PS : All
images credit and content copyright : TVN
“Aku... tidak ingin menangis karena Hyun Min lagi. Sekarang Aku ..ingin terlepas
darimu” kata Hye Jin menatap Hyun Min
“Aku... ingin bersamamu Apa kau... mau menerimaku?” kata Hye Ji menatap Ji Woon, Ha Won keluar dari kamar
ingin memberikan jam pada Ji Woon menahan rasa sedihnya karena Hye Ji meminta
agar Ji Woon bersamanya.
Hyun Min yang mendengarnya langsung masuk ke dalam kamar,
Hye Ji tetap diam melihat keduanya. Ji Woon tak percaya Hye Ji mengatakan itu padanya, Hye
Ji pikir Ji Woon tidak perlu menjawabnya sekarang lalu segera pamit pulang karena sudah larut. Ji Woon
masih terdiam kebinggungan dengan perkataan Hye Ji.
Ha Won meraba jam tangan Ji Woon, seperti perasaan sangat
sedih. Ketika akan masuk kamar Ji Woon melihat Ha Won berdiri didepan kamar, Ha
Won yang akan masuk kamar melihat Ji Woon menatapnya, dengan menahan sedihnya memberitahu
ingin mengembalikan jam tanganya lalu
berjalan mendekatinya. Ji Woon tak
berani menatap Ha Won saat menerimanya.
“Aku yakin kau tidak bisa tidur
malam ini” ucap Ha Won berusaha untuk tersenyum.
Ji Woon hanya diam saja.
“Maksudku, Kau benar-benar
menyukai Hye Ji, kan? Ah,
jadi... Apa
sekarang Kalian berdua berkencan?” kata Ha
Won, Ji Woon hanya diam dengan tatapan kosong, akhirnya Ha Won mengucapkan
selamat malam lalu masuk kamar dengan menahan rasa sedihnya.
Ji Woon pun masuk ke dalam kamar, menyadarkan badanya
diatas tempat tidur, teringat kembali kata-kata Hye Ji sebelumnya “Aku... ingin bersamamu Apa kau... mau menerimaku. Apa Kau......mau
menerima ku?” Ji Woon
benar-benar kebinggungan mendengar permintaan Hye Ji.
Flash back
Ji Woon keluar dari ruangan bengkelnya dengan membawa
sebuah kamera, menurutnya itu sangat kuno sekali dengan masih mengunakan roll
film. Tak sengaja blitznya menyala karena menekan shutternya. Hye Ji sedang
berjongkok sambil menangis. Hye Ji sempat menatapnya, lalu Ji Woon memilih masuk lagi ke dalam ruangan karena tak
enak.
Hye Ji masuk ke dalam ruangan dengan tatapan sinis
bertanya siapa pria itu. Ji Woon hanya diam dengan wajah gugup. Hye Ji pikir
tadi Ji Woon baru saja mengambil gambarnya. Ji Woon mengatakan tak
mengambilnya. Hye Jin meminta agar melihat kameranya langsung mengambil dari
tangan Ji Woon.
“Apa Kau yakin tidak mengambil fotoku?” ucap Hye Ji seperti tak mengerti karena kamera model
lama. Ji Woon mengangguk.
“Apa kau bekerja disini?Apa yang
Kau lakukan disini?” tanya Hye Ji tak mengenal Ji
Woon,
“Aku tidak melakukan apa-apa, Lalu Kenapa Kau menangis sendirian
disana? Jika Kau
akan terus menangis..... lebih baik lakukan
saja disini. Aku akan
pergi” kata Ji Woon lalu keluar ruangan.
Hye Ji kembali menangis tersedu-sedu di ruangan bengkel,
Ji Woon berjongkok didepan ruanganya, bisa mendengar Hye Ji kembali menangis. Ia mengingat kembali saat dengan ibunya yang menangis
sendirian dimalam hari, tapi tak mengeluarkan suara, seperti tak ingin didengar
olehnya.
Ji Woon yang kelelahan akhirnya tertidur didepan
ruanganya, Hye Ji keluar dari ruangan memberikan jaketnya lalu pergi. Ji Woon
melihat Hye Ji yang memberikan jaketnya di pundaknya. Sementara Hyun Min
seperti tak percaya melihat ke ponselnya masih ada gambar Hye Ji lalu menatap
foto mereka bertiga.
Ja Young main ke sky House, sambil berjalan berkeliling
kamar temanya berbicara tentang cerita Ha Won yang anak sepupu
laki-laki teman ibunya, Akhirnya
mendapat pengakuan cinta dari
gadis yang selama ini disukainya, lalu bertanya
apakah gadis itu cantik. Ha Won membayangkan saat di Villa wajah Hye Ji, lalu
mengatakan wajahnya cantik.
“Sepertinya pasangan baru telah
lahir!! Kapan aku dapat kesempatan dengan Seo Woo-ku!” kata Ja Young membayangakan dapat pengakuan cinta dari
Seo Woo.
“Tapi... si pria belum membalas jawabannya.” Ucap Ha Won masih berharap.
“Memang Apa perlu dijawab? Lagipula, si wanita itu cantik.” Kata Ja Young
“Hei, cantik itu bukan segalanya!” tegas Ha Won tak setuju, Tapi Ja Young pikir memang
begitulah kenyataannya.
“Tapi tetap saja. Si pria harus
bilang, "Ayo kita berkencan!",
barulah mereka resmi pacaran.” Ucap Ha Won
Ja Young mengejek temanya itu kuno sekali, karena Sekarang
ini banyak orang cuma main mata, dan menunggu hasilnya bagaimana. Ha Won duduk lemas, Ja Young
kembali berkata Tapi tentu saja, jika pria itu sudah lama punya perasaan cinta
sebelah tangan maka bisa jadi ceritanya berbeda sama
sekali. Ha Won kembali duduk bersemangat bertanya bagaiman bisa
seperti itu.
“Misalnya, dia bisa saja mulai menyukai perempuan lain.” Kata Ja Young dengan menopang dagunya,
“Kau bilang itu Perempuan lain?” ucap Ha Won memikirkan siapa wanita selain Hye Ji.
Ha Won mengintip dari depan pintu ruangan bengkel melihat
Ji Woon sedang asyik dengan memberesihkan barang-barang bengkelnya, lalu
perlahan menutup kembali. Ketika akan pergi, Ha Won membalikan badan merasa tak
mungkin Ji Woon menyukai wanita lain karena selama ini selalu sendirian.
“ Satu-satunya perempuan di sisinya selain Hye Ji cuma...” ucap Ha Won lalu mengingat saat Ji Woon menciumnya,
dengan senyuman bahagia maksudnya wanita
lain itu dirinya.
“Ahh,
tidak mungkin... Tidak
mungkin.” Kata Ha Won dengan senyuman tak percaya, tapi seperti
berharap Ji Woon memang menyukainya dan buru-buru pergi dari ruangan bengkel.
Ha Won duduk dikamarnya, masuk ke dalam sebuah forum
dengan menuliskan pertanyaanya “Darimana aku tahu jika seorang pria menyukaiku?” lalu
komentar mulai masuk.
“Apa kau cantik?” tulis seseorang, Ha Won mengatakan tentu saja ia cantik.
“Jangan berharap. Dia itu tidak menyukaimu.” Tulis yang
lainya.
“Jangan menanyai
semua orang, tanya saja sendiri sama orangnya langsung!”
Ha Won kesal sendiri menurutnya tak mungkin bertanya
padanya jika tahu perasaan pria itu padanya, menurutnya tak ada yang bisa
memecahkan masalahnya. Komentar lain masuk “Jika dia tidak pernah marah atas kelakuanmu, dia sudah pasti
menyukaimu. Pria takkan pernah marah dengan perempuan yang dia sukai”
Ha Won memikirkan kalau Ji Woon marah dengan apa yang
akan dilakukan padanya. Akhirnya ia membaca buku diruang tengah dengan mata
mengintip, Ji Woon datang setelah dari ruangan bengkelnya, Ha Won berpura-pura
sibuk membaca buku. Ji Woon hanya tersenyum melihat tingkah Ha Won lalu
berjalan melewatinya.
Saat itu juga dengan sengaja Ha Won melempar bukunya dan
mengenai kepala Ji Woon, Ji Woon mengaduh kesakitan sambil memegang kepalanya,
Ha Won berpura-pura tak sengaja dengan mengangkat dua tanganya lalu meminta
maaf. Ji Woon menahan amarahanya lalu pergi ke dapur. Ha Won terdiam karena Ji
Woon tak marah seperti biasanya.
Ji Woon mengambil segelas jus untuk menghilangkan
dahaganya, Ji Woon melihat Ha Won yang datang dengan senyumanya bertanya ada
apa. Ha Won hanya tersenyum. Ji Woon melihat ada sesuatu, Ha Won hanya mengangkat
dua bahunya seperti tak ingin melakukan apapun.
Akhirnya Ji Woon akan kembali ke kamarnya, Ha Won sengaja
berjalan lalu menabraknya membuat semua jus tumpah mengenai baju Ji Woon. Ji
Woon berteriak marah, Ha Won meminta maaf mengaku tak sengaja. Ji Woon
mengumpat kalau Ha Won sudah gila dan menghabiskan sisa jus dalam gelas lalu
pergi. Ha Won bisa tersenyum melihat sikap Ji Woon.
Ha Won pergi ke ruangan bengkel dengan sengaja
mengacak-ngacak yang ada di dalamnya,bahkan sampai seprai di tempat tidur lipat
juga dibuka olehnya. Ji Woon masuk ruangan binggung melihat semua
barang-barangnya berantakan, lalu berteriak marah memanggil Eun Ha Won.
Sementara Ha Won sudah ada didalam kamar mengintip dari
pintu dan buru-buru berjalan ketempat tidurnya lalu berbaring dengan
memiringkan badanya. Ji Woon bertanya ada apa dengan tingkah Ha Won, Ha Won
yang berbaring seperti ketakutan.
“Kau 'kan yang melakukannya!” teriak Ji Woon marah, Ha Won sempat kaget mendengarnya.
“Bicara apa kau? Kenapa kau kejam sekali pada orang yang lagi sakit?” ucap Ha Won berakting lemas didalam selimutnya. Ji Woon
tak habis pikir melihatnya lalu membuka
selimut mengancam Ha Won itu mau mati ditanganya sekarang.
“Hei, kenapa kau memperlakukan orang yang sakit seperti ini?” ucap Ha Won ketakutan menarik selimutnya
“Kau pura-pura sakit
saja, 'kan? Kalau kau
bosan hidup, lebih baik tidur
saja kau. Mengerti?” kata Ji Woon sinis dan pergi
Ha Won kesal melempar bantalnya kearah Ji Woon yang
pergi, Ji Woon berteriak marah, Ha Won mengeluarkan amarahnya kalau hanya Ji
Woon yang tak khawati kalau dirinya itu sakit, padahal semuanya memberikan
makan, tapi Ji Woon seperti tak peduli bahkan tak membelikan makananya yang
enak. Ji Woon terdiam ternyata Ha Won mengharapkan makanan darinya, lalu dengan
sinis kalau Ha Won itu bukan anak-anak dan sangat menyusahkan
saja lalu keluar dari kamar.
“Dia pasti tidak suka padaku!” ucap Ha Won kesal melihat sikap Ji Woon yang tak
peduli.
Hye Ji akan pergi lalu melihat kembali fotonya bertiga
dengan kakaknya dan juga Hyun Min, tak ada senyuman dan langsung menelungkupkan bingkainya, seperti
sudah melupakan semuanya. Lalu ia mengirimkan pesan dari ponselnya “Ayo
kita bertemu hari ini.”. Sebelum pergi Hye Ji
melihat ke kotak surat, terlihat banyak tumpukan surat dari beberapa
perusahaan.
“Kenapa banyak sekali surat-nya?” ucap Hye Ji bingung lalu menaruh kembali suratnya dan
pergi dari rumahnya
Dibalik pohon terlihat Hyun Min yang bersembunyi melihat
Hye Ji pergi sendirian, pikiranya kembali teringat pada perkataan Hye Ji
semalam “Aku ingin bersamamu,
Apa Kau... ...mau menerima ku?” Lalu masuk
kedalam mobilnya
Hyun Min mondar mandir di depan workshop tempat Hye Ji
bisa berkerja tapi belum datang juga. Hye Ji akhirnya dengan dengan beberapa
macam bahan ditanganya, Hyun Min mendekatinya untuk mengajak bicara. Hye Ji memangilkan wajahnya merasa tidak
ada yang perlu dibicarakan
“Apa itu juga karena aku? Apa Kau
memanfaatkan Kang Ji Woon karena Aku?” kata Hyun
Min
“Apa.. cuma itu yang bisa kau
pikirkan?”balas Hye Ji sinis
“Lalu, untuk apa lagi kau bersikap
seperti ini?” tanya Hyun Min
“Karena aku baru sadar. Kalau orang yang selalu ada
disisiku bukanlah dirimu tapi Ji Woon.” Ucap Hye Ji
Ji Woon datang berdiri diantara ketiganya lalu bertanya
apa yang membuat Hyun Min jauh-jauh datang ke tempat Hye Ji. Hyun Min dengan
sinis balik bertanya kenapa Ji Woon datang. Ji Woon mengatakan mereka punya
rencana
“Apa kalian berdua sudah selesai
bicara?” tanya Ji Woon pada Hye Ji hanya diam saja.
“Maaf, Kami boleh pergi kan?” kata Ji Woon lalu mengajak Hye Ji pergi dengan
membawakan gulungan kain dari tangan Hye Ji., Hyun Min menatap diam melihat
keduanya masuk ke dalam workshop.
Nyonya Park baru selesai masak menyuruh anaknya untuk segera
duduk karena harus berkerja. Yoo Na bertanya Apa ada
kemajuan dengan istri PresDir Haneul Group. Nyonya Park kesal merasa anaknya itu tak tahu penderitaan yang di alami saat ini karena hal itu.
“Kenapa kau jadi kesal sendiri?” tanya Yoo Na heran
“Aku selalu memberikan ekstra
waktu pemijatan agar terlihat baik
dimatanya! Coba Lihat
tanganku jadi kekar! Dasar
gadis tidak berperasaan! Apa kau tidak
sadar betapa kekarnya tanganku saat
ini?” ucap Nyonya Park memperlihatkan tanganya, Yoo Na
langsung mendekati ibunya merayu dengan memijit tanganya.
“Oh.. Ibu.... Tentu saja aku tahu
perasaanmu! Tunggu
saja sampai aku menikah dan tinggal di Sky House. Maka Aku akan berikan ratusan suntikan
botox untukmu, oke?” kata Yoon Na
“Kau bilang Ratusan? Bagaimana tanganku bisa tahan
dengan itu?” keluh Nyonya Park lalu menyuruh anaknya
kembali duduk.
“Tapi, Kau tahu... Aku mendengar sesuatu yang aneh Ternyata, ada gosip kalau ini
bukan pernikahannya yang pertama” cerita Nyonya
Park, Yoo Na melonggo tak percaya
“Kalau begitu....PresDir Haneul
Group benar-benar
sudah ditipu, menikahinya!” kata Yoo Na
menyimpulkan sendiri.
Nyonya Park juga tak tahu tapi akan tahu kebenarannya begitu
menanyakannya. Yoo Na berpikir Bagaimana
jika mereka hanya menyebarkan gosip karena perasaan iri. Nyonya Park pikir itu benar dan meminta anaknya agar
membayangkanya, Yoo Na menangguk setuju.
“Ahh, di usianya saat ini, dia
orang penting ke-5 di Haneul Group Jadi
aneh jika ada gosip beredar di sekitar dia, kan?”
ucap Nyonya Park
“Kalau begitu, bukankah ini
peluang kita? Ini
kesempatan besar untuk ibu agar
terlihat baik dimatanya!” kata Yoo Na, Nyonya Park
tak mengerti.
“Kau bisa jadi pendukungnya, lalu
katakan semua gosip soal Nyonya Haneul padanya !” ucap Yoo Na
“Jadi, dengan kata lain, Kau
jadi tangan kanannya Haneul Grup” kata
Nyonya Park
“Kemudian, kau bisa menjadi besan dengan keluarga Haneul
Grup!” ucap Yoo Na menyusun rencannya, keduanya menjerit
bahagia membayangkan rencananya yang akan berhasil nanti. Nyonya Park memuji
anaknya yang memang sangat cerdas.
Ji Woon membawakan kain kedalam ruangan, Hye Ji langsung membahas
tentang yang terjadi waktu itu... Apa ada yang ingin dikatakan. Ji Woon terdiam lalu mengaku ada yang ingin dikatanya,
dan membalikan badan dengan mendekat pada Hye Ji. Mata Hye Ji tak berani
menatapnya mengarah ke tempat lain.
“ Yang Kau katakan saat itu... Apa kau sungguh-sungguh?” tanya Ji Woon
Hye Ji terdiam teringat kata-kata Hyun Min tadi “Apa itu juga karena aku? Apa kau memanfaatkan Kang Ji Woon karena aku?” wajahnya terlihat ragu menjawab pertanyaan Ji Woon.
“Yah.. aku sungguh-sungguh mengatakanya” kata Hye Ji, Ji Woo mengerti lalu langsung
keluar dari ruangan.
Hyun Min pulang kerumah membaringkan tubuhnya di atas
tempat tidur teringat kata-kata Ji Woon sebelumnya “Kami punya rencana. Apa kalian sudah
selesai bicaranya? Maaf, Kami boleh pergi kan?” Ia kesal menedang kakinya ke udara dan mengacak-ngacak
selimutnya, tiba-tiba ia bangun melirik ke
arah kamar Ji Woon yang ada didepanya.
Ha Won tak bisa tidur lalu duduk dikamarnya, merasa heran
Kenapa ia berputar-putar
seperti ini, karena sifatnya yang sebenarnya tak akan seperti ini. Jadi lebih baik tanyakan langsung pada Ji
Woon siapa yang disukainya, lalu turun dari kamarnya.
Hyun Min pergi ke kamar Ji Woon mengambil replika mobil
diatas meja sengaja menjatuhkanya dan langsung menginjaknya sampai rusak. Ha
Won masuk berteriak kaget melihatnya, Hyun Min terdiam karena ketahuan oleh Ha
Won merusak barang Ji Woon. Keduanya akhirnya duduk disofa bersama.
“Apa kau anak TK? Sebaiknya kau katakan pada Kang
Ji Woon dan minta maaf, saat dia pulang nanti.” Ucap Ha Won
“Kenapa harus melakukanya? Kenapa?” kata Hyun Min terlihat gugup dengan tanganya yang
meraba pinggiran sofa.
“Karena aku melihat apa yang Kau
lakukan!” tegas Ha Won
“Bukan masalah besar jika barang
ini rusak!” ucap Hyun Min menunjuk mobil-mobilan Ji
Woon dengan kakinya.
“Hei. Kau tahu bagaimana cintanya Kang
Ji Woon dengan mobil. Dia akan
anggap ini sebagai pembunuhan” ucap Ha Won melihat
semuanya.
Hyun Min malah semakin mengejek untuk mencari-cari barang
yang harus dihancurkanya. Ha Won memanggil Hyun Min yang akan pergi, lalu
mengatakan kalau Hyun Min bersikap seperti ini karena
Hye Ji karena melihat saat Hye Ji minta Ji Woon untuk berkencan
dengannya
“Tapi tetap saja, seharusnya kau
tidak menyalahkan Ji Woon!” tegas Ha Won
“Kenapa Aku peduli apakah mereka berkencan
atau tidak? “ kata Hyun Min seolah tak peduli.
Ha Won bertanya apakah Hyun Min sungguh-sunggu mengatakanya,
Hyun Min hanya diam. Ha Won pikir itu tak sungguh-sunguh, Hyun Min menyuruh Ha
Won berhenti bicara karena Berapa kali Ha Won sudah menanyakan soal itu yang membuatnya benar-benar merasa kesal.
“Tapi... kenapa kau masuk ke kamar
Ji Woon?” tanya Hyun Min, Ha Won bingung menjawabnya
“Kang
Ji Woon sedang bersama Park Hye Ji sekarang” ucap Hyun Min, Ha Won kaget mengetahuinya dan lalu
membanting kruk dengan kesal saat Hyun Min keluar dari kamar
Ha Won membaringkan tubuhnya disofa dengan wajah sedih,
Seo Woo datang menyapanya dan duduk diatasnya, bertanya apa yang dilakukanya
hari ini karena jadwalnya hanya ada satu tempat saja, jadi mengajak Ha Won
untuk jalan-jalan denganya.
“Hari ini Aku tidak akan
kemana-mana..” kata Ha Won tak punya gairah, Seo Woo
bertanya apakah terjadi sesuatu.
“Apa Kau tahu... Semua laki-laki lebih memilih
gadis yang cantik dan feminin seperti
Hye Ji, kan?” ucap Ha Won langsun duduk, Seo Woo
heran kenapa Ha Won tiba-tiba
saja membicarakan Hye Ji.
“Oh, Aku hanya berpikir apa ada orang
yang menyukai gadis seperti aku” ucap Ha Won
“Tidak ada masalah denganmu! Jika dilihat, Aku
rasa kau lebih cantik dari dia” kata Seo Woo
memujinya.
“Oh, Kau ini!!! Mungkin karena kau sudah lelah
bekerja. Tapi Kau.. memang layak dipuji.” kata Hye Ji tersenyum bahagia dengan memberikan
jempolnya lalu pamit pergi.
Ji Woon mengendarai mobilnya berhenti di lampu merah
sambil mengingat pertanyaan Hye Ji apakah sungguh-sungguh mengatakanya dan Hye
Ji menjawab kalau ia sungguh-sungguh. Ia menghela nafas panjang, lalu matanya
melihat ke arah toko roti yang baru buka, teringat kembali kata-kata Hye Ji.
“Tidak pernah sekalipun Kau
mengkhawatirkanku, atau membelikanku sesuatu yang
lezat!” Ji Woo mengingatnya piki tak peduli dengan Ha Won lalu
menginjak gas karena lampu sudah berubah.
Tuan Kang dan yang lainya berkumpul untuk makan jajamyung
bersama, lalu melihat alas korannya yang berjudul [PRESDIR KANG JONG DU: RAJA REAL ESTATE DI KOREA] sedikit mengeser mangkuknya melihat wajah Presdir Kang.
“Orang-orang di Haneul Group
mungkin punya uang yang banyak, kan?” ucap Tuan Kang pada temanya.
“Oh, tentu saja! Lahan ini juga milik Haneul
Group! “ ucap temanya.
“Ya..
tepat sekali.. Aku yakin mereka punya banyak properti lain yang seperti ini” kata
Tuan Kang melihat gedung yang belum selesai dibangun.
Seo Woo melakukan pemotretan dengan beberapa gayanya,
lalu dimulailah wawancara dengan album Seo Woo yang berjudul “Just Say Love You”
dengan membahas Lagu andalan dari albummu kali
ini judulnya "Pengakuan." Apa Kau menuliskannya karena sedang
memikirkan seseorang. Managernya langsung maju
menjawab kalau tak seperti itu.
“Ah, Kau hanya tidak ingin
mengatakannya, kan? Ayo
kita ambil beberapa gambar dan menyelesaikan wawancara hari ini” kata Si wartawan, Manager pun mengucapkan terimakasih
kembali ketempatnya.
“Oh, ya. Kami sudah menyiapkan hadiah
untuk album terbarumu, Kau ingat bagaimana kau membuat kaligraphi
di album terakhirmu, kan? Letakkan
cangkir panas di atasnya. Jika kau
melakukannya, maka akan muncul beberapa kata” ucap si wartawan memberika tatapan cangkir pada Seo Woo
sebagai hadiah,
Nyonya Ji membawakan minuman dan juga obat, sambil
memarahi Tuan Kang kalau harus meminumnya sehari sekali meskipun ia tidak ada, Tuan Kang mengerti. Nyonya Ji mengancam Jika mengabaikan kesehatannya seperti
ini, maka akan marah. Tuan kang malah mengodanya karena melihat istrinya itu
sedang kesal denganya. Nyonya Ji terlihat masih kesal, Tuan Kang memegang
tangan istrinya ingin merayu, terdengar bunyi ketukan pintu.
Yoon Sung datang bertanya apakah Tuan Kang memanggilnya,
Nyonya Ji menatap Yoon Sung seperti penuh arti. Tuan Kang mengatakan Tidak ada
yang penting lalu memberitahu kalau istrinya itu ada
pertemuan besok.
“Apa kau bisa mengantarkannya?” tanya Tuan Kang, Yoon Sung kaget mendengarnya.
“Kau pasti sangat sibuk. Maafkan
Aku karena menambah pekerjaanmu” kata Nyonya Ji
berseri-seri menatap Nyonya Ji
“Aku belum menemukan orang yang pantas
untuk melayani istriku Jadi
Kau yang mengurusnya sampai Aku mendapatkan orang yang layak.” ucap Tuan Kang memegang tangan istrinya,
“Kau tidak keberatan, kan Sekretaris Lee?” tanya Nyonya Ji. Yoon Sung pun tak bisa menolak perintah dari
Tuan Kang, melihat tangan Nyonya Ji yang dipegang oleh Tuan Kang.
Seo Woo menaruh gelas diatas tatakan dan menuangkan kopi
panas agar bisa melihat tulisanya, lalu menghitung sampai tiga ingin melihat
tulisanya. Ha Won tiba-tiba datang bertanya apa yang dilakukanya. Seo Woo kaget
langsung menumpahkan kopi panasnya.
Ha Won panik bertanya apakah baik-baik saja, Seo Woo
langsung menyembunyikan tatakan gelas dan menutupnya mengatakan kalau baik-baik
saja. Ha Won menahan Seo Woo pergi terlihat khawatir, Seo Woo menyakinkan kalau
ia baik-baik saja segera pergi dari dapur, Ha Won bingung ada apa sebenarnya
dengan Seo Woo yang bersikap seperti itu.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar