PS : All
images credit and content copyright : KBS
Flash Back
Pangeran Lee yang menemui Yak Yong melihat pertama kali
ibu Ra On saat datang menemuinya. Ibu Ra On melihat Yak Yong yang sedang ada
tamu hanya memberikan hormat saja. Yak Yong melihat Ibu Ra On kembali terlihat
sedih lagi.
“Iya. Mungkin karena aku melihat
seseorang yang kelihatan sangat mirip
dengan anakku di Festival lentera kemarin. Aku tidak bisa tidur dengan baik
belakangan ini...” kata Ibu Ra On, Pangeran
Lee sempat terkejut mendengar kalau wanita didepanya itu ternyata kehilangan
anaknya.
“Kalau.... kalau kau harus melepaskan
sesuatu dalam situasi yang sulit maka kau
tidak boleh melepaskan aku. Bisakah
kau menjanjikan itu kepadaku?” ucap pangeran Lee, Ra
On mengerti dengan senyumanya.
“Sekarang, kurasa keinginanku
sudah menjadi kenyataan.” Kata Pangeran Lee, Ra On
bertanya Harapan
apa yang dibicarakannya.
“Harapanku untuk membuat harapanmu
menjadi kenyataan. Aku
menemukan ibumu.” Kata Pangeran Lee.
Ra On berkaca-kaca mendengarnya, begitu juga Pangeran Lee
lalu melihat ke arah depannya. Ra On melihat ibunya yang datang menghampirinya,
keduanya bertemu dibawa sinar matahari yang tenggelam. Ra On menangis melihat ibunya
begitu juga sebaliknya. Ibunya merasa kalau terlambat untuk menemuinya, lalu
keduanya pun berpelukan sambil menangis. Pangeran Lee menahan haru melihat
pertemuan Ra On dan juga ibunya dengan tangisan sedih dan juga bahagia. Yak
Yong juga melihat pertemuan ibu dan anak yang sangat mengharukan.
Flash Back
Pangeran Lee terlihat marah karena Yak Yong merahasiakannya. Yak Yong tak mengerti apa maksudnya, Pangeran Lee menyebut Ibu dari
Hong Ra On, ketika Yak Yong mengetahui
bahwa mereka sedang mencari satu sama lain, dan
bertanya apa alasan Yak Yong hanya diam saja.
“Apa yang akan kau lakukan kalau
dia adalah ibunya?” tanya Yak Yong
“Tentu saja kau harus membantu
mereka untuk bisa bersatu kembali.” Ucap Pangeran
Lee yakin
“Apa yang akan kau lakukan kalau
dengan anak itu bertemu ibunya maka akan
menjadikan Putra Mahkota dalam bahaya? Kalau
kau hanya berpura-pura tidak tahu dan menutupinya, maka kau dan Ra On mungkin bisa hidup
bahagia bersama.” Ucap Yak Yong
memperingatinya.
“Aku tidak tahu bahaya apa itu,
tapi, aku tidak ingin mencegahnya kalau
hanya karena diriku sendiri.” Tegas Pangeran Lee.
[Episode 12 -Kepercayaan menjadi takdirmu]
Ibu Ra On memegang pipi anaknya yang sudah lama berpisah
denganya, pasti merasa keadaan ini sangat sulit untuk anaknya. Ra On mengaku sudah
melupakan semuanya. Ibu Ra On pikir tak akan
bertemu dengan Ra On kembali tapi ternyata mereka dipertemukan kembali. keduanya saling berpelukan kembali melepaskan
rindu.
“Tapi, apa yang sebenarnya
terjadi? Apa Kau, sebagai seorang gadis dan menjadi kasim?” ucap Ibu Ra On binggung
“Aku akan memberitahumu nanti. Jangan terlalu khawatir, ibu. Aku sudah bertemu dengan beberapa
orang yang baik, jadi
aku bergaul dengan baik. Dan
Putra Mahkota juga memperlakukan aku dengan baik.” Kata
Ra On bangga
“ Kau bilang Putra Mahkota? Kalau
begitu... maksudmu orang yang ada di sana... adalah putra mahkota?” ucap Ibu Ra On sedikit panik, Ra On membenarkanya.
Pangeran Lee berbicara dengan Yak Yong mengatakan kalau
sudah berjanji jadi tidak
akan bertanya lagi. Walaupun ia penasaran
dan khawatir tentang apa yang di katakan Yak Yong tapi bersyukur bahwa Yak Yong memberikan kesempatan untuk memutuskan terlebih dulu.
“Putra Mahkota, apa takdir adalah
sesuatu yang kau sebabkan atau hindari karena
kau menginginkannya?” ucap Yak Yong
“Itulah yang ingin aku katakan.” Kata Pangeran Lee.
Ra On datang bersama dengan ibunya, Pangeran Lee memberikan
senyuman memberitahu pada Ibu Ra On kalau akan
segera memberi anaknya
waktu libur secara resmi, jadi
tolong jangan sedih. Ibu Ra On mengerti dengan
tertunduk dan sedikit panik.
“Aku akan segera menemuimu lagi,
ibu.” Ucap Ra On pada Ibunya.
“Karena aku pergi jadi menaruh kepercayaanku hanya
kepadamu, Kakek.. Dan kau
seharusnya tidak minum terlalu banyak alkohol.” Ejek
Ra On
“Hei... Ayolah, kau sudah dewasa
sekarang! Dari mana
aku terlihat seperti seorang kakek?” balas Yak
Yong
Pangeran Lee mengajak mereka untuk segera pergi dan
membantu Ra On menaiki kuda. Ibu Ra On terlihat gelisah anaknya yang pergi
dengan Putra Mahkota. Ra On tersenyum bahagia melihat ibunya sebelum berbelok.
Yak Yong mengatakan kalau Sekarang
satu-satunya yang tersisa adalah bagi Ra On untuk membuat pilihan. Ibu Ra On pikir Ini bukan
sesuatu yang bisa dipilih anaknya,
“Kau bilang Istana? Dan terlebih lagi,
tidak sembarang orang.... tapi di
sisi ada Putra Mahkota? Ini tidak masuk akal. Apa kau tidak tahu bahwa ini
adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi?” kata Ibu
Ra On benar-benar marah.
Hujan turun dengan deras, keduanya pun berteduh dibawah
pohon. Pangeran Lee melihat kalau hujan tidak
akan berhenti dengan mudah. Ra On pikir lebih baik Pangeran
Lee menunggu sebentar karena akan pergi dan mendapatkan
payung. Pangeran Lee pun menyuruh Ra On melakukan sebagai kasim.
“Apa kau pikir aku akan seperti mengatakan itu?” sindir Pangeran Lee sebelum Ra On pergi, Ra On
binggung. Pangeran Lee langsung mengandeng tangan Ra On agar bisa berjalan
bersama bergandengan melewati hujan yang deras.
“Tolong berjalanlah lebih cepat... Tidak ada satu pun di istana yang
bisa membuat Putra Mahkota harus
berputar-putar, benarkan?” ejek Ra On, Pangeran Lee
malah makin melambatkan jalanya dengan berjalan perlahan.
“Yah.... memang Tidak Pernah.” Kata Pangeran Lee, Ra On dengan kesal sudah
mengetahuinya.
“Tapi sekali lagi, Apa kau pikir seorang Putra Mahkota pernah menyukai
seorang kasim sebelumnya? Dan Sepertinya begitu.” Ucap Pangeran Lee, Ra On tersenyum mendengarnya.
Pangeran Lee pun mengangkat bajunya untuk menutup kepala Ra On lalu mengajak
berjalan. Keduanya berlari dengan wajah bahagia menghindari hujan yang semakin
deras.
Byung Yun diam-diam pergi ke tempat Pangeran Lee lalu
sengaja menaruh “Buku catatan keuangan perdagangan Tersembunyi” diatas meja, ketika akan keluar Ra On dan Pangeran Lee
lebih dulu datang, Byung Yun bisa bersembunyi dibalik pintu sebelum diketahui
oleh Pangeran Lee.
Ra On mengambil kain untuk mengeringkan wajah Pangeran
Lee yang basah, dengan wajah khawatir menanyakan keadaanya. Pangeran Lee hanya
menatapnya. Ra On khawatir kalau nanti
sampai Pangeran Lee sakit, Pangeran Lee memegang tangan Ra On dan menatapnya
dalam-dalam. Ra On terlihat gugup. Tiba-tiba Pangeran Lee mengendongnya dan
duduk di atas tempat tidur dengan Ra On yang duduk diatas pangkuan pangeran.
“Aku ketakutan.” Kata Ra On, Pangeran Lee bertanya mengenail hal apa
“Karena aku sangat senang... Bagaimana kalau semua kebahagiaan
yang dimaksudkan untuk orang lain datang kepadaku? Jadi... bagaimana kalau itu
diambil dariku?” ucap Ra On khawatir
“Apa kau senang sudah bertemu
dengan ibumu lagi?” tanya Pangeran Lee.
“Ada seseorang di dalam dan juga
di luar istana yang aku ingin bisa
bersamanya, jadi
bagaimana mungkin aku tidak bahagia?” ucap Ra On
dengan senyuman
“Kalau kau bahagia, maka aku juga
bahagia. Tapi...
aku agak sedih karena kau berbicara seolah-olah kau akan baik-baik saja hidup di luar
istana tanpa diriku” kata Pangeran Lee.
“Jangan khawatir Putra Mahkota. Kemana aku akan pergi tanpa izin darimu?” ucap Ra On
Pangeran Lee tak percaya mendengarnya tapi Ra On
menyakinkan kalau tak akan pergi dari sisi Pangeran Lee. Keduanya terlihat
sangat bahagia dengan saling berpangkuan dan menatap dengan bahagia.
Byung Yun melapor pada Kasim Han Seperti
yang sudah diperintahkan, dengan meninggalkannya di dalam kediaman
Putra Mahkota. Kasim Han memuji Byung Yun yang sudah
bekerja keras. Byung Yun pikir Kalau hal seperti ini terus
terjadi, maka akan ada keamanan yang
lebih ketat di dalam
istana, lalu menanyakan keadaan Kasim Han dengan khawatir.
“Kalau aku tidak akan melakukan
apapun, maka tidak perlu tinggal di sini
secara rahasia. Aku
harus menunjukkan bahwa dia selalu dihakimi oleh orang-orangnya dari suatu tempat yang sangat
dekat.” Kata Kasim Han lalu menyuruh Byung Yun untuk pergi
sekarang
“Tentang anak itu, kapan kau akan
membuatnya dikenal? Maksudku Tentang
Hong Ra On.” Ucap Byung Yun
“Aku sedang menunggu... untuk
waktu yang tepat saat Putra Mahkota tidak
bisa berbuat apa-apa.” Kata Kasim Han.
Pangeran Lee membaca surat-surat diatas meja dengan penuh
amarah, lalu melirik pada Ui Gyo bertanya apakah ia tahu apa yang ada diatas
mejanya, Ui Gyo pun bertanya apa yang dibaca oleh Pangeran. Pangeran Lee
mengataakn Ini semua adalah surat yang menuduh Ui GYo melakukan praktek suap kepada kantor jabatan yang
ditunjuk.
“Tapi, bagaimana bisa... Aku belum
pernah melihat satu pun dari
surat-surat itu di saat semuanya tiba-tiba muncul seperti ini?” kata Pangeran Lee lalu menyuruh Sekretaris
kerajaan bicara. Sek melihat Ui Gyo dengan wajah ketakutan.
“Putra Mahkota, surat-surat itu
belum terbukti, yang
mereka coba lakukan adalah memfitnah pejabat.” Ucap
Sek Kerajaan membela
“Seolah-olah mereka mengharapkan
sebuah tanggapan... kali
ini seseorang mengirim buktinya bersamaan dengan surat.” Ucap pangeran Lee
Flash Back
Pangeran Lee bisa menemukan sebuah buku catatan keuangan
perdagangan Tersembunyi yang ditaruh oleh Byung Yun,
seperti sudah bisa membaca semuanya.
“Ini adalah daftar orang yang kau
bayar dengan imbalan posisi.” Kata Pangeran Lee dan
memperlihatkan Buku
catatan keuangan perdagangan Tersembunyi
“Kapan, di mana, dan posisi apa
yang diberikan kepada siapa, semua ada di
di catatannya secara baik.” Kata
Pangeran Lee, Ui Gyo langsung mengaku kesalahanya.
“Sekretaris Kerajaan, Aku sudah meminta mereka yang
terdaftar untuk ditangkap dan diperiksa. Apa kelanjutanya ?” tanya Pangeran Lee
“Mereka semua... mengakui bahwa
itu benar...” kata Sek Kerajan. Ui Gyo membela diri
kalau semua ini adalah jebakan.
“Dengan menyalahgunakan
kekuasaannya melakukan praktek suap dan
secara negatif mempengaruhi pemerintah, maka Pejabat
Kim Ui Gyo... akan diberhentikan!” tegas pangeran Lee, Sek Kerajaan pun akan melaksanakan perintahnya.
“Ini tidak mungkin! Batalkan
perintah! Setelah
penyelidikan resmi dilakukan, maka kau harus membuat keputusan dengan hati-hati, Putra Mahkota!” ucap Ui Gyo sedikit mengancam
“Yah... Kau benar. Aku sedang melakukan investigasi
secara menyeluruh, jadi
semua orang yang membiarkan ini terjadi akan diselidiki secara ketat.” Tegas Putra Mahkota.
Ui Gyo bertemu dengan keluarga Kim menceritakan Saat pasokan gandum mereka dicuri oleh 'awan putih,' menurutnya Pasti catatannya juga
menghilang. Yoon Sung masih tak percaya kalau
catatan itu bisa
sampai ke tangan Putra Mahkota. Ui Gyo juga tak tahu.
“Jadi Apa dia memerintahkan pemberhentian?” tanya PM Kim dengan wajah tegang. Pengawal memberitahu
Chul Sung datang menghadap.
“Apa Benar kau sudah memeriksanya?” tanya Ui Gyo berbisik pada Chul Sung
“Yah, aku pergi untuk bertemu
orang yang akan menyerahkan informasi
itu, tapi dia sudah mati. Seperti
dia diatasi saat identitas mereka diketahui.” Lapor Chul
Sung, Ui Gyo kaget
“Apa kau mengatakan kalau tidak
ada informasi baru?” tanya Ui Gyo
“Aku baru mengetahui bahwa putri
dari Hong Gyung Nae bernama
'Hong Ra On.'” Kata Chul Sung
Geun Gyo pikir orang itu tidak akan menggunakan nama itu
secara terang-terangan. UI memerintahkan Sampai
semua menjadi lebih jelas maka untuk terus
mencari.Yoon Sung terlihat ikut tegang mendengarnya.
Yoon Sung menemui tempat pangeran, Kasim Jung melihat
Yoon Sung yang datang mengenalinya cucu dari
Perdana Menteri. Yoon Sung meminta agar
memberitahu pangeran Lee kalau datang untuk membicarakan tahap pertama pemilihan Putri
Mahkota. Kasim Jung memberitahu Putra
Mahkota ada di perpustakaan sekarang, dan bertanya
apakah akan pergi memberitahukanya. Yoon Sung pikir ia saja yang pergi
menemuinya.
Pangeran Lee sedang membaca buku di perpustakaan, lalu
melihat Ra On yang tertidur lelap diam-diam ia menutupi wajah Ra On agar tak
terkena sinar matahari. Ra On terlihat tertidur dengan tersenyum seperti sedang
bermimpi indah. Lalu perlahan membuka matanya dan Pangeran Lee pun ikut
membaring kepalanya dengan saling menatap.
“Apa kau melihatku bahkan dengan
mata tertutup? Aku melihat caramu
tersenyum bahkan saat kau sedang tidur.” goda
Pangeran Lee
“Iya.... Aku bermimpi tentang dirimu.” Akui Ra On, Saat itu Yoon Sung datang melihat keduanya
saling berpandangan diatas meja. Pangeran Lee bertanya mimpi apa. Yoon Sung
melihat pemandangan yang menyakitkan hatinya memilih untuk pergi.
“Mimpi saat kau... memanggilku 'Ra On' untuk pertama
kalinya.”kata Ra On, Pangeran Lee memegang tangan Ra On
menyuruhnya untuk kembali tertidur.
Yoon Sung kaget mendengar nama Ra On seperti tak asing
ditelinganya lalu teringat saat Chun Sul melaporkan baru
mengetahui bahwa putri dari Hong Gyung Nae bernama 'Hong Ra On.'
Geun Gyo kaget mengetahui Ui Gyo akan memiliki rencana Di
tempat Putra Mahkota. Ui Gyo pikir mereka tidak
bisa hanya melihat Pengeran Lee
menjadi sombong Kalau
mereka mengguncang Pangeran Lee maka keluarga Kim harus melakukannya. Jadi Pangeran Lee tidak bisa mengatakan
apapun...
“Tapi bukankah itu...
pengkhianatan?” kata Geun Gyo khawatir
“Aku memiliki ide yang bagus.” Ucap Ui Gyo mengeluarkan topeng pemberontakan.
“Kau ingin menggunakan kekuatan
besar. Apa itu
yang ingin kau katakan?” ucap Geun Gyo
“Milisi juga sudah mulai
bertingkah. Ini bukan
sesuatu yang tidak
mungkin kan? Bawakan
aku beberapa dari orang-orang kejam dan berpikiran lurus.” Kata Ui Gyo
“Setelah semuanya selesai, maka kita akan melepaskan topeng ini
dan menghilang tanpa jejak.” Kata Geun Gyo
“Satu tindakan untuk mencapai tiga
hal. Kita akan
mempercepat pernikahan kerajaan, dengan memperkuat
serangan kita terhadap 'awan putih' dan
membuat Putra Mahkota berlutut di hadapan kita. Kita
harus melakukannya dengan pasti.” Tegas Ui Gyo
Geun Gyo khawatir dengan
Perdana Menteri. Ui Gyo
yakin PM Kim akan tahu bahkan kalau mereka berdua mencoba untuk
menyembunyikannya, menurutnya apabila PM Kim
mengetahuinya maka pasti PM Kim tidak akan menghentikan.
Tuan Jung melompat-lompat ingin melihat dari balik
dinding yang tinggi, lalu masuk melalui pintu dengan membawa sesuatu, ketika
melihat pelayan istana datang langsung buru-buru bersembunyi. Akhirnya ia
menaruh sebuah keranjang di depan pintu. Ketika berbalik melihat Putri Myung
Eun sudah ada didepanya.
“A-a-a-a-apa y-y-y-y-yang
membawamu ke-ke-ke-ke-sini?” ucap Tuan Jung gugup.
“Bukankah aku sudah memintamu
untuk tidak muncul di depanku lagi?” kata Putri
Myung Eun ketus. Tuan Jung ingin memberitahu yang sebenarnya tapi Putri Myung
Eun lebih dulu marah.
“Sebenarnya apa yang kau
rencanakan... di depan
tempat Tuan Putri?” kata Putri Myung Eun
“S-s-sinar matahari
di-di-di-dibalik awan hari ini c-c-c-cantik. Sejujur
aku belum bisa melupakan wanita cantik yang dulu tinggal di sini. Jadi aku sering datang.” Akui Tuan Jung
“Kau bilang Seseorang yang tinggal di
sini? Seseorang
yang cantik selain aku? Apa
itu Wol Hee?” ucap Putri Myung Eun dengan wajah
cemberut
Tuan Jung mengungkap kalau sekarang dia terlihat terlihat
runcing, Putri Myung Eun berpikir, Tuan Jung langsug mengaku kalau wanita
itu tidak ada
di sini sekarang. Putri Myung Eun seperti bisa
mengerti maksudnya itu Wol Hee lalu ingin tahu apa yang digantungnya didepan
pintu. Pelayan langsung mengambilnya.
Sekotak kue bunga dan Putri Myung Eun langsung sumringah
dan ingin langsung memakanya. Tung Jung pikir wanita itu menyukainya
jadi sengaja membawanya. Putir Myung Eun langsung menaruh kembali kuenya
mengatakan kalau Wol Hee tak suka dengan hal seperti ini dan menyuruhnya untuk
membawa kembali menurutnya kue-kue itu akan jauh dari pikiran kalau memang jauh
dari matanya.
“Aku tidak tahu siapa dia, tapi
kau pasti menyukai seseorang yang
seperti aku. Aku minta
maaf atas kesalahpahaman ini. Jadi Pergilah.” Ucap Putri Myung Eun dengan mata melotot, Tuan Jung pun
hanya bisa terlihat sedih menatap kuenya yang tak diterima oleh Tuan Putri.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar