PS : All
images credit and content copyright : SBS
Adu pedang antara keluarga Wang pun terjadi, Wang Wook
memberitahu kalau Hae Soo adalah sepupu istri dan tak tahu apa-apa jadi meminta
agar melepaskanya. Wang So tak terima karena Hae Soo jadi kehilangan
pelakunya
“Lalu, apa kau mau mengorbankan darah tanpa
alasan?” ucap Wang Wook
“Aku... aku hanya tersesat. Tolong percaya padaku.” Ucap Hae Soo sambil menangis ketakutan
“Kenapa aku harus percaya? Aku tidak mengenalmu.”kata Wang So
Wang Wook akhirnya menurunkan pedangnya lebih dulu dengan
melemparnya ke tanah, memberitahu semua pejaga istana sedang adan dimana-mana jadi mereka akan menangkap pelaku yang
lain jadi kakaknya itu akan tahu kalau Hae Soo tidak
melakukan hal yang salah, jadi untuk saat ini demi
kebaikannya maka lebih baik melepaskanya.
Akhirnya Wang So melepaskan Hae Soo dengan mendorongnya,
Hae Soo langsung memengang Wang Wook dengan wajah ketakutan. Wang Wook
menayakan keadaan Hae Soo lebih dulu yang terlihat sangat ketakutan lalu
melihat ada bekas luka dibagian leher. Hae Soo dengan gugup menunjuk disana ada
banyak orang dan Mereka
semua mati.
Wang So melirik dingin, Wang Wook kaget mengetahui ada
yang mati. Hae Soo memberitahu kalau semua mengunakan topeng, menunjuk ke
bagian bawah seperti merasa tak tega karena melihat orang dibunuh didepan
matanya. Dua saudara Wang saling berpandangan.
Ji Mong dan Wang Mo terlihat gelisah di istana, Wang Mo
merasa bersalah karena seharusnya tidak membiarkan
Pangeran ke-4 menggantikannya. Ji Mong pikir Wang
So melakukannya atas kemauannya sendiri jadi Putra Mahkota.tidak perlu merasa
bersalah, Wang Mo merasa Ji Mong tak perlu mengatakan hal seperti
itu.
“Aku membuat adikku dalam bahaya.
Kalau itu tidak salah, apa itu? Dia
juga terluka.” Kata Wang Mo sangat mengkhawatirkan
adiknya, Ji Mong tak bisa berkomentar lagi.
Wang Wook dan Wang So pergi ke sisi hutan lainya dan
meminta pengawal untuk mencari di daerah sekitar itu. Hae Soo binggung melihat
semua orang yang tadinya mati depan matanya sudah tak ada. Wang So melirik sinis
bertanya apakah orang mati bangun dan berjalan sendiri, Hae Soo yakin karena sebelumnya melihat dengan jelas
ada ditempat itu.
“Aku tahu dan melihatnya dengan benar.
Mereka ditusuk dari belakang. Tepat
disini Tapi Kemana mereka semua pergi.” Kata Hae Soo
“kau bilangmereka dibunuh? Oleh siapa? Beritahu aku siapa itu.” Tanya Wang So tak sabaran memegang tangan Hae Soo untuk
mengancamnya, Hae Soo pikir mana mungkin mengetahuinya.
Wang Wook melihat ada bercak darah yang menempel pada
pohon bambu, memberitahu didekat sini ada geng pembunuh yaitu Pemimpinya dibunuh oleh
anggotanya sendiri. Wang So pikir itu penjaga istana, lalu bertanya apakah mendapat
laporannya. Wang Wook
pikir Melihat bagaimana orang
itu membawa tubuh-tubuh mayat,
mereka merencanakannya dengan sangat baik d
“Pria itu adalah pelaku terakhir. Dia mati tanpa jejak sekarang.
Apa yang kau akan rencanakan?” kata Wang So marah
lalu memegang lenganya yang sebelumnya terluka.
“Tetap saja... aku tidak bisa membiarkan Hae Soo terluka. Saat sudah terang, aku akan
mencari jalannya. Sekarang kita obati dirimu
terlebih dahulu .” Tegas Wang Wook
Wang So melepaskan tangan adiknya yang ingin membantu,
lalu berjalan dengan melirik sinis pada Hae Soo dan berjalan meninggalkan
hutan. Hae Soo bisa bernafas lega setelah Wang So pergi dan jatuh lemas. Wang
Wook mengambil pedangnya memberitahu semua sudah selesai dan mengajaknya untuk
segera kembali. Hae Soo malah menangis, Wang Wook binggung melihat Hae Soo
menangis.
“Dia selalu mengatakan akan
membunuhku. Setiap
kali aku melihatnya, dia bilang akan membunuhku. Aku hanya akan mengembalikan
sesuatu yang dia tinggalkan.” Ucap Hae Soo terus
menangis.
“Hae Soo.... Ini akan baik-baik saja.” Kata Wang Wook menepuk pundaknya walaupun terlihat
canggung.
Hae Soo langsung menariknya, sampai Wang Wook berlutut
didepanya, Ia takut kalau sampai Wang So
iutu benar-benar membunuhnya,
karena sebelumnya selalu bilang bilang akan membunuhnya, bahkan Wang Sootidak
memiliki air mata atau darah sama sekali. Lalu
bertanya-tanya Apa sebenarnya kesalahannya itu.
Wang Wook makin binggung melihat Hae Soo terus menangis
sambil memegang bajunya, tapi akhirnya menahan tawanya. Hae Soo masih saja
menangis, Wang Wook memeluknya sambil menepuk pundaknya kalau semua akan baik-baik saja. Hae Soo masih terus menangis di pelukan Wang Wook, Wang
Wook menahan senyumanya melihat tingkah Hae Soo yang bisa menangis seperti anak
kecil, memintanya untuk berhenti menangis dan segera pulang.
Ratu Yoo kembali mandi di kolam bunga dengan lilin yang
mengelilinginya dan juga segelas arak. Wajahnya terlihat menahan amarah,
mengingat saat kejadian sebelumnya ternyata yang ada dibalik topeng Wang So
bukan Wang Mo yang ingin dibunuhnya. Ia meluapkan amarahnya dengan memercikan
air kemana-mana.
Saat keluar dari kolam, jubah warna merah pun dikenakan
oleh pelayan, Wang Yo datang menemui ibunya yang baru selesai mandi. Ratu Yoo
sudah duduk sambil minum, sementara Wang Yo membantu mengeringkan rambut
ibunya.
“ Wang Soo.... Semuanya kacau karena dia
terlibat. Kita
seharusnya merayakan kau yang jadi Putra Mahkota malam ini.” ucap Ratu Yoo kesal
“Kita membereskannya dengan rapi jadi Tidak ada pelaku yang masih
hidup.”kata Wang Yo menenangkan ibunya.
“Raja tidak akan bisa menurunkan
tahtanya kali ini. Ayo
berpuas diri dengan itu.” Ucap Ratu Yoo meminta
anaknya tak perlu mengeringkan rambutnya.
Wang Yo membantu ibunya menuangkan minuman berpikir apa
yang akan terjadi Wang So menggantikan tempat Putra
Mahkota bahkan Choi Ji Mong juga sulit
memprediksikannya menurutnya berdua
benar-benar memiliki hubungan yang tidak diketahui orang-orang. Ratu Yo ingat dengan yang Wang Jung katakan.
“Wang So pasti mempelajari beladiri, tapi keluarga Kang tidak akan
mengajarinya. Aku harus
tahu siapa yang dia temui dan kartu apa yang dia miliki di tangannya. Mungkin kalau Choi Ji Mong
terhubung... itu
berarti raja juga berhubungan.” Kata Ratu Yoo
menduga-duga.
“Bagaimanapun juga , mereka mengatakan tidak ada yang
pernah menemuinya saat Wang Soo di
Shinju.” Ucap Wang Yo tak yakin
“Kau sebaiknya terus awasi dia. Kita harus tahu apa yang dia pikirkan
dengan tujuan mengejarnya atau
membuat dia disisi kita. Kau Jangan
lupa, Goryeo pasti milik salah satu
anakku.” Kata Ratu Yoo memegang wajah anaknya.
Wang So merobek bajunya, terlihat ada bekas luka terkena
pedang. Yeon Hwa datang dengan nampan yang berisi obat. Wang So meliriknya,
saat Yeon Hwa ingin membersihkan lukanya, tanganya langsung ditarik merasa
kalau itu sudah jadi urusanya.
Yeon Hwa dengan sabar mengatakan kalau bukan
ini sesuatu yang pelayan bisa
lakukan. Wang So akhirnya membiarkan Yeon Joo membersihkan
lukanya. Yeon Joo dengan sangat telaten
menempelkan tanaman obat diatas lukan dan memberikan perban dilengan
Wang Soo.
“Berapa lama kau berencana tinggal
di Shinju nanti ? Sebenarnya akan lebih baik kalau kau
tinggal di Songak seperti yang lainnya dan
belajar dari guru.”kata Yeon Hwa menatapnya.
“Aku berbeda dari Wang Wook karena Aku lebih baik hidup menangkap
hewan di gunung.” Ucap Wang So dingin
“Kau menjadi mahir menyembunyikan
pemikiranmu.” Komentar Yeon Hwa dengan senyuman
Yeon Hwa membantu Wang Soo mengelap wajahnya yang penuh
keringat tak sengaja menyentuh ke bagian topengnya, keduanya sempa saling
menatap. Akhirnya Wang Soo memilih untuk berdiri merasa kalau sudah cukup. Yeon
Hwa meminta agar Wang Soo membuat dirinya agar tetap nyaman dan menerima
perawatan serta akan memberitahu pelayan, ketika akan keluar ruangan Wang Soo
memanggilnya.
“Yeon Hwa... Aku sering bertanya-tanya wanita
seperti apa kalau kau sudah dewasa.” Ucap Wang
So seperti memberikan perhatianya. Yeon Hwa memberikan senyumanya.
Chae Ryung membantu membersihkan luka dibagian leher, Hae
Soo sedikit menjerit kesakitan. Nyonya Hae khawatir kalau sampai nanti Hae Soo terluka
parah. Dibelakang Wang Wook seperti menahan tawanya. Nyonya
Hae bersikap sopan karena ada suaminya, bertanya kenapa Hae Soo sampai berada
dihutan. Hae Soo melirik pada Wang Wook, lalu Wang Wook memberikan kode dan
mengaku kalau tersesat.
“Mereka adalah orang yang mencoba
membunuh Putra Mahkota. Tapi Syukurlah dia masih hidup.” jelas Wang Wook,
“ Itulah maksudku! Aku merasa kalau aku sangat
beruntung untuk pertama kalinya hari ini. Pada Kenyataan
bahwa aku hanya terluka seperti ini adalah keajaiban.” Ucap Hae Soo penuh semangat.
Wang Wook menahan tawa karena tahu Hae Soo tadi menangis
seperti anak kecil. Nyonya Hae benar-benar tak habis pikir dengan tingkah Hae
Soo lalu menyuruhnya untuk segera beristirahat. Hae Soo langsung berdiri. Chae
Ryung mengatakan kalau balutan di lehernya belum selesai, Hae Soo mengelengkan
kepala dan ingin buru-buru masuk kamar. Chae Ryung mengikutinya dengan membawa
nampan.
Wang Wook terus menahan tawanya, Nyonya Hae mengucapkan
terimakasih pada suaminya karena sudah menyelamatkan Hae Soo dan minta maaf karena selalu
menyusahkannya. Wang Wook heran istrinya berpikir
itu menyusahkan karena tidak
pernah berpikir seperti itu.
“Sebenarnya, dia adalah sumber
kebahagiaan.” Ucap Wang Wook tersenyum.
“Apa Dia membuatmu bahagia?” kata Nyonya Hae tak percaya
“Ini adalah rumah tangga yang
berat, kan? Saat
orang datang padaku, mereka selalu membicarakan penderitaan. Jadi Mereka ingin lebih dariku Tapi Hae Soo tidak seperti itu. Dia melangkah untuk mengatakan
dia akan melakukan semuanya sendiri. Itu
membuatku senang melihat itu. Seperti
bernafas di udara segar.” Cerita Wang Wook sambil
tersenyum
Nyonya Hae menatapnya seperti tak bisa melihat suaminya
tersenyum, Wang Wook menatap ke arah kamar Hae Soo merasa akan menunggu
sampai bisa melihatnya lagi. Nyonya Hae merasa sangat
bersyukur kalau suaminya itu sangat peduli pada Hae Soo. Keduanya saling menatap tapi terlihat canggung.
Hae Soo berjalan akan ke kamarnya dengan Chae Ryung,
langkahnya terhenti melihat sosok Wang So duduk ditangga. Tapi Hae Soo memilih
untuk pergi, Wang So memanggilnya untuk berhenti lalu berjalan mendekatinya.
Hae Soo dengan terbata-bata bertanya apa yang dinginkanya. Wang So hanya
melirik saja, Chae Ryung langsung berjalan mundur meninggalkan Hae Soo.
“Aku benar-benar memberitahu semua
yang aku tahu. Aku sibuk
melarikan diri. Apa lagi yang aku bisa lihat? Orang dengan pedang menusuk orang
dengan topeng dari belakang. Itu
semua tiba-tiba.... seperti
mereka sudah merencanakannya sebelumnya.” Ucap Hae
Soo panik saat Wang So semakin mendekat.
“Pikirkan dengan benar. Ingat
semuanya.... Cepat Lakukan
sekarang!” teriak Wang So dengan memegang wajah
Hae Soo.
Tangan Wang Wook menyelamatakan Hae Soo kembali meminta
kakaknya untuk menghentikanya. Akhirnya Wang So melepaskan tanganya dengan
mendorong Hae Soo sampai terduduk. Hae Soo tiba-tiba teringat seuatu yang itu Pakaian
berbulu. Dua saudara Wang langsung menatapnya.
“Semua orang mengenakan pakaian
hitam. Ada satu
pria mengenakan pakaian berbulu. Dia
menyuruh mereka semua untuk membunuh.” Kata Hae
Soo seperti bisa mengingatnya kembali
“Apa Kau melihat wajahnya? Seperti apa
penampilannya?” tanya Wang So mengingat kalau yang
mengunakan pakaian bulu adalah Wang Yo
“Aku tidak melihat wajahnya. Dia sepertinya pemimpin mereka. Itulah yang aku lihat.” Kata Hae Soo, Wang So dan Wang Wook saling
berpandangan.
“Siapa lagi yang tahu tentang ini?” tanya Wang So, Hae Soo mengatakan Tidak
ada lagi yang meragukan dirinya selain Wang So
“Lupakan semuanya yang kau lihat
di hutan dan Lupakan pria itu.” Tegas Wang So
Wang Wook mendukung perkataan sang kakak itu benar, lebih baik berpikir melupakan yang sebelumnya
tadi dilihatnya. Hae Soo bertanya apakah ia boleh pergi sekarang, dengan
melirik sinis pada Wang So lalu berjalan pergi. Wang So memanggilnya,
memperingatkan untuk Jangan muncul di depannya lagi.
“Apa aku melakukan kesalahan? Tadi Kau menyuruhnya untuk membunuhku. Kau bahkan mengatakan akan
membunuhku. Lalu, apa
aku harus tidak melakukan apa-apa? Aku
harus melakukan apapun agar aku bisa hidup. Apa aku harus mati saja?” ucap Hae So marah dengan menahan air matanya, Wang Wook
datang untuk menenangkanya. Wang So melirik dingin dengan tatapan mengejek dan
berjalan pergi.
“Apa itu kejahatan... kalau ingin
hidup… Semua
orang ingin hidup. Kenapa
kau memilihku?” ucap Hae Soo sambil menangis, Wang Wook
menatapnya, Wang So tak peduli memilih untuk pergi. Hae Soo mengumpat Wang So
memang bajingan jahat lalu
tersadar di dekatnya ada Pangeran.
Wang Wook membantu menyalakan lilin dikamar Hae Soo,
berpikir lebih baik membiarkan lilinya menyapa dan tidur, karena sbeelumnya mengalami
hal buruk, jadi i akan menolongnya untuk
meredakan mimpi buruknya. Hae Soo duduk
ditempat tidurnya menanyakan keadaan Wang Wook. Wang Wook terdiam seperti baru
pertama kali orang yang menanyakan keadaanya.
“Karena aku... kau membunuh seseorang. Aku khawatir kau mungkin
mengalami mimpi buruk. Kau
mungkin akan mengalami trauma atau stres semacamnya.” Kata Hae Soo khawatir
“Aku tidak akan mimpi buruk setiap
kali sesuatu seperti ini terjadi. Jadi Seberapa
sulitnya kah itu ?” kata Wang Wook santai
“Jadi Kau bilang ini sering terjadi? Lalu, kau membunuh orang...” kata Hae Soo terdiam merasa tak percaya karena
dizamanya, membunuh adalah tindakan keji.
“Aku berumur 11 tahun.... Saat aku pertama kali mengambil
nyawa... yaitu aku berumur 11 tahun. Seorang pencuri memasuki tempat
tinggal dimana Yeon Hwa dan ibuku
menempatinya. Kejadianya Sama
seperti tadi... aku
menggunakan pisau belatiku.” Cerita Wang Wook
sambil menyalakan semua lilin dikamar.
“Tapi Bagaimanapun, aku tidak mengalami
mimpi buruk. Aku
melindungi keluargaku dengan tanganku sendiri. Jadi
Aku senang dan bangga. Kalau seorang pangeran bahkan
tidak bisa melakukan itu, lalu apa yang bagus dari Pangeran tersebut?” kata Wang Wook menahan semua bebanya.
Hae Soo melihat Wang Wook masih
mengingatnya bahkan tidak
akan melupakannya, jadi bagaimana bisa Wang Wook
hidup nyaman dengan itu,
menurutnya itu sangat jelas Pangeran hanya menahannya dan hidup
dengan hal tersebut. Wang
Wook pikir itu adalah beban yang dibawanya sejak lahir jadi harus
menahannya. Hae Soo dengan senyuman mengatakan tidak
akan menguncinya jadi tak perlu mengkhawatirkanya.
Wang Wook tak mengerti dengan ucapan Hae Soo, Hae Soo
menjelaskan tidak seharusnya memandang Wang Woo rendah agar bisa hidup dengan
ceria, jadi tidak perlu khawatir padany dan bisa hidup dengan baik. Wang Wook tak
bisa menahan senyumanya melihat Hae Soo yang hilang ingatan Sekarang
sudah terganti dengan banyak keberanian yang salah, lalu bertanya apa itu kata stress, seperti baru pertama kali mendengarnya. Hae Soo hanya
bisa tersenyum karena di zamannya sekarang kata itu belum populer. Wang Wook
keluar dari kamar menatap ke arah kamar seperti merasakan sesuatu.
[Istana Raja 25th New Year (Year 942)]<
Wang Mo dan Wang So serta Ji Mong berada di ruangan raja,
Raja Wang mengatakan Putra Mahkota diserang di istana
dan itu dihadapannya, jadi sudah jelas penyerangan
untuknya dan langit membuktikan bahwa ini adalah kekuatan musuh.
“Ji Mong, apa yang terjadi dengan
penyelidikan pelakunya?” tanya Raja Wang
“Para pangeran mengejar mereka,
tapi kita tidak bisa menangkap satupun yang hidup. Sekarang Kami sedang memeriksa mayat dan akan menemukan penyebabnya sebisa
yang kita mampu.” Kata Ji Mong
“Yang Mulia, pelakunya semua
adalah penampil akrobat di Songak. Aku
akan mencari tahu siapa yang membiarkan mereka masuk istana.” Kata Wang Mo, Raja pun membiarkan putra mahkota yang
melakukanya.
“Bagaimana lukamu?” tanya Raja pada putra ke empat. Wang So terlihat kaget
mendengar ayahnya yang menanyakan keadaanya.
“Itu bukan luka besar... Aku sudah dirawat di rumah adikku
yang ke-8.” Jelas Wang So
“Apa alasanmu menggantikan tempat
Putra Mahkota? Padahal Hidupmu
dalam bahaya.” Kata Raja Wang
“Putra Mahkota Moo menyelamatkan
hidupku 15 tahun yang lalu. Itulah
alasannya aku ingin tinggal di Songak dan mencari tahu siapa dibalik semua ini.” kata Wang So langsung menyebutkan tujuanya.
Raja Wang bertanya apa yang dinginkanya, Wang So
mengatakan Kalau Yang Mulia. Mengijinkannya maka akan mencari tahu siapa dibalik
semua ini. Raja Wang setuju lalu memerintahkan Ji
Mong untuk memberitahu Shinju kalau Wang So punya pekerjaan untuk
dilakukan untuk kepentingannya, jadi akan kembali lebih lama
dari yang diharapkan.Ji Mong pikir keluarga Di Shinju
tidak akan keberatan, lalu
melirk pada Wang So karena berhasil membuatnya tetap tinggal di istana.
Wang bersaudara berkumpul di dekat kolam sambil menikmati
teh dan juga kue beras. Wang Won kembali membahas Saudara
ke-4 mereka, bertanya
apakah mereka berpikir kalau Wang So tidak mendapat pelatihan
beladiri, karena melihat saat ritual melakuka gerakan yang
berbeda dari orang biasa.
“Itu kemampuannya saat berhadapan
dengan binatang-binatang. Jangan
biarkan dia besar kepala.” Kata Wang Yo
“Itu bukanlah kemampuan orang yang
berlatih sendiri. Aku
yakin dia diajari oleh seseorang dan dilatih dengan benar.” Ucap Wang Jung yakin
“Apa menurutmu Kangs dari Shinju melatih
sandera mereka beladiri ?Kenapa mereka harus
melakukanya? Sekarang Kalau
salah satu dari kalian mendengar sesuatu, beritahu aku. Itu terdengar lucu.” Kata Wang Yo mengejek, Wang Wook hanya diam saja
“Apa Kau ingin kami untuk menanyakan
tentang saudara ke-4 kita mempelajari beladiri?
Hei... Baek Ah, kau mengenal banyak orang. Akan jauh
lebih mudah untukmu mencari tahu.” Ucap Wang
Eun
“Orang yang mengunjungi rumahku
hanya musisi dan perempuan jadi Tidak
akan mudah untukku.” Kata Baek Ah
“Apa Kau tidak mengejar pelakunya tadi
malam?” tanya Wang Wook sengaja menyinggungnya.
“Aku mengejarnya Tapi aku pergi ke arah yang
salah, jadi aku tidak melihat mereka satupun. Aku bahkan tidak melihat tikus.” Kata Wang Yo mencari alasan
“Aku dengan kau pergi ke hutan
yang sama. Aku
berharap setidaknya kau menangkap salah satu dari mereka.” Ucap Wang Wook menatap dingin
“Aku juga menyesalinya. Kalau aku ada disana, akankah
mereka lolos seperti itu?” balas Wang Yo dengan
tatapan sinisnya.
“Wang Eun, kenapa ada memar di wajahmu?” tanya Raja panik, Wang Eun binggung menjawabnya
“Ada perkelahian.” Akui Wang Eun, Raja marah bertanya Perkelahian apa yang sampai
melukai wajah pangeran.
“Bagaimana bisa martabat keluarga
kerajaan jatuh? Siapa
yang melakukannya? Beritahu aku.” Kata Raja
murka. Wang Eun makin binggung menjawabnya.
Hae Soo mondar mandir merasa yakin Pangeran
ke-10 akan dihukum oleh raja, Chae Ryung membenarkan
karena biasanya dilakukan oleh para
ahli dan Pangeran
ke-10 bersikeras datang sendiri. Hae Soo
yakin Wang Eun itu hanya ingin melihat sendiri apa yang terjadi
padanya.
“Kau tidak berpikir mereka akan
memotong tangan kakimu, kan?” ucap Hae Soo panik,
Chae Ryung tidak tahu tapi
menurutnya Pangeran ke-8 pasti menerima berita ini,
“Dia pasti... Ahh... Tidak ada yang akan terjadi. Ya,
tentu saja.” Ucap Hae Soo yakin tapi setelah itu
terlihat khawatir dengan keadaanya nanti.
Wang Eun datang dengan pengawal yang mengejarnya karena
menaiki kuda, Hae Soo bersikap seolah-olah tak peduli. Wang Eun turun dari kuda
dengan gaya mengodanya, kalau Hae Soo pasti sedang menunggunya. Hae Soo tanpa
memandangnya bertanya apakah Wang Eun membawa hukuman raja untuknya.
“Raja marah saat dia melihat memar
di wajahku yang hebat. Dia
menyuruhku untuk segera memukulmu.” Kata Wang
Eun melipat tangan didada
“Kenapa aku harus di pukul? Kau
melakukan kesalahan. Oh!
Jadi Kau melewatkan bagian apa
kesalahanmu, kan?” ucap Hae Soo menantang ikut
melipat tangan didada.
“Hei...
sekarang, kau berpikir aku benar-benar pria yang menyedihkan Aku memohon pada Raja untuk
memaafkan untuk kebaikanmu dengan
cara yang tidak bisa kau bayangkan.” Kata Wang
Eun.
Wang Eun langsung berlutut didepan Raja, mengatakan Kalau gadis yang memukul pangeran
harus dihukum, maka hukuman
jenis apa yang harus diterima pria yang dipukul oleh wanita.
“Itu seharusnya dikatakan direkam
dalam sejarah menjadi kata-kata bijak. Bagaimana?
Kau bersyukur, kan?” kata Wang Eun bangga
“Ah, aku tidak tahu kenapa kau
sangat murah hati padaku. Kau benar,
aku sangat berterima kasih aku tak akan
mati.” Kata Hae Soo akan masuk rumah
Wang Eun menahanya, Hae Soo dengan kesal bertanya apa
lagi maunya, Wang Eun mengatakan ada
yang mau disampaikan padanya. Hae Soo binggung, Wang
Eun menyuruh Chae Ryung masuk dan juga pengawalnya untuk pergi agar mereka
berdua bisa bicara. Hae Soo berpikir
akan menarik dari tubuhnya, Wanbg Eun menegaskan tidak
akan menarik apapun karena bukan
pria yang menahan dendam seperti itu. Hae Soo
ingin tahu apa yang ingin dikatakanya.
“Itu hanya... Jadi, maksudku adalah...” kata Wang Eun kebinggungan dengan memegang tanganya dan
mengoyangkan kakinya seperti wanita, Hae Soo menatap semua gerak geriknya.
“Mungkinkah dia... jatuh cinta padaku? Lalu ia akan bilang "Kau adalah
gadis pertama yang memperlakukanku seperti itu." Apakah Sesuatu seperti
ini?” gumam Hae Soo tak percaya.
“Aku hanya ingin mengatakan... kau adalah gadis pertama yang
memperlakukanku seperti itu.” Kata Wang Eun menatap
serius, Hae Soo melotot kaget benar-benar tak percaya .
“Aku tidak tahu kata-kata itu
sudah digunakan selama lebih dari 1000 tahun. Kalimat itu adalah kalimat yang
bagus.” Ucap Hae Soo, Wang Eun binggung karena Hae Soo menyebut
1000 tahun.
“Sudahlah Bagaimanapun, itu adalah kali
pertama bertarung sangat terbuka sejak aku dewasa. Semua orang, termasuk ibuku dan
kakekku takut
padaku, dan membiarkanku memukul mereka. Aku tidak pernah berkelahi dengan
siapapun sebelumnya. Itu
menyenangkan.” Jelas Wang Eun
Hae Soo menyuruh Wang Eun untuk datang lebih
sering jadi akan berkelahi denganya tanpa menahan. Wang Eun tak percaya Hae Soo
itu ingin dirinya
datang lebih sering menemuinya. Hae Soo seperti
sengaja membuat geer karena Wang Eun sudah menghentikannya dari hukuman dan membuat anggota
badannya tak terpotong jadi Setidaknya itu yang di bisa lakukan lalu masuk kedalam rumah. Wang Eun berteriak memberitahu
kalau hari ini adalah hari pertama.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Puteri Yeon hwa cute banget.. #salah fokus.
BalasHapuspangerannya cute2, wang eun lucu
BalasHapus