PS : All
images credit and content copyright : KBS
Ra On berlari keluar dari arena pertunjukan dengan
telanjang kaki, Putra mahkota menaiki tangga mencari sosok wanita yang menari
mengunakan cadar, tangan Ra On tiba-tiba
ditarik oleh Yoon Sung agar bersembunyi disemak-semak, Ra On kaget melihat Yoon Sung yang
menariknya. Yoon Sung memberikan kode agar Ra On tak berbicara.
Pangeran Lee sudah sampai diatas tangga mencari sosok
wanita yang membuatnya penasaran, Ra On buru-buru memalingkan wajahnya tak
ingin Putra mahkota melihatnya jatungnya berdegup dengan kencang. Pangeran Lee sempat menengok ke arah kanan
lalu melihat beberapa dari belaakang rambut panjang penari kembali berkumpul karena
bukan orang yang dilihatnya akhirnya memilih pergi ke arah yang berlawanan.
Ra On langsung keluar dari persembunyian, melepaskan
tangan Yoon Sung yang memeluknya, dengan gaya pria merasa memalukan
sekali bagi seorang pria sampai terlihat seperti ini karena mendengar akan sangat buruk bagi
Putra Mahkota kalau
festival yang penting ini sampai kacau.
“Jadi Bisakah kau lupakan apa yang kau
lihat?” kata Ra On
“Apa kau mengatakan kau melakukan
sesuatu yang berbahaya seperti
ini... demi
Putra Mahkota? Apa
mungkin bisa ada alasan lain?” kata Yoon Sung
“Lagipula aku bekerja untuk
Dongungjeon.” Ucap Ra On
“Lalu... kenapa kau menjadi seorang kasim
kalau sebenarnya kau
adalah seorang wanita?” tanya Yoon Sung, Ra On
hanya bisa diam saja karena rahasianya bisa diketahui oleh Yoon Sung.
Kasim Jang berjalan dengan terburu-buru menghampiri Putra Mahkota. Pangeran Lee
bertanya apakah Kasim Jang sudah
memeriksanya. Kasim Jang mengatakan sudah bertemu
dengan semua penari, tapi
tidak bisa menemukannya dan Tidak ada
yang mengenalnya juga.
“Dia tahu setiap gerakan tarian Bahkan bagian yang hanya aku
beritahukan kepada Ae Shim.” Ucap Putra Mahkota, Kasim Jang terlihat binggung
“Dan tariannya... benar-benar berbeda dari...” kata Pangeran memikirkan sesuatu.
Teringat kembali saat memerintahkan Kasim Hong agar men dokumentasikan
seluruh persiapan. Lalu ketika membuat semua
gambar gerakan tari dalam buku, Pangeran Lee bertanya apakah Semua gerakan tarian itu
ada di dalam kepalanya, Ra On menjawab tidak
pernah lupa tarian atau lagu yang pernah dilihat.
Dengan mata penuh curiga Pangeran Lee bertanya keberadaan
Kasim Hong sekarang.
Ra On dengan wajah gugup merasa sudah pergi terlalu lama jadi harus kembali ke tempatnya. Yoon Sung menahan Ra On pergi lalu melihat kaki Ra
On yang berdarah, menurutnya Ra On tidak
bisa pergi dengan semua pakaian itu lalu
berjongkok didepanya, Ra On kebinggungan.
Yoon Sung merobek sedikit kai dari bajunya dan langsung
mengingkat di kaki Ra On yang berdarah lalu meminta agar menunggunya. Ra On
hanya diam saja tak mau menatapnya.
Yoon Sung berlari membawa baju Kasim untuk Ra On, tapi
saat akan keluar Putra mahkota dan Kasim Jang sudah berjaga didepan pintu. Kasim Jang memberitahu tidak
bisa menemukan Kasim Hong. Pangeran Lee bertanya
apakah Ra On tidak ada di sini,
Kasim Jang membenarkan.
“Putra Mahkota.... Apa kau mencari Kasim Hong Sam
Nom?” kata Yoon Sung sengaja mendekatinya dengan
menyembunyikan baju dibelakanganya.
“Apa kau melihatnya?” tanya Pangeran Lee.
“Iya. Dia mengira kau pergi ke
Dongungjeon, jadi dia
segera ke sana.” Kata Yoon Sung sengaja mengalihkan
perhatian. Pangeran Lee bersama pelayan dan juga Kasim Jung pergi menuju Dongungjeon
Pangeran Lee berjalan cepat menuju Dongungjeon saat membuka pintu matanya langsung melotot kaget, Ra On
sudah duduk dengan baju kasimnya menyapa Pangeran Lee yang sudah kembali. Pangeran Lee masih curiga bertanya Berapa
lama Kasim Hong berada di sini.
“Aku tidak bisa menemukanmu saat
festival, jadi aku
datang ke sini terlebih dulu.” Ucap Ra On gugup.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Pangeran Lee masih curiga.
“Kau memerintahkanku untuk
mencatat musik yang baru kau tulis.” Kata Ra On
lalu panik melihat jepitan rambut yang tertinggal diatas meja lalu menyelipkan
dibawahnya,
Pangeran Lee melihat kearah bawah dengan tatapan curiga,
lalu melihat buku dibagian atas dan menatap tangan Ra On yang kotor dengan
tinta. Dalam hatinya langsung bergumam “Hal konyol apa yang sebenarnya aku bayangkan?”
“Apa kau ingin aku melakukan
sesuatu yang lain?” tanya Ra On berusaha untuk
santai.
“Tidak. Kau boleh
menyelesaikannya.” Kata Pangeran Lee, Ra On
mengerti dan Pangeran Lee keluar dari ruangan bersama dengan Kasim Jang.
Ra On duduk lemas karena penyamaranya tak diketahui oleh
pangeran,
Flash Back
Ra On sudah selesai berganti baju Kasim, Yoon Sung
memberikan topinya mengatakan kalau Ra
On harus cepat pergi. Ra On binggung,
Yoon Sung m memberitahu Putra
Mahkota sedang mencarina dan ia berkata kalau Ra On pergi ke Dongungjeon jadi harus bergegas pergi ke sana sebelum Pangeran
datang.
Ra On masih duduk diam karena tanpa bantuan dari Yoon
Sung pasti sekarang sudah ketahuan.
[Bab 5, Katakan kepadaku
keinginanmu]
Ra On mengelap semua buku yang ada di ruangan khusus
Putra mahkota, Pangeran Lee terlihat masih curiga dengan melihat Ra On dari
belakang, Ra On tiba-tiba bersin menutup wajahn dengan handuk yang digunakan
untuk menghilangkan debu. Pangeran Lee langsung datang meminta Ra On agar
melakukan lagi, Ra On kembali mengelap buku-buku yang ada dalam rak.
“Bukan itu. Tapi bersin...” kata Pangeran, Ra On mencoba mengeluarkan suara
bersinnya.
“Bukan seperti itu.” Ucap Pangeran Lee, lalu menutup setengah wajah Ra On
dengan tanganya, matanya seperti melihat sorot mata yang sama dengan penari
semalam. Ra On binggung melihatnya.
“Berhenti
bersin. Kau terus mengejutkanku.” Kata
Pangeran Lee kesal
“Maafkan aku, Putra Mahkota. Aku
akan menjadi...” kata Ra On dan kembali
bersin, Pangeran Lee marah karena Ra On kembali melakukanya lagi. Ra On
binggung karena tidak bisa berhenti bersin.
“Tapi Putra Mahkota, Chuseok semakin mendekat, kan?” ucap Ra On membahasnya, Pangeran Lee dengan sinis,
balik bertanya kenapa Ra On harus menanyakan hal itu padanya.
“Aku pikir mungkin... para peserta pelatihan juga bisa
mendapatkan liburan.” Ucap Ra On dengan senyuman
bahagia
“Jadi Kau ingin pergi ke festival
lentera. Apa itu benar?” kata Pangeran Lee
sinis sengaja mendekatkan wajahnya pada
sang kasim, Ra On tak percaya Pangeran Lee bisa mengetahuinya.
“Kau.... Mendekatlah.” Kata Pangeran Lee, Ra On pun mendekat lalu tangan Putra
mahkota menyentuh bagian pipinya, wajahnya terlihat gugup lalu Pangeran Lee langsung memberikan sentilan
dikepala Ra On, jeritaan kesakitan pun terdengar dan bertana kenapa Pangeran
Lee melakukan itu padanya.
“Bagaimana bisa kau berpikir untuk
bermain, saat kau sedang demam?” ucap Pangeran Lee
“Demam kecil seperti ini tidak ada
apa-apanya. Jangan
khawatir tentang aku pergi untuk bermain atau tidak.” Komentar Ra On
“Kau bilang Aku Khawatir? Siapa yang
mengkhawatirkanmu? Apa
kau sama sekali tidak pergi dari Jahyeondang hari ini. Kalau aku sampai tertular flu
darimu, maka aku akan menghukummu dengan
parah. Apa kau
mengerti?” tegas Pangeran Lee dengan mata melotot
lalu pergi. Ra On masih saja terus bersin.
Ra On dan Putri MyungGeun berada diatas perahu diatas
sungai, sang Putri bertana apakah Ra On terkejut
karena memanggilnya, Ra On bersikap tenang
sambil menungkan teh dalam poci, Putri
mengatakan tidak bermaksud yang lain karena mendengar kalau Ra On yang terbaik dalam membuat teh.
“Aku ingin tahu siapa yang
memberitahumu itu.” Ucap Ra On, Putri pikir siapa
lagi memangnya lalu mencoba teh buatan
Ra On seperti rasanya tak enak.
“Wahh... Rasa dan aroma yang mendalam
adalah sebuah karya seni.” Komentar Putri
berbohong. Ra On merasa senang
itu bisa menyenangkan Yang
Mulia
“Kau sudah mengatakannya sebelumnya... bahwa kau hanya menulis surat
atas namanya dan isi
di dalamnya adalah ketulusan.” Ucap Putri MyungGeun
membahasnya.
“Iya. aku hanya menambahkan
sedikit, tapi aku
tidak mengarang apapun. Semua
yang aku lakukan adalah menyampaikan kasih saying tuan Jung kepadamu.” Jelas Ra On, Putri tersenyum mendengarnya lalu ingin
tahu seperti apa Tuan Jung itu.
“Dia sangat maskulin.” Kata Ra On, Putri bertanya Bagaimana suaranya, Ra On memikirkan tentang suaranya.
Kasim Jang dan Putra mahkota berjalan melewati jembatan,
Kasim Jang yang melihat anak buahnya berbicara dengan Putri memanggil Pangeran
Lee.
“Putra Mahkota. Bukankah kau memerintahkan Kasim
Hong... untuk
tetap di Jahyeondang sepanjang hari ini?” kata Kasim
Jang, Pangeran Lee membenarkan.
“Tapi... Di sana...” kata Kasim Jang menunju, Pangeran Lee melotot marah
melihat Kasim Hong sedang bersama adiknya diatas perahu.
Ra On terbatuk-batuk, Putri merasa Kasim Hong Kondisinya terlihat kurang baik lalu menyuruhnya untuk kembali saja. Ra On meminta maaf
lalu ingin mengayuh perahu untuk menepi, lalu terinta sesuatu kalau mendengar
Putri sakit karena flu sebelumnya. Putri binggung memikirkan dan kapan itu sebelumnya.
“Saat tuan Jung pertama kali
mengirim suratnya. Dia
berkata kau kelihatan cantik... naik
ayunan saat batuk.” Ucap Ra On
“Kau bilang Sebuah ayunan? Lalu Flu? Apa dia.. benar-benar berkata seperti itu?” ucap Putri
teringat sesuatu terlihat marah. Ra On binggung bertanya keadaan Putri,
“Aku baru saja mengajukan
pertanyaan!” teriak Putri lalu berdiri diatas
perahu,
Perahu pun goyang, Ra On berusaha untuk memegangnya
karena berbahaya dan meminta agar kembali duduk. Perahu semakin terlihat terus
bergoyang, sampai akhirnya Ra On harus terjatuh masuk ke dalam sungai. Putri
menjerit panik. Pangeran Lee melihat Ra On sudah tenggelam langsung masuk
kedalam sungai tanpa berpikir panjang.
Kasim Jang panik melihat Pangeran Lee masuk ke dalam
sungai, akhirnya semua kasim ikut masuk ke dalam sungai untuk membantu Pangeran
Lee. Pangeran Lee yang mahir berenang menarik pinggang Ra On untuk naik ke
darat, Ra On sempat menatap tak percaya karena Putra mahkota menyelamatkanya.
Akhirnya keduanya timbul di permukaan, Yoon Sung sedang
lewat dengan Kasim Ma melihat Pangeran Lee yang menyelamatkan Ra On. Pangeran Lee
membawa Ra On untuk naik lebih dulu dan semua orang panik melihat Putra mahkota
basah kuyup menyelamatka seorang kasim. Ra On berlutut masih terbatuk-batuk
karena terlalu banyak meminum air.
“Beraninya kau? Berdiri sekarang
juga! Seorang
kasim harusnya
melindungi Putra Mahkota.” Teriak Kasim Jang memarahi
anak buahnya, Ra On meminta maaf pada seniornya.
“Aku melompat dengan sendirinya jadi Dia tidak melakukan kesalahan.” Ucap Pangeran Lee membelanya.
Pangeran Lee sudah mengunakan jubahnya dan ingin memberikan
pada Ra On, Kasim Jang menahannya dengan memperingatkan kalau semua melihatnya
“Apa kau pikir dia bisa bertahan
hidup setelah menempatkanmu dalam bahaya?” kata Kasim Jang, Pangeran Lee melirik seperti
menyadarinya, Ra On hanya tertunduk
ketakutan.
Pangeran Lee mengatakan kalau ia baik-baik saja lalu
menyuruh Kasim Jang agar menaruh kembali jubahnya dan berjalan pergi. Kasim
Jang menyuruh Ra On untuk Minta maaf kepada Putra Mahkota
sekarang juga, Ra On berlutut mengaku sudah
melakukan dosa besar pada Putra
Mahkota.
Pangeran Lee membalikan badan menyuruh Ra On segera
bangun karena Tanahnya
dingin, ketika akan berjalan pergi matanya tetap mengarah pada
Ra On seperti masih khawatir.
“Aku akan menghukummu dengan
sangat berat, jadi ikut
bersamaku.” Kata Kasim Jang membantu Ra On bangun
dan memapahnya berjalan
Kasim Ma melihat dari jauh memberitahu Yoon Sung
kalau Perdana
Menteri Kim sedang menunggu, Yoon Sung menyuruh
Kasim Ma duluan saja dan akan segera menyusul lalu bergegas pergi. Sementara Putri yang masih ada
diperahu melambaikan tanganya karena ditinggal begitu saja, semua tetap
berjalan pergi. Putri menjerit kesal karena tidak ada
yang melihatnya.
Ra On pergi ke Jahyeondang, Yoon Sung datang langsung menyelimuti dengan badan Ra
On dengan kain, Ra On kaget melihat Yoon Sung sudah ada dibelakangnya
memberikan kain agar tak kedinginan. Yoon Sung heran melihat Ra On yang kau
begitu terkejut melihatnya dan membuatnya terluka.
“Aku tidak mendengarmu berjalan mendekatiku.”
Ucap Ra On tertunduk dan kembali terbatuk.
“Apa kau baik-baik saja?: tanya Yoon Sung, Ra On mengaku kalau ia baik-baik saja
dan mengucapkan Terima kasih lalu
berjalan pergi.
“Kasim Hong, Kau pikir aku mengetahui
rahasiamu, benarkan? Bisakah kau tidak menganggap
bahwa... aku
berbagi rahasia denganmu?” ucap Yoon Sung, Ra On
membalikan badanya.
“Seperti kalimat "Sangat
bisa diandalkan." Apa
kau tidak bisa berpikir bahwa aku seperti itu? Jangan khawatir karena aku dan Jangan menghindariku juga.” Kata Yoon Sung, Ra On tak berkomentar lalu memilih
untuk pergi. Yoon Sung akan pergi lalu matanya melihat dibagian depan
bertuliskan Jahyeondang.
Para Kasim sedang berkumpul diruang istirahat, Kasim Ma
membahas tentang Gadis yang menari di festival lalu bertanya apakah sudah berhasil menemukanya, Kasim
Jang yang terlihat masih kedinginan menghela nafas meminta agar memulainya.
“Putra Mahkota memerintahkanku
untuk mencari di seluruh istana, jadi
aku memeriksa di semua tempat, seperti pengemis menjilat mangkuk. Tapi aku tidak bisa menemukannya.” Kata Kasim Jang
“Jangan membicarakan itu. memikirkan
tentang apa yang aku rasakan... Aku
kehilangan nafsu makan” kata Kasim Sung kesal
Kasim Ma terdiam teringat saat melihat Ra On berubah
menjadi wanita untuk mengantikan posisi menari dalam menyambut utusan dari luar
Joseon. Akhirnya Kasim Ma pergi ke tempat berkas-berkas lalu mencari lembaran
kelulusan saat semua harus melepaskan celananya, melihat lembaran kertas Ra On
yang bernama “Hong Sam Nom” hasil
capnya ditengah-tengah dan lebih baik ke arah lulus.
“Dia tidak bisa menghindari ini.” kata Kasim Ma seperti ingin menjebak Ra On.
Kasim Han berada diruangan Raja memberitahu Para utusan sudah
menyerahkan permintaan upeti. Dari
istana kerajaan, mereka menuntut perak 30.000 yang, 120,000g ginseng, 150 lembar kulit macan tutul... dan 50 sikat yang terbuat dari
rambut ekor musang.
“Kenapa meningkat sangat banyak? Ini jauh lebih tinggi daripada
apa yang mereka minta bulan lalu.” Kata
Pangeran Lee heran
“Hal ini karena Yang Mulia yang mengambil
tahta... untuk
sementara berada di bawah kendali mereka. Mereka menjadi serakah dan
menuntut lebih banyak.” Kata Mentri Kim, Pangeran
Lee melirik sinis.
“Mereka memegang pedang, jadi kita
tidak punya pilihan.” Kata Raja
“Siapa yang memberi mereka pedang?” tanya Pangeran Lee dengan mata sinisnya pada Mentri
Kim.
“Kau harus menerima risiko dan
kesepian... saat
mengambil jalan pintas. Apa
yang bisa didapatkan oleh seseorang tanpa memberikan imbalan?” kata Mentri Kim
Raja hanya bisa diam saja, Kasim Han bertanya apa yang harus mereka
lakukan.
“Jangan menyinggung perasaan
mereka dengan negosiasi yang
tidak berguna. Kita
tutup mata saja untuk sekali ini... dan
lakukan seperti yang mereka inginkan.” Ucap Raja
pada putra Mahkota.
“Kalau kita menutup mata sekali
ini, maka berikutnya mereka akan mencoba
untuk memotong kita. Aku
minta maaf, tapi aku
menolak untuk melakukan itu.” Tegas Pangeran Lee
Ra On tertidur sendirian terlihat bermimpi buruk dan
sedikit mengingau.
Flash Back
Terlihat banyak orang yang menerbangkan lampion. Ra On
dan ibunya melewati sebuah jembatan yang penuh dengan orang sedang berjualan.
Tedengar teriakan pengawal istana, Ibu Ra On mengajak anaknya untuk bermain petak umpet.
“Aku akan menghitung sampai 10, lalu kau bersembunyi di bawah
sana. Bisakah kau melakukan itu? Kau
bisa bersembunyi dan jangan sampai sehelai rambut pun terlihat, mengerti?”
kata Ibu Ra On
“Aku menang kalau kau tidak bisa
menemukanku sebelum hitungan 100.” Ucap Ra On
“Tidak bukan begitu cara kita
melakukannya kali ini. Kau
tidak boleh keluar sampai aku menemukanmu. Ra On.... Kau tidak boleh memberitahu
siapa pun siapa kau sebenarnya Bisakan kau melakukanya? Tidak
peduli apa yang terjadi, Jangan tertangkap. Kau Mengerti?” ucap Ibu Ra On dan akan mulai menghitung.
Ra On hanya diam, Ibunya menghitung dan menyuruh Ra On
segera pergi. Ra On mulai berjalan di hitungan ketiga, menatap ibunya yang
tersenyum sambil menghitung sampai lima lalu bersembunyi di kolong meja tempat
berdagang. Di hitungan 10, pengawal melihat Ibu Ra On dan langsung
menangakpanya lalu membawa pergi. Ra On binggung karena hanya sendirian dan
menangis.
Ra On dalam tidurnya menangis sambil memanggil ibunya, lehernya sudah
penuh dengan keringat. Pangeran Lee menatapnya seperti merasakan kesedihan yang
dirasakan Ra On karena kehilangan ibu, seperti dirinya, lalu mengumpat Kasim
Song itu seperti bayi yang cengeng.
Tanganya mengusap air mata di pipi Ra On, tangan Ra On
memegang lengan bajunya, Pangeran Lee terdiam dan Ra On sediki membuka matanya
seperti penglihatanya masih kabur, Pangeran Lee bertanya kenapa Ra On berbicara
saat tidur.
“Byung Yun.... Aku bermimpi tentang hari saat
aku terpisah dari ibuku.” Kata Ra On
“Kau mendapatkan mimpi yang
menyedihkan.” Komentar Pangeran Lee dengan mata
berkaca-kaca.
“Itu adalah mimpi yang bahagia. Setidaknya, aku bisa melihat
ibuku lagi.” Kata Ra On sambil menangis lalu kembali
tertidur sambil melepaskan tanganya.
Pangeran Lee tak bisa menutupi rasa sedih karena
merasakan hal yang sama, lalu merapatkan selimut agar Ra On tak kedinginan.
Byung Yun baru pulang melihat Pangeran Lee seperti merawat Ra On yang sedang
sakit, terlihat dibagian perutnya seperti terluka lalu menahan rasa sakit dan
pergi.
Pangeran Lee serius membaca buku di tempat khusunya, Ra
On datang mengingat kembali saat Pangeran Lee yang menyelamatkan di sungai,
wajahnya terlihat gugup. Ia mencoba untuk tenang menyapa Pangeran Lee bertanya
apa yang sedang dilakukanya dan membahas tentang saat jatuh ke sungai.
“Hei... Anak anjing... Aku mengatakan untuk tidak datang
ke sini sampai demammu sembuh” Kata Pangeran Lee sinis,
Ra On pikir sikap pangeran Begitu lebih baik dengan wajah dongkol.
“Aku baik-baik saja sekarang, berkat sayangku Byung Yun yang
merawatku sepanjang malam.” Ucap Ra On mengingat kalau
Byung Yun yang merawatnya.
“kau tadi bilang "Sayangku
Byung Yun"?!!” kata Pangeran Lee marah
karena ia yang merawat Ra On
“Iya. Sayangku Byung Yun
benar-benar berbeda... dari
seseorang yang gemetar karena takut aku akan membuat dia sakit.” Kata Ra On
bangga
Pangeran Lee lalu menyuruh agar Ra On duduk, Ra On langsung menolak, Pangeran Lee makin marah karena Ra On menolaknya. Ra On
berpura-pura terbantuk saat Pangeran Lee mendekat karena akan
dipukuli apabila menjadikan
si “Sendok Perak” yang berharga sakit. Pangeran Lee langsung memasukan sesuatu ke mulut Ra On.
“Apa yang sedang kau lakukan?” ucap Ra On binggung karena merasakan sesuatu yang masuk
ke dalam mulutnya dengan tiba-tiba.
“Kunyah dengan baik...Ini 10 kali lebih efektif
daripada sayangmu Byung Yun.” Tegas Pangeran Lee
lalu beranjak pergi. Ra On terdiam, Pangeran Lee sempat cemberut tapi ketika
menjauh dari Ra On senyumanya terlihat, Ra On binggung dan terlihat ada kotak
obat dengan isi dua bola berbentuk keemasan.
Ra On baru saja keluar dan langsung di panggil oleh Kasim
Jung dengan tatapan marah, bertana Apa
yang dilakukan dalam perpustakaan Putra Mahkota selama
ini. Ra On panik bertanya apakah ada yang salah dengan yang
dilakukanya. Kasim Jung menegaskan ada
sesuatu yang sangat salah.
“Para peserta pelatihan yang
bekerja pada saat festival...telah diberikan liburan khusus Chuseok.” Ucap Kasim Jung memberikan seperti sebuah medali agar
bisa keluar dan masuk istana
“Tuan Jang! Terima kasih banyak.” Kata Ra On terlihat tersenyum bahagia bisa keluar dari
istana lalu berlari pergi.
“Ada apa dengan Pangeran Dung
akhir-akhir ini? Apa
Putra Mahkota memberikan liburan kepada para kasim?” ucap Kasim Jung binggung tapi menurutnya itu sangat
bagus.
Ra On masuk ke tempat para kasim dengan sumringah, tapi
melihat dua teman seperjuangan Do Gi dan Sung Yul sedang menangis lalu bertanyaApa
ada yang salah. Sung Yul menceritakan Kasim
Do kehilangan mangkuk yang baru saja akan dipakai makan.
“Aku mencuci beras dan selesai
memasaknya,tapi aku kehilangan seluruh mangkuk.”
Cerita Do Gi sampai menangis, Ra On tak mengerti maksudnya. Sung Yul meminta Ra
On mendekat agar bisa berbisik.
“Kasim Do melakukan semua
persiapan untuk menyambut para utusan,tapi segera setelah mereka tiba, Nama dia dihapus dari daftar.”cerita Sung Yul.
“Apakah semenyenangkan itu bekerja di tempat tinggal para Utusan?” tanya Ra On heran.
“Tentu saja. Kalau kau dekat
dengan para utusan maka hidupmu
sebagai seorang kasim sudah diatur.” Kata Do
Gi. Ra On mengangguk mengerti.
“Tapi...siapa yang mengambil
tempatmuSiapa tikus yang menghentikan jalanmu?Mereka seharusnya membantu para
peserta pelatihan kasim,tapi kenapa mereka justru menghalangi jalanmu?” kata Ra On mengoceh kesal. Tanpa sadar kalau Do Gi dan
Sung Yul langsung berdiri tegak saat melihat Kasim Ma datang.
Do Gi membalikan badan Ra On agar bisa melihat ada Kasim
Ma, Ra On melongo karena ada seniornya lalu dengan cepat menundukan kepalanya.
Kasim Ma dengan tatapan sinis berkata “Aku
melihat kau lebih cantik daripada gadis di luar sana.” Lalu berjalan
pergi.
Ra On hanya bisa terdiam seperti merasa Kasim Ma
mengetahui rahasianya sebagai seorang perempuan lalu Do Gi memberitahu kalau
Kasim Ma adalah tikus yang menghentikan jalan mereka. Ra On tak percaya
mendengarnya, Do Gi mengumpat karena Kasim Ma seperti semena-mena dengan Kasim
baru.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar