PS : All
images credit and content copyright : KBS
Pangeran Lee menuliskan surat diatas kertas dengan
tintanya.
“Ini adalah perasaan
yang ingin aku kubur agar tidak ada seorang pun yang akan tahu... Agar kau tetap ada
di sisiku, aku tahu aku tidak bisa membiarkan perasaan ini
muncul.”
Ia teringat dengan kata-kata Ra On “ Apa salah untuk mengakui perasaan kepada
seseorang hanya karena tidak ada yang bisa dilakukan? Merelakan kepergian seseorang adalah perasaan yang sama
hangatnya seperti perasaan cinta. Siapa yang tahu kalau perasaan dicintai... bisa menjadi kekuatan untuk menjalani sisa hidupmu?”
Ra On meraba baju yang diberikan Yoon Sung, sambil
mengingat komentar Yoon Sung kalau ia tak cocok dengan pakaian kasim itu lalu bertanya
apakah tidak ingin hidup sebagai seorang wanita.
Pangeran Lee pergi ke Jahyeodong dalam hatinya bergumam
kalau mendapat
keberanian seperti yang Ra On katakan untuk pengakuan ini yang mungkin
akan menempatkan dirinya dalam
bahaya atau bahkan menyebabkan kehilangan Ra On.
Ia membalikan badan melihat ada orang yang datang,
mulutnya melonggo melihat sosok wanita, akhirnya ia memberanikan diri untuk melihat
lebih jelas. Ia melihat Ra On dengan pakaian wanita, teringat kembali dengan
penari yang ada di festival ternyata memang benar Ra On yang melakukanya. Senyuman
Pangeran Lee terlihat karena ternyata tak salah menyukai Ra On sebagai seorang
wanita.
“Jangan katakan kalau perasaanku
salah. Jangan
berkata seperti itu? Bagaimana
kau bisa mengatakan bahwa perasaan yang tidak bisa kau kendalikan itu benar atau
salah? Aku akan mencobanya satu kali. Cinta
yang buruk itu.” Tegas Pangeran Lee.
Pangeran Lee meraih pinggang Ra On agar mendekat, dan
topi Ra On akhirnya terjatuh. Ra On tertunduk dengan tangan menyentuh bahu
Pangeran Lee. Tangan Pangeran Lee memegang leher Ra On, Keduanya saling menatap
akhirnya Ra On memejamkan matanya. Pangeran Lee tersenyum melihatnya lalu
mencium Kasim kesayanganya.
[Episode 8: Meskipun kau tidak
tahu]
Ra On duduk sambil
memegang bibir dan juga pipinya seperti tak menyangka Pangeran baru saja
menciumnya. Byung Yun datang melihat Ra On bertanya apakah ada
sesuatu yang terjadi. Ra On tersinggung menurutnya perkataan Byung Yun benar-benar
kasar. Byung Yun terlihat binggung.
“Bertanya kepada seseorang apa
terjadi sesuatu di saat tidak ada yang... Itu sedikit tidak sopan!” kata Ra On gugup, Byung Yun akhirnya meminta maaf.
“Hyung Kim... Boleh aku bertanya sesuatu? Dari apa yang aku mengerti, kau
adalah orang yang paling dihargai
oleh Putra Mahkota, dan
Kasim Jang adalah yang berikutnya... Mungkinkah... Putra Mahkota pernah menyukai seorang
wanita Sampai
sekarang atau selama ini?” tanya Ra On, Byung Yun langsung menjawab tegas belum
pernah.
Pangeran Lee bertemu dengan Kasim Ma dan Wol Hee
memberitahu sudah
memasukan nama kalian di dalam daftar yang
akan meninggalkan istana jadi akan
menghapus semua catatan mereka sebagai
pekerja di istana dan bertanya apakah mereka ingin
pergi jauh dan hidup bersama. Keduanya terlihat
kaget, Kasim Ma pun menjawab akan pergi dari istana.
“Kalau kau pergi ke tempat ini,
mereka akan mencarikanmu tempat
tinggal juga pekerjaan.” Ucap Pangeran Lee
memberikan amplopnya, Kasim Ma binggung kenapa Pangeran bisa melakukan hal
seperti ini.
“Terima kasih karena sudah
memberitahuku... bahwa
perasaan tulus seseorang dapat membuat keajaiban. Hiduplah dengan baik bersama-sama
untuk waktu yang lama.” Ucap Putra Mahkota,
Keduanya mengucapkan terimakasih dengan senyuman bahagia.
Ra On berlari menghampiri Kasim Ma yang suda bersiap-siap
meninggalkan istana dan berpesan agar mereka bahagia dengan bangga memberitahu
keduanya adalaah pasangan ketiga yang dijodohkan. Kasim Ma menyindir Ra On Jangan
hanya berpikir tentang hubungan orang lain dan lihat di sekitar Ra On dengan baik.
“Bukan hanya satu, tapi dua orang.
Apa kau tidak tahu?” kata Kasim Ma, Ra On
melonggo diam tak mengerti siapa satu pasangan lagi.
Yoon Sung bertemu dengan Pangeran Lee memberikan adalah daftar dari semua
orang yang lulus Ujian kerajaan dan
daftar pelamar dalam 10 tahun terakhir. Pangeran Lee melihat Orang
yang membuat pertanyaan adalah Kim, dan
orang-orang yang lulus ujian semuanya Kim, ternyata Setiap
orang adalah Kim, lalu berkomentar kalau ini
sangat menarik dengan nada menyindir. Yoon Sung hanya bisa diam.
“Ini adalah kertas pertanyaan dan
lembar jawabannya.” Kata Yoon Sung memberikan
bukua lainya.
“Apa ini jawaban yang benar-benar
milik sarjana Konfusius yang lulus ujian? Yah...
meamng Benar, apa pentingnya jawaban apa yang mereka
tulis? Karena
pada akhirnya, mereka yang lulus itu karena latar belakang keluarga mereka. Lalu Bagaimana menurutmu?” tanya Pangeran Lee
“Maksudmu sebagai seorang Kim atau sebagai pejabat di Kementerian?” tanya Yoon Sung balik, Pangeran Lee merasa Jawaban Yoon
Sung akan berbeda tergantung pada situasinya.
“Sebagai Kim, aku akan menerima
kalau memang pantas disalahkan, dan
sebagai pejabat, aku akan melakukan apa yang aku bisa untuk memperbaiki kesalahan dari
pemerintah.” Tegas Yoon Sung,
Pangeran Lee pikir Yoon Sung sedang bercanda. Yoon Song
bertanya balik kalau ia mengatakan kalau ucapannya itu serius apakah Pangeran
Lee mau mempercayainya. Pangeran Lee tertawa mendengarnya merasa Yoon Sung mengatakan sesuatu yang akan mengejutkan
Perdana Menteri dan akan membaca semuanya
jadi mempersilahkan Yoon Sung untuk pergi sekarang.
Ra On sedang membawa tumpukan kotak dan buku, melihat
Pangeran Lee wajahnya langsung panik dan menjatuhkan semua barang. Yoon Sung
langsung membantunya, Pangeran Lee pun hanya bisa diam membiarkan Yon Sung
membantu Ra On.
“Kasim Hong, bisakah kau
meluangkan waktu untukku?” ucap Yon Sung, Ra On
bingung, terdengar teriakan Pangeran Lee menyuruh Ra On untuk segera datang. Yoon
Sung menatap Ra On yang membawa semua buku dan barang-barangnya pada Pangeran
Lee dengan senyuman.
Flash Back
Ra On bertemu dengan Pangeran membenarkan yang dikatakan
Yoon Sung kalau Menjadi seorang kasim tidak cocok untuknya dan Akan
lebih baik kalau meninggalkan istana secepatnya, tapi... Yoon Sun bertanya tapi apa maksudnya.
“Aku... tidak ingin pergi. Bukankah itu aneh? Tidak peduli
seberapa banyak aku memikirkannya, perasaan
aku tetap sama. Aku
ingin...tinggal di sini sedikit lebih lama. Maaf, Tuanku.” Kata Ra On
“Aku penasaran.. Apa yang ada dalam hatimu sampai
kau berani menempatkan
dirimu dalam bahaya?” ucap Yoon Sung, Ra On hanya
terdiam.
Yoon Sung menatap Ra On dan Pangeran seperti bisa tahu
jawabanya
Ha Yeon tak percaya Putri Myung Eun ingin pergi ke Kuil
di gunung untuk menurunkn berat badanya. Putri Myung Eun membenarkan Selama
15 hari di sana, ia hanya
memakan apa yang
diberikan biksu padanya, jadi diberitahu
bahwa wajahny akan
mengecil menjadi setengahnya
“Tapi siapa yang memberitahumu hal
semacam itu... Apa itu
informasi yang bisa dipercaya?” ucap Ha Yeon panik
karena tak ada alasan datang ke istana lagi.
“Seseorang yang menulis buku ini,
tapi tidak ada yang tidak mereka ketahui tentang hubungan, terutama
tentang perjodohan.” Bisik Putri Myung Eun
Ha Yeon langsung menariknya, Putri Myung Eun kaget. Ha
Yeon meminta agar bisa meminjamkan buku itu untuknya. Putri mengelengkan
kepalanya tapi Ha Yeon sudah lebih dulu menariknya.
Pangeran Lee mendengar ada rumor yang
terjadi di sekitar ibukota bahwa
putri dari Hong Gyeong Nae masih hidup lalu
bertanya pada Byung Yun apakah pernah mendengarnya. Byung Yun gugup dan mengaku
belum pernah mendengarnya.
“Hanya satu kata dari Perdana
Menteri yang ducapkan, dan rasa cemas ayahku langsung
memburuk. Topeng
ini, adalah topeng yang sama seperti yang kita lihat di pesta Perdana Menteri. Kau
ingat, kan?” kata Pangeran Lee memperlihatkan topeng diatas meja,
Byung Yun makin panik dan berusaha tetap tenang kalau ingat dengan topeng itu.
“Kau harus mencari tahu untukku. Orang-orang ini, apa mereka
benar-benar mencari putri
dari Hong Gyeong Nae, dan apa alasan mereka.” Perintah
Pangeran Lee. Byung Yun mengerti.
“Kalau memang itu benar, kita
harus menemukannya... sebelum
Perdana Menteri,tanpa melakukan kegagalan.” Tegas pangeran
Lee.
Ra On membawa payung besar untuk Pangeran, tapi karena
tubuhnya yang kecil hampir menjatuhkanya. Pangeran Lee ingin membantu karena
pasti berat jadi ia yang akan membawanya. Ra On menolak karena merasa bisa melakukannya. Pangeran Lee mencoba memakskanya. Ra On mengatakan kalau
ini ada tugasnya dan Ada
banyak yang melihat. Pangeran Lee melihat Kasim
Jang dan Pelayan ada didepanya.
“Kalau begitu, mendapatkan sedikit
sinar matahari itu baik, jadi
singkirkan itu.” Ucap Pangeran Lee menolak
mengunakan payung.
“Putra Mahkota, karena sinar matahari
yang panas, tolong
masuklah ke bawah payung.” Ucap Kasim Jang
“Aku baik-baik saja. Kalau aku menganggap hal kecil
seperti ini terlalu berat, maka aku bahkan
bukan seorang pria.”kata Ra On mengaku sebagai
pria.
“Hoo Nam... Ada angin yang sangat
sejuk, jadi aku akan
tidur sebentar di sana dan meminta jangan
membangunkan aku” tegas Pangeran Lee, Kasim Jang
mengerti. Lalu Pangeran memerintahkan Ra On untuk tetap memegang tegang payung
itu.
Dibawah pohon
Kasim Jang dan pelayan penasaran ingin tahu apa yang
dilakukan Pangeran dibalik payung besar dengan Ra On. Keduanya hanya duduk dan
Ra On terlihat gugup dengan memegang batang payungnya. Pangeran Lee tersenyum
lalu memegang tangan Ra On sambil mengeluh kenapa tanganya kasar. Ra On
berdalih kalau semua tangan pria memang seperti itu, ketika ingin menariknya,
Pangeran Lee tetap ingin memegang tanganya.
“Itu benar... Mata, hidung, dan bibirmu juga
seperti pria. Karena
itu ketangguhanmu, maka Aku
sudah jatuh cinta kepadamu.” Akui Pangeran Lee
sengaja mengodanya. Ra On kaget mendengarnya.
“Aku takut seseorang bisa saja
mendengar, Putra Mahkota. Tolong
tarik kembali semua yang sudah kau katakan kepadaku.” Ucap Ra On panik langsung menarik tanganya.
“Kau tidak seharusnya mengambil
kembali sesuatu yang
sudah kau katakan Sebaliknya,
kau harus bertanggung jawab.” Kata Pangeran Lee,
Keduanya saling menatap dan Ra On kembali tertunduk. Pangeran Lee tersenyum
melihatnya.
“Beristirahatlah sedikit, karena
aku akan membaca perlahan-lahan.” Ucap Pangeran
Lee menarik kepala Ra On agar bersandar di pundaknya. Ra On mengangkat kembali
kepalanya.
“Putra Mahkota, kau begitu peduli
kepadaku, tapi aku tidak bisa merasa
terlalu senang karena hal itu.” Jangan berpikir bahwa kau tahu
segalanya tentang aku.” Kata Ra On
“Aku tidak pernah mengatakan bahwa
aku tahu segalanya. Aku
hanya mengatakan kepadamu untuk beristirahat sedikit.” Ucap Pangeran Lee kembali menarik kepala Ra On supaya
bersandar di pundaknya.
“Putra Mahkota, jangan terlalu
baik kepadaku. Ini tidak akan bisa karena ini membuatku ingin terus bersandar
kepadamu.” Gumam Ra On terlihat kaku harus
bersandar di pundak seorang pangeran.
Ra On sedang
berjalan lalu seorang pelayan mempertemukanya dengan Ha Yeon kalau ia
teman dari Putri Myung Eun. Ha Yeon
menyakinkan lebih dulu apakah benar kalau pria didepanya itu Kasim Hong. Ra On
membenakarnya.
“Jadi singkatnya, dia pria tampan
dari strata tertinggi... yang dingin, dan dia tidak
memiliki ketertarikan apapun kepada seorang
wanita cantik sepertimu.” Ucap Ra On menyimpulkan
cerita Ha Yeon
“Aku berusaha keras untuk menarik
perhatiannya beberapa kali, tapi
itu tidak ada gunanya.” Kata Ha Yeon kesal, Ra On
menanyakan bagaimana ceritanya.
“Saat aku terjatuh karena dia, maka aku
mengulurkan tanganku dan berbicara kepadanya
terlebih dulu, meminta dia untuk membantuku untuk
bangun...” cerita Ha Yeon
“Ah, yang benar saja! Kau
seharusnya menampar di wajahnya! Seolah-olah kau tidak tertarik
kepadanya sama sekali!” kata Ra On geram
Ha Yeon tak percaya harus melakukan tindakan kasar itu,
karena Setiap
kali amelihat wajahnya, maka ia tidak
bisa menahan senyum karena
sangat menyukainya dan Itu belum
semua ceritanya,
karena menyarankan untuk berjalan-jalan bersama-sama tapi malah menerima penolakan.
Ra On tak percaya mendengarnya, Hae Yeon sedih karena
melakukannya saat itu tanpa malu-malu. Ra On tersenyum melihatnya, Ha Yeon binggung
melihat ekspresi Ra On malah tersenyum dan bertanya apakah tidak
ada cara untuk membantu sama
sekali. Ra On pikir tidak perlu membantunya.
“Apa bedanya kalau kau sudah
menguasai metode rahasia untuk berjodoh? Aku iri kau karena mampu
menyampaikan perasaanmu, apa
adanya. Kau pasti
akan berakhir bahagia dengan orang itu. Karena perasaan tulus yang sangat
kuat.” Ucap Ra On, Ha Yeon kembali tersenyum mendengarnya.
Ra On membantu Pangeran Lee memakaikan pakaian, . Kasim
Jang berbicara kalau Putra Mahkota, menerima perintah
untuk mengambil peran penguasa saat
usianya belum 20 tahun, memahami bahwa
kehendaknya mungkin terguncang. Sementara tatapan Pangeran Lee tak henti-hentinya
menatap Ra On didepanya
”Tapi kau harus menguatkan hatimu
dan jangan malas untuk mengurusi masalah
negara. Dan kalau
kau menetapkan hatimu untuk terus belajar, tidak peduli kesulitan apa...” kata Kasim Jang langsung dipotong oleh Pangeran Lee.
“Hoon Nam.... Kenapa kau bicara dengan begitu
rumit seperti itu? Kau haya pergi mengatakan 'Lakukan
yang terbaik!' Hanya satu kalimat saja cukup.” Ucap
Pangeran Lee, Kasim Jang dengan wajah khawatir mengikuti perintahnya. Pangeran
Lee bisa tersenyum lalu mengucapkan terimakasih
“Bagaimana denganmu? Apa kau tidak memiliki sesuatu
yang ingin kau katakan kepadaku?” ucap
Pangeran Lee menatap Ra On dengan senyuman, a On tertunduk mengatakan tidak
ada. Wajah Pangeran Lee cemberut mendengarnya.
“Karena aku percaya kau akan
melakukannya dengan baik.” Ucap Ra On, senyuman
pangeran Lee kembali terlihat dan membiarkan Ra On memasangkan ikat pingganya
seperti memeluknya.
Pangeran Lee, Kasim Jang dan Ra On serta pelayan bergegas
masuk ke dalam aula tapi ketika membuka pintu mata Pangeran Lee melotot karena
tak ada orang mentri didalamnya. Ra On dan Kasim Jang saling melirik sedih.
Sementara Keluarga Kim sedang tertawa bahagia di rumah,
Geun Gyo yakin Putra
Mahkota pasti terkejut setelah melihat aula yang kosong. Ui Gyo rasa Pangeran Lee pasti
memasuki Aula dengan percaya diri sekarang dan itu
membuatnya jadi kasihan.
“Jadi tidak masuk akal untuk
membatalkan ujian nasional yang
sudah dijadwalkan, dan
menggantinya dengan ujian sementara?” ucap Ui
Gyo
“Dia pasti sudah tahu bahwa kita
sudah memilih pemenangnya.” Kata Geun Gyo, PM Kim
langsung memperingatkan agar menutup mulutnya.
“Dia memperingatkan kita bahwa dia
akan menghentikan promosi
keluarga Kim.” Ucap Ui Gyo
“Kita memilih pejabat yang akan membantu
Raja mengatur semuanya, Izinkan
saja dia untuk melakukan sesuai keinginannya. Akan berbeda ceritanya kalau dia
menyerah dengan sendirinya.” Kata PM Kim
Ui Gyo tersenyum bertanya-tanya Apa yang bisa dilakukan Pangeran Lee di aula yang
kosong sendirian, karena merea sudah
memimpin pengadilan politik sejak Raja-raja sebelumnya jadi harus memberikannya pelajaran. PM Kim hanya bisa terdiam.
Pangeran berjalan ke tempat raja ada banya tumpukan surat
lalu membacanya Perdana Menteri tidak bisa menghadiri
pertemuan Mahkamah hari ini karena
sakit perut, lalu Menteri
Kim, karena tekanan darah tinggi, bahkan
seseorang menderita ruam kulit.
“Kenapa mereka bisa melakukan
tindakan yang tidak sopan seperti itu? Yang
Mulia, haruskah aku mengirim seseorang untuk memerintahkan mereka segera memasuki istana?” ucap Kasim Jang marah
“Apa kau masih tidak tahu setelah
mendengar ini? Semua
orang itu benar-benar sakit.” Kata Pangeran Lee terlihat santai.
Ra On membawakan makanan ke perpustakaan, lalu melihat
Pangeran Lee dengan tataapan sedih. Pangeran Lee mengodanya kalau memang
memiliki wajah tampan jadi membuat Ra On ingin melihatnya, lalu menyindir apa
Ra On tidak berpikir kalau terlalu jelas. Ra
On terlihat gugup lalu mengatakan kalau Ekspersi Pangeran Lee terlihat
sangat gelap. Pangeran menyuruh Ra On agar duduk
disebelahnya.
“Makanlah sedikit dari ini, Putra
Mahkota. Saat kau marah, permen adalah
obat terbaik.” Ucap Ra On membawakan kue dan makan
yang manis lainya.
“Kalau kau jadi aku, apa yang akan
kau lakukan?” tanya Pangeran Lee, Ra On bertanya
mengenai masalah apa.
“Saat kau dihadapkan dengan lawan
yang sulit, apa yang
akan kau lakukan?” tanya pangeran Lee
“Kalau itu lawan yang harus aku
kalahkan, maka bukankah aku harus melakukan
yang terbaik yang bisa aku lakukan dalam
pertempuran? Kalau itu
masih tidak berhasil,maka aku
harus mengikuti arus.” Ucap Ra On dan pamit pergi.
Pangeran Lee langsung menariknya dan memeluknya, Ra On
kaget buru-buru melepaskanya. Pangeran Lee membenarkan ucapan Ra On,
kalau itu adalah obat terbaik. Ra On binggung karena Pangeran Lee belum menggigitnya, Pangeran Lee langsung menyumpal mulut Ra On dengan kue
agar tak bicara.
“Aku sedang berbicara tentang kau.... Dan Beritahu kasim yang bertugas di
obat-obatan herbal untuk
masuk sekarang.” Tegas Pangeran Lee keluar
dari Perpustakaan. Ra On binggung dan mengeluarkan kue dari mulutnya.
Seorang pria datang ke tempat keluarga Kim memberitahu sudah menemukan seseorang yang
dekat dengan Hong Gyung Nae, satu
dekade yang lalu jadi akan
memeriksa untuk melihat apa dia tahu keberadaan klan Hong. Ui Gyo menyuruh pria itu mencari tahu sebelum para
bandit mencarinya.
“Dia masih menunggu seseorang yang
meninggal 10 tahun
yang lalu untuk kembali. Hong
Gyeong Nae benar-benar sesuatu.” Komentar Geun Gyo dingin
“Aku tahu... Dia membuat keributan untuk
menemukan putrinya di suatu tempat.” Balas Ui
Gyo lalu terdengar keributan diluar rumah.
Ui Gyo dan Geun Gyo keluar melihat banyak orang yang
membawakan kotak seperti hadiah dengan nama-nama mereka, lalu membuka adalah
obat herbal. Pangeran Lee datang mengaku merasa khawatir
karena membutuhkan waktu lama baginy
untuk mengirimkan
semua obat ini kepada mereka semua. Semua Mentri
yang ada disana langsung tertunduk.
“Syukurlah,
kalian semua berkumpul di satu tempat ini Melegakan
sekali.” Kata Pangeran Lee
“Oh yah.... Kudengar kau sakit perut
jadi aku sudah memesan obat untuk
membantumu. Ini pasti
efektif. Bukankah begitu?” kata Pangeran Lee memberikan kotak obat untuk Geun Gyo.
Geun Gyo hanya terdiam menerimanya karena ketahuan kalau
sedang berpura-pura. PM Kim keluar rumah lalu mengajak Putra Mahkota untuk
masuk. Pangeran Lee pun dengan sikap santainya masuk ke dalam rumah PM Kim.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar