PS : All
images credit and content copyright : KBS
Pangeran Lee menatap dalam-dalam pikiran seperti
membayangkan kalau mata dari wanita bercadar itu Ra On yang berdiri didepanya. Ra On binggung
kenapa Pangeran Lee menatapnya seperti itu.
“Aku tahu ini pasti terdengar
konyol. Aku tidak
tahu kenapa... Aku terus
melihat orang lain di dalam dirimu.” Ungkap
Pangeran Lee, Ra On binggung
“Aku melihat... seorang wanita.” Kata Pangeran Lee, Ra On kaget mendengarnya.
Yoon Sung datang memanggil Kasim Hong, lalu berjalan
mendekat menapa Pangeran Lee dengan menundukan kepala lalu meminta maaf pada Ra
On karena datang terlambat. Pangeran Lee melirik sinis mengetahui ternyata Ra
On janjian bertemu dengan Yoon Sung.
“Putra Mahkota, mohon maafkan aku.
Kami memiliki rencana.” Kata Yoon Sung pada Putra
Mahkota. Ra On dan Pangeran Lee saling melirik.
“Kau tidak melupakan rencana kita,
kan? Apa Kau akan pergi denganku sekarang?” kata Yoon Sung pada Ra On,
Akhirnya Ra On yang terlihat gugup dan kebinggungan lalu
meminta maaf pada Pangeran Lee karena harus pergi. Pangeran Lee tiba-tiba
menarik tangan Ra On mengatakan kalau tak memberikan izin. Ra On kaget begitu
juga Yoon Sung. Pangeran Lee menarik Ra On untuk berdiri disampingnya.
“Dia adalah orangku.” Kata Pangeran Lee yang menegaskan kalau Ra On tak boleh
bersama dengan yang lain selain dirinya.
“Ya, dia bekerja untuk
Dongungjeon.” Balas Yoon Sung
“Oleh karena itu, kau lebih baik menyingkir.” Perintah Pangeran Lee.
“Apa kau tidak setuju... karena aku yang membawanya?” tanya Yoon Sung
Pangeran Lee menyindir apakah Yoon Sung sepenting itu
sampai ia harus melakukan hal ini, Yoon Sung pikir kalau memang tidak makan apa
alasanya. Pangeran Lee sempat terdiam.
Suasana terasa sangat tegang. Pangeran Lee menatap Ra On terlihat kebinggungan.
Tiba-tiba datang dua Gisaeng, mengenali Tuan Kim dan
langsung menghampirinnya. Yoon Sung tertunduk malu karena harus bertemu Gisaeng
didepan Putra Mahkota karena pasti berpikir yang tidak-tidak. Si Gisaeng merangkul tanga Ra On karena
mengenali Kasim Hong Sam Nom yang terkenal.
“Apa yang kau lakukan hanya dengan
para lelaki? Datanglah
bermain dengan kami.” Ajak Gisaeng, Pangeran Lee
menatap sinis pada Dua Gisaeng yang merangkul Ra On dan juga Yoon Sung.
“Kau menjauh dariku.” Ucap Yoon Sung tak ingin disentuh oleh Gisaeng.
“Tuan. Apa kau tidak senang
melihatku?” tanya Gisaeng merayu, Ra On melihat ke
arah Pangeran.
“Ayo... Ayo kita pergi.... Ayo kita bersenang-senang malam
ini.” ajak Ra On mencoba seperti lelaki yang suka wanita
cantik langsung memeluk pinggang Gisaeng.
Yoon Sung dan Pangeran Lee kaget melihat tingkah Ra On
mau menerima ajakan Gisaeng. Sang Gisaeng memuji Ra On kelihatan
cantik, tapi
begitu jantan. Pangeran Lee terlihat marah menyuruh Ra
On pergi saja mengatakan kalau ia baik-baik
saja. Ra On sedih menatap Pangeran Lee yang pergi sendirian.
[Bab 6, Saat kau Ingin
Memberitahukan Rahasiamu]
Seseorang penyusup dengan topengnya mengambil beberapa
berkas didalam lemari dengan menghabisi penjaga, saat itu teriakan Penjaga
terdengar kalau ad pencuri, dengan cepat Byung Yun keluar ruangan dengan
berlari cepat.
Ra On dan Yoon Sung akhirnya berjalan bersama dengan
jalan yang sudah sepi. Yoon Sung meminta Ra On untuk tak salah paham dengan
banga pasti Ra On sudah melihat betapa patuhnya dirinya itu jadi ia tak khawatir tapi.... kata-kata
terhenti saat melihat Ra On. Ra On dengan senyuman mengatakan tak akan
khawatir.
“Aku baru saja tahu... kau sering datang ke tempat Gisaeng
sendirian. Tidak ada
yang perlu disalah pahami.” Kata Ra On lalu
berjalan pergi, Yoon Sung terdiam karena pikiran salah tentang Ra On dan
akhirnya mengakui kalau ucapan si Kasim Hong itu benar.
“Kau datang terlambat, jadi
lenteranya sudah dimatikan... dan
tidak ada yang bisa kau lihat.” Kata Ra On yang
berjalan lebih dulu.
“Siapa yang mengatakan... aku ingin melihat festival
lentera? Aku tidak
bisa mengambil langkah lain.” Ucap Yoon Sung
menghentikan langkahnya, Ra On panik bertanya apakah terjadi suatu masalah.
“Langkah-langkahku... tidak pernah terasa begitu
berharga sebelumnya.” Ucap Yoon Sung dengan wajah
mendekati Ra On, Keduanya saling menatap lalu Ra On ikut mendekatkan wajahnya.
“Apa seperti ini sampai kau bisa
berada di tempat Gisaeng?” ejek Ra On, Yoon Sung terlihat kesal memilih lebih dulu
pergi, Ra On mengejarnya dengan memanggil Tuan Kim.
Pria bertopeng berlari dari kejaran penjaga istana, Ra On
dan Yoon Sung sedang berjalan melihat pria bertopeng yang berlari ke arah
mereka. Yoon Sung sengaja menarik Ra On agar bisa memeluknya. Si Pria bertopeng
pun berlari keatap rumah, semua penjaga melepaskan busur panah untuk
menangkapnya.
Sebuah busur panah mengenai tali topeng yang membuat
terlepas dari wajah, terlihat wajah Byung Yun mencoba menahan rasa sakit
terkena panah. Pejaga mengejar pelaku
yang mencuri, Ra On langsung melepaskan pelukan Yoon Sung. Byung Yun sempat
melihat Ra On dengan memalingkan wajahnya karena menahan sakit.
Ra On menatap orang yang di kejar-kejar penjaga istana
adalah Byung Yun, mata melotot tak percaya. Byung Yun langsung kabur saat
melihat Yoon Sung akan melihatnya melewati atap rumah. Penjaga masih mengejar
Byung Yun mengikuti kemana arahnya.
Yoon Sung terlihat khawatir menanyakan kedaaan Ra On
lebih dulu, Ra On yang masih terkejut mengatakan kalau ia baik-baik saja, lalu
melihat topeng yang terjatuh. Penjaga istana datang meminta agar memberikan
padanya. Ra On pun memberikan topeng pada penjaga istana, sang penjaga langsung
berteriak pada pasukanya kalau berhasil mendapatkan
topengnya.
Byung Yun terluka dibagian lengan mengingat sendiri
lukanya dengan perban, Ra On memanggilnya dari bawah, Byung Yun buru-buru
memakai baju agar tak terlihat lukanya dengan nada dinginya bertanya ada apa
memanggilnya.
“Kapan kau kembali?” tanya Ra On, Byung Yun mengyuruh Ra On harus pulang lebih awal.
“Apa kau khawatir aku?”
ejek Ra On, Byung Yun melirik sinis menyuruh Ra On diam dan segera tidur saja.
Ra On mengedus kesal dan langsung pergi tidur.
Pagi hari
Geun Gyo memberitahu perdana mentri Kim kalau Tiga tempat terkena pencurian hanya dalam satu malam, Perdana Mentri Kim tahu Ini bukan
pertama kalinya pencuri merajalela jadi
meminta agar Jangan membuat
keributan di depan utusan dari Qing. Semua mengangguk
mengerti.
“Tapi aku punya firasat buruk
tentang ini. Hanya
rumah-rumah orang kaya... yang
terkenal memiliki sikap kasar saja, dirampok. “ ucap Ui Gyo lalu menyuruh Geun Gyo untuk menunjuk pada
perdana mentri.
“Mereka semua mengatakan dia
memakai topeng ini.” kata Geun Gyo menaruh
topeng diatas meja.
Perdana Mentri kaget melihat topeng didepanya, teringat
saat ada pesta penyusup datang dengan memberikan busur panah yang berisi surat.
Ui Gyo menyakinkan kalau topeng itu adalah topeng yang sama pada saat malam pesta dan bertanya-tanya siapa
orang yang ada dibalik topeng sebenarnya.
“Rumor yang beredar di pasar sangat
membingungkan.” Kata Geun Gyo, perdana mentri bertanya
rumor apa yang beredar.
“Mereka mengatakan klan Hong
Gyeong Nae sudah mulai bergerak lagi. “ ucap Geun
Gyo berisik
“Mereka mencuri dari orang kaya... dan membagikannya kepada orang
miskin seperti sebelumnya. Mungkin,
pencuri ini... dan klan
Hong Gyeong Nae entah bagaimana terkait dengan itu
semua” ucap Ui Gyo yakin, Perdana mentri terlihat panik mendengarnya.
Ra On terlihat gugup saat memasangkan ikat pinggang untuk
Pangeran dengan cara memeluknya berusaha untuk memasangkanya, tapi Pangeran Lee
mendorong tangan Ra On agar tak memakaikanya. Ra On binggung dan langsung
meminta maaf pada Putra
Mahkota dan bertanya apakah merasa tidak nyaman.
“Apa kau menikmati tamasya-mu ke tempat gisaeng ini?”tanya Pangeran Lee dingin Ra On menatap bingung lalu
menjawab kalau ia menikmatinya. Pangeran Lee menatap sinis dan Ra On hanya bisa
tertunduk.
“Yah... Benar. aku pasti lupa... bahwa kau adalah seorang
laki-laki.... bahkan
seorang kasim... ingin
merangkul seorang wanita cantik. Abaikan
apa yang aku katakan tadi malam. Aku
tidak akan pernah melihat orang lain di dalam dirimu lagi.” Tegas Pangeran Lee lalu memanggil Kasim Jang.
Kasim Jang langsung masuk menghadap putra Mahkota.
Pangeran Lee mengambila ban pingganganya dari tangan Ra On lalu menyuruh pergi.
Ra On kaget mendengarnya, Kasim Jang memberikan kode agar Ra On segera pergi
daripada Pangeran semakin marah besar. Ra On menatap sedih dan berjalan pergi.
Mentri Jo datang dengan anak gadisnya, Ha Yeon turun dari
kendaraanya dengan jubah yang biasa digunakan oleh wanita. Perdana mentri Kim
menyambut kedatangan temanya didepan pintu istana. Perdana Menteri Kim bertanya
sudah berapa lama terakhi kali datang ke istana. Menteri Jo
memikirkanya kira-kira sudah berapa lama.
“Sudah tiga tahun, Ayah.” Kata Ha Yeon, Mentri Jo pun menyampaikan jawabanya lalu
meminta anaknya agar menyapa Perdana
Menteri Kim Hun.
“Aku Jo Ha Yeon.”
Ucap Ha Yeon memperkenalkan diri, Perdana Mentri Kim melihat Ha Yeon iu sama
cantiknya Seperti saat biasa bermain
dengan tuan Putri.
“Ahh.. kau maksud itu Dulu? Dia sering dimarahi karena
berdebat dengan Tuan Putri.” Cerita Mentri Jo,
Perdana mentri Kim tak percaya dengan tawanya.
“Aku akan berada di dalam kantor
Istana. Kalau Tuan
Putri menolak untuk membiarkanmu masuk, maka datanglah
ke sana.” Ucap Mentri Jo mengoda anaknya. Ha Yeon merengek pada
ayahnya yang suka mengoda. Perdana mentri mengajak keduanya untuk segera masuk.
Seorang pegawai istana datang terburu-buru memanggil
Kasim Jang memberitahu bahwa Para kasim dari Daejeon diminta untuk mengirim beberapa peserta
pelatihanmnya. Ra On bertanya apakah itu yang
dimaksud dirinya.
“Jangan mengatakan apapun.” Bisik Kasim Jang pada Ra On
“Kau Cari tempat lain saja, Yang Mulia tidak suka mengirimkan
anak buahnya ke tempat lain.” Ucap Kasim Jang
menolaknya.
“Sepertinya mendesak, Apa setidaknya kau bisa memintanya lebih dulu?” ucap pegawai istana.
“Lebi baik Lihat di tempat lain sebelum kau
terkena petir!” tegas Kasim Jang
“Kirim Kasim Hong dan Hanya Hoon Nam yang aku butuhkan.” Kata Pangeran Lee keluar dari kamarnya dan berjalan
pergi.
Si pegawai istana bertanya siapa Hoon Nam, Kasim Jang melihat nama dibajunya adlah Jang Hoon Nam,
lalu memberitahu kalau yang dimaksud adalah dirinya. Ra On sedih melihat sikap Pangeran Lee yang
mengacuhkan dirinya setelah malam Chuseok.
Ha Yeon berjalan melewati lorong istana, tapi karena
sudah lama tak datang terlihat kebinggungan karena merasa yakin ada di sekitar sini, lalu mencoba
berjalan ke arah depan mungkin itu tempat tinggal Putri Mahkota.
Pangeran Lee terlihat masih kesal berlatih panah dan
beberapa kali busur panah tepat beda ditenga-tengah. Terdengar suara panggilan
Ra On padanya “si sendok perak, Pangeran Lee ingin melepaskan busurnya menengok
melihat Ra On yang sendang tersenyum padanya. Ra On memuji Pangeran Lee yang
terlihat luar biasa. Tapi bayangan Ra On itu tiba-tiba hilang didepan matanya.
Tanpa sadar Pangeran Lee melepaskan busur panah tanpa
melihat dan menancap di tiang bendera, Ha Yeon sedang berjalan berteriak
ketakutan saat melihat tiang bendera yang akan jatuh menimpanya.
Pangeran Lee
pun menengok melihat Tiang yang akan jatuh dan langsung berlari untuk
menyelamatkanya. Untungnya, tiang hanya jatuh didepan Ha Yeon tapi membuatnya
kaget. Pangeran Lee bertanya keadaan Ha Yeon terlebih dahulu,
“Keterampilan memanahmu yang
mengerikan mengejutkanku, tapi
aku baik-baik saja. Tapi
kenapa kau berbicara banmal...” ucap Ha Yeon lalu menantap Pangeran Lee teringat saat mereka
bertemu di tempat anak penjual Lentera.
“Kau yang bertemu di penjual Lentera” kata Ha Yeon masih mengingatnya, Pangeran Lee hanya
diam dan ikut kaget.
“Bisakah kau berdiri?” tanya Pangeran Lee, Ha Yeon mengulurkan tanganya
menyindir apakah Pangeran Lee hanya melihatnya saja, Pangeran Lee akhirnya
membantu Ha Yeon untuk bangun.
Kasim Jang datang memanggil Putra
Mahkota bertanya apa yang terjadi. Ha Yeon kaget mengetahui
kalau Pangeran Lee adalah Putra mahkota,
lau dengan ramah menyapanya sebagia putri
Menteri Jo, dan Jo Ha Yun dan mengaku benar-benar ingin bertemu
dengannya lagi. Pangeran Lee seperti tak peduli dengan orang-orang yang
bersikap manis didepanya.
Byung Yun menaruh buku diatas meja yang berhasil
dicurinya, lalu menatap satu buku dibagian paling atas.
Flash Back
Didepan istana Byung Yun melaporkan pada Pangeran Lee, Seperti
yang diharapkan, pergerakan dari utusan Qing memang
mencurigakan. Pangeran Lee meminta Byung Yun mengAwasi
para pejabat dan orang lain yang dekat dengan Utusan Mok.
“Kita mungkin bisa mengetahui
kesepakatan apa yang mereka lakukan.” Kata
Pangeran Lee.
Diam-diam, Byung Yun mengambil salah satu buku dan
menyelipkan dibajunya.
Orang yang memerintahknya pun datang, Byung Yun
memberitahu itu adalah
daftar orang-orang yang menyalahgunakan uang. Si
pria bertanya apakah semuanya sudah didapatkanya. Byung Yun sempat terdiam lalu
mengatakan kalau semua sudah ada diatas meja.
“Ini adalah informasi tentang
anak-anak yang menjadi yatim piatu atau
yang dijual sebagai budak 10 tahun yang lalu. Cari tahu apa salah satu dari
mereka terkait dengan Hong Gyeong Nae.” Kata Si
pria memberikan sebuah amplop. Byung Yun akan
melakukannya.
“Kau harus mencari tahu sebelum
orang lain tahu. Ini
akan membantu mengumpulkan kekuatan yang sudah terpisah.” Tegas Si pria, Byung Yun mengatakan kalau akan
selalu mengingatnya.
Pelayan memberikan sepiring kue untuk Putri, wajah putri
seperti ketakutan melihat kue meminta agar pelayan menyingkirnya karena akan
ingin memakannya kalau melihatnya. Pelayan pun
menarik kembali kue diatas meja memberitahu Ha Yeon kalau Yang Mulia sedang mencoba
untuk menurunkan berat badan.
“Jangan katakan itu di depannya... Dia pasti berpikir "Aku
yang terlihat seperti seorang putri."” Kata Putri
pada pelayanya.
“Aku diperolok sebagai saat masih kecil. Kau menjadi semakin cantik
setelah kehilangan berat badan.” Komentar Ha Yeon
ramah.
“Sejak kapan kau begitu baik
kepadaku?” tanya Putri heran melihat sikap Ha Yeon
lalu meminum teh dengan wajah bahagia.
“Yang mulia. aku akan mengunjungi
istana lebih sering mulai sekarang.” Kata Ha
Yeon, Putri langsung menanyakan
alasanya.
“Tolong jadilah lebih terbuka lagi sikapmu. Lain
kali, aku akan membawa teh yang akan membantumu menurunkan berat badan.” Ucap Ha Yeon ramah, Putri heran dengan sikap Ha Yeon
tak seperti biasanya.
Pangeran Lee membaringkan kepalanya diatas meja melihat
buku yang ada didepanya, lalu tersadar ada gambar bagian atas halaman, lalu
melihat halaman berikutnya juga sama. Ia bisa melihat Ra On yang ada didepan
sedang menuliskan buku untuknya, dibagian hidungnya tertempel bekas tinda karena terlalu banyak mencatat.
Senyuman Pangeran Lee sedikit terlihat, tapi setelah itu
tersadar kalau Ra On sudah tak ada lagi dalam ruanganya. Ia mengerakan bukunya
seperti gambarnya itu berjalan dengan cepat, teringat kenangan jari
telunjuknya.
Ra On sedang mabuk mengigit Jari Tangan Pangeran tanpa
tahu kalau sebenarnya Putra Mahkota yang harus dihargainya. Pangeran Lee
tersenyum melihat adegan itu digambarkan kembali di atas buku oleh Ra On.
Akhirnya Pangeran Lee yang sedang kesal dengan Ra On memilih untuk menutup
bukunya.
Kasim Ma menemui Utusan Mok yang ada didalam kamarnya
dengan bersujud, Utusan Mok bertanya Kenapa Kasim Ma perlu segera menemuiknya. Kasim Ma meminta maaf karena datang secara tiba-tiba.
“Aku sudah menemukan sesuatu yang
sudah kau... sangat
kau cari-cari dan Hanya aku
yang bisa membawanya kepadamu.” Kata Kasim Ma masih
membungkuk.
“Apa yang sangat aku cari-cari?” tanya Utusan Mok
“Iya. Setelah kau mendengarnya, maka kau pasti akan tertarik.” Ucap Kasim Ma.
Pangeran Lee terlihat pusing dengan memegang kepalanya,
Tabib istana memeriksa denyut nadinya,
mengatakan akan membuatkan tonik yang bagus untuk
insomnia. Pangeran Lee menceritakan keluhan tidak
bisa bernafas, tiba-tiba
memerah dan berhalusinasi, jadi ingin tahu penyebabnya.
“Menurutku tubuhmu sehat. Bagaimanapun juga, kalau kau sering merasakan
gejala-gejala itu, itu
adalah... Itu
adalah...” kata Tabib gugup. Pangeran Lee penasaan
meminta Tabib segera menjawab.
“Mempertimbangkan gejalanya, maka kedengarannya seperti suatu
penyakit yang diderita janda dan biarawati.” Ucap Tabib
“Kau bilang aku terkena Penyakit
yang diderita janda dan biarawati?” kata
Pangeran Lee tak percaya tabib membenarkan.
“Maafkan aku, Putra Mahkota... Kau lihat... Wajar bagi seorang pria dan
wanita untuk bersama. Tapi
kalau kau menginginkan seseorang yang tidak bisa kau miliki, maka itu akan menggerogotimu dari
dalam..” Jelas tabib terkejut mendengar Kasim Jang cekukan
karena Shock
“Beraninya kau mengatakan hal-hal
seperti itu?!! Keluar
sekarang!!!” teriak Pangeran Lee marah. Tabib dan
pelayan buru-buru keluar dari ruangan. Pangeran Lee terlihat pusing memegang
kepalanya.
(Jahyeondang)
Byung Yun melihat Ra On masih mengunakan pakaian Kasim
dan segera keluar bertanya Seorang peserta pelatihan harus bekerja semalaman. Ra On membenarkan kalau baru saja
diberi tahu jadi
tidak akan kembali malam ini dan menyuruh Byung Yun tidur
saja terlebih dulu.
Ra On sudah berjalan dengan Kasim Ma di lorong, dengan
wajah binggung bertanya Kenapa ia bekerja semalaman di tempat utusan Mok. Kasim Ma pikir Ra On akan tahu setelah nanti datang
ke tempatnya. Ra On hanya bisa menghela
nafas.
Utusan Mok sudah menunggu sambil meminum teh, Kasim Ma
membuka pintu dan langsung mendorong Ra On masuk dan kembali menutup pintu. Ra
On bingung lalu kaget melihat Utusan Mok sudah ada didalam ruangan. Utusan Mok
tersenyum melihat Ra On dan memintanya agar segera mendekat.
“Aku datang untuk bekerja di
bagian malam jadi akan
berdiri di luar.” Kata Ra On gugup membalikan
badanya.
“Penari yang cantik itu... adalah kau ‘kan? Tapi kenapa kau berpura-pura
menjadi seorang kasim... dan
tinggal di istana?” ucap Utusan Mok berjalan
mendekatinya, Ra On panik.
“Aku penasaran, jadi kemari dan duduklah.” Pinta Utusan Mok, Ra On berjalan mundur bertanya apa
yang akan dilakukan Utusan Mok padanya.
“Apa kau seorang anak laki-laki
dengan wajah cantik... atau
gadis yang berpura-pura menjadi seorang kasim?”
kata Utusan Mok memegang wajah Ra On, Ra
On mendorong tangan Utusan Mok meminta agar menghentikanya. Utusan Mok marah
langsung menamparnya.
“Kau seorang kasim Dongungjeon,
benarkan? Apa kau
benar-benar tidak tahu... bahwa
nasib Putra Mahkota ada di tanganku? Seorang
kasim... harus
bersedia mati untuk Putra Mahkota.” Kata
utusan Mok mencengkram lenganya dengan mata melotot.
Ra On menangis memohon agar Utusan Mok untuk
melepaskanya, akhirnya bisa mendorong sampai terjatuh. Utusan Mok makin marah
ingin memukulnya, saat itu pintu terbuka dengan pengawal yang terlempar masuk
ke dalam ruangan. Utusan Mok kaget bertanya siapa yang berani datang ke
tempatnya.
Pangeran Lee masuk langsung menendang dan mengarahkan
pedang pada Utusan Mok, Ra On kaget dan binggung karena Pangeran Lee mencoba
menolong dengan melawan Utusan Mok. Utusan Mok kaget melihat Putra Makhota yang
datang. Pangeran Lee mengangkat pedangnya dan ingin mengayunkanna, Utusan Mok
sangat ketakutan. Tapi Pangeran Lee hanya melemparkannya saja. Utusan Mok
benar-benar shock lalu Pangeran Lee menarik Ra On untuk segera keluar.
“Apa ada orang di luar sana?” teriak Utusan Mok meminta pertolongan, Pangeran Lee
menarik Ra On sampai menembus penjaga istana yang ada di kediaman utusan Mok. Para
Kasim kebinggungan melihat Putra Mahkota yang menarik Ra On keluar dari
kediaman Utusan Mok.
Raja membanting tangan dimeja terlihat sangat marah
mengetahui anaknya membuat kekacauan,
dan bertanya apa yang harus dilakukan dengan keadaan seperti ini. Ratu
Kim menenangkan dengan memegang tangan suaminya mengaku sangat khawatir bahwa
akhirnya ini akan terjadi,
“tapi bagaimana bisa dia melakukan
itu kepada utusan?” kata Ratu Kim merasa tak
percaya, Raja memegang kepalanya seperti merasa sangat sakit.
“Yang Mulia... Jangan terlalu cemas. Aku akan meminta Perdana Menteri
Kim untuk datang.” Kata Ratu Kim mencari
kesempatan. Raja sempat menatap percaya pada istrinya. Ratu Kim melirik licik
pada suaminya.
Setelah menjauh dari kediaman utusan Mok, Pangeran Lee melepaskan tanganya lalu berteriak marah dengan
mata melotot pada Ra On yang melakukan itu dan bertanya Bagaimana
bisa masuk ke tempat itu dan memikirkan terjadi sesuatu
disana.
“Aku minta maaf, Putra Mahkota. Aku diperintahkan untuk bekerja...” ucap Ra On tak bisa menolak perintah seniornya.
“Kau seharusnya melarikan diri
saat kelihatan ada yang aneh!” teriak Pangeran Lee
sudah tahu Utusan Mok itu licik.
“Bagaimana mungkin seorang peserta
pelatihan seperti
aku menolak perintah? Dan
dia adalah utusan dari Qing. Aku
tidak bisa menempatkanmu di tempat yang buruk...”
kata Ra On
“Kenapa kau berpikir tentang hal itu? Siapa yang peduli tentang utusan?!! Sebenarnya Siapa kau... Kenapa kau begitu peduli
kepadaku?” teriak Pangeran Lee, keduanya saling
memantap dengan mata berkaca-kaca.
Tiba-tiba beberapa Penjaga istana langsung menangkap Ra
On, Pangeran berteriak marah pada penjaga yang berani menangkapnya. Pengawal
meminta maafkan karena diperintahkan
untuk mengurung Kasim Hong. Pangeran meminta agar
melepaskan Kasim Hong sekarang juga dan ia sendiri yang
akan bertemu dengan ayahnya.
Penjaga tak menuruti perintahnya, bahkan berani
mengeluakan pedangnya saat Pangeran ingin mendekati Ra On, meminta agar Putra
Mahkota mundur, dengan ancaman
kalau melawan maka mereka harus membunuh atau membawa Kasim Hong. Pangeran Lee marah karena Penjaga berani mengancamnya. Penjaga meminta maaf atas tindakanya. Ra On ingi
menangis karena harus dikurung tanpa berbuat kesalahan apapun, Pangeran Lee tak
bisa berbuat apa-apa hanya menatapnya saja.
Pagi hari
Pangeran Lee bersujud didepan kediaman Raja meminta agar
Yang Mulai menganggap Utusan Mok dapat dipercaya dan menghukumnya saja karena melanggar.
“Kenapa kau mengklaim kasim tidak
berdaya yang bersalah Kalau
kasim itu melakukan kesalahan apapun, maka
ditujukan sebagai subyek dan warga negara. Batalkan perintahmu.” Kata Pangeran Lee dengan mata berkaca-kaca, Raja
terlihat sangat murka memanggil pejaga istana.
“Kurung Putra Mahkota di
Dongungjeon dan jaga dia.” Teriak Raja marah besar. Penjaga
bersiap-siap untuk membawa Pangeran Lee, Kasim Jang kebinggungan melihat nasib
majikanya, Pangera Lee terus memohon agar Raja mengabulkan pemintanya.
Ra On tak memakai baju kasim, duduk sendirian didalam
penjara terlihat gelap dan hanya ada jerami sebagai alasanya, wajahnya terlihat
sangat ketakutan.
Sementara Pangeran Lee sedang dikurung Raja tak boleh
keluar dari kamarnya, keduanya terlihat sedih dengan keadaanya. Sementara Yoon
Sung dipagi hari melihat Jahyeodong seperti mengingatkan kembali pada masa
kecilnya setelah itu berjalan pergi.
Kasim Sung memberikan buah persik ke tangan Kasim
Jang, merasa sudah
mengatakan kepada temanya bahwa
hidup ini penuh dengan
pasang surut dan bersikap
arogan karena Putra Mahkota akan
mengambil tahta sementara. Kasim Jang kesal karena
selama ini tak pernah melakukanya.
“Apa yang akan kau lakukan
sekarang? Bagaimana
kalau dia diturunkan dari tahtanya?” ucap Kasim
Sung
“Jaga mulutmu! Kenapa kau bisa mengatakan itu?!!” teriak Kasim Jang marah, Kasim Sung berpura-pura kaget
mendengarnya.
“Jangan berteriak kepadaku, tapi Putra Mahkota yang menyebabkan kekacauan ini. Sebenarnya Ada masalah apa dengan
peserta pelatihannya?” kata Kasim Sung.
“Astaga.... Kalau begitu apa rumor itu benar? Pangeran Dung... Menyukai pria...” ucap Kasim Sung
“Hentikan itu! Kalau kau menyebarkan rumor
konyol itu, maka aku tidak
akan memaafkanmu!” teriak Kasim Jang makin
marah sambil berdiri. Kasim Ma yang membawa Ra On hanya duduk diam sambil
memejamkan matanya, Kasim Sung memberitahu kalau Semua orang akan
mendengarnya karena suara temanaya itu yang
keras, bukan dari dirinya lalu beranjak pergi.
Kasim Ma mulai berbicara kalau mengetahui bahwa Putra Mahkota tidak
menyukai laki-laki. Kasim Jang kaget dan
buru-buru mendekatinya, Kasm Ma membuka
matanya dan memberitahu kalau Orang lain itu mungkin bukan
seorang pria. Kasim Jang tak mengerti.
“Aku benar-benar tidak ingin
mengatakan ini.” kata Kasim Ma ingin
berbisik, saat namanya dipanggil.
Kasim Ma melihat
Yoon Sung sudah datang ke tempat Kasim dan meminta agar mengikutinya sekarang.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar