PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 31 Agustus 2016

Sinopsis Scarlet Heart Ryeo Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

Adu pedang antara keluarga Wang pun terjadi, Wang Wook memberitahu kalau Hae Soo adalah sepupu istri dan tak tahu apa-apa jadi meminta agar melepaskanya. Wang So tak terima karena Hae Soo jadi kehilangan pelakunya
Lalu, apa kau mau mengorbankan darah tanpa alasan?” ucap Wang Wook
Aku... aku hanya tersesat. Tolong percaya padaku.” Ucap Hae Soo sambil menangis ketakutan 
Kenapa aku harus percaya? Aku tidak mengenalmu.”kata Wang So
Wang Wook akhirnya menurunkan pedangnya lebih dulu dengan melemparnya ke tanah, memberitahu semua pejaga istana sedang  adan dimana-mana jadi mereka akan menangkap pelaku yang lain jadi kakaknya itu akan tahu kalau Hae Soo tidak melakukan hal yang salah, jadi untuk saat ini demi kebaikannya maka lebih baik melepaskanya.
Akhirnya Wang So melepaskan Hae Soo dengan mendorongnya, Hae Soo langsung memengang Wang Wook dengan wajah ketakutan. Wang Wook menayakan keadaan Hae Soo lebih dulu yang terlihat sangat ketakutan lalu melihat ada bekas luka dibagian leher. Hae Soo dengan gugup menunjuk disana ada banyak orang dan Mereka semua mati.
Wang So melirik dingin, Wang Wook kaget mengetahui ada yang mati. Hae Soo memberitahu kalau semua mengunakan topeng, menunjuk ke bagian bawah seperti merasa tak tega karena melihat orang dibunuh didepan matanya. Dua saudara Wang saling berpandangan. 


Ji Mong dan Wang Mo terlihat gelisah di istana, Wang Mo merasa bersalah karena seharusnya tidak membiarkan Pangeran ke-4 menggantikannya. Ji Mong pikir Wang So melakukannya atas kemauannya sendiri jadi Putra Mahkota.tidak perlu merasa bersalah, Wang Mo merasa Ji Mong tak perlu  mengatakan hal seperti itu.
Aku membuat adikku dalam bahaya. Kalau itu tidak salah, apa itu? Dia juga terluka.” Kata Wang Mo sangat mengkhawatirkan adiknya, Ji Mong tak bisa berkomentar lagi. 

Wang Wook dan Wang So pergi ke sisi hutan lainya dan meminta pengawal untuk mencari di daerah sekitar itu. Hae Soo binggung melihat semua orang yang tadinya mati depan matanya sudah tak ada. Wang So melirik sinis bertanya apakah orang mati bangun dan berjalan sendiri, Hae Soo yakin karena sebelumnya melihat dengan jelas ada ditempat itu.
Aku tahu dan melihatnya dengan benar. Mereka ditusuk dari belakang. Tepat disini Tapi Kemana mereka semua pergi.” Kata Hae Soo
“kau bilangmereka dibunuh? Oleh siapa? Beritahu aku siapa itu.” Tanya Wang So tak sabaran memegang tangan Hae Soo untuk mengancamnya, Hae Soo pikir mana mungkin mengetahuinya.
Wang Wook melihat ada bercak darah yang menempel pada pohon bambu, memberitahu didekat sini ada geng pembunuh yaitu Pemimpinya dibunuh oleh anggotanya sendiri. Wang So pikir itu  penjaga istana, lalu bertanya apakah mendapat laporannya.  Wang Wook pikir Melihat bagaimana orang itu membawa tubuh-tubuh mayat, mereka merencanakannya dengan sangat baik d
Pria itu adalah pelaku terakhir. Dia mati tanpa jejak sekarang. Apa yang kau akan rencanakan?” kata Wang So marah lalu memegang lenganya yang sebelumnya terluka. 
Tetap saja... aku tidak bisa membiarkan Hae Soo terluka. Saat sudah terang, aku akan mencari jalannya.  Sekarang kita obati dirimu terlebih dahulu .” Tegas Wang Wook
Wang So melepaskan tangan adiknya yang ingin membantu, lalu berjalan dengan melirik sinis pada Hae Soo dan berjalan meninggalkan hutan. Hae Soo bisa bernafas lega setelah Wang So pergi dan jatuh lemas. Wang Wook mengambil pedangnya memberitahu semua sudah selesai dan mengajaknya untuk segera kembali. Hae Soo malah menangis, Wang Wook binggung melihat Hae Soo menangis.
Dia selalu mengatakan akan membunuhku. Setiap kali aku melihatnya, dia bilang akan membunuhku. Aku hanya akan mengembalikan sesuatu yang dia tinggalkan.” Ucap Hae Soo terus menangis.
“Hae Soo.... Ini akan baik-baik saja.” Kata Wang Wook menepuk pundaknya walaupun terlihat canggung.
Hae Soo langsung menariknya, sampai Wang Wook berlutut didepanya, Ia  takut kalau sampai Wang So iutu benar-benar membunuhnya, karena sebelumnya selalu bilang bilang akan membunuhnya, bahkan Wang Sootidak memiliki air mata atau darah sama sekali. Lalu bertanya-tanya Apa sebenarnya kesalahannya itu.
Wang Wook makin binggung melihat Hae Soo terus menangis sambil memegang bajunya, tapi akhirnya menahan tawanya. Hae Soo masih saja menangis, Wang Wook memeluknya sambil menepuk pundaknya kalau semua  akan baik-baik saja. Hae Soo masih terus menangis di pelukan Wang Wook, Wang Wook menahan senyumanya melihat tingkah Hae Soo yang bisa menangis seperti anak kecil, memintanya untuk berhenti menangis dan segera pulang. 


Ratu Yoo kembali mandi di kolam bunga dengan lilin yang mengelilinginya dan juga segelas arak. Wajahnya terlihat menahan amarah, mengingat saat kejadian sebelumnya ternyata yang ada dibalik topeng Wang So bukan Wang Mo yang ingin dibunuhnya. Ia meluapkan amarahnya dengan memercikan air kemana-mana.
Saat keluar dari kolam, jubah warna merah pun dikenakan oleh pelayan, Wang Yo datang menemui ibunya yang baru selesai mandi. Ratu Yoo sudah duduk sambil minum, sementara Wang Yo membantu mengeringkan rambut ibunya.
“ Wang Soo.... Semuanya kacau karena dia terlibat. Kita seharusnya merayakan kau yang jadi Putra Mahkota malam ini.” ucap Ratu Yoo kesal
Kita membereskannya dengan rapi jadi Tidak ada pelaku yang masih hidup.”kata Wang Yo menenangkan ibunya.
Raja tidak akan bisa menurunkan tahtanya kali ini. Ayo berpuas diri dengan itu.” Ucap Ratu Yoo meminta anaknya tak perlu mengeringkan rambutnya.

Wang Yo membantu ibunya menuangkan minuman berpikir apa yang akan terjadi Wang So menggantikan tempat Putra Mahkota bahkan Choi Ji Mong juga sulit memprediksikannya menurutnya berdua benar-benar memiliki hubungan yang tidak diketahui orang-orang. Ratu Yo ingat dengan yang Wang Jung katakan.
“Wang So pasti mempelajari beladiri, tapi keluarga Kang tidak akan mengajarinya. Aku harus tahu siapa yang dia temui dan kartu apa yang dia miliki di tangannya. Mungkin kalau Choi Ji Mong terhubung... itu berarti raja juga berhubungan.” Kata Ratu Yoo menduga-duga.
Bagaimanapun juga , mereka mengatakan tidak ada yang pernah menemuinya saat  Wang Soo di Shinju.” Ucap Wang Yo tak yakin
“Kau sebaiknya terus awasi dia. Kita harus tahu apa yang dia pikirkan dengan tujuan mengejarnya atau membuat dia disisi kita. Kau Jangan lupa, Goryeo pasti milik salah satu anakku.” Kata Ratu Yoo memegang wajah anaknya. 

Wang So merobek bajunya, terlihat ada bekas luka terkena pedang. Yeon Hwa datang dengan nampan yang berisi obat. Wang So meliriknya, saat Yeon Hwa ingin membersihkan lukanya, tanganya langsung ditarik merasa kalau itu sudah jadi urusanya.
Yeon Hwa dengan sabar mengatakan kalau bukan ini sesuatu yang pelayan bisa lakukan. Wang So akhirnya membiarkan Yeon Joo membersihkan lukanya. Yeon Joo dengan sangat telaten  menempelkan tanaman obat diatas lukan dan memberikan perban dilengan Wang Soo.
Berapa lama kau berencana tinggal di Shinju nanti ? Sebenarnya akan lebih baik kalau kau tinggal di Songak seperti yang lainnya dan belajar dari guru.”kata Yeon Hwa menatapnya.
Aku berbeda dari Wang Wook karena Aku lebih baik hidup menangkap hewan di gunung.” Ucap Wang So dingin
Kau menjadi mahir menyembunyikan pemikiranmu.” Komentar Yeon Hwa dengan senyuman
Yeon Hwa membantu Wang Soo mengelap wajahnya yang penuh keringat tak sengaja menyentuh ke bagian topengnya, keduanya sempa saling menatap. Akhirnya Wang Soo memilih untuk berdiri merasa kalau sudah cukup. Yeon Hwa meminta agar Wang Soo membuat dirinya agar tetap nyaman dan menerima perawatan serta akan memberitahu pelayan, ketika akan keluar ruangan Wang Soo memanggilnya.
Yeon Hwa... Aku sering bertanya-tanya wanita seperti apa kalau kau sudah dewasa.” Ucap Wang So seperti memberikan perhatianya. Yeon Hwa memberikan senyumanya. 

Chae Ryung membantu membersihkan luka dibagian leher, Hae Soo sedikit menjerit kesakitan. Nyonya Hae khawatir kalau sampai nanti Hae Soo terluka parah. Dibelakang Wang Wook seperti menahan tawanya. Nyonya Hae bersikap sopan karena ada suaminya, bertanya kenapa Hae Soo sampai berada dihutan. Hae Soo melirik pada Wang Wook, lalu Wang Wook memberikan kode dan mengaku kalau tersesat.
Mereka adalah orang yang mencoba membunuh Putra Mahkota. Tapi Syukurlah dia masih hidup.” jelas Wang Wook,
Itulah maksudku! Aku merasa kalau aku sangat beruntung untuk pertama kalinya hari ini. Pada Kenyataan bahwa aku hanya terluka seperti ini adalah keajaiban.” Ucap Hae Soo penuh semangat.
Wang Wook menahan tawa karena tahu Hae Soo tadi menangis seperti anak kecil. Nyonya Hae benar-benar tak habis pikir dengan tingkah Hae Soo lalu menyuruhnya untuk segera beristirahat. Hae Soo langsung berdiri. Chae Ryung mengatakan kalau balutan di lehernya belum selesai, Hae Soo mengelengkan kepala dan ingin buru-buru masuk kamar. Chae Ryung mengikutinya dengan membawa nampan. 

Wang Wook terus menahan tawanya, Nyonya Hae mengucapkan terimakasih pada suaminya karena sudah menyelamatkan Hae Soo dan minta maaf karena selalu menyusahkannya. Wang Wook heran istrinya berpikir itu menyusahkan karena tidak pernah berpikir seperti itu.
Sebenarnya, dia adalah sumber kebahagiaan.” Ucap Wang Wook tersenyum.
“Apa Dia membuatmu bahagia?” kata Nyonya Hae tak percaya
Ini adalah rumah tangga yang berat, kan? Saat orang datang padaku, mereka selalu membicarakan penderitaan. Jadi Mereka ingin lebih dariku Tapi Hae Soo tidak seperti itu. Dia melangkah untuk mengatakan dia akan melakukan semuanya sendiri. Itu membuatku senang melihat itu. Seperti bernafas di udara segar.” Cerita Wang Wook sambil tersenyum
Nyonya Hae menatapnya seperti tak bisa melihat suaminya tersenyum,  Wang Wook  menatap ke arah kamar Hae Soo merasa akan menunggu sampai bisa melihatnya lagi. Nyonya Hae merasa sangat bersyukur kalau suaminya itu  sangat peduli pada Hae Soo. Keduanya saling menatap tapi terlihat canggung. 


Hae Soo berjalan akan ke kamarnya dengan Chae Ryung, langkahnya terhenti melihat sosok Wang So duduk ditangga. Tapi Hae Soo memilih untuk pergi, Wang So memanggilnya untuk berhenti lalu berjalan mendekatinya. Hae Soo dengan terbata-bata bertanya apa yang dinginkanya. Wang So hanya melirik saja, Chae Ryung langsung berjalan mundur meninggalkan Hae Soo.
Aku benar-benar memberitahu semua yang aku tahu. Aku sibuk melarikan diri. Apa lagi yang aku bisa lihat? Orang dengan pedang menusuk orang dengan topeng dari belakang. Itu semua tiba-tiba.... seperti mereka sudah merencanakannya sebelumnya.” Ucap Hae Soo panik saat Wang So semakin mendekat.

Pikirkan dengan benar. Ingat semuanya.... Cepat Lakukan sekarang!” teriak Wang So dengan memegang wajah Hae Soo.
Tangan Wang Wook menyelamatakan Hae Soo kembali meminta kakaknya untuk menghentikanya. Akhirnya Wang So melepaskan tanganya dengan mendorong Hae Soo sampai terduduk. Hae Soo tiba-tiba teringat seuatu yang itu Pakaian berbulu. Dua saudara Wang langsung menatapnya.
Semua orang mengenakan pakaian hitam. Ada satu pria mengenakan pakaian berbulu. Dia menyuruh mereka semua untuk membunuh.” Kata Hae Soo seperti bisa mengingatnya kembali
“Apa Kau melihat wajahnya? Seperti apa penampilannya?” tanya Wang So mengingat kalau yang mengunakan pakaian bulu adalah Wang Yo

Aku tidak melihat wajahnya. Dia sepertinya pemimpin mereka. Itulah yang aku lihat.” Kata Hae Soo, Wang So dan Wang Wook saling berpandangan.
Siapa lagi yang tahu tentang ini?” tanya Wang So, Hae Soo mengatakan Tidak ada lagi yang meragukan dirinya selain Wang So
Lupakan semuanya yang kau lihat di hutan dan Lupakan pria itu.” Tegas Wang So
Wang Wook mendukung perkataan sang kakak itu benar,  lebih baik berpikir melupakan yang sebelumnya tadi dilihatnya. Hae Soo bertanya apakah ia boleh pergi sekarang, dengan melirik sinis pada Wang So lalu berjalan pergi. Wang So memanggilnya, memperingatkan untuk Jangan muncul di depannya lagi.

Apa aku melakukan kesalahan? Tadi Kau menyuruhnya untuk membunuhku. Kau bahkan mengatakan akan membunuhku. Lalu, apa aku harus tidak melakukan apa-apa? Aku harus melakukan apapun agar aku bisa hidup. Apa aku harus mati saja?” ucap Hae So marah dengan menahan air matanya, Wang Wook datang untuk menenangkanya. Wang So melirik dingin dengan tatapan mengejek dan berjalan pergi.
Apa itu kejahatan... kalau ingin hidup… Semua orang ingin hidup. Kenapa kau memilihku?” ucap Hae Soo sambil menangis, Wang Wook menatapnya, Wang So tak peduli memilih untuk pergi. Hae Soo mengumpat Wang So memang bajingan jahat lalu tersadar di dekatnya ada Pangeran. 

Wang Wook membantu menyalakan lilin dikamar Hae Soo, berpikir lebih baik membiarkan lilinya menyapa dan tidur, karena sbeelumnya mengalami hal buruk, jadi i akan menolongnya untuk meredakan mimpi buruknya. Hae Soo duduk ditempat tidurnya menanyakan keadaan Wang Wook. Wang Wook terdiam seperti baru pertama kali orang yang menanyakan keadaanya.
Karena aku... kau membunuh seseorang. Aku khawatir kau mungkin mengalami mimpi buruk. Kau mungkin akan mengalami trauma atau stres semacamnya.” Kata Hae Soo khawatir
Aku tidak akan mimpi buruk setiap kali sesuatu seperti ini terjadi. Jadi Seberapa sulitnya kah itu ?” kata Wang Wook santai
“Jadi Kau bilang ini sering terjadi? Lalu, kau membunuh orang...” kata Hae Soo terdiam merasa tak percaya karena dizamanya, membunuh adalah tindakan keji.
Aku berumur 11 tahun.... Saat aku pertama kali mengambil nyawa... yaitu aku berumur 11 tahun. Seorang pencuri memasuki tempat tinggal dimana Yeon Hwa dan ibuku menempatinya. Kejadianya Sama seperti tadi... aku menggunakan pisau belatiku.” Cerita Wang Wook sambil menyalakan semua lilin dikamar.

“Tapi Bagaimanapun, aku tidak mengalami mimpi buruk. Aku melindungi keluargaku dengan tanganku sendiri. Jadi Aku senang dan bangga. Kalau seorang pangeran bahkan tidak bisa melakukan itu, lalu apa yang bagus dari Pangeran tersebut?” kata Wang Wook menahan semua bebanya.  
Hae Soo melihat Wang Wook masih mengingatnya bahkan tidak akan melupakannya, jadi bagaimana bisa Wang Wook hidup nyaman dengan itu, menurutnya itu sangat jelas Pangeran hanya menahannya dan hidup dengan  hal tersebut. Wang Wook pikir itu adalah beban yang dibawanya sejak lahir jadi harus menahannya. Hae Soo dengan senyuman mengatakan tidak akan menguncinya jadi tak perlu mengkhawatirkanya.
Wang Wook tak mengerti dengan ucapan Hae Soo, Hae Soo menjelaskan tidak seharusnya memandang Wang Woo rendah agar bisa hidup dengan ceria, jadi tidak perlu khawatir padany dan bisa hidup dengan baik. Wang Wook  tak bisa menahan senyumanya melihat Hae Soo yang hilang ingatan Sekarang sudah terganti dengan banyak keberanian yang salah, lalu bertanya apa itu kata  stress, seperti baru pertama kali mendengarnya. Hae Soo hanya bisa tersenyum karena di zamannya sekarang kata itu belum populer. Wang Wook keluar dari kamar menatap ke arah kamar seperti merasakan sesuatu. 


 [Istana Raja 25th New Year (Year 942)]<
Wang Mo dan Wang So serta Ji Mong berada di ruangan raja, Raja Wang mengatakan Putra Mahkota diserang di istana dan itu dihadapannya, jadi sudah jelas penyerangan untuknya dan langit membuktikan bahwa ini adalah kekuatan musuh.
Ji Mong, apa yang terjadi dengan penyelidikan pelakunya?” tanya Raja Wang
Para pangeran mengejar mereka, tapi kita tidak bisa menangkap satupun yang hidup. Sekarang Kami sedang memeriksa mayat dan akan menemukan penyebabnya sebisa yang kita mampu.” Kata Ji Mong
Yang Mulia, pelakunya semua adalah penampil akrobat di Songak. Aku akan mencari tahu siapa yang membiarkan mereka masuk istana.” Kata Wang Mo, Raja pun membiarkan putra mahkota yang melakukanya.

Bagaimana lukamu?” tanya Raja pada putra ke empat. Wang So terlihat kaget mendengar ayahnya yang menanyakan keadaanya.
Itu bukan luka besar... Aku sudah dirawat di rumah adikku yang ke-8.” Jelas Wang So
Apa alasanmu menggantikan tempat Putra Mahkota? Padahal Hidupmu dalam bahaya.” Kata Raja Wang
Putra Mahkota Moo menyelamatkan hidupku 15 tahun yang lalu. Itulah alasannya aku ingin tinggal di Songak dan mencari tahu siapa dibalik semua ini.” kata Wang So langsung menyebutkan tujuanya.
Raja Wang bertanya apa yang dinginkanya, Wang So mengatakan Kalau Yang Mulia. Mengijinkannya maka akan mencari tahu siapa dibalik semua ini. Raja Wang setuju lalu memerintahkan Ji Mong untuk memberitahu Shinju kalau Wang So punya pekerjaan untuk dilakukan untuk kepentingannya, jadi  akan kembali lebih lama dari yang diharapkan.Ji Mong pikir keluarga Di Shinju tidak akan keberatan, lalu melirk pada Wang So karena berhasil membuatnya tetap tinggal di istana. 


Wang bersaudara berkumpul di dekat kolam sambil menikmati teh dan juga kue beras. Wang Won kembali membahas Saudara ke-4  mereka, bertanya apakah mereka berpikir kalau Wang So tidak mendapat pelatihan beladiri, karena melihat saat ritual melakuka gerakan yang berbeda dari orang biasa.
Itu kemampuannya saat berhadapan dengan binatang-binatang. Jangan biarkan dia besar kepala.” Kata Wang Yo
Itu bukanlah kemampuan orang yang berlatih sendiri. Aku yakin dia diajari oleh seseorang dan dilatih dengan benar.” Ucap Wang Jung yakin
“Apa menurutmu Kangs dari Shinju melatih sandera mereka beladiri ?Kenapa mereka harus melakukanya? Sekarang Kalau salah satu dari kalian mendengar sesuatu, beritahu aku. Itu terdengar lucu.” Kata Wang Yo mengejek, Wang Wook hanya diam saja
“Apa Kau ingin kami untuk menanyakan tentang saudara ke-4 kita mempelajari beladiri? Hei... Baek Ah, kau mengenal banyak orang. Akan jauh lebih mudah untukmu mencari tahu.” Ucap Wang Eun
Orang yang mengunjungi rumahku hanya musisi dan perempuan jadi Tidak akan mudah untukku.” Kata Baek Ah

“Apa Kau tidak mengejar pelakunya tadi malam?” tanya Wang Wook sengaja menyinggungnya.
Aku mengejarnya Tapi aku pergi ke arah yang salah, jadi aku tidak melihat mereka satupun. Aku bahkan tidak melihat tikus.” Kata Wang Yo mencari alasan
Aku dengan kau pergi ke hutan yang sama. Aku berharap setidaknya kau menangkap salah satu dari mereka.” Ucap Wang Wook menatap dingin
Aku juga menyesalinya. Kalau aku ada disana, akankah mereka lolos seperti itu?” balas Wang Yo dengan tatapan sinisnya. 
Tiba-tiba Raja datang melihat anak-anaknya, semua Pangeran pun berdiri membungkukan badan. Raja Wang bertanya apakah mereka sdang merayakan tahun baru dan pasti menikmatinya sendirian. Ia membahas mereka semua sudah berusaha tadi malam jadi kalau salah satu ada yang terluka segera menemui tabib. Wang Yo mengatakan akan melakukanya jadi raja tak perlu khawatir.
“Wang Eun, kenapa ada memar di wajahmu?” tanya Raja panik, Wang Eun binggung menjawabnya
Ada perkelahian.” Akui Wang Eun, Raja marah bertanya  Perkelahian apa yang sampai melukai wajah pangeran.
Bagaimana bisa martabat keluarga kerajaan jatuh? Siapa yang melakukannya? Beritahu aku.” Kata Raja murka. Wang Eun makin binggung menjawabnya. 


Hae Soo mondar mandir merasa yakin Pangeran ke-10 akan dihukum oleh raja, Chae Ryung membenarkan karena  biasanya dilakukan oleh para ahli dan Pangeran ke-10 bersikeras datang sendiri. Hae Soo yakin Wang Eun itu hanya ingin melihat sendiri apa yang terjadi padanya.
Kau tidak berpikir mereka akan memotong tangan kakimu, kan?” ucap Hae Soo panik, Chae Ryung tidak tahu tapi menurutnya Pangeran ke-8 pasti menerima berita ini,
Dia pasti... Ahh... Tidak ada yang akan terjadi. Ya, tentu saja.” Ucap Hae Soo yakin tapi setelah itu terlihat khawatir dengan keadaanya nanti. 

Wang Eun datang dengan pengawal yang mengejarnya karena menaiki kuda, Hae Soo bersikap seolah-olah tak peduli. Wang Eun turun dari kuda dengan gaya mengodanya, kalau Hae Soo pasti sedang menunggunya. Hae Soo tanpa memandangnya bertanya apakah Wang Eun membawa hukuman raja untuknya.
Raja marah saat dia melihat memar di wajahku yang hebat. Dia menyuruhku untuk segera memukulmu.” Kata Wang Eun melipat tangan didada
Kenapa aku harus di pukul?  Kau melakukan kesalahan. Oh! Jadi Kau melewatkan bagian apa kesalahanmu, kan?” ucap Hae Soo menantang ikut melipat tangan didada.
Hei... sekarang, kau berpikir aku benar-benar pria yang menyedihkan Aku memohon pada Raja untuk memaafkan untuk kebaikanmu dengan cara yang tidak bisa kau bayangkan.” Kata Wang Eun.

Wang Eun langsung berlutut didepan Raja, mengatakan  Kalau gadis yang memukul pangeran harus dihukum, maka hukuman jenis apa yang harus diterima pria yang dipukul oleh wanita.
Itu seharusnya dikatakan direkam dalam sejarah menjadi kata-kata bijak. Bagaimana? Kau bersyukur, kan?” kata Wang Eun bangga
Ah, aku tidak tahu kenapa kau sangat murah hati padaku. Kau benar, aku sangat berterima kasih aku tak akan mati.” Kata Hae Soo akan masuk rumah
Wang Eun menahanya, Hae Soo dengan kesal bertanya apa lagi maunya,  Wang Eun mengatakan ada yang mau disampaikan padanya. Hae Soo binggung, Wang Eun menyuruh Chae Ryung masuk dan juga pengawalnya untuk pergi agar mereka berdua bisa bicara.  Hae Soo berpikir akan menarik dari tubuhnya, Wanbg Eun menegaskan tidak akan menarik apapun karena bukan pria yang menahan dendam seperti itu. Hae Soo ingin tahu apa yang ingin dikatakanya.

Itu hanya... Jadi, maksudku adalah...” kata Wang Eun kebinggungan dengan memegang tanganya dan mengoyangkan kakinya seperti wanita, Hae Soo menatap semua gerak geriknya.
Mungkinkah dia... jatuh cinta padaku? Lalu ia akan bilang "Kau adalah gadis pertama yang memperlakukanku seperti itu." Apakah Sesuatu seperti ini?” gumam Hae Soo tak percaya.
Aku hanya ingin mengatakan... kau adalah gadis pertama yang memperlakukanku seperti itu.” Kata Wang Eun menatap serius, Hae Soo melotot kaget benar-benar tak percaya .
Aku tidak tahu kata-kata itu sudah digunakan selama lebih dari 1000 tahun. Kalimat itu adalah kalimat yang bagus.” Ucap Hae Soo, Wang Eun binggung karena Hae Soo menyebut 1000 tahun.

“Sudahlah Bagaimanapun, itu adalah kali pertama bertarung sangat terbuka sejak aku dewasa. Semua orang, termasuk ibuku dan kakekku takut padaku, dan membiarkanku memukul mereka. Aku tidak pernah berkelahi dengan siapapun sebelumnya. Itu menyenangkan.” Jelas Wang Eun
Hae Soo menyuruh Wang Eun  untuk datang lebih sering jadi akan berkelahi denganya tanpa menahan. Wang Eun tak percaya Hae Soo itu ingin dirinya datang lebih sering menemuinya. Hae Soo seperti sengaja membuat geer karena Wang Eun  sudah menghentikannya dari hukuman dan membuat anggota badannya tak terpotong jadi Setidaknya itu yang di bisa lakukan lalu masuk kedalam rumah. Wang Eun berteriak memberitahu kalau hari ini adalah hari pertama
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar: