PS : All
images credit and content copyright : KBS
Byung Yun menemui seorang nenek yang sedang mengangkat
jemuran sambil bercerita Pada awalnya, ia pikir wanita itu adalah
seorang janda karena hanya tinggal bersama putrinya, tapi kadang-kadang mendengar ada suara
perkelahian dan
beberapa pria datang dan meninggalkan gandum
di pintu.
“Jadi, aku berpikir bahwa orang
itu adalah ayah... tapi
pria itu adalah Hong Gyeong Nae.” Bisik
Nenek
“Pernahkah kau mendengar tentang wanita itu sejak kerusuhan itu?” tanya Byung Yun,
“Ya ampun, aku yakin dia
meninggal. Para
penjaga menggeledah seluruh negara ini untuk menangkapnya Jadi Tidak mungkin dia akan diampuni” cerita si nenek
Byung Yun bertanya apakah Nenek itu tak ingat dengan
anaknya itu. Di belakang semak-semak terlihat anak buah Ui Gyo sedang mencari
tahu uga tentang klan Hong. Nenek itu pikir tak mengingatnya karena masih
kecil, tapi yang ia ingat anak itu memiliki mata yang terang
dan cantik. Byung Yun bertanya siapa nama anak itu,
si nenek mencoba mengingat-ingat dan menyebut nama Ra On.
Pangeran Lee sudah masuk rumah, berkomentar Sepertinya
Feng Shui di rumah PM Kim itu menakjubkan, melihat bahwa pejabat yang tidak
bisa datang ke pertemuan karena sakit dan semua
sudah pulih sekarang adi berpikir
untuk memindahkan pertemuan
partai politik ke rumah PM Ki
daripada mereka harus ke istana.
“Bagaimana pendapatmu tentang itu?” tanya Pangeran Lee menyindir
“Kau harus tahu bahwa pejabat
berkumpul secara terpisah untuk
membahas politik karena
loyalitas mereka kepadamu dan bangsa ini. Tanah ini,
Joseon, sudah berjalan selama 400 tahun di bawah kekuasaan 4 klan. Bagaimanapun juga, ini
untuk membantumu yang
mengabaikan sejarah ini dan
bersikeras mengambil jalanmu sendiri, bukankah tugas kami untuk membantumu... mengambil jalan yang benar?” kata PM Kim
“Bagaimanapun uga , sepertinya "jalan yang
benar" yang kau dan aku pikirkan menuju
arah yang berbeda.” Balas Pangeran Lee dengan
senyuman
“Kalau bunga merah yang cerah
tumbuh di antara hijaunya
hamparan rumput, sudah
menjadi sifat manusia untuk ingin memetik bunga itu.” Ucap PM Kim memberikan perumpaman
“"Kau akan terluka kalau kau
terlalu menonjol?" Apa
itu yang ingin kau katakan?” kata Pangeran Lee
dengan tatapan sinis.
PM Kim pikir kalau Pangeran Lee ingin
memetik bunga itu maka rumput
di sekitarnya akan terinjak terlebih dulu, lalu
mengingatkan Raja memiliki begitu banyak penyesalan setelah kehilangan istrinya 7 tahun yang lalu jadi memperingatkan Pangeran Lee agar Jangan
menganggap kesetiaanknya sebagai
hal yang sia-sia dan kalau memang membutuhkan
bantuan maka datang menemuinya kapanpun.
“Ada pepatah: "Cukup dari
Cincin saja". Melakukan
pekerjaanmu dengan benar bukanlah sesuatu dimana kau harus merasa malu.” Ucap PM Kim, Pangeran Lee hanya menatap dengan mata
berkaca-kaca.
Yoon Sung dan Ha Yeon bertemu disebuah restoran, Ha Yeon bertanya apakah Yoon Sung terkejut
karena tiba-tiba meminta untuk bertemu. Yoon Sung
pikir tidak juga karena merasa yakin Ha Yeon memiliki alasan dan mempersilahkan untuk duduk.
“Meskipun pernikahan ini
dirahasiakan, aku sangat ingin tahu tentang pria yang mungkin akan menjadi suamiku, jadi aku dengan tidak hormat
meminta untuk bertemu.” Akui Ha Yeon
“Jadi, apa rasa penasaranmu sudah
mulai hilang sekarang ?” tanya Yoon Sung
“Ya, tapi... aku khawatir. Untuk menjadi istri seseorang
sebesar dirimu, aku
sangat kurang dalam banyak hal.” Kata Ha Yeon, Yoon
Sung bertanya hal apa yang maksud dibicarakanya.
“Aku dibesarkan sebagai putri
tunggal jadi aku kurang perhatian kepada
orang lain... dan aku
kurang sabar.” Akui Ha Yeon, Yoon Sung tersenyum
berkomentar kalau Itu
sebuah masalah.
“Terlebih lagi, aku lebih suka
membaca buku daripada menjahit... Aku
sudah hafal beberapa cerita rakyat yang mungkin akan membuatmu ketakutan. Orang tuaku sangat khawatir.” Akui Ha Yeon mencoba memperlihatkan sisi buruknya
“Yah, aku tidak sama dengan rumor
yang beredar. Jadi,
jangan khawatir dengan apa pun.” Kata Yoon Sung
Ha Yeon kaget merasa kalau Yoon Sung bisa menerimanya,
Yoon Sung tersenyum mengaku bisa tahu apa yang diinginkan Ha Yeon jadi tidak
perlu khawatir dan tahu apa yang dingin dikatakan Ha
Yeon adalah "Aku tidak ingin menikahimu... tapitakut dengan konsekuensinya
kalau menolak." Ha Yeon binggung lalu
menduga kalau Yoon Sung memiliki
wanita lain di hatinya.
Yoon Sung pikir mereka tidak
melihat perbedaan, Ha Yeon pun bertanya apa yang mereka lakukan sekarang. Yoon Sung pikir
mereka untuk mencari cara membatalkan pernikahan ini
secara damai.
Pangeran Lee pulang melewati pasar, seorang pedagang
memanggilnya agar melihat barangnya, kalau iutu adalah
gelang keabadian yang akan mengikat nasib kalian berdua bersama-sama selamanya. Pangeran Lee bingung apa maksunya Gelang keabadian
“Kalau kau membagi gelang ini
dengan kekasihmu, bahkan
jika kalian berdua berpisah,maka kalian
hanya akan berputar-putar sampai kalian berdua bertemu lagi.” Ucap pedagang. Pangeran Lee ingin mengambilnya saat itu
juga seseorang ingin mengambilnya.
Ha Yeon dan Pangeran Lee menatap kaget dan Ha Yeon pun
melepaskan tanganya dari gelang tak percaya akan bertemu dengannya di tempat seperti ini. Pangeran Lee hanya menatap
dengan senyuman karena pasti merasa dibuat-buat. Ha Yeon heran Pangeran Lee
menatapnya sepert itu.
“Apa ini juga sebuah kebetulan
yang direncanakan?” sindir Pangeran Lee
“Ah,
kali ini benar-benar sebuah kebetulan. Kalau
begitu... ini
benar-benar takdir? Kau
tidak tahu bagaimana caranya berbasa-basi.” Kata Ha
Yeon
Pangeran tak mendengarnya malah melihat ke arah
depanya, melihat sosok Byung Yun yang
sedang dikejar-kejar oleh seseorang dan berusaha menghalangi jalan.
Flash back
Pangeran Lee bertanya apakah Byung Yun sudah
memiliki rencana khusus untuk besok. Byung Yun mengatakan Ada pelatihan untuk
para penjaga, jadi akan berada di tempat pelatihan sepanjang hari besok.
Akhirnya Pangeran Lee pun berlari ke arah Byung Yun, Ha
Yeon mengikuti Pangeran Lee dari belakang. Byung Yun melawan banyak orang
dengan pedangnya, saat itu Pangeran Lee yang hanya melihat ikut di kepung
akhirnya Byung Yun melempar pedangnya.
Pangeran Lee mulai berkelahi dengan pedang dan memegang
Ha Yeon agar tak terkena pukulan. Ha Yeon bisa pindah ke tempat yang aman, lalu
terlihat ketakutan karena berada ditengah-tengah perkelahian.
“Aku akan masuk ke kerumunan
setelah hitungan ke-3, jadi
kau bisa melarikan diri lewat belakang.” Kata Byung
Yun yang saling berpunggungan dengan Pangeran Lee.
Saat hitungan ketiga Pangeran Lee tetap melawan semua
orang yang tak dikenalanya, sampai akhinya hanya satu orang saja masih hidup
memilih untuk pergi. Pangeran Lee menemui Ha Yeon untuk menanyakan kedaaanya.
Ha Yeon yang berjongkok sambil menangis langsung memegang tangan Pangeran Lee.
Wajah Pangeran Lee binggung di pegang tanganya oleh seorang wanita.
“Aku sangat lega bahwa kau aman,
Putra Mahkota.” Ucap Ha Yeon, Pangeran Lee pun
membantunya agar bisa bangun, Saat itu melihat sebuah topeng yang terjatuh
ditanah, lalu memegang erat-erat seperti sudah bisa menebak siapa orangnya.
Byung Yun akan kembali melihat pangeran Lee memegang topengnya kaget dan
memilih untuk bersembunyi lebih dulu.
Pangeran Lee berjalan dengan diam dan Byung Yun
mengikutinya dari belakang. Byung Yun memberanikan diri bertanya alasan
Pangeran Lee yang tidak
bertanya kepadanya. Pangeran Lee bertanya
siapa sebenarnya Byung Yun sampai harus dikejar-kejar oleh banyak orang.
“Kau tidak akan merahasiakannya
kalau itu adalah sesuatu yang bisa
kau beritahukan kepadaku.” Kata Pangeran Lee, Byung
Yun memanggilnya
“Aku ingin sendirian untuk
sementara waktu, kau pergi saja.” Ucap Pangeran
Lee berjalan pergi, tapi kembali membalikan badanya.
“Byung
Yun... Kalau
aku hanya bisa mempercayai satu orang di dunia ini, itu adalah kau... Kau tahu itu kan?” kata Pangeran Lee, Byung Yun hanya diam saja.
Pangeran Lee pergi ke sebuah teman mengingat kembali
perkataan PM Kim “Betapa sedihnya Yang Mulia Raja setelah dia
kehilangan Yang Mulia Ratu tujuh
tahun yang lalu?” lalu saat masih kecil
berbicara pada ayahnya kala sudah
mendengar dari perkataan orang-orang kalau ibunya itu meninggal bukan karena penyakit.
“Siapa orang-orang yang mencoba
untuk menyakiti ibuku?” kata Pangeran Lee, Raja
terlihat sangat marah
“Kau tidak boleh berbicara tentang
hal ini lagi! Apa kau
mengerti?!!” ucap Raja marah
“Ayah, tolong katakan kepadaku... Tolong temukan mereka. Tolong temukan orang-orang yang
menyebabkan penyakit ibu!” kata Pangeran Lee menangis.
Pangeran Lee terdiam dengan menatap sedih kedaaan
sekarang tanpa ibunya.
Ra On masuk ke ruangan bertanya kemana saja Pangeran Lee
dari tadi. Pangeran Lee mengatakan bertemu dengan seseorang
yang sudah lama dirindukan. Ra On penasaran siapa
orangnya. Pangeran Lee menjawab kalau itu ibunya. Ra On bertanya seperti apa
Ratu sebelum meninggal.
“Dia ingin tahu tentang kehidupan
di luar istana dan
merasa jenuh di dalam istana.” Cerita Pangeran Lee,
Ra On berkomentar itu seperti Pangeran Lee saat seperti ini.
“Dia membuat staf kerajaan
menderita karena dia tidak pernah berhenti
bersikap konyol” cerita Pangeran Lee. Ra On yakin
itu memang seperti Pangeran Lee sekarang.
“Tapi dia lebih hangat dan lebih
bijaksana daripada orang lain. Aku
tidak bisa melindunginya, Aku tak bisa melakukanya. Saat
itu aku tahu Bahwa aku
harus menjadi kuat untuk melindungi mereka yang berharga bagiku.” Ucap Pangeran Lee dengan mata berkaca-kaca menatap Ra
On.
“Apa kau sangat khawatir karena
aku menghilang tanpa sepatah kata pun?” ucap
Pangeran Lee berjalan mendekati Ra On, Ra On hanya tertunduk tak bisa
menjawabnya.
“Kau tidak harus mengatakan
sepatah kata pun. Bahkan
berdiri diam seperti ini, bukankah
kau adalah obat penyemangatku?” kata pangeran Lee
sambi menyentil topi Ra On, Ra On hanya bisa menatap Pangeran Lee yang
tersenyum padanya.
Ha Yeon membuat sulaman dari benang membentuknya menjadi
sampul buku yang sangat bagus dan mengingkatanya dengan kain. Esok Pangeran Lee
binggung tiba-tiba Kasim Jang memberikan seperti hadiah, bertanya apa itu.
Kasim Jang mengatakan itu untuk Pangeran Lee dari rumah PM Kim. Pangeran Lee
melihat surat yang diselipkan.
Ra On baru saja menuruni tangga dan melihat Pangeran Lee
keluar dengan membawa bungkusan, Akhirnya ia mengikutinya dan melihat Pangeran
Lee pergi ke taman dan bertemu dengan seorang wanita. Betapa kagetnya Ra On melihat
wanita itu adalah Ha Yeon yang sebelumnya meminta nasehat tentang perjodohan
padanya.
Ra On bersembunyi sambil mengingat cerita Ha Yeon
sebelumnya, “Beberapa waktu yang lalu, dia
menyelamatkanku dari bahaya, mungkinkah ini hal selain
takdir? Aku
berencana untuk secara serius mengungkapkan hatiku yang tulus kepadanya sesuai saranmu.” Ucap
Ha Yeon
Ra On sedih melihat dirinya yang harus mengunakan pakaian
pria tak bisa mengungkapkan perasaanya pada Pangeran Lee. Lalu Pangeran Lee
memberikan hadiah pada Ha Yeon. Ha Yeon bertanya apakah Pangeran Lee tidak senang
dengan hadiahnnya. Pangeran Lee mengatakan kalau
ia bahkan
tidak membukanya jadi tidak
tahu apa yang ada di dalamnya. Ha Yeon merasa Pangeran
Lee sudah menyelamatkan hidupnya. Pangeran Lee pikir itu hanya kebetulan.
“Aku terjaga beberapa malam untuk
membuatnya, karena
kurangnya keterampilan jariku dan
minat dalam menjahit. Aku
terus berpikir tentang kau dan merindukanmu.” Akui Ha
Yeon, Pangeran Lee hanya menatapnya. Ra On melihat keduanya dengan mata
berkaca-kaca menahan tangis dan memilih untuk pergi.
Ra On pergi ke perpustakaan melihat Pangeran Lee yang
sedang membaca. Pangeran Lee tersenyum bisa merasakan kedatangan Ra On, lalu membalikan
badanya. Ra On panik dan buru-buru pergi, Pangeran Lee menghalangi jalannya dengan
berjalan sesuai dengan langkah Ra On.
Pangeran Lee mengoda kalau Ra On itu tidak
ingin satu langkah pun jauh darinya. Ra On
memilih untuk berbalik arah ke jalan yang lain. Pangeran Lee binggung lalu
melihat Ra On kembali membalikan badanya.
“Boleh aku bertanya? Pernahkah kau jatuh cinta dengan
seorang wanita?” tanya Ra On, Pangeran Lee
mengaku pernah.
“Apa Kau memang ssudah pernah? Kapan dan perempuan seperti apa
dia?” tanya Ra On penasaran
“Sekarang.... Seorang wanita yang sangat
cantik.” Akui Pangeran Lee yang tertuju pada Ra On
“Lalu... kenapa kau terus melakukan hal
ini kepadaku? Beberapa
kali dalam sehari... aku
merasa senang, marah dan sakit hati. Itu
sulit bagiku. Aku tidak
seharusnya mempertanyakan atau penasaran tentang.. perasaan apa yang kau miliki
untukku? Meskipun
aku kasim di istana... Bukan
berarti perasaanku adalah milikmu.” Kata Ra On
menahan rasa sedihnya lalu pergi,
Pangeran Lee terdiam dan tak bisa menghentikan langkah Ra On.
Ra On berbaring di alas tidurnya, mengingat saat Pangeran
Lee memberikan sebuah hadiah ke tangan Ha Yeon dan berpikir kalau wanita itu
adalah orang yang disukainya sekarang.
Pangeran Lee terdiam dalam kamarnya mengingat kata-kata
Ra On “ Meskipun aku kasim istana... bukan berarti perasaanku adalah
milikmu.”
Byung Yun mengikuti ayah tiri Ra On dari belakang lalu menyadari
kalau ada orang yan membuntutinya dari belakang. Dengan cepat Byung Yun mencari
jalan lain dan Ayah Tiri Ra On sedang berjalan langsung ditari oleh Byung Yun
dan menyuruhnya agar tak bersuara. Saat itu beberapa orang yang mengikuti Byung
Yu berjalan melewati mereka.
Sementara Pangeran Lee berjalan masuk ka Jahyeodong,
keduanya sempat saling menatap sampai akhirnya Ra On tertunduk menanyakan
kenapa Pangeran Lee datang menemuinya. Pangeran Lee terlihat seperti memegang
sesuatu.
Ayah tiri Ra On melihat pedang yang dibawa Byung Yun,
bertanya apakah ia sedang mencari Ra On dan Bagaimana ia bisa mengetahui nama itu. Byung Yun memastikan kalau Ra On adaalh gadis
yang ditemukannya saat festival lentera sepuluh tahun yang lalu dan
membesarkannya sejak saat itu.
“Aku bukan mencoba untuk menyakiti
dia, tapi melindunginya. Jadi
tolong beritahu aku.” Ucap Byung Yun meyakinkan.
“Terlepas dari apa yang kau coba
lakukan, dia
melarikan diri pada malam hari.” Cerita Ayah tiri Ra On
“Apa kau tahu ke mana dia pergi?” tanya ByungYun, Ayah Tiri Ra On mengaku tak tahu
makanya datang ke tempat ini karena mengira Ra On ada dirumah lamanya. Byung
Yun menatapnya seperti ini melihat apakah orang itu berbohong.
“Kalau orang lain mengunjungimu
untuk mencari keberadaannya, beritahu
mereka bahwa kau tidak tahu.... Ah tidak...
Sebelum itu, lebih baik Larilah. Kau akan berada dalam bahaya di
sini.” pesan Byung yun lalu pamit pergi, Ayah Ra On menahanya
sebelum pergi.
“Tapi.... Tidak akan ada yang terjadi pada
Ra On, kan?” ucap Ayah tiri Ra On khawatir
Pangeran Lee berjalan mendekati Ra On lalu meraih
tanganya, Ra On menariknya bertanya apa yang ingin dilakukanya. Pangeran Lee
memasangkan gelang berwarna pink pada tangan Ra On dan ditanganya sudah
dipasang gelang berwarna biru. Ra On binggung bertanya apa maksudnya Pangeran
Lee memasangkan itu.
“Ini adalah aksesori yang cocok
untuk wanita cantik. Apa
kau tidak melihatnya?” ucap Pangeran Lee
“Kau bilang Seorang...
wanita cantik?” kata Ra On binggung
“Sudah kukatakan aku memiliki
seseorang... Seorang
wanita yang aku cintai... tepat di depanku.” Akui Pangeran
Lee yang sudah mengetahui kalau Ra On
seorang wanita cantik yang dicintainya.
Byung Yun akan pergi, Ayah tiri Ra On memanggilnya memastikan kaalu Byung Yun itu benar-benar
mencari Ra On untuk melindunginya. Byung Yun sedikit menoleh lalu mengangukan kepalanya.
Ayah tiri Ra On menyebut nama Sam Nom, Byung Yun kaget bertanya apa yang
dikatakanya tadi.
“Hong Sam Nom. Dia ada di istana. Dia dijual oleh rentenier untuk melunasi hutang. Aku hanya mendengar itu.” Kata Ayah tiri Ra On, Byung Yun benar-benar kaget
ternyata orang yang dicarinya sangat dekat denganya.
Ra On terlihat shock berjalan mundur, Pangeran Lee menatap
Ra On berkaca-kaca lalu meraih tanganya kembali mengungkapkan akan memperlakukan Ra On sebagai wanita yang paling
berharga, Ra On melongg mendengarnya. Pangeran Lee dengan
senyuman bertanya apakah Ra On tak masalah dengan hal itu. Ra On terdiam
benar-benar kebinggungan.
bersambung ke episode 9
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Seruuuu banget. Akhirnya Young ngakuin juga klo dia ah tau Ra On itu cewek... ditunggu eps selanjutnya ya... semangat dan terima kasih
BalasHapusKenapa si serial love in the moonlight pindah jam tayang jadi malem banget😥😓😓
BalasHapus