PS : All
images credit and content copyright : KBS
Di ruangan Yoon Sung
Yoon Sung bertanya apakah Kasim Ma yang membawa Kasim
Hong ke tempat utusan,
Kasim Ma sempat kaget tapi akhirnya tak bisa menyangkalnya dengan alasan Kasim yang sedang ditugaskan memiliki keadaan
darurat. Yoon Sung membuka sebuah kotak, Kasim Ma dengan gugup
bertanya apa itu.
“Ini Senjata yang aku dapatkan
saat berada di Qing. Aku
merasa tertarik, jadi aku juga mendapatkan peluru.” Kata Yoon Sung mengangkat pistol dengan bentuk klasik.
“Ahh... Begitu.... Tapi kenapa kau menunjukkannya
kepadaku...” ucap Kasim Ma gugup.
“Ini tidak memerlukan mesin. Yang harus aku lakukan adalah
menarik pelatuknya. Lalu
ini akan menembak dan mengeluarkan peluru”
jelas Yoon Sung sambil mengarah pistol ke depan dan berpindah mengarah pada
Kasim Ma.
Kasim Ma kaget Yoon Sung yang mengarahkan padanya dan
bertanya alasan melakuan hal ini padanya. Yoon Sung meminta agar membiarkan
saja Kasim Hong, Kasim Ma heran kenapa Yoon
Sung itu begitu khawatir tentang Kasim Hong.
“Apa kau... mengetahui rahasia yang aku
ketahui?” kata Kasim Ma kaget, Yoon Sung melepaskan pelurunya, Kasim
Ma menjerit ketakutan memegang badanya ternyata peluru tak bersarang ditubuhnya
tapi mengenai lampu diatasnya.
“Jangan penasaran dan Jangan bicara. Kalau ada yang pernah berbicara
tentang rahasia Kasim Hong, terlepas
dari siapa itu, maka aku
berencana untuk membunuhmu.” Tegas Yoon Sung
memberikan ancaman. Kasim Ma menatap Yoon Sung dengan wajah ketakutan.
“Aku memiliki satu peluru tersisa. Jadi Aku berencana untuk menyimpan ini
untukmu.” Ucap Yoon Sung, Kasim Ma hanya diam melihat peluru yang
ada ditangan Yoon Sung.
Do Gi berlutut sementara Sung Yul naik ke punggungnya,
dari celah-celah jendela bisa melihat Ra On yang sedang kurung dan melihat
sekarang keadaan temanya itu mengerikan. Ra On menanyakan apakah Putra
Mahkota baik-baik saja.
Kau
tidak dalam posisi untuk khawatir tentang Putra Mahkota. Sekarang Dongungjeon berantakan. Invasi Jepang bahkan tidak bisa
dibandingkan dengan itu. Putra
Mahkota... Bisa saja
diturunkan.” Jelas Sung Yul, Ra On kaget Putra
Mahkota bisa diturunkan.
“Kau harus tetap sadar... Makan dengan baik.”pesan Sung Yul, Ra On masih saja diam mendengara kalau
Pangeran Lee mungkin saja tak akan jadi calon Raja sementara.
Sung Yul memangil Kasim Hong yang hanya diam saja, saat
itu penjaga istana datang. Dua kasim
langsung lari terbirit-birit sebelum ditangkap oleh penjaga. Ra On benar-benar
sedih merasa karena membela dirinya maka tempat Putra Mahkota akan digantikan.
Byung Yun melaporkan pada Pangeran Lee kalau Utusan
Mok akan
berangkat dua hari dari sekarang. Pangeran Lee
bertanya apakah Byung Yun pernah mendengar dari pejabat Qing siapa yang akan datang. Byung Yun mengatakan tidak tapi menurutnya orang itu
belum sampai di Joseon.
“Kita harus menemukan... bukti yang jelas yang akan
mendapatkan Utusan Mok.” Kata Pangeran Lee.
Byung Yun terdiam mengingat saat menyimpan buku yang diambilnya lalu pesan
dari atasanya “Kau tidak boleh
membiarkan siapa pun di istana tahu tentang kita.” Pangeran Lee menyadarkan lamunan Byung Yun dengan
bertanya apa yang dipikirkan sekarang. Byung Yun sempat kaget dan bertanya apa
yang dikatakanya tadi.
“Aku bertanya berapa banyak orang
yang menjaga Dongungjeon... dan
apa kau bisa melewati mereka” kata Pangeran Lee
Beberapa saat kemudian, penjaga istana sangat ketat lalu
tiba-tiba Pangeran Lee keluar dari jendela dan kabur melewati atap. Kasim Jang
menjerit memanggil Putra Mahkota
dengan panik. Semua penjaga pun pergi
mengejar Pangeran Lee yang kabur. Setelah semua pergi, Kasim Jang
memberikan kode.
Ra On tertunduk seperti menahan rasa dingin didalam
kurungan, Seseorang datang membawakan kunci pintu berdiri didepanya. Ra On
kaget melihat Pangeran Lee yang datang dengan pakaian sederhana dan topi milik
Byung Yun, lalu membuka kunci dan masuk ke dalam penjara. Ra On ingin berdiri
tapi Pangeran Lee menyuruh Ra On tetap duduk saja, lalu ikut dudu disampingnya.
Ra On ingin bicara tapi Pangeran Lee
melempar kunci keluar penjara.
“Aku akan tinggal disini... untuk 15 menit saja.” Kata
Pangeran Lee. Ra On pun hanya bisa diam saja.
Didepan penjara Byung Yun seperti sudah menghabisi
penjaga dan berjaga didepan penjara. Ra On meminta agar Pangeran Lee kembali
saja, karena Hanya
penjaga istana yang diizinkan datang ke tempat ini.
Pangeran Lee pikir Ra On itu lupa kalau ia adalah seorang Putra
Mahkota.
“Yah... memang benar... Kau tidak
boleh menyalahgunakan kekuasaanmu kepada
kasim rendahan.” Ucap Ra On
“Aku bisa saja menyalahgunakan
kekuasaanku... karena
aku adalah Putra Mahkota.” Kata Pangeran Lee bangga,
Ra On tersenyum mendengarnya. Pangeran Lee senang melihat
Ra On akhirnya tersenyum juga. Keduanya saling menatap seperti orang yang
saling menyayangi. Pangeran Lee memalingkan wajahnya seperti tak ingin
berlama-lama memandangi Ra On.
“Putra Mahkota... Apa kau masih... marah kepadaku?” tanya Ra On
“Bukan kepadamu... Tapi kepada diriku sendiri karena
aku marah... setiap
kali aku melihatmu.” Akui Pangeran Lee, Ra On
pun hanya diam.
“Berjanjilah satu hal... Jangan menahan dirimu sendiri
karena orang lain. Terutama
kalau itu adalah karena aku.” Ucap Pangeran Lee
menatap Ra On.
Ra On pikir merasa tak bisa, Pangeran Lee meminta agar Ra On berjanji. Ra
On akhirnya berjanji akan melakukan yang diminta oleh Pangeran Lee. Keduanya
saling menatap dengan mata berkaca-kaca.
Utusan Mok terlihat marah karena menurutnya menganiaya
seorang utusan dari Qing tidak
berbeda dengan menghina Kaisar dan merasa tidak
bisa menghadapi Kaisar dengan penghinaan ini.
Kalau saja ia bisa melakukanya, maka ia akan mengambil Putra
Mahkota ke Qing...
“Yah... Maaf? Tapi itu... Kau tidak bisa membawa Putra
Mahkota...” kata Ui Gyo yang datang bersama Yoon
Sung.
“Aku tahu itu... Tapi Setidaknya, aku harus membawa
kasim itu ke Qing... dan
menghukumnya sesuai dengan hukum Qing.” Kata Utusan
Mok licik
“Kau tidak bisa melakukan itu!! Dia hanya seorang peserta
pelatihan kasim. Apa yang akan kau...” teriak
Yoon Sung berdiri dengan marah, Ui Gyo kaget begitu juga Utusan Mok,
“Kau tidak boleh bersikap kasar
kepadanya.” Ucap Ui Go memarahinya lalu meminta
agar Yoon Sung kembali duduk. Yoon Sung pun kembali duduk dengan wajah marah.
“Jadi... Utusan Mok.... apa itu cukup?” tanya Ui Go pada utusan Mok. Yoon Sung tak percaya
pamanya bisa melakukan itu. Utusan Mok hanya bisa menahan senyumanya.
Yoon Sung akan datang ke tempat Pangeran Lee, Byung Yun
yang berjaga langsung menghadangnya dengan pedang dan bertanya apa tujuanya
datang. Yoon Sung mengatakan kalau
sengaja datang sebagai temannya,
jadi harusnya mereka menjaga jarak seperti sekarang.
Byung Yun menurunkan pedangnya lalu bertanya apa yang ingin dikatakanya.
“Aku ingin tahu apa ada sesuatu
yang bisa aku bantu.... Ah...Tidak... maksudku.... Aku
membutuhkan bantuanmu.” Ucap Yoon Sung, Byung Yun
hana diam saja.
Ra On terdiam dalam penjara, mengingat saat Pangeran Lee
berani mengancam Utusan Mok dengan pedangnnya untuk menyelamatkanya, lalu
berteriak marah dengan yang dilakukannya.
“Siapa yang peduli tentang utusan
itu? Siapa sebenarnya kau sampai... Kenapa kau begitu peduli
kepadaku?” teriak Pangeran Lee dengan mata
melotot.
Lalu teringat kembali kata-kata Sung Yun kalau Putra Mahkota... bisa saja diturunkan. Dan permintaan dari Pangeran Lee untuk Berjanji
satu hal “Jangan menahan diri sendiri... karena orang lain. Terutama kalau itu adalah karena aku.” Ra On hanya bisa menangis semua kejadian yang dialaminya
sekarang.
Penjaga istana mengeluarkan Ra On dari penjara dengan
badan dan tangan yang sudah terikat dengan tali, Kasim Han datang meminta agar
meninggalkan mereka berdua supaya bisa bicara. Penjaga pun keluar dari ruangan.
Kasim Han mengatakan Seorang kasim harus... bersedia mengorbankan hidupnya
untuk seseorang yang dilayaninya.
“Tapi aku minta maaf... bahwa aku harus mengirimmu pergi
meskipun kau tidak bersalah. Putra
Mahkota... memohon
pengampunan sepanjang malam... untuk
menyelamatkanmu.” Kata Kasim Han, Ra On kaget
mengetahui Putra
Mahkota melakukan demi dirinya.
“Sekarang Apa kau memiliki keluarga? Aku akan berbicara dengan mereka.” Ucap Kasim Han
“Aku memiliki seseorang yang
menemukanku selama kerusuhan... dan
membesarkanku, tapi aku tidak tahu di mana dia tinggal sekarang.” Cerita Ra On
“Apa kau mengatakan... bahwa kau kehilangan orang tuamu saat
kerusuhan 10 tahun yang lalu?” tanya Kasim Han, Ra On
membenarkan karena terpisah dari ibunya pada saat itu.
“Lalu Berapa umurmu?” tanya Kasim Han kaget, Penjaga datang memberitahu kalau
mereka harus pergi. Ra On buru-buru menjawab kalau umurnya itu 18 tahun denga
didorong keluar paksa dari penjara.
Semua pengawal dari Qing sudah bersiap, Utusan Mok dengan
kipas bulunya melihat Ra On yang akan dibawanya tersenyum berpesan agar menjaga
sanderanya itu dengan baik-baik karena mereka membutuhkannya
hidup-hidup sampai tiba di Qing.
Kasim Ma dan Kasim Sung yang melihatnya seperti tak bisa
berkata apa-apa. Utusan Mok naik ke atas kereta kuda dan menyuruh mereka segera
pergi. Ra On berjalan dengan bertelanjang kaki dan di dorong oleh pengawal
dengan paksa agar berjalan. Ditengah
jalan, tiba-tiba Kuda mereka berhenti karena ada panah yang menancap di kereta
kuda. Ra On kaget melihat Pangeran Lee dengan panahnya menyuruh kereta yang
dinaiki Utusan Mok untuk berhenti.
“Aku merasa terhormat karena kau
akan melepasku pergi seperti ini.” kata
Utusan Mok dengan senyuman mengejekna.
“Terima kasih karena sudah senang
melihatku.” Balas Pangeran Lee dengan senyuman lalu
mengeluarkan pedang dengan menaruh dileher Utusan Mok.
“Kau sudah melakukan cukup banyak. Jadi Tinggalkan
kasim itu di sini.” perintah Pangeran Lee.
Perdana mentri Kim keluar terlihat marah dengan Tindakan
yang sangat tidak menghormati sudah dilakukan Putra
Mahkota karena mereka akan mengantar utusan dari Qing pergi. Pangeran Lee menatap Perdana mentri dengan sinis. Perdana
mentri bertanya apakah Pangeran Lee menarik pedang hanya
karena kasim itu, Pangeran Lee membenarkan
“Aku tidak akan pernah membiarkan
siapa pun mengambil apa yang
sebelumnya menjadi milikku. Jadi,
aku sangat marah sekarang.... Lepaskan
dia sekarang.” tegas Pangeran Lee dengan pedang masih
mengarah pada leher Utusan Mok.
“Kenapa kau peduli dengan hanya
satu orang itu? Kau
harus memikirkan semua orang... yang
gemetar ketakutan karena Pangeran yang belum dewasa.” Kata Perdana Mentri Kim menyindir. Pangeran Lee
menurunkan pedangnya.
“Orang-orang yang gemetar
ketakutan... adalah
senjata terbaik yang kau miliki. Kau
menggunakan mereka untuk mendapatkan apa yang kau inginkan, dan kau bersembunyi di balik
mereka saat kau berada dalam kesulitan. Bukankah benar seperti itu?” balas Pangeran Lee menyindir. Perdana Mentri Kim sempat
kaget.
“Berapa lama lagi kau harus terus
menggerutu seperti anak kecil? Tolong
masukkan pedangmu sekarang.” tegas Perdana Mentri
Kim marah
Tiba-tiba Ra On yang sedari tadi diam mengatakan kalau
akan memilih untuk pergi. Pangeran Lee kaget mendengarnya, Ra On mengulang
kalau tetap akan pergi ke Qing. Pangeran
Lee dengan mata melotot marah bertanya apaah Ra On lupa dengan dijanjikan
kepadanya.
“Putra Mahkota mengatakan kepadaku
untuk tidak menahan diri sendiri... terutama
kalau itu adalah untukmu. Jadi Karena
itu, Aku tidak
akan menahan diri dari mengatakan hal ini. Putra Mahkota harus... menahan diri dari kemarahan... demi rakyatmu dan bukan demi aku. Ini karena kau adalah Putra
Mahkota negeri ini.” kata Ra On memberikan
penjelasanya dengan mata berkaca-kaca.
Semua penjaga istana langsung mengepung Pangeran Lee,
dengan mata melotot marah Pangeran Lee menyuruh semua agar menyingkir. Penjaga memberitahu kalau semua adalah
perintah Raja jadi meminta agar memberikan pedang yang
digunakanya sekarang.
Ra On menahan tangisnya melihat Pangeran Lee, dari
kejauhan terlihat Byung Yun melihat semuanya dan berlari ke arah lain. Pangeran
Lee akhirnya menjatuhkan pedangnya. Utusan Wok seperti senang lalu menyuruh
semuanya agar segera pergi. Ra On pun berjalan pergi meninggalkan istana untuk
pergi ke Qing. Do Gi dan Sung Yun tak percaya melihat teman mereka yang
meninggalkan istana.
“Aku mendoakan
kesehatanmu, Putra Mahkota.” Gumam Ra On
saat lewat disamping Putra Mahkota. Geun Gyo yang melihat akhirnya bisa
tersenyum karena Putra Mahkota bisa turun tahta sekarang.
Kereta kuda melewati hutan, terlihat kaki Ra On sudah
penuh luka karena berjalan tanpa alas kaki. Utusan Mok meminta mereka
menghentikan kereta karena mereka akan beristirahat lebih dulu. Ketika turun dari kereta, Utusan Mok meminta
agar pengawal mengikutinya secara diam-diam dengan
beberapa orang. Pengawal mengerti dan memerintahkan orang yang menjaga Ra
On agar mengingkatnya disebuah
pohon.
Perdana Mentri Kim dan Menteri Jo pergi mancing bersama,
keduanya terlihat sangat akrab. Mentri Jo melihat kemarahan Putra Mahkota, menurutnya Pangeran Lee tidak
akan bersikap lunak dengan pejabat di masa depan.
“Melihat dunia dengan antusiasme
yang berlebihan, dia
pasti puas dengan segala sesuatu yang dilihatnya. Raja sama saja saat seusia Putra
Mahkota. Dia hanya
mengejar perubahan dan reformasi. Tapi Kau
bisa melihat hasil dari tindakannya.” Ucap Perdana
Mentri Kim.
“Hasil tindakannya sangat tragis, tapi kau harus mengambil risiko
untuk melakukan perubahan.” Komentar Mentri Jo
“Negara ini dipimpin oleh pejabat Saat raja menganggap dirinya
sebagai raja... sebagai
arti yang sebenarnya, itu
adalah saat yang paling berbahaya.” Kata Perdana
Mentri Kim, Mentri Jo melihat kailnya dimakan ikan tapi saat mengangkat ikanya
malah kabur.
“Di saat aku mencoba untuk
memahamimu, maka aku terus
merasa terganggu. Sulit
untuk berkonsentrasi pada ikan.” Kata Mentri Jo,
Perdana Mentri Kim tertawa.
“Untuk keamanan negara dan
stabilitas politik, aku mohon tolong
dukung aku. Aku
menyarankan pernikahan di antara anak-anak kita sekarang.” Ucap perdana mentri Kim, Mentri Jo hanya melirik
seperti tak begitu suka.
Utusan Wok bertemu dengan seseorang melihat kotak berisi
tanaman herbal dan menciumnya, yang lain mengecek dalam kotak beras. Tiba-tiba
seseorang diserang, terlihat Byung Yun datang. Utusan Mok panik bertanya siapa
orang yang datang menghadangnya. Dibelakang Byung Yun, Pangeran Lee dengan
pakaian biasa menghadang Utusan Mon. Utusan Mok panik melihat Pangeran Lee ada
didepanya.
“Aku sudah mempersiapkan hadiah,
tapi aku lupa untuk
memberikannya kepadamu.” Kata Pangeran Lee
mengeluarkan pedangnya. Semua didepan mereka pun siap melawan dengan pedang.
“Aku akan bertarung sendirian.
Tolong menjauhlah, Yang Mulia.” Kata Byung Yun
“Kau seharusnya mengatakan itu
sebelum aku mencabut pedangku.” Ejek Pangeran Lee.
Utusan Mok memberikan perintah agar melawan mereka
berdua. Perkelahin terjadi dengan Byung Yun dan orang yang memakai pedang.
Orang yang membawa kampak melempar ke
arah Pangeran Lee. Dengan teknik bela dirinya bisa menghindari mengunakan
pedang dengan cepat.
Pangeran Lee hanya dalam beberapa detik saja bisa
menghabiskan semuanya, Utusan Mok terlihat ketakutan mencari perlindungan.
Byung Yun melihatnya langsung melempar pisaunya, Utusan Mok menjerit ketakutan
pisau mengenai tepat diatas kepala Utusan Mok.
Penjaga yang menunggu kereta kuda langsung mengeluarkan pedang saat Yoon
Sung mendekat. Dengan bahasa Qing berbicara kalau saat ini adalah
penyelidikan dari Departemen Sensor jadi Menyingkir dari jalan. Ketua
Departement pun berjalan ke depan, semua pengawal meminta maaf karena sudah bersikap kasar.
Sementara Pangeran Lee dan Byung Yun berjalan mendekati
Utusan Wok.
“Apa hadiah perpisahan dariku ini menyenangkanmu?” tanya Pangeran Lee, Utusan Mok ketakutan bertanya apa
yang sedang dilakukan Pangeran Lee padanya.
“Kau mencoba untuk mencuri upeti
untuk Kaisar... dan
bahkan mencoba untuk menyelundupkan beberapa. Sejauh yang aku tahu, setidaknya
kau akan diasingkan... karena
menyelundupkan belerang dan tanduk banteng di Qing. Bukankah benar begitu?”
kata Pangeran Lee pada Byung Yun.
“Hukuman untuk penyelundupan belerang
adalah kematian.” Kata Byung Yun
“Aku akan memberitahu Kaisar bahwa
itu adalah konspirasi. Menurutmu siapa yang akan
dipercaya oleh Kaisar?” Ucap Utusan Mok bisa
membela diri.
“Yah... memang Kau benar. Dia tidak akan
percaya... Itulah sebabnya aku mengundang
tamu lain.
Bagian Departement Sensor datang menemui ketiganya,
Utusan Mok kaget melihatnya. Pangeran Lee dan
ketua Departement saling memberikan hormat, dari kejauhan Yoon Sung
melihat pertemuan mereka. Byung Yun bisa melihat Yoon Sung yang mengamati
mereka dan saling memberi kode dengan anggukan.
Flash
Back
Yoon Sung mendengar
mereka mengubah rute ke Qing, menurutnya ini adalah
rute yang lebih berat dan panjang jadi Mereka
akan bertemu di sana kalau menyelundupkan sesuatu. Byung Yun mengangguk mengerti, lalu Yoon Sung memberikan
sebuah amplop.
“Aku menandai lokasinya di peta.” Ucap Yoon Sung lalu pergi.
“Apa kau yakin... kau akan baik-baik saja?” kata Byung Yun khawatir dengan temanya.
“Aku akan baik-baik saja selama
Kasim Hong aman.” Kata Yoon Sung membalikan
badanya.
Byung Yun memberikan buku yang berhasil dicurinya,
yaitu daftar
dari pedagang yang membuat penawaran dengan
Utusan Mok. Pangeran Lee bisa tersenyum
mendengarnya. Byung Yun mengeluakan peta yang diberikan Yoon Sung.
“Mereka bertemu untuk kesepakatan
terakhir dalam perjalanan ke Qing.” Kata Byung
Yun
“Kita harus menemukan siapa
pedagang itu... sebelum
penyidik tiba. Bisakah
kau memeriksanya?” kata Pangeran Lee.
“Baik, Yang Mulia. Tapi kita tidak
punya banyak waktu...” kata Byung Yun
“Aku akan mencegah kepergian Utusan Mok sampai
kau kembali.” Ucap Pangeran Lee.
Saat menahan Utusan Mok pergi, Pangeran Lee melihat Byung
Yun yang datang dan akhirnya melepaskan pedangnya.
Byung Yun terdiam karena semua ini berkat Yoon Sung yang
membantunya, Yoon Sung pergi dengan wajah tersenyum bisa membantunya. Si Ketua
Penyidik dengan bahasa Qing marah karena Utusan Mok iu mempermalukan Qing dengan
menyalahgunakan posisinya sebagai
utusan negara.
“Ini adalah kesalahpahaman... Aku akan menjelaskan semuanya.” Ucap Utusan Mok bersujud memohon ampun sambil menangis.
“Aku tidak perlu penjelasan darimu, Bayar untuk kejahatanmu dengan
hidupmu.” Kata ketua Penyidik. Pangeran Lee seperti sudah puas
melampiasakan amarahnya.
Ra On diikat pada pohon dengan penjagan yang sangat
ketat, tiba-tiba semua penjaga jatuh karena tertusuk pisau. Ra On mencoba
melepaskan ikatan tanganya dan melihat sosok orang yang berjalan dibalik
kibaran bendera.
Pangeran Lee datang menyelamatkanya, dengan pedang
memotong tali yang diikat pada pohon. Ia berjongkok melihat kaki Ra On yang
kotor dan penuh dengan luka, Ra On hanya bisa tertunduk dan Pangeran Lee
terlihat menahan rasa sedih melihat keadaan Ra On. Lalu ia melepaskan ikatan
tangan Ra On melihat ada bekas luka juga.
“Putra Mahkota.... Kau tidak bisa melakukan ini.” kata Ra On
“Ayo kembali.... Kau boleh kembali sekarang.” Ucap Pangeran, Ra On tak percaya mendengarnya. Pangeran dengan senyuman mengatakan kalau Ra
On aman sekarang.
“Aku takut akan benar-benar dibawa
ke Qing.” Kata Ra On menangis, Pangeran Lee mengaku juga merasa
takut kalau semuanya akan terlambat.
Keduanya saling menatap lalu melihat Byung Yun datang
dengan membawa dua kuda. Pangeran Lee tersenyum bisa membawa Ra On kembali ke
istana, Ra On menahan air matanya agar tak tumpah.
Pangeran Lee memakaikan sepatu pada kaki Ra On, lalu baru
naik keatas kuda, tanganya memegang bagian tali depan membuatnya seperti
memeluk Ra On dari belakang. Ra On sedikit gugup. Pangeran Lee marah karena Ra On berani melanggar
janjimu kepadanya.
“Kau harus dihukum setelah kita
kembali ke Dongungjeon.” Ucap Pangeran Lee
“Apa aku benar-benar bisa kembali
ke Dongungjeon?” tanya Ra On tak percaya. Pangeran Lee mengatakan Tentu
saja.
“Kau berkata akan menjadi marah kalau melihatku.” Ucap Ra On sedih, Pangeran Lee mengaku masih seperti
itu karena selalu marah kalau melihat Ran On
“Aku tak bisa
menahannya. Saat aku
tidak bisa melihatmu, maka Aku
marah dan itu membuatku gila. “ Akui Pangeran Lee, Ra On menatap Pangeran Lee seperti
tak percaya.
“Jadi... tetaplah di sisiku.” Kata Pangeran Lee. keduanya saling menatap diatas kuda.
Pangeran Lee memacu kudanya lebih dulu,
Ra On pun membalikan badannya, bersama dengan Byung Yun kembali ke istana.
bersambung ke episode 7
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Keren banger dah ga terasa terharu banger ampe meneteskan air mata... Hiks..
BalasHapusMksh sinopsisnya mbk