PS : All
images credit and content copyright : TVN
Dua penjaga yang melihat segerombolan pria bertopeng
mencoba menghadang jalan, akhirya kembali berkelahi. Je Ha berhasil mengikat
dan menuruni tali melihat dari kaca si nenek sedang membersihkan lantai
melambaikan tanganya. Saat itu pria bertopeng berhasil masuk ruang kerja, Je Ha
mengetuk jendela ingin memberitahu si nenek.
Tapi si Nenek seperti tak sadarkan diri, saat itu juga
seorang pria langsung memukul kepalanya dari belakang. Si Nenek pun terjatuh
dengan luka dibagian kepalanya. Je Ha melihat si pelaku bertopeng yang memukul
sang nenek, sementara pria bertopeng lain sudah siap dengan kamera. Si wanita
yang berhasil menidurkan Se Joon lalu berpura-pura seperti sedang tidur sambil
berpelukan.
Seorang petugas berhasil menekan tombol peringatan, alarm
pun berbunyi dan semua pintu juga terkunci. Si wanita panik mencoba keluar tapi
tak bisa kunci dan berteriak meminta tolong.
Si petugas yang ada dibawah mendengar bunyi alarm
langsung berlari masuk dan melihat dari CCTV sedang ada perkelahian. Kepala Jo
menelp anak buahnya, memberitahu sedang dalam perjalanan sekarang dan memerintahkan agar Jaga
semuanya sampai ia tiba.
Je Ha melihat nenek yang terbaring tanpa ada yang
menolongnya, lalu berusaha memecahkan kaca tapi tak bisa. Si wanita yang ada didalam kamar panik
karena terkunci dan takut kalau sampai nanti Se Joon lebih dulu bangun,
komplotan bertopeng meminta agar menjauh dari pintu supaya bisa mendobraknya.
Akhirnya Je Ha melempar obeng dan berhasil membuat
retakan, dan langsung menendangnya kuat-kuat.Ia masuk ke dalam gedung ingin
membantu nenek, tapi harus berkelahi denga pria bertopeng dan sempat melihat
luka bakar dibagian salah satu anggotanya.
Polisi akhirnya datang ke gedung, didepan gedung pria
yang mengemudikan mobil memberitahu kalau polisi sudah datang. Si pria
bertopeng bisa mendengarnya menyuruh semua anak buahnya segera pergi. Je Ha
membuka kemejanyaa agar menghentikan darah sang nenek. Akhirnya polisi datang
dengan petugas keamanan.
Si petugas
bertanya dengan keadaan Se Joon sekarang, Polisi melihat kalau pintunya
tak bisa terbuka. Je Ha berteriak menyuruh agar memanggil ambulance
segera, Si petugas melihat si Nenek yang
sudah terbaring dengan penuh darah, lalu meminta agar anak buahnya memanggil
ambulance segera dan juga membuka pintu kamar Se Joon.
Di acara talk show
Si pembaca acara mulai membahas Yoo Jin menjadi
seorang istri yang mendukung dan ada pembicaraan atas keberhasilan suaminya itu hampir
seluruhnya karena mertuanya. Yoo Jin terlihat
gugup, dengan santai bertanya apakah Se Joon itu memiliki mertua lain selain orang tuanya sendiri.
“Tapi tetap saja, kau putri sulung dari Presdir JB
Group. Dan
memang benar bahwa JB Group adalah
konglomerat paling kuat di negara kita.” Kata si
pembaca acara
“Sejujurnya, Aku merasa sedikit kasihan dengan
suamiku karena
harus bertemu dengan
seorang wanita seperti aku. Jika
dia bertemu dengan wanita lain maka ia
pasti akan menjadi menantu
yang baik untuk keluarga lain.” Ucap Yoo Jin
“Oh...tampaknya ada beberapa kesulitan di masa lalu.” Komentar si pembaca acara
“Mendiang ayahku... benar-benar tidak ingin menantu yang bekerja di bidang
politik.” Cerita Yoo Jin
“Tunggu. Jadi Alasan mengapa Presdir Choi, Mendiang ayah anda... memutus hubungan dengan anda, putrinya adalah karena suami anda?” ucap Si pembawa acara, Yoo Jin hanya terdiam, lalu
Pembaca acara pun meminta maaf karena tampaknya menyinggung topik yang sensitif.
“Ah.. Tak masalah.. Pria dan
wanita keduanya harus setia
dengan yang mereka cintai, kan?” kata Yoo Jin, Pembaca
acara merasa kalau Yoo Jin benar-benar mencintai suaminya.
“Sampai anda merelakan posisi sebagai pewaris perusahaan
untuknya.” Kata Pembawa acara
“Iya... Dan sejujurnya, aku masih.. menghormati
orang itu.” kata Yoo Jin, semua yang menonton
mengangguk-anggukan kepala seperti terkesima.
Ambulance akhirnya datang, wartawan diluar melihat salah
satu korban si nenek mencoba mencari tahu tapi terlihat si nenek sudah
mendapatkan pertolongan pertama.
Je Ha sudah kembali ke dalam truknya dan meninggalkan
gedung. Kepala Jo melihat ada bekas obeng diatas meja dan juga kaca yang pecah
lalu bertanya apakah orang itu bekerja di sebuah perusahaan
iklan, petugas membenarkan. Tapi kepala Jo melihat orang itu bisa
memecahkan kaca tebal hanya dengan obeng saja.
Di studio
Pembawa acara mengartikan Yoo Jin sudah tidak memiliki saham JB Grup lagi, karena yang ia tahu
bahwa Yoo Jin memiliki cukup banyak warisan, bahkan sebelum
pernikahannya. Yoo Jin terlihat gugup lalu bersikap santai mengartikan maksunya
itu saham ketika masih lajang.
“Aku sudah menyumbangkannya sudah
lama.” Ucap Yoo Jin, pembaca acara bertanya apakah itu
disumbangkan Yayasan Beasiswa Pyeongchang. Yoo Jin membenarkan.
“Namun, saya mendengar bahwa ada hubungan khusus antara anda dan dua direktur
dewan. Jika itu
benar, bukannya anda
masih memiliki banyak saham JB Group?” kata si
pembawa acara terdengar sedikit menyentil.
Seketaris yang dibelakang seperti berbisik, lalu diruang
kontrol kalau mendapatkan permintaan dari pihak Yoo Jin agar berhenti sejenak.
PD pun memutuskan mereka akan jeda iklan lebih dulu. Si pembaca acara pun akan
melanjutkan ini setelah beberapa iklan.
Akhirnya Yoo Jin mematikan micnya, dan meminta si pembaca
acara juga melakukan. Ia memanggil nama Ji Yeon dan Yoo Jin pun memanggilnya “kakak”. Yoo Jin menegaskan
kalau sebelumnya sudah bilang bahwa tidak ingin berbicara tentang itu. Ji Yeon pikir Bukankah lebih baik kalau ia yang melakukan ini daripada orang
lain.
“Itu benar dan Itu akan menyakitkan bagiku siapapun yang menanyakan tentang
hal itu. Setiap
orang memiliki titik lemah, Sama
seperti masalah tentang anakmu.” Ucap Yoo Jin, Ji Yeon
terlihat gugup dan diam, PD memberitahu kalau jeda
iklan akan segera
berakhir dan meminta agar menyalakan micnya lagi.
“Maaf, Unni.... Aku berlebihan.” Ucap Ji Yeon, Yoo Jin kembali tersenyum agar mengikuti
saja naskahnya.
Di ruangan make up
Salah seorang wanita membersihkan make up diwajah Yoo Jin
berkomentar sangat
tersentuh oleh wawancaranya. Yoo Ji mengaku sangat
gugup. Si wanita memuji Yoo Jin yang tampak
begitu alami dan begitu cantik. Sek masuk ruangan
meminta agar keluar sebentar, si wanita pun akan keluar dari ruangan dan nanti
ia yang akan membersihkan make up.
Yoo Jin memanggilnya dengan memberikan kue yang dibuatnya
sendiri dengan mengucapkan terimakasih. Si wanita terlihat senang hati lalu
bertanya apakah ia bisa mengambil foto dari kuenya. Yoo Jin rendah hati merasa tak perlu, tapi
akhirnya memperbolehkanya.
Si wanita mengatakn tidak
akan makan kue itu dan
menyimpannya selamanya lalu mengambil foto dengan
background tas milik Yoo Jin, lalu keluar ruanga dengan hati bahagia tak lupa
mengucapkan terimakasih.
Sekertarisnya lalu berbisik di kuping Yoo Jin, seperti
memberitahukan berita yang terjadi pada suaminya. Yoo Jin tak percaya kalau
terjadi lagi bertanya Siapa yang melakukannya sekarang.
“Penyelidikan belum bisa memastikan,
tapi... tapi aku
yakin mungkin Tuan Park yang ada dibalik semua ini.” ucap Sekertarisnya, Yoo Jin dengan sinis merasaTidak
salah lagi.
Si wanita menguploud foto dengan caption “Kue yang dibuatkan Nyonya Yoo Jin untukku! Di belakangnya adalah tas yang telah digunakannya
selama 20 tahun. Aku menghormatimu dan mencintaimu, Ibu! Hati,
hati!”
Teman yang lainya datang bertanya apa yang dilakuka
wanita itu, Si wanita memberitahu kalau mendapatka kue yang dibuat sendiri oleh
Yoo Jin, temanya tak percaya kalau itu dibuat sendiri oleh Yoo Jin lalu meminta
agar diberikan satu saja. Si wanita tak memberikanya, sementara dibelakang
mereka terlihat Ji Yeon mendengar pembicaran keduanya menatap sinis.
Sek bertanya apa yang akan mereka lakukan sekarang, Yoo
Jin memerintahkan agar mengubah keadaan,
dengan kelihatannya ada yang menyerang kantor. Sekertarisnya mengerti lalu bertanya dengan gadis yang bersama suaminya.
“Biarkan saja dia untuk saat ini, Dia pasti ada gunanya nanti.” Kata Yoo Jin, lalu melihat wajahnya dicermin merasa mulai
keriput di usia tuanya.
Ia lalu bertanya berapa usia si gadis itu, Sekertarisnya
sempat kaget lalu menyebutkan berusia akhir dua puluhan. Yoo Jin masih bisa bernafas lega karena setidaknya
wanita itu tidak
di bawah umur.
Se Joon menelp didalam mobil dengan menyindir kalau ia
akan makan sarapan
yang Yoo Jin buat mulai besok lalu berkomentar itu pertunjukan
bagus. Ia bisa tahu kalau Yoo Jin akan mengurusnya lalu memberitahu tentang pegawai yang
memperbaiki banner itu agar mengurusnya juga karena
sebelumnya melihat wajahnya. Yoo Jin
mengerti.
Yoo Jin menelp Direktur lain dengan dingin bertanya Apa
ada sesuatu yang anda sembunyikan darinya. Si
Direktur mengatakan tentu saja tidak ada.
Yoo Jin tahu benar-benar tidak boleh seperti ini tapi
mulai curiga. Direktur menyakinkan kalau tidak seperti
itu maksudnya
“Aku hanya tidak ingin membebanimu jadi aku mengurusnya sendiri, dan
kemudian... Aku minta maaf.. Aku
akan pastikan untuk mengurusnya dan
melaporkan kembali kepada anda.” Kata Direktur lalu
menutup telpnya.
Direktur mengumpat kalau Yoo Jin bisa mengetahuinya, lalu
bertanya pada pengawalnya apakah mereka sudah
dalam perjalanannya. Pegawalnya mengatakan
mereka akan menangkap segera. Direktur mengeluh karena
harus kesulitan
karena pegawai perusahaan iklan itu.
Je Ha sudah kembali ke dalam rumah memasukan semua baju
ke dalam tas, mobil pasukan kepolisian datang, Je Ha bisa mendengar karena
bunyi penutup lubang. Kepala Jo memeriksa bagian CCTV yang merekam saat Je Ha
berkelahi melawan pria bertopeng. Lalu tiba-tiba ia bisa melihat sesuatu dan
meminta video agar diulangi, seperti bisa melihat itu adalah Je Ha.
Semua tim sudah mengepung tempat Je Ha dari luar, Je Ha
di lantai dua melihat orang-orang yang berusaha mengepungnya. Direktur sudah
ada diruangannya, Kepala Jo masuk meminta agar Direktur memanggil pasukanya
kembali. Direktur pikir kenapa harus menariknya.
“Jika tidak, semua orang itu mungkin akan mati di tangannya.” Ucap Kepala Jo, Direktur binggung apa maksudnya itu.
Semua pasukan memotong rantai yang ada didepan pintu dan
mulai masuk ke tempat Je Ha tinggal. Yang lainya mengambil tanga untuk masuk
dari arah lainya. Sementara di ruangan, Direktur tertawa lebar berkomentar
Kepala Jo itu lucu sekarang.
“Orang-orang kita berada dalam
bahaya!” kata Kepala Jo
“Jadi maksdumu, apa kau, Kolonel
Jo... ...oh,
maksudku, Kepala Jo. Apa Dia
seseorang yang kau latih saat
kau berada di pasukan khusus?” ucap Direktur, Kepala
Jo membenarkan.
Beberapa petugas mulai menyusuri tempat Je Ha, sementara
Je Ha sudah bersiap-siap dengan sarung tanganya.
“Baiklah kalau begitu... Sepertinya kau mencoba
memberitahuku bahwa dia
agen terkuat yang kau latih...” ucap Direktur, Kepala
Jo mengatakan kalau bukan itu maksudnya.
“Kepala Jo... Sepertinya kau tidak
mengerti dengan perkataanku. Aku
bahkan mengirim satu
tim untuk menangkap dia. Apa Kau
mengerti? Ini
adalah tim ofensif JSS, perusahaan
keamanan terbaik di Korea!” kata Direktur tak
percaya
“Anda akan segera menyadari apa yang aku katakan.” Kata Kepala Jo berdiri dari tempat duduknya dan keluar
ruangan, Direktur sempat mengumpat marah dengan tingkah Kepala Jo.
Salah petugas masuk kamar melihat banyak barang yang
berantakan ketika berbalik melihat Je Ha sudah ada didepanya. Perkelahian
dimulai dan dengan mudah Je Ha membuatnya tak sadarkan diri. Kepala Jo keluar
gedung dengan wajah panik, meminta anak buahnya agar bisa pergi bersamanya.
Petugas lain mencoba menyusuri tempat Je Ha, saat itu Je
Ha sengaja mematika aliran listrik dengan membawa alat penyemprot catnya
sengaja membuat dua petugas tak bisa melihatnya. Polisi melepaskan tembakan
tapi tapi Je Ha sudah menghilang, tak sengaja menyentuh bagian radio dan lagu
seriosa pun terdengar.
Je Ha kembali bisa melumpuhkan dua orang dengan mudah,
lalu salah seorang masuk ke dalam gedung. Je Ha sempat terkena peluru tapi bisa
menghindarianya dan membuat si petugas berguling kebawah. Dua polisi lain
kembali berkelahi.
Si pengaja pintu tak menerima balasan dari temanya ikut
masuk ke dalam, Je Ha bisa melepaskan peluru dari dalam pistol, ketika si
polisi ingin mengeluarkan yang lainya, saat itu dari belakang Je Ha sudah
menembaknya dengan pistol listrik. Je Ha keluar dari rumahnya dengan membuang
ponselnya di jalanan.
Kepala Jo dan anak buahnya masuk ke tempat Je Ha, salah
seorang petugas sadarkan diri dan beberapa yang lainya juga ikut sadar. Anak
Buah kepala Jo bertanya apa sebenarnya yang terjadi . Kepala Jo langsung
mengucap syukur. Anak buahnya binggung. Kepala Jo bersyukur karena tidak
ada yang mati.
Se Joon baru pulang melihat istrinya yang duduk di ruang
tengah lalu bertanya apa yang sedang dilakukanya. Yoo Jin mengatakan Sepertinya
akan tidur terlambat hari
ini karena harus menghadiri acara. Se Joon
bertanya Apa ada
orang lain yang menyebabkan
masalah di sekitarnya selain dirinya.
“Putrimu.” Kata Yoo Jin, Se Joon mendekat sambil menarik pinggang
istrinya bertanya ada apa dengan An Na.
“Dia
kabur lagi, seharusnya
dia sudah dewasa sekarang. Tapi tampaknya tidak seperti itu.” ucap Yoo Jin sinis lalu melepaskan tangan
Se Joon yang memegang pingangnya.
“Apa Mungkin itu karena apel tidak jatuh jauh dari pohonnya?” sindir Yoo Jin
“Jika sesuatu terjadi pada anak
itu... maka kontrak kita batal demi hukum. kau tahu itu, kan?” kata Se Joon mengancamnya. Yoo Jin pun hanya diam saja.
An Na kembali kabur dari tempat biarawati, sementara di
tempat lain terlihat ada peragaan busana oleh seorang designer. An Na terus
berlari tak ingin kembali ditangkap, si designer akhirnya menyudahi pegelaran
dengan naik keatas panggung bersama model-modelnya.
Designer bersama dengan dua modelnya pulang dengan
mobilnya terlihat bahagia, An Na yang menyeberangi jalan tak melihat ada mobil
lewat, saat itu mobil pun berhenti dengan mendadak. An Na seperti kembali
mengingat bayangan saat dirinya memberikan sebotol pil tidur lalu menjerit Tidak mungkin dengan wajah histeris ketakutan ditengah jalan.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar