menyadarkanya. Pangeran Lee tersenyum
seperti sudah bisa menemukan jawabanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
THANKS SINOPSISNYA ... huaa aku menunggu banget ...
BalasHapusMa kasih sinopsis nya mbk dee makin seruh aja nih drama
BalasHapusMksih Sinopsinya...... :-)
BalasHapusMksih Sinopsinya...... :-)
BalasHapusMakin penasaran dengan nasib ra on dan putra mahkota..akankah mereka berdua dapat bersatu. .
BalasHapusFighting mbk dee ^_^